makalah kelompok 4 NEW(1).docx

29
MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA “Kependudukan dan Ketenagakerjaan” DAFTAR ISI Kata Pengantar........................................... i Daftar Isi............................................... .......ii Bab I Pendahuluan 1.1. . .Latar belakang masalah........................... 1 1.2 Rumusan Masalah.................................... 1 1.3. . .Tujuan penulisan masalah......................... 2 Bab II Pembahasan 2.1 Kependudukan........................................ 3 2.1.2 Peranan penduduk dalam pembangunan ekonomi....... 4 2.2 Ketenagakerjaan..................................... 7 2.2.1 Angkatan Kerja Indonesia......................... 8 2.2.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Pengangguran . . .9 i

Transcript of makalah kelompok 4 NEW(1).docx

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIAKependudukan dan Ketenagakerjaan

DAFTAR ISIKata PengantariDaftar IsiiiBab I Pendahuluan1.1 Latar belakang masalah11.2 Rumusan Masalah11.3 Tujuan penulisan masalah2Bab II Pembahasan2.1 Kependudukan32.1.2 Peranan penduduk dalam pembangunan ekonomi42.2 Ketenagakerjaan72.2.1 Angkatan Kerja Indonesia82.2.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Pengangguran92.3 Pekerjaan dan Tingkat Upah92.3.1 Lapangan, Status, dan Jenis Pekerjaan92.3.2 Jam Kerja112.3.3 Tingkat Upah132.4 Kebijaksanaan Kependudukan Dan Ketenagakerjaan142.4.1 Kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah kependudukan142.4.2 Kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan.152.4.3 Kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah pengangguran15Bab III Penutup3.1 Kesimpulan173.2 Saran17Daftar Pustakaiii

i

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahIndonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, menjadikan negara ini negara dengan penduduk terpadat ke-4 di dunia. Pulau Jawa merupakan salah satu daerah terpadat di dunia, dengan lebih dari 107 juta jiwa tinggal di daerah dengan luas sebesar New York.Indonesia memiliki budaya dan bahasa yang berhubungan namun berbeda. Sejak kemerdekaannya, Bahasa Indonesia (sejenis dengan Bahasa Melayu) menyebar ke seluruh penjuru Indonesia dan menjadi bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi, pendidikan, pemerintahan, dan bisnis. Namun bahasa daerah juga masih tetap banyak dipergunakan.Dari segi kependudukan, Indonesia masih menghadapi beberapa masalah besar anatara lain: Penyebaran penduduk tidak merata, sangat padat di Jawa - sangat jarang di Kalimantan dan Irian. Piramida penduduk masih sangat melebar, kelompok balita dan remaja masih sangat besar. Angkatan kerja sangat besar, perkembangan lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah penambahan angkatan kerja setiap tahun. Distribusi Kegiatan Ekonomi masih belum merata, masih terkonsentrasi di Jakarta dan kota-kota besar dipulau Jawa. Pembangunan Infrastruktur masih tertinggal, belum mendapat perhatian serius Indeks Kesehatan masih rendah, Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi masih tinggi

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang ada penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut :1. Bagaimana laju pertumbuhan penduduk di Indonesia ?2. Bagaimana akibat yang ditimbulkan dari pertumbuhan penduduk yang tidak merata ?3. Bagaimana kondisi ketenagakerjaan di Indonesia ?4. Bagaimanakah pekerjaan dan tingkat upah yang berlaku di Indonesia? 5. Bagaimana campur tangan pemerintah tentang kependudukan dan ketenagakerjaaan?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah1. Untuk mengetahui laju pertumbuhan penduduk di Indonesia.2. Untuk mengetahui permasalahan yang ditimbulkan akibat pertumbuhan penduduk yang tidak merata.3. Untuk mengetahui kondisi ketenaga kerjaan di Indonesia.4. Untuk mengetahui angkatan kerja dan tingkat upah di Indonesia.5. Untuk mengetahui kebijaksanaan kependudukan dan ketenagakerjaan.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1KEPENDUDUKAN.Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Angka Jumlah penduduk Indonesia dapat dijumpai pada hasil Sensus Penduduk terbitan Biro Pusat Statistik. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi. Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Migrasi merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah secara khusus mengingat adanya densitas (kepadatan) dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi orang-orang untuk melakukan migrasi, di pihak lain, komunikasi termasuk transportasi semakin lancar. Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara atau pun batas administratif / batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain. Beberapa faktor yang mendorong terjadinya kependudukan baik secara kuantitatif maupun kualitatif, antara lain: Kemajuan IPTEK. Dorongan atau hasrat naluri manusia yang selalu memperoleh kondisi yang lebih baik dari sebelumnya di dalam kehidupannya baik material maupun intelektual. Keterbatasan kemampuan dukungan alam dan SDA serta dukungan lainnya yang diperlukan.

