makalah kimia lingkungan
-
Upload
paulina-s-widarti -
Category
Documents
-
view
91 -
download
0
description
Transcript of makalah kimia lingkungan
1. Pendahuluan
Pencemaran sungai disebabkan oleh limbah industri maupun limbah
rumah tangga yang dibuang tanpa pengolahan terlebih dahulu ke badan air
permukaan/sungai. Terjadinya pencemaran sungai, disebabkan karena air limbah
yang dibuang ke sungai sudah melampaui batas, sebagaimana yang dipersyaratkan
dalam Peraturan Pemerintah 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air. Dengan banyaknya pencemaran yang terjadi
di sungai, akan menimbulkan dampak bagi manusia dan lingkungan yang
menanfaatkan sungai tersebut, salah satu kasusnya adalah mengenai kasus
kematian massal ikan akibat pencemaran yang terjadi di Kali Surabaya.
Peristiwa pencemaran pada Kali Surabaya, salah satunya adalah terjadinya
kematian massal ikan (Gambar 1) yang diduga akibat pencemaran limbah ratusan
industri yang berdiri di sepanjang bantaran Kali Surabaya, dimana pada kawasan
hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas ada sekitar 65 industri. Dari pantauan
Tempo, ikan-ikan ini mati mengambang mulai kawasan Waru Gunung, Driyorejo,
hingga kawasan Wringin Anom, Kabupaten Gresik (Tempo, Sabtu, 26 Mei 2012).
Data dari Lembaga Kajian Lingkungan dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton)
menunjukkan, pada Jumat, 25 Mei 2012, di sekitar kawasan Gempol Kerep,
Kabupaten Mojokerto, ditemukan 892.712 ekor ikan yang terdiri dari 11 Spesies
ikan yang mati mengambang. Kematian ikan itu menjadi indikator bahwa kualitas
air Kali Surabaya menurun. (www.mongabay.co.id).
Banyaknya ikan yang mati tersebut, disebabkan karena di sepanjang aliran
sungai ditemukan banyak ditemukan limbah tetes tebu yang berasal dari pabrik
gula. Berdasarkan data Kompas, 8 Juni 2012, dari hasil uji laboratorium, contoh
air dari tempat pembuangan PG GK memiliki kadar (Biological Oxigen
Demand/BOD) 2.742 miligram per liter, jauh melebihi standar baku 60 miligram
per liter. Kadar (Chemical Oxigen Demand/COD) mencapai 5.533 miligram per
liter, atau di atas standar baku 100 miligram per liter. (Kompas, 8 Juni 2012).
Berdasarkan data dari BPLHD 2002 diketahui bahwa, Kali Surabaya
menunjukkan penurunan kualitas air. Berdasarkan data tersebut, diketahui telah
terjadi 9 kali peristiwa ratusan ikan mati di Kali Surabaya, yang disebabkan
1
karena rendahnya debit air dan tingginya volume buangan air limbah industri
yang menyebabkan rendahnya Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen).
Gambar 1. Kasus Banyaknya Ikan yang Mati Mengambang di Kali Surabaya.
(http://www.sorotnews.com/berita/view/tercemar-limbah-industri.202.html)
2. Spesi/Senyawa Kimia
Kasus pencemaran yang terjadi di Kali Surabaya diakibatkan oleh
limbah organik dari industri gula yang berupa limbah cair dari berbagai
proses produksi, dan limbah tetes tebu/molasses. Berikut penjelasan tentang
masing – masing limbah tersebut:
a) Limbah cair
Sumber utama air limbah adalah air pendingin pada kondensor
barometik, air proses dari pencucian pada penghilangan warna,
pencucian endapan saringan tekan, dan air cuci lantai dan alat, yang
mempunyai laju alir lebih rendah tetapi mempunyai nilai BOD yang
tinggi dan padatan tersuspensi yang kadar organiknya relatif rendah.
Air limbah yang terkumpul mempunyai BOD yang berkisar dari 300
sampai 2000 mg/l dan TSS dari 200 sampai 800 mg/l. (Anwar, dkk,
2001). Bahan organik tersebut mempunyai spesi kimia yaitu C, H, dan
O.
