Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

72
1. Sejarah Asal dan Perkembangan Manusia Ditinjau dari Segi Biologisnya Oleh : Sabrina Maharani Pratama ( 121610101061 ) A. Teori Evolusionisme Menurut Charles Darwin, seleksi dan adaptasi adalah proses evolusi yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan ekologis sekitar. Penguasa Eropa lain yang juga mengadopsi dan menerima teori Darwin diantaranya adalah Spanyol, Portugis, Inggris. Dampak yang terjadi pada seleksi alamiah adalah pada perubahan anatomis dan struktural spesies dalam teori evolusi Darwin itu telah mempengaruhi kuatnya pemikiran intelektual dalam separuh kedua abad ke-19 di dunia, khususnya daerah bagian Eropa. Pemikiran evolusionisme Darwin menyatakan bahwa semua bentuk kehidupan dan jenis-jenis makhluk hidup yang ada di muka bumi ini mengalami proses evolusi. Pemikiran evolusi ini diterapkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses-proses evolusi sosial budaya masyarakat. Salah satunya adalah pemikiran Herbert Spencer, salah seorang tokoh evolusionis, yang berpendapat bahwa perkembangan masyarakat dan kebudayaan tiap-tiap bangsa di dunia telah atau akan

Transcript of Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

Page 1: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

1. Sejarah Asal dan Perkembangan Manusia Ditinjau dari Segi

Biologisnya

Oleh : Sabrina Maharani Pratama ( 121610101061 )

A. Teori Evolusionisme

Menurut Charles Darwin, seleksi dan adaptasi adalah proses evolusi yang sangat

dipengaruhi oleh lingkungan ekologis sekitar. Penguasa Eropa lain yang juga

mengadopsi dan menerima teori Darwin diantaranya adalah Spanyol, Portugis,

Inggris.

Dampak yang terjadi pada seleksi alamiah adalah pada perubahan anatomis dan

struktural spesies dalam teori evolusi Darwin itu telah mempengaruhi kuatnya

pemikiran intelektual dalam separuh kedua abad ke-19 di dunia, khususnya daerah

bagian Eropa.

Pemikiran evolusionisme Darwin menyatakan bahwa semua bentuk kehidupan

dan jenis-jenis makhluk hidup yang ada di muka bumi ini mengalami proses

evolusi. Pemikiran evolusi ini diterapkan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis proses-proses evolusi sosial budaya masyarakat. Salah satunya

adalah pemikiran Herbert Spencer, salah seorang tokoh evolusionis, yang

berpendapat bahwa perkembangan masyarakat dan kebudayaan tiap-tiap bangsa di

dunia telah atau akan melalui tingkat-tingkat evolusi yang sama (evolusi

universal).

Menurut teori untuk bentuk-bentukDalam proses evolusi biologi yang telah

berlangsung sangat lama, telah banyak bentuk makhluk sederhana yang hilang dan

punah dari bumi.

Dalam rangka menjelaskan asal mula terjadinya aneka ragam masyarakat

dan kebudayaan manusia di seluruh belahan dunia, selain dikenal adanya teori evolusi

juga dikenal adanya teori difusi. Menurut pemikiran Difusionisme, kebudayaan

manusia itu pangkalnya adalah satu dandi suatu tempat tertentu, yaitu pada

waktu manusia baru saja muncul di dunia. Kemudian kebudayaan induk

Page 2: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

tersebut berkembang dan menyebar ke dalam banyak kebudayaan

barudikarenakan pengaruh lingkungan hidup, alam, dan waktu.

Pemikiran Darwinisme dan pemikiran Evolusionisme pada akhirnya mengalami

perkembangan yang memunculkan pemikiran neo-darwinisme dan neo-

evolusionisme.

Neo-darwinisme berpendapat bahwa masyarakat dan kebudayaan manusia

adalah perpanjangan (berasal) darimakhluk hewan yang berwujud manusia – yang

berevolusi. Sementara itu di lain pihak neo-evolusionisme berpendapat bahwa

evolusi tidak harus selalu diartikan atau disamakan dengan kemajuan, seperti dari

kondisi sederhana menjadi kompleks. Perbedaan kedua pemikiran ini menunjukkan

apa sesungguhnya manusia, dan perbedaannya dengan makhluk yang lainnya.

Page 3: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

Oleh : Retno Widyastuti ( 121610101066 )

Apabila memperbincangkan mengenai asal usul dan perkembangan manusia yang

ditinjau dari segi biologisnya, dasarnya tidak terlepas dari teori – teori evolusi

yang membicarakan mengenai asal – usul dan perkembangan seorang manusia.

Menurut Charles Darwin (1890 - 1892), evolusi yaitu proses perubahan struktur

makhluk hidup dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks

dan berlangsung dari generasi ke generasi dalam jangka waktu yang sangat lama.

Ada berbagai perdebatan tentang apakah manusia modern sekarang ini

berkembang di Afrika, dan kemudian menyebar ke seluruh dunia atau

berkembang dari manusia Neanderthal di Eropa. Dalam hal ini, pendapat –

pendapat tersebut dihadapkan dengan suatu periode waktu yang sangat panjang

dan tidak bisa begitu saja dipastikan. Para peneliti juga pernah menemukan

lukisan gua di Perancis Selatan yang diperkirakan sudah ada sejak 30.000 tahun

sebelum Masehi. Paparan tersebut menyatakan bahwa terdapat problem

fundamental di dalam penelitian ilmiah tentang asal usul manusia, yakni bahwa

suatu bukti fisik yang kecil seringkali dijadikan suatu fondasi bagi teori besar

tentang perkembangan dan proses migrasi manusia purba. Pernyataan umum

mengenai teori evolusi menempatkan posisi manusia pada prespektif yakni

manusia terdiri kode – kode genetis yang ternyata juga dimiliki oleh seluruh

makhluk yang ada di dunia ini. Pada tahun 1871 Darwin akhirnya merasa sudah

waktunya untuk mengemukakan kepada publik topik tentang asal usul manusia. ia

Page 4: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

menguraikan alasan untuk mempercayai bahwasanya manusia dan kera memiliki

leluhur jauh yang kurang lebih sama dan bahwasanya semua ciri manusia, tidak

peduli sebagaimana anehnya, telah berevolusi melalui serangkaian langkah yang

bertahap. Walaupun teori darwin ini menuai banyak protes dari kebanyakan

ilmuan yang beranggapan bahwa manusia sebagai mahluk yang terpisah dari

dunia hewan. Sebagian dari para ilmuan tersebut teguh dengan keyakinannya

bahwa asal usul manusia terjadi secara bertahap dan melalui tahap seleksi alamiah

sendiri. Penjelasan tersebut menjelaskan kita mengenai asal usul dan

perkembangan manusia yang di mulai dari jaman pra sejarah yang berkembang

menjadi jaman sejarah, hingga akhirnya berkembang menjadi jaman globalisasi

seperti sekarang ini. Melalui perkembangan jaman tersebutlah, berkembang pula

manusia yang menurut teori Darwin, bahwa kera dan manusia memiliki nenek

moyang yang tidak jauh berbeda, yang walaupun teorinya tersebut menuai banyak

kontroversi. Perkembangannya tersebut dapat terlihat dan dirasakan hingga saat

ini, baik dari segi bentuk tubuh, volume kepala, peningkatan fungsi kerja anggota

tubuh, sampai cara berpikir yang dulunya primitive menjadi modern seperti

sekarang ini.

Sumber : http://carapedia.com/asal_usul_manusia_info673.html

- Charles Darwin – dalam bukunya The Descent of Man (1871), Darwin

mengeluarkan dua hipotesis. Pertama dia menunjuk Afrika  sebagai tanah leluhur

manusia berdasarkan kemiripan anatomi simpanse dan gorila. Kedua ia

mensyaratkan bahwa bisa dianggap sebagai manusia adalah bipedal (melangkah

dengan dua kaki). Hipotesisnya tersebut, berkaitan dengan kemunculan Hominid.

seperti yang diungkapkan Rodman & Henry , 1980, ciri Hominid yaitu, bipedal

dan berjalan dengan dua kaki. Keuntungan dari jalan dengan dua kaki adalah

mereka bisa mengawasi predator dan mangsa mereka sama baiknya. Dengan

tangan yang bebas dari tanah mereka juga bisa memasok makanan ke sarang

lebih banyak. Dengan demikian mempengaruhi perkembangan fisik mereka. Dan

berkembang terus lebih baik. Sistem bipedal juga hemat energi dibanding dengan

berjalan dengan empat kaki. Di tahun 2002 , terhitung 22 hominid di temukan .

beberapa diantaranya adalah :

Page 5: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

1. Sahelantropus Tchadensis (7-6 juta tahun lalu), diduga batas perpisahan  

antara leluhur manusia dan simpanse

2. Orrorin tugunensis, dan Ardiphitecus ramidus kaddabba (6-5 juta tahun lalu)

3. Ardiphitecus anamensis (5-4 juta tahun lalu )

4. Australophitecus aethipiocus , Garhi , dan anggota genus homo tertua ,  

Homo Rudolfensis (3-2 juta tahun lalu )

5. Periode kepunahan genus australophitecus  dan malah jumlah genus homo

bertambah (Homo Ergaster , Homo Habilis , Homo Erectus) (2-1

juta tahun lalu )

6. Homo antecessor, heidelbergensis, neanderthal dan homo sapiens (1 juta tahun

lalu)

Page 6: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

2. Terjadinya aneka warna yang berpredikat manusia dilihat dari ciri-ciri

tubuh.

Oleh : Annaasa Nur Hidayah ( 121610101065 )

Keragaman manusia bukan berarti manusia itu bermacam-macam atau

berjenis-jenis seperti halnya binatang dan tumbuhan. manusia sebagai mahluk

tuhan tetaplah berjenis satu. Keragaman manusia di maksudkan bahwa setiap

manusia memiliki perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah mahluk

individu yang setiap individu memiliki cirri-ciri khas tersendiri. Perbedaan itu

terutama di tinjau dari sipat-sipat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan,

temperamen, dan hasrat. Contoh, sebagai mahasiswa baru kita akan

menjumpai teman-teman mahasiswa lain dengan sipat dan watak yang

bergam. Dalam kehidupan sehari-hari kita akan menemukan keragaman akan

sipat dan ciri-ciri khas dari setiap orang yang kita jumpai. Jadi manusia

sebagai pribadi adalah unik dan beragam

Selain makhluk individu, manusia juga makhluk social yang

membentuk persekutuan hidup. Tiap kelompok persekutuan hidup manusia juga

beragam. Masyarajat sebagai persekutuan itu berbeda dan beragam karena ada

perbedaan, misalnya dalam hal ras, suku, agama, budaya, ekonomi, agama,

budaya, ekonomi, status social, jenis kelamin, daerah tempat tinggal, dan

lain-lain. Hal-hal demikian kita katakan sebagai unsur-unsur yang

membentuk keragaman dalam masyarakat.

Beberapa para ahli mengemukakan :

William A. Havilland : Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha

menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta

untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.

Koentjaraningrat : Anthropologi adalah ilmu yang mempelajari umat

manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik

masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.

