MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

32
MAKALAH KEWIRAUSAHAAN USAHA FRANCHISE & SISTEM BAGI HASIL Disusun oleh: Nama : Sri Lestari NIM : 26010312130080 Prodi : PSP FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Transcript of MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

Page 1: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

USAHA FRANCHISE & SISTEM BAGI HASIL

Disusun oleh:

Nama : Sri Lestari

NIM : 26010312130080

Prodi : PSP

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014

Page 2: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi sumber daya manusia

yang memiliki daya saing tinggi. Selain menjalankan dalam bidang

pemerintahan, juga dalam bidang usaha yang nantinya akan memajukan negara

dan mengembangkan lapangan kerja yang baru bagi yang membutuhkan. Tetapi

banyak orang yang tidak memanfaatkan potensi yang ada dengan baik.

Alasan orang – orang memilih mejadi pengusaha adalah untuk memperoleh

kehidupan yang lebih baik karena dengan menjadi pengusaha berarti mereka

berani untuk menentukan jalan hidup yang mereke inginkan. Dengan menjadi

pengusaha mereka bebas berprofesi sebagai apa, dan juga mereka tidak takut

untung ataupun rugi karena itu sudah menjadi resiko seorang pengusaha. Jiak

usaha yang digeluti tersebut rugi maka mereka akan mudah bangkit kembali.

Usaha franchise adalah suatu usaha yang prinsip usahanya adalah pemberian

kebebasan kepada franchisee dengan cara pemberian hak sepenuhnya mengenai

hak merk ata hak kekayaan intelektual dengan perjanjian yang sudah ditentukan

oleh pemberi laba (franchisor) kepada pelaku waralaba. Biasanya ini dilakukan

dalam skala yang besar bahkan mencakup dunia internasional maupun domestik.

Pelaku waralaba biasanya bergerak individu atau perorangan.

Sistem bagi hasil adalah usaha yang hasilnya dibagi sesuai dengan peraturan

yang sudah ditentukan. Sistem ini biasanya diterapkan di bank – bank syariah

Page 3: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

atau pun lembaga – lembaga yang bersifat sukarela. Sistem bagi hasil ini sudah

banyak digunakan di Indonesia, bahkan dengan aturan yang berbeda pula di luar

negeri pun sudah banyak ditemukan yang sistem pembagian modalnya dibagi

sesuai dengan ketentuan.

1.2. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian dari usaha franchise?

b. Bagaimana cara menjalankan usaha franchise?

c. Apa kendala yang dialami selama menjalankan usaha franchise?

d. Bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?

e. Sebutkan beberapa contoh kegiatan usaha franchise?

f. Apa pengertian dari sistem bagi hasil?

g. Bagaimana cara menjalankan sistem bagi hasil?

h. Apa kendala yang dialami selama menjalankan sistem bagi hasil antar

penjual dan pembeli?

i. Bagaimana mengatasi kendala tersebut?

j. Sebutkan beberapa contoh kegiatan sistem bagi hasil antar penjual dan

pembeli?

Page 4: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

1.3. Tujuan

a. Mengetahui pengertian dari usaha franchise;

b. Mengetahui cara – cara untuk menjalankan usaha franchise;

c. Mengetahui kendala yang dialami dalam menjalankan usaha franchise;

d. Mengetahui cara mengatasi kendala tersebut;

e. Mengetahu beberapa contoh usaha franchise;

f. Mengetahui pengertian dari sistem bagi hasil;

g. Mengetahui cara – cara untuk menjalankan sistem bagi hasil;

h. Mengetahui kendala yang dialami dalam menjalankan sistem bagi hasil;

i. Mengetahui cara mengatasi kendala tersebut; dan

j. Mengetahui beberapa contoh sistem bagi hasil.

