makalah kelompok 8.docx

50
A. Pendahuluan Kemiskinan menjadi masalah klasik yang tidak pernah habis di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Sampai saat ini, upaya pemerintah Indonesia terus dilakukan untuk menghabisi kemiskinan ini. Walaupun tidak akan pernah habis, minimal dapat berkurang saja, sehingga tidak menjadi penghambat lajunya pertumbuhan pembangunan Indonesia menuju peralihan menjadi negara maju yang diharapkan. Sampai saat ini, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan persentase angka kemiskinan yang menurun. Walaupun sempat naik pada September 2013 menjadi 11.47 persen dari sebelumnya 11.37 persen pada Maret 2013, namun pada tahun 2014 data memperlihatkan penurunan menjadi 11.25, menurun sekitar 0.22 poin dari 11.47. Dan pada september 2014, mengalami penurunan yang cukup tajam sekitar 123.3 poin menjadi 10.98 persen. Hal ini terlihat dalam grafik sebagai berikut: Grafik 1.1 Persentase Kemiskinan di Indonesia Maret 2013 Sep-13 Maret 2014 Sep-14 10.70 10.90 11.10 11.30 11.50 11.37 11.47 11.25 10.96 Sumber : Badan Pusat Statistik (2014) 1

Transcript of makalah kelompok 8.docx

A. Pendahuluan Kemiskinan menjadi masalah klasik yang tidak pernah habis di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Sampai saat ini, upaya pemerintah Indonesia terus dilakukan untuk menghabisi kemiskinan ini. Walaupun tidak akan pernah habis, minimal dapat berkurang saja, sehingga tidak menjadi penghambat lajunya pertumbuhan pembangunan Indonesia menuju peralihan menjadi negara maju yang diharapkan. Sampai saat ini, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan persentase angka kemiskinan yang menurun. Walaupun sempat naik pada September 2013 menjadi 11.47 persen dari sebelumnya 11.37 persen pada Maret 2013, namun pada tahun 2014 data memperlihatkan penurunan menjadi 11.25, menurun sekitar 0.22 poin dari 11.47. Dan pada september 2014, mengalami penurunan yang cukup tajam sekitar 123.3 poin menjadi 10.98 persen. Hal ini terlihat dalam grafik sebagai berikut:Grafik 1.1 Persentase Kemiskinan di Indonesia

Sumber : Badan Pusat Statistik (2014)Dari tren-nya pun, kemiskinan di Indonesia mengalami garis yang positif. Artinya kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan.Grafik 1.2 Tren Persentase Kemiskinan di Indonesia

Sumber : Badan Pusat Statistik (2014)Selain kemiskinan, masih banyak sekali permasalahan lain yang dihadapi oleh negara berkembang, baik itu dari internal maupun eksternal. Dari sisi eksternal, kita ketahui bersama bahwa pada akhir 2015 ini, Indonesia akan menghadapi pasar bebas se-ASEAN yang dikenal dengan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Hal ini menjadi tantangan baru bagi pemerintah Indonesia sebagai salah satu negara yang akan ikut berpartisipasi dalam MEA, terutama dalam masalah daya saing baik itu barang ataupun jasa. Melihat fakta-fakta di lapangan seperti itu, yang akhirnya mendorong pemerintah melakukan tindakan-tindakan yang matang untuk mengatasinya. Maka, dalam hal ini diperlukan perencanaan sebagai pedoman bagi pemerintah untuk memilih tindakan apa yang akan dilakukan dan tindakan mana yang paling tepat.Jika kita tinjau dari sisi Islam mengenai perencanaan, Al-Quran sudah sejak lama mengatur agar setiap manusia bertindak tidak sembrono, artinya melakukan segala sesuatu dengan memilih tindakan yang paling tepat agar mendapatkan hasil yang diharapkan juga. Allah berfirman dalam QS. Al-Hasyr: 18 yaitu : Artinya:Wahai orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. Firman Allah ini pada hakikatnya telah diterapkan banyak manusia, bahkan tidak hanya orang beriman saja. Termasuk Indonesia yang bukan negara yang berbasis Islam namun mayoritas orang Islam telah menjalankan esensi dari ayat ini. Jadi adanya sistem perencanaan pembangunan sudah sesuai dengan apa yang diajarkan Islam untuk menyiapkan apa yang seharusnya dilakukan.Dari latar belakang di atas, makalah ini akan mencoba membahas mengenai teori perencanaan pembangunan, aplikasi perencanaan pembangunan di Indonesia dan permasalahan yang dihadapi Indonesia dalam sistem perencanaan ini. Makalah ini diharapkan dapat memberikan sedikit kontribusi pengetahuan dan referensi bagi mahasiswa yang ingin mengetahui terkait sistem perencanaan pembangunan khususnya di Indonesia.B. Pembahasan 1. Mengapa Perlu Perencanaan Pembangunan?Perencanaan pembangunan diperlukan karena tiga faktor, yaitu (1) adanya kegagalan mekanisme pasar (market failures), (2) ketidakpastian (uncertainly) masa datang, dan (3) untuk memberikan arah pembangunan yang jelas.Perencanaan ekonomi adalah upaya pemerintah yang dilakukan secara sengaja untuk mengoordinasikan keputusan-keputusan ekonomi selama jangka panjang. Keputusan-keputusan ekonomi tersebut ditujukan untuk memengaruhi, mengarahkan, dan dalam beberapa kasus bahkan untuk mengendalikan tingkat dan pertumbuhan variabel-variabel ekonomi utama (pendapatan, konsumsi, kesempatan kerja, investasi, tabungan, ekspor, impor, dan lain-lain) yang tujuan akhirnya adalah terpenuhinya tujuan pembangunan yang telah ditetapkan sebelumnya.Dalil perlunya perencanaan ekonomi bagi NSB (Negara Sedang Berkembang) menjelaskan bahwa perekonomian pasar yang tidak terkendali sering kali menjadi penyebab terjadinya dualisme ekonomi, fluktuasi harga, ketidakstabilan pasar, dan rendahnya tingkat kesempatan kerja. Secara khusus, mereka menjelaskan bahwa sistem perekonomian pasar tidak sesuai diterapkan di negara-negara miskin, seperti masalah mobilisasi sumber daya yang terbatas yang pada akhirnya berdampak pada terjadinya perubahan struktur (structural change) yang diperlukan untuk merangsang terjadinya pertumbuhan yang seimbang dan berkelanjutan bagi perekonomian secara keseluruhan. Dengan demikian, perencanaan diterima sebagai alat penting dalam menuntun dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di hampir seluruh NSB.Secara umum, diterimanya perencanaan sebagai alat pembangunan yang efektif didasarkan pada gagalnya mekanisme pasar. Ada tiga bentuk umum di mana kegagalan pasar terjadi, yaitu (1) tidak dapat berfungsi secara tepat (tidak ada pasar), (2) fungsi pasar dalam alokasi sumber daya yang terbatas. Pada dasarnya, kegagalan pasar dapat terjadi pada situasi di mana biaya atau manfaat sosial berbeda dari biaya atau manfaat swasta. Contoh paling umum adalah barang-barang publik (public goods) dan eksternalitas.Sebagian besar rencana pembangunan didasarkan pada tiga model makroekonomi, yaitu (1) model pertumbuhan agregat (aggregate growth models), (2) model multisektoral dan proyeksi sektoral/model input-output (multisector models and secteral projections), dan (3) penilaian proyek dan analisis biaya-manfaat sosial (project appraisal and social cost-benefit analysis). Dari ketiga model tersebut, model penilaian proyek dan analisis biaya-manfaat merupakan model terbaik karena mencakup komponen perumusan rencana yang paling penting, yaitu pemilihan proyek investasi khusus secara detail.Proses perumusan rencana pembangunan yang menyeluruh tetap merupakan suatu proses yang rumit. Proses perumusan rencana tidaklah sederhana sebagaimana ditunjukkan oleh tiga pendekatan atau model sebelumnya. Perumusan rencana melibatkan suatu dialog tetap dan mekanisme arus balik (feedback mechanism) antara pemimpin nasional/daerah yang menjadi penetap prioritas dengan para perencana, ahli statistik, peneliti, serta kantor-kantor departemen dan kementerian. Persaingan internal dan tujuan-tujuan yang bertentangan selalu menjadi faktor yang dipertimbangkan. Banyaknya masalah dalam implementasi dan kegagalan rencana menjadi penyebab gagalnya kebijakan pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah. Beberapa alasan gagalnya perencanaan, yaitu (1) tidak efesiennya perencanaan dan implementasinya, (2) data yang tersedia di samping tidak memadai juga tidak dapat dipercaya, (3) munculnya gangguan-gangguan ekonomi yang tidak terduga baik internal maupun eksternal, (4) lemahnya kelembagaan, serta (5) kurangnya komitmen dan kemauan politik dari para pemimpin dan pengambil kebijakan.2. Teori dan Konsep Perencanaan Pembangunana. Pengertian PerencanaanIstilah Perencanaan memiliki pengertian yang berbeda-beda dari para ahli. Banyak dokumen perencanaan nasional atau pernyataan dari para pemimpin politik yang memperkenalkan pengertian mereka sendiri. Para pakar ekonomi pun belum ada kesepakatan tentang pengertian istilah perencanaan pembangunan ekonomi tersebut. Menurut Conyers dan Hills (1994), Perencanaan sebagai suatu proses yang bersinambung yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang. Sedangkan Arsyad (2002), menyatakan ada 4 (empat) elemen dasar perencanaan yakni:[footnoteRef:1] [1: Lincolin Arsyad, Pengantar Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. 2002)]

