MAKALAH KENDALI MUTU.docx

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Dokter Keluarga Se-dunia (WONCA) telah menekankan pentingnya peranan dokter keluarga ini dalam mencapai pemerataan pelayanan kesehatan. Sistem pelayanan kesehatan perlu diarahkan agar terstruktur dan berjenjang dan ditingkatkan mutunya melalui penerapan pelayanan kedokteran keluarga strata pertama yang dapat menjamin efektifitas, efisiensi, pemerataan, dan berkesinambungan pelayanan kesehatan. Dokter keluarga yang mendapat peran utama dalam pencapaian tingkat tersebut harus memilki kompetensi yang memadai dalam pelayanan individu dan mampu mengintegrasikan pelayanan kesehatan individu, keluarga, dan komunitas. Masalah mendasar dalam mencapai pelayanan kesehatan yang optimal adalah adanya kesenjangan antara das sollen (cita-cita ideal akan pelayanan yang baik) dengan das sain(kondisi nyata yang ada dilapangan. Cita-cita model pelayanan kesehatan ideal seringkali terbentur pada kenyataan bahwa perspektif pembuat kebijakan, profesional kesehatan, institusi akademis, manajer kesehatan masyarakat dan komunitas, seringkali berbenturan karena perbedaan sisi pandang. Dalam pelayanan kesehatan sekarang terdapat beberapa karakteristik yang pertama yaitu consumer ignorance

Transcript of MAKALAH KENDALI MUTU.docx

Page 1: MAKALAH KENDALI MUTU.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Dokter Keluarga Se-dunia

(WONCA) telah menekankan pentingnya peranan dokter keluarga ini dalam

mencapai pemerataan pelayanan kesehatan. Sistem pelayanan kesehatan perlu

diarahkan agar terstruktur dan berjenjang dan ditingkatkan mutunya melalui

penerapan pelayanan kedokteran keluarga strata pertama yang dapat menjamin

efektifitas, efisiensi, pemerataan, dan berkesinambungan pelayanan kesehatan.

Dokter keluarga yang mendapat peran utama dalam pencapaian tingkat tersebut harus

memilki kompetensi yang memadai dalam pelayanan individu dan mampu

mengintegrasikan pelayanan kesehatan individu, keluarga, dan komunitas.

Masalah mendasar dalam mencapai pelayanan kesehatan yang optimal adalah

adanya kesenjangan antara das sollen (cita-cita ideal akan pelayanan yang baik)

dengan das sain(kondisi nyata yang ada dilapangan. Cita-cita model pelayanan

kesehatan ideal seringkali terbentur pada kenyataan bahwa perspektif pembuat

kebijakan, profesional kesehatan, institusi akademis, manajer kesehatan masyarakat

dan komunitas, seringkali berbenturan karena perbedaan sisi pandang.

Dalam pelayanan kesehatan sekarang terdapat beberapa karakteristik yang

pertama yaitu consumer ignorance artinya dalam pelayanan kesehatan kedudukan

pasien tidak sejajar dengan dokter, Hingga saat ini banyak yang menganggap bahwa

transaksi antara pasien dan dokter adalah lebih kearah hubungan sosial daripada

hubungan bisnis, yaitu hubungan antara orang yang memahami pengobatan terhadap

penyakit dan orang yang tidak paham akan pengobatan, hubungan antara penolong

dan yang ditolong. Asumsi ini menjadikan hubungan antara dokter pasien menjadi

tidak simetris. Dokter menganggap dirinya dapat berbuat apasaja demi menolong

pasien, sedangkan pasien harus dapat menerima semua pertolongan dokter tanpa bisa

menolah. Kedua, supply induced demand, yaitu ketersediaan fasilitas dan sarana

pelayanan kesehatan yang melimpah justru menyebabkan kebutuhan akan fasilitas

dan sarana pelayanan tersebut akan semakin meningkat. Sebelum peralatan

kedokteran modern ditemukan, dokter lebih mengandalkan keterampilan dan

pengetahuan medis mereka dalam menegakkan diagnosa dan menetapkan terapi.

Dengan ditemukannya peralatan kedokteran modern, para dokter menjadi cenderung

Page 2: MAKALAH KENDALI MUTU.docx

bergantung pada perlatan modern. Pemeriksaan dengan peralatan kedokteran modern

saat ini seakan-akan menjadi prosedur yang harus dilakukan, bahkan dapat dikatakan

cenderung berlebihan. Akibatnya biaya pelayanan akan menjadi semakin mahal.

