Makalah Kodar
-
Upload
naomifetty -
Category
Documents
-
view
34 -
download
17
description
Transcript of Makalah Kodar
MAKALAH
Proses Melaksanakan Ibadah Haji
di Mekkah Saudi Arabia
Disusun oleh :
Kelas XII Bahasa
1. M. Ilyasa Mikal2. Nimas Arum T3. Nina Ristiani4. Ninanir Kumala W5. Novi Puji L6. Nurul H7. Priyoga Dian Mulya8. Retno W
SMA NEGERI 1 KAJENPEKALONGAN
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Makalah yang berjudul “Kontrasepsi Darurat (KONDAR)”dengan baik
tanpa adanya suatu halangan apapun.
Kami menyadari bahwa terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari
bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun
materil. Dalam kesempatan ini perkenankanlah kami menghaturkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. M. Arifin, SKp. Mkep, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Pekajangan
2. Milatun Hanifah, SST , selaku Kepala Prodi Diploma III Kebidanan STIKES
Muhammadiyah Pekajangan
3. Nina Zuhana, SST , selaku dosen pengampu mata kuliah pelayanan KB
4. Semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini yang tidak dapat
disebutkan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak
kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya
dengan segala kerendahan hati, penulis persembahkan makalah ini semoga
bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Pekalongan, April 2010
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................1
B. Tujuan Penulisan ..........................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Kontrasepsi....................................................................................3
B. Pengertian Kontrasepsi Darurat.....................................................3
C. Jenis Kontrasepsi Darurat..............................................................4
D. Cara Kerja Kontrasepsi Darurat....................................................5
E. Efektivitas Kontrasepsi Darurat....................................................6
F. Metode Kontrasepsi Darurat..........................................................7
G. Manfaat Kontrasepsi......................................................................8
H. Keterbatasan Kontrasepsi Darurat.................................................8
I. Indikasi Kontrasepsi Darurat.........................................................9
J. Kontraindikasi Kontrasepsi Darurat..............................................9
K. Efek Samping Kontrasepsi Darurat...............................................10
BAB III PENUTUP...........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di seluruh dunia, per tahunnya sekitar 75 juta perempuan mengalami
kehamilan yang tak diinginkan (KTD). Sekitar setengahnya kemudian akan
berakhir dengan aborsi yang kebanyakan adalah aborsi tidak aman.
Diperkirakan, setengah dari jumlah KTD yang terjadi setiap tahun dapat
dicegah dengan penyebarluasan akses kepada dan pemakaian kontrasepsi
darurat. Dengan demikian EC akan membantu mencegah kebutuhan untuk
aborsi, walaupun EC sendiri bukan suatu cara untuk aborsi.
Kontrasepsi darurat merupakan pelindung yang penting jika
kontrasepsi pil rutin gagal; jika kondom robek, terselip atau lepas atau IUD
terlepas; jika sebuah metode kontrasepsi dipakai dengan cara yang salah; atau
pada hubungan seksual yang tidak direncanakan. Di seluruh dunia, salah satu
dari penggunaan penting kontrasepsi darurat adalah pada kasus-kasus
kekerasan seksual.
Hampir semua alat kontrasepsi mempunyai efektifitas yang tinggi
mencapai 99% apabila digunakan secara benar dan sesuai prosedur. Pada
pasangan yang tidak menginginkan terjadinya kehamilan maka setelah
melakukan hubungan seksual biasanya menggunakan alat kontrasepsi darurat
sebagai alternative yang utama.
Metode yang paling umum, yaitu pil khusus pencegah kehamilan
(PKPK) atau emergency contraceptive pills (ECPs), terdiri dari pemakaian
sejumlah pil kontrasepsi, biasanya yang berisi estrogen (ethynil estradiol) dan
progestin (levonorgestrel atau norgestrel) dalam 72 jam setelah hubungan
seksual yang tidak terlindungi, diikuti dengan dosis berikutnya 12 jam
kemudian. Cara lain adalah dengan pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR)/IUD jenis copper-T dalam waktu lima hari setelah hubungan seks
yang tidak terlindungi alat kontrasepsi apapun.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Penyusunan makalah ini bertujuan agar mahasiswa kebidanan memahami
dan nantinya dapat memberikan pelayanan kontrasepsi darurat sesuai
standar pelayanan kebidanan.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tentang kontrasepsi secara umum.
b. Mengetahui tentang pengertian kontrasepsi darurat.