Page 7: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

Antropologi adalah suatu ilmu yang ingin mempelajari manusia dan

perkembangannya, baik pada saat sekarang-lampau-prasejarah

Perkembangannya meliputi : Fisik, pola kehidupan, susunan kekerabatan, tingkah

laku dan kebudayaan.

Secara umum antropologi dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Antropologi fisik

2.Antropologi budaya

Antropogi fisik terbagi menjadi lagi menjadi 2, yaitu paleoantropologi dan

antropologi fisik. Sedangkan antropologi budaya terbagi lagi meliputi

etnografi,etnologi,antropologi linguistik,foeklore, dan antropogi sosial.

Namun,dalam kali ini akan membahas Antropologi fisik. Antropologi fisik adalah

ilmu yang mengandung pengertian tentang sejarah terjadinya aneka warna

makhluk manusia dipandang dari sudut ciri-ciri tubuh baik lahir maupun sifat

bagian dalam ( warna kulit,warna dan bentuk rambut,bentuk muka,hidung dan

bentuk tubuh).

Setiap antropologi yang memulai penelitian lapangan perdana

nya, padaumumnya menca r i sua tu bangsa a t au ke lompok yang

be lum pe rnah d i t e l i t i . Tujuannya sudah jelas adalah untuk memperluas

arena perbandingan di sampinguntuk merekam berbagai budaya sebelum budaya-

budaya itu lenyap.An t ropo log i memang merupakan s t ud i t en t ang

manus i a . I a t i dak hanya sebagai suatu disiplin ilmu yang bersifat akademis

tetapi juga merupakan suatucara hidup yang berusaha menyampaikan kepada para

mahasiswa apa yang telahdiketahui orang.A n t r o p o l o g i f i s i k

m e m u s a t k a n p e r h a t i a n n y a p a d a m a n u s i a

s e b a g a i organisme biologis yang tekanannya pada upaya melacak evolusi

perkembanganman us i a dan mem pe l a j a r i pa r i a s i -pa r i a s i b io log i s

da l am spes i e s manus i a .

Page 8: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

Antopologi fisik terdapat berbagai eragaman Etnis, Ras, dan Budaya.

Selaras dengan ungkapan di atas-yang mencoba menggali dan

merekonstruksi makna berbangsa- disini mencoba memaparkan dan membahas

lebih jauh makna etnis dan ras. Sebab, dalam suatu bangsa terdapat beragam etnis

dan ras, yang sudah wajar terdapat beragam kultur. Dalam masyarakat

multikultural seperti Indonesia, membangun pemahaman yang kritis tentang

makna etnis dan ras adalah sangat penting. Sering kali pengertian etnis dan ras

terlihat saling tumpang-tindih ketika menyebutkan kedua kata tersebut. Padahal

keduanya mempunyai makna yang sama kali berbeda. Kata etnis berasal dari kata

Yunani ethnos yang merujuk pada pengertian bangsa atau orang. Acap kali ethnos

diartika sebagai setiap kelompok sosial yang ditentukan oleh ras, adat-istiadat,

bahasa, nilai dan norma budaya, dan lainlain-lain, yang pada gilirannya

mengindikasikanadanya kenyataan kelompok minoritas atau mayoritas dalam

suatumasyarakat.

Misalnya, penyebutan Eurocentric untuk menerangkan kebudayaan yang

berpusat pada mayoritas etnik dan ras dari orang-orang Eropa; Chinacentric untuk

menyebutkan kebudayaan yang berorietasi pada Cina; Jawacentric untuk

menjelaskan kebudayaan yang berorientasi pada Jawa, dan lain-lain.65 Jadi,

istilah

etnik ini mengacu pada suatu kelompok yang sangat fanatik dengan ideologi

kelompoknya, tidak mau tahu ideologi kelompok lain. Dan hal penting lain yang

harus digaris bawahi dari pengertian etnis adalah bahwa etnis itu terbentuk

berdasarkan definisi sosial dan bukan merupakan definisi yang didasarkan pada

faktor keturunan atau biologis. Contohnya, orang Sunda dan Betawi secara fisik

mungkin terlihat sama, akan tetapi jika dilihat latar belakang sosio-kultural

keduanya, ternyata mereka berasal dari etnis yang berbeda.

Pengertian etnis, secara tegas, adalah lebih didasarkan pada ciri-ciri

sosio-kultural seperti agama, bahasa, asal suku, asal negara, dan tata cara hidup

sehari-hari. Misalnya, anak seorang keturunan Belanda, berkulit putih dan

bermata biru, tinggal bersama suatu keluarga Bali sejak kecil, kemudian anak itu

tumbuh dewasa sebagaimana umumnya orang Bali; berbahasa, beragama,

bertatacara

Page 9: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

hidup sebagaiman orang Bali. Maka, secara sosio-kultural, apabila mengikuti

makna etnis sesuai pengertian di atas, anak tersebut tidak bisa disebut ber-etnis

Belanda, tetapi lebih layak disebut ber-etnis Bali.

Menurut Narroll, kelompok etnik dikenal sebagai suatu populasi yang

(1) secara biologis mampu berkembang biak dan tumbuh, (2) mempunyai nilai-

nilai budaya yang sama dan sadar akan rasa kebersamaan dalam suatu bentuk

budaya; (3) membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri; (4)

menentukan ciri kelompoknya sendiri yang diterima oleh kelompok lain dan dapat

dibedakan dari kelompok populasi lain.

Thomas Sowell, yang menulis tentang ethnic of Americ,

mengemukakan bahwa kelompok etnik merupakan sekelompok orang yang

mempunyai pandangan dan praktik hidup yang sama atas suatu nilai dan norma.

Misalnya, kesamaan agama, negara asal, suku bangsa, kebudayaan, bahasa, dan

lain-lainnya yang semuanya berpayung pada satu kelompok yang disebut

kelompok etnik. Sementara itu, Fredrick Barth dan Zastrow mengatakan, bahwa

etnik dalah himpunan manusia karena kesamaan ras, agama, asal-usul bangsa atau

kombinasi dari kategori tersebut yang terikat pada sistem nilai budayanya.

Koentjaraningrat memaksudkan etnik sebagai kelompok sosial atau

kesatuan hidup manusia yang mempunyai sistem interaksi, sistem norma yang

mengatur interaksi tersebut, adanya kontinuitas dan rasa identitas yang

mempersatukan semua anggotanya serta sistem kepemimpinan sendiri. Sementara

itu, dalam kaitannya dengan bangsa, etnik (kelompok etnik) merupakan konsep

yang dipakai silih berganti untuk menerangkan suatu bangsa seperti Indonesia,

dari sudut pandang kebangsaan yang melatar belakangi perkembangan

kebudayaan.Martin Bulmer mengatakan, etnik atau yang selalu disebut kelompok

etnik adalah satu kelompok kolektif manusia dalam penduduk yang luas, yang

memiliki kenyataan atau ceritera asal-usul yang sama, mempunyai kenangan

terhadap masa lalu, yang terfokus pada satu unsur simbolik atau lebih yang

mendefinisikan identitas kelompok, seperti kekerabatan, agama, bahasa,

pembagian wilayah, tampilan nasionalitas dan fisik (suku bangsa dan fisik), yang

anggotanya sadar bahwa mereka merupakan anggota dari kelompok tersebut.

Diana mengemukakan, etnik atau kelompok etnik adalah kumpulan

Page 10: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

orang yang dapat dibedakan terutama oleh karakteristik kebudayaan atau bangsa,

yang meliputi: (1) keunikan dalam perangai (trait) budaya; (2) perasaan sebagai

satu komunitas; (3) mempunyai perasaan etnosentrisme; (4) status keanggotaan

yang bersifat keturunan atau ascribed status; dan (5) berdiam atau memilki

territorial tertentu. Glazer mendefinisikan sebagai sebuah keluarga dengan

identitas sosial yang jelas seperti kesamaan agama misalnya orang Belanda, atau

kesamaan bahasa seperti orang Belgia, atau kesamaan sejarah, pengalaman hidup,

bahkan kesamaan mitos maupun mistis.

Mengacu beberapa pengertian etnik di atas, maka dapat diambil

pengertian yang komprehensif. Pertama, etnik adalah suatu kelompok sosial yang

mempunyai tradisi kebudayaan dan sejarah yang sama, dan karena kesamaan itu

mereka memilki suatu identitas sebagai suatu sub-kelompok dalam masyarakat

yang luas. Kelompok etnik sering kali dipakai secara bergantian dengan kelompok

ras, karena kelompok ras selaim memilki karakteristik yang dimiliki etnik, juga

mempunyai karakteristik yang sama (misalnya, Afrika-Amerika). Kedua, etnik

adalah suatu kelompok individu yang memilki kebudayaan yang berbeda, namun

di antara anggotanya merasa memilki semacam sub-kultur yang sama. Ketiga,

etnik merupakan suatu kelompok yang memilki domain tertentu, yang biasa

disebut dengan etnikc domain. Dalam hal ini, Susane Langer mengatakan bahwa

kerap kali kelompok etnik itu mempunyai peranan dan bentuk simbol yang sama,

memilki kesenian yang sama, yang diciptakan dalam ruang dan waktu mereka.

Ada imajinasi yang sama atau arsitektur yang sama yang mereka ciptakan secara

virtual (nyata).

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2243484-keragaman-

etnis-ras-dan-budaya/#ixzz267jm2IBv

Page 11: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

Oleh : Arum Risalah ( 121610101060 )

Dipandang dari segi ilmu eksakta, manusia adalah kumpulan dari partikel-partikel

atom yang membentuk jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia ( ilmu kimia ).

Manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu

sama lain dan merupakan kumpulan dari energi ( ilmu fisika ). Manusia

merupakan mahluk biologis yang tergolong dalam golongan mahluk mamalia

( biologi ). Dalam ilmu-ilmu sosial, manusia merupakan mahluk yang ingin

memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering

disebut homo economicus ( ilmu ekonomi ). Manusia merupakan mahluk sosial

yang tidak dapat berdiri sendiri ( sosiologi ), mahluk yang selalu ingin

mempunyai kekuasaan

( politik ).

Negara Indonesia adalah negara kepulauan. Pulau-pulau di Indonesia

berjumlah 13. 667 pulau besar dan kecil. Pulau-pulau itu membentang dari

Sabang sampai Merauke. Dahulu, orang Indonesia berasal dari nenek moyang

yang sama. Yaitu bangsa Yunan. Kemudian mereka berpencar. Karena berada di

tempat yang letaknya terpisah-pisah oleh alam baik gunung, hutan, laut maupun

sungai, maka terbentuklah berbagai suku bangsa. Suku bangsa tersebut memiliki

adat istiadat dan budaya yang berbeda satu dengan yang lain. Secara fisik pun

kadang memiliki ciri khas tersendiri.

Pengelompokan masyarakat membentuk kriteria diferensiasi social, antara lain :

Diferensiasi Ras

Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki cirri-ciri fisik bawaan

yang sama. Diperensiasi ras adalah pengelompokan masyarakat

berdasarkan ciri-ciri fisiknya.

