Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

34
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab kematian di Indoensia. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan gagal ginjal. Disebut sebagai “pembunuh diam- diam” karena orang hipertensi sering tidak menampakkan gejala. Institute Nasional Jantung, Paru dan Darah memperkirakan separuh orang yang menderita hipertensi Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

Transcript of Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

Page 1: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk

Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari

waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah

gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang

tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal

yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini

dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab

berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari

penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab

kematian di Indoensia.

Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung,  stroke dan gagal ginjal.

Disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang hipertensi sering tidak

menampakkan gejala. Institute Nasional  Jantung, Paru dan Darah memperkirakan

separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit

ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau teratur karena hipertensi merupakan

kondisi seumur hidup.

Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% diantara

mereka menderita hipertensi esensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan

penyebab medisnya. Misalnya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab

tertentu (hipertensi sekunder), seperti penyempitan arteri renalis atau penyakit

parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan kehamilan.

Hipertensi merupakan risiko morbiditas dan mortalitas premature, yang

meningkat sesuai dengan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik. Laporan Joint

Nationale Committee on Detection Evaluation and Treatment of High Blood Presure

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

Page 2: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

2

(1993) yang kelima mengeluarkan panduan baru mengenai deteksi, evaluasi dan

penanganan hipertensi. Komite ini juga memberikan klasifikasi tekanan darah pada

individu berumur 18 tahun ke atas, yang akan sangat berguna sebagai kriteria tindak

lanjut bila digunakan berdasarkan pemahaman bahwa diagnosis didasarkan pada rata-

rata dua pengukuran yang dilakukan secara terpisah.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat kami ambil,

yaitu:

1. Apa penyebab, patofisiologi etiologi dan tanda serta gejala dari hipertensi?

2. Bagaimana penerapan gizi pada penderita hipertensi?

3. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan penyakit hipertensi?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

- Mengetahui gambaran umum tentang hipertensi yang terjadi.

2. Tujuan  Khusus

a. Mengetahui pengertian, etiologi, patofisiologi, serta tanda dan gejala yang

terjadi pada pasien penderita hipertensi.

b. Mengetahui hubungan gizi dengan hipertensi, pola makan sehat untuk

mencegah hipertensi, dan penatalaksanaan diet bagi penderita hipertensi.

c. Mengetahui penatalaksanaan dan asuhan keperawatan keluarga yang

seharusnya diberikan pada pasien penderita hipertensi.

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

Page 3: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

3

BAB II

ISI

A. PENGERTIAN

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140

mmHg dan tekanan diastolic nya diatas 90 mmHg (Smith Tom, 1995). Menurut

WHO penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau

sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama dengan atau lebih besar 95

mmHg.

Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95-104

mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105-114 mmHg, dan

hipertensi berat  bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih (Smith Tom, 1995).

B. ETIOLOGI

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi dua golongan

besar, yaitu: (Lany Gunawan,2001)

1. Hipertensi Primer (Essensial), yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya,

namun banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan,

hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin angiotensin, efek dari eksresi

Na, obesitas, merokok dan stress.

2. Hipertensi Sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. Dapat

diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal. Penggunaan

kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.

A. PATOFISIOLOGI

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di

pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini  bermula jaras saraf

simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla

spinalis ganlia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

Page 4: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

4

dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf

simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan

asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,

dimana dengan dilepaskannya norepinephrin mengakibatkan kontriksi pembuluh

darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon

pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi.

Individu dengan hipertensi sangat meskipun tidak diketahui dengan jelas

mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat  bersamaan dimana system saraf simpatis

merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.

Medulla adrenal mensekresi epinephrine, yang menyebabkan vasokontriksi.

Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat

respon vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan

penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang

pembentukan angiotensin I yang kemudian di ubah menjadi angiotensin II, suatu

vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks

adrenal. Hormon ini menyebabkan rtensi Natrium dan air oleh tubulus ginjal,

menyebabkan peningkatan volume intra vascular. Semua factor ini cenderung

mencetuskan keadaan hipertensi.

Untuk pertimbangan gerontology, perubahan sruktural dan fungsional pada

sistem pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang

terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya

elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,

yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh

darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam

mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (Volume sekuncup),

mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Brunner &

Suddarth, 2002).

