Makalah Kimia Dasar 1 Aluminium
-
Upload
jenrinaldo-silaen -
Category
Documents
-
view
311 -
download
3
description
Transcript of Makalah Kimia Dasar 1 Aluminium
MAKALAH KIMIA DASAR I
“PROFIL Aluminium(Al)”
Disusun oleh:
Jenrinaldo Yohanes Silaen
NIM: DBD 115 034
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah
memberikan kasih serta karunia-Nya kepada penyusun sehingga
penyusun berhasil menyelesaikan makalah ini yang Puji Tuhan
selesai tepat pada waktunya yang berjudul “PROFIL
ALUMINIUM(Al)
Makalah ini berisikan tentang Profil Aluminium(Al).
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua mengenai Profil Aluminium(Al). Penyusun menyadari bahwa
Makalah ini masih jauh dari kata sempura, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun diharapkan dalam
menyempurnakan Makalah ini
Akhir kata, penyusun sampaikan terima kasih. Terutama kepada Ibu
Dra. Rulli Meilawati, M.Pd. Yang telah membimbing dan membina
mata kuliah Kimia Dasar I. Semoga Tuhan YME memberkati segala
usaha kita. Amin.
Palangka Raya, 7 Oktober 2015
Jenrinaldo Yohanes Silaen
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................i
DAFTAR
ISI....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Profil Aluminium(Al)..................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................
DAFTAR
PUTASTAKA...............................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan nilai tambah sumber daya mineral Indonesia baru saja menjadi awal
topik aktual dengan diisyahkan UU-Minerba oleh DPR-RI pada 16 Desember
2008 yang menggantikan UU-Pertambangan Umum yang telah berusia lebih dari
40 tahun. Semangat yang ditunjukkan untuk tidak sekedar “menjual tanah air”
dan europhia otonomi daerah mewarnai penyusunan UU-Minerba ini, membuat
pemangku kepentingan harus mempersiapkan diri memasuki era baru ekstraksif
metalurgi. Perjalanan sejarah penelitian dan industri ekstaktif metalurgi di
Indonesia telah banyak mengalami peningkatan penguasaan dan adaptasi
teknologi. Kemampuan merancang dan membangun berbagai tanur peleburan
seperti untuk emas, timah dan besi merupakan hasil karya bangsa ini.
Keberadaan mineral aluminium(Al) sebagai mineral ikutan yang sangat potensial
dan merupakan komponen penting. Keberadan aluminium(Al) di Indonesia telah
lama dikenal sejak lama dan dapat dijadikan sumber pendapatan negara.
1.1 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain:
a. Memberikan informasi tentang profil aluminium(Al).
b. Untuk mengetahui kegunaan aluminium(Al).
c. Dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak tertentu yang memerlukan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al dan nomor atomnya
adalah 13. Aluminium adalah logam yang paling banyak terdapat di kerak bumi,
dan unsur ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon. Aluminium terdapat di
kerak bumi sebanyak kira-kira 8,07% hingga 8,23% dari seluruh massa padat
dari kerak bumi, dengan produksi tahunan dunia sekitar 30 juta ton pertahun
dalam bentuk bauksit dan bebatuan lain (corrundum, gibbsite, boehmite,
diaspore, dan lain-lain). Sulit menemukan aluminium murni di alam karena
aluminium merupakan logam yang cukup reaktif.
Aluminium murni adalah logam yang lunak, tahan lama, ringan, dan dapat
ditempa dengan penampilan luar bervariasi antara keperakan hingga abu-abu,
tergantung kekasaran permukaannya. Aluminium murni 100% tidak memiliki
kandungan unsur apapun selain aluminium itu sendiri, namun aluminium murni
yang dijual di pasaran tidak pernah mengandung 100% aluminium, melainkan
selalu ada pengotor yang terkandung di dalamnya.
2
Pengotor yang mungkin berada di dalam aluminium murni biasanya adalah
gelembung gas di dalam yang masuk akibat proses peleburan dan
pendinginan/pengecoran yang tidak sempurna, material cetakan akibat kualitas
cetakan yang tidak baik, atau pengotor lainnya akibat kualitas bahan baku yang
tidak baik (misalnya pada proses daur ulang aluminium). Umumnya, aluminium
murni yang dijual di pasaran adalah aluminium murni 99%, misalnya aluminium
foil.
Aluminium terdapat dalam penggunaan aditif makanan, antasida, buffered
aspirin, astringents, semprotan hidung, antiprespirant, air minum, knalpot mobil,
asap tembakau, penggunaan aluminium foil, peralatan masak, kaleng, keramik
dan kembang api.