Dalam literatur kuno, penduduk dipandang sebagai penghambat pembangunan. Penduduk yang dalam jumlah besar dan dengan pertumbuhan yang tinggi dinilai hanya menambah beban pembangunan. Jumlah penduduk yang besar memperkecil pendapatan per kapita dan menimbulkan masalah ketenagakerjaan. Tapi tidak selamanya pertumbuhan penduduk yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi dalam suatu negara. Dalam literatur modern, penduduk justru dipandang sebagai pemacu pembangunan. Berlangsungnnya kegiatan produksi adalah berkat adanya orang yang membeli dan mengkonsumsi barang-barang yang dihasilkan. Konsumsi dari penduduk inilah yang akan meningkatkan permintaan agregat (Subandi,2005 : 94).Permintaan akan meningkat seiring bertambahnya penduduk. Penawaranpun akan bertambah pula karena semakin banyak kebutuhan penduduknya yang harus dipenuhi. Efek yang lain, dengan semakin banyaknya penduduk yang berkualitas, maka sektor tenaga kerja ahli mudah didapat (Dumairy,1996 : 68).2.1.2 Peranan Penduduk Dalam Pembangunan Ekonomi4 aspek penduduk yang perlu diperhatikan di negara-negara sedang berkembang :1. Adanya tingkat perkembangan penduduk yang relatif tinggi.2. Adanya struktur umur yang tidak favorabel.3. Tidak adanya distribusi penduduk yang seimbang4. Tidak cukupnya tenaga kerja yang terdidik dan terlatih.1. Tingkat Perkembangan penduduk yang tinggiPertumbuhan penduduk di negara berkembang umumnya memberikan efek yang negatif, karena pertumbuhan penduduk tidak diimbangi dengan kualitas dan produktivitas manusianya tersebut.Menurut kaum klasik, akan ada perlombaan antara tingkat perkembangan output dengan tingkat perkembangan penduduk, yang akhirnya akan dimenangkan oleh perkembangan penduduk. Karena penduduk juga berfungsi sebagai tenaga kerja, maka paling tidak akan terdapat kesulitan dalam lapangan penyediaan pekerjaan. Kalau penduduk itu dapat memperoleh pekerjaan, maka hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan bangsanya. Tetapi kalau mereka tidak dapat memperoleh pekerjaan, yang berarti mereka itu menganggur, maka justru akan menekan standar hidup bangsanya menjadi lebih rendah. Produktivitas penduduk di negara berkembang relatif rendah sehingga mengakibatkan rendahnya produksi. Hal itu dikarenakan sebagian besar penduduk di negara berkembang berasal dari sektor agraris, sehingga hasil dari produksinya biasanya hanya habis untuk dikonsumsi sendiri. Bahkan untuk konsumsi sendiri saja masih kurang, sehingga mereka tidak terlalu memikirkan tentang menabung (saving) apalagi investasi.2. Struktur umur yang tidak favorabel.Umumnya negara sedang berkembang memili angka beban tanggungan yang tinggi karena besarnya jumlah penduduk usia muda. Proporsi yang besar dari penduduk usia muda ini tidak menguntungkan bagi pembangunan ekonomi, karena :1. Penduduk golongan usia muda, cenderung untuk memperkecil angka penghasilan per kapita dan mereka semua merupakan konsumen dan bukan sebagai produsen dalam perekonomian tersebut.2. Adanya golongan penduduk usia muda yang besar jumlahnya di suatu negara akan mengakibatkan alokasi faktor-faktor produksi kearah investasi-investasi sosial dan bukan ke investasi-investasi kapital. Oleh karena itu paling tidak akan menunda perkembangan ekonomi.