Page 5: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Franchise

Bisnis waralaba (franchise) adalah trend bisnis masa depan dengan resiko

kegagalan yang kecil dimana pertumbuhannya sangat pesat dan memberi warna

tersendiri dalam perekonomian Indonesia. Perjanjian waralaba merupakan salah

satu aspek perlindungan hukum kepada para pihak dari perbuatan yang merugikan

pihak lain. Jika salah satu pihak melanggar isi perjanjian waralaba, maka pihak

yang lain dapat menuntut pihak yang melanggar sesuai dengan hukum yang

berlaku. Dalam hal ini Pemerintah telah berperan aktif di dalam membuat

peraturan perundang – undangan yang berkaitan dengan waralaba ini sebagai

bentuk perlindungan hukum dan jaminan kepastian hukum (Arifiah, 2008).

Perjanjian waralaba tersebut sah dan oleh karena itu perjanjian itu menjadi

undang – undang bagi mereka yang membuatnya, dan mengikat kedua belah

pihak dan perjanjian tersebut merupakan perjanjian baku timbal balik karena

masing – masing pihak mempunyai hak dan kewajiban yang seimbang

mengedepankan prinsip win – win solution yang saling menguntungkan.

Dapat disimpulkan, sebagai suatu transaksi yang melahirkan perjanjian,

waralaba selalu melibatkan dua pihak yang memiliki kepentingan yang berdiri

sendiri dan kadangkala bertolak belakang. Prinsip mencari keuntungan sebesar-

besarnya ini jugalah yang pada pokoknya menjadi sumber perbedaan kepentingan

dan perselisihan yang dapat terjadi di antara kedua belah pihak tersebut.

Page 6: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

Keuntungan yang besar ini hanya dapat dicapai oleh kedua belah pihak jika antar

kedua belah pihak dapat menjalin sinergisme yang saling menguntungkan.

Selain menurut kacamata asing, di Indonesia juga berkembang definisi

franchise yang salah satunya dikemukakan oleh Asosiasi Franchise Indonesia

(AFI) yang menyatakan bahwa waralaba ialah suatu sistem pendistribusian barang

atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan

hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek,

nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam

jangka waktu tertentu dan meliputi area tertentu. Sedangkan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomer 42/ Tahun 2007 tentang waralaba menyatakan bahwa

waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan

dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau penemuan atau

ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan

persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan

atau penjualan barang dan jasa.

Usaha waralaba atau franchise memang memudahkan bagi pemula. Dengan

memiliki lisensi salah satu jenis waralaba, pebisnis pemula bisa belajar menjalani

usaha dengan mengenali pola dan risikonya. Meski begitu, jangan asal memilih

jenis usaha waralaba. Apalagi jika berinvestasi dengan didorong emosi. Lakukan

investigasi mendalam terhadap pilihan waralaba yang Anda minati.

1.2. Cara menjalankan bisnis franchise

Cara bisnis waralaba atau franchise adalah tinggal menyiapkan modal dan

keuletan usaha, maka tanpa harus keras berpromosi, usaha dengan sendirinya

sudah dikenal orang. Usaha waralaba atau franchise memang memudahkan bagi

Page 7: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

pemula. Dengan memiliki lisensi salah satu jenis waralaba, pebisnis pemula bisa

belajar menjalani usaha dengan mengenali pola dan risikonya. Meski begitu,

jangan asal memilih jenis usaha waralaba. Apalagi jika berinvestasi dengan

didorong emosi. Lakukan investigasi mendalam terhadap pilihan waralaba yang

Anda minati.

Beberapa cara yang harus dilakukan dalam menjalankan usaha franchise

adalah sebagai berikut :

a. Menyiapakan suatu konsep bisnis yang matang. Konsep sangat penting

dalam sebuah usaha bisnis, karena ia akan menjadi pola dalam sistem

operasional sebuah bisnis.

b. Mempersiapkan tim bisnis yang kuat dan baik, mulai dari tim

management hingga karyawan dimana setiap level memahami dengan

baik sistem, berbagai masalah hukum dan etika serta hakikat dari sebuah

bisnis franchise.