Aluminium ditemukan oleh Sir Humprey Davy dalam tahun 1809 sebagai suatu
unsur dan pertama kali direduksi sebagai logam oleh H. C. Oersted pada tahun
1825. Secara industri Paul Heroult di Perancis dan C. M. Hall di Amerika
Serikat secara terpsah telah memperoleh logam aluminum dari alumina dengan
cara elektrolisa dari garamnya yang terfusi. Sampai sekarang proses Heroult Hall
masih dipakai untuk memproduksi aluminium.
Sumber Alumunium(Al)
- Aluminium merupakan logam yang paling banyak ditemukan di kerak
bumi (8.1%), tetapi tidak pernah ditemukan secara bebas di alam. Selain
pada mineral yang telah disebut di atas, ia juga ditemukan di granit dan
mineral-mineral lainnya. Aluminium ada di alam dalam bentuk silikat
maupun oksida, yaitu antara lain:
3
- Sebagai silikat misal feldspar, tanah liat dan mika.
- Sebagai oksida anhidrat misal kurondum (untuk amril).
- Sebagai hidrat misal bauksit.
- Sebagai florida misal kriolit.
Sifat – sifat Aluminium(Al)
Sifat-sifat penting yang dimiliki aluminium sehingga banyak digunakan sebagai
material teknik adalah sebagai berikut:
- Berat jenisnya ringan (hanya 2,7 gr/cm³, sedangkan besi ± 8,1 gr/ cm³)
- Tahan korosi. Sifat bahan korosi dari aluminium diperoleh karena
terbentuknya lapisan aluminium oksida (Al2O3) pada permukaan
aluminium (fenomena pasivasi). Pasivasi adalah pembentukan lapisan
pelindung akibat reaksi logam terhadap komponen udara sehingga
lapisan tersebut melindungi lapisan dalam logam dari korosi. Lapisan ini
membuat Al tahan korosi tetapi sekaligus sukar dilas, karena perbedaan
melting point (titik lebur).
- Penghantar listrik dan panas yang baik. Aluminium juga merupakan
konduktor panas dan elektrik yang baik. Jika dibandingkan dengan
massanya, aluminium memiliki keunggulan dibandingkan dengan
tembaga, yang saat ini merupakan logam konduktor panas dan listrik
yang cukup baik, namun cukup berat.
- Mudah di fabrikasi/ditempa. Sifat lain yang menguntungkan dari
aluminium adalah sangat mudah difabrikasi, dapat dituang (dicor)
dengan cara penuangan apapun. Dapat deforming dengan cara: rolling,
drawing, forging, extrusi dll. Menjadi bentuk yang rumit sekalipun.
4
- Kekuatannya rendah tetapi pemaduan (alloying) kekuatannya bisa
ditingkatkan. Kekuatan dan kekerasan aluminium tidak begitu tinggi
dengan pemaduan dan heat treatment dapat ditingkatkan kekuatan dan
kekerasannya.
- Kekuatan mekanik meningkat dengan penambahan Cu, Mg, Si, Mn, Zn
dan Ni.
- Sifat elastisnya yang sangat rendah, hampir tidak dapat diperbaiki baik
dengan pemaduan maupun dengan heat treatment.
Ciri-ciri umum
Nama : Aluminium
Lambang : Al
Nomor Atom : 13
Gologan : 13
Periode : IIIA
Blok : P
Massa Atom Standar : 26.9815386
Konfigurasi Elektron : [Ne] 3s2 3p1
Fase : Solid
Kekerasan : 2.75 Mosh
Massa Jenis : 2.70 g.cm-3
Titik Lebur : 660.320C
Titik Didih : 25190C
Kalor Peleburan : 10.71 Kj.mol-1
Kalor Penguapan : 294.0 Kj.mol-1
Bilangan Oksidasi : 3, 2, 1
Elektronegativitas : 1.61 (Skala Pauling)
5
Jari-jari Atom : 143 pm
Jari-jari Kovalen : 121±4 pm
Jari-jari Van der Waals : 184 pm
Struktur Kristal : face-centered cubic
Pembenahan Magnetik : Paramagnetik
Modulus Young : 70 GPa
Modulus Shear : 26 GPa
Bulk Modulus : 76 GPa
Rasi Poisson : 0.35
Kekerasan Viker : 167 MPa
Kekerasan Brinell : 245 Mpa
Kekuatan tensil
Kekuatan tensil adalah besar tegangan yang didapatkan ketika dilakukan
pengujian tensil. Kekuatan tensil ditunjukkan oleh nilai tertinggi dari tegangan
pada kurva tegangan-regangan hasil pengujian, dan biasanya terjadi ketika
terjadinya necking. Kekuatan tensil bukanlah ukuran kekuatan yang sebenarnya
dapat terjadi di lapangan, namun dapat dijadikan sebagai suatu acuan terhadap
kekuatan bahan.