1) Merencanakan berarti memilih2) Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya3) Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan4) Perencanaan untuk masa depan. Walaupun belum ada kesepakatan yang di antara pakar ekonomi berkenaan dengan istilah perencanaan ekonomi, dapat di ambil inti dari istilah perencanaan ekonomi mengandung arti pengendalian dan pengaturan suatu perekonomian untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu dalam jangka waktu tertentu pula. b. Sistem Ekonomi TerpusatSistem ekonomi terpusat adalah suatu sistem perekonomian yang tidak memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas, dan lain sebagainya.Dalam sistem ekonomi ini, pemerintah berperan dominan dalam mengelola dan mengatur perekonomian (mulai dari produksi, distribusi, dan konsumsi). Pihak swasta dan perseorangan tidak diberi hak untuk bebas berusaha dan memiliki sejumlah faktor produksi. Sistem ekonomi terpusat adalah suatu sistem ekonomi dengan kebijakan atau teori yang bertujuan untuk memperoleh suatu distribusi yang lebih baik dengan tindakan otoritas demokratisasi terpusat dan kepadanya perolehan produksi kekayaan yang lebih baik dari pada yang kini berlaku sebagaimana yang diharapkan.Sistem ekonomi terpusat berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagai konsekuensinya, penguasaan individu atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar merupakan kepemilikan sosial.Prinsip Dasar Sistem ekonomi terpusat1) Pemilikan harta oleh negara2) Kesamaan ekonomi3) Peran pemerintah sangat kuatc. Sistem Ekonomi Kapitalis (Pasar)Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, menjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi. Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.Ciri-ciri sistem ekonomi kapitalis :1) Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi2) Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar3) Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingan (keuntungan) sendiri4) Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani Kuno (disebut hedonisme)d. Perencanaan dalam Perekonomian KapitalisPerencanaan memainkan peranan penting dalam proses ekonomi, bahkan di negara kapitalis, meskipun tidak secara langsung. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya sistem perencanaan yang matang di negara-negara yang perekonomianya didominasi oleh sektor swasta seperti Amerika Serikat dan Inggris. Lebih dari itu, perencanaan pada umumnya merupakan sebuah usaha yang dengan sadar dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesempatan kerja yang tinggi, serta tingkat harga yang relatif stabil melalui berbagai instrument fiskal dan moneter.Perencanaan dilakukan dengan tujuan mencapai pertumbuhan ekonomi dengan tingkat pengerjaan yang tinggi dan harga-harga yang stabil melalui berbagai instrumen kebijakan fiskal dan moneter. Sifat perencanaannya berupa simultan atau rangsangan terhadap pihak swasta untuk melakukan aktivitas ekonomi ke arah tertentu. Alat kebijakan utama yang digunakan adalah terutama kebijakan di bidang moneter, perpajakan dan hubungan perdagangan luar negeri. Tingkat pengerjaan dan pendapatan yang tinggi disebabkan oleh adanya kebijakan ekspansi moneter, peningkatan pengeluaran pemerintah dan penyesuaian tarif pajak. Inflasi dan deflasi diatasi melalui kebijakan-kebijakan fiskal, penyesuaian tingkat bunga. Gejolak neraca pembayarandinetralisir.[footnoteRef:2] [2: Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2010). hlm 171]

Seluruh instrumen di atas meskipun aktif, tetapi bersifat tidak langsung. Bersifat aktif dalam artian bahwa keseluruhan kebijakan tersebut dinilai mampu mendorong perekonomian ke arah yang diinginkan. Sedangkan bersifat tidak langsung mempunyai makna bahwa keseluruhan kebijakan tersebut hanya dimaksudkan menciptakan keadaan yang menguntungkan, di mana para pengambil keputusan dari pihak swasta dipengaruhi agar mereka berperilaku sesuai dengan cara yang memungkinkannya terwujud pertumbuhan ekonomi yang stabil dan terus menerus.e. Perencanaan dalam Perekonomian SosialisPerencanaan peekonomian sosialis dikaitkan terutama dengan perekonomian Uni Soviet (sebelum negara uni bubar) dan perekonomian ala Soviet di Eropa Timur dan Asia (terutama RRC) di mana pemerintah secara aktif dan langsung mengendalikan gerak perekonomian melalui suatu proses pengambilan keputusan yang terpusat. Perbedaan yang esensial antara perekonomian kapitalis dan perekonomian sosialis adalah rangsangan versus pengendalian.Pemerintah secara aktif dan langsung mengendalikan gerak perekonomian melalui suatu proses pengambilan keputusan yang terpusat/sistem komando. Dalam sistem ini tidak ada kebebasan konsumen maupun produsen untuk menentukan konsumsi atau produksi barang/jasa yang diinginkannya. Proses produksi, konsumsi dan distribusi sepenuhnya ditentukan oleh pemerintah.Perbedaan antara peranan perencanaan perekonomian kapitalis dan perekonomian sosial, peranan perekonomian kapitalis hanya berusaha untuk mencegah agar perekonomian tidak keluar dari lintasan pertumbuhan yang stabil yang diinginkan melalui alat kebijaksanaan yang aktif namun tidak langsung. Dan peranan perekonomian sosialis hanya menetapkan seperangkat sasaran tertentu yang merupakan suatu rangkaian kemajuan ekonomi yang diinginkan akan tetapi juga berusaha melaksanakan rencananya secara langsung .[footnoteRef:3] [3: Ibid, hlm 172]

f. Perencanaan dalam Perekonomian Negara berkembangNegara berkembang dicirikan dengan perekonomian campuran, yaitu adanya suatu lingkungan kelembagaan di mana sebagian dari sumber daya produktif dimiliki dan dikelola, sedangkan sebagian lainnya dimiliki oleh pemerintah. Kelemahan pada perencanaan perekonomian campuran adalah sumber daya yang terbatas, sistem administrasi yang belum tertib dan kelembagaan yang belum memadai. Besarnya kepemilikan antara sektor pemerintah dan swasta berbeda antara negara satu dengan negara lainnya.Perekonomian negara berkembang terdapat adanya suatu lingkungan kelembagaan di mana sebagian dari sumber daya produktif dan dikelola oleh pihak swasta, sedangkan sebagian oleh pemerintah. Tidak seperti perekonomian kapitalis yang biasanya pemilikan pemerintah hanya kecil sekali, maka perekonomian campuran dibedakan oleh adanya pengaruh pemerintah yang sangat besar.Dua aspek utama dari Perencanaan Perekonomian Negara Berkembang [footnoteRef:4]: [4: Ibid, hlm 173]

1) Penggunaan tabungan masyarakat dan pembayaran dari luar negri dilakukan secara sengaja oleh pemerintah untuk melaksanakan investasi-investasi pada proyek pemerintah dan memobilisir serta menyalurkan sumber daya yang langka ke bidang yang bisa diharapkan memberi sumbangan ke arah kemajuan ekonomi dalam jangka panjang.2) Kebijaksanaan pemerintah untuk mempermudah, bahkan mengendalikan keadaan ekonomi swasta untuk menjamin suatu hubungan yang serasi antara pengusaha swasta dengan pemerintah pusat.Sifat kompromi dari keadaan tersebut yaitu antara rangsangan kapitalis dan pengendalian sosialis tampak jelas dari karakteristik perencanaan dan perekonomian campuran.g. Strategi dan Perencanaan EkonomiPerencanaan sering disamakan dengan sistem politik suatu negara seperti kapitalis, sosialis, dan campuran. Setiap bentuk campur tangan pemerintah dalam masalah ekonomi diartikan juga sebagai perencanaan. Oleh sebab itu perencanaan dapat dikatakan sebagai teknik atau cara untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya serta telah dirumuskan oleh Badan Perencanaan Pusat.Tujuan perencanaan ekonomi adalah mengadakan suatu perekonomian nasional yang diatur, dan direncanakan tujuannya dan jalannya. Perencanaan pada asasnya berkisar pada dua hal yaitu :1) Penentuan pilihan secara sadar mengenai tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu atas dasar nilai yang dimiliki masyarakat yang bersangkutan.2) Pilihan-pilihan di antara cara-ara alternatif yang efisien serta rasional guna mencapai tujuan-tujuan tersebut.Perencanaan ekonomi adalah usaha secara sadar dari suatu pusat organisasi untuk mempengaruhi, mengarahkan, serta dalam beberapa hal bahkan mengendalikan perubahan variabel-variabel ekonomi yang utama (misalnya GDP, konsumsi, investasi, tabungan, dan lain-lain) dari suatu negara atau wilayah tertentu selama periode waktu tertentu sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi inti dari perencanaan ekonomi adalah gagasan-gagasan tentang pengaruh, pengarahan, dan pengendalian.h. Proses Perencanaan EkonomiProses perencanaan ekonomi dapat dibedakan menjadi empat tahap[footnoteRef:5] : [5: Ibid, hlm 169]

1) Para pemimpin politik harus menetapkan prioritas tujuan untuk mengarahkan para perencana jika terjadi beberapa konflik tujuan. Pada umumnya pemimpin politik negara menetapkan target kenaikan atau lebih, misalnya kenaikan GNP 6 persen per tahun dan kenaikan tingkat kesempatan 4 persen kerja per tahun, dan kemudian memerintahkan kepada perencana untuk mengembangkan progam-progam untuk mencapai tujuan tersebut.2) Mengukur ketersediaan sumber daya terbatas selama periode perencanaan tersebut, misalnya tingkat tabungan, bantuan luar negeri, penerimaan pemerintah, tenaga kerja yang terlatih, keterbatasan administrasi dan organisasi juga merupakan kendala yang kuat yang dapat menghalangi kemampuan perekonomian tersebut untuk mencapai target-targetnya.3) Semua usaha ekonomi ditujukan untuk memilih berbagai cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan nasional. Pada tahap ini, di tetapkan proyek-proyek investasi, seperti jalan, pembangunan pabrik, pembangunan pusat kesehatan, pengaturan pajak dan kebijakan harga atau subsidi, kesemuanya ini dapat merangsang sektor swasta untuk mengembangkan tujuan-tujuan perencanaan pembangunan ekonomi.4) Merupakan sebuah proses pemilihan kegiatan yang layak dilakukan dan penting agar dapat mencapai tujuan nasional tanpa adanya kendala sumber daya dan organizational. Hasil dari semua proses tersebut adalah strategi pembangunan atau rencana yang mengatur kegiatan yang akan dilakukan selama beberapa tahun ke depannya.i. Model-Model Perencanaan PembangunanModel dan metode perencanaan (pembangunan) ekonomi merupakan usaha secara sadar dari suatu organisasi pusat untuk mempengaruhi, mengarahkan, serta dalam beberapa hal, bahkan mengendalikan perubahan dalam variable-variabel ekonomi yang utama (misalnya: PDB, konsumsi, investasi, tabungan dll.).[footnoteRef:6] [6: Michael P. Todaro. Ekonomi Pembangunan. (Jakarta: Erlangga, 1998)]

Model pembangunan ekonomi merupakan seperangkat hubungan terorganisasi yang memberikan berfungsinya suatu kesatuan perekonomian (rumah tangga, individu, nasional dan internasional) dengan seperangkat asumsi-asumsi yang disederhanakan.Pemilihan model akan sangat tergantung kepada kematangan perekonomian yang ada, bagaimana struktur kelembagaan ekonomi dan peranan sektor swasta vs sektor pemerintah dalam pembangunan, ketersediaan data dan informasi, dan kendala-kendala operatisional tertentu (misalnya kelangkaan modal, devisa, dan lain lain). Model-model perencanaan pembangunan antara lain[footnoteRef:7]: [7: http://sorayadwikartika.blogspot.com/2013/09/perencanaan-pembangunan-ekonomi.html di akses pada 14 mei 2015]