Supply induced demand terjadi akibat ketidaktahuan pasien terhadap pelayanan

kesehatan yang seharusnya diterima. Pasien tidak memiliki daya pilih ataupun daya

tawar yang tinggi dalam menentukan jenis pemeriksaan/tindakan yang diberikan

untuk dirinya. Akibatnya, bila selama dalam proses perawatan, pasien tidak

merasakan mendapatkan hasil yang sesuai yang diharapkan, maka oasien akan

dengan mudah menyalahkan petugas kesehatan yang tidak melayani dengan baik.

Ketidakpuasan pasien tersebut akan menimbulkan persepsi terhadap kualitas

pelayanan kesehatab yang diterima.

Dalam praktik kedokteran keluarrga diperlukan konsep managed care. Konsep

ini terdapat kendali mutu dan kendali biaya. Sehingga dalam sistem penyelenggaraan

pelayanan kesehatan berbasiskan dokter keluarga menerapkan manajemen

pengendalian utilisasi dan biaya tanpa meninggalkan mutu untuk memberikan

pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

Pelayanan kesehatan yang bermutu sangan penting dalam praktik kedokteran

keluarga, bermutu berarti memberikan pelayanan secara benar dan baik serta dapat

terjangkau dan merata bagi seluruh masyarakat tanpa terkecuali.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana kendali mutu dalam praktik kedokteran keluarga ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Untuk mengetahui kendali mutu dalam praktik kedokteran keluarga.

Page 3: MAKALAH KENDALI MUTU.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mutu

Philip. B. Crosby berpendapat bahwa :

1. Mutu adalah derajat dipenuhinya persyaratan yang ditentukan.

2. Mutu adalah kesesuaian terhadap kebutuhan, bila mutu rendah merupakan hasil

dari ketidak sesuaian. Mutu tidak sama dengan kemewahan. Suatu produk atau

pelayanan yang sesuai dengan segala spesifikasinya akan dikatakan bermutu,

apapun bentuk produknya. Diakui bahwa ada korelasi erat antara beaya dan

mutu. Mutu harus dapat dicapai, dapat diukur, dapat memberi keuntungan dan

untuk mencapainya diperlukan kerja keras. Suatu sistem yang berorientasi pada

peningkatan mutu akan dapat mencegah kesalahan-kesalahan dalam penilaian.

Crosby mengidentifikasi 14 langkah peningkatan mutu. Kata kunci mutu:

kerjakan sesuatu dengan benar sejak awal dan kerjakan tugas yang benar

dengan baik.

Mutu produk dan jasa adalah seluruh gabungan sifat-sifat produk atau jasa

pelayanan dari pemasaran, engineering, manufaktur, dan pemeliharaan di mana

produk atau jasa pelayanan dalam penggunaannya akan bertemu dengan

harapan pelanggan (Dr. Armand V. Feigenbaum)

Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang

berhubungan dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan

(American Society for Quality Control).

Mutu adalah Fitness for use”, atau kemampuan kecocokan penggunaan (J.M.

Juran).

Mutu adalah kesesuaian terhadap permintaan persyaratan (The conformance of

requirements-Philip B. Crosby, 1979).

Mutu adalah suatu sifat yang dimiliki dan merupakan suatu keputusan terhadap

unit pelayanan tertentu dan bahwa pelayanan dibagi ke dalam paling sedikit dua

bagian : teknik dan interpersonal (Avedis Donabedian, 1980).

Page 4: MAKALAH KENDALI MUTU.docx

Walaupun fokus utama dari setiap teori tentang "mutu" nampak ada perbedaan,

namun secara umum menunjukkan persamaan bila diterapkan dalam pelayanan

kesehatan. Persamaan yang bisa dipetik dari teori-teori tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mutu dapat didefinisikan dan diukur, dengan basis spesifikasi suatu organisasi

disatu sisi dan harapan pelanggan disisi yang lain. Aplikasi prinsip-prinsip bisnis

kedalam pelayanan kesehatan, bisa dikembangkan. Spesifikasi menjadi

pertimbangan terhadap kepuasan pelanggan.