2
b) Limbah tetes/molasses
Limbah tetes merupakan limbah cair yang berasal dari proses
kristalisasi gula tebu/pemisahan sirup low grade yang telah dilakukan
berulang-ulang sehingga gula dalam sirup tersebut tidak dapat
dikristalkan lagi. Pada pemrosesan gula, tetes yang dihasilkan sekitar
5 – 6 % tebu. Tetes masih mengandung gula, tetapi sangat tidak layak
untuk dikonsumsi karena mengandung kotoran yang membahayakan
kesehatan. Limbah tetes mengandung belerang (S), karena melalui
penguapan bertingkat, sehingga mempunyai derajat keasaman yang
tinggi. Limbah tersebut juga mengandung BOD dan COD yang tinggi
langsung dibuang ke badan air permukaan (Kali Surabaya) tanpa
melalui pengolahan terlebih dahulu. Dengan meningkatnya bahan
organik, menyebabkan penipisan oksigen dalam air (DO terlarut) yang
mengakibatkan banyak ikan mati. (Anwar, dkk, 2001).
3. Pathway/rute
Pencemaran akibat limbah industri dan limbah cair domestik (aktivitas
rumah tangga) dapat menyebabkan pencemaran sungai dan air tanah, yang
selanjutnya akan dapat menimbulkan dampak bagi manusia yang berasal dari
pemanfaatan air sungai dan air tanah untuk kegiatan manusia seperti pertanian
(irigasi lahan pertanian), peternakan, air baku air minum (air baku PDAM,
maupun sumur warga). Pathway pencemar sampai ke manusia dapat dilihat pada
Gambar 2.
3
Gambar 2. Pathway Limbah sampai ke Manusia
Pathways limbah cair dari industri gula sampai ke badan air permukaan
adalah sebagai berikut:
Industri gula membuang efluen limbah cair langsung ke badan air permukaan
(Kali Surabaya) tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu menyebabkan DO
menurun secara drastis dan menyebabkan banyak ikan yang mati
4
Limbah Industri
Limbah Domestik
Sungai
Air Tanah
Irigasi Sumber Baku Air minum
Pertanian
Perikanan
Manusia
Air pada badan air permukaan (kali Surabaya) digunakan sebagai air baku
untuk PDAM (2 intake di Karangpilang dan Ngagel)
Dengan air baku yang mengandung bahan organik yang tinggi tersebut
menyebabkan PDAM hasil memberikan bahan aditif atau penambahan aerasi
untuk menghilangkan kandungan bahan organik tersebut
Air sungai digunakan juga oleh manusia untuk aktivitas domestik maupun
untuk kegiatan pertanian (irigasi lahan)
5
4. Dampak Pencemaran terhadap Manusia dan Lingkungan
a. Dampak terhadap Manusia
Air Kali Surabaya digunakan sebagai sumber air baku bagi
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo.
Apabila air tersebut tercemar menyebabkan bahaya bagi kualitas air bersih
yang dihasilkan, dan menimbulkan resiko terhadap proses pengolahan air
bersih di PDAM. Sehingga PDAM Surabaya harus melakukan antisipasi
dengan cara melakukan penambahan zat aditif yang diperlukan untuk
menambah oksigen dalam air yang terkontaminasi limbah, menambah
pemakaian bahan aditif untuk menghilangkan keruh dan bau.
b. Dampak terhadap Lingkungan
Kandungan bahan organik yang tinggi menyebabkan penurunan
DO secara drastis yang menyebabkan kematian ikan secara masal.
Banyaknya ikan yang mati tersebut menyebabkan pencemaran lingkungan
seperti bau yang busuk dan merusak estetika lingkungan.
5. Analisa pencegahan dan solusinya
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah maupun lembaga swadaya
masyarakat yang peduli akan lingkungan. Upaya pemulihan kualitas lingkungan
harus dilakukan secara terpadu dengan melibatkan seluruh pihak terkait yang
melakukan aktivitas yang mempengaruhi kualitas air Kali Surabaya seperti:
1) Pada kejadian kematian ikan secara missal, dianggap sebagai peristiwa
perusakan lingkungan, karena terjadi kemusnahan spesies-spesies langka
di Kali Surabaya. Kali Surabaya juga dimanfaatkan sebagai sumber air
baku PDAM Kota Gresik dan PDAM Kota Surabaya. Oleh karena
pencemaran dapat berdampak pada proses pengolahan air minum PDAM,
sehingga kualitas air sungai harus dijaga. Karena limbah cair yang dibuang
akan bisa mengkontaminasi bahan baku air minum bagi manusia.
2) Kali Surabaya selama ini digunakan sebagai sarana pembuangan limbah
domestik dan limbah industri. Berdasarkan hasil penghitungan daya
6
tampung beban pencemaran yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan
Hidup Tahun 2006 menyebutkan bahwa Kali Surabaya hanya mampu
menampung 35 ton beban limbah organik, namun faktanya kini setiap hari
Kali Surabaya dibuangi lebih dari 75 ton beban limbah organik. Beban ini
bertambah berat dengan banyaknya industri yang berdiri di wilayah
Wringin Anom dan maraknya bangunan-bangunan baru di bantaran kali
Surabaya, terdapat lebih dari 7000 bangunan liar. (www.mongabay.co.id).
