makalah kia

23
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perlindungan anak di bidang kesehatan diselenggarakan melalui ber pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi anak termasuk untuk bayi baru lahir kesehatan untuk bayi baru lahir merupakan salah satu program kesehatan anak ya untuk menjamin kelangsungan hidup , tumbuh kembang anak secaraoptimaldan perlindungan khusus dari kekerasan dan diskriminasi. Hal ini dilakukan mewujudkan anak Indonesia yang sehat , cerdas ceria, berahlaq mulia dan terlin modal dasar bagi pembangunan bangsa. fokus utama pelayanan kesehatan masih dit pada upaya penurunan kematian bayi, prevalensi balita gizi kurang, dan prevale lahir rendah (BBLR) yang masih tinggi. Ibu dan anak terutama bayi baru lahir m kelompok masyarakat yang rentan dan perlu mendapat perhatian serius dari pemer masyarakat, karena masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian (AKB) di Indonesia dimana Angka Kematian Bayi Baru Lahir mencapai 2/3 dari tot Kematian Bayi. Hingga saat ini sudah banyak program-program pembangunan kesehatan di In yang ditujukan pada penanggulangan masalah-masalah kesehatan ibu dan anak.Pada dasarnya program-program tersebut lebih menitik beratkan pada upaya-upa angka kematian bayi dan anak, angka kelahiran kasar dan angka kematian ibu. Ha dari hasil-hasil survei yang menunjukkan penurunan angka kematian bayi dan ana kelahiran kasar. Namun tidak demikian halnya dengan angka kematian ib selama dua dekade ini tidak menunjukkan penurunan yang berarti. SKRT 1994 menu hahwa MMR sebesar 400 450 per 100.000 persalinan. Selain angka kematian, masalah kesehatan ibu dan anak juga meny kesakitan atau morbiditas. Penyakit-penyakit tertentu seperti ISPA, dia sering diderita oleh bayi dan anak acap kali berakhir dengan kematian. Demikia peryakit-penyakit yang diderita oleh ibu hamil seperti anemia, hipertensi, hep lain dapat membawa resiko kematian ketika akan, sedang atau setelah persalinan

Transcript of makalah kia

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Perlindungan anak di bidang kesehatan diselenggarakan melalui berbagai upaya pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi anak termasuk untuk bayi baru lahir. Pelayanan kesehatan untuk bayi baru lahir merupakan salah satu program kesehatan anak yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup , tumbuh kembang anak secara optimal dan perlindungan khusus dari kekerasan dan diskriminasi. Hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan anak Indonesia yang sehat , cerdas ceria, berahlaq mulia dan terlindungi sebagai modal dasar bagi pembangunan bangsa. fokus utama pelayanan kesehatan masih ditujukan pada upaya penurunan kematian bayi, prevalensi balita gizi kurang, dan prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) yang masih tinggi. Ibu dan anak terutama bayi baru lahir merupakan kelompok masyarakat yang rentan dan perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat, karena masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia dimana Angka Kematian Bayi Baru Lahir mencapai 2/3 dari total Angka Kematian Bayi. Hingga saat ini sudah banyak program-program pembangunan kesehatan di Indonesia yang ditujukan pada penanggulangan masalah-masalah kesehatan ibu dan anak. Pada dasarnya program-program tersebut lebih menitik beratkan pada upaya-upaya penurunan angka kematian bayi dan anak, angka kelahiran kasar dan angka kematian ibu. Hal ini terbukti dari hasil-hasil survei yang menunjukkan penurunan angka kematian bayi dan anak, angka kelahiran kasar. Namun tidak demikian halnya dengan angka kematian ibu (MMR) yang selama dua dekade ini tidak menunjukkan penurunan yang berarti. SKRT 1994 menunjukkan hahwa MMR sebesar 400 450 per 100.000 persalinan. Selain angka kematian, masalah kesehatan ibu dan anak juga menyangkut angka kesakitan atau morbiditas. Penyakit-penyakit tertentu seperti ISPA, diare dan tetanus yang sering diderita oleh bayi dan anak acap kali berakhir dengan kematian. Demikian pula dengan peryakit-penyakit yang diderita oleh ibu hamil seperti anemia, hipertensi, hepatitis dan lainlain dapat membawa resiko kematian ketika akan, sedang atau setelah persalinan.