2. Mutu itu dinamis. Mutu yang baik, tidak saja untuk dicapai kemudian diacuhkan,

tetapi dikembangkan berkelanjutan. Tom Peter menyatakan bahwa mutu itu

relatif. Setiap hari, setiap produk, khususnya pelayanan akan menjadi relatif baik

atau relatif buruk, dan tidak pemah berdiri tegak. Ini merupakan kenyataan dalam

bisnis pelayanan kesehatan, karena tidak mungkin melakukan inventarisasi suatu

produk pelayanan.

3. Mutu melibatkan kompetisi tanpa batas. Crosby menyatakan mutu itu bebas,

bukan pemberian. Mutu dan beaya berjalan dan berkaitan erat.

4. Mutu harus dilakukan dengan mengerjakan sesuatu yang "benar" dengan cara

benar pula.

5. Mutu berhubungan dengan hasil, fokus dari semua usaha adalah untuk

memperoleh hasil. Dalam pekerjaan banyak orang dibingungkan bagaimana

menemukan sesuatu untuk dikerjakan, karena kurang memahami essensi mutu

dan kaitannya dengan pekerjaannya.Perhatian utama semestinya dicurahkan pada

apa yang telah dicapai bukan Apa yang sudah dikerjakan. Peter Drucker

mendukung pendapat ini dengan penyatannya "Mutu suatu produk atau

pelayanan bukan apa yang diberikan, tetapi apa yang diperoleh oleh pelanggan

dan pantas untuk dibayar. Pendekatan ini juga berorientasi pada hasil. Semua

penilaian terhadap mutu dalam pelayanan kesehatan di dunia, akan menjadi

mubasir, bilamana hasil kinerja klinisnya tidak meningkat.

6. Mutu menjadi tanggung jawab setiap orang. Peter dan Waterman menganjurkan

perhatian terhadap akontabilitas yang besar dari semua karyawan. Sikap dan

pandangan bahwa "setiap anggota adalah perusahan itu sendiri" harus berlaku.

O'Leary, President JCAHO, menyatakan bahwa sudah terlalu lama berlaku tradisi

tidak ada suatu kelebihan yang bisa diberikan, kecuali “lip service” saja. Mutu

adalah urusan stan kepentingan setiap orang. Komitmen harus dimulai dari

Page 5: MAKALAH KENDALI MUTU.docx

stakeholders dan merasuk pada sistem dalam organisasi. Ini semestinya menjadi

agenda utama dari setiap orang dan dari sebagian besar pemikir. Seperti slogan

dari Ford company "Mutu adalah satu tugas".

7. Mutu dan beaya sangat terkait, peningkatan mutu dapat menjadi kunci untuk

mengendalikan pengeluaran dan peningkatan revenue, tetapi proses dari

peningkatan mutu itu sendiri dapat memberikan kerugian yang hebat bila tidak

dikontrol atau bila organisasi meningkatkan proses yang salah..

8. Mutu dan kinerja merupakan kata sinonim atau mempunyai makna yang hampir

sama. Garvin mendefinisikan kinerja merupakan karakteristik operasional utama

dari suatu produk pelayanan. Apa yang terjadi dalarn pelayanan kesehatan adalah

kurangnya pengertian terl1adap arti "mutu" dalam setiap kegiatannya.

"The National Association of Quality Assurance Professional"

menggambarkan "Mutu" sebagai produk dan pendokumentasiannya berada pada

tingkat prima, diterapkan berdasarkan tingkat pengetahuan terbaik dalam proses

pelayanan kesehatan serta dapat dicapai pada suasana khusus.

2.2 Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan

Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang

berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman,

yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah

mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan,

ketidakmampuan dan kekurangan gizi (Milton I Roemer dan C Montoya Aguilar,

WHO, 1988).

Arti Mutu Pelayanan Kesehatan dari beberapa sudut pandang yaitu:

Pasien, Petugas Kesehatan dan Manajer

Mutu merupakan fokus sentral dari tiap uapaya untuk memberikan pelayanan

kesehatan.

Pasien dan Masyarakat

Mutu pelayanan berarti suatu empathi, respek dan tanggap akan kebutuhannya,

pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan mereka diberikan dengan cara yang

ramah pada waktu mereka berkunjung.

Petugas Kesehatan

Page 6: MAKALAH KENDALI MUTU.docx

Mutu pelayanan berarti bebas melakukan segala sesuatu secara profesional

untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan

ilmu pengetahuan dan keterampilan yang maju, mutu peralatan yang baik dan

memenuhi standar yang baik.