c. Membuat dan menentukan nilai jual produk atau bisnis sebagai suatu

keunikan dibanding yang lain. Tanpa keunikan dan perbedaan dari yang

lain rasanya sulit bagi sebuah produk atau jasa untuk mengambil pasar.

d. Memastikan bahwa produk atau jasa dari bisnis tersebut distandarisasi,

bahan baku tidak sulit didapat, dapat dikerjakan dengan sistem, dan

mudah dikerjakan.

e. Membuat sistem semudah mungkin bagi operasional sehingga mudah

diajarkan. Semakin simple semakin mudah dan semakin sukses.

f. Membuat usaha atau bisnis tersebut mudah diduplikasi orang lain kepihak

yang lain.

Page 8: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

g. Mendaftarkan merk usaha dan hak cipta untuk melindungi usaha dari

berbagai tindakan yang tidak baik dari pihak yang tidak bertanggung

jawab.

h. Membuat berbagai paket investasi yang menarik bagi calon investor

dengan return secepat mungkin namun tetap reliable dan realistis.

i. Mendaftarkan waralaba di Departemen Perdagangan untuk mendapatkan

STPW (surat tanda pendaftaran waralaba) dan jangan lupa bergabung ke

asosiasi franchise yang ada. Seperti Asosiasi Franchise Indonesia dan

Perhimpunan Wralaba dan Lisensi Indonesia (Wali).

j. Memasarkan melalui Franchise Expo atau pasang ikalan di media.

Perjanjian waralaba merupakan salah satu aspek perlindungan hukum kepada

para pihak dari perbuatan yang merugikan pihak lain. Jika salah satu pihak

melanggar isi perjanjian waralaba, maka pihak yang lain dapat menuntut pihak

yang melanggar sesuai dengan hukum yang berlaku.

1.3. Kendala berjalannya usaha franchise

Setiap sistem bisnis memiliki kekuatan dan kelemahan, namun jika dilakukan

dengan benar apapun sistemnya akan menghasilkan kemakmuran serta

kesuksesan. Membangun sistem bisnis secara tradisional atau sendiri mempunyai

kelebihan dalam hal pengaturan yang dapat disesuaikan dengan keinginan pemilik

bisnis, sedangkan kekurangannya, sistem bisnis belum berjalan, pasar belum ada,

sehingga sering terjadi bisnis yang baru dibangun akhirnya gagal. Bisnis apapun

yang digeluti oleh seorang wirausahawan, mereka berkeinginan agar bisnisnya

dapat meraih laba serta pertumbuhan usaha meskipun dalam upaya meraih laba

dan partumbuhan usaha tersebut senantiasa dibayang - bayangi oleh resiko dan

Page 9: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

penuh dengan ketidakpastian yang kemungkinan akan terjadi. Pada umumnya

sangat sulit untuk menemukan seorang wirausahawan yang juga memiliki

managerial skill, keahlian yang yang sangat mendalam dalam suatu bidang

tertentu, mampu mengelola berbagai sumber daya perusahaan secara sinkron.8

Biasanya butuh waktu lama ( lebih dari 5 tahun ) untuk dapat membangun sebuah

sistem yang baik.

Bisnis waralaba dari dulu sampai saat ini telah mengalami banyak

perkembangan dalam berbagai jenis. Namun di Indonesia, waralaba masih identik

dengan produk makanan dan minuman. Bagi calon entrepeneur muda, bisnis

waralaba adalah cara termudah untuk belajar bisnis. Dengan menjadi waralaba

atau franchisee, maka kita akan mendapatkan bimbingan dari pewaralaba

(franchisor) tentang kiat dan usaha untuk membangun kerajaan bisnisnya. Namun,

meski dengan modal yang telah diberikan ke pewaralaba dan berbagai bimbingan

telah dilakukan oleh pewaralaba secara intensif, tidak bisa menjamin bisnis yang

dilakukan akan menemui keberhasilan.

Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan seorang franchisee banyak

menemui kegagalan dalam bisnis waralaba, antara lain:

a. Modal yang cukup tinggi agar bisa ikut usaha dalam waralaba pada produk

tertentu, kita harus menyerahkan modal awal agar dapat memiliki hak

menggunakan nama produk pewaralaba dan mendapatkan bantuan alat dan

serta bimbingannya. Meskipun Terkadang modal yang harus diserahkan

dirasa cukup tinggi, terutama waralaba dari luar negeri. Misalnya saja

McDonalds mensyaratkan para franchisee harus memberikan deposit

modal sekitar 405 juta rupiah untuk memegang hak (izin) memproduksi

Page 10: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

produk McDonalds selama jangka waktu 20 tahun. Maka untuk bisa

memiliki restaurant cepat saji McDonalds memerlukan dana sekitar 1

milyar lebih, baik untuk penyediaan lokasi, gedung, bahan baku dan

karyawan. Berbeda dengan waralaba lokal yang biayanya lebih murah.

Selain itu, juga terdapat beberapa waralaba yang meminta sekian persen

dari keuntungan / omzet yang telah diperoleh franchisee tiap tahunnya di

dalam perjanjian kontraknya.

b. Biaya bahan baku yang terlalu mahal

Biasanya, para pewaralaba telah menyediakan supplier bahan baku bagi

para franchisee untuk memproduksi produknya. Mereka berdalih bahwa

bahan baku dari supplier yang telah diajak bekerjasama sudah memenuhi

standar mutu. Sehingga harga bahan bakunya pun agak lebih mahal dari

harga pasar. Padahal dari kerjasama tersebut, pewaralaba juga

mendapatkan komisi. Dengan demikian margin keuntungan yang diperoleh

oleh franchisee bisa menjadi lebih kecil.

c. Modal usaha yang tidak cukup ada beberapa pewaralaba yang

menyediakan opsi menarik bagi para calon franchisee untuk bergabung

dalam bisnisnya, yaitu memberikan pilihan cicilan dana dan suplai bahan

bagi franchisee yang masih kekurangan modal. Namun, pada umumnya

para franchisor (pemilik waralaba) tidak ingin terlibat dalam masalah

penyediaan dana bagi para franchisee (pembeli waralaba) yang kekurangan

modal, sehingga franchisee harus bisa mandiri dalam mencari tambahan

modal. Dan biasanya Pada masa paceklik tersebutlah, para franchisee

harus gulung tikar di tengah jalan.

Page 11: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

d. Pemberian lokasi franchise yang tidak strategis para pewaralaba biasanya

ikut mempertimbangkan juga strategi lokasi, dan hanya mengizinkan suatu

perwakilan waralaba pada jarak/radius tertentu. Namun, tidak sedikit

pewaralaba yang mengizinkan berdirinya puluhan waralaba dalam satu

lokasi (kota) dengan harapan ia mendapatkan keuntungan lebih. Hal ini

sangatlah tidak bagus, karena para franchisee harus saling bersaing dengan

merek dan produk yang sama dalam satu lokasi (radius tertentu).

e. Kreatifitas yang dibatasi dalam bisnis waralaba, franchisor terkadang

mengharuskan para franchisee menggunakan falisitas seragam pada tempat

usahanya, atau warna tempat, papan reklame, pernak-pernik, serta asesoris

lainnya. Sehingga daya kreatifitas yang ingin dikembangkan oleh franchise

menjadi terbatas untuk bisa menarik para konsumen. Hal tersebut menjadi

nilai negatif bagi wirausahawan yang mempunyai kreatifitas tinggi.

f. Penentuan lokasi yang tidak tepat salah satu dari kunci keberhasilan dalam

membangun bisnis adalah pemilihan lokasi yang tepat. Dalam menentukan

lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat usaha waralaba, ada baiknya

melakukan riset kecil-kecilan, baik keramaian lokasi, minat warga sekitar

terhadap produk yang akan dijual, jumlah saingan usaha pada produk yang

sejenis, dan juga kondisi ekonomi yang tengah dialami oleh masyarakat

setempat.

g. Pewaralaba mengalami kebangkrutan apa yang terjadi jika induk bisnis

ternyata mengalami kebangkrutan disaat usaha sedang mangalami

kemajuan. Maka kita harus berjuang sendiri tanpa lagi mendapat bantuan

dan bimbingan dari franchisor. Hal tersebut bisa memberikan tekanan

Page 12: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

batin dan ketakutan dalam diri. Hal yang sama juga bisa terjadi bila rekan

bisnis anda (waralaba sama) yang berada di lokasi lain ternyata gulung

tikar, sehingga memunculkan keresahan.