Kekuatan tensil pada aluminium murni pada berbagai perlakuan umumnya
sangat rendah, yaitu sekitar 90 MPa, sehingga untuk penggunaan yang
memerlukan kekuatan tensil yang tinggi, aluminium perlu dipadukan. Dengan
dipadukan dengan logam lain, ditambah dengan berbagai perlakuan termal,
aluminium paduan akan memiliki kekuatan tensil hingga 580 MPa (paduan
7075).
6
Kekerasan
Kekerasan gabungan dari berbagai sifat yang terdapat dalam suatu bahan yang
mencegah terjadinya suatu deformasi terhadap bahan tersebut ketika
diaplikasikan suatu gaya. Kekerasan suatu bahan dipengaruhi oleh elastisitas,
plastisitas, viskoelastisitas, kekuatan tensil, ductility, dan sebagainya. Kekerasan
dapat diuji dan diukur dengan berbagai metode. Yang paling umum adalah
metode Brinnel, Vickers, Mohs, dan Rockwell. Kekerasan bahan aluminium
murni sangatlah kecil, yaitu sekitar 65 skala Brinnel, sehingga dengan sedikit
gaya saja dapat mengubah bentuk logam. Untuk kebutuhan aplikasi yang
membutuhkan kekerasan, aluminium perlu dipadukan dengan logam lain
dan/atau diberi perlakuan termal atau fisik. Aluminium dengan 4,4% Cu dan
diperlakukan quenching, lalu disimpan pada temperatur tinggi dapat memiliki
tingkat kekerasan Brinnel sebesar 135.
Ductility
Ductility didefinisikan sebagai sifat mekanis dari suatu bahan untuk
menerangkan seberapa jauh bahan dapat diubah bentuknya secara plastis tanpa
terjadinya retakan. Dalam suatu pengujian tensil, ductility ditunjukkan dengan
bentuk neckingnya; material dengan ductility yang tinggi akan mengalami
necking yang sangat sempit, sedangkan bahan yang memiliki ductility rendah,
hampir tidak mengalami necking. Sedangkan dalam hasil pengujian tensil,
ductility diukur dengan skala yang disebut elongasi. Elongasi adalah seberapa
besar pertambahan panjang suatu bahan ketika dilakukan uji kekuatan tensil.
Elongasi ditulis dalam persentase pertambahan panjang per panjang awal bahan
yang diujikan.
7
Aluminium murni memiliki ductility yang tinggi. Aluminium paduan memiliki
ductility yang bervariasi, tergantung konsentrasi paduannya, namun pada
umumnya memiliki ductility yang lebih rendah dari pada aluminium murni,
karena ductility berbanding terbalik dengan kekuatan tensil, serta hampir semua
aluminum paduan memiliki kekuatan tensil yang lebih tinggi dari pada
aluminium murni.
Sifat Kimia
- Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan
alumunium oksida. Reaksinya berlangsung relatif lambat karena adanya
lapisan alumunium oksida pada logamnya, membentuk oksida yang lebih
banyak selama reaksi.
- Alumunium akan terbakar dalam oksigen jika bentuknya serbuk,
sebaliknya lapisan oksidanya yang kuat pada alumunium cenderung
menghambat reaksi. Jika kita taburkan serbuk alumunium ke dalam nyala
bunsen, maka akan kita dapatkan percikan. Alumunium oksida yang
berwana putih akan terbentuk.
- Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor
kering di atas alumunium foil yang dipanaskan sepanjang tabung.
Alumunium terbakar dalam aliran klor menghasilkan alumunium klorida
yang kuning sangat pucat. Alumunium klorida ini dapat menyublim
(berubah dari padatan ke gas dan kembali lagi) dan terkumpul di bagian
bawah tabung saat didinginkan.
8
Proses Pemurnian Refinery Pembuatan Aluminium
Pembuatan Aluminium terjadi dalam dua tahap:1. Proses Bayer merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk
memperoleh aluminium oksida (alumina), dan2. Proses Hall-Heroult merupakan proses peleburan aluminium oksida
untuk menghasilkan aluminium murni.
Proses Bayer
Al2O3
Bijih bauksit mengandung 50-60% Al2O3 yang bercampur dengan zat-zat pengotor terutama Fe2O3 dan SiO2. Untuk memisahkan Al2O3 dari zat-zat yang tidak dikehendaki, kita memanfaatkan sifat amfoter dari Al2O3.
Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utama dalam bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3, dan TiO2. Caranya adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH),
Al2O3(s) + 2 NaOH(aq) + 3 H2O(l) 2 NaAl(OH)4(aq)
Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut. Pengotor-pengotor dapat dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya aluminium diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO2 dan pengenceran.