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

Page 5: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

5

D. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala pada hipertensi menurut Edward K Chung, 1995 adalah

sebagai berikut:

1. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan

tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak

akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

2. Gejala yang lazim

Sering dikatakan gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri

kepala dan kelelahan. Dalam kenyataan ini meruapakan gejala terlazim yang

mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan. Peninggian tekanan darah

kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila demikian gejala baru muncul

setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain yang

sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, berat di

tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang, dan pusing.

E. PENATALAKSANAAN

Deteksi dan tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko

penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi

adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan

tekanan diastolic di bawah 90 mmHg dan mengontrol faktor risiko. Hal ini dapat di

capai melalui modifikasi gaya hidup saja atau dengan obat antihipertensi.

1. Terapi tanpa Obat

a. Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

Penurunan konsumsi garam dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/hari

Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

Penurunan berat badan

Penurunan asupan etanol

b. Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah.

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

Page 6: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

6

Olahraga yang dianjurkan seperti lari, jogging, bersepeda, berenang, dan

lain-lain.

Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan.

Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobic atau

72-80% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.

Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali/minggu dan lebih baik lagi 5

kali/minggu.

c. Menghentikan merokok

d. Diet tinggi kalium

e. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)

Tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang

penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat

mempertahankan hidupnya dan mencegah komplkasi lebih lanjut.

2. Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi

juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat

bertambah kuat. Pilihan obat untuk penderita hipertensi adalah sebagai berikut :

1. Hipertensi tanpa komplikasi : diuretic, beta blocker.

2. Hipertensi dengan indikasi penyakit tertentu : inhibitor ACE, penghambat reseptor

angiotensin II, alfa  blocker, alfa-beta-blocker, beta blocker, antagonis Ca dan

diuretic

3. Indikasi yang sesuai Diabetes Mellitus tipe I dengan proteinuria diberikan inhibitor

ACE.

4. Pada penderita dengan gagal jantung diberikan inhibitor ACE dan diuretic.

5. Hipertensi sistolik terisolasi : diuretic, antagonis Ca dihidropiridin kerja sama.

6. Penderita dengan infark miokard : beta blocker (non ISA), inhibitor ACE (dengan

disfungsi sistolik).

Interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan

(perawat, dokter) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan. Hal-hal yang harus

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

Page 7: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

7

diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai

berikut :

a. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan

darahnya

b. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan

darahnya

c. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa

dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas

d. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan

darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui

dengan mengukur memakai alat tensimeter

e. Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu

f. Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita

g. Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi

h. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga

dapat mengukur tekanan darahnya di rumah

i. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari

atau 2 x sehari

j. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping

dan masalah-masalah yang mungkin terjadi

k. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti

obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal

l. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin

m. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering

n. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.

Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat

diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan

pengobatan hipertensi.

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

Page 8: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

8

F. HUBUNGAN GIZI DAN HIPERTENSI

Faktor gizi yang sangat berhubungan dengan terjadinya hipertensi melalui

beberapa mekanisme. Aterosklerosis merupakan penyebab utama terjadinya

hipertensi yang berhubungan dengan diet seseorang, walaupun faktor usia juga

berperan, karena pada usia lanjut (usila) pembuluh darah cenderung menjadi kaku dan

elastisitasnya berkurang. Pembuluh yang mengalami sklerosis (aterosklerosis),

resistensi dinding pembuluh darah tersebut akan meningkat. Hal ini akan memicu

jantung untuk meningkatkan denyutnya agar aliran darah dapat mencapai seluruh

bagian tubuh. Menurut Maria C. Linder, Ph.D dari California State University,

Fullerton, CA, masih menjadi perdebatan kontroversi tentang pengaruh faktor diet

dan cara hidup terhadap terjadinya aterosklerosis. Namun dari beberapa

kecenderungan menyatakan bahwa: 1) terjadinya plak (plaque) aterosklerosis

merupakan suatu respon dari cedera pada dinding arteri terhadap kerusakan yang

dibentuk oleh lapisan epitel; 2) serat makanan, Mg dan beberapa mikronutrien seperti

Cr, Cu mungkin penting dalam pencegahan jangka panjang atau memperlambat

aterosklerosis.