Kepuasan Praktisioner

Suatu ketetapan “kebagusan” terhadap penyediaan dan keadaan dari pekerja

praktisioner, untuk pelayanan oleh kolega-kolega atau dirinya sendiri

Manajer

Bagi yayasan atau pemilik rumah sakit

Mutu" adalah tingkat dimana pelayanan kesehatan pasien ditingkatkan

mendekati hasil yang diharapkan dan mengurangi faktor-faktor yang tidak diinginkan

(JCAHO 1993). Definisi tersebut semula melahirkan faktor-faktor yang menentukan

mutu pelayanan kesehatan yaitu :

1. Kelayakan adalah tingkat dimana perawatan atau tindakan yang dilakukan

relevan terhadap kebutuhan klinis pasien dan memperoleh pengetahuan yang

berhubungan dengan keadaannya.

2. Kesiapan adalah tingkat dimana kesiapan perawatan atau tindakan yang layak

dapat memenuhi kebutuhan pasien sesuai keperluannya.

3. Kesinambungan adalah tingkat dimana perawatan atau tindakan bagi pasien

terkoordinasi dengan baik setiap saat, diantara tim kesehatan dalam organisasi .

4. Efektifitas adalah tingkat dimana perawatan atau tindakan terhadap pasien

dilakukan dengan benar, serta mendapat penjelasan dan pengetahuan sesuai

dengan keadaannya, dalam rangka memenuhi harapan pasien.

5. Kemanjuran adalah tingkat dimana perawatan atau tindakan yang diterima pasien

dapat diwujudkan atau ditunjukkan untuk menyempurnakan hasil sesuai harapan

pasien.

6. Efisiensi adalah ratio hasil pelayanan atau tindakan bagi pasien terhadap sumber-

sumber yang dipergunakan dalam memberikan layanan bagi pasen.

7. Penghormatan dan perhatian adalah tingkat dimana pasien dilibatkan dalam

pengambilan keputusan tentang perawatan dirinya. Berkaitan dengan hal tersebut

perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan pasien serta harapan-harapannya

dihargai.

Page 7: MAKALAH KENDALI MUTU.docx

8. Keamanan adalah tingkat dimana bahaya lingkungan perawatan diminimalisasi

untuk melindungi pasien dan orang lain, termasuk petugas kesehatan.

9. Ketepatan waktu adalah tingkat dimana perawatan atau tindakan diberikan

kepada pasien tepat waktu sangat penting dan bermanfaat.

2.3 Dimensi Mutu

Zeithmalh, dkk (1990: 23) menyatakan bahwa dalam menilai kualitas

jasa/pelayanan, terdapat sepuluh ukuran kualitas jasa/ pelayanan, yaitu :

1) Tangible (nyata/berwujud)

2) Reliability (keandalan)

3) Responsiveness (Cepat tanggap)

4) Competence (kompetensi)

5) Access (kemudahan)

6) Courtesy (keramahan)

7) Communication (komunikasi)

8) Credibility (kepercayaan)

9) Security (keamanan)

10) Understanding the Customer (Pemahaman pelanggan)

Namun, dalam perkembangan selanjutnya dalam penelitian dirasakan

adanya dimensi mutu pelayanan yang saling tumpang tindih satu dengan yang

lainnya yang dikaitkan dengan kepuasan pelanggan. Selanjutnya oleh Parasuraman

(1990) dimensi tersebut difokuskan menjadi 5 dimensi (ukuran) kualitas

jasa/pelayanan, yaitu :

1) Tangible (berwujud); meliputi penampilan fisik dari fasilitas, peralatan,karyawan

dan alat-alat komunikasi.

2) Realibility (keandalan); yakni kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah

dijanjikan secara konsisten dan dapat diandalkan (akurat).

3) Responsiveness (cepat tanggap); yaitu kemauan untuk membantu pelanggan

(konsumen) dan menyediakan jasa/ pelayanan yang cepat dan tepat.

4) Assurance (kepastian); mencakup pengetahuan dan keramah-tamahan para

karyawan dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan

Page 8: MAKALAH KENDALI MUTU.docx

keyakinan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas

dari bahaya, risiko atau keragu-raguan.

5) Empaty (empati); meliputi pemahaman pemberian perhatian secara individual

kepada pelanggan, kemudahan dalam melakukan komunikasi yang baik, dan

memahami kebutuhan pelanggan.