2 NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) 2 Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)
Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu dipanaskan sehingga diperoleh aluminium oksida murni (Al2O3)
2 Al(OH)3(s) Al2O3(s) + 3 H2O(g)
9
Proses Hall-Heroult
Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui proses elektrolisis menurut proses Hall-Heroult. Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode. Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu 950 °C. Sebagai anode digunakan batang grafit.
Setelah diperoleh Al2O3 murni, maka proses selanjutnya adalah elektrolisis leburan Al2O3. Pada elektrolisis ini Al2O3 dicampur dengan CaF2 dan 2-8% kriolit (Na3AlF6) yang berfungsi untuk menurunkan titik lebur Al2O3 (titik lebur Al2O3 murni mencapai 2000 °C), campuran tersebut akan melebur pada suhu antara 850-950 °C. Anode dan katodenya terbuat dari grafit. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Al2O3(l) 2 Al3(l) + 3 O2-(l)
Anode (+) : 3 O2- (l) 3/2 O2(g) + 6e−
Katode (-) : 2 Al3(l) + 6e- + 2 Al(l)
Reaksi sel : 2 Al3 + 3 O2-(l) 2 Al(l) + 3/2 O2(g)
Peleburan alumina menjadi aluminium logam terjadi dalam tong baja yang disebut pot reduksi atau sel elektrolisis. Bagian bawah pot dilapisi dengan karbon, yang bertindak sebagai suatu elektroda (konduktor arus listrik) dari sistem. Secara umum pada proses ini, leburan alumina dielektrolisis, dimana lelehan tersebut dicampur dengan lelehan elektrolit kriolit dan CaF2 di dalam pot dimana pada pot tersebut terikat serangkaian batang karbon dibagian atas pot sebagai katoda. Karbon anoda berada dibagian bawah pot sebagai lapisan pot, dengan aliran arus kuat 5-10 V antara anoda dan katodanya proses elektrolisis terjadi. Tetapi, arus listrik dapat diperbesar sesuai keperluan, seperti dalam keperluan industri. Alumina mengalami pemutusan ikatan akibat elektrolisis, lelehan aluminium akan menuju kebawah pot, yang secara berkala akan ditampung menuju cetakan berbentuk silinder atau lempengan. Masing – masing pot dapat menghasilkan 66.000-110.000 ton aluminium per tahun. Secara umum, 4 ton bauksit akan menghasilkan 2 ton alumina, yang nantinya akan menghasilkan 1 ton aluminium.
10
Daur ulang Aluminium
Salah satu keuntungan aluminium lainnya adalah mampu didaur ulang tanpa
mengalami sedikitpun kehilangan kualitas. Proses daur ulang tidak mengubah
struktur aluminium, daur ulang terhadap aluminium dapat dilakukan berkali-kali.
Mendaur ulang aluminium hanya mengkonsumsi energi sebesar 5% dari yang
digunakan dalam memproduksi aluminium dari bahan tambang. Di Eropa,
terutama negara Skandinavia, 95% aluminium yang beredar merupakan bahan
hasil daur ulang. Proses daur ulang aluminium berawal dari kegiatan meleburkan
dengan pemanasan suhu tinggi beberapa sampah aluminium. Hal ini akan
menghasilkan endapan. Endapan ini dapat diekstraksi ulang untuk mendapatkan
aluminium, dan limbah yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan
campuran aspal dan beton karena merupakan limbah yang berbahaya bagi alam.
Sebagai produk utama dihasilkan alumunium yang meleleh kemudian dicetak
kembali untuk dikomersialkan.
Klasifikasi Alumunium dan Penggolongan Paduannya
Aluminium Murni
Aluminium 99% tanpa tambahan logam paduan apapun dan dicetak dalam
keadaan biasa, hanya memiliki kekuatan tensil sebesar 90 MPa, terlalu lunak
untuk penggunaan yang luas sehingga seringkali aluminium dipadukan dengan
logam lain.
Aluminium Paduan
Elemen paduan yang umum digunakan pada aluminium adalah silikon,
magnesium, tembaga, seng, mangan, dan juga lithium sebelum tahun 1970.
11
Secara umum, penambahan logam paduan hingga konsentrasi tertentu akan
meningkatkan kekuatan tensil dan kekerasan, serta menurunkan titik lebur. Jika
melebihi konsentrasi tersebut, umumnya titik lebur akan naik disertai
meningkatnya kerapuhan akibat terbentuknya senyawa, kristal, atau granula
dalam logam, namun, kekuatan bahan paduan aluminium tidak hanya
bergantung pada konsentrasi logam paduannya saja, tetapi juga bagaimana
proses perlakuannya hingga aluminium siap digunakan, apakah dengan
penempaan, perlakuan panas, penyimpanan, dan sebagainya.