G. POLA MAKAN SEHAT UNTUK MENCEGAH HIPERTENSI

Sebagaimana dijelaskan bahwa faktor penyebab utama terjadinya hipertensi

adalah asteroklerosis yang didasari dengan konsumsi lemak berlebih, oleh karena

untuk mencegah timbulnya hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak yang

berlebih disamping pemberian obat-obatan bilamana diperlukan. Pembatasan

konsumsi lemak sebaiknya dimulai sejak dini sebelum hipertensi muncul, terutama

pada orang-orang yang mempunyai riwayat keturunan hipertensi dan pada orang

menjelang usia lanjut. Sebaiknya mulai umur 40 tahun pada wanita agar lebih berhati-

hati dalam mengkonsumsi lemak pada usia mendekati menopause.

Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah “gizi seimbang”,

dimana mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang dari “kuantitas” dan

“kualitas” yang terdiri dari:

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

Page 9: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

9

Sumber karbohidrat : biji-bijian.

Sumber protein hewani : ikan, unggas, daging putih, putih telur, susu

rendah/bebas lemak.

Sumber protein nabati : kacang-kacangan dan polong-polongan serta

hasil olahannya.

Sumber vitamin dan mineral : sayur dan buah-buahan segar.

H. PENATALAKSANAAN DIET BAGI PENDERITA HIPERTENSI

Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg,

selain pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya

hidup. Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan

darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga

ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih,

tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan pula

penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan

diabetes mellitus.

Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :

o Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.

o Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.

o Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan

dalam daftar diet.

Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat dalam

hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh karena itu,

dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari atau

dapat menggunakan garam lain diluar natrium.

Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:

1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa,

gajih).

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

Page 10: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

10

2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker,

3. keripik dan makanan kering yang asin).

4. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta

buahbuahan

5. dalam kaleng, soft drink).

6. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,

7. pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).

8. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein

9. hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur,

10. kulit ayam).

11. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco

12. serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.

13. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

Page 11: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

11

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. RIWAYAT KASUS

Di keluarga Tn. A (58 tahun) ada istrinya yaitu Ny. R (48 tahun) yang mengalami

hipertensi. Tn. A dan Ny. R tinggal bersama kedua anaknya yaitu M (22 tahun) putri

pertamanya dan A (15 tahun) putra kedua mereka. Keluarga mengatakan bahwa Ny.

R telah menderita penyakit darah tinggi sejak 2 tahun yang lalu. Keluarga juga

mengungkapkan bahwa Ny. R lebih cepat tersinggung dan gampang marah. Ny. R

sering mengeluh pada keluarganya kalau ia sering mengalami sakit di belakang

kuduk, sering pusing, kepala berdenyut-denyut dan jantung berdebar-debar. Keluarga

mengatakan bahwa Ny. R suka makan ikan asin dan daging.

Pada pemeriksaan fisik Ny. R, didapatkan tekanan darahnya 150/100 mmHg.

Ketika ditanya kepada keluarga  mengenai penyakit Ny. R, keluarga mengatakan

bahwa penyakit Ny. R merupakan penyakit yang diturunkan dari ayahnya yang sudah

meninggal. Keluarga mengatakan Ny. R dibawa ke Puskesmas kalau penyakitnya

kambuh dan keluarga juga menyatakan jika mereka tidak melarang memakan

makanan kesukaannya dan keluarga tidak memisahkan makanan yang dikonsumsi

anggota keluarga dengan makanan yang dikonsumsi Ny. R, keluarga juga

mengungkapkan bahwa Ny. R mudah lelah ketika melakukan aktifitas berat dan

keluarga tidak pernah melarang Ny. R untuk melakukannya.

B. PENGKAJIAN

1. Identitas keluarga

Nama Kepala Keluarga : Tn. A

Alamat : Desa Tanjung Selamat, RT 002 RW III

Martapura

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

Page 12: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

12

1245

1050

4

65 8 9

21

758

3

1415

Timur

Genogram :

Keterangan:X : Meninggal

: Laki-laki: Perempuan

1 : Ibu dari Tn. A2 : Bapak dari Tn. A3 : Ibu dari Ny. R4 : Bapak dari Ny. R5,6,8,9 : Saudara(i) dariTn. A7 : Tn. A (58 th)10 : Saudara dari Ny. R (50 th)11 : Ny. R12 : Saudara Ny. R (45 th)13 : An. M. (22 th)14 : An. A (15 th)

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

1148

1322

Page 13: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

13

Komposisi keluarga           :

Nama Gender Hubung

an

Usia Tempat lahir Pekerjaan Pendidik

an

Status

kesehatan

Tn. A L Ayah 58 th MTP PNS S1 Sehat

Ny. R P Ibu 48 th MTP IRT SMA Sakit

M P Anak 22 th MTP Mahasisw

i

S1 Sehat

A L Anak 15 th MTP Pelajar SMU sehat

Tipe keluarga : Keluarga dengan tipe keluarga inti dimana hanya  ada

Tn. A, Ny. R, dan kedua anaknya M dan A.

Latar Belakang budaya : Keluarga ini adalah sebuah keluarga dari suku Banjar

asli. Jaringan social keluarga berasal dari kelompok

etnis dan agama yang sama. Kegiatan keagamaan

menjadi kegiatan utama.

Identifikasi Religius : Keluarga terlibat secara aktif dalam praktik-praktik

dalam sistem keyakinan ajaran Islam : menghadiri

pengajian secara teratur setiap hari Minggu malam

yang diadakan di meunasah.

Status Kelas Keluarga : Ayah merupakan pencari nafkah. Terkadang ibu juga

menerima pesanan catering untuk menambah

penghasilan keluarga.

Status Ekonomi : Keluarga memiliki pendapatan yang mencukupi

kebutuhan mereka, penghasilan tetap.

Aktivitas Rekreasional :  Tn. A dan Ny. R memanfaatkan waktu luang mereka

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

Page 14: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

14

untuk bercocok tanam di kebunnya, merawat dan

memetik sejumlah hasil tanaman yang mereka tanam.

Sementara kedua anaknya sering pergi bersama

teman-teman mereka.

2. Struktur Keluarga

Pola komunikasi di dalam keluarga ini terbuka dan didalam keluarga semua

anggota keluarga menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Menurut Ny. R di

dalam keluarganya menganut norma yang berlaku di dalam masyarakat dan adat

Banjar.

3. Fungsi Keluarga:

Fungsi afektif

Menurut Ny. R ia senang memiliki keluarga yang lengkap serta sangat senang

karena dapat berkumpul dengan mereka. Keluarga tampak harmonis, saling

memperhatikan satu dengan yang lain serta saling menghargai satu dengan yang lain,

apabila ada anggota keluarga lain yang membutuhkan maka anggota keluarga akan

membantu sesuai dengan kemampuan.

Fungsi sosialisasi

Hubungan antar anggota keluarga baik, didalam keluarga ini tampak

kepedulian anggota keluarga dengan saling tolong menolong dalam melaksanakan

tugas didalam keluarga ini. Keluarga ini juga membina hubungan yang baik dengan

tetangga sekitar rumahnya terbukti dengan seringnya tetangga main ke teras

rumahnya untuk berbincang-bincang dengan anggota keluarga.

Fungsi perawatan kesehatan

Ny. R mengatakan bahwa ia tidak mengetahui bahwa penyakit takanan darah

tingginya berbahaya jika dibiarkan tanpa adanya kontrol, ia juga tidak mengetahui

tanda-tanda terjadinya peningkatan tekanan darah yang diketahuinya hanya kepala

pusing. Ny R. mengatakan ia tidak mengurangi atau pantangan makanan apapun

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

Page 15: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

15

karena ia tidak tahu serta makanan yang dikonsumsinya sama dengan makanan yang

dikonsumsi oleh keluarga (tidak disendirikan karena kurang garam).

4. Koping Keluarga

Sumber stessor berasal:

- Kekambuhan penyakit Ny. R yang tidak dapat diperkirakan oleh keluarga.

- Kekhawatiran keluarga pada penyakit Ny. R yang tidak kunjung sembuh.

- Munculnya perubahan sikap dan sifat Ny. R saat penyakitnya kambuh.

Kekuatan yang mengimbangi stressor

- Ekonomi : Tn. A memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap.

- Pengertian dari suami dan anak-anak terhadap Ny. R

- Keikutsertaan dalam pengajian sangat membantu.

- Keluarga harmonis.

- Suasana rumah yang nyaman.

Adaptasi keluarga

- Keluarga menyerahkan apa yang sudah terjadi kepada Tuhan YME.