2.4. Bentuk Praktik Kedokteran Keluarga

Bentuk praktik kedokteran keluarga secara umum dapat dibedakan atas tiga

macam, yaitu :

1. Pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit

(Hospital Based)

Pada bentuk ini pelayanan dokter keluarga diselenggarakan dirumah sakit. Untuk

ini dibentuklah suatu unit khusus yang diserahkan tanggung jawab

menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga. Unit khusus ini dikenal dengan

nama bagian dokter keluarga (departement of family medicine). Semua pasien

baru yang berkunjung ke rumah sakit, diwajibkan melalui bagian khusus ini.

Apabila pasien tersebut ternyata membutuhkan pelayanan spesialistis, baru

kemudian dirujuk ke bagian lain yang ada dirumah sakit.

2. Pelayanan dokter keluarag dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga

(Family clinic)

Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah

suatu klinik yang didirikan secara khusus disebut dengan nama klinik dokter

keluarga (family clinic center). Pada dasarnya klinik dokter keluarga ini ada dua

macam. Pertama, klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic). Kedua,

sepakat bagian dari rumah sakit tetapi didirikan diluar kompleks rumah sakit

(satelite family clinic).

Klinik dokter keluarga ini dapat digunakan sendiri (solo practice) atau bersama-

sama dalam suatu kelompok (group practice). Dari dua bentuk klinik dokter keluarga ini,

yang paling dianjurkan adalah klinik dokter keluarga yang dikelola secara berkelompok.

Biasanya merupakan gabungan dari 2 sampai 3 orang dokter keluarga.

Pada klinik dokter keluarga secara berkelompok ini diterapkan satu sistem

manajemen yang sama. Dalam arti para dokter yang tergabung dalam klinik dokter

keluarga tersebut secara bersama-sama membeli dan memakai alat-alat praktik yang

Page 9: MAKALAH KENDALI MUTU.docx

sama. Untuk kemudianmenyelenggarakan pelayanan dokter keluarga yang dikelola oleh

satu sistem manajemen keuangan, manajemen personalia serta manajemen sistem

informasi yang sama pula.

2.4 Kendali mutu dalam praktik kedokteran keluarga

Suatu pengendalian kualitas/mutu dari suatu pelayanan kesehatan dalam

praktik kedokteran keluarga. Dalam praktik kedokteran keluarga bentuk praktik yang

baik adalah suatu bentuk praktik yang berkelompok, karena dapat diperoleh

beberapa keuntungan sebagai berikut :

1. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu

Penyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang

dikelola secara berkelompok, para dokter keluarga yang terlibat akan

dapat saling tukar-menukar pengalaman, pengetahuan dan keterampilan.

Disamping itu, karena waktu praktik dapat diatur, para dokter memiliki

cukup waktu pula untuk menambah pengetahuan dan keterampilan.

Kesemuanya ini, ditambah dengan adanya kerjasama tim (team work)

disatu pihak, serta lancarnya hubungan dokter pasien dipihak lain akan

menyebabkan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih

bermutu.

2. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih

terjangkau

Penyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang

dikelola secara berkelompok, pembelian serta pemakaian berbagai

peralatan medis dan nonmedis dapat dilakukan bersama-sama (cost

sharing). Lebih daripada itu, karena pendapatan dikelola bersama,

menyebabkan penghasilan dokter akan lebih terjamin. Keadaan seperti ini

akan mengurangi kecenderungan penyelenggaraan pelayanan yang

berlebihan. Kesemuanya ini apabila berhasil dilaksanakan, pada

gilirannya akan menghasilkan pelayanan dokter keluarga yang lebih

terjangkau.

3. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktik dokter

keluarga (family practice)

Pada bentuk ini, saranan yang menyelenggarakan pelayanan dokter

keluarga adalah praktik dokter keluarga. Pada dasarnya bentuk pelayanan

Page 10: MAKALAH KENDALI MUTU.docx

dokter keluarga ini sama dengan pelayanan dokter keluarga yang

diselenggarakan melalui klinik dokter keluarga. Disini para dokter yang

menyelenggarakan praktik, menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter

keluarga pada pelayanan kedokteran yang diselenggarakannya. Praktik

dokter keluarga tersebut dapat dibedakan pula atas dua macam. Pertama,

praktik dokter keluarga yang diselenggarakan sendiri (solo practice).

Kedua, praktik dokter keluarga yang diselenggarakan secara berkelompok

(group practice).