3. Distribusi penduduk yang tidak seimbang.Urbanisasi biasanya terjadi karena adanya tingkat upah yang lebih menarik di sektor industri ( di kota) daripada tingat upah di sektor pertanian (di desa). Pola urbanisasi tersebut tidak lagi terjadi seratus persen bagi negara sedang berkembang, karena banyak tenaga kerja yang pindah dari desa ke kota bukan karena mendapat pekerjaan di kota, tetapi mereka pindah dahulu ke kota sambil mencari pekerjaan. Keadaan ini yang akan menimbulkan pengangguran di kota-kota.4. Kualitas tenaga kerja yang rendah.Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan penghalang pembangunan ekonomi suatu negara. Ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Dengan kata lain, pendidikan merupakan faktor penting bagi berhasilnya pembangunan ekonomi (Irawan,1988 : 63-75)1

Proyeksi Penduduk menurut Provinsi, 2010-2035 (Ribuan)

ProvinsiTahun

201020152020202520302035

Aceh4523,105002,005459,905870,006227,606541,40

Sumatera Utara13028,7013937,8014703,5015311,2015763,7016073,40

Sumatera Barat4865,305196,305498,805757,805968,306130,40

Riau5574,906344,407128,307898,508643,309363,00

Jambi3107,603402,103677,903926,604142,304322,90

Sumatera Selatan7481,608052,308567,909000,409345,209610,70

Bengkulu1722,101874,902019,802150,502264,302360,60

Lampung7634,008117,308521,208824,609026,209136,10

Kepulauan Bangka Belitung1230,201372,801517,601657,501788,901911,00

Kepulauan Riau1692,801973,002242,202501,502768,503050,50

Pulau Sumatera50860,3055272,9059337,1062898,6065938,3068500,00

DKI Jakarta9640,4010177,9010645,0011034,0011310,0011459,60

Jawa Barat43227,1046709,6049935,7052785,7055193,8057137,30

Banten10688,6011955,2013160,5014249,0015201,8016033,10

Jawa Tengah32443,9033774,1034940,1035958,6036751,7037219,40

DI Yogyakarta3467,503679,203882,304064,604220,204348,50

Jawa Timur37565,8038847,6039886,3040646,1041077,3041127,70

Pulau Jawa37033,30145143,60152449,90158738,00163754,80167325,60

Bali3907,404152,804380,804586,004765,404912,40

Nusa Tenggara Barat4516,104835,605125,605375,605583,805754,20

Nusa Tenggara Timur4706,205120,105541,405970,806402,206829,10

Bali dan Kep. Nusa Tenggara13129,7014108,5015047,8015932,4016751,4017495,70

Kalimantan Barat4411,404789,605134,805432,605679,205878,10

Kalimantan Tengah2220,802495,002769,203031,003273,603494,50

Kalimantan Selatan3642,603989,804304,004578,304814,205016,30

Kalimantan Timur3576,104068,604561,705040,705497,005929,20

Pulau Kalimantan13850,9015343,0016769,7018082,6019264,0020318,10

Sulawesi Utara2277,702412,102528,802624,302696,102743,70

Sulawesi Tengah2646,002876,703097,003299,503480,603640,80

Sulawesi Selatan8060,408520,308928,009265,509521,709696,00

Sulawesi Tenggara2243,602499,502755,603003,003237,703458,10

Gorontalo1044,801133,201219,601299,701370,201430,10

Sulawesi Barat1164,601282,201405,001527,801647,201763,30

Pulau Sulawesi17437,1018724,0019934,0021019,8021953,5022732,00

Maluku1541,901686,501831,901972,702104,202227,80

Maluku Utara1043,301162,301278,801391,001499,401603,60

Kep. Maluku2585,202848,803110,703363,703603,603831,40

Papua Barat765,30871,50981,801092,201200,101305,00

Papua2857,003149,403435,403701,703939,404144,60

Pulau Papua3622,304020,904417,204793,905139,505449,60

INDONESIA238518,80255461,70271066,40284829,00296405,10305652,40