- Menjalankan praktik-praktik keagamaan untuk menenangkan pikiran.

5. Harapan Keluarga

Keluarga berharap penyakit tekanan darah tinggi Ny. R bisa sembuh.

6. Pemeriksaan Fisik

TD : 150/100 mmHg

Bunyi jantung III

RR : 24x/menit

DN : 100x/menit

Nafas : cepat dan pendek, tidak teratur

Kulit : sianosis

BB : 70 kg

TB : 150 cm

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

Page 16: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

16

C. ANALISA DATA

No Data Masalah

1 DO: -

DS:

Keluarga mengatakan bahwa

“penyakit darah tinggi Ny. R

merupakan penyakit yang di

turunkan oleh keluarganya

(ayah Ny. R)”.

Keluarga membiarkan Ny. R

memakan ikan asin dan

daging dan tidak memisahkan

makanan untuk anggota

keluarga dengan makanan Ny.

R

Kurang pengetahuan keluarga Tn. A

(58 th)

2 DO:

TD = 150/110 mmHg

Nadi = 100x/menit

Frekuensi nafas = 24x/menit

Nafas pendek dan cepat.

DS:

Keluarga mengatakan “Ny. R

sering mengeluh jantung

berdebar-debar dan pusing”.

Keluarga mengatakan bahwa

“Ny. R mudah lelah saat

melakukan aktivitas berat dan

Resiko intoleransi aktivitas pada Ny.

R (48 th)

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

Page 17: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

17

keluarga tidak pernah

melarang Ny. R untuk

melakukannya”

Diagnosa

1. Kurang pengetahuan keluarga Tn. A (58 th) berhubungan dengan ketidaktahuan

keluarga dalam merawat Ny. R yang menderita hipertensi ditandai dengan

keluarga mengatakan bahwa “penyakit darah tinggi Ny. R merupakan penyakit

yang di turunkan oleh keluarganya (ayah Ny. R)”, keluarga membiarkan Ny. R

memakan ikan asin dan daging dan tidak memisahkan makanan untuk anggota

keluarga dengan makanan Ny. R.

2. Resiko intoleransi aktivitas pada Ny. R (48 th) dari keluarga Tn. A (58 th)

berhubungan dengan ketidaktahuan dalam mengenal dampak dari penyakit

hipertensi ditandai dengan keluarga mengatakan “Ny. R sering mengeluh jantung

berdebar-debar dan pusing”, keluarga mengatakan bahwa “Ny. R mudah lelah

saat melakukan aktivitas berat dan keluarga tidak pernah melarang Ny. R untuk

melakukannya”, TD = 150/110 mmHg, Nadi = 100x/menit, frekuensi nafas =

24x/menit, nafas pendek dan cepat.

D. PRIORITAS

No DataDiagnosa

KeperawatanKriteria Skor Pembenaran

1. Keluarga

mengatakan

bahwa

“penyakit darah

tinggi Ny. R

merupakan

Kurang

pengetahuan

keluarga Tn. A

(58 th)

berhubungan

dengan

1. Sifat masalah

2. Kemungkinan

masalah

diubah

3. Potensi untuk

dicegah

1. 3/3 x 1

2. 2/2 x 2

3. 3/3 x 1

4. 2/2 x

5. 5

1. Keluarga

mengatakan Ny. R

menderita tekanan

darah tinggi dari

orang tuanya.

2. Adanya perawat

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

Page 18: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

18

penyakit yang

di turunkan oleh

keluarganya

(ayah Ny. R)”.

Keluarga

membiarkan

Ny. R memakan

ikan asin dan

daging dan

tidak

memisahkan

makanan untuk

anggota

keluarga dengan

makanan Ny. R.

ketidaktahuan

keluarga dalam

merawat Ny. R

yang menderita

hipertensi

4. Menonjolnya

masalah

5. Total skor

keluarga yang

akan memberikan

penkes dengan

lengkap.

3. Pada keluarga

yang

berlatarbelakang

pendidikan tinggi.

4. Harus ditangani

segera supaya

keluarga dapat

memutuskan

tindakan

perawatan yang

tepat pada anggota

keluarga yang

sakit.

2. Keluarga

mengatakan

“Ny. R sering

mengeluh

jantung

berdebar-debar

dan pusing”.

