Makalah klkk

download Makalah klkk

of 15

description

makalah klkk

Transcript of Makalah klkk

ABSTRAK

Penyakit malaria merupakan penyakit yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama masyarakat di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium sp yang disebarkan oleh nyamuk betina Anopheles sp dan ditularkan dari orang sakit ke orang yang sehat melalui gigitan nyamuk tersebut sebagai vektor malaria. Ada beberapa vektor malaria yaitu Anopheles aconitus, Anopheles sundaicus, Anopheles barbirostris dan Anopheles maculatus. Pemberantasan terhadap vektor malaria yang selama ini dilakukan antara lain dengan cara penyemprotan menggunakan insektisida. Namun cara ini dinilai kurang efektif. Teknologi yang saat ini dikembangkan untuk pengendalian vektor malaria adalah Teknik Serangga Mandul yang menggunakan radiasi Gamma..BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kita tentu sudah sering mendengar tentang penyakit malaria. Penyakit ini disebabkan oleh adanya infeksi parasit Plasmodium sp yang dapat ditularkan dari orang sakit ke orang sehat melalui gigitan nyamuk betina Anopheles sp sebagai vektornya. Tercatat ada 4 spesies parasit penyebab penyakit malaria yaitu Plasmodium ovale, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae dan Plasmodium falciparum. Plasmodium falciparum adalah parasit yang paling ganas karena dapat menyebabkan kematian terutama pada anak anak balita dan ibu hamil.

Penyakit malaria merupakan penyakit yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama masyarakat di dunia karena belum dapat ditangani secara tuntas. Penyakit ini tidak hanya menyerang daerah tropis, tetapi juga menyerang daerah sub tropis di seluruh dunia. Kematian banyak terjadi pada negara negara yang menjadi daerah endemik malaria, antara lain negara negara Asia Tenggara termasuk Indonesia dan India, kemudian Meksiko, Haiti, Amerika Tengah dan negara negara di Afrika.

Di Indonesia sampai saat ini penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi, terutama di daerah Indonesia bagian timur. Di daerah trasmigrasi dimana terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah yang endemis dan tidak endemis malaria, di daerah endemis malaria masih sering terjadi letusan kejadian luar biasa (KLB) malaria. Oleh karena kejadian luar biasa ini menyebabkan insiden rate penyakit malaria masih tinggi di daerah tersebut. Insiden rate ini dapat dikurangi dengan mengobati pasien malaria ini sendiri dan memberantas vektor penyakit ini. B. TUJUAN

1. Tujuan umum

Mengetahui tentang penyakit malaria dan vektornya secara umum.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui penyebaran penyakit malaria.

b. Mengetahui gejala klinis penyakit malaria.

c. Mengetahui pengobatan penyakit malaria.

d. Mengetahui vektor penyebab penyebab penyakit malaria.

e. Mengetahui cara pengendalian vektor malaria.

C. RUMUSAN MASALAH

1. Di daerah mana sajakah kita dapat menemukan penyakit malaria?2. Bagaimana gejala klinis penderita malaria?

3. Bagaimana cara mengobati penderita malaria?

4. Vektor apa yang menjadi pembawa parasit malaria?

5. Bagaimana cara mengendalikan vektor tersebut?

BAB II

PEMBAHASAN Penyakit malaria merupakan penyakit yang sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di dunia dan Indonesia khususnya yang belum bisa ditangani secara tuntas. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium sp yang disebarkan oleh nyamuk betina Anopheles sp dan ditularkan dari orang sakit ke orang yang sehat melalui gigitan nyamuk tersebut sebagai vektor malaria. Tercatat ada 4 spesies parasit penyebab malaria yaitu Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, Plasmodium vivax dan Plasmodium falciparum. Yang terakhir ini yang paling ganas, karena dapat menyebabkan kematian, terutama pada anak-anak dibawah usia lima tahun. Parasit yang ditularkan lewat nyamuk biasanya masuk ke hati dan berubah menjadi merozoites, masuk ke aliran darah, menginfeksi sel darah merah dan berkembang biak. Gejala tiap jenis malaria biasanya berupa meriang, panas dingin menggigil dan keringat dingin. Dalam beberapa kasus yang tidak disertai pengobatan, gejala-gejala ini akan kembali muncul secara periodik.