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)Dari data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Indonesia selain memiliki penduduk dalam jumlah besar, Indonesia juga menghadapi masalah sebaran penduduk yang tidak merata dan laju penduduk yang ralatif tinggi.Dalam perspektif spasial, sebagian besar penduduk tinggal di pedesaan. Dan dalam perspektif regional, mayoritas penduduk bermukim di pulau jawa. Masalah ketidak merataan penduduk inilah yang akan menimbulkan masalah urbanisasi. Dan arus urbanisasi ini yang akan menimbulkan masalah penyediaan lapangan kerja, pemukiman, iniminalitas, dan masalah sosil lainnya (Subandi, 2005 : 95).2.2KETENAGAKERJAAN.Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong sebagai tenaga kerja adalah penduduk yang berumur di dalam batas usia kerja. Batas usia kerja versi Bank Dunia adalah antara 15 hingga 64 tahun. Tenaga kerja juga dibagi kedalam dua kelompok yaitu angkatan kerja ( tenaga kerja atau penduduk dalam usia bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara sedang tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan ) dan bukan angkatan kerja ( tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan, dan sedang tidak mencari pekerjaan ).Angkatan kerja dibedakan juga menjadi dua subkelompok, yaitu pekerja ( orang-orang yang mempunyai pekerjaan ) dan pengangguran ( orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan masih atau sedang mencari pekerjaan ).

Pemilahan penduduk berdasarkan pendekatan angkatan kerjaPENDUDUKA. Tenaga Kerja.1. Angkatan kerjaa. Pekerjab. Pengangguran2. Bukan angkatan kerjaa. Pelajar dan mahasiswab. Pengurus rumah tanggac. Penerimaan pendapatan lainB. Bukan Tenaga Kerja ( berusia < 10 tahun)

Pemilahan penduduk berdasarkan pendekatan pemanfaatan tenaga kerja

Dengan pendekatan pemanfaatan tenaga kerja, bekerja penuh adalah tenaga yang bersangkutan termanfaatkan secara cukup atau optimal. Menganggur adalah orang yang sama sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan. Setengah menganggur maksudnya bekerja tapi tenaganya kurang termanfaatkan, diukur dari curahan jam kerja, produktivitas kerja, atau penghasilan yang diperoleh. Pendekatan ini lebih realitis namun pelaksanaanya lebih rumit, terutama untuk mengukur pengangguran terselubung dalam bentuk produktivitas kerja rendah dan penghasilan rendah (Dumairy,1996 : 74-76).Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia, karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Oleh karenanya, setiap upaya pembangunan selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan lapangan usaha, dengan harapan penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan.

2.2.1Angkatan Kerja IndonesiaBerdasarkan data yang didapat dari Badan Pusat Statistik Februari 2013 dan Agustus 2013, Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus 2013 mencapai 118,2 juta orang, berkurang sebanyak 3,0 juta orang dibandingkan bulan Februari 2013 yang besarnya 121,2 juta orang. Jumlah penduduk yang bekerja dalam 6 bulan yang sama berkurang sebanyak 3,2 juta orang, dari 114,0 juta orang menjadi 110,8 juta orang, yang berarti menambah jumlah pengangguran sebanyak 200 ribu orang.Dengan demikian, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2013 mencapai 6,25 persen, lebih tinggi sedikit dibanding TPT Februari 2013 sebesar 5,92 persen. Selama setahun terakhir (Agustus 2012Agustus 2013), jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan terutama di Sektor Jasa Kemasyarakatan sebanyak 1,1 juta orang (6,49 persen), Sektor Perdagangan sebanyak 580 ribu orang (2,50 persen), serta Sektor Keuangan sebanyak 250 ribu orang (9,40 persen). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah Sektor Pertanian, Konstruksi, dan Industri masing-masing mengalami penurunan jumlah penduduk bekerja sebesar 2,08 persen, 7,51 persen, dan 3,19 persen.