2.4.1 Pelayanan pada praktik kedokteran keluarga

Pelayanan yang diselenggarakan pada praktik dokter keluarga banyak

macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu :

1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan

Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktik

dokter keluarga hanya pelayanan rawat jalan saja. Dokter yang

menyelenggarakan praktik dokter keluarga tersebut tidak melakukan

pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah atau pelayanan

rawat inap dirumah sakit. Semua pasien yang membutuhkan

pertolongan diharuskan datang ketempat praktik keluarga. Jika

kebetulan pasien tersebut memerlukan pelayanan rawat inap, pasien

tersebut dirujuk ke rumah sakit.

2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan

perawatan pasien dirumah

Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktik

dokter keluarga mencakup pelayanan rawat jalan serta pelayanan

kunjungan dan perawatan pasien dirumah. Pelayanan bentuk ini

lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga yang tidak mempunyai

akses dengan rumah sakit.

3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan

perawatan pasien di rumah, serta pelayanan rawat inap di

rumah sakit

Pada bentuk ini pelayanan yang diselenggarakan pada praktik

kedokteran keluarga telah mencakup pelayanan rawat jalan,

kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta perawatan rawat

Page 11: MAKALAH KENDALI MUTU.docx

inap di rumah sakit. Pelayanan bentuk ini lazimnya

diselenggarakan oleh dokter keluarga yang telah berhasil

menjalin kerjasama dengan rumah sakit terdekat, dan rumah sakit

tersebut memberi kesempatan kepada dokter keluarga untuk

merawat sendiri pasiennya di rumah sakit.

Tentu saja penerapan dari ketiga bentuk pelayanan dokter

keluarga ini tidak sama antara satu negara dengan negara lainnya, dan

bahkan dapat tidak sama antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktik dokter

keluarga memang agak berbeda dengan pelayanan kedokteran yang

diselenggarakan oleh dokter umum dan atau dokter spesialis. Pelayanan

kedokteran yang diselenggarakan pada praktik dokter keluarga pada

umumnya antara lain :

1. Lebih aktif dan bertanggung jawab

Karena pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada

praktik dokter keluarga mengenani pelayanan kunjungan dan

atau perwatan pasien dirumah , bertanggung jawab mengatur

pelayanan rujukan dan konsultasi, dan bahkan apabila

memungkinkan, turut menangani pasien yang memerlukan

pelayanan rawat inap di rumah sakit, maka pelayanan

kedokteran yang diselenggarakan pada praktik dokter

keluarga umumnya lebih aktif dan bertanggung jawab

daripada dokter umum.

2. Lebih lengkap dan bervariasi

Kesehatan yang ditemykan pada semua anggota keluarga,

maka pelayanan dokter keluarga pada umumnya lebih

lengkap dan bervariasi daripada dokter umum.

3. Menangani penyakit pasien pada stadium awal

Page 12: MAKALAH KENDALI MUTU.docx

Sekalipun praktik dokter keluarga dapat menangani pasien

yang telah membutuhkan pelayanan rawat inap, bukan

berarti praktik dokter keluarga sama dengan dokter spesialis.

Praktik dokter keluarga hanya sesuai untuk penyakit-

penyakit pada stadium awal saja. Sedangkan, untuk penyakit

yang telah lanjut atau yang terlalu spesialistik, karena

memang berada diluar wewenang dan tanggung jawab dokter

keluarga, tetap dan harus dikonsultasikan dan atau dirujuk ke

dokter spesialis.

Seperti yang dikatakan oleh Malerich (1970), praktik dokter

keluarga memang sesuai untuk penyakit-penyakit yang masih dalam

stadium dini atatu yang bersifat umum saja.

2.4.2 Kuantitas dan mutu pelayanan kesehatan

Akses adalah faktor untuk menilai mutu pelayanan kesehatan dalam

hubungannya dengan kuantitas pelayanan kesehatan. Bila pelayanan

kesehatan tidak cukup memberi keuntungan nyata pada kesehatan dan

kesejahteraan pasien, jelas pelayanan kesehatan ini tidak cukup kuantitasnya,

juga berarti tidak bermutu baik. Bila pelayanan tidak diterimakan sama

sekali pada pasien, maka berarti ada kegagalan pada sistem pelayanan

kesehatan dan kinerja berobat pasien itu sendiri. Bila pelayanan kesehatan

diterima oleh seorang pasien selama jangka waktu tertentu ( agak lama),

kekosongan pelayanan kesehatan pada episode jangka waktu tertentu ini

dapat dipakai sebagai kategori pelayanan kesehatan yang tidak cukup, yang

berarti tidak bermutu baik. Sebaliknya bila pelayanan kesehatan yang

diberikan sebenarnya tidak perlu, atatu dalam derajat tertentu berlebihan

yang dapat dipastikan tidak diharapkan untuk dilakukan baik secara

keseluruhan, maupun hanya sebagian, bisa disebut sebagai pelayanan

kesehatan yang tidak berguna dan tidak bermutu baik. Demikian pula bila

pelayanan kesehatan tidak diperlukan tapi tidak menyakiti, pelayanan

kesehatan ini juga tidak bermutu karena :