Terdapat 4 jenis penyakit malaria sesuai dengan parasit yang menginfeksinya yaitu malaria vivaks atau malaria tertiana atau malaria tertiana benigna, malaria kuartana atau malaria malariae, malaria ovale atau malaria tertiana dan malaria falciparum atau malaria tropika. Penamaan penyakit malaria ini berdasarkan pada parasit yang menyebabkannya. Malaria vivaks disebabkan oleh Plasmodium vivax, malaria malariae disebabkan oleh Plasmodium malariae, malaria ovale disebabkan oleh Plasmodium ovale, malaria falciparum disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Di antara semuanya, malaria falciparum adalah yang paling ganas dan dapat menyebabkan kematian.

A. PENYEBARAN MALARIA

Batas dari penyebaran malaria adalah 64LU (RuBia) dan 32LS (Argentina). Ketinggian yang dimungkinkan adalah 400 meter dibawah permukaan laut (Laut mati dan Kenya) dan 2600 meter di atas permukaan laut (Bolivia). Plasmodium vivax mempunyai distribusi geografis yang paling luas, mulai dari derah beriklim dingin, subtropik sampai ke daerah tropik. Plasmodium falciparum jarang sekali terdapat di daerah yang beriklim dingin. Malaria malariae yang disebabkan oleh Plasmodium malariae hampir sama dengan yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum, hanya saja jauh lebih jarang terjadi. Plasmodium ovale pada umunya dijumpai di Afrika di bagian yang beriklim tropik, kadang kadang dijumapi di Pasifik Barat.

Di Indonesia, penyakit malaria tersebar di seluruh pulau dengan derajat endemisitas yang berbeda beda dan dapat terjangkit di daerah dengan ketinggian sampai 1800 meter di atas permukaan laut. Spesies yang terbanyak dijumpai adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Plasmodium malariae banyak dijumpai di Indonesia bagian timur. Plasmodium ovale dijumpai di Irian dan Nusa Tenggara Timur.B. GEJALA KLINIS MALARIA

Gejala umum penyakit malaria adalah demam menggigil secara berkala dan sakit kepala kadang kadang dengan gejala klinis sebagai berikut :

1. Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat.

2. Nafsu makan menurun.

3. Mual mual kadang disertai muntah.

4. Sakit kepala yang terus menerus, khususnya pada infeksi dengan Plasmodium falciparum.5. Dalam keadaan menahum (kronis) gejala di atas disertai pembesaran limpa.

6. Pada malaria berat, gejala di atas disertai dengan kejang.Gejala klasik malaria biasanya terdiri dari 3 stadium yang berurutan yaitu :

1. Stadium Dingin (Cold Stage).

2. Stadium Demam (Hot Stage).

3. Stadium Berkeringat (Sweating Stage).

Ketiga gejala klinis di atas ditemukan pada penderita yang berasal dari daerah non endemis yang mendapat penularan di daerah endemis atau yang pertama kali menderita penyakit malaria.

1. Stadium Dingin.

Stadium ini dimulai dengan menggigil dan perasaan amat dingin. Gigi gemeretak dan penderita biasanya menutup tubuhnya dengan segala macam yang tersedia. Nadi cepat tetapi lemah. Bibir dan jari jemarinya pucat kebiru kebiruan, kulit kering dan pucat. Penderita mungkin muntah dan pada anak anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam.

2. Stadium Demam.

Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar, sakit kepala yang menjadi jadi dan muntah kerap terjadi, nadi menjadi kuat lagi. Suhu badan dapat meningkat hingga 41C atau lebih. Stadium berlangsung antara 2 sampai 4 jam. Demam disebabkan oleh pecahnya skizon darah yang telah matang dan masuknya merozoit ke dalam aliran darah. Pada Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale, skizon skizon dari generasi menjadi matang setiap 48 jam sehingga demam timbul setiap tiga hari terhitung dari serangan demam sebelumnya. Nama malaria tertiana muncul dari fenomena ini. Pada Plasmodium malariae, fenomena tersebut terjadi setiap empat hari sehingga disebut malaria kuartana, begitu juga dengan malaria falciparum. Serangan demam diikuti oleh periode laten yang lamanya tergantung pada proses pertumbuhan parasit dan tingkat kekebalan yang kemudian timbul pada penderita.3. Stadium Berkeringat.

Pada stadium ini, penderita berkeringat banyak sekalisampai sampai tempat tidurnya basah. Suhu badan menurun dengan cepat, kadang kadang sampai di bawah suhu normal. Penderita biasanya dapat tidur nyenyak. Pada saat bangun tidur merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain. Stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4 jam.C. PENGOBATAN MALARIA

Diagnosis malaria dapat ditegakkan melalui beberapa tahapan yaitu : tahap anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Diagnosis pasti malaria harus ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan darah secara mikroskopik atau tes diagnostic cepat. 1. Anamnesis.

Pada anamnesis sangat penting diperhatikan:a. Keluhan utama : demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegalpegal.

b. Riwayat berkunjung dan bermalam 14 minggu yang lalu ke daerah endemic malaria.

c. Riwayat tinggal di daerah endemic malaria.

d. Riwayat sakit malaria.

e. Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir.

f. Riwayat mendapat transfuse darah.2. Pemeriksaan Fisik.

a. Malaria tanpa komplikasi

1. Demam (pengukuran dengan thermometer 37,5C).

2. Konjungtiva atau telapak tangan pucat.

3. Pembesaran limpa (splenomegali).

4. Pembesaran hati (hepatomegali).

b. Malaria dengan komplikasi dapat ditemukan keadaan di bawah ini :

1. Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat.2. Keadaan umum yang lemah (tidak bisa duduk atau berdiri)

3. Kejang-kejang.

4. Panas sangat tinggi.

5. Mata atau tubuh kuning.

3. Pemeriksaan Laboratorium.

a. Pemeriksaan dengan mikroskop.

Pemeriksaan Sediaan Darah (SD) tebal dan tipis di puskesmas/lapangan/rumah sakit untuk menentukan :

1. Ada tidaknya parasit malaria (positif atau ectore).2. Spesies dan stadium Plasmodium.

3. Kepadatan parasit.

b. Pemeriksaan dengan tes diagnostic cepat (Rapid Diagnostic Test) Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria dengan menggunakan metoda imunokromatografi dalam bentuk dipstick. Tes ini sangat bermanfaat pada unit gawat darurat, pada saat terjadi kejadian luar biasa dan di daerah terpencil yang tidak tersedia fasilitas lab serta untuk survey tertentu.

D. VEKTOR MALARIA DI INDONESIA

Indonesia merupakan daerah yang sangat luas yang terdiri dari pulau pulau dari Sabang sampai Merauke. Vektor penyakit malaria di Indonesia adalah nyamuk Anopheles. Anopheles dapat disebut vektor malaria di suatu daerah, apabila spesie Anopheles tersebut di daerah yang bersangkutan telah pernah terbukti positif mengandung sporozoit di dalam kelenjar ludahnya. Di suatu daerah tertentu apabila terdapat vektor malaria dari salah satu spesies nyamuk Anopheles, belum tentu di daerah lain dapat juga mampu menularkan penyakit malaria.

Nyamuk Anopheles dapat dikatakan sebagai vektor malaria apabila memenuhi beberapa persyaratan yaitu :1. Kontaknya dengan manusia cukup besar.

2. Merupakan spesies yang selalu dominan.

3. Anggota populasi pada umumnya berumur cukup panjang, sehingga memungkinkan perkembangan dan pertumbuhan Plasmodium hingga menjadi sporozoit.

4. Di tempat lain terbukti sebagai vektor.

Ada beberapa jenis vektor malaria yang perlu diketahui yaitu :

1. Anopheles aconitus2. Anopheles sundaicus3. Anopheles barbirostris4. Anopheles maculatusNyamuk nyamuk yang menjadi vektor malaria ini akan diuraikan satu-per satu di bawah ini.1. Anopheles aconitus

Anopheles aconitus pertama kali ditemukan oleh Donitz pada tahun 1902. Anopheles aconitus betina lebih sering menghisap darah ternak dibandingkan darah manusia. Perkembangan vektor jenis ini sangat erat hubungannya dengan manusia di mana kandang ternaka yang ditempatkan satu atap dengan rumah penduduk.