Secara garis besar manusia terbagi kedalam ras-ras sebagai berikut:

a.    Menurut A..L. Krober

1) Austroloid, mencakup penduduk asli Australia (Aborigin).

2) Mongoloid

Page 12: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

-  Asiatik Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah dan Asia Timur).

- Malayan Mongoloid (Asia Tenggara dan Penduduk Asli Taiwan).

- American Mongoloid (Penduduk asli Amerika).

3) Kaukasoid

-  Nordic (Erofa Utara, sekitar Laut Baltik).

-  Alpine (Erofa Tengah dan Erofa Timur).

-  Mediterania (sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, Iran).

-  Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Sri Langka).

4) Negroid

-  African Negroid (Benua Afrika).

-  Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang dikenal dengan

nama orang Semang, Filipina).

-  Malanesian (Irian, Melanesia).

5) Ras-ras Khusus (tidak dapat diklasifikasikan kedalam empat ras

pokok)

- Bushman (gurun Kalahari, Afrika Selatan).

- Veddoid (pedalaman Sri Langka, Sulawesi Selatan).

- Polynesian (kepulauan Micronesia, dan Polinesia).

- Ainu ( di pulau Hokkaido dan Karafuto Jepang).

b.   Menurut Ralph Linton

1)   Mongoloid

Ciri-ciri:

-    kulit kuning sampai sawo mateng

-    rambut lurus

-    bulu badan sedikit

-    mata sipit (Asia Mongoloid)

·    Mongoloid Asia : Sub Ras Tionghoa (Jepang, Vietnam, Taiwan) Sub

Ras Melayu (Malaysia, Filipina, Indonesia)

·    Mongoloid Andian (orang Indian di Amerika)

2)    Kaukasoid

Ciri-ciri:

-    hidung mancung

Page 13: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

-    kulit putih

-    rambut pirang sampai coklat kepirang kehitaman

-    kelopak mata lurus

·    Ras Nordic

·    Alpin Mediteran

·    Armenoid

·    India

3)    Negroid

Ciri-ciri:

-    rambut keriting

-    kulit hitam

-    bibir tebal

-    kelopak mata lurus

·    Sub Ras Negroid

·    Nilitz

·    Negro Rimba

·    Negro Oseanis

·    Hetentot Boysesman

Indonesia didiami oleh bermacam-macam Sub Ras, antara lain:

·    Negrito, suku Semang di Semenanjung Malaya dan sekitarnya.

·    Veddoid, suku Sakai di Riau, Kubu di Sumatra Selatan, Toala dan

Tomuna di Sulawesi.

·    Neo Melanosoid, kepulauan Kei dan Aru.

·    Melayu:

-    Melayu Tua (Proto Melayu), orang Batak, Toraja dan Dayak.

-    Melayu Muda (Deutro Melayu), orang Aceh, Minang, Bugis/Makasar.

1. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)

Menurut Hassan Shadily MA, suku bangsa atau etnis adalah segolongan

rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan biologis. Diferensiasi

suku bangsa merupakan penggolongan manusia berdasarkan ciri-ciri

biologis yang sama, seperti ras, namun suku bangsa memiliki kesamaan

Page 14: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

budaya sebagai berikut:

-    Ciri fisik

-    Bahasa daerah

-    Kesenian

-    Adat-istiadat

Suku bangsa yang ada di Indonesia yaitu sebagai berikut:

  - Pulau Sumatra : Aceh, Batak, Minangkabau, Bengkuku, Jambi,

Palembang, Melayu dan sebagainya.  

- Pulau Jawa : Sunda, Jawa, Tengger dan sebagainya.

- Pulau Kalimantan : Dayak, Banjar dan sebagainya.

- Pulau Sulawesi : Bugis, Toraja, Minahasa, Toil-Toli, Makassar, Bolaang-

mangondow, Gorontalo dan sebagainya.

- Kepulauan Nusa Tenggara : Bali, Bima Lombok, Flores, Timoer, Rote.

- Kepulauan Maluku dan Irian : Ternate, Tidore, Dani Asmat.

2. Diferensiasi Klen (Clan)

Klen / kerabat luas / keluarga besar. Klen merupakan kesatuan keturunan

(genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adapt

(tradisi). Klen adalah system social berdasarkan ikatan darah atau

keturunan yang sama umumnya terjadi di masyarakat unilateral baik

melalui garis ayah (patrilineal) atau ibu (matrilineal).

·    Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) terdapat pada:

-    Masyarakat Batak (sebutan Marga)

-    Marga Batak Karo : Ginting, Sembiring, Singarimbun, Barus, Tambun,

Paranginangin.

-    Marga Batak Toba : Nababan, Simatupang, Siregar.

-    Marga Batak Mandailing : Harahap, Rangkuti, Nasution, Batubara,

Daulay.

-    Masyarakat Minahasa (klennya disebut Fam) antara lain : Mandagi,

Lasut, Tombokan, Pangkarego, Paat, Supit.

-    Masyrakat Ambon (klennya disebut Fam) antara lain : Pattinasarani,

Page 15: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

Latuconsina, Lotul, Manuhutu, Goeslaw.

-    Masyarakat Flores (klennya disebut Fam) antara lain : Fernandes,

Wangge, Da Costa, Leimena, Kleden, De-Rosari, Paeira.

·    Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) antara lain terdapat

pada masyarakat :

-    Minangkabau, klennya disebut suku yang merupakan gabungan dari

kampung-kampung, nama klennya antara lain : Koto, Piliang, Chaniago,

Sikumbang, Melayu, Solo, Dalimo, Kampai dan sebagainya.

-    Masyarakat Flores, yaitu suku Ngadu juga menggunakan system

matrilineal.

Sumber : Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial oleh Dadan Wahidin

Page 16: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

3. Mengenai masalah sejarah: asal, perkembangan dan persebaran

aneka warna bahasa yang diucapkan manusia.

Oleh : Astinia Widyastuti ( 121610101069 )

Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian

bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara

anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol

vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

Lain halnya menurut Owen dalam Stiawan (2006:1), menjelaskan definisi bahasa

yaitu language can be defined as a socially shared combinations of those symbols

and rule governed combinations of those symbols (bahasa dapat didefenisikan

sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk

menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan

kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan).

Seperti yang dikatakan Ernest Casirrer (1951: 32) bahwa manusia adalah

mahluk yang paling mahir dalam menggunakan simbol-simbol, sehingga manusia

disebut “Homo Symbolicum”. Karena itulah manusia dapat berbahasa, berbicara,

melakukan gerakan-gerakan lainnya yang juga banyak dilakukan oleh mahluk-

mahluk lain yang serupa dengan manusia. Akan tetapi hanya manusia yang dapat

mengembangkan sistem komunikasi lambang/simbol yang begitu kompleks

karena manusia memang memiliki kemampuan bernalar. Di sinilah antropologi

linguistik berperan. Ia merupakan deskripsi sesuatu bahasa (cara membentuk

kalimat atau mengubah kata kerja) maupun sejarah bahasa yang digunakan

(perkembangan bahasa dan saling mempengaruhi sepanjang waktu). Dari kedua

pendekatan ini menghasilkan informasi yang berharga, tidak hanya mngenai cara

orang berkomunikasi, akan tetapi juga tentang bagaimana memahami dunia luar.

Bahasa Sunda misalnya mengenal bentuk jamak seperti: kata “damang” karena

jamak menjadi “daramang”; kata “sae” menjadi “sarae”; kata “angkat” menjadi

“arangkat”, dan sebagainya. Sehingga contoh penggunaannya menjadi: “Kumaha

bapa, ibu, daramang ? (Bagaimana bapa, ibu, sehat-sehat ?); “Kembang eta mani

Page 17: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

sarae pisan (Bunga-bunga itu bagus-bagus sekali); Bade arangkat kamana ieu

teh ? (Pada mau berangkat kemana ini ?). Keadaan seperti ini dapat membantu

kita untuk memahami maupun mengidentifikasi hal-hal yang dianggap

mempunyai arti khusus dalam kebudayaan yang beragam. Di sinilah melalui studi

linguistik para ahli antropologi dapat mengetahui lebih baik bagaimana pendapat

orang tentang dirinya maupun dunia sekitarnya. Bahkan ahli antropologi linguistik

dapat memahami masa lampau umat manusia. Melalui penyusunan hubungan

genealogi bahasa-bahasa, mempelajari distribusi bahasa-bahasa tersebut, maka dia

dapat memperkirakan berapa lama orang-orang yang menggunakan bahasa itu

telah tinggal di tempat yang ia tempati.

Asal mula,perkembangan dan persebaran aneka warna bahasa pada

manusia telah menjadi topik yang didiskusikan oleh para ilmuwan selama

beberapa abad. Walaupun begitu, tidak ada konsensus mengenai asal atau waktu

awalnya. Salah satu masalah yang membuat topik tersebut sangat susah untuk

dipelajari adalah tidak adanya bukti langsung yang kuat, karena tidak ada bahasa

atau bahkan kemampuan untuk memproduksinya menjadi fosil. Akibatnya para

ahli yang ingin meneliti asal mula bahasa harus mengambil kesimpulan dari bukti-

bukti jenis lainnya seperti catatan fosil-fosil atau dari bukti arkeologis, dari

keberagaman bahasa zaman sekarang, dari penelitian akuisisi bahasa, dan dari

perbandingan antara bahasa manusia dan sistem komunikasi di antara hewan-

hewan, terutama primata-primata lainnya. Secara umum disepakati bahwa asal

mula bahasa sangat dekat dengan asal mula dari perilaku modern manusia, tapi

hanya sedikit kesepakatan tentang implikasi-implikasi dan pengarahan dari

keterkaitan tersebut.

Pendekatan terhadap asal mula bahasa dapat dibagi berdasarkan asumsi

dasarnya. 'Teori Keberlanjutan' yaitu berdasarkan ide bahwa bahasa sangat

kompleks sehingga tidak dapat dibayangkan ia timbul begitu saja dari ketiadaan

menjadi bentuk akhir seperti sekarang: ia pastinya berkembang dari sistem pre-

linguistik awal di antara leluhur primata kita. 'Teori Ketakberlanjutan' yaitu

berdasarkan ide yang berlawanan -- bahwa bahasa adalah suatu sifat sangat unik

sehingga tidak dapat dibandingkan dengan apapun yang ditemukan pada spesies

Page 18: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

selain manusia dan oleh karena ia pasti muncul secara tiba-tiba selama perjalanan

evolusi manusia. Perbedaan lainnya yaitu antara teori yang melihat bahasa sebagai

bawaan lahir yang ter-sandi secara genetis, dan mereka yang melihatnya sebagai

sebuah sistem yang secara umum kultural -- dipelajari lewat interaksi sosial.