1.4. Solusi dari kendala

Dalam menjalankan usah atentu ada yang mengalami pasang dan surut suatu

keadaan. Ketika seseorang tersebut jatuh, dia harus berani bangkit dan mengambil

langkah lagi untuk memperbaiki kesalahannya. Berikut adalah beberapa cara yang

dilakukan untuk mengatasi kendala bisnis terutama kendala franchise, yaitu :

1.Konsep yang matang 

Menjalankan bisnis tak hanya butuh ide dan passion semata. Namun, sebuah

konsep bisnis yang matang juga sangat diperlukan. Konsep bisnis yang matang

akan membantu Anda untuk bisa mengenali berbagai potensi dan pangsa pasar

yang ingin dituju dalam bisnis. Selain itu konsep bisnis matang juga akan

membuat bisnis bisa berjalan lebih maksimal. Dalam menentukan konsep bisnis,

ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain, selera masyarakat,

karakteristik atau gaya hidup masyarakat, daya beli, sumber bahan baku, sampai

adanya bisnis sejenis. 

2. Perencanaan matang

Konsep bisnis yang matang, akan membantu untuk membuat perencanaan bisnis

yang juga matang. "Dalam berbisnis tak bisa asal-asalan karena dalam berbisnis,

Anda mempertaruhkan investasi yang cukup banyak. Dalam perencanaan yang

matang, sebuah business plan harus dibuat.

Page 13: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

3. Evaluasi dan inovasi

Persaingan dengan bisnis yang sejenis seringkali tak bisa dihindari. Namun

sebenarnya persaingan ini bisa membuat Anda jadi lebih kreatif untuk berkreasi.

Dengan persaingan akan membuat Anda jadi lebih inovatif untuk menciptakan

sebuah nilai tambah dalam produk yang dijual. Inovasi yang dilakukan dalam

berbagai sisi akan menarik pelanggan untuk melirik produk Anda dibanding

pesaing. Selain inovasi, diperlukan juga evaluasi terhadap kelangsungan bisnis.

Anda tak bisa begitu saja tutup mata dalam menjalankan bisnis, sebuah evaluasi

terhadap kekurangan dan nilai lebih dalam berbisnis juga diperlukan untuk

semakin memajukan bisnis yang dilakukan.

4. Perluasan pasar.

Untuk menghadapi persaingan bisnis, salah satu cara yang bisa digunakan adalah

dengan memperluas pasar produk. Perluasan pasar produk ini bisa berarti

memperluas fokus dan target market yang disasar. Misalnya, jika awalnya hanya

menjual varian makanan pedas yang diperuntukan untuk orang dewasa, tak ada

salahnya untuk membuat varian menu baru yang bisa dinikmati oleh anak-anak.

Perluasan pangsa pasar ini juga akan menambah pendapatan sekaligus memberi

nilai tambah pada pelanggan terhadap produk yang dijual.

5. Standarisasi.

Memiliki banyak cabang usaha memang bisa membantu mengatasi persaingan

ketat dalam bisnis. Hanya saja yang harus diperhatikan adalah kesamaan varian

produk yang dijual disemua cabang yang dimiliki. 

6. Sistem.

Page 14: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

Sebuah sistem usaha yang kuat akan membantu usaha agar bisa bertahan lebih

lama dan mendapat keuntungan yang diinginkan. Buat sistem usaha yang stabil

dan kuat. Setelah pondasi usaha dirasa kuat, maka lakukan perluasan pasar dengan

berbagai sistem usaha yang diinginkan, misalnya membuka cabang,

sampai franchise.