2.2.2Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan PengangguranKeadaan ketenagakerjaan di Indonesia pada Agustus 2013 menunjukkan adanya penurunan jumlah angkatan kerja sebanyak 3,0 juta orang dibandingkan keadaan Februari 2013.Penduduk yang bekerja pada Agustus 2013 berkurang sebanyak 3,2 juta orang dibanding keadaan Februari 2013. Sedangkan jumlah pengangguran pada Agustus 2013 mengalami sedikit peningkatan sebanyak 220 ribu orang jika dibandingkan keadaan Februari 2013. Dalam setahun terakhir meskipun jumlah angkatan kerja bertambah, tetapi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurun sebesar 0,98 persen poin.

2.3Pekerjaan dan Tingkat UpahSebaran pekerjaan angkatan kerja dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu : Lapangan pekerjaan Status pekerjaan Jenis pekerjaan

2.3.1Lapangan, Status, dan Jenis Pekerjaan.Penduduk usia 15 tahun ke atas menurut jenis Kegiatan Utama, 2012-2013 ( jutaan orang) :Jenis Kegiatan Utama20122013

FebruariAgustusFebruariAgustus

1. Angkatan Kerja 120,41118,05121,19118,19

Bekerja 112,80110,81114,02110,80

Penganggur 7,617,247,177,39

2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 69,6667,8869,2166,90

3. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 6,326,145,926,25

4. Pekerja Tidak Penuh 35,5534,2935,7136,81

Setengah Penganggur 14,8712,7713,5610,89

Paruh Waktu 20,6821,5222,1525,92

Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan Pekerjaan Utama,2012-2013 ( jutaan orang )Lapangan Pekerjaan Utama20122013

FebruariAgustusFebruariAgustus

Pertanian 41,2038,8839,9638,07

Industri 14,2115,3714,7814,88

Konstruksi 6,106,796,896,28

Perdagangan 24,0223,1624,8123,74

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 5,205,005,235,04

Keuangan 2,782,663,012,91

Jasa Kemasyarakatan 17,3717,1017,5318,21

Lainnya *) 1,921,851,811,67

Jumlah 112,80110,81114,02110,80

Jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2012, jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan terutama di sektor Jasa Kemasyarakatan sebanyak 1,1 juta orang (6,49%), Sektor Perdagangan sebanyak 580 ribu orang (2,50 %), dan Sektor Keuangan sebanyak 250 ribu orang (9,40 %). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah Sektor Pertanian, Konstruksi, dan Industri masing-masing mengalami penurunan jumlah penduduk bekerja sebesar 2,08 persen, 7,51 persen, dan 3,19 persen.

Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang bekerja menurut Status Pekerjaan Utama,2012-2013 (jutaan orang)Status Pekerjaan Utama20122013

FebruariAgustusFebruariAgustus

Berusaha sendiri 19,5418,4419,1418,71

Berusaha dibantu buruh tidak tetap 20,3718,7619,3818,66

Berusaha dibantu buruh tetap 3,933,884,033,76

Buruh/Karyawan 38,1340,2941,5641,03

Pekerja bebas di pertanian 5,365,345,005,05

Pekerja bebas di nonpertanian 5,976,206,425,97

Pekerja keluarga/tak dibayar 19,5017,9018,4917,62

Jumlah 112,80110,81114,02110,80

Dari tujuh kategori Pekerjaan Utama diatas, pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh / karyawan, dan sisanya termasuk kedalam kategori pekerja informal. Berdasarkan indetifikasi diatas, pada Agustus 2013, sebanyak 44,8 juta orang (40,42 %) bekerja pada kegiatan formal dan 66,0 juta orang (59,58%) bekerja pada kegiatan informal.Dalam setahun terakhir (Agustus 2012 - Agustus 2013), penduduk bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap berkurang 120 ribu orang dan penduduk bekerja berstatus buruh / karyawan bertambah sebanyak 740 ribu orang. Keadaan ini menyebabkan jumlah pekerja formal bertambah sekitar 620 ribu orang dan presentasenya naik dari 39,86 % pada Agustus 2012 menjadi 40,42 % pada Agustus 2013.Sedangkan pekerja informal dalam setahun terakhir ini berkurang sebanyak 630 ribu orang dan presentasenya menurun dari 60,14 % pada Agustus 2012 menjadi 58,59 % pada Agustus 2013. Penurunan ini berasal dari hampir seluruh komponen pekerja informal, kecuali penduduk bekerja berstatus berusaha sendiri. 2.3.2Jam KerjaPenduduk Usia 15 tahun ke atas yang bekerja menurut Jumlah Jam Kerja Seluruhnya,2012-2013 (jutaan orang)Jumlah Jam Kerja Per Minggu20122013