c. Mengetahui tentang jenis kontrasepsi darurat.
d. Mengetahui tentang cara kerja kontrasepsi darurat.
e. Mengetahui tentang efektivitas kontrasepsi darurat.
f. Mengatahui tentang metode kontrasepsi darurat
g. Mengatahui tentang manfaat kontrasepsi darurat.
h. Mengatahui tentang keterbatasan kontrasepsi darurat.
i. Mengatahui tentang indikasi kontrasepsi darurat.
j. Mengatahui tentang kontraindikasi kontrasepsi darurat.
k. Mengatahui tentang efek samping kontrasepsi darurat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kontrasepsi
Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma
(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke
dinding rahim. Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam kontrasepsi.
Metode dalam kontrasepsi tidak ada satupun yang efektif secara menyeluruh.
Meskipun begitu, beberapa metode dapat lebih efektif dibandingkan metode
lainnya. Efektivitas metode kontrasepsi yang digunakan bergantung pada
kesesuaian pengguna dengan instruksi. Perbedaan keberhasilan metode juga
tergantung pada tipikal penggunaan (yang terkadang tidak konsisten) dan
penggunaan sempurna (mengikuti semua instruksi dengan benar dan tepat).
Perbedaan efektivitas antara penggunaan tipikal dan penggunaan
sempurna menjadi sangat bervariasi antara suatu metode kontrasepsi dengan
metode kontrasepsi yang lain. Sebagai contoh: kontrasepsi oral sangat efektif
bila digunakan secara tepat, tetapi banyak wanita yang sering kali lupa untuk
meminum pilnya secara teratur. Sehingga penggunaan kontrasepsi oral secara
tipikal kurang efektif dibandingkan penggunaan sempurna.
B. Pengertian Kontrasepsi Darurat
Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat mencegah
kehamilan bila digunakan setelah hubungan seksual. Kontrasepsi ini biasa
disebut kontrasepsi pasca senggama atau morning after pill atau morning after
treatment. Sedangkan istilah kontrasepsi seunder atau kontrasepsi darurat
berawal untuk menepis anggapan obat tersebut harus segera digunakan setelah
hubungan seksual atau harus menunggu hingga keesokan harinya. Pil ini
digunakan paling lama 72 jam setelah terjadi hubungan seksual tanpa
kontrasepsi atau metode kontrasepsi yang digunakan gagal. Bila tidak segera
digunakan berarti sudah terlambat sehingga tidak dapat untuk mencegah
kehamilan.
Kontrasepsi darurat dapat mengurangi kemungkinan hamil setelah
terjadi satu kali hubungan seksual tanpa pelindung, termasuk ketika hubungan
seksual tersebut dilakukan mendekati saat ovulasi. Mendekati waktu ovulasi,
peluang terjadinya kehamilan sekitar 8% tanpa kontrasepsi. Semakin cepat
kontrasepsi darurat digunakan, semakin efektif kerjanya. Namun kontrasepsi
darurat ini lebih baik daripada tidak menggunakan sama sekali, meskipun
tetap kurang efektif dibandingkan dengan cara KB yang sudah ada.
C. Jenis Kontrasepsi Darurat
1. Mekanik AKDR Cu
a. Merek dagang : Copper T, Multiload, Nova T.
b. Dosis : 1 kali pemasangan.
c. Waktu pemberian : Dalam 7 hari pasca senggama.
2. Medik Pil
a. Pil Kombinasi dosis tinggi
1) Merek dagang : Microgynon 50, ovral, neogynon, nordiol, eugynon.
2) Dosis : 2 x 2 tablet.
3) Waktu pemberian : dalam waktu 3 hari pasca senggama, dosis kedua
12 jam kemudian.
b. Pil Kombinasi dosis rendah
1) Merek dagang : Microgynon 30, mikrodiol, nordette.
2) Dosis : 2 x 4 tablet.
3) Waktu pemberian : dalam waktu 3 hari pasca senggama, dosis kedua
12 jam kemudian.
c. Pil Progestin
1) Merek dagang : Postinor 2+
2) Dosis : 2 x 1 tablet.
3) Waktu pemberian : dalam waktu 3 hari pasca senggama, dosis kedua
12 jam kemudian.
d. Pil Esterogen
1) Merek dagang : Lynoral, premarin, progynova.
2) Dosis : 2,5 mg/dosis (Lynoral), 10 mg/dosis (Premarin, Progynova).