Paduan Aluminium-Silikon
Paduan aluminium dengan silikon hingga 15% akan memberikan kekerasan dan
kekuatan tensil yang cukup besar, hingga mencapai 525 MPa pada aluminium
paduan yang dihasilkan pada perlakuan panas. Jika konsentrasi silikon lebih
tinggi dari 15%, tingkat kerapuhan logam akan meningkat secara drastis akibat
terbentuknya kristal granula silika.
Paduan Aluminium-Magnesium
Keberadaan magnesium hingga 15,35% dapat menurunkan titik lebur logam
paduan yang cukup drastis, dari 660 oC hingga 450 oC. Namun, hal ini tidak
menjadikan aluminium paduan dapat ditempa menggunakan panas dengan
mudah karena korosi akan terjadi padasuhu di atas 60 oC. Keberadaan
magnesium juga menjadikan logam paduan dapat bekerja dengan baik pada
temperatur yang sangat rendah, di mana kebanyakan logam akan mengalami
failure pada temperatur tersebut.
12
Paduan Aluminium-Tembaga
Paduan aluminium-tembaga juga menghasilkan sifat yang keras dan kuat, namun
rapuh. Umumnya, untuk kepentingan penempaan, paduan tidak boleh memiliki
konsentrasi tembaga di atas 5,6% karena akan membentuk senyawa CuAl2
dalam logam yang menjadikan logam rapuh.
Paduan Aluminium-Mangan
Penambahan mangan memiliki akan berefek pada sifat dapat dilakukan
pengerasan tegangan dengan mudah (work-hardening) sehingga didapatkan
logam paduan dengan kekuatan tensil yang tinggi namun tidak terlalu rapuh.
Selain itu, penambahan mangan akan meningkatkan titik lebur paduan
aluminium.
Paduan Aluminium-Seng
Paduan aluminium dengan seng merupakan paduan yang paling terkenal karena
merupakan bahan pembuat badan dan sayap pesawat terbang. Paduan ini
memiliki kekuatan tertinggi dibandingkan paduan lainnya, aluminium dengan
5,5% seng dapat memiliki kekuatan tensil sebesar 580 MPa dengan elongasi
sebesar 11% dalam setiap 50 mm bahan. Bandingkan dengan aluminium dengan
1% magnesium yang memiliki kekuatan tensil sebesar 410 MPa namun memiliki
elongasi sebesar 6% setiap 50 mm bahan.
13
Paduan Aluminium-Lithium
Lithium menjadikan paduan aluminium mengalami pengurangan massa jenis
dan peningkatan modulus elastisitas; hingga konsentrasi sebesar 4% lithium,
setiap penambahan 1% lithium akan mengurangi massa jenis paduan sebanyak
3% dan peningkatan modulus elastisitas sebesar 5%. Namun aluminium-lithium
tidak lagi diproduksi akibat tingkat reaktivitas lithium yang tinggi yang dapat
meningkatkan biaya keselamatan kerja.
Paduan Aluminium-Skandium
Penambahan skandium ke aluminium membatasi pemuaian yang terjadi pada
paduan, baik ketika pengelasan maupun ketika paduan berada di lingkungan
yang panas. Paduan ini semakin jarang diproduksi, karena terdapat paduan lain
yang lebih murah dan lebih mudah diproduksi dengan karakteristik yang sama,
yaitu paduan titanium. Paduan Al-Sc pernah digunakan sebagai bahan pembuat
pesawat tempur Rusia, MIG, dengan konsentrasi Sc antara 0,1-0,5%.
Paduan Aluminium-Besi
Besi (Fe) juga kerap kali muncul dalam aluminium paduan sebagai suatu
"kecelakaan". Kehadiran besi umumnya terjadi ketika pengecoran dengan
menggunakan cetakan besi yang tidak dilapisi batuan kapur atau keramik. Efek
kehadiran Fe dalam paduan adalah berkurangnya kekuatan tensil secara
signifikan, namun diikuti dengan penambahan kekerasan dalam jumlah yang
sangat kecil. Dalam paduan 10% silikon, keberadaan Fe sebesar 2,08%
mengurangi kekuatan tensil dari 217 hingga 78 MPa, dan menambah skala
Brinnel dari 62 hingga 70. Hal ini terjadi akibat terbentuknya kristal Fe-Al-X,
dengan X adalah paduan utama aluminium selain Fe.
14
Paduan Alnico
Alnico merupakan paduan yang tersusun dari aluminium (Al), nikel (Ni), dan
kobalt (Co), dengan penambahan besi, tembaga dan kadang titanium. Alnico
mengandung 8-12% Al, 15-26% Ni, 5-24% Co, lebih dari 6% Cu, lebih dari 1%
Ti dan sisanya adalah Fe. Kegunaan utama dari paduan alnico adalah sebagai
magnet.