FebruariAgustusFebruariAgustus

17 1,551,461,612,08

814 5,315,165,436,53

1524 12,6712,7913,0214,70

2534 16,0214,8915,6513,50

134 35,5534,3035,7136,81

35+ *) 77,2576,5178,3173,99

Jumlah 112,80110,81114,02110,80

*) Termasuk sementara tidak bekerjaPenduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh waktu yaitu penduduk yang bekerja pada kelompok 35 jam keatas per minggu, pada Agustus 2013 jumlahnya mencapai 74,0 juta orang (66,78 %). Sedangakan pekerja tidak penuh ( jumlah jam kerja kurang dari 35 jam per minggu ) meningkat sebanyak 2,5 juta orang (7,32 %). Dan penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam per minggu pada Agustus 2013 mencapai 8,6 juta orang (7,77 %).

Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang bekerja menurut Pendidikan Tertinggi yang di Tamatkan, 2012-2013 (jutaan orang)Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan2012

2013

FebruariAgustusFebruariAgustus

SD ke Bawah 55,5153,8854,6252,02

Sekolah Menengah Pertama 20,2920,2220,2920,46

Sekolah Menengah Atas 17,2017,2517,7717,84

Sekolah Menengah Kejuruan 9,439,5010,189,99

Diploma I/II/III 3,122,983,222,92

Universitas 7,256,987,947,57

Jumlah 112,80110,81114,02110,80

Pada Agustus 2013, penduduk bekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap mendominasi, yaitu sebanyak 52,0 juta orang (46,95 %), dan Sekolah Menengah Pertama sebanyak 20,5 juta (18,47 %). Sedangkan penduduk bekerja dengan pendidikan tinggi hanya sebanyak 10,5 juta orang, 2,9 juta orang (2,64 %) berpenddikan Diploma dan sebanyak 7,6 juta orang (6,83 %) berpendidikan Universitas.Perbaikan kualias penduduk yang bekerja ditunjukkan dengan kecenderungan menurunnya penduduk bekerja berpendidikan rendah ( SMP ke bawah ) dari 7,41 juta orang (66,87 %) pada Agustus 2012 menjadi 72,5 juta orang (65,42 %) pada Agustus 2013. Dan meningkatnya penduduk bekerja berpendidikan tinggi dari 10,0 juta orang (8,99 %) pada Agustus 2012 menjadi 10,5 juta orang (9,47 %) pada Agustus 2013.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) penduduk usia 15 tahun ke atas menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2012-2013 (persen)Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan20122013

FebruariAgustusFebruariAgustus

SD ke Bawah 3,693,643,613,51

Sekolah Menengah Pertama 7,807,768,247,60

Sekolah Menengah Atas 10,349,609,399,74

Sekolah Menengah Kejuruan 9,519,877,6811,19

Diploma I/II/III 7,506,215,656,01

Universitas 6,955,915,045,50

Jumlah 6,326,145,926,25

Jumlah pengangguran pada Agustus 2013 mencapai 7,4 juta orang dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2013 sebesar 6,25 %, naik dari TPT Februari 2013 sebesar 5,92 %. Pada Agustus 2013, TPT untuk pendidikan SMK menempati posisi tertinggi yaitu 11,19 %, disusul oleh TPT SMA sebesar 9,74 %, sedangkan TPT terendah terdapat pada pendidikan SD kebawah, yaitu sebesar 3,51 %.