Page 19: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

Oleh : Agya Nanda Prasetya (121610101064 )

ASAL MULA BAHASA

Asal mula bahasa pada spesies manusia telah menjadi topik yang

didiskusikan oleh para ilmuwan selama beberapa abad. Walaupun begitu, tidak

ada konsensus mengenai asal atau waktu awalnya. Salah satu masalah yang

membuat topik tersebut sangat susah untuk dipelajari adalah tidak adanya bukti

langsung yang kuat, karena tidak ada bahasa atau bahkan kemampuan untuk

memproduksinya menjadi fosil. Akibatnya para ahli yang ingin meneliti asal mula

bahasa harus mengambil kesimpulan dari bukti-bukti jenis lainnya seperti catatan

fosil-fosil atau dari bukti arkeologis, dari keberagaman bahasa zaman sekarang,

dari penelitian akuisisi bahasa, dan dari perbandingan antara bahasa manusia dan

sistem komunikasi di antara hewan-hewan, terutama primata-primata lainnya.

Secara umum disepakati bahwa asal mula bahasa sangat dekat dengan asal mula

dari perilaku modern manusia, tapi hanya sedikit kesepakatan tentang implikasi-

implikasi dan pengarahan dari keterkaitan tersebut.

Fakta bahwa bukti empiris sangat terbatas, telah membuat banyak

ilmuwan menganggap semua topik secara keseluruhan tidak cocok untuk

dipelajari secara serius. Pada tahun 1866, Linguistic Society of Paris sampai

melarang debat mengenai subjek tersebut, sebuah larangan yang masih tetap

berpengaruh di antara dunia barat sampai akhir abad 20. Sekarang, ada banyak

hipotesis mengenai bagaimana, kenapa, kapan dan di mana bahasa mungkin

pertama kali muncul. Tampaknya tidak begitu banyak kesepakatan pada saat

sekarang dibandingkan seratus tahun lalu, saat teori evolusi Charles Darwin lewat

seleksi alam-nya menimbulkan banyak spekulasi mengenai topik ini. Sejak awal

1990-an, sejumlah ahli linguis, arkeologis, psikologis, antropolog, dan ilmuwan

profesional lainnya telah mencoba untuk menelaah dengan metoda baru apa yang

mereka mulai pertimbangkan sebagai permasalahan tersulit dalam sains.

Teori asal mula bahasa dapat dibagi berdasarkan asumsi dasarnya. 'Teori

Keberlanjutan' yaitu berdasarkan ide bahwa bahasa sangat kompleks sehingga

Page 20: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

tidak dapat dibayangkan ia timbul begitu saja dari ketiadaan menjadi bentuk akhir

seperti sekarang: ia pastinya berkembang dari sistem pre-linguistik awal di antara

leluhur primata kita. 'Teori Ketakberlanjutan' yaitu berdasarkan ide yang

berlawanan -- bahwa bahasa adalah suatu sifat sangat unik sehingga tidak dapat

dibandingkan dengan apapun yang ditemukan pada spesies selain manusia dan

oleh karena ia pasti muncul secara tiba-tiba selama perjalanan evolusi manusia.

Perbedaan lainnya yaitu antara teori yang melihat bahasa sebagai bawaan lahir

yang ter-sandi secara genetis, dan mereka yang melihatnya sebagai sebuah sistem

yang secara umum kultural -- dipelajari lewat interaksi sosial.

Noam Chomsky adalah pendukung utama dari teori ketakberlanjutan,

sebuah masalah di mana ia berpihak sedikit terpisah dengan rekan akademisnya

yang lain. Dia beralasan bahwa sebuah mutasi terjadi pada salah satu individu

dalam rentang 100.000 tahun yang lalu, mengakibatkan munculnya kemampuan

bahasa (sebuah komponen dalam otak) secara 'instan' dalam bentuk yang

'sempurna' atau 'hampir-sempurna'. Argumentasi secara filosofinya berbunyi

sebagai berikut: pertama, dari apa yang diketahui mengenai evolusi, setiap

perubahan biologis dalam suatu spesies timbul dari perubahan genetis secara acak

pada satu individu, yang menyebar dalam satu kelompok peranakan. Kedua, dari

perspektif komputasi dalam teori bahasa: satu-satunya perubahan yang dibutuhkan

adalah kemampuan kognitif untuk membentuk dan memproses struktur data

rekursif dalam pikiran (properti dari "diskrit tak-terbatas", yang muncul hanya

unik pada manusia). Perubahan genetis ini, yang memberikan otak manusia suatu

properti diskrit tak-terbatas, Chomsky beralasan, secara esensial merupakan

loncatan yang menyebabkan dapat menghitung dari bilangan N, dimana N adalah

bilangan pasti, sampai mampu menghitung sampai bilangan tak-terbatas

(misalnya, jika N dapat dibentuk begitu juga N+1). Dari pernyataan di atas bahwa

evolusi kemampuan bahasa pada manusia adalah saltasi karena, secara logika,

tidak mungkin ada transisi secara bertingkat dari otak yang mampu menghitung

pada bilangan tertentu, menjadi otak yang mampu berpikir mengenai ketak-

terbatasan. Gambarannya, dengan analogi sederhana, adalah bahwa formasi

kemampuan berbahasa pada manusia adalah serupa dengan formasi kristal; diskrit

tak-terbatas merupakan bibit kristal dalam otak super primata, yang mendekati

Page 21: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

perkembangan menjadi otak manusia, oleh hukum fisika, saat sebuah batu kecil,

tapi sangat penting, dilanjutkan oleh evolusi.

Teori keberlanjutan sekarang dipegang oleh mayoritas ilmuwan, tapi

mereka berbeda dalam melihat dalam pengembangannya. Diantaranya yang

melihat bahasa sebagai bawaan lahir, beberapa -- yang terkenal yaitu Steven

Pinker -- menghindari berspekulasi mengenai pelopor bahasa pada primata non-

manusia, menekankan secara sederhana bahwa kajian bahasa harusnya berevolusi

secara bertahap. Yang lainnya pada kelompok intelektual yang sama -- yang

terkenal yaitu Ib Ulbaek -- menganggap bahwa bahasa berkembang tidak dari

komunikasi primata tapi dari kesadaran primata, yang jauh lebih kompleks. Bagi

mereka yang melihat bahasa sebagai alat komunikasi yang dipelajari secara sosial,

seperti Michael Tomasello, melihat perkembangan bahasa dari aspek komunikasi

primata, hal ini lebih kepada komunikasi secara gestural daripada secara vokal.

Dimana prekursor vokal diperhatikan, banyak pendukung teori keberlanjutan

membayangkan bahasa berkembang dari kemampuan manusia awal dalam

bernyanyi.

Melampaui pembagian keberlanjutan-lawan-ketakberlanjutan adalah

mereka yang melihat munculnya bahasa sebagai konsekuensi dari suatu bentuk

transformasi sosial yang, dengan menghasilkan tingkat kepecayaan umum yang

belum pernah terjadi sebelumnya, membebaskan potensi genetik untuk kreativitas

linguistik yang sebelumnya dibiarkan tertidur. 'Teori koevolusi ritual/bicara'

adalah sebuah contoh dari pendekatan ini. Ilmuwan-ilmuwan dalam kelompok

intelektual ini menunjuk kepada fakta bahwa bahkan simpanse dan bonobo

memiliki kemampuan terpendam yang, dalam lingkungan liar, jarang

dipergunakan.

Karena munculnya bahasa terjadi begitu jauh dalam sejarah sebelum

manusia, perkembangan yang terkait tidak meninggalkan jejak sejarah langsung;

dan tidak ada proses pembandingan yang dapat dilakukan pada masa sekarang.

Oleh karena itu, munculnya bahasa isyarat pada masa modern -- Bahasa Isyarat

Nikaragua, misalnya -- mungkin berpotensi memperlihatkan gambaran tingkat-

Page 22: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

tingkat perkembangan dan proses kreatif yang terlibat. Pendekatan lainnya yaitu

dengan meneliti fosil manusia awal, melihat kemungkinan adanya jejak adaptasi

fisik terhadap penggunaan bahasa. Pada beberapa kasus, saat DNA dari manusia

yang telah punah dapat dipulihkan, ada atau absen-nya gen yang seharusnya

berkaitan dengan bahasa -- FOXP2 sebagai contohnya -- mungkin dapat

memberikan informasi lebih lanjut. Pendekatan lainnya, kali ini secara arkeologis,

adalah dengan membawa perilaku simbolis (seperti aktivitas ritual) yang mungkin

berpotensial meninggalkan jejak secara arkeologis -- seperti pengumpulan dan

modifikasi dari pigmen ochre yang digunakan untuk melukis badan -- dapat

membangun argumentasi teoretis untuk memberikan kesimpulan dari simbolism

secara umum kepada bahasa secara khusus.

Rentang waktu bagi evolusi bahasa dan/atau prasyarat anatomis terjadu,

paling tidak secara dasar, sejak perpisahan phylogenetic pada Homo (2,3 sampai

2,4 juta tahun lalu) dari Pan (5 sampai 6 juta tahun lalu) sampai munculnya

perilaku modernitas sekitar 150.000 - 50.000 tahun lalu. Beberapa orang

membantah bahwa Australopithecus kemungkinan tidak memiliki sistem

komunikasi yang lebih canggih dari pada Kera Besar secara umum, tetapi para

ahli memiliki opini yang berbeda-beda terhadap perkembangan sejak munculnya

Homo sekitar 2,5 juta tahun yang lalu. Beberapa ahli mengasumsikan

perkembangan sistem mirip-bahasa primitif (proto-bahasa) sama awalnya dengan

Homo habilis, sementara ahli lainnya menempatkan perkembangan komunikasi

simbol primitif hanya dengan Homo erectus (1,8 juta tahun yang lalu) atau Homo

heidelbergensis (0,6 juta tahun yang lalu) dan perkembangan bahasa pada Homo

sapiens kurang dari 200.000 tahun lampau.

Menggunakan metoda statistik untuk memperkirakan waktu yang

dibutuhkan untuk mengetahui persebaran dan perbedaan pada bahasa modern saat

sekarang, Johanna Nichols -- seorang ahli bahasa dari University of California,

Berkeley -- memberikan argumen pada tahun 1998 bahwa bahasa vokal pastinya

telah berdiversifikasi pada spesies kita paling tidak sekitar 100.000 tahun lalu.

Menggunakan keberagaman fonemis, sebuah analisis terbaru memberikan

dukungan linguistik langsung terhadap waktu yang sama. Estimasi semacam ini

Page 23: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

secara independen didukung oleh genetis, arkeologis, paleontologi dan banyak

bukti lainnya menyarankan bahwa bahasa mungkin muncul di suatu tempat di

sub-Sahara Afrika selama zaman batu pertengahan, kira-kira sezaman dengan

perkembangan spesies Homo sapiens.

Para linguis setuju bahwa, selain dari pijin, tidak ada bahasa "primitif":

semua populasi manusia modern berbicara bahasa yang hampir sama kompleks

dan ekspresif kuatnya, walau penelitian terbaru telah mengeksplorasi bagaimana

kompleksitas linguistik bervariasi antara dan dalam suatu bahasa selama

perjalanan sejarah.