Keluarga

mengatakan

bahwa “Ny. R

mudah lelah

Resiko

intoleransi

aktivitas pada

Ny. R (48 th)

dari keluarga Tn.

A (58 th)

berhubungan

dengan

ketidaktahuan

dalam mengenal

dampak dari

1. Sifat masalah

2. Kemungkinan

masalah

diubah

3. Potensi untuk

dicegah

4. Menonjolnya

masalah

5. Total skor

1. 2/3 x 1

2. ½ x 2

3. 2/3 x 1

4. 2/2 x 1

5. 2  4/3

A. Ny. R masih bisa

melakukan

aktivitas sehari-

hari yang ringan.

B. Kebiasaan Ny. R

menyelesaikan

aktivitas rumah

tangga sendiri

C. Ada anggota

keluarga

D. Karena akan

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

Page 19: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

19

saat melakukan

aktivitas berat

dan keluarga

tidak pernah

melarang Ny. R

untuk

melakukannya”.

TD = 150/110

mmHg

Nadi =

100x/menit

Frekuensi nafas

= 24x/menit.

Nafas pendek

dan cepat.

penyakit

hipertensi

berdampak pada

kekhawatiran Ny.

R jika tidak

melakukan

aktivitas sehari-

hari, tanggung

jawab rumah

tangga

terbengkalai.

E. DIAGNOSA PRIORITAS

Diagnosa prioritas dari kasus di atas adalah no. 1, yaitu kurang pengetahuan

keluarga Tn. A (58 th) berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga dalam merawat

Ny. R yang menderita hipertensi ditandai dengan keluarga mengatakan bahwa

“penyakit darah tinggi Ny. R merupakan penyakit yang di turunkan oleh keluarganya

(ayah Ny. R)”, keluarga membiarkan Ny. R memakan ikan asin dan daging dan tidak

memisahkan makanan untuk anggota keluarga dengan makanan Ny. R.

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

Page 20: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

20

BAB IV

PENUTUP

A. SIMPULAN

1. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Pada

populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg  dan

tekanan diastolik 90 mmHg.

2. Beberapa faktor yang sering menyebabkan hipertensi, yaitu faktor keturunan ciri

perseorangan dan kebiasaan hidup.

3. Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan

sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan

pengobatan hipertensi

B. SARAN

Berdasarkan penulisan makalah tentang hipertensi ini, diharapkan dapat

bermanfaat untuk pembaca serta bagi penulis khususnya. Saran dan kritik sangat

diperlukan untuk penulisan makalah ini menjadi lebih baik.

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

Page 21: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

21

DAFTAR PUSTAKA

1. Linder MC, Department of Chemistry, Fullertor, diterjemahkan oleh Aminudin

Parakkasi. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian Secara Klinis,.

Jakarta: Penerbit UI Press, 1992.

2. Departemen Kesehatan RI. Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta:

Depkes RI, 1995.

3. PERKI Pusat dan Yayasan Jantung Indonesia. Pedoman Makan Untuk Kesehatan

Jantung Indonesia. Jakarta: PERKI Pusat dan Yayasan jantung Indonesia, 2002.

4. Moore MC, diterjemahkan oleh Liniyanti D. Oswari. Pedoman Terapi Diet dan

Nutrisi Edisi II. Hipokrates Tahun I, 1992.

5. Bagian Gizi RSCM dan PERSAGI. Penuntun Diet. Jakarta: Bagian Gizi RSCM

dan PERSAGI, 1996.

6. Askep Askeb. Asuhan Keperawatan dengan Hipertensi.

(http://terselubung.cz.cc/), 2010.

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV

Page 22: Makalah keluarga dengan hipertensi.docx

22

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :

1. Penjelasan terkait hipertensinya apakah sebaiknya

dikurangi?

2. Assesment belum lengkap.

3. Diagnosa yang diangkat belum sesuai dengan diagnosa

kep. keluarga yang telah diajarkan, namun diagnosa

yang ada dapat dijadikan inspiasi pembuatan diagnosa

keluarga yang seharusnya.

4. Format itervensi belum sesuai.

5. Tujuan pada intervensi belum terhubung dengan 5 tugas

keluarga, namun rencana kegiatan yang akan dilakukan

bisa diadopsi sedikit-sediki.

6. Simpulan dan saran lebih diarahkan untuk keperawatan

keluarga lagi.

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Kelompok IV