1.5. Contoh usaha franchise

Di indonesia usaha franchise atau waralaba sudah merajai dunia marketing

dan kebanyakan menjadi favorit dari konsumen yang hobi belanja. Berikut ini

adalah contoh usaha yang berbasis franchise yang ada di Indonesia.

Banyak sekali bisnis waralaba yang bisa kita pilih. Tapi, kalau ingin yang

cepat mencapai BEP (break-even point) perlu lebih jeli memilih bidang bisnisnya.

Jangan hanya melihat merek dagang, pemilihan bidang sebaiknya juga mengacu

pada tren yang berkembang di masyarakat supaya bisnis kita bisa bertahan lama. 

1. Food & Beverages

Bisnis yang tidak lekang waktu. Setiap orang pasti butuh mengisi perut, apalagi

kalau harganya murah dan berkualitas.

Contoh merek : Kebab Turki Baba Rafi, Coffee Toffee, Excelso, Jolly Time

Popcorn, Double Dipps Donut, Ya Kun Kaya Toast, Ayam Bakar Mas Mono,

Gloria Jean’s Gourmet Coffees, Dunkin Donuts, Wendy’s.

2. Olahraga

Penggemar olahraga semakin banyak. Dengan kesibukan yang makin tinggi,

fitness center jadi solusi bagi yang ingin berolahraga sepulang kerja.

Contoh merek: Gold’s Gym, Fitness First, Celebrity Fitness. 

Page 15: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

3. Kecantikan

Sama seperti olahraga, makin banyak orang yang memerhatikan penampilan. 

Contoh: Erha Clinic, Lutuye Salon, MY Salon, Dewi Sri Spa, Lifespa Fitness &

Spa, Quick Cut.

4. Office center

Saat berada di luar kantor ribet banget kalau ada tugas atau file yang tertinggal.

Oleh karena itu, diharapkan penyedia jasa (print, dokumen, internet) ada selama

24jam. Contoh: Snappy, Multiplus.

5. Pendidikan

Sarana mencari ilmu pengetahuan bukan hanya di sekolah. Tempat-tempat

kursus menjadi alternatif memperkaya wawasan.

Contoh: International Language Programs (ILP), Primagama, English First (EF),

Kinderland, LP3I, The British Institute, Town for Kids. 

6. Hiburan

Siapa, sih, yang tidak butuh sarana pelepas penat?

Contoh: Happy Puppy, Inul Vizta, Time Zone, DiscTarra, Ultra Disc.

7. Laundry & Dry Cleaning

Dibutuhkan orang dengan alasan praktis dan cepat.

Contoh: Laundrette, Londre, Aqualis.

8. Jasa pengiriman barang

Memudahkan pengantaran barang yang cepat dan aman.

Contoh: JNE, RPX.

Page 16: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

9. Otomotif

Setiap pemilik sarana transportasi pribadi tentu membutuhkan jasa perawatan. 

Contoh: Shop&Drive, Auto Bridal, MACSAUTO, King Auto Interior.

10. Properti

Rumah merupakan salah satu investasi yang nilainya selalu naik. Agen akan

membantu kita mendapatkan yang terbaik. Contoh: Century 21 Indonesia, Roy

Weston Indonesia, Ray White, Indoproperty Real Estate.

11. Fotografi

Untuk mengabadikan momen-momen istimewa dengan keluarga dan teman-

teman dekat. Contoh: M Photo Studio, Malibu 62 Photo Studio, Photo n Print.

12. Mini market

Masyarakat makin nyaman berbelanja di mini market. Apalagi bila lokasinya

strategis atau dekat tempat beraktivitas.

Contoh: Alfamart, Indomaret, OMI Mini Market, Yomart.

13. Kesehatan

Tentunya kesehatan selalu dibutuhkan kapan pun dan di mana pun.

Contoh: Apotek K-24, Medicine Shoppe. 