PERKEMBANGAN BAHASA

Salah satu kemampuan yang menarik yang dimiliki oleh pengguna bahasa

adalah referensi tingkat tinggi, atau kemampuan untuk menunjuk ke benda atau

keadaan sesuatu yang tidak terjadi secara langsung bagi pembicara. Kemampuan

ini terkadang berhubungan kepada teori pikiran, atau sebuah kepedulian dari

orang lain sebagai mahluk hidup seperti dirinya dengan hasrat dan perhatian

sendiri. Menurut Chomsky, Hauser dan Fitch (2002), ada enam aspek dari sistem

referensi tingkat-tinggi:

Teori pikiran

Kapasitas untuk mendapatkan representasi konseptual non-linguis, seperti

perbedaan pada objek/sifat

Mengenali sinyal vokal

Imitasi sebagai sistem yang rasional, bertujuan, sengaja.

Secara sukarela mengatur produksi sinyal sebagai bukti dari komunikasi

yang sengaja

Kognisi angka

Page 24: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

Teori pikiran

Simon Baron-Cohen (1999) berargumen bahwa teori pikiran pasti

mendahului penggunaan bahasa, berdasarkan bukti penggunaan dari karakteristik-

karakteristik berikut sekitar 40.000 tahun yang lalu: komunikasi, perbaikan

komunikasi yang gagal, mengajar, persuasi, penipuan yang disengaja, membuat

tujuan dan rencana bersama-sama, membagi fokus atau topik secara sengaja, dan

berpura-pura. Lebih lanjut, Baron-Cohen berargumen bahwa banyak primata

memiliki kemampuan ini, tetapi tidak semuanya. Penelitian Call dan Tomasello

terhadap simpanse mendukung argumen ini, dimana seekor simpanse tampak

memahami bahwa simpanse lain memiliki kepedulian, pengetahuan, dan tujuan,

tetapi tidak memahami penipuan. Banyak primata memperlihatkan kecendrungan

ke arah teori pikiran, tetapi tidak sepenuhnya sama dengan yang dimiliki manusia.

Secara keseluruhan, ada sejumlah konsensus bahwa teori pikiran diperlukan untuk

menggunakan bahasa. Maka, perkembangan dari teori pikiran pada manusia

diperlukan sebagai suatu prekursor penting untuk penggunaan bahasa secara

penuh.

Pengenalan pada Angka

Dalam satu penelitian, tikus dan merpati dibutuhkan untuk menekan

tombol beberapa kali untuk mendapatkan makanan: binatang memperlihatkan

akurasi perbedaan untuk angka yang kecil dari empat, tapi setelah angka

dinaikkan, tingkat error meningkat (Chomsky, Hauser & Fitch, 2002). Matsuzawa

(1985) mencoba mengajari angka arab. Perbedaan antara primata dan manusia

dalam hal ini sangatlah besar, dimana simpanse membutuhkan ribuan percobaan

untuk mempelajarai angka 1-9 dimana setiap angka membutuhkan waktu

pelatihan yang hampir sama; dan, setelah mempelajari makna dari 1, 2 dan 3 (dan

terkadang 4), anak-anak dengan mudah memahami nilai integer tertinggi dengan

menggunakan fungsi turunan (misalnya, 2 lebih besar dari 1, 3 adalah 1 angkat

lebih besar dari 2, 4 lebih besar 1 angka daripada 3; setelah mencapai angka 4

tampaknya hampir semua anak memiliki "a-ha!" momen dan memahami nilai

semua integer n adalah lebih besar 1 dari angka sebelumnya). Secara sederhana,

Page 25: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

primata lain belajar arti dari angka satu persatu dengan menggunakan pendekatan

yang sama dengan mengacu pada simbol sementara anak-anak pertama cukup

mempelajari daftar dari simbol (1,2,3,4...) dan kemudian nantinya mereka akan

mempelajari arti sebenarnya. Hasil ini dapat dilihat sebagai bukti dari aplikasi dari

"open-ended generative property" dari bahasa dalam pengenalan angka pada

manusia.

PERSEBARAN BAHASA

Bahasa adalah cara untuk mengkomunikasikan sesuatu dengan baik.

Manusia mengenal berbagai macam jenis bahasa,mulai bahasa lisan,bahasa

tulisan,bahasa tubuh dan bahasa daerah,bahkan secara kita sadari hewan

pun,mempunyai bahasa,di komputer pun ada yang namanya bahasa pemrograman.

Di dunia ini ada ribuan jenis bahasa, bahkan di Indonesia sendiri ada

ratusan jenis bahasa daerah. Dari banyaknya bahasa tersebut, keragaman bahasa

ini menciptakan sebuah kesulitan-kesulitan dalam mengkomunikasikan diri

dengan bangsa lain, karena setiap bangsa mempunyai bahasa yang berbeda-beda

dan kita tidak mungkin mempelajari puluhan ribu kata agar bisa berkomunikasi

dengan bangsa lain. Oleh karena itulah ditetapkan bahasa universal yang bisa

digunakan untuk berkomunikasi dengan mudah oleh bangsa-bangsa di dunia.

Bahasa Inggris adalah bahasa universal dan internasinal didunia, apa yang

mendasarinya? Menurut Crystal, sebuah bahasa dapat menjadi bahasa

internasional karena (a) geographical-historical dan (b) socio-cultural. Dari

penyebaran geografis, bahasa Inggris telah menjadi bahasa internasional karena

faktor penyebaran di seluruh dunia sejak 1584 saat Walter Raleigh dari Inggris

mendarat di North Carolina. Penyebaran ke Kanada terjadi tahun 1497 dan ke

Australia pada abad ke-18. Persebaran ke Selandia Baru terjadi tahun 1770 saat

James Cook menemukan kepulauan itu. Di Benua Afrika, Bahasa inggris sudah

lama tersebar. Afrika Selatan menjadi koloni Inggris tahun 1806. Di India, kontak

dengan bahasa Inggris dimulai tahun 1612. Asia Tenggara merupakan ladang

Page 26: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

kolonialisasi menarik sejak 1786. Dengan demikian bisa dikatakan, bahasa Inggris

merupakan bahasa yang penyebaran geografisnya amat luas.

Selain itu terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa tahun 1920 memilih bahasa Inggris

sebagai satu dari dua bahasa dalam liga itu menjadi titik tolak naiknya bahasa

Inggris menjadi bahasa internasional. Semua dokumen LBB dengan 42

anggotanya dicetak dalam kedua bahasa itu. Bahasa inggris memiliki Jumlah

penutur sekitar 500 juta jiwa ,dengan negara penutur Inggris Raya, AS, Afrika

Selatan, Antigua & Barbuda, Australia, Bahama, Bangladesh, Barbados, Belize,

Botswana, Brunei Darussalam, Dominika, Ethiopia, Eritrea, Fiji, Filipina,

Gambia, Ghana, Grenada, Guyana, Hong Kong, India, Irlandia, Jamaika,

Kamerun, Kanada, Kenya, Kiribati, Lesotho, Liberia, Malawi, Maladewa, Malta,

Marshall Kepulauan, Maritius, Micronesia, Namibia, Nauru, Nigeria, Pakistan,

Palau, Papua Nugini, Rwanda, Saint Kitts & Nevs, Saint Lucia, Saint Vincent &

Grenada, Samoa, Selandia Baru, Seychelles, Sierra Leone, Singapura, Solomon

Kepulauan, Somalia, Sri Lanka, Swaziland, Tanzania, Tonga, Trinidad & Tobago,

Tuvalu, Uganda, Vanuatu, Zambia, Zimbabwe. Sudah jelaslah bahwa bahasa

inggris adalah bahasa internasional dan universal (Dikutip dari berbagai Pustaka)

Inilah yang sering tidak disadari atau pura-pura tidak disadari oleh bangsa kita

yaitu menguasai bahasa universal atau bahasa internasional, sehingga kita sering

sulit untuk berkomunikasi dengan bangsa yang lain, dan kita menjadi tertutup.

Orang-orang dinegara kita sering sekali meremehkan atau tak mau tahu dengan

bahasa ini. Jangan rakyat kecil, yang sekolah saja pun hanya sekedar mempelajari

bahasa inggris “diatas kertas” saja, tanpa mau mempergunakannya sebagai alat

komunikasi karena takut salah atau takut tidak ada yang mengerti.

Bahasa inggris seharusnya sudah diajarkan mulai kecil karena ini adalah bahasa

yang universal, selain bahasa kita sendiri bahasa persatuan, bahasa Indonesia,

bahasa Inggris bukanlah bahasa yang hanya diajarkan pada orang-

orang”berpendidikan” yang menempuh bangku sekolah, semua orang wajib tahu

bahkan orang-orang bisu sekalipun. Sekali lagi bahasa merupakan alat komunikasi

bukanlah teori semata yang diajarkan di bangku kuliah atau sekolah.

Page 27: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

4. Masalah perkembangan dan terjadinya aneka warna kebudayaan

manusia di dunia

Oleh : Meidi Kurnia A. ( 121610101068 )

Perubahan cepat dalam teknologi informasi telah merubah budaya sebagian besar

masyarakat dunia, terutama yang tinggal di perkotaan. Masyarakat di seluruh

dunia telah mampu melakukan transaksi ekonomi dan memperoleh informasi

dalam waktu singkat berkat teknologi satelit dan komputer. Pemerintah dan

perusahaan-perusahaan besar mampu memperoleh kekuasaan melalui kekuatan

militer dan pengaruh ekonomi. Bahkan perusahaan transnasional mampu

menghasilkan budaya global melalui pasar komersil global.

Perubahan budaya lokal dan sosial akibat revolusi informasi ini tidak dapat

dielakkan. Masyarakat perkotaan yang memiliki akses terhadap informasi

merupakan kelompok masyarakat yang langsung terkena pengaruh budaya global.

Akses informasi dapat diperoleh melalui media massa cetak maupun elektronik,

internet, dan telepon. Masyarakat perkotaan dipengaruhi terutama melalui

reproduksi ’meme’ yang dilakukan oleh media massa (Chaney, 1996).

Dalam konteks Indonesia, masyarakat konsumen Indonesia mutakhir tumbuh

beriringan dengan sejarah globalisasi ekonomi dan transformasi kapitalisme

konsumsi yang ditandai dengan menjamurnya pusat perbelanjaan bergaya seperti

shopping mall, industri waktu luang, industri mode atau fashion, industri

kecantikan, industri kuliner, industri nasihat, industri gosip, kawasan huni mewah,

apartemen, iklan barang-barang mewah dan merek asing, makanan instan (fast

food), serta reproduksi dan transfer gaya hidup melalui iklan dan media televisi

maupun cetak yang sudah sampai ke ruang-ruang kita yang paling pribadi. Hal ini

terjadi di banyak masyarakat perkotaan Indonesia.

Dampak budaya global

Budaya global seperti di atas telah menggusur budaya lokal Indonesia (Ibrahim,

pengantar dalam Lifestyles oleh Chaney, 1996). Contoh untuk hal ini dapat kita

lihat pada masyarakat keraton Indonesia. Dalam dua abad terakhir tata masyarakat

Page 28: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

kerajaan mulai memudar. Kedudukan bangsawan dikudeta oleh kaum pedagang

dengan senjata teknologi dan uang. Legitimasi istana yang bersemboyan kawula

gusti kini diinjak-injak oleh semangan individualisme, hak asasi, dan

kemanusiaan.Mitos dan agama digeser sekularisme dan rasionalitas. Tata sosial

kerajaan digantikan oleh nasionalisme. Akibat runtuhnya kerajaan yang

mengayomi seniman-cendekiawan istana, berantakanlah kondisi kerja dan pola

produksi seni-budaya istana (Heryanto, 2000).

Kebudayaan sebagai makna

Dalam antropologi, budaya ialah pola perilaku dan pemikiran masyarakat yang

hidup dalam kelompok sosial belajar, mencipta, dan berbagi (Microsoft Encarta

Reference Library, 2005). Budaya membedakan kelompok manusia yang satu

dengan yang lainnya.

Menurut Ariel Heryanto (2000), kebudayaan bukan dipandang sebagai suatu

realitas kebendaan, tapi persepsi, pemahaman atau konsep untuk melihat,

menangkap dan mencerna realitas. Kebudayaan ada hanya jika ada kesadaran,

konsep, dan bahasa manusia modern untuk melihat keberadaannya. Dengan

kesadaran, konsep, dan bahasa tersebut manusia memberikan makna pada dunia

yang dilihatnya.

Pemaknaan diri sendiri dan dunia di sekelilingnya merupakan perlengkapan

mutlak bagi setiap orang untuk menggeluti berbagai kenyataan di sekitarnya

(Heryanto, 2000). Namun bentuk dan isi makna-makna ini bukan takdir yang

statis dan tak dapat ditawar-tawar. Bentuk dan isi makna ini dapat berubah sesuai

dengan keinginan manusia.

Peran nalar dalam pemaknaan hidup

Nalar didefinisikan sebagai kemampuan mental yang berguna untuk

menyesuaikan pemikiran maupun tindakan dengan tujuan (Brown, 1993). Nalar

bekerja dengan kaidah filsafat (penarikan kesimpulan) dan kaidah psikologi (teori

kesadaran). Nalar telah mengantarkan manusia kekedudukan yang tinggi dengan

membantunya mengumpulkan pengetahuan.

Dapat kita simpulkan bahwa nalar adalah produk biologis- sekadar alat yang

Page 29: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

menurut kodratnya terbatas kemampuannya (Calne, 2002). Nalar telah

meningkatkan mutu cara kita melakukan sesuatu, tetapi nalar tidak mengubah

mengapa kita melakukannya. Nalar lebih merupakan fasilitator daripada inisiator.

Kita memakai nalar untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, bukan

menentukan apa yang kita inginkan. Nalar telah melahirkan pengetahuan yang

membuat kita bisa terbang keliling dunia kurang dari 2 hari.Walaupun demikian

kita melakukan perjalanan karena maksud dan alasan yang sama dengan yang

mendorong leluhur kita dulu bepergian- berdagang, penaklukan, agama,

petualangan, atau penindasan.

Gaya hidup mandiri

Dengan gencarnya promosi gaya hidup modern sekarang ini, kita harus bisa

mengambil sikap. Perubahan budaya lokal tidak dapat dielakkan, namun kita

dapat mengarahkan perubahan tersebut. Corak budaya global yang negatif kita

hilangkan, namun yang positif kita ambil.

Budaya luar yang baik untuk kita adopsi adalah budaya yang memerdakan dan

membebaskan manusia. Menurut Immanuel Kant, ada dua unsur yang penting

dalam manusia merdeka. Pertama, digunakannya akal budi sebagai satu bagian

manusia- nalar yang mampu memecahkan persoalan-persoalan ethis tanpa sama

sekali mengacu kepada wujud yang ilahiat. Kedua, ’publik’ sebagai arena. Bagi

Kant, ukuran manusia yang dewasa, merdeka, adalah ketika ia mempergunakan

nalarnya di arena publik tersebut. Untuk bisa mencapai ke arah sana, dibutuhkan

kemandirian yang bertanggungjawab serta disiplin.Dan nalar menunjukkan

bagaimana cara efektif dan efisien untuk melakukan perubahan tersebut.

Kemandirian berarti kita mampu hidup tanpa bergantung mutlak kepada sesuatu

yang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengenali kelebihan dan

kekurangan diri sendiri, serta berstrategi dengan kelebihan dan kekurangan

tersebut untuk mencapai tujuan. Dan nalar adalah alat untuk menyusun strategi.

Bertanggungjawab maksudnya kita melakukan perubahan secara sadar dan

memahami betul setiap resiko yang bakal terjadi serta siap menanggung resiko.

Dan dengan kedisiplinan akan terbentuk gaya hidup yang mandiri.

Dengan gaya hidup mandiri, budaya konsumerisme tidak lagi memenjarakan

Page 30: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

manusia. Manusia akan bebas dan merdeka untuk menentukan pilihannya secara

bertanggungjawab, serta menimbulkan inovasi-inovasi yang kreatif untuk

menunjang kemandirian tersebut.

http://synaps.wordpress.com/2006/01/07/masalah-budaya/

1. Konsep Suku bangsa

Tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat, baik suatu komunitas desa,

kota, kelompok kekerabatan, atau lainnya, memiliki corak yang khas, yang

terutama tampak oleh orang yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri. Warga

kebudayaan itu sendiri biasanya tidak menyadari dan melihat corak khas tersebut.

Sebaliknya, mereka dapat melihat corak khas kebudayaan lain, terutama apabila

corak khas itu mengenai unsur-unsur yang perbedaannya sangat mencolok

dibandingkan dengan kebudayaannya sendiri.

Suatu kebudayaan dapat memiliki suatu corak yang khas karena berbagai sebab,

yaitu antara lain karena adanya suatu unsur kecil (dalam bentuk unsur kebudayaan

fisik) yang khas dalam kebudayaan tersebut, atau karena kebudayaan itu memiliki

pranata-pranata dengan suatu pola sosial khusus, atau mungkin juga karena warga

kebudayaan menganut suatu tema budaya yang khusus. Sebaliknya, corak khas

mungkin pula disebabkan karena adanya kompleks unsur-unsur yang lebih besar,

sehingga tampak berbeda dari kebudayaan-kebudayaan lain.

2. Konsep Daerah Kebudayaan

Suatu “daerah kebudayaan” adalah suatu daerah pada peta dunia yang oleh para

ahli antropologi disatukan berdasarkan persamaan unsur-unsur atau ciri-ciri

kebudayaan yang mencolok. Dengan penggolongan seperti itu, berbagai suku

bangsa yang tersebar di suatu daerah di muka bumi diklasifikasikan berdasarkan

unsur-unsur kebudayaan yang menunjukkan persamaan, untuk memudahkan para

ahli antropologi melakukan penelitian analisa komparatif.

Klasifikasi berdasarkan daerah kebudayaan mula-mula dicetuskan oleh F. Boas,

walaupun konsep itu menjadi terkenal dengan terbitnya buku C. Wissler (murid

Boas) berjudul The American Indian(1920). Dalam buku itu Wissler membagi

Page 31: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

kebudayaan suku bangsa Indian penduduk Amerika Utara ke dalam 9 daerah

kebudayaan.

Ciri-ciri kebudayaan yang dijadikan dasar dari suatu penggolongan daerah

kebudayaan bukan hanya unsur-unsur kebudayaan fisik saja (misalnya alat-alat

yang digunakan untuk berbagai jenis mata pencaharian hidup, yaitu alat

bercocoktanam, alat berburu, dan alat transpor, senjata, bentuk-bentuk ornamen,

gaya pakaian, bentuk rumah, dan sebagainya), tetepi juga unsur-unsur kebudayaan

abstrak seperti unsur-unsur organisasi kemasyarakatan, sistem perekonomian,

upacara keagamaan, adat-istiadat, dan lain-lain. Persamaan ciri-ciri yang

mencolok dalam suatu daerah kebudayaan biasanya hadir lebih kuat pada

kebudayaan-kebudayaan yang bersangkutan, dan makin tipis di dalam

kebudayaan-kebudayaan yang jaraknya makin jauh dari pusat tersebut.

Sifat kurang eksak yang merupakan kelemahan dari metode klasifikasi “daerah

kebudayaan” tersebut telah mengundang kecaman dari kalangan para ahli

antropologi sendiri, sementara upaya untuk mempertajam batas-batas dari suatu

daerah kebudayaan bahkan akan mengaburkannya. Walaupun demikian, metode

klasifikasi ini sampai sekarang masih banyak digunakan, karena pembagian

wilayah itu dapat memberikan gambaran yang menyeluruh kepada seorang

peneliti mengenai berbagai kebudayaan yang berbeda-beda yang ada di dunia.

Buku Pengantar Antropologi 1 Koentjaraningrat Penerbit Rineka Cipta ISBN :

979-518-663-9 dicetak oleh PT Asdi Mahasatya.

Page 32: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

Oleh : Wulandari Fajrin ( 121610101058 )

Ada beberapa penyebab proses perkembangan budaya sehingga terjadinya

keanekaragama nkebudayaan manusia di dunia ini.

1) Cultural Evolution

Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisa oleh seorang

peneliti seolah-olah dari dekat secara detail

ataudapatjugadipandangdarijauhhanyadenganmemperhatiaknperubahan-

perubahan yang besarsaja. Proses evolusisosialbudaya yang dianalisasecara detail

akanmembukamataseorangpenelitiuntukberbagaimacam proses perubahan yang

terjadidalamdinamikakehidupansehari-haridalamsetiapmasyarakat di dunia.

2) Diffusion Process

Proses difusiiniterjadikarenaadanyapenyebarandanmigrasikelompok-

kelompokmanusia di mukabumi. Olehkarenaitu, unsur-unsurkebudayaan dam

sejarahjugaikutmenyebar. Salah satubentukdifusidibawaolehkelompok-kelompok

yang bermigrasi. Namunbisajugatanpaadanayamigrasi, tetapikarenaadaindividu-

individu yang membawaunsur-unsurkebudayaanitu,

sepertiparapedagangdanpelaut.

3) Alculturation Process

Posessosial yang

timbulbilasuatukelompokmanusiadengansuatukebudayaantertentudihadapkandeng

anunsur-unsurdarisuatukebudayaanasingdengandemikianrupa, sehinggaunsur-

unsurkebudayaanasingtersebutlambatlaunditerimadandiolahkedalamkebudayaanse

ndiritanpamenyebabkanhilangnyakepribadiankebudayaanitusendiri.

4) Assimilation Process

Proses sosial yang timbulbilaadagolongan-

golonganmanusiadenganlatarkebudayaan yang berbeda-beda.

Kemudiansalingbergaullangsungsecaraintensifuntukwaktu yang lama,

Page 33: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

sehinggakebudayaangolongan-golongantadimasing-masingberubahsifatnya yang

khas, danjugaunsur-unsurnyamasing-masingberubahwujudnyamenjadiunsur-

unsurkebudayaan yang campuran.

5) Innovation

Inovasiadalahsuatu proses pembaruandaripenggunaansumber-sumberalam,

energidan modal, pengaturanbarudaritenagakerjadanpenggunaanteknologibaru

yang semuaakanmenyebabkanadanyasistemproduksi, dandibuatnyaproduk-

produkbaru. Proses inovasisangateratkaitannyadenganteknologidanekonomi.

Dalamsuatupenemuanbarubiasanyamembutuhkan proses sosial yang

panjangdanmelaluiduatahapkhususyaitu discovery dan invention.