3) Waktu pemberian : dalam waktu 3 hari pasca senggama, 2 x 1 dosis
selama 5 hari.
e. Pil Mifepriston
1) Merek dagang : RU-486
2) Dosis : 1 x 600 mg
3) Waktu pemberian : dalam waktu 3 hari pasca senggama.
f. Pil Danazol
1) Merek dagang : Danocrine, Azol.
2) Dosis : 2 x 4 tablet.
3) Waktu pemberian : dalam waktu 3 hari pasca senggama, dosis kedua
12 jam kemudian.
D. Cara Kerja Kontrasepsi Darurat
1. AKDR
AKDR menurunkan kemampuan hidup ovum, jumlah sperma yang
mencapai tuba falopii, dan kemampuan sperma membuahi telur. Namun,
karena sering terbukti efektif beberapa hari setelah bersenggama, maka
pemasangan AKDR pasca coitus hampir dipastikan bekerja dengan
menghambat implantasi.
2. After Morning Pil
After morning pill termasuk jenis alat kontrsepsi darurat yang
idealnya hanya di pakai pada kondisi pelaku hubungan seks tidak
menginginkan terjadinya pembuahan . padahal, saat melakukan hubungan
seks mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun baik pil spiral,
susuk atau bahkan kontrasepsi instant seperti kondom.
Kalangan medis juga merekomendasikan agar After morning pill
tidak di rekomendasikan di pakai secara teratur dan sebaiknya hanya di
gunkan pada masa – masa darurat saja. Pola pemakaian yang tepat dan
suai dengan prosedur sangat di perlukan guna menjamin efek tivitas ini.
After morning pill paling umum di konsumsi dalam 2 dosis, dosis
pertama di minum segera mungkin setelah berhubungan seks dalam 72 jam
terakhir dan dosis ke 2 di minum 12 jam kemudian.
E. Efektivitas Kontrasepsi Darurat
Efektivitas kontrasepsi darurat sulit diukur secara akurat. Sebagian
besar wanita tidak yakin benar tentang tanggal menstruasi terakhir dan ovulasi
tidak selalu terjadi pada hari yang sama di setiap siklus mennstruasi. Besar
kemungkinannya bahwa banyak wanita telah bersenggama tanpa perlindungan
lebih dari sekali saat mereka menggunakan kontrasepsi darurat dan sebagian
dari mereka mungkin sebenarnya sudah hamil.
Kehamilan juga dapat terjadi kerena senggama dilakukan setelah
pemakaian kontrasepsi darurat. Pada tahun-tahun terakhir, usaha-usaha untuk
menilai efektivitas kontrasepsi darurat mendasarkan angka kehamilan yang
diharapkan pada data yang dikumpulkan dari wanita yang secara aktif
mencoba untuk hamil dan yang membuat catatan mengenai menstruasi dan
hubungan seksual mereka.
F. Metode Kontrasepsi Darurat
1. Etinilestradiol dan Levonorgestrel
Metode Kontrasepsi Darurat pertama yang dilisensi di inggris ( pada
tahun 1984 ) adalah Schering PC4. Metode ini terdiri atas kombinasi 100
µg etinilestradiol (EE) dan 500µg levonorgestrel (LNG) yang diberikan
dua kali, dengan dosis pertama diminum dalam72 jam setelah
bersenggama dan dosis kedua 12 jam setelah dosis pertama. Schering PC4,
yang sering disebut sebagai regimen Yuzpe berdasarkan nama ahli
ginekologi yang pertama kali menerangkan metode ini, relatif mahal dan
banyak klinik membuat sendiri preparat mereka yang jauh lebih murah dan
mengkombinasikan pil kontrasepsi oral kombinasi (KOK) yang
mengandung jenis dan dosis hormon yang sama (misal, Ovran).
Walaupun KOK tidak dilisensikan untuk tujuan ini, namun praktik
seperti ini sudah meluas dan asalkan pil dimasukan kedalam suatu wadah
dengan petunjuk pemakaian, ha ini tampaknya tidak menimbulkan
masalah mediklegal. Namun, petunjuk terakhir menyatakan bahwa tidak
boleh ada obat yang diberikan oleh perawat apabila obat tersebut
digunakan untuk tujuan yang berbeda dari yang dilisensikan.
2. Levonorgestrel
LNG 0.75 mg diminin 2 kali dengan dua dosis terpisah salama 12
jam dan dosis pertama diminum dalam 72 jam pertama setelah hubungan
seksual sama efektif nya ( mungkin lebih efektif ) dari schering PC4 tetapi
lebih dapat ditoleransi karena tidak adanya estrogen. Salah satu produk
yng sudah dilisensi. Levonelle-2 ( Schering) saat ini sudah tersedia di
inggris.
3. AKDR
Pasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) paska coitus kadang
– kadang digunakan sebagai alternatif untuk kontrasepsi darurat hormon
apabila terdapat kontraindikasi untuk steroid dosis tinggi atau apabila
wanita datang lebih dari 72 jam setelah melakukan hubungan seksual.
Pemasangan AKDR dapat digunakan sampai 5 hari setelah perhitungan
dari ovulasi paling awal yaitu sampai hari kesembilanbelas pada seorang
wanita dengan siklus menstruasi 28 hari.
Dengan demikian apabila hubungan seksual terjadi setelah ovulasi
maka AKDR dapat dipasang lebih dari 5 hari setelah melakukan hubungan
seksual. Pemasangan AKDR adalah suatu prosedur invasif, tidak selalu
dapat diterima oleh seorang wanita yang memerlukan kontrasepsi
pascakoitus (KPK) yang sering berusia masih muda dan nulipara.
AKDR terutama bermanfaat bagi wanita yang ingin melanjutkan metode
ini untuk kontrasepsi panjang.
4. Estrogen
Uji awal tentang Kontrasepsi Darurat hormon yang menggunakan
estrogen dosis tinggi yang diberikan dalam 5 hari ternyata member hasil
sangat efektif tetapi dikaitkan dengan tingginya insidensi mual dan
muntah. Sewaktu diketahui adanya keterkaitan antara estrogen dosis tinggi
dengan adenosis dan keganasan vagina, pendekatan ini ditinggalkan
walaupun kadang – kadang masih digunakan.
G. Manfaat Kontrasepsi Darurat
1. Sangat efektif mencegah kehamilan (tingkat kehamilan < 3%).
2. Jenis AKDR bermanfaat untuk jangka panjang.
3. Dibawah kendali wanita
H. Keterbatasan Kontrasepsi Darurat
1. Pil kombinasi hanya efektif jika digunakan dalam 72 jam sesudah
senggama tanpa perlindungan.
2. Pil kombinasi dapat menyebabkan mual, muntah atau nyeri payudara.
3. AKDR hanya efektif jika dipasang dalam 7 hari pasca senggama.
4. Pemasangan AKDR memerlukan tenaga terlatih dan sebaiknya tidak
digunakan klien yang terpapar dengan resiko PMS.
5. Tidak berfungsi sebagai kontrasepsi dimasa mendatang.
6. Masa menstruasi berikutnya dapat lebih awal atau lebih lambat.
7. mengalami mual muntah.
I. Indikasi Kontrasepsi Darurat
Indikasi kontrasepsi darurat adalah untuk mencegah kehamilan yang
tidak dikehendaki. Kontrasepsi darurat dapat digunakan pada keadaan berikut:
a. Setelah senggama tanpa perlindungan.
b. Kondom yang digunakan bocor, lepas atau salah pmakaian saat senggama.
c. Kontrasepsi diafragma pecah, robek atau diangkat terlalu cepat.
d. Kegagalan senggama terputus, misal ejakulasi di vagina atau pada
genetalia eksterna.
e. Salah menghitung masa subur dan melakukan senggama.
f. AKDR ekspulsi
g. Lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet.
h. Terlambat suntik KB lebih dari 2 minggu.
i. Korban pemerkosaan.
J. Kontra Indikasi Kontrasepsi Darurat
Pada dasarnya tidak memerlukan kontra indikasi terhadap kontrasepsi
darurat. Situasi-situasi yang memerlukan pertimbangan sebelum memberikan
kontrasepsi darurat yaitu:
1. Kehamilan.
2. Pajanan berulang.
3. Kontra indikasi untuk terapi estrogen.
4. Riwayat radang panggul.
K. Efek Samping Kontrasepsi Darurat
1. Hormon
a) Mual dan muntah.
Efek ini terjadi karena tingginya dosis esterogen yang dikandung. Cara
mengatasinya dengan memberikan antiemetic bersama-sama dengan
penggunaan kontrasepsi.
b) Nyeri payudara.
c) Gangguan menstruasi.
Penggunaan metode kontrasepsi darurat jenis hormone juga dapat
menimbulkan gangguan pada menstruasi berikutnya menjadi lebih
banyak dan kadang-kaang lebih nyeri daripada normal. Menstruasi juga
mungkin datang lebih awal atau terlambat.
d) Pusing, lelah dan nyeri kepala.
2. AKDR
a. Pemasangan mungkin sulit dan
menimbulkan nyeri, terutama pada wanita nulipara.
b. Wanita harus mendapat konseling
mengenai resiko infeksi seperti pemasangan AKDR biasa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma
(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke
dinding rahim.
2. Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan
bila digunakan setelah hubungan seksual.
3. Jenis kontrasepsi darurat yaitu Mekanik AKDRCu dan Medic pil
4. Cara kerja
a. AKDR
AKDR menurunkan kemampuan hidup ovum, jumlah sperma yang
mencapai tuba falopii, dan kemampuan sperma membuahi telur.
b. Regimen hormone
Berdasarkan banyak bukti bahwa regimen hormone dapat
menghambat atau menunda ovulasi. Selain itu, juga mengubah
karakteristik mucus serviks, mengganggu transportasi sperma, dan
mencegah pembuahan sel telur yang mengalami ovulasi dalam
beberapa hari setelah penatalaksanaan.
5. Efektivitas kontrasepsi darurat sulit diukur secara akurat. Sebagian besar
wanita tidak yakin benar tentang tanggal menstruasi terakhir dan ovulasi
tidak selalu terjadi pada hari yang sama di setiap siklus mennstruasi.
6. Metode kontrasepsi darurat yaitu Etinilestradiol dan Levonorgestrel,
Levonorgestrel, AKDR dan Estrogen
7. Manfaatnya yaitu Sangat efektif mencegah kehamilan (tingkat kehamilan
< 3%), Jenis AKDR bermanfaat untuk jangka panjang dan Dibawah
kendali wanita
8. Keterbatasan Alat kontrasepsi darurat ini efektif digunakan dalam waktu
tidak lebih dari 72 jam. Efek samping dari KD ini adalah mual muntah
hal ini dikarenakan estrogen yang tinggi.
9. Indikasi kondar yaitu Setelah senggama tanpa perlindungan, Kondom
yang digunakan bocor, lepas atau salah pmakaian saat senggama,
Kontrasepsi diafragma pecah, robek atau diangkat terlalu cepat,
Kegagalan senggama terputus, misal ejakulasi di vagina atau pada
genetalia eksterna, Salah menghitung masa subur dan melakukan
senggama, AKDR ekspulsi, Lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet,
Terlambat suntik KB lebih dari 2 minggu dan Korban pemerkosaan.
10. Kontrandikasi kondar yaitu Kehamilan, Pajanan berulang, Kontra
indikasi untuk terapi estrogen dan Riwayat radang panggul.
11. Efek samping untuk penggunaan Kontrasepsi Darurat Pil mempunyai
efek samping mual, muntah, gangguan siklus mentruasi dan untuk
penggunaan AKDR pemesangan akan menimbulkan rasa nyeri dan pada
wanita yang mempunyai riwayat infeksi panggul akan memperparah
penyakitnya.
B. Saran
1. Bagi pengguna alat kontrasepsi darurat
Pengguna hendaknya mengetahui terlebih dahulu tentang alat kontrasepsi
darurat yang akan di pakai dengan cara bertanya hal apa saja yang ingin
diketahui ke tenaga kesehatan.
2. Bagi tenaga kesehatan
a. Sebagai tenaga kesehatan hendaknya meningkatkan pengetahuannya
tentang kontrasepsi darurat
b. Sebagai tenaga kesehatan hendaknya memberikan pengetahuan tentang
kontrasepsi darurat untuk yang memang membutuhkan.
c. Sebagai tenaga kesehatan sebaiknya tidak memberikan kontrasepsi
darurat untuk orang yang ingin menyalahgunakan fungsi dari alat
kontrasepsi darurat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Everett, suyanne. 2005. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Kesehatan
Reproduksi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Glascer, Anna, dkk. 2002. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Saefuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
http://www.akupercaya.com/love-dating-relationship/17676-kontrasepsi-darurat-
atau-emergency-contraception-ec.html
http://www.scumdoctor.com/Indonesian/birth-control/Emergency-
Contraceptives.html
http://www.kesrepro.info/?q=node/64
http://www.smallcrab.com/seksualitas/472-aneka-ragam-alat-kontrasepsi
http://k4kjeb.wordpress.com/2009/02/02/kontrasepsi-darurat/