Sehingga penambahan sedikit saja limbah ke Kali Surabaya maka akan
terjadi ketidakseimbangan ekosistem, salah satu indikatornya adalah
kematian massal ikan. Berdasarkan peristiwa tersebut, pemerintah beserta
masyarakat dan kalangan pengusaha di sekitar Kali Surabaya harus
meningkatkan kesadaran akan pentingnya Kali Surabaya bagi ekosistem.
3) Penerapan peraturan tentang baku mutu efluen harus ditingkatkan.
Selama ini penetapan baku mutu mengacu pada SK Gub No. 45 Tahun
2002 tentang baku mutu limbah cair, yang ditetapkan dengan
pertimbangan kemampuan industri dan pertimbangan teknologi
pengolahan limbah cair. Seharusnya batas parameter air limbah yang
dibuang dibuat sesuai dengan kemampuan media lingkungan yang akan
dijadikan tempat pembuangan/badan air permukaan.
4) Penetapan kawasan hulu Kali Surabaya menjadi kawasan suaka perairan
dan upaya restorasi ekosistem Kali Surabaya.
Penetapan kawasan hulu Kali Surabaya menjadi kawasan suaka perairan
dilakukan dengan melakukan sosialisasi larangan pemanfaatan lahan
bantaran Kali Surabaya dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap
lingkungan. Upaya restorasi ekosistem Kali Surabaya dilakukan melalui
pemulihan ikan asli Kali Surabaya dengan membangun sarana
pembenihan/pembibitan, restorasi bantaran dan edukasi masyarakat di
DAS Kali Surabaya.
5) Meningkatkan pengawasan dan pemantauan rutin pada industri di
sepanjang Kali Surabaya (tidak hanya terbatas pada industri prioritas
Prokasih dan Proper saja).
7
6) Mewajibkan kepada pihak industri untuk membangun instalasi pengolahan
limbah secara individu atau melakukan pengendalian pencemaran air
secara gabungan (kluster) bagi industri dengan lokasi berdekatan yang
secara teknis dapat dilaksanakan
7) Penghentian produksi dari industri yang membuang limbah ke sungai
sampai IPAL industri tersebut berfungsi kembali.
8) Melakukan kegiatan sensus serangga, dengan tujuan memonitoring
kualitas air sungai terhadap pencemar dengan melihat keberadaan serangga
yang hidup di air sungai. Kegiatan ini dilakukan oleh pelajar di berbagai
sekolah di Surabaya. Kegiatan ini dipromotori oleh Ecoton, Lembaga
Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah yang telah dimulai sejak
2007. Dari sensus itu serangga yang didapat kemudian didata. Jenis
serangga yang ada dalam kali ikut menentukan kualitas air kali tersebut.
(www.mongabay.co.id).
8
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, E.K, Kuswanda, Tris Eryando, dan Dewi, dkk.2001. Pemanfaatan Limbah
Pabrik Gula Tebu sebaagi Upaya Meningkatkan Kesuburan
Lahan. Laporan Akhir Kerjasama BAPEDAL dan Lembaga Pengabdian
Kepada Masyarakat Universitas Indonesia dan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanah dan Agroklimat.
Wihardandi, Aji, 2012. Pabrik Gula Cemari Surabaya, Ecoton Minta Kementerian
BUMN Tanggung Jawab, http://www.mongabay.co.id/2012/06/26/pabrik-
gula-cemari-surabaya-ecoton-inta-kementerian-bumn-tanggung-jawab/#
ixzz2DDaZyUJR, diakses 25 November 2012.
Koran Tempo, Ribuan Ikan Kembali Mati Mengambang di Kali Surabaya, Sabtu,
26 Mei 2012, http://www.tempo.co/read/news/2012/05/26/206406321/
Ribuan-Ikan-Kembali-Mati-Mengambang-di-Kali-Surabaya, diakses 25
November 2012.
Kompas online. PG Gempolkerep Dipaksa Stop Produksi, Jumat, 8 Juni 2012,
http://regional.kompas.com/read/2012/06/08/03313096/PG.Gempolkerep.
Dipaksa.Stop.Produksi, diakses 25 November 2012.
http://www.sorotnews.com/berita/view/tercemar-limbah-industri.202.html
9