Nyamuk ini biasanya aktif menggigit pada malam hari, hamper 80% dari vektor ini bisa dijumpai di luar rumah penduduk antara jam 18.00-22.00. Nyamuk ini mencari mangsa di dalam rumah penduduk, setelah itu biasanya langsung keluar. Nyamuk ini suka hinggap di tempat yang lembab seperti di pinggir-pinggir parit, tebing sungai, dekat air yang selalu basah dan lembab. Tempat peindukan Anopheles aconitus terutama di daerah persawahan dan saluran irigasi. Persawahan yang berteras merupakan tempat yang baik untuk perkembangan nyamuk ini. selain di sawah, jentik nyamuk ini ditemukan pula pada tepi sungai yang airnya mengalir perlahan dan kolam air tawar.2. Anopheles sundaicus Anopheles sundaicus pertama kali ditemukan oleh Rodenwalt pada tahun 1925. Nyamuk ini lebih sering menghisap darah manusia daripada darah hewan. Nyamuk ini aktif menggigit sepanjang malam tetapi paling sering antara pukul 22.00-01.00 dini hari. Pada waktu malam hari, nyamuk masuk ke dalam rumah untuk mencari mangsa, hinggap di dinding baik sebelum maupun sesudah menghisap darah.

Jarak terbang Anopheles sundaicus betina cukup jauh. Pada musim densitas tinggi, masih dijumpai nyamuk betina dalam jumlah cukup banyak di suatu tempat yang berjarak kurang lebih 3 kilometer dari tempat perindukan nyamuk ini.

Anopheles sundaicus biasanya berkembang biak di air payau, yaitu campuran antara air asin dan air tawar, dengan kadar garam optimum antara 12%-18%. Penyebaran jentik di suatu tempat perindukan tidak merata di permukaan air, tetapi terkumpul di tempat-tempat tertutup seperti di antara tanaman air yang mengapung, sampah dan rumput rumput di pinggir sungai ataupun parit.3. Anopheles maculates Anopheles maculates pertama kali ditemukan oleh Theobaldt pada tahun 1901. Nyamuk betuina lebih sering menghisap darah binatang daripada darah manusia. Vektor jenis ini mencari mangsa pada malam hari antara pukul 21.00 hingga pukul 03.00.

Nyamuk ini berkembang biak di daerah pegunungan. Tempat peridukan yang spesifik dari Anopheles maculatus adalah di sungai kecil dengan air jernih, mata air yang mendapat sinar matahari langsung dan di kolam berair jernih. Densitas nyamuk ini tinggi pada musim kemarau dan rendah pada musim hujan karena tempat perindukan hanyut terbawa banjir.4. Anopheles barbirostris Anopheles barbirostris pertama kali ditemukan oleh Van der Wulp pada tahun 1884. Di Sumatera dan Jawa, jenis nyamuk ini jarang dijumapi menggigit manusia tetapi lebih sering menggigit hewan peliharaan. Di daerah Sulawesi, Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur, nyamuk ini lebih sering menggigit manusia daripada hewan. Nyamuk ini biasanya mencari mangsa pada malam hari hingga dini hari berkisar antara pukul 23.00-05.00. frekuensi mencari mangsa tiap 3 hari sekali.

Tempat istirahat nyamuk ini adalah di alam terbuka, paling sering hinggap di pohon-pohon seperti pohon kopi, nanas dan tanaman perdu di sekitar rumah. Tempat berkembang biak (perindukan) nyamuk ini adalah di sawah dengan saluran irigasi, kolam dan rawa-rawa. Penyebaran nyamuk ini erat hubungannya dengan curah hujan di suatu tempat. Dari pengamatan yang dilakukan di Sulawesi Tenggara, Anopheles barbirostris paling banyak dijumpai pada bulan juni.E. PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA

Pengendalian vektor adalah salah satu cara atau strategi memutus rantai penularan malaria, mengurangi laju penularan dari vektor ke manusia, dengan mencegah dan atau mengurangi jumlah kontak nyamuk vektor-parasit-manusia. Pemberantasan terhadap vektor malaria yang selama ini dilakukan antara lain dengan cara penyemprotan menggunakan insektisida. Namun cara ini dinilai kurang efektif karena dapat mengakibatkan matinya flora maupun fauna non target, timbulnya pencemaran lingkungan dan resistensi terhadap insektisida tertentu bahkan sering terjadi resistensi silang yang mengurangi efektifitas pengendalian. Karena upaya pengendalian malaria belum memberikan hasil yang memadai, maka diperlukan cara lain untuk membantu pemberantasan vektor penyakit malaria antara lain dengan Teknik Serangga Mandul (TSM). Teknologi nuklir merupakan salah satu teknologi yang mengalami kemajuan pesat dalam pemanfaatannya pada berbagai sector seperti bidang pertanian dan kesehatan.