Paduan Duralumin
Duralumin (juga disebut duraluminum, duraluminium, atau dural) adalah nama
dagang dari salah satu tipe dari paduan aluminium. Paduan utamanya terdiri dari
tembaga, mangan, dan magnesium. Paduan yang paling umum digunakan adalah
tipe AA2024, yang mengandung 4,4% tembaga, 1,5% magnesium, 0,6% mangan
dan 93,5% aluminium. Besar yield strength adalah 450 MPa, dengan variasi
yang bergantung pada komposisi dan temper.
Meskipun penambahan tembaga memperbaiki kekuatan, penambahan tembaga
juga membuat paduan ini mudah terkorosi.
Paduan Silumin
Silumin adalah paduan aluminium yang mengandung silicon sekitar 4% dan
22%. Silumin memiliki ketahanan korosi yang tinggi, sehingga silumin sangat
bermanfaat dalam peralatan basah. Penambahan silicon pada aluminium juga
membuat silumin lebih cair.
Silumin sangat baik kecairannya, mempunyai permukaan yang bagus, tanpa
kegetasan panas, sangat baik untuk paduan coran, dan koefisien pemuaian yang
kecil.
15
Koefisien pemuaian termal silumin sangat rendah oleh karena itu paduannya pun
mempunyai koefisien yang rendah apabila ditambah Si lebih banyak.
Aluminium paduan jenis memiliki biaya produksi yang lebih tinggi karena
memerlukan teknik khusus dalam pembentukannya hingga aluminium siap
untuk dipakai. Teknik ini akan menghasilkan paduan dengan kekuatan tensil
yang cukup tinggi, yaitu di atas 400 MPa, sehingga pengurangan massa dapat
dilakukan untuk mengurangi biaya dan mendapatkan kekuatan yang sesuai untuk
aplikasi tertentu.
Perlakuan termal yang umum dilakukan adalah:
- Pengerjaan logam dengan menggunakan panas (misal: hot extrusion)
- Memanaskan logam hingga mendekati titik leburnya, lalu didinginkan
secara perlahan. Proses ini disebut annealing, dan menghasilkan logam
yang lunak.
- Pendinginan dengan cepat, baik dengan menggunakan es, air dingin,
ataupun air mendidih sesuai kebutuhan. Proses ini dinamakan quenching.
- Disimpan pada temperatur tertentu (umumnya mendekati titik leburnya)
selama beberapa lama (antara 1 jam hingga 40 hari). Proses ini disebut
artificial age hardening.
Perlakuan termal dapat berupa kombinasi nomor dua, tiga, dan empat, namun
ada juga yang melakukan penyimpanan selama beberapa lama pada suhu kamar
setelah quenching sebelum siap digunakan. Ada juga yang ditempa pada suhu
kamar sebelum disimpan pada suhu tinggi.
Penyimpanan pada suhu tinggi bermanfaat untuk meningkatkan kekerasan dan
kekuatan tensil. Nilai peningkatan kekuatan tensil dapat mencapai tiga kalinya
jika dibandingkan dengan aluminium paduan tanpa perlakuan termal.
16
Pengkodean aluminium tempa berdasarkan International Alloy Designation
System adalah sebagai berikut:
- Seri 1xxx merupakan aluminium murni dengan kandungan minimun
99,00% aluminium berdasarkan beratnya.
- Seri 2xxx adalah paduan dengan tembaga. Terdiri dari paduan bernomor
2010 hingga 2029.
- Seri 3xxx adalah paduan dengan mangan. Terdiri dari paduan bernomor
3003 hingga 3009.
- Seri 4xxx adalah paduan dengan silikon. Terdiri dari paduan bernomor
4030 hingga 4039
- Seri 5xxx adalah paduan dengan magnesium. Terdiri dari paduan dengan
nomor 5050 hingga 5086.
- Seri 6xxx adalah paduan dengan silikon dan magnesium. Terdiri dari
paduan dengan nomor 6061 hingga 6069
- Seri 7xxx adalah paduan dengan seng. Terdiri dari paduan dengan nomor
7070 hingga 7079.
- Seri 8xxx adalah paduan dengan lithium.
Perlu diperhatikan bahwa pengkodean aluminium untuk keperluan penempaan
seperti di ats tidak berdasarkan pada komposisi paduannya, tetapi berdasarkan
pada sistem pengkodean terdahulu, yaitu sistem Alcoa yang menggunakan
urutan 1 sampai 79 dengan akhiran S, sehingga dua digit di belakang setiap kode
pada pengkodean di atas diberi angka sesuai urutan Alcoa terdahulu.
Pengecualian ada pada paduan magnesium dan lithium.
17
Pengkodean untuk aluminium cor berdasarkan Aluminium Association adalah
sebagai berikut:
- Seri 1xx.x adalah aluminium dengan kandungan minimal 99%
aluminium
- Seri 2xx.x adalah paduan dengan tembaga
- Seri 3xx.x adalah paduan dengan silikon, tembaga dan magnesium
- Seri 4xx.x adalah paduan dengan silikon
- Seri 5xx.x adalah paduan dengan magnesium
- Seri 7xx.x adalah paduan dengan seng
- Seri 8xx.x adalah paduan dengan lithium
Perlu diperhatikan bahwa pada digit kedua dan ketiga menunjukkan persentase
aluminiumnya, sedangkan digit terakhir setelah titik adalah keterangan apakah
aluminium dicor setelah dilakukan pelelehan pada produk aslinya, atau dicor
segera setelah aluminium cair dengan paduan tertentu. Ditulis hanya dengan dua
angka, yaitu 1 atau 0.
Klasifikasi aluminium pada Standar Nasional Indonesia tidak berdasarkan pada
konsentrasi paduan maupun perlakuannya. Klasifikasi aluminium paduan pada
Standar Nasional Indonesia didasarkan pada aplikasi aluminium tersebut.
Berikut ini adalah contoh penomoran aluminium pada Standar Nasional
Indonesia:
- 03-2583-1989 aluminium lembaran bergelombang untuk atap dan
dinding
- 07-0417-1989 ekstrusi aluminium paduan
- 03-0573-1989 jendela aluminium paduan
- .07-0603-1989 aluminium ekstrusi untuk arsitektur
- 07-0733-1989 ingot aluminium primer
18
- 07-0734-1989 aluminium ekstrusi untuk arsitektur, terlapis bahan
anodisasi
- 07-0828-1989 ingot aluminium sekunder
- 07-0829-1989 ingot aluminium paduan untuk cor
- 07-0851-1989 plat dan lembaran aluminium
- 07-0957-1989 aluminium foil dan paduannya
- 04-1061-1989 kawat aluminium untuk penghantar listrik
Terdapat 84 produk aluminium yang terdaftar dalam Sistem Informasi Standar
Nasional Indonesia, berupa aluminium murni dan paduannya, senyawa
aluminium, bahkan petunjuk teknis pembuatan aluminium dan aplikasinya juga
merupakan produk terdaftar di SNI.
Aplikasi atau Kegunaan Alumunium
Aluminium adalah logam non-besi yang paling banyak digunakan di seluruh
dunia. Produksi global dunia pada tahun 2005 mencapai 31,9 juta ton, melebihi
produksi semua logam non-besi lainnya. Ada beberapa kegunaan umum dari
alumunium yaitu sebagai berikut :
- Aluminium memiliki rasio kekuatan terhadap massa yang paling tinggi,
sehingga banyak digunakan sebagai bahan pembuat pesawat dan roket.
Aluminium juga dapat menjadi reflektor yang baik; lapisan aluminium
murni dapat memantulkan 92% cahaya.
- Aluminium murni, saat ini jarang digunakan karena terlalu lunak.
Penggunaan aluminium murni yang paling luas adalah aluminium foil
(92-99% aluminium).
19
Aluminium Foil
- Paduan aluminium-magnesium umumnya digunakan sebagai bahan
pembuat badan kapal. Paduan lainnya akan mudah mengalami korosi
ketika berhadapan dengan larutan alkali seperti air laut.
- Pesawat terbang, dibuat dengan menggunakan paduan 7075, Al-Zn.
Pesawat Terbang
- Paduan aluminium-tembaga-lithium digunakan sebagai bahan pembuat
tangki bahan bakar pada pesawat ulang-alik milik NASA
- Uang logam juga terbuat dari aluminium yang diperkeras. Hingga saat
ini, sulit dicari apa bahan paduan uang pembuat uang logam berwarna
putih keperakan ini, kemungkinan dirahasiakan untuk mencegah
pemalsuan uang logam.
20
- Velg mobil juga menggunakan bahan aluminium yang dipadu dengan
magnesium, silicon, atau keduanya, dan dibuat dengan cara ekstrusi atau
dicor.
Velg Mobil
- Beberapa jenis roda gigi menggunakan paduan Al-Cu. Penggunaan
paduan Cu untuk mendapatkan tingkat kekerasan yang cukup dan
memperpanjang usia benda akibat fatigue.
- Sektor pembangunan perumahan, untuk kusen pintu dan jendela.
Kusen Pintu
21
- Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenis produk.
Kemasan Minuman
- Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang
kerajinan.
Panci Aluminium
- Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi
(III) oksida, digunakan untuk mengelas baja ditempat, misalnya untuk
menyambung rel kereta api.
- Pembuatan Tawas (K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O). Tawas digunakan untuk
menjernihkan air pada pengolahan air minum.
Tawas
22
- Pembuatan Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3.18H2O) digunakan untuk
industri kertas dan karton, pewarna pada industri tekstil, dan pemadam
kebakaran jenis busa. (bila dicampur dengan NaHCO3 dan zat
pengemulsi).
Aluminium Sulfat
Dampak dan Penanggulangan Bahaya alumunium bagi manusia
Dampak yang ditimbulkan akibat terpapar serbuk alumunium yaitu sebagai
berikut :
- Kerusakan pada sistem saraf pusat
- Kerusakan Paru-paru
- Demensia (Menurunnya kekuatan intelektual otak)
- Kehilangan memori ingatan
- Kelesuan
- Gemetar berat
23
Penanggulangan yang bisa dilakukan terhadap bahaya diatas yaitu :
- Terapi farmakologis seperti menggunakan obat asetilkolinesterase
inhibitor, vitamin dan antioksidan
- Sesegera Minum air sebanyak mungkin ketika bahan yang mengandung
alumunium tertelan
- Menggunakan obat hirup (Ventolin Inhaler)
- Meminum obat levodopa, bromokriptin, pergolid, selegilin atau
antikolinergik
Dampak dan Penanggulangan bahaya alumunium bagi Lingkungan
Dampak lingkungan yang terjadi akibat tercemar oleh alumunium diantaranya :
Pencemaran kehidupan air
Ion alumunium bereaksi dengan protein dalam insang ikan dan embrio katak
yang mengakibatkan kematian. Hewan seperti burung atau bahkan manusia yang
memakan ikan tersebut juga akan otomatis terkontaminasi.
Pencemaran udara
Debu alumunium mudah terhisap oleh burung, serangga, atau manusia yang
mengakibatkan berat badan turun drastis, penurunan aktivitas hingga terjadi
kematian.
24
Pencemaran tanah
Alumunium terakumulasi dalam air tanah yang akan merusak akar tanaman dan
mencemari bagian dalam tanaman sehingga bila ada hewan atau manusia yang
memakan tanaman tersebut maka akan terpapar secara tidak langsung. Selain itu
alumunium juga dapat mengurangi kadar posfat karena ion alumunium bereaksi
dengan ion posfat, sehingga organisme-organisme tanah akan kekurangan fosfat
sebagai protein yang akan menyebabkan kemtaian organisme tersebut.
Penanggulangan lingkungan yang dapat dilakukan diantaranya sebagai berikut :
- Bioremoval atau penambahan biomassa/mikroorganisme yang dapat
mengurangi kandungan logam dalam air
- Penyaringan air menggunakan filter mangan zeolit dan filter karbon aktif
yang dilengkapi dengan filter cartridge dan sterilisator Ultra Violet untuk
menangkap segala bentuk ion logam berbahaya dalam air
- Perebusan tanaman dengan NaCl dan asam asetat konsentrasi rendah
yang akan menetralisir kandungan logam dalam tanaman.
Kelemahan dan kelebihan aluminium dibanding kayu
Kelebihan aluminium dibangding kayu yaitu:
Bebas rayap dan tidak keropos, warna tidak akan luntur, tidak perlu di cat ulang,
kedap air, udara dan suara, sifat bahan yang lentur dan ulet serta pemasangan
yang mudah dan cepat.
25
Kelemahan aluminium yaitu:
Keterbatasan untuk ukuran tinggi dan lebar(untuk ukuran diluar normal) kuran
1.5-2 meter. Pemakaian kusen, pintu dan jendela aluminium pada rumah tinggal
terkesan kurang alamiah, harganya relatif mahal, terbatas dalam warna dan tidak
kuat dalam menahan beban.
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada abad ke-19, sebelum ditemukannya proses elektrolisis, aluminium
hanya bisa didapatkan dari bauksit dengan proses kimia wohler. Aluminium
adalah logam yang berwarna putih perak dan tergolong ringan yang
mempunyai massa jenis 2,7 gr cm3. Aluminium merupakan elemen yang
berjumlah sekitar 8% dari seluruh komposisi bumi dan paling berlimpah
ketiga. Aluminium terdapat dalam penggunaan aditif makanan, antasida,
buffered aspirin, astrigents, semprotan hidung, antiprespirant, air minum,
knalpot mobil, asap tembakau, penggunaan aluminium foil, peralatan
masak, kaleng, keramik dan kembang api.
26
DAFTAR PUSTAKA
http://webmineral.com/data/Aluminium.shtml 07 Oktober
2015
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Aluminium 07 Oktober 2015
http://putrarajawali76.blogspot.com/2013/02/makalah-
aluminium.html 07 Oktober 2015
27