Pelayanan kesehatan tersebut tidak diharapkan memberi

keuntungan

Page 13: MAKALAH KENDALI MUTU.docx

Pemborosan, mengurangi kesejahteraan individu maupun

masyarakat melalui penyalahgunaan sumber daya waktu, dan

uang sehingga mengurangi kesempatan individu pasien

untuk menggunakan hal lain yang lebih bernilai bagi dirinya.

Hal yang sama juga berarti untuk masyarakat. Karena

pelayanan kesehatan yang berlebihan untuk beberapa orang,

maka masyarakat telah berkurang alokasi kemampuannya

untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi lebih banyak

orang yang memerlukan.

Maka dari itu menilai kegunaan atau ketepatan dalam kuantitas

pelayanan kesehatan, maka sudah termasuk penilaian mutu pelayanan

kesehatan.

2.4.3 Biaya dan mutu pelayanan kesehatan

Biaya dan mutu pelayanan kesehatan saling berkaitan dalam beberapa

cara diantaranya melalui kaitan biaya dan kuantitas pelayanan kesehatan.

Kecukupan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan kecukupan pelayanan

kesehatan memerlukan biaya. Dari segi biaya untuk mencapai pelayanan

kesehatan yang bermutu harus selalu diingat kemungkinan memotong

pelayanan yang tidak berguna dan memproduksi pelayanan yang lebih efisien

untuk uang yang tersedia atau untuk mendapatkan mutu yang sama dengan

biaya yang lebih murah. Biaya bukan merupakan faktor untuk menilai mutu

pelayanan kesehatan. Namun, bisa dipakai untuk menilai mutu pelayanan

kesehatan bila resiko sebagai konsekuensi pelayanan yang tidak dikehendaki

dimasukkan sebagai faktor penilaian. Hal imi sesuai dengan prinsip

keseimbangan antara keuntungan yang diharapkan dan resikonya/

kerugiannya.

2.4.4. Metoda penjaminan mutu dalam praktik kedokteran keluarga

1. Kontrol keuangan demi kualitas

2. Penilaian klinik dan utilisasi

3. Proses kredensialisasi

4. Protokol pengobatan

Page 14: MAKALAH KENDALI MUTU.docx

5. Kajian jaminan mutu (pemecahan masalah)

6. Perbaikan mutu berkesinambungan (PMB)/ Manajemem mutu total (MMT).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Page 15: MAKALAH KENDALI MUTU.docx

Dalam praktik kedokteran keluarrga diperlukan konsep managed care.

Konsep ini terdapat kendali mutu dan kendali biaya. Sehingga dalam sistem

penyelenggaraan pelayanan kesehatan berbasiskan dokter keluarga menerapkan

manajemen pengendalian utilisasi dan biaya tanpa meninggalkan mutu untuk

memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

Pelayanan kesehatan yang bermutu sangan penting dalam praktik

kedokteran keluarga, bermutu berarti memberikan pelayanan secara benar dan

baik serta dapat terjangkau dan merata bagi seluruh masyarakat tanpa terkecuali.

Dengan menilai kegunaan atau ketepatan dalam kuantitas pelayanan kesehatan,

maka sudah termasuk penilaian mutu pelayanan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Prasetyawati, A.E. 2010. Kedokterran Keluarga. Jakarta ; Rineka Cipta

Page 16: MAKALAH KENDALI MUTU.docx

Depkes RI. 2007. Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter

keluarga.

Idris, F.2006. Pelayanan Dokter Berbasis Dokter Keluarga Di Indonesia.

Palembang ; FK UNSRI.

Munijaya, A.G. 2004. Manajemen Kesehatan Edisi. Jakarta : Buku

Kedokteran EGC

WHO. 1995. Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta:

Buku Kedokteran EGC