Teknologi nuklir adalah teknologi yang memanfaatkan radiasi/radioisotope untuk memecahkan masalah penelitian dan pengembangan karena memiliki sifat kimiawi dan fisis yang sama dengan zat kimia biasa namun mempunyai kelebihan yaitu dapat memancarkan radiasi. Radiasi Gamma dan Neutron dapat dimanfaatkan untuk pengendalian vektor penyakit melalui teknik TSM. Factor yang berpengaruh terhadap proses kemandulan pada nyamuk adalah terjadinya infekunditas (tidak dapat menghasilkan telur), inaktivasi sperma, mutasi letal dominan, aspermia, dan ketidakmampuan kawin dari serangga jantan atau betina. Radiasi dapat mengurangi jumlah telur yang disebabkan karena tidak terjadinya proses oogenesis sehingga tidak terbentuk oogenia atau telur. Aspermia dapat menyebabkan kemandulan karena radiasi merusak spermatogenesis sehingga tidak terbentuk sperma. Inaktivasi sperma juga dapat menyebabkan kemandulan karena sperma tidak mampu bergerak untuk membuahi sel telur. Factor penyebab kemandulan lain adalah ketidakmampuan kawin. Hal ini disebabkan oleh karena radiasi merusak sel-sel somatic saluran genitalia interna sehingga tidak terjadi pembuahan sel telur. Untuk mendapatkan vektor mandul dengan radiasi maka perlakuan radiasi paling tepat dilakukan pada stadium pupa, karena stadium ini merupakan tahap perkembangan di mana terjadi transformasi organ muda menjadi dewasa. Prinsip dasar mekanisme kemandulan ini selanjutnya dikembangkan sebagai dasar pengembangan teknik pengendalian vektor yang disebut Teknik Serangga Mandul. BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Penyakit malaria merupakan penyakit yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama masyarakat di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium sp yang disebarkan oleh nyamuk betina Anopheles sp dan ditularkan dari orang sakit ke orang yang sehat melalui gigitan nyamuk tersebut sebagai vektor malaria.2. Ada beberapa jenis vektor malaria yang perlu diketahui yaitu :

a. Anopheles aconitusb. Anopheles sundaicusc. Anopheles barbirostrisd. Anopheles maculatus3. Pemberantasan terhadap vektor malaria yang selama ini dilakukan antara lain dengan cara penyemprotan menggunakan insektisida. Namun cara ini dinilai kurang efektif.4. Teknologi yang saat ini dikembangkan untuk pengendalian vektor malaria adalah Teknik Serangga Mandul yang menggunakan radiasi Gamma. Cara ini dinilai cukup efektif untuk mengendalikan vektor malaria.B. SARAN

Untuk mengurangi angka kejadian malaria, kita perlu meningkatkan kerja sama antara berbagai pihak. Pemerintah dan mayarakat harus bekerja sama secara aktif dalam memusnahkan breeding place, memutus siklus hidup nyamuk hingga memelihara kebersihan lingkungan sehingga nyamuk tidak dapat berkembang biak.DAFTAR PUSTAKASarudji, H.Didik, M.sc. Prof.2008. Kesehatan Lingkungan. Media Ilmu.

Harijanto PN,2000. Malaria: Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi klinis dan Penanganan. Jakarta: EGC.

http://cetak.bangkapos.com/opini/read/360/Bebaskan+Diri+dari+Malariahttp://fharmacy.blogspot.com/2009/04/pengendalian-vektor-malaria-dan-data.html

http://muslimpinang.wordpress.com/2008/08/17/epidemiologi-dan-pemberantasan-malaria/

http://nhc.batan.go.id/nurhayati2.php

http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=8557

http://www.malukuprov.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=65:malaria&catid=47:kesehatan&Itemid=11

15