2.3.3Tingkat Upah Berikut adalah daftar Provinsi yang sudah menetapkan Upah Minimum Provinsi 2014NO.PROVINSI20132014Kenaikan (%)

1Nangroe Aceh DarussalamRp 1,550,000Rp 1,750,00013%

2Sumatra UtaraRp 1,375,000Rp 1,505,85010%

3Sumatra BaratRp 1,350,000Rp 1,490,00010%

4RiauRp 1,400,000Rp 1,700,00021%

5Kepulauan RiaauRp 1,365,087Rp 1,665,00022%

6JambiRp 1,300,000Rp 1,502,30016%

7Sumatra SelatanRp 1,350,000Rp 1,825,60035%

8Bangka BelitungRp 1,265,000Rp 1,640,00030%

9BengkuluRp 1,200,000Rp 1,350,00013%

10LampungRp 1,150,000Rp 1,399,03722%

11Jawa BaratRp 850,000Rp 1,000,00018%

12DKI JakartaRp 2,200,000Rp 2,441,30111%

13BantenRp 1,170,000Rp 1,325,00013%

14Jawa TengahRp 830,000Rp 910,00010%

15YogyakartaRp 947,114Rp 988,5004%

16Jawa TimurRp 866,250Rp 1,000,00015%

17BaliRp 1,181,000Rp 1,542,60031%

18N T BRp 1,100,000Rp 1,210,00010%

19N T TRp 1,010,000Rp 1,150,00014%

20Kalimantan BaratRp 1,060,000Rp 1,380,00030%

21Kalimantan SelatanRp 1,337,500Rp 1,620,00021%

22Kalimantan TengahRp 1,553,127Rp 1,723,97011%

23Kalimantan TimurRp 1,752,073Rp 1,886,3158%

24MalukuRp 1,275,000Rp 1,415,00011%

25Maluku UtaraRp 1,200,622Rp 1,440,74620%

26GorontaloRp 1,175,000Rp 1,325,00013%

27Sulawesi UtaraRp 1,550,000Rp 1,900,00023%

28Sulawesi TenggaraRp 1,125,207Rp 1,400,00024%

29Sulawesi TengahRp 995,000Rp 1,250,00026%

30Ssulawesi SelatanRp 1,440,000Rp 1,800,00025%

31Sulawesi BaratRp 1,165,000Rp 1,400,00020%

32PapuaRp 1,710,000Rp 1,900,00011%

33Papua BaratRp 1,720,000Rp 1,870,0009%

Sumber : Gajimu.Com (Online).

2.4Kebijaksanaan Kependudukan Dan Ketenagakerjaan2.4.1Kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah kependudukan.1. Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga Berencana (KB), agar terwujudnya norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.2. Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan:a. Program Transmigrasib. Pembangunan lebih intensif di Kawasan Indonesia Timur.3. Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan:a. Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)b. Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin4. Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan:a. Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di Indonesia.b. Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.c. Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik pemerintah.d. Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja.e. Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga- lembaga pemerintah.5. Tingkat pendapatan yang rendah diatasi dengan:a. Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembangnya usaha / investasi, baik PMDN ataupun PMA.b. Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja.c. Penyederhanaan birokrasi dalam perizinan usaha. Pembangunan / menyediakan fasilitas umum (jalan, telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.2.4.2Kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan.1. Peningkatan kualitas penduduk, melalui program perluasan pendidikan dan perbaikan mutu pendidikan.2. Pembinaan dan pengembangan kesempatan kerja dan produktivitas, melalui program pengembangan produktivitas dan pembinaan lembaga produktivitas.3. Pendayagunaan dan penebaran tenaga kerja, melalui program perencanaan tenaga kerja, sistem informasi dan bursa tenaga kerja terpadu, penciptaan tenaga kerja mandiri profesional, pemerataan kesempatan kerja antar daerah, peningkatan ekspor jasa tenaga kerja, dan pemasyarakatan teknologi padat karya dalam upaya mendayagunakan tenaga kerja yang menganggur dan setengah menganggur.4. Pelatihan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja, melalui program kemitraan pelatihan, pemagangan, serta perbaikan metode dan sistem informasi pelatihan.5. Pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja.