1) Model AgregatTipe model perencanaan yang paling sederhana adalah model agregat yang berhubungan dengan perekonomian secara keseluruhan dan menyangkut komponen-komponen agregat seperti konsumsi, produksi, investasi, tabungan, ekspor, impor, dan lain lain. Model ini biasanya digunakan untuk menentukan laju pertumbuhan PDB dengan asumsi yang disederhanakan. Model perencanaan pertama dan pemula yang digunakan hampir semua oleh negara berkembang adalah model pertumbuhan agregat (aggregate growth model). Model ini mengulas perekonomian secara keseluruhan dengan menggunakan variabel-veriabel makroekonomi yang dinilai paling mempengaruh tingkatan dan laju pertumbuhan output nasional, yaitu tabungan, investasi, cadangan modal, nilai ekspor, impor, bantuan luar negeri, dan sebagainya. Model pertumbuhan agregat ini merupakan model yang cocok untuk meramalkan pertumbuhan output (dan mungkin juga ketenagakerjaan) dalam kurun waktu antara tiga sampai dengan lima tahun. 2) Model Input-Output dan Proyeksi Sektoral: Gagasan DasarPendekatan lain yang jauh lebih canggih terhadap perencanaan pembangunan menggunaka beberapa varian model-antar industri (inter-industry model) atau model input-output (input-output model). Pendekatan ini memperhitungkan kenyataan bahwa kegiatan ekonomi dalam sektor-sektor industri yang utama senantiasa saling berhubungan satu sama lain dalam suatu bentuk himpunan persamaan aljabar yang simultan yang pada akhirnya akan menunjukan proses produksi atau teknologi yang digunakan dalam masing-masing sektor industri. Semua industri selain dianggap sebagai produsen output tertentu juga sebagai konsumen atau pihak yang menggunakan output dari industri yang lain sebagai input-inputnya. Sebagai contoh adalah sektor pertanian. Selain sebagai produsen output tertentu (misalnya gandum) sektor ini juga menggunakan input-input yang merupakan output-output, katakanlah sektor industri mesin dan sektor industri pupuk. 3) Penilaian Proyek dan Analisis Manfaat Biaya SosialMeskipun lembaga perencanaan di negara-negara berkembang pada umumnya menggunakan output-input sektoral yang telah disederhanakan, namun dalam kegiatan operasional sehari-harinya mereka lebih memperhatikan alokasi dana investasi pemerintah yang selalu terbatas berdasarkan teknik analisis makroekonomi yang dikenal dengan nama penilaian proyek (project appraisal). Namun hendaknya hubungan intelektual dan operasional antara tiga teknik perencanaa yang penting tersebut tidak diabaikan. Model pertumbuhan makro menyusun strategi yang luas, yang bila disertai dengan analisis output-input, akan pelaksanaan upaya pemenuhan target sektoral domestik secara konsisten, sedangkan penilaian proyek khusus dirancang untuk menjamin terciptanya perencanaan proyek yang efisien unutk masing-masing sektor. Hubungan timbal balik antara ketiga tahap perencanaan tersebut akan sangat banyak menentukan keberhasilan pelaksanaan perencanaan pembangunan tersebut.3. Paradigma Perencanaan Pembangunan NasionalUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan landasan konstitusional penyelenggaraan negara, dalam waktu relatif singkat (1999-2002), telah mengalami 4 (empat) kali perubahan. Dengan berlakunya amandemen UUD 1945 tersebut, telah terjadi perubahan dalam pengelolaan pembangunan, yaitu: (1) penguatan kedudukan lembaga legislatif dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); (2) ditiadakannya Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman penyusunan rencana pembangunan nasional; dan (3) diperkuatnya otonomi daerah dan desentralisasi pemerintahan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.[footnoteRef:8] [8: http://tkampus.blogspot.com/2012/01/perencanaan-pembangunan.html ]

Sejarah Singkat Perkembangan Perencanaan Pembangunan di Indonesia[footnoteRef:9] [9: N.n, Bab 3 Perkembangan Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia, https://hendrapujiutama.wordpress.com/2013/04/29/perkembangan-strategi-dan-perencanaan-pembangunan-ekonomi-indonesia-peta-perekonomian-indonesia/ ]

a. Dokumen Perencanaan Periode 1958-1967 (Orde Lama)Pada masa orde lama, MPRS menetapkan tiga ketetapan dasar perencanaan nasional yaitu TAP MPRS NO. 1/MPRS/1960 tentang manifesto politik Republik Indonesia sebagai Garis-Garis Besar Haluan Negara, TAP MPRS NO.II/MPRS1960 tentang Garis-Garis Besar Pola Pembangunan Nasional Sementara Berencana 1961-1969 dan TAP MPRS NO IV/MPRS/1963 tentang Pedoman-Pedoman Pelaksanaan Garis Besar Hauan Negara dan Haluan Pembangunan.b. Dokumen Perencanaan Periode 1968-1998 (Orde Baru)Masa orde baru, landasan perencanaannya berdasarkan TAPMPR dalam bentuk GBHN yang diwujudkan dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Proses penyusunannya sentralistik dan top-down, didominasi oleh pemerintah pusat dan bersifat ekslusif. Akibatnya daerah kurang inovatif dan kreatif dalam memajukan masyarakatnya.c. Dokumen Perencanaan Periode 1998-2000 (Reformasi)Periode reformasi ini merupakan periode yang melahirkan perubahan dramatis dan juga memberikan konsekuensi besar dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan nasional, sehingga tidak ada dokumen perencanaan pada periode ini. Bahkan terbesit isu bahwa lembaga yang mengurusi perencanaan akan dibubarkan. d. Dokumen Perencanaan Periode 2000-2004Pada sidang umum tahun 1999, MPR mengesahkan TAP MPR No.IV/MPR/1999 tentang GBHN tahun 1999-2004. Pada peraturan ini, presiden dan DPR ditugaskan untuk menjabarkan GBHN dalam bentuk Propenas. Repelitada berubah menjadi Propeda. Hal ini direalisasikan dalam bentuk UU No. 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional 2000-2004.e. Dokumen Perencanaan Periode 2004-2025Tahun 2004, sistem perencanaan pembangunan diatur dalam UU No. 25 tahun 2004 tentang SPPN. Sejak saat itu, GBHN, Propenas, Propeda, Repetada diganti menjadi RPJMN dan RPJMD. Selain itu, disahkan pula UU No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025. Perencanaan Pembangunan Nasional menurut Teori TradisionalPemerintah memiliki wadah yang sangat luas dalam pembangunan. Dengan adanya keterbukaan dalam proses penyelenggaraana negara maka pemerintah mendorong masyarakat untuk berpartisifasi aktif dalam pemerintahan atau dalam pelaksanaan pembangunan, mendorong masyarakat untuk melakukan kontrol sosial terhadap setiap kebijaksanaan pemerintah, sehingga akan terhindar terjadinya KKN dalam pemerintahan.Dengan keterbukaan berarti pemerintah atau penyelenggara negara sanggup bertanggungjawab terhadap kegiatan yang dilakukan kepada rakyat. Tanggungjawab ini menyangkut masalah proses pengerjaan, pembiayaan dari segi manfaatnya bagi masyarakat, bangsa dan negara, maka terjalin hubungan yang harmonis antara pemerintah dan rakyat yang pada gilirannya akan menciptakan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan nasional.Menurut Growth (1960) teori pertumbuhan ekonomi dapat dikemukakan menjadi beberapa tahap yaitu:1) Tahap Masyarakat TradisionalMasyarakat menciptakan produksi yang amat rendah sehingga pendapatan per kapita yang kurang pemerataan, di bidang pertanian sumber tenaga mesin sangat kurang maka masyarakat atau pemerintah bahan memperbaiki kondisi ekonomi sosial dan budaya berbagai komunitas menginvestasikan ke dalam kehidupan bangsa, menciptakan kemampuan menjalankan bangsa.2) Tahap Masyarakat DewasaTahap masyarakat dewasa dalam arti masyarakat yang mampu memilih dan memberi respon terhadap perubahan dan mampu mengendalikan masa depannya sehingga tidak bergantung kepada pihak lain. Perencanaan dalam operasionalnya dikelompokkan menjadi 4, yaitu:[footnoteRef:10] [10: N.n, Perencanaan Pembangunan, https://www.academia.edu/9149394/Perencanaan_Pembangunan ]

1) Perencanaan fisik ( Physical planning), yaitu yang berhubungan dengan sifat-sifat serta pengaturan gedung-gedung, alat-alat, sarana (material) dan fasilitas yang lazimnya disebut perencanaan fisik2) Perencanaan fungsional ( Fungsional planning), yaitu yang berhubungan dengan fungsi tertentu dan atau fungsi-fungsi yang terbatas jumnlahnya, contoh: Perencanaan Pegawai3) Perencanaan secara luas (Comprehensive planning), yaitu yang berhubungan dengan perencanaan yang menyeluruh dalam arti intern dan ekstern dari berbagai kegiatan organisasi, perencanaan ini mengintegrasikan dari beberapa kegiatan organisasi, contohnya: Perencanaan Pemulihan Wilayah Aceh Pasca Tsunami4) Perencanaan yang dikombinasikan (General combination planning), yaitu perencanaan yang meliputi berbagai aspek kegiatan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang ada pada unit kerja dalam sesuatu organisasi yang mempunyai tujuan sama, dan demikian juga halnya dengan antar instansi/organisasi. Contoh: Perencanaan Bidang Pendidikan Perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan, dan kreatif, agar manajemen tidak hanya akan bereaksi terhadap lingkungannya, tetapi lebih menjadi peserta aktif dalam memanfaatkan lingkungannya. Perencanaan dilakukan untuk mencapai: (1) Protective benefits yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan; dan (2)Positive benefits dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi. Perencanaan mempunyai banyak manfaat, diantaranya : 1) membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan;2) membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama; 3) memungkinkan pimpinan memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas; dan meminimkan pekerjaan yang tidak pasti; 4) membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat; 5) memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;6) memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara berbagai bagian organisasi; 7) menghemat waktu, usaha, dan danaProses perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik melalui 3 pendekatan (3 Approach terhadap planning) : 1) Mengetahui sifat-sifat/cirri-ciri suatu perencanaan. Perencanaan yang baik ada 10 ciri :a) Harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Artinya dengan perencanaan itu tujuan akan mudah dicapai, bukan malah mempersulit pencapaiannya.b) Harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh memehami tujuan organisasi. c) Harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh mendalami teknik-teknik perencanaan. d) Harus disertai oleh suatu perincian yang teliti. e) tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiran pelaksanaan f) Rencana harus sederhana, artinya susunan rencana itu sistematis, bahasa yang mudah dipahami dan ada prioritas yang jelas. g) Rencana harus luwes, yaitu walau pola dasar rencana itu permanen tapi harus ada kemungkinan perubahan penyesuaian terhadap suatu kondisi tertentu. h) Di dalam rencana harus terdapat tempat pengambilan resiko. i) Rencana harus bersifat praktis/pragmatis, yaitu harus dapat tercapai (attainable). j) Rencana harus merupakan forecasting (peramalan atas keadaan yang mungkin dihadapi). 2) Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian yang harus dijawab dengan memuaskan:a) What , apa kegiatan-kegiatan yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. b) Where, dimana kegiatan-kegiatan tertentu hendak dijalankan c) When, Kapan rencana itu dilaksanakand) How, bagaimana cara melaksankan kegiatan-kegiatan ke arah tercapainya tujuan e) Who, Siapa hal ini menyangkut pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab. f) Why, mengapa, secara filosofis mendahului pertanyaan ke- 5 sebelumnya. Hal ini berarti menyangkut kriteria akan kapabilitas orang yang akan diberikan tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan rencana tersebut.3) Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus dipecahkan dengan menggunakan teknik-teknik ilmiah (scientific techniques of problem-solving ), meliputi 7 langkah : a) Mengetahui sifat hakiki dari masalah yang dihadapi. ( Know the nature of the problem). b) Mengumpulkan data (collect data) c) Penganalisaan data (analysis of the data) d) Penentuan bebrapa alternatif (determination of several alternative) e) Memilih cara yang kelihatannya terbaik (selection of the seeminingly best wal from among alternatives)f) Palaksanaan (Execution)g) Penilaian hasil yang dicapai (evaluation of result)

3. Aplikasi Perencanaan Pembangunan di IndonesiaIndonesia merupakan salah satu dari negara berkembang yang senantiasa melakukan pembangunan dalam berbagai sektor. Upaya pembangunan ini tentu tidak lepas dari perencanaan-perencanaan yang akan menjadi panduan bagi suatu negara sehingga dapat menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui serangkaian pilihan-pilihan. Pemilihan jenis perencanaan yang tepat dapat menciptakan akselerasi dalam pembangunan suatu negara.Dasar hukum perencanaan pembangunan di Indonesia mengacu pada konstitusi Negara Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945, visi-misi program kerja Presiden dan hasil evaluasi rencana pembangunan periode sebelumnya.[footnoteRef:11] Selain itu, perencanaan pembangunan juga diatur pelaksanaannya dalam peraturan lain yang senantiasa diperbaharui setiap pergantian periode. [11: Catur Nugraheni, Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Pelaksanaannya, dan Mengenai Penyusunan Indikator Pembangunan Hukum Nasional, https://www.academia.edu/10024475/Penyusunan_Rencana_Pembangunan_Nasional ]

Setelah reformasi, sistem perencanaan diatur UU No. 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional, PP No. 6 tahun 2006 tentang tata cara penyusunan rencana pembangunan nasional serta UU No. 17 tahun 2007 tentang rencana pembangunan jangka panjang nasional. Tugas pemerintah dalam bidang perencanaan pembangunan di Indonesia saat ini berada di bawah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dikepalai oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional.a. Jenis-jenis Perencanaan PembangunanJenis perencanaan pembangunan yang digunakan Indonesia setiap periode berbeda-beda. Hal ini dapat digambarkan dalam figur sebagai berikut:

Figur 1.1 Jenis PerencanaanJenis PerencanaanProsesJangka WaktuDimensi Pendekatan

Pernc. SektoralPernc. RegionalPernc.MikroJangka PanjangJangka MenengahJangka PendekPernc. MakroButtom UpTop Down

Sumber : Kuncoro (2012)1) Pendekatan Top-Down dan Buttom-Up Masa Soeharto (Orde Baru)Pada masa Soeharto, yang mendominasi pendekatan top-down, di mana pemerintah pusat memainkan perannya dalam menentukan anggaran untuk daerah tanpa mempertimbangkan prioritas lokal. Hal ini terjadi pada masa orde baru saat Soeharto berkuasa. Dalam sistem ini, praktik pembangunan daerah lebih menonjol karena perencanaan dan pembangunannya bersifat sentralistik. Hal ini terlihar dari Repelitada yang hanya mengadopsi Repelita yang dicanangkan oleh pusat. Pendekatan sektoral juga sangat kuat pada masa iniMasa Megawati (Reformasi)Mulai tahun 2001, keseimbangan antara dua pendekatan ini mulai digalakan, tepatnya pada pemerintahan Megawati. Perencanaan dari atas (Top-down planning) digambarkan dalam figur sebagai berikut:

Figur 1.2 Perencanaan dari Atas (Top-Down Planning)Poldas ProvinsiRenstrada ProvinsiRepetada ProvinsiRepetada Kab/KotaRenstrada Kab/KotaPopeda Kab/KotaPoldas Kab/KotaPropeda ProvinsiGBHN NasionalPropenas NasionalRenstra NasionalRepeta Nasional

Keterangan : = KoordinasiSumber : Kuncoro (2012)Figur di atas menggambarkan bahwa proses top-down planning adalah sebagai berikut[footnoteRef:12]: [12: Ibid., hlm. 26-27 ]

a) Pembahasan Garis Besar Haluan Negara (GBHN) oleh MPRb) Penyusunan Program Nasional (Propenas) oleh pemerintah pusat, Rencana Strategis Pembangunan (Renstra) dan Rencana Pembangunan Nasional Tahunan (Repeta). Ket: Renstra menekankan program untuk mencapai misi yang dinyatakan Propenas sedangkan Repeta memberikan program dan kegiatan yang lebih terperinci sebagai penghubung rencana pembangunan pemerintah dengan anggaran pembangunan pusat untuk tahun mendatang.c) Semua Pemda (Provinsi dan Kabupaten/Kota) menyiapkan Pola Dasar (Poldas), Program Pembangunan Daerah (Propeda) untuk lima tahun, Renstrada dan Repetada yang sesuai dengan ketentuan Nasional.Proses top-down perencanaan pembangunan tahunan dimulai ketika setiap tingkt pemerintahan emberikan acuan dan keputusan anggaran tahunan pada tingkat pemerintahan dibawahnya.Adapun perencanaan dari bawah Buttom-Up digambarkan dalam figur berikut:Figur 1.3 Perencanaan dari Bawah (Buttom-Up Planning)RepetadaAPBDRakorbangMusbangdesBADANUDKPDINASMusbangdes Musbangdes Musbangdus Musbangdus Musbangdus

Sumber : Kuncoro (2012)Proses buttom-up merupakan proses konsultasi di mana setiap tingkat pemerintah mengajukan proposal pembangunan tahunan sesuai dengan yang diajukan tingkat pemerintahan di bawahnya. Adapun prosesnya sebagai berikut[footnoteRef:13]: [13: Ibid., hlm. 28-30 ]

a) Di tingkat desa di adakan Musyawarah Pembangunan Dusun (Musbangdus) dan Musyawarah Pembangunan Desa (Musbangdus) yang dipimpin kepala desa dan dihadiri oleh BPD, LKMD, LSM dan perwakilan kecamatan untuk menyusun proyek yang akan diajukan ke tingkat kecamatan.b) Proposal tersebut kemudian ditinjau di kecamatan oleh Unit Daerah Kerja Pembangunan (UDKP) pada bulan Juni atau Juli untuk disaring proyek yang tumpang tindih dan bukan prioritas serta menambah proyek dari kecamatan sendiri.c) Proses tinjauan tersebut dilakukan juga di tingkat kabupaten/kota dan juga provinsi sampai pada akhirnya dibahas dalam Rakorbangnas di Bappenas yang dihadiri oleh gubernur, bupati/wali kota, kepala Bappeda dan kementerian dalam negeri serta kementerian lain yang terkait. Pertemuan ini dilaksanakan pada bulan Oktober atau November di Jakarta. Masa SBY (2004)Sejak tahun 2004, sistem perencanaan Indonesia mengikuti SPPN yang ditetapkan dalam UU No. 25 tahun 2004 tentang SPPN. Sejak itu, GBHN, Poldas, Propenas/Propeda, Repetada diganti menjadi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada level nasional dan RPJMD pada level daerah untuk merencanakan pembangunan selama 5 tahun. Sementara itu, pembangunan tahunan dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Pusat (RKPP) dan Rencana Kerja Pemerntah Daerah (RKPD).Berdasarkan UU No. 25 tahun 2004, pasal 1, SPPN merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelanggaraan negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.[footnoteRef:14] Perencanaan dibuat dengan tujuan dan maksud di antaranya sebagai penuntun arah, meminimalisir ketidakpastian dan in-efisiensi sumber daya serta menetapkan kualitas yang ada.[footnoteRef:15] Dalam Bab IV pasal 8 UU No. 25 tahun 2004 dijelaskan bahwa tahapan perencanaan secara garis besar terdiri dari empat pokok yaitu[footnoteRef:16]: [14: Ibid., hlm. 32 ] [15: Ratu Ririe, Perencanaan Pembangunan serta Masalah Pembangunan, http://ittc.co.id/artikel/index.php?id_tulisan=7 ] [16: UU No. 25 tahun 2004, publikasi http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/regulasi/uu/UU_No._25_Th_2004.pdf ]

a) Penyusunan Rencana yang meliputi rancangan rencana pembangunan nasional/daerah, rancangan rencana kerja departemen/lembaga/SKPD, musyawarah perencanaan pembangunan dan rencana akhir rencana pembangunan b) Penetapan Rencana seperi RPJP Nasional dengan UU dan RPJP daerah dengan PERDAc) Pengendalian Pelaksanaan Rencana, dilakukan oleh masing-masing SKPD dengan tujuan agar pelaksanaannya sesuai dengan tujuan dan sasarand) Evaluasi Pelaksanaan Rencana, diarahkan pada outputs, outcomes dan dampak dari rencana pembangunan.Dalam SPPN, perencanaan partisipatif diwujudkan melalui Musrenbang di mana sebuah rancangan rencana dibahas dan dikembangkan bersama oleh semua pemangku kepentingan yaitu pelaku pembangunan baik pemerintah pusat/daerah, dunia usaha maupun masyarakat.[footnoteRef:17] Adapun tahapan Musrenbang dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut: [17: Mudrajad Kuncoro, Perencanaan Daerah, Bagaimana Membangun... , Op.Cit., hlm. 35]

Figur 1.4 Tahapan Musrenbang

Sumber : Bappenas (2011)Tahapan-tahapan di atas, akan menghasilkan dokumen-dokumen perencanaan pembangunan. Berdasarkan UU No. 25 tahun 2004, dokumen perencanaan yang dimaksud adalah:a) RPJP untuk periode 20 tahunb) RPJP untuk periode 5 tahunc) RPJM kementerian/lembanga (Rencana Strategi Kementerian/Lembaga : Renstra-KL) untuk 5 tahund) Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) untuk 5 tahune) Rencana Pembangunan Tahunan Nasional/Rencana Kerja pemerintah (RKP) untuk 1 tahunf) RKP daerah untuk 1 tahung) Renja Kementrian/Lembaga untuk 1 tahunh) Renja-SKPD untuk 1 tahun.Implementasi dokumen-dokumen tersebut memperlihatkan bahwa alur perencanaan dan penganggaran terbagi dalam perencanaan 20 tahunan, 5 tahunan dan 1 tahunan.[footnoteRef:18] [18: Ibid., hlm. 37 ]

2) Perencanaan Menurut Dimensi Pendekatan dan KoordinasiProses perencanaan menurut pendekatan ini terbagi menjadi empat, yaitu[footnoteRef:19]: [19: Ibid., hlm. 38-43]

a) Perencanaan MakroPerencanaan makro adalah perencanaan pembangunan nasional dalam skala makro atau menyeluruh. Perencanaan ini mengkaji berapa pesat pertumbuhan ekonomi dapat dan akan direncanakan, berapa besar tabungan masyarakat dan pemerintah akan tumbuh, bagaimana proyeksinya dan hal-hal lain yang berkaitan dengan makro. Kajian ini dilakukan untuk menentukan tujuan dan sasaran dalam jangka waktu tertentu dengan memperhitungkan variabel ekonomi.Salah satu contohnya adalah upaya pemerintah pusat mencapai tujuan pembangunan milenium (millenium development goals MDGs) yang disahkan di New York dalam pertemuan PBB, kepala negara dan perwakilan 189 negara pada September tahun 2000. Bagi Indonesia, MDGs ini dijadikan sebagai acuan dalam perumusan kebijakan, strategi dan program pemerintah. Berlandaskan strategi pro-growth, pro-jobs, pro-poor dan pro-environment, alokasi anggaran pusat dan daerah terus meningkat setiap tahunnya untuk mendukung pencapaian sasaran MDGs. Karena acuan MDGs ini, Indonesia telah berhasil mencapai beberapa sasaran. Salah satunya dalam hal penanggulangan kemiskinan, jumlah penduduk yang berpenghasilan kurang dari 1 USD per hari menurun dari 20, 6 persen pada tahun 1990 menjadi 5,9 persen paa tahun 2008. Dengan kemajuan yang signifikan, maka pada tahun 2015 semua yakin bahwa sasaran MDGs akan tercapai.b) Perencanaan SektoralPerencanaan sektoral adalah perencanaan yang dilakukan dengan pendekatan berdasarkan sektor yang memiliki persamaan dalam kegiatan dan programnya. Salah satu contohnya adalah dalam sektor industri, pemerintah pusat mencanangkan arah Kebijakan Industri Nasional (KIN) dengan Perpres No. 28 tahun 2008 yaitu dengan pendekatan top-down yang menghasilkan industri prioritas nasional. c) Perencanaan Regional Perencanaan ini menitikberatkan pada aspek lokasi di mana kegiatan tersebut dilakukan. Pemda dengan pusat memiliki kepentingan yang berbeda dalam melihat aspek ruang di suatu daerah. Kementerian pusat yang bertitik berat sektoral melihat lokasi untuk kegiatan, sedangkan Pemda yang bertitik berat pada pembangunan regional melihat kegiatan untuk lokasi. d) Perencanaan MikroPerencanaan mikro yaitu perencanaan skala kecil dan terperinci dalam perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran rencana-rencana baik makro, sektoral maupun regional ke dalam proyek yang jelas dan dokumen perencanaan dan penganggaran. Secara operasional, perencanaan ini tergambar antara lain dalam Daftar Isian Proyek (DIP), Petunjuk Operasional (PO) dan rancangan kegiatan.3) Perencanaan Menurut Jangkauan Jangka WaktuPerencanaan pembangunan Indonesia menurut periode waktu terdiri dari :a) Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dengan periode 25 tahunb) Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dengan periode 5 tahunc) Rencana Pembangunan Jangka Pendek Tahunan yang tertuang dalam RAPBN 4. Permasalahan dalam Perencanaan PembangunanDalam proses perencanaan pembangunan baik di tingkat nasional maupun daerah terdapat problem maupun hambatan-hambatan yang membuat perencanaan pembangunan bisa berjalan tidak sesuai rencana. Mengingat dalam proses itu acapkali ditemui unsur-unsur kepentingan (interest) baik kepentingan politik maupun ekonomi daripada aktor aktor yang merumuskan proses perencanaan, yang kemudian berimplikasi pada produk perencanaan pembangunan yang tak tepat sasaran cenderung merugikan masyarakat dan dominan menguntungkan para elite. Dalam proses perumusan perencanaan pembangunan masyarakat kerap tidak diajak berpartisipasi dan tidak dilibatkan, hal ini bertentangan dengan tujuan dari sistem perencanaan pembangunan yang tercantum dalam UU No 25 Tahun 2004 pasal 2 ayat 4 butir d yang mana berbunyi UU No 25 Tahun 2004 ini mempunyai tujuan yang sangat luas, yaitu untuk mengoptimalkan partisipasi masyarakat. Dalam praktik pembangunan, masyarakat kadang masih diposisikan sebagai objek bukan subjek.Perencanaan pembangunan yang disusun juga harus menjamin tercapainya pengunaan sumber daya, baik dana dan tenaga secara efektif, efisien, adil dan transparan. Aspek penting yang harus dilakukan pemerintah pusat maupun daerah adalah menekankan agar perencanaan pembangunan disusun dengan proporsional dan rasional dan partisipatif sehingga didukung oleh masyarakat dan stakeholder lainnya serta produk dari perencanaan pembangunan sendiri dapat tepat sasaran.Dalam perencanaan pembangunan di suatu negara, terkadang tidak bisa lepas dari berbagai permasalahan yang membuat negara tersebut terhambat dan gagal dalam perencanaan dan pembangunan suatu negara. Dalam perencanaan pembangunan di Indonesia sendiri terdapat berbagai hambatan yang dihadapi oleh pemerintah, diantaranya adalah :

a. Kemiskinan Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah klasik yang menjadi hambatan dalam pembangunan karena banyak orang-orang miskin yang tidak mampu mengembangkan potensi dirinya menjadi lebih baik. Untuk membangun suatu negara agar menjadi lebih baik tidak hanya membutuhkan peran pemerintah saja tetapi masyarakat juga harus berperan untuk membantu pemerintah dalam membangun dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di negara.Terdapat pendekatan yang dilakukan dalam mengatasi kemiskinan :1.Empowering people Masyarakat diberikan informasi yang tepat dan kemudian diberikan kesempatan untuk bertindak dalam pemberdayaan masyarakat yang bisa dimulai dari mendidik.2.Membangun promoting private and goverment3.Reformasi tata kelola pemerintahan (goverment reformation).Pemerintah yang secara berkesinambungan peduli terhadap semua proses dalam menagatasi kemiskinan.b. Pengaruh globalisasiGlobalisasi yang merupakan sebuah kenyataan yang tidak bisa dielakkan karena terikat berbagai konvensi baik ditingkat Asean dan Asia bahkan dunia. Dengan adanya pasar bebas, pada tingkat dunia yang diberlakukannya General Agreement on Tariff and Trade (GATT) maupun pada tingkat regional seperti ASEAN Free Trade Area (AFTA).c. Sikap dan perilaku Sikap dan perilaku menunjukkan baik atau buruknya sistem perencanaan yang akan di rancang oleh pemerintah. Sikap dan perilaku itu bisa dilihat dari pemerintah dan masyarakat itu sendiri.d. Konsistensi kebijakan dan kepastian hukumPemerintah seringkali tidak konsisten dengan perencanaan yang telah disusun,kadang rencana hanya tinggal rencana selain itu kepastian hukum di indonesia tidaklah terjamin.Implementasinya di Indonesia seperti rencana E-government (e-gov) intinya adalah proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efisien. Namun rencana ini terhambat karena penetrasi pasar hardware dan provider layanan jasa teknologi komunikasi dan informasi belum merata hingga daerah - daerah dan mahalnya sarana dan prasarana teknologi ICT. Di beberapa daerah terpencil di Indonesia masih belum tersedia saluran telekomunikasi atau bahkan aliran listrik[footnoteRef:20]. [20: N.n, Hambatan yang Dihadapi Pemerintah, http://bella-anggun.blogspot.com/2013/10/hambatan-yang-di-hadapi-pemerintah.html ]

Selain itu, kelemahan utama yang dirasakan selama ini adalah sistem perencanaan pembangunan nasional dan daerah adalah kurangnya keterpaduan, baik lintas sektoral, antar propinsi dengan nasional, antar propinsi yang berdekatan, serta antara kabupaten dan kota. Akibatnya, masing-masing program pembangunan yang ditetapkan menjadi kurang saling mendukung satu sama lainnya sehingga sinergi yang diharapkan kurang dapat mendorong proses pembangunan secara keseluruhan.Permasalahan semakin serius dengan diterapkannya otonomi darah di mana masing-masing daerah cenderung mementingkan daerahnya masing-masing sehingga melupakan kepentingan nasional[footnoteRef:21]. Di era otonomi daerah ini, masalah ego sektoral tersebut merupakan masalah yang serius. Sebenarnya, masing-masing daerah saling membutuhkan satu sama lainnya dalam mendorong proses pembangunan di daeranya masing-masing sehingga perencanaan pembangunan dapat berjalan terpadu. Terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar daerah sangat penting untuk mempercepat realisasi pembangunan di daerah. Namun, koordinasi antar kepala daerah kerapkali kurang berjalan efektif bahkan kerap dihadapi konflik kepentingan dalam penyusunan dan pelaksanaan program. Masing-masing kepala daerah, baik gubernur, bupati maupun walikota kebanyakan masih memiliki ego sektoral sehingga terjadi ketimpangan pembangunan antar wilayah. Ketidaksinkronan dan tidak sinergiasnya antar para aktor pembangunan ini juga bertentangan dengan tujuan dari sistem perencanaan pembangunan yang tercantum dalam UU No 25 Tahun 2004 pasal 2 ayat 4 butir a dan b yang mana berbunyi mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan dan menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antar-ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah. Dalam kondisi demikian, menurut Sjahrizal (2009) dibutuhkan pemetaan akan kebutuhan dari masing-masing wilayah sehingga pembangunan dapat dilakukan secara terpadu dan proporsional. Ada baiknya jika antar kepala daerah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Jangka Menengah sesuai masa jabatan kepala daerah. Sinkronisasi dan integrasi juga harus rencana strategis (Renstra) yang jelas dan terarah dan mewakili semua kepentingan wilayah[footnoteRef:22]. [21: Dadang Solihin, Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah, Lokakarya Penyusunan Pembangunan Daerah, 26 November 2008.] [22: Shafrizal, Teknis Praktis Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah, (Baduose Media, 2009]