14. Biro Perjalanan

Traveling sudah jadi salah satu gaya hidup untuk melepas stres.

Contoh: TX Travel, KIA Tours & Travel.

15. Fashion

Tuntutan untuk tampil rapi dan atraktif saat berkegiatan membuat  bisnis ini

terus tumbuh. Contoh: Shafira, Edward Forrer, Athlete’s Foot.

Page 17: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

1.6. Sistem bagi hasil 

Sistem bagi hasil merupakan sistem di mana dilakukannya perjanjian atau

ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut

diperjanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan di dapat antara

kedua belah pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem perbankan syari’ah

merupakan ciri khusus yang ditawarkan kapada masyarakat, dan di dalam aturan

syari’ah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih

dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil

antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi

dengan adanya kerelaan (An-Tarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya

unsur paksaan.

Sistem bagi hasil banyak ditemui di Indonesia sejak jaman kuno sampai

sekarang, yaitu pada bisnis pertanian, peternakan dan perdagangan. Mukhabarah

dan muzara’ah denga persentase 50%:50% adalah yang umum dipraktekan.

Kerjasama bagi hasil memelihara ternak dengan cara maro (bagi hasil dengan

nisbah 50%:50% dari anak ternaknya atau dari selisih nilai jual dengan nilai pada

saat ternak diserhakan kepada pemeriharannya).

Dari pengertian lain ada yang menjelaskan bahwa Sistem bagi hasil sejatinya

adalah suatu kerja sama antara dua pihak dalam menjalankan usaha. Pihak

pertama yaitu pengusaha yang memberikan andil dalam keahlian, keterampilan,

sarana dan waktu untuk mengelola usaha tersebut. Sedangkan pihak kedua yaitu

pemodal (investor) yang memiliki andil dalam mendanai usaha itu agar dapat

berjalan. Baik itu modal kerja saja atau modal secara keseluruhan. Atas masing-

masing andil itulah, kedua belah pihak berhak atas hasil usaha yang mereka

Page 18: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

kerjakan. Karena tidak ada yang dapat memastikan, berapa keuntungannya. Maka

pembagian hasil usaha itu ditetapkan dalam bentuk prosenstase bagi hasil dari

keuntungan yang didapat, bukan atas besarnya dana yang diinvestasikan.

1.7. Jenis - jenis sistem bagi hasil

Bentuk-bentuk kontrak kerjasama bagi hasil dalam Islam secara umum dapat

dilakukan dalam empat akad, yaitu

Mudharabah, Musaqah, Musyarakah,,dan Muzara’ah.

a. Mudharabah

Salah satu bentuk kerjasama anatara pemilik modal dengan seseorang,

yang pakar dalam berdagang, di dalam fiqh islam disebut

dengan mudharobah, yang oleh ulama fiqh Hijaz menyebutnya

dengan qiradh.

Adapun syarat – syarat mudharabah, sesuai dengan rukun yang

dikemukakan adalah:

a.       Yang terkait dengan orang yang melakukan akad, harus orang yang

mengerti hukum dan cakap diangkat sebagai wakil, karena pada satu sisi

posisi orang yang akan mengelola modal adalah wakil dari pemilik

modal. Itulah sebabnya, syarat – syarat seorang wakil juga berlaku bagi

pengelola modal dalam akad mudharabah.

b.      Yang terkait dengan modal, disyaratkan: (1)berbentuk uang,

(2)jelas jumlahnya, (3)tunai, (4)diserahkan sepenuhnya kepada

pedagang/pengelola modal. Oleh sebab itu, jika modal itu berbentuk

Page 19: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

barang, menurut ulama fiqh tidak dibolehkan, karena sulit untuk

menentukan keuntungannya.

c.       Yang terkait dengan keuntungan, disyaratkan bahwa pembagian

keuntungan harus jelas dan bagian masing-masing diambilkan dari

keuntungan dagang itu, seperti setengah, sepertiga, atau seperempat.