2.4.3 Kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah pengangguran.1. Bagi penganggur sendiri, dapat mengembangkan kreativitasnya melalui berwirausaha mandiri.2. Pengembangan sekolah-sekolah yang mengarah kepada peningkatan kecakapan hidup, seperti SMK.3. Pengembangan program kerjama dengan luar negeri dalam pemanfaatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)4. Pengembangan sector informal seperti home industry.5. Pengembangan program transmigrasi, untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sector informal lainya diwilayah tertentu.6. Perluasan kesempatan kerja, misalnya melalui pembukaan industri padat karya di wilayah yang banyak mengalami pengangguran.7. Peningkatan investasi, baik yang bersifat pengembangan maupun investasi melalui pendirian usaha-usahabaruyangdapatmenyeraptenagakerja.8. Pembukaan proyek-proyek umum, hal ini bisa dilakukan oleh pemerintah seperti pembangunan jalanraya,jembatandanlain-lain.9. Mengadakan pendidikan dan pelatihan yang bersifat praktis sehingga seseorang tidak harus menunggu kesempatan kerja yang tidak sebanding dengan para pencari kerja, melainkan ia sendiri mengembangkan usaha sendiri yang menjadikannya bisa memperoleh pekerjaan dan pendapatan sendiri.

BAB IIIPENUTUP5.1 KesimpulanDalam pembangunan perekonomian, penduduk memiliki peran yang sangat penting. Karena penduduk mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai produsen dan konsumen dalam pemacu pembangunan. Berlangsungnnya kegiatan produksi adalah berkat adanya orang yang membeli dan mengkonsumsi barang-barang yang dihasilkan. Konsumsi dari penduduk inilah yang akan meningkatkan permintaan agregat.Permintaan akan meningkat seiring bertambahnya penduduk. Penawaranpun akan bertambah pula karena semakin banyak kebutuhan penduduknya yang harus dipenuhi. Efek yang lain, dengan semakin banyaknya penduduk yang berkualitas, maka sektor tenaga kerja ahli mudah didapat.Indonesia selain memiliki penduduk dalam jumlah besar, Indonesia juga menghadapi masalah sebaran penduduk yang tidak merata dan laju penduduk yang ralatif tinggi. Masalah ketidak merataan penduduk inilah yang akan menimbulkan masalah urbanisasi. Dan arus urbanisasi ini yang akan menimbulkan masalah penyediaan lapangan kerja, pemukiman, iniminalitas, dan masalah sosil lainnya.

5.2 SaranUntuk mengatasi masalah tidak meratanya kependudukan dan ketenagakerjaan di indonesia, pemerintah harus ikut campur tangan untuk mengatasinya terutama dengan program program pemerintah tentang kependudukan yang harus lebih di perhatikan dan di tekankan dalam usahanya terutama dengan lebih banyak sosialisasi kepada masyarakat tentang program yang di jalani oleh pemerintah. Dan untuk mengatasi masuknya tenaga kerja asing ke indoensia pemerintah juga harus meningkatkan pendidikan dan pelatihan ketenagakerjaan pada masyarakat supaya tidak kalah saing dengan tenaga kerja asing.

DAFTAR PUSTAKADumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga.Irawan. Suparmoko, M. 1988. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : Liberty.Subandi. 2005. Sistem Ekonomi Indonesia. Bandung : Alfabeta.Sastraatmadja, Entang. 1986. Ekonomi Pembangunan Pengalaman Indonesia . Bandung : CV. Armico.Hamid, Edy Suandi. M.B. Hendrie Anto. 2000. Ekonomi Indonesia Milenium II. Yogyakarta : UII Press.Basri, Faisal. 2009. Catatan Satu Dekade Krisis, Transformasi, Masalah Struktural, dan Harapan Ekonomi Indonesia. Jakarta : Erlangga.Arsyad, Licolin. 1999. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.Indahkuswardani. 2013. Kependudukan dan Ketenagakerjaan, (Online), (http://indaharitonang-fakultaspertanianunpad.blogspot.com/2013/05/kependudukan-dan-ketenagakerjaan.html/, diakses 24 April 2014).Hendri Sugiyatna. 2012. Perkembangan Kependudukan dan Ketanagakerjaan Indonesia, (Online), (http://hsugiyatna.blogspot.com/2012/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html /, diakses 24 April 2014).WageindIkator.org. 2014. Upah Minimum Propinsi (UMP) 2014, (Online), (http://www.gajimu.com/main/gaji/gaji-minimum/ump-2014/, diakses 24 April 2014).

iii