Peran Pemerintah Dalam Implementasi Perencanaan Pembangunan Daeraha. Coorporet ( Kerjasama )Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dapat membangun daerah menjadi lebih baik. Pembangunan daerah tidak akan tercapai apabila tidak peran pemerintah dan masyarakat, semuanya harus melengkapi agar tujuan teapt sasaran.b. CommunicationKomunikasi antar sesama dapat mempercepat pembangunan daerah apalagi ini snagat diperlukan untuk pemabangunan daerah tertinggal. Seprti desa yang jauh dari pusat kota. Maka komunikasi ini sangat diperlukan dalam menunjang pemabngan daerah.

5. Pemecahan Permasalahan dalam Perencanaan Pembangunan Untuk mengatasi berbagai persoalan yang muncul akibat kesenjangan kesejahteraan, perlu dilakukan upaya pembangunan yang terencana. Upaya pembangunan yang terencana dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan yang dilakukan. Lebih jauh lagi berarti perencanaan yang tepat sesuai dengan kondisi di suatu wilayah menjadi syarat mutlak dilakukannya usaha pembangunan[footnoteRef:23]. Perencanaan ada sebagai upaya untuk mengantisipasi ketidakseimbangan yang terjadi yang bersifat akumulatif. Artinya perubahan pada suatu keseimbangan awal dapat mengakibatkan perubahan pada sistem sosial yang akhirnya membawa sistem yang ada menjauhi keseimbangan awal. Perencanaan sebagai bagian daripada fungsi manajemen yang bila ditempatkan pada pembangunan daerah akan berperan sebagai arahan bagi proses pembangunan berjalan menuju tujuan di samping itu menjadi tolok ukur keberhasilan proses pembangunan yang dilaksanakan. [23: Nn. Kapita Selekta Masalah Perencanaan Pembangunan. https://sibuba.wordpress.com/2011/12/23/kapita-selekta-masalah-perencanaan-pembangunan-daerah/ ]

Namun tidak semua rencana merupakan perencanaan pembangunan terkait dengan kebijaksanaan pembangunan, maka pemerintah berperan sebagai pendorong pembangunan (agent of development), ini terkait dengan definisi perencanaan yang merupakan upaya institusi publik untuk membuat arah kebijakan pembangunan yang harus dilakukan di sebuah wilayah baik negara maupun di daerah dengan didasarkan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Perencanaan pembangunan memiliki ciri khusus yang bersifat usaha pencapaian tujuan pembangunan tertentu. Adapun ciri dimaksud antara lain :a. Perencanaan yang isinya upaya-upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi yang kuat dapat tercermin dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi positif.b. Ada upaya untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat. c. Berisi upaya melakukan struktur perekonomian d. Mempunyai tujuan meningkatkan kesempatan kerja. e. Adanya pemerataan pembangunan.Perencanaan yang baik seperti sebuah perjalanan yang sudah melewati setengah jalan, karena sisanya hanyalah tinggal melaksanakan dan mengendalikan. Apabila dalam pelaksanaannya konsisten, pengendalian yang efektif, dan faktor-faktor pengganggu sedikit atau tidak memberi pembiasan pelaksanaan pembangunan, maka pembangunan dapat dikatakan tinggal menanti waktu untuk mencapai tujuan. Negara besar sekalipun tetap menghadapi berbagai masalah pembangunan yang bertahap harus diselesaikan. Ada berbagai alasan sebagai pendorong untuk melakukan perencanaan seperti menonjolnya kemiskinan, adanya perbedaan kepentingan, keterbatasan sumber daya, sistem ekonomi pasar dan adanya tujuan tertentu yang ditetapkan. Jadi Perencanaan pembangunan menjadi prioritas utama dalam pembanguna itu sendiri. Implementasi otonomi daerah dan desentralisasi di Indonesia menuntut perubahan paradigma perencanaan dan keuangan daerah yang bersifat komprehensif mengarah kepada transparansi, akuntabilitas, demokratisasi, desentralisasi dan partisipasi masyarakat.C. PenutupPerencanaan pembangunan diperlukan karena tiga faktor, yaitu (1) adanya kegagalan mekanisme pasar (market failures), (2) ketidakpastian (uncertainly) masa datang, dan (3) untuk memberikan arah pembangunan yang jelas. Menurut Conyers dan Hills (1994), Perencanaan sebagai suatu proses yang bersinambung yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang.Sistem perencanaan diatur UU No. 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional, PP No. 6 tahun 2006 tentang tata cara penyusunan rencana pembangunan nasional serta UU No. 17 tahun 2007 tentang rencana pembangunan jangka panjang nasional. Tugas pemerintah dalam bidang perencanaan pembangunan di Indonesia saat ini berada di bawah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dikepalai oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional.Dalam perencanaan pembangunan di Indonesia sendiri terdapat berbagai hambatan yang dihadapi oleh pemerintah, diantaranya adalah :a. Kemiskinanb. Pengaruh Globalisasic. Sikap dan Perilakud. Konsistensi kebijakan dan kepastian hukum

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincoln. Pengantar Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. 2002 . Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2010Badan Pusat Statistik 2014Kuncoro, Mudrajad. Perencanaan Daerah, Bagaimana Membangun Ekonomi Lokal, Kota dan Kawasan?. Jakarta: Salemba Empat. 2012.Todaro, Michael P. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Erlangga, 1998Shafrizal. Teknis Praktis Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah. Baduose Media. 2009Solihin, Dadang. Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah. Lokakarya Penyusunan Pembangunan Daerah. 26 November 2008N.n. Bab 3 Perkembangan Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia. https://hendrapujiutama.wordpress.com/2013/04/29/perkembangan-strategi-dan-perencanaan-pembangunan-ekonomi-indonesia-peta-perekonomian-indonesia/ N.n, Hambatan yang Dihadapi Pemerintah, http://bella-anggun.blogspot.com/2013/10/hambatan-yang-di-hadapi-pemerintah.htmlNn. Kapita Selekta Masalah Perencanaan Pembangunan. https://sibuba.wordpress.com/2011/12/23/kapita-selekta-masalah-perencanaan-pembangunan-daerah/ Nn. Perencanaan Pembangunan Ekonomi. http://sorayadwikartika.blogspot.com/2013/09/perencanaan-pembangunan-ekonomi.html Nn. Perencanaan Pembangunan. http://tkampus.blogspot.com/2012/01/perencanaan-pembangunan.htmlN.n, Perencanaan Pembangunan, https://www.academia.edu/9149394/Perencanaan_Pembangunan Nugraheni, Catur. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Pelaksanaannya, dan Mengenai Penyusunan Indikator Pembangunan Hukum Nasional. https://www.academia.edu/10024475/Penyusunan_Rencana_Pembangunan_NasionalRatu Ririe, Perencanaan Pembangunan serta Masalah Pembangunan, http://ittc.co.id/artikel/index.php?id_tulisan=7 UU No. 25 tahun 2004. Publikasi http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/regulasi/uu/UU_No._25_Th_2004.pdf\

33