Aqpabila pembagian keuntungan tidak jelas, menurut ulama Hanafiyah,

akad itu fasid (rusak).

b. Musaqah

Secara sederhana musaqoh diartikan dengan kerja sama dalam perawatan

tanaman dengan imbalan dari hasil yang diperoleh dari tanaman tersebut.

Dasar hukum bolehnya adalah hadist nabi yang mempekerjakan

penduduk khaibar yang disebutkan di atas, yang kerjasama pertanian

tersebut juga mencakup merawat tanaman. Sedangkan bagian ulama

memandangnya sebagai muamalah upah mengupah, berpendapat tidak

boleh karena upah tidak boleh dari hasil kerja tapi dalam bentuk nilai

uang yang sudah pasti sesuai dengan perjanjian.

c. Musyarakah

Secara etimologi, asy-syirkah berarti percampuran, yaitu percampuran

antara sesuatu dengan yang lainnya, sehingga sulit dibedakan . Asy-

syirkah termasuk salah satu bentuk kerja sama dagang dengan rukun dan

syarat tertentu, yang dalam hukum positif disebut dengan perserikatan

dagang.

Rukun-rukun Musyarakah adalah sebagai berikut :

a.       Para pihak yang bersyirkah.

Page 20: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

b.      Porsi kerjasama.

c.       Proyek/usaha ( masyru’ )

d.      Ijab qabul ( sighat ).

e.       Nisbah bagi hasil.

d. Muzara’ah

Menurut jumhur ulama yang membolehkan akad al-muzara’ah, apabila

akad ini telah memenuhi rukun dan syaratnya, maka akibat hukumnya

adalah sebagai berikut:

a.       Petani bertanggung jawab mengeluarkan biaya benih dan biaya

pemeliharaan pertanian itu.

b.      Biaya pertanian seperti pupuk, biaya penuaian, serta biaya

pembersihan tanaman, ditanggung oleh petani dan pemilik tanh sesuai

dengan prosentase bagian masing-masing.

c.       Hasil panen dibagi sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.

1.8. Mekanisme sistem bagi hasil

Bank islam atau yang selanjutnya disebut dengan bank syariah, adalah bank

yang beroperasi dengan tidak mengendalikan pada bunga. Bank syariah atau biasa

disebut dengan bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan yang operasional dan

produknya berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadis Nabi saw. Dalam

mekanismenya, perbankan islam menggunakan sistem bagi hasil (profit sharing).

Bagi hasil menurut terminologi asing (inggris) dikenal dengan profit sharing.

Profit sharing diartikan dalam kamus ekonomi adalah pembagian laba. Secara

Page 21: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

definitif profit sharing diartikan : “distribusi beberapa bagian dari laba pada para

pagoda dari suatu perusahaan”.

Pada mekanisme lembaga keuangan syariah, pendapatan bagi hasil ini

berlaku untuk produk-produk penyertaan, baik dalam penyertaan menyeluruh,

maupun sebagian-sebagian, atau bentuk bisnis korporasi (kerjasama).

Keuntungan yang dibagihasilkan, harus dibagi secara proporsional antara

kedua belah pihak. Dengan demikian, semua pengeluaran rutin yang berkaitan

dengan bisnis tersebut bukan untuk kepentingan pribadi dan dapat dimasukan ke

dalam biaya operasional. Keuntungan bersih dibagi antara kedua belah pihak

dengan proporsi yang telah disepakati sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan

dalam perjanjian awal. Tidak ada pembagian laba sampai semua semua kerugian

telah ditutup dan ekuiti shahibul maal telah di bayar kembali. Jika ada pembagian

keuntungan sebelum masa perjanjian akan dianggap sebagai pembagian

keuntungan di muka.1

Dalam hal investasi, besar kecilnya pendapatan (bagi hasil) yang diterima

oleh pemilik dana tersebut sangat tergantung pada pendapatan yang diterima oleh

bank syariah dalam mengelola dana sehingga sangat tergantung pada keahlian,

kehati-hatian, dan profesionalisme dari bank syariah.

1