1

1.2 Identifikasi Masalah 1. Apa pengertian penyakit, ibu dan anak? 2. Apa saja penyakit yang dapat menyerang anak, yaitu mulai dari bayi, balita hingga usia kanak-kanak? 3. Apa saja penyakit yang dapat menyerang ibu? 1.3 Tujuan Untuk mengetahui apa saja penyakit yang dapat menyerang ibu dan anak sehingga berpengaruh terhadap angka mrbiditas dan mortalitas ibu dan anak di Indonesia.

2

BAB II PEMBAHASAN2.1 Pengertian penyakit, Ibu dan Anak Penyakit (disease) adalah suatu bentuk reaksi biologis terhadap suatu organisme, benda asing atau luka (injury). Hal ini adalah suatu fenomena yang objektif yang di tandai oleh perubahan fungsi-fungsi tubuh sebagai organisme biologis. Sedangkan sakit adalah (illness) penilaian seseorang terhadap penyakit sehubung dengan pengalaman yang langsung dialaminya. Hal ini merupakan phenomena subjektif yang ditandai dengan perasaan tidak enak (felling unwell). Wanita dan Ibu adalah dua sosok yang tidak pernah lepas dari kehidupan kita. Tanpa sosok Ibu kita tidak akan pernah ada di dunia ini. Bahkan banyak orang-orang hebat yang tidak akan pernah bisa menjadi hebat tanpa didukung dengan sosok wanita hebat di belakangnya. Ada begitu banyak definisi dan arti dari wanita namun semua arti dan definisi itu bersumber pada satu kesimpulan, bahwa wanita adalah sosok yang sangat hebat terlepas dari segala kekurangan yang dimilikinya. Ibu adalah orang tua perempuan seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, ibu memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu dapat diberikan untuk perempuan yang bukan orang tua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orang tua angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri ayah biologis anak). Menurut undang-undang RI nomor 23 tahun 2002 anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahu, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

2.2 Penyakit pada Ibu Hanya sedikit jenis penyakit pada ibu yang mengharuskan ibu berhenti menyusui. Hal tersebut sesuai untuk berbagai infeksi yang diderita ibu, dan infeksi adalah jenis penyakit yang paling umum, yang biasanya digunakan sebagai alasan dalam menyarankan seorang ibu untuk berhenti menyusui. Sebagian besar infeksi disebabkan oleh virus, dan sebagian besar infeksi virus justru tingkat penularannya paling tinggi, bahkan sebelum ibu mengetahui bahwa ia sedang sakit. Ketika ibu demam (atau hidung meler, diare, batuk, ruam, muntah, dll), ibu kemungkinan sudah menularkan infeksi tersebut kepada bayinya. Bagaimanapun juga, menyusui justru melindungi bayi melawan infeksi tersebut, dan ibu harus melanjutkan3

menyusui, dengan tujuan untuk melindungi bayinya. Jika si bayi sampai tertular sakit, bayi akan lebih ringan sakitnya daripada jika ibu berhenti menyusui. Namun, banyak juga para ibu dikejutkan karena mendapati bayi mereka tidak tertular sama sekali. Hal tersebut dikarenakan bayi yang disusui terus akan tetap terlindungi. Infeksi-infeksi bakteri (seperti misalnya radang tenggorokan) juga tidak ada sangkut pautnya dengan alasan-alasan yang sama. 1. TORCH Torch adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat jenis penyakit infeksi yaitu TOxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Keempat jenis penyakti infeksi ini, sama-sama berbahaya bagi janin bila infeksi diderita oleh ibu hamil. kini, diagnosis untuk penyakit infeksi telah berkembang antar lain ke arah pemeriksaan secara imunologis. a. Toxoplasma Infeksi Toxoplasma disebabkan oleh parasit yang disebut Toxoplasma gondi. Pada umumnya, infeksi Toxoplasma terjadi tanpa disertai gejala yang spesipik. Kira-kira hanya 10-20% kasus infeksi Toxoplasma yang disertai gejala ringan, mirip gejala influenza, bisa timbul rasa lelah, malaise, demam, dan umumnya tidak menimbulkan masalah. Infeksi Toxoplasma berbahaya bila terjadi saat ibu sedang hamil atau pada orang dengan sistem kekebalan tubuh terganggu (misalnya penderita AIDS, pasien transpalasi organ yang mendapatkan obat penekan respon imun). Jika wanita hamil terinfeksi Toxoplasma maka akibat yang dapat terjadi adalah abortus spontan atau keguguran (4%), lahir mati (3%) atau bayi menderita Toxoplasmosis bawaan. pada Toxoplasmosis bawaan, gejala dapat muncul setelah dewasa, misalnya kelinan mata dan atelinga, retardasi mental, kejang-kejang dan ensefalitis. Diagnosis Toxoplasmosis secara klinis sukar ditentukan karena gejala-gejalanya tidak spesifik atau bahkan tidak menunjukkan gejala (sub klinik). Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium mutlak diperlukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Pemeriksaan yang lazim dilakukan adalah Anti-Toxoplasma IgG, IgM dan IgA, serta Aviditas Anti-Toxoplasma IgG. Pemeriksaan tersebut perlu dilakukan pada orang yang diduga terinfeksi Toxoplasma, ibu-ibu sebelum atau selama masa hamil (bila hasilnya negatif pelu diulang sebulan sekali khususnya pada trimester pertma, selanjutnya tiap trimeter), serta bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi Toxoplasma. b. Rubella Infeksi Rubella ditandai dengan demam akut, ruam pada kulit dan pembesaran kelenjar getah bening. Infeksi ini disebabkan oleh virus Rubella, dapat menyerang anak-anak4