Perkembanganbudayatersebutterjadikarenaadanya proses

pembelajaransehinggamembentukbudaya-budayabaru yang

mengakibatkankebudayaan yang sudahadasemakinberagam. Berikutadalah proses

belajarbudaya.

1) Proses Internalisasi

Manusiaterlahirdenganpotensibawaan,perasaan, hasrat, nafsu, emosi,

danseterusnya. Sepanjangkehidupan (darilahirsampaimati)

manusiamenanamkandalamkepribadiannyahal-hal yang

diperlukandalamkehidupan.Individuberusahamemenuhihasratdanmotivasidalamdi

rinya; beradaptasi, belajardarialamdanlingkungansosialdanbudayanya.

2) Proses Sosialisasi

Individubelajarpola-polatindakandalaminteraksidengansesama, dariindividu yang

mendudukianekaperanansosial. Sosialisasiberarti proses

belajaranggotamasyarakatuntukmengenaldanmenghayatikebudayaanmasyarakat di

lingkungannya.

3) Proses Enkulturasi

Page 34: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

Individumempelajaridanmenyesesuaikanalampikirandansikapnyadenganadat-

istiadat, sistemnorma, danperaturan-peratrurandalamkebudayaannya.

Kalaupadaawalmeniru, sesuaidenganperkembangankehidupan, ‘membaca’,

menghayati, hinggamenjadipolatindakan.

DidukungolehpendapatKoentjoroningratdaribukunya,

bahwaterjadinyaberagamwarnakebudayaanmanusia di duniainikarenaadanya

proses prosesperkembangankebudayaan yang

didapatdengandipelajarisehinggaterbentuklahbudayabudaya yang beranekaragam.

Oleh : Samsul Bachri ( 121610101063 )

Page 35: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

Perkembangan dan terjadinya aneka warna kebudayaan manusia di dunia

dikarenakan terdapat perbedaan gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia di

berbagai belahan dunia. Dalam setiap masyarakat, oleh para anggotanya

dikembangkan sejumlah pola-pola budaya yang ideal dan pola-pola ini cenderung

diperkuat dengan adanya pembatasan-pembatasan kebudayaan. Pola-pola

kebudayaan yang ideal itu memuat hal-hal yang oleh sebagian besar dari

masyarakat tersebut diakui sebagai kewajiban yang harus dilakukan dalam

keadaan-keadaan tertentu. Pola-pola inilah yang sering disebut dengan norma-

norma. Karena perbedaan pola – pola inilah terjadi perbedaan kebudayaan antara

masyarakat satu dengan masyarakat lainnya.( jurnal Antropologi Papua (ISSN:

1693-2099) Volume 1. No. 1, Agustus 2002).

Berdasarkan konvensi UNESCO 2005 (Convention on The Protection

and Promotion of The Diversity of Cultural Expressions) tentang keragaman

budaya atau “cultural diversity”, cultural diversity diartikan sebagai kekayaan

budaya yang dilihat sebagai cara yang ada dalam kebudayaan kelompok atau

masyarakat untuk mengungkapkan ekspresinya.Keanekaragaman budaya juga

dipengaruhi beberapa faktor berikut :

1. Penemuan atau Invensi

Dua konsep tersebut merupakan proses terpenting dalam pertumbuhan dan

kebudayaan. Hal itu mengingat tanpa penemuan- penemuan yang baru dan

tanpa invensi suatu budaya akan mati. Biasanya pengertian kedua terminologi

ini dibedakan. Suatu penemuan berarti menemukan sesuatu yang sebelumnya

belum dikenal tetapi telah tersedia di alam sekitar atau di alam semesta ini.

Misalnya di dalam sejarah perkembangan umat manusia terjadi penemuan-

penemuan dunia baru sehingga pemukiman manusia menjadi lebih luas dan

berarti pula semakin luasnya penyebaran kebudayaan. Selain itu, di dalam

penemuan dunia baru akan terjadi difusi atau proses lainnya mengenai

pertemuan kebudayaan-kebudayaan tersebut. Istilah invensi lebih terkenal di

dalam bidang ilmu pengetahuan. Dengan invensi maka umat manusia dapat

menemukan halhal yang dapat mengubah kebudayaan. Dengan penemuan-

penemuan melalui ilmu pengetahuan maka lahirlah kebudayaan industri yang

Page 36: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

telah menyebabkan suatu revolusi kebudayaan terutama di negara-negara

barat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat telah

membuka horizon baru di dalam kehidupan umat manusia. Ilmu pengetahuan

berkembang begitu cepat secara eksponensial sehingga apa yang ditemukan

hari ini mungkin besok telah usang. Lihat saja misalnya revolusi komputer

yang dapat berkembang setiap saat dan bagaimana peranan komputer di dalam

kehidupan manusia modern. Kita hidup di abad digital yang serba cepat dan

serba terukur. Semua hal ini merupakan suatu revolusi di dalam kehidupan

dan kebudayaan manusia. Melalui invensi manusia menemukan berbagai jenis

obat-obatan yang mempengaruhi kesehatan dan umur manusia.

2. Difusi

Difusi kebudayaan berarti pembauran dan atau penyebaran budaya-budaya

tertentu antara masyarakat yang lebih maju kepada masyarakat yang lebih

tradisional. Pada dasarnya setiap masyarakat setiap jaman selalu mengalami

difusi. Hanya saja proses difusi pada jaman yang lalu lebih bersifat perlahan-

lahan. Namun hal itu berbeda dengan sekarang dimana abad komunikasi

mampu menyajikan beragam informasi yang serba cepat dan intens, maka

difusi kebudayaan akan berjalan dengan sangatcepat. Bagaimanapun juga

didalam masyarakat sederhana sekalipun proses difusi kebudayaan dari barat

tetap menyebar. Hal itu dapat dibuktikan melalui pengamatan Margaret Mead

dalam Tilaar (1999) yang meneliti masyarakat di kepulauan pasifik. Beberapa

waktu setelah pengamatan Mead terhadap masyarakat tersebut telah terjadi

perubahan masyarakat yang cukup berarti. Apa yang ditemukan oleh Margaret

Mead dari suatu masyarakat yang tertutup dan statis ketika beliau kembali

telah menemukan suatu masyarakat yang terbuka yang telah mengadopsi

usnur-unsur budaya Barat.

3. Akulturasi

Salah satu bentuk difusi kebudayaan ialah akulturasi. Dalamproses ini terjadi

pembaruan budaya antarkelompok atau didalam kelompok yang besar.

Dewasa ini misalnya unsur-unsur Jawa telah masuk di dalam budaya sistem

Page 37: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

pemerintahan di daerah. Nama-nama petugas negara di daerah telah

mengadopsi nama-nama pemimpin di dalam kebudayaan Jawa seperti bupati,

camat, lurah, dan unsur-unsur tersebut telah disosialisasi dan diterima oleh

masyarakat luas. Begitu pula terjadi akulturasi unsur-unsur budaya antarsub-

etnis di Nusantara ini.

4. Asimilasi

Proses asimilasi dalam kebudayaan terjadi terutama antar etnis dengan

subbudaya masing-masing. Kita lihat misalnya unsurnetnis yang berada di

Nusantara kita ini dengan sub budaya masing-masing. Selama perjalanan

hidup negara kita telah terjadi asimilasi unsur-unsur budaya tersebut. Biasanya

proses asimilasi dikaitkan dengan adanya sejenis pembauran antar-etnis masih

sangat terbatas dan kadang-kadang dianggap tabu. Namun dewasa ini proses

asimilasi itu banyak sulit dihilangkan. Apalagi halhal yang membatasi proses

prejudis, perbedaan agama dan kepercayaan dapat menghalangi suatu proses

asimilasi yang cepat. Di dalam kehidupan bernegara terdapat berbagai

kebijakan yang mempercepat proses tersebut, ada yang terjadi secara alamiah

ada pula yang tidak alamiah. Biasanya proses asimilasi kebudayaan yang

terjadi di dalam perkawinan akan lebih cepat dan lebih alamiah sifatnya.

5. Inovasi

Inovasi mengandalkan adanya pribadi yang kreatif. Dalam setiap kebudayaan

terdapat pribadi-pribadi yang inovatif. Dalammasyarakat yang sederhana yang

relatif masih tertutup dari pengaruh kebudayaan luar, inovasi berjalan dengan

lambat. Dalam masyarakat yang terbuka kemungkinan untuk inovasi menjadi

terbuka karena didorong oleh kondisi budaya yang memungkinkan. Oleh

sebab itu, di dalam masyarakat modern pribadi yang inovatif merupakan

syarat mutlak bagi perkembangan kebudayaan. Inovasi merupakan dasar dari

lahirnya suatu masyarakat dan budaya modern di dalam dunia yang terbuka

dewasa ini.

Page 38: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

Itulah beberapa contoh faktor – faktor yang mempengaruhi keanekaragaman

budaya,(jurnal pendidikan dan perubahan sosial – budaya)

5. Asas-asas kebudayaan manusia yang tersebar di seluruh dunia yang

berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.

Oleh : Arfi Rifadah ( 121610101057 )

Budaya

Setiap manusia memiliki hak untuk budaya, termasuk hak untuk menikmati dan

mengembangkan kehidupan budaya dan identitas. Hak-hak budaya,

bagaimanapun, tidak terbatas. Hak untuk budaya terbatas pada titik di mana ia

melanggar hak asasi manusia yang lain. Tidak berhak dapat digunakan dengan

mengorbankan atau kerusakan lain, sesuai dengan hukum internasional.

Page 39: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

Ini berarti bahwa hak-hak budaya tidak dapat dipanggil atau ditafsirkan

sedemikian rupa untuk membenarkan setiap tindakan yang mengarah ke

penolakan atau pelanggaran hak asasi manusia dan kebebasan fundamental

lainnya. Dengan demikian, mengklaim relativisme budaya sebagai alasan untuk

melanggar atau menolak hak asasi manusia merupakan penyalahgunaan hak

budaya.

Ada yang sah, keterbatasan substantif pada praktek budaya, bahkan pada baik-

tradisi mengakar. Misalnya, tidak ada hari budaya sah dapat mengklaim hak untuk

mempraktikkan perbudakan. Meskipun praktek dalam banyak kebudayaan

sepanjang sejarah, perbudakan hari ini tidak dapat dianggap sah, legal, atau bagian

dari warisan budaya berhak atas perlindungan dengan cara apapun. Sebaliknya,

segala bentuk perbudakan, termasuk kontemporer seperti perbudakan praktek,

adalah sebuah pelanggaran berat hak asasi manusia di bawah hukum internasional.

Demikian pula, hak budaya tidak membenarkan penyiksaan, pembunuhan,

genosida, diskriminasi atas dasar jenis kelamin, bahasa ras, atau agama, atau

pelanggaran hak-hak asasi manusia lainnya universal dan kebebasan dasar yang

didirikan pada hukum internasional. Setiap upaya untuk membenarkan

pelanggaran tersebut atas dasar kebudayaan memiliki keabsahan berdasarkan

hukum internasional.

Sebuah Konteks Budaya

Argumen relativisme budaya sering mencakup atau mengarah ke pernyataan

bahwa budaya tradisional sudah cukup untuk melindungi martabat manusia, dan

karena itu hak asasi manusia universal tidak diperlukan. Selain itu, argumen

berlanjut, hak asasi manusia universal dapat mengganggu dan mengganggu

perlindungan tradisional manusia, kebebasan hidup dan keamanan.

Ketika budaya tradisional tidak efektif memberikan perlindungan tersebut, maka

hak asasi manusia menurut definisi akan kompatibel, berpose tidak ada ancaman

bagi budaya tradisional. Dengan demikian, budaya tradisional dapat menyerap dan

menerapkan hak asasi manusia, dan Negara yang mengatur harus berada dalam

Page 40: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

posisi yang lebih baik tidak hanya untuk meratifikasi, tetapi efektif dan

sepenuhnya melaksanakan, standar internasional.

Budaya tradisional bukan merupakan pengganti untuk hak asasi manusia, yang

merupakan konteks budaya di mana hak asasi manusia harus dibentuk,

terintegrasi, dipromosikan dan dilindungi. Hak asasi manusia harus didekati

dengan cara yang berarti dan relevan dalam konteks budaya yang beragam.

Daripada membatasi hak asasi manusia sesuai dengan budaya tertentu, mengapa

tidak memanfaatkan nilai-nilai budaya tradisional untuk memperkuat penerapan

dan relevansi hak asasi manusia universal? Ada kebutuhan yang meningkat untuk

menekankan, inti nilai-nilai bersama yang dimiliki oleh semua budaya: nilai

kehidupan, tatanan sosial dan perlindungan dari kekuasaan sewenang-wenang.

Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam hak asasi manusia.

Budaya tradisional harus didekati dan diakui sebagai mitra untuk memajukan

penghormatan yang lebih besar untuk dan ketaatan terhadap hak asasi manusia.

Menggambar pada praktek yang kompatibel dan nilai-nilai umum dari budaya

tradisional akan meningkatkan dan memajukan promosi hak asasi manusia dan

perlindungan. Pendekatan ini tidak hanya mendorong toleransi yang lebih besar,

saling menghormati dan pemahaman, tetapi juga mendorong kerja sama

internasional yang lebih efektif untuk hak asasi manusia.

Pemahaman yang lebih besar dari cara di mana budaya tradisional melindungi

kesejahteraan rakyat mereka akan menerangi landasan umum martabat manusia

yang hak asasi manusia promosi dan perlindungan berdiri. Wawasan ini akan

memungkinkan advokasi hak asasi manusia untuk menegaskan relevansi budaya,

serta kewajiban hukum, hak asasi manusia universal dalam konteks budaya yang

beragam. Pengakuan dan penghargaan dari konteks budaya tertentu akan

berfungsi untuk memfasilitasi, bukannya mengurangi, penghormatan hak asasi

manusia dan ketaatan.

Bekerja dengan cara ini dengan budaya tertentu inheren mengakui integritas

budaya dan keragaman, tanpa mengorbankan atau menipiskan standar diragukan

Page 41: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

lagi universal hak asasi manusia. Pendekatan seperti ini penting untuk

memastikan bahwa masa depan akan dipandu atas semua oleh hak asasi manusia,

pluralisme non-diskriminasi, toleransi dan budaya.

Secara umum kebudayaan banyak diartikan sebagai hasil karya manusia yang lahir

dari cipta, rasa dan karsa. Berikut ada empat teori dan pendekatan kebudayaan,

yaitu:

1. Memandang kebudayaan sebagai kata benda: Dalam arti lewat produk

budaya kita mendenifisikan dan mengelola kebudayaan itu. Teori produk

budaya ini juga penting karena semua hasil budaya yang ada di muka bumi

merupakan produk budaya kolektif manusia. Identitas budaya dapat dilihat

dari pendekatan ini. 

2. Memandang kebudayaan sebagai kata kerja: Pendekatan ini dikemukakan

oleh Pleh Van Peursen. Pendekatan ini juga penting untuk dipahami,

karena akan mampu menjelaskan kepada kita bagaimana proses-proses

budaya itu terjadi di tengah kehidupan kita. Produk-produk budaya yang

kita pahami lewat pendekatan pertama di atas ternyata juga menyiratkan

adanya proses-proses budaya manusia yang oleh Van Peursen disebut ada

tiga terminal proses budaya. Kehidupan mistis dimana mitos berkuasa,

atau kuasa mitos mengemudikan arah kebudayaan suatu masyarakat,

dilanjutkan dengan hadirnya kehidupan ontologis dan yang terakhir adalah

kehidupan fungsional yang hari-hari ini lebih mendominasi kehidupan

budaya kita. 

3. Memandang kebudayaan sebagai kata sifat: Ini untuk membedakan mana

kehidupan yang berbudaya dan tidak berbudaya, membedakan antara

kehidupan manusia yang berbudaya dan makhluk lain seperti hewan dan

benda-benda yang tidak memiliki potensi budaya. Dalam memandang

kebudayaan sebagai kata sifat maka unsur nilai-nilai menjadi sangat

penting. Kebudayaan dikonstruksi sebagai konfigurasi nilai-nilai atau

sebagai kompeksitas nilai-nilai yang kemudian beroperasi pada berbagai-

Page 42: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

bagai level kehidupan. Konfigurasi nilai yang dimiliki berbagai komunitas

budaya yang berbeda kemudian melahirkan konstruksi budaya yang

berbeda-beda pada komunitas budaya itu. 

4. Memandang kabudayaan sebagai kata keadaan: Kondisi-kondisi budaya

tertentu menjadi menentukan wajah kebudayaan.

Ragam dan Unsur-Unsur Budaya

Setiap kelompok masyarakat punya tradisi dan kebudayaan tersendiri, yang

tentu saja berbeda satu sama lainnya. Kebudayaan-kebudayaan yang lebih

sempurna dari suatu masyarakat yang nantinya akan dapat menjadi sebuah

peradaban. Namun, walaupun masing-masing mempunyai keunikan tersendiri,

budaya terdiri dari unsur-unsur dan mempunyai fungsi-fungsi tersendiri bagi

masyarakatnya.

Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun

unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat

kesatuan. Misal dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti

umpamanya seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat di samping adanya unsur-

unsur kecil, seperti sisir, kancing, baju, peniti, dan lain-lainnya yang dijual di

pinggir jalan. Marville J. Herskovits mengajukan 4 unsur pokok kebudayaan,

yaitu:

1. alat-alat teknologi, 

2. sistem ekonomi, 

3. keluarga, dan 

4. kekuasaan polotik.

Sementara Bronislaw Malinowski yang terkenal sebagai salah seorang pelopor

teori fungsional dalam anthropologi, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan

sebagai berikut:

1. system norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota

masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya, 

2. organisasi ekonomi 

Page 43: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

3. alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan; perlu diingat bahwa

keluarga merupakan pendidikan yang utama, dan 

4. organisasi kekuatan.

Pada intinya para ahli menunjuk pada adanya 7 unsur kebudayaan yang dianggap

sebagai cultural universals, yaitu:

1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat

rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transportasi, dan sebagainya). 

2. Mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi (pertanian,

peternakan, system produksi, system distribusi dan sebagainya). 

3. Sistem kemasyarakatan (system kekerabatan organisasi politik, system

hokum, system perkawinan). 

4. Bahasa (lisan maupun tertulis). 

5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya). 

6. Sistem pengetahuan dan pendidikan. 

7. Religi (system kepercayaan).

Cultural-universals tersebut di muka, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-

unsur yang lebih kecil. Ralph Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan kebudayaan

atau cultural activity. Sebagai contoh, cultural universals pencaharian hidup dan

ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian, peternakan,

system produksi, system distribusi, dan lain-lain. Kesenian misalnya, meliputi

kegiatan-kegiatan seperti seni tari, seni rupa, seni suara, dan lain-lain. Selanjutnya

Ralph Linton merinci kegiatan-kegiatan kebudayaan tersebut menjadi unsur-unsur

yang lebih kecil lagi yang disebutnya trait-complex. Misalnya, kegiatan pertanian

menetap meliputi unsur-unsur irigasi, system mengolah tanah dengan bajak

system hak milik atas tanah dan lain sebagainya. Selanjutnya trait-complex

mengolah tanah dengan bajak, akan dapat dipecah-pecah ke dalam unsur-unsur

yang lebih kecil lagi, umpamanya hewan-hewan yang menarik bajak, teknik

mengendalikan bajak dan seterusnya. Akhirnya sebagai unsur kebudayaan terkecil

yang membentuk traits, adalah items.

Page 44: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

Kebudayaan, selain memiliki unsur-unsur pokok, juga mempunyai sifat hakikat.

Sifat hakikat kebudayaan ini berlaku umum bagi semua kebudayaan di manapun

juga, walaupun kebudayaan setiap masyarakat berbeda satu dengan lainnya.

Sifat hakikat kebudayaan tersebut ialah sebagai berikut:

1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia. 

2. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu

generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi

yang bersangkutan. 

3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam

tingkah-lakunya. 

4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-

kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-

tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan.

Gerak Kebudayaan

Gerak kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat

yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh sebab

hubungan-hubungan yang terjadi antar terjadi kelompok masyarakat. Kebudayaan

suatu kelompok manusia jika dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan

asing yang berbeda, lambat laun akan diterima dan diolah ke dalam

kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian manusia itu

sendiri. Proses itu dinamakan akulturasi. Dalam proses akulturasi ada unsur-unsur

kebudayaan asing yang mudah diterima seperti: unsur kebendaan ( alat tulis

menulis ), unsur-unsur yang membawa manfaat besar untuk mass media ( radio

transistor ) dan unsur yang mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang

menerima unsur-unsur tersebut ( penggiling padi yang dengan biaya murah serta

pengetahuan teknis yang sederhana. Sedangkan unsur-unsur kebudayaan yang

sulit diterima misalnya: unsur yang menyangkut kepercayaan ( ideologi, falsafah

hidup ) dan unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosiologi

(contoh : nasi ). Pada umumnya generasi muda adalah individu yang dapat dengan

cepat menerina unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses

Page 45: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx

akulturasi. Sebaliknya generasi tua, lebih sukar. Hal ini disebabkan karena pada

generasi tua, norma-norma yang tradisional sudah internalized (mendarah daging,

menjiwai) sehingga sukar untuk mengubahnya.

Sumber:

Baidhawy, Zakiyuddin. 2005. Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Lubis, Ridwan. 2005. Meretas Wawasan dan Praksis Kerukunan Umat Beragama di

Indonesia. Departemen Agama RI.

Soekanto, Soerjono. 1994. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Cetakan kedelapan.

Soekanto, Soerjono. 1993. Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat.

Jakarta: Raja Grafindo Persada. Cetakan kedua.

Koentjoroningrat, Pengantar antropologi I.

Saifullah, Ali. (1982). Pendidikan-Pengajaran dan Kebudayaan : Pendidikan Sebagai

Gejala Kebudayaan, Surabaya : Usaha Nasional.

Page 46: Kebudayaan New 5-1 too (2).docx