dan dewasa muda. Infeksi Rubella berbahaya bila tejadi pada wanita hamil muda, karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan maka risiko terjadinya kelainan adalah 50%, sedangkan jika infeksi tejadi trimester pertama maka risikonya menjadi 25% (menurut America College of Obstatrician and Gynecologists, 1981). Tanda tanda dan gejala infeksi Rubella sangat bervariasi untuk tiap individu, bahkan pada beberapa pasien tidak dikenali, terutama apabila ruam merah tidak tampak. Oleh Karena itu, diagnosis infeksi Rubella yang tepat perlu ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan meliputi pemeriksaan Anti-Rubella IgG dana IgM. Pemeriksaan Anti-rubella IgG dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kekebalan pada saat sebelum hamil. Jika ternyata belum memiliki kekebalan, dianjurkan untuk divaksinasi. Pemeriksaan Anti-rubella IgG dan IgM terutama sangat berguna untuk diagnosis infeksi akut pada kehamilan < 18 minggu dan risiko infeksi rubella bawaan. c. Cytomegalovirus (CMV) Infeksi CMV disebabkan oleh virus Cytomegalo, dan virus ini temasuk golongan virus keluarga Herpes. Seperti halnya keluarga herpes lainnya, virus CMV dapat tinggal secara laten dalam tubuh dan CMV merupakan salah satu penyebab infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi terjadi saat ibu sedang hamil. Jika ibu hamil terinfeksi. maka janin yang dikandung mempunyai risiko tertular sehingga mengalami gangguan misalnya pembesaran hati, kuning, ekapuran otak, ketulian, retardasi mental, dan lain-lain. Pemeriksaan laboratorium sangat bermanfaat untuk mengetahui infeksi akut atau infeski berulang, dimana infeksi akut mempunyai risiko yang lebih tinggi. Pemeriksaan laboratorium yang silakukan meliputi Anti CMV IgG dan IgM, serta Aviditas Anti-CMV IgG. d. Herpes Infeksi herpes pada alat genital (kelamin) disebabkan oleh Virus Herpes Simpleks tipe II (HSV II). Virus ini dapat berada dalam bentuk laten, menjalar melalui serabut syaraf sensorik dan berdiam diganglion sistem syaraf otonom. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HSV II biasanya memperlihatkan lepuh pada kuli, tetapi hal ini tidak selalu muncul sehingga mungkin tidak diketahui. Infeksi HSV II pada bayi yang baru lahir dapat berakibat fatal (Pada lebih dari 50 kasus) Pemeriksaan laboratorium, yaitu Anti-HSV II IgG dan Igm5

sangat penting untuk mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan terjadinya infeksi oleh HSV II dan mencaegah bahaya lebih lanjut pada bayi bila infeksi terjadi pada saat kehamilan. Infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil dapt membahayakan janin yang dikandungnya. Pada infeksi TORCH, gejala klinis yang ada searing sulit dibedakan dari penyakit lain karena gejalanya tidak spesifik. Walaupun ada yang memberi gejala ini tidak muncul sehingga menyulitkan dokter untuk melakukan diagnosis. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk membantu mengetahui infeksi TORCH agar dokter dapat memberikan penanganan atau terapi yang tepat. 2. ANEMIA Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar