Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

21
1 Gempa Bumi 7,9 Richter di Kota Padang Modul Organ : Manajemen Kedokteran Keluarga dan Komunitas Dibuat oleh: KELOMPOK 6 Ayu Ningtiyas Nugroho 0302008049 Antonius Verdy T 0302009027 Runy Dyaksani 0302009216 Kelly Khesya 0302010150 Lidya Christy Agustine 0302010161 Meikhel Alexander 0302010172 Monica Olivine 0302010182 Muhammad Wahyu S 0302010197 Ocisa Zakiah 0302010213 R. Ifan Arief Fahrurozi 0302010226 Riza Ernaldy 0302010237 Septi Rahadian 0302010249 Syarfina Rosyadah 0302010262 Ula Inda Rahmadhani 0302010273 Yudia Pratama 0302010286 Fakultas Kedokteran Universtas Trisakti Desember 2012

description

Makalah dan Referat Gawat darurat aspek gempa bumi

Transcript of Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

Page 1: Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

1

Gempa Bumi 7,9 Richter di Kota Padang

Modul Organ : Manajemen Kedokteran Keluarga dan Komunitas

Dibuat oleh:

KELOMPOK 6

Ayu Ningtiyas Nugroho 0302008049

Antonius Verdy T 0302009027

Runy Dyaksani 0302009216

Kelly Khesya 0302010150

Lidya Christy Agustine 0302010161

Meikhel Alexander 0302010172

Monica Olivine 0302010182

Muhammad Wahyu S 0302010197

Ocisa Zakiah 0302010213

R. Ifan Arief Fahrurozi 0302010226

Riza Ernaldy 0302010237

Septi Rahadian 0302010249

Syarfina Rosyadah 0302010262

Ula Inda Rahmadhani 0302010273

Yudia Pratama 0302010286

Fakultas Kedokteran Universtas Trisakti

Desember 2012

Page 2: Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

2

DAFTAR ISI

Daftar Isi ..................................................................................................................2

Bab I Pendahuluan ..............................................................................................3

Bab II Laporan Kasus ..........................................................................................4

Bab III Pembahasan ............................................................................................. 5

Bab IV Tinjauan Pustaka .....................................................................................14

Bab V Penutup.................................................................................................... 21

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 22

Page 3: Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

3

LAPORAN KASUS

Pada tanggal 30 september 2009, gempa bumi 7,9 SR mengguncang kota/kaupaten

Padang.Dapat di ramalkan kerusakan yang timbul dan sebagai insan kesehatan bersiaplah

membantu masyarakat.Kerugian apa yang diperkirakan timbul, baik dari sudut manusia,

sarana prasarana serta lingkungan mengingat kekuatan gempa yang diatas 7 Skala

Richter.Secara naluriah saudara tentu ingin segera berangkat ke lokasi.Diskusikan kapan saat

yang tepat dan perlengkapan apa yang harus dibawa, baik untuk rombongan saudara, korban

bencana (meninggal/luka-luka) maupun pengungsi.Penyakit- penyakit apa yang mengancam

korban maupun pengungsi.Demikian juga gangguan mental pasca bencana.BNPB (Badan

Nasional Penangulangan Bencana) mengumumkan 608 orang meninggal, 1993 luka-luka,

tertimpa atau terperangkap dalam runtuhan rumah, hotel, rumah sakit.Hujan terus turun

dengan deras menyebabkan longsor.Kerusakan infrastruktur termasuk listrik, telekomunikasi,

jalanan, jembatah, pasokan air minum terhenti.Pelabuhan udara tidak dapat beroperasi dan

jalan darat Bengkulu-Padang terputus.

Page 4: Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

4

BAB III

PEMBAHASAN

Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi

(pergeseran) pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba.

Penyebab Terjadinya Gempa Bumi

1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi

2. Aktivitas sesar di permukaan bumi

3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah

4. Aktivitas gunung api

5. Ledakan Nuklir

Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan ke seluruh bagian

bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya

bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu

terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak

permukiman penduduk. Gempa bumi juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran,

kecelakaan industri dan transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul

penahan lainnya.

Gejala dan Peringatan Dini

o Kejadian mendadak/secara tiba-tiba

o Belum ada metode pendugaan secara akurat

Tips Penanganan Jika Terjadi Gempa Bumi

Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan

pegangan di manapun anda berada.

Di dalam rumah

Page 5: Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

5

Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus

mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke bawah meja

untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki

meja, lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan kompor,

maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.

Di sekolah

Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan

panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu,

carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.

Di luar rumah

Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran

atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan

reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang

anda bawa.

Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall

Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk

dari petugas atau satpam.

Di dalam lift

Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda

merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua

tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika

anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone

jika tersedia.

Di kereta api

Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya

kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari

Page 6: Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

6

petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan

mengakibatkan kepanikan.

Di dalam mobil

Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda

gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya.

Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti

instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan

mobil tak terkunci.

Di gunung/pantai

Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat

aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran

dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.

Beri pertolongan

Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi

besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan

datang ke tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada

orang-orang yang berada di sekitar anda.

Dengarkan informasi

Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah

kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai

dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yag benar dari pihak

yang berwenang atau polisi. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.

Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi

1. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan

gempa.

2. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.

3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.

Page 7: Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

7

4. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.

5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di

daerah rawan gempa bumi.

6. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.

7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara

- cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.

8. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat

terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.

9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan

masyarakat lainnya.

10. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi

gempa bumi.

11. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman

kebakaran dan pertolongan pertama.

12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan

masyarakat lainnya.

13. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi

gempa bumi.

Kerugian-kerugian akibat gempa bumi :

1. Menimbulkan trauma baik fisik maupun psikologis bagi korban

2. Menimbulkan kematian ataupun kecacatan baik itu sementara ataupun permanen

3. Menyebabkan hilangnya materi,pekerjaan yang mengakibatkan penurunan kualitas

hidup seseorang

4. Kerusakan infrastruktur baik itu jalan maupun bangunan-bangunan

5. Sanitasi yang buruk

6. Berpotensi menimbulkan bencana lainnya.

Saat yang tepat berangkat ke lokasi merupakan saat kondisi bencana reda dan

dinyatakan aman.

Zona aman : untuk orang-orang campuran (bisa wartawan, keluarga)

Zona khusus : untuk dokter-dokter yang membantu

Zona bahaya : Tidak boleh dimasuki , kecuali polisi dan militer.

Page 8: Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

8

Penyakit pasca bencana

Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum keberangkatan yaitu:

1. Kotak pertolongan Pertama pada kecelakaan

2. Senter/lampu battery,lilin atau korek api, tenda

3. Radio

4. Makanan suplemen yang tahan lama seperti biskuit,beras, minyak, mie instan,

susu,makanan kaleng.

5. Air minum (kebutuhan air minum biasanya 2-3 liter sehari untuk satu orang)

6. Obat-obatan seperti: antibiotik, NSAID, oabt diare, vitamin.

7. Alat-alat evakuator

8. Pakaian bersih

Tim yang terlibat dalam keberangkatan :

1. Tim SAR

2. Dokter (baik itu dokter umum, bedah, maupun dokter jiwa atau yang lainnya

Bergerak dalam hal medis, evakuasi maupun triase.

3. Tim evakuasi

4. Tim untuk transportasi.

Yang perlu dilakukan pada korban mati:

1.Identifikasi mayat/

2. Pencarian keluarga

3. Pemakaman.

Pada umumnya masalah kesehatan pasca gempa dapat dibagi dalam 3 fase:

a) Penyakit akut pasca bencana.

Yaitu penyakit yang berhubungan langsung dengan bencana yang terjadi. Misalnya, kasus

gempa bumi di Padang tanggal 30 September 2009, penyakit yang berhubungan langsung

dengan gempa adalah cedera akibat reruntuhan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa

cedera utama akibat gempa adalah cedera kepala dan patah tulang.

b) Penyakit ikutan pada beberapa hari-minggu pasca bencana

Page 9: Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

9

1) Malaria

Penyakit malaria dapat timbul misalnya saat masyarakat berada di pengungsian ( tenda-tenda

darurat ), nyamuk anopheles bisa menginfeksi korban-korban bencana.

2) DBD

Misalnya banjir, air yang tergenang dapat menyebabkan bersarangnya nyamuk aides aigypti.

Kemudian menginfeksi korban-korban bencana.

3) Diare dan penyakit kulit

Penyakit ini bisa menginfeksi korban bencana karena sanitasi yang jelek. Misalnya kuman-

kuman penyebab diare seperti ; Vibrio kolera, Salmonella dysentriae pada genangan banjir,

diare akibat kurangnya asupan air bersih karena saluran air bersih dan sanitari yang rusak.

Seseorang menderita diare bila frekuensi buang air besar telah melampaui kebiasaannya

dengan kotoran encer dan banyak cairan. Diare yang terus menerus mungkin merupakan

gejala penyakit berat seperti tipus, kolera dan kanker usus. Diare yang berat bisa

menyebabkan dehidrasi dan bisa membahayakan jiwa.

Gejala-gejalanya seperti frekuensi buang air besar melebihi normal, kotoran encer/cair,

sakit/kejang perut, demam dan muntah. Penyebabnya bisa dari Anxietas (rasa cemas),

keracunan makanan, infeksi virus dari usus, alergi terhadap makanan tertentu.

Penanggulangannya adalah dengan minum banyak cairan, hindari makanan padat atau yang

tidak berperasa selama 1-2 hari, minum cairan rehidrasi oral-oralit.

4) ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Atas )

ISPA terjadi karena masuknya kuman atau mirkoorganisme ke dalam tubuh manusia dan

berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.

Istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris acute respiratory infections (ARI).

Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan dan akut, dengan

pengertian sebagai berikut:

a. Infeksi adalah masuknya kuman atau mirkoorganisme ke dalam tubuh manusia dan

berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.

b. Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli. Secara anatomis

mencakup saluran pernapasan bagian atas, saluran pernpasan bagian bawah (termasuk

jaringan saluran pernapasan).

c. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari, Batas 14 hari diambil

untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan

dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.

Page 10: Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

10

Selain ISPA sering juga ditemukan pnemonia yaitu proses infeksi akut yang mengenai

jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan

proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut bronchopneumonia).

Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara

mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau

lebih pada anak usia dua bulan sampai kurang dari satu tahun, dan 40 kali permenit atau lebih

pada anak usia satu tajun sampai kurang dari lima tahun. Pada anak di bawah usia dua bulan,

tidak dikenal diagnosis pnemonia.

Pencegahannya dengan pengadaan rumah dengan ventilasi yang memadai, perilaku hidup

bersih dan sehat, peningkatan gizi balita.

5) Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira berbentuk

spiral dan hidup di air tawar. Penyakit ini timbul karena terkontaminasinya air oleh air seni

hewan yang menderita leptospirosis. Biasanya penyakit ini terdapat pada korban banjir.

6) Tipes

Penyakit tipes sebenarnya juga berkaitan erat dengan faktor daya tahan tubuh seseorang. Oleh

sebab itu, untuk mencegah terkena penyakit tipes, masyarakat harus menjaga kondisi tubuh

dengan makan makanan bergizi dan jangan sampai kelelahan.

c) Masalah kesehatan mental akibat gempa.

Penyakit psikologis / Trauma berkepanjangan akibat reaksi stres akut saat bencana bisa

menetap menjadi kecemasan yang berlebihan. Akibat kehilangan rumah, kehilangan anggota

keluarga atau bisa juga trauma karena ketakutan yang mendalam.

Adapun fase setelah terjadinya bencana yang dapat menyebabkan terganggunya keadaan

mental seseorang adalah :

- Critical acute

Fase ini terjadi kurang dari 1 bulan setelah terjadinya bencana

- After critical acte, dan

- Prolong stressor, biasanya lebih dari waktu 2 tahun setelah terjadinya bencana

Untuk individu yang pernah mengalami trauma, maka akan ada resiko yang dihadapi,

diantaranya:

- Adanya penurunan produktivitas

- Banyaknya beban pada setiap orang, keluarga, dan komunitas

- Ada kemungkinan untuk melakukan resiko bunuh diri

Page 11: Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

11

Setelah terjadi bencana, biasanya diadakan evakuasi termasuk adanya ‘pengungsian’,

nah dengan adanya pengungsian ini akan terjadi stressor baru apalagi dalam waktu yang

cukup lama.

Pada umumnya tim kesehatan yang dikirim untuk para korban bencana kebanyakan lebih

mengurusi masalah fisik korban, dan mengabaikan bagaimana sebenarnya untuk

menstabilkan keadaan mental para korban setelah terjadi bencana. Hal ini dibuktikan bahwa

masih kurangnya tenaga kesehatan mental. Nah dengan adanya hal tersebut, biasanya akan

ada recruitment dan TOT untuk para sumber professional dan tenaga kesehatan mental dalam

mengatasi gangguan mental/traumatic terkait setelah terjadinya bencana.

Prinsip umum intervensi :

- Persiapan pre emergency, meliputi :

Planning secara detail

Koordinasi system dengan sumber local

Training

- Penilaian kondisi local, meliputi aspek cultural dll

- Adanya kolaborasi

- Adanya integrasi ke pelayanan dasar, misalnya mengadakan program di puskesmas

- Pelayanan kesehatan untuk semua

- Pelatihan kesehatan mental untuk puskesmas dan pemim[in komunitas

- Long periode perspective

- Monitoring

Fase kondisi psikososial pada bencana adalah Acute emergency phase.

Adapun yang harus diperhatikan dalam Acute emergency phase adalah:

Status emergency

Kemanan fisik

Informasi untuk menurunkan beban penderitaan

Lokasi

Sedangkan untuk kesehatan mental, penanganan utama adalah bertemu dengan ‘primary

health center’ untuk:

- Memanage kasus emergency yang berhubungan dengan psikiatric, contohnya depresi

mayor

- Tersedianya psikofarmaka sebagai terapi awal

Page 12: Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

12

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

BENCANA

Menurut UU No.24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana adalah Peristiwa atau

rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan

masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/ atau faktor non alam maupun faktor

manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,

kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Pengertian bencana menurut International Strategy for Disaster Reduction (ISDR) :

Suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat, sehingga menyebabkan

kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi , ekonomi atau lingkungan

dan melampaui kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan

menggunakan sumber daya mereka sendiri

JENIS BENCANA

Bencana alam: bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang

disebabkan oleh antara lain: gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin

topan/puting beliung, dan tanah longsor

Bencana non alam: bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non

alam yang antara lain berupa gagal tekhnologi, gagal modernisasi, epidemik, dan wabah

penyakit

Bencana sosial: bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang

diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas

masyarakat, dan teror

KELOMPOK MASYARAKAT SIAGA BENCANA

Kelompok masyarakat siaga bencana terdiri dari semua unsur masyarakat, baik

perempuanmaupun laki-laki dan dipilih dalam musyawarah.Kelompok masyarakat siaga

bencana dapat dibentuk sebagai bagian dari BKM. Tugas utama kelompok adalah menyusun

perencanaan untuk melakukan usaha-usaha pengurangan resiko bencana, perencanaan

tanggap darurat dan

rehabilitasi.

Page 13: Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

13

Struktur kelompok ini paling tidak terdapat :

a. Koordinator untuk mengkoordinasi dan mendukung kerja-kerja kelompok, menjadi juru

bicara kelompok dan penghubung dengan instansi vertikal atau organisasi lain.

b. Kelompok Persiapan Bencana, terdiri dari :

1) Regu peringatan dini; bertugas mengkompilasi data kebencanaan (sejarah bencana, data

dari BMG, Pusat Studi Bencana, Kesbanglinmas dll), bekerjasama dengan instansi deteksi

dini dan menginformasikan kepada masyarakat tanda bahaya atau tanda peringatan dini dari

instansi lain, dan mengembangkan peringatan dini berdasarkan pengetahuan lokal

2) Regu Pemetaan; bertugas mengumpulkan data ancaman, demografi untuk digunakan

dalam penyusunan peta ancaman bencana, alur evakuasi dan rencana pengungsian.

3) Regu Pelatihan Kesiapsiagaan, bertugas melakukan identifikasi pelatihan kesiapsiagaan

yang dibutuhkan masyarakat, sesuai dengan data ancaman bencana setempat.

c. Kelompok Tanggap Darurat

(1) Regu Pertolongan Pertama bertugas melakukan pertolongan pertama saat bencana

terjadi. Dapat merupakan gabungan anggota masyarakat & Palang Merah Indonesia

(2) Regu SAR bertugas melakukan pencarian korban, menolong korban dan

pemilahankorban berdasarkan kondisinya (triase)

(3) Regu Penilaian Cepat bertugas mengkaji secara cepat seperti menilai kerugian, mendata

jumlah korban (jiwa, luka), akses pasar, air bersih dan ketersediaan pangan

(4) Regu Pengungsian bertugas mendirikan Posko untuk menampung bantuan kemanusiaan,

mempersiapkan fasilitas pengungsian serta perkiraan kebutuhan pengungsian berkaitan

dengan jumlah pengungsi dan kerentanan pengungsi

(5) Regu Dapur Umum bertugas mempersiapkan kebutuhan makan dan minum bagi

pengungsi, ketersediaan peralatan dapur dan bahan pangan, memberikan masukan kepada

posko tentang kebutuhan makan dan minum pengungsi.

(6) Regu Logistik bertugas menyimpan, mencatat dan mengeluarkan persediaan logistic

pengungsian.

d. Kelompok Administrasi dan Komunikasi

(1) Regu Administrasi bertugas melaksanakan pencatatan, penyimpanan dokumen,

memperbanyak dan menyampaikan informasi kepada masyarakat

(2) Regu Hubungan Luar bertugas melakukan pembaruan data dan diisi di media yang mudah

dilihat masyarakat, mengelola komunikasi dengan pihak lain baik pemerintah, LSM, Ormas,

Relawan dan donatur

e. Kelompok Pemulihan bertugas :

Page 14: Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

14

(1) Mendata kebutuhan pemulihan dan sumber daya yang ada

(2) Memfasilitasi musyawarah untuk menentukan prioritas pemulihan berdasarakan

sumberdaya yang ada.

TANGGAP DARURAT SAAT BENCANA

Pada saat bencana ada dua hal penting yang dapat dilakukan.Pertama-tama menyelamatkan

diridan orang terdekat. Dan apabila BAKORNAS PBP dan organisasinya belum siap Anda

yang cukup sehat bisa membantu menyelamatkan orang lain. Yang bisa dilakukan pada tahap

tanggap darurat adalah tindakan di bawah ini.

Menyelamatkan diri dan orang terdekat:

• Jangan panik.

• Untuk bisa menyelamatkan orang lain, Anda harus dalam kondisi selamat.

• Selamatkan diri bersama orang terdekat, lari atau menjauh dari pusat bencana, tidak perlu

membawa barang-barang apapun.

• Kalau terjadi gempa bumi dan kebetulan Anda berada di dalam rumah mungkin Anda tidak

akan sempat lari keluar rumah karena gempa bumi umumnya hanya berlangsung beberapa

detik. Jadi kenali konstruksi rumah Anda; kenali tempat Anda bisa segera berlindung dan

barang-barang yang dapat digunakan untuk berlindung.Bila terjebak di dalam ruangan,

lindungi kepala dengan benda yang lunak dan atau berlindung di bawah meja atau kolong

tempat tidur yang kokoh .Apabila gempa sudah mereda mungkin ada kesempatan untuk lari

ke luar dari ruangan menuju lapangan terbuka.

• Kalau tsunami atau banjir bandang lari ke tempat yang lebih tinggi.

Tips Menghadapi Gempa Bumi

Bila berada didalam rumah

1. Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah dibawah meja atau tempat tidur.

2. Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.

3. Jauhi rak buku, almari dan jendela kaca.

4. Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang tergantung di

dinding dsb.

Bila berada di luar ruangan

1. Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan reklame,

pohon yang tinggi, dsb.

2. Usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka.

Page 15: Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

15

3. Jauhi jendela kaca.

Bila berada di dalam ruangan umum

1. Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi orang.

2. Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti rak, almari dan jendela kaca dsb.

Bila sedang mengendarai kendaraan

1. Segera hentikan di tempat yang terbuka.

2. Jangan berhenti di atas jembatan atau dibawah jembatan layang/jembatan penyebrangan.

PENANGGULANGAN BENCANA

Penanggulangan Bencana Berbasis Komunitas merupakan serangkaian aktivitasmasyarakat

(komunitas) pada saat sebelum, saat dan setelah bencana terjadi untuk mengurangi jumlah

korban baik jiwa, kerusakan sarana/prasarana dan terganggunya peri kehidupan masyarakat

dan lingkungan hidup dengan mengandalkan sumber dan kemampuan yang dimiliki oleh

masyarakat. Penanggulangan bencana berbasis komunitas juga merupakan upaya

mengkolaborasikan penanggulangan bencana sebagai upaya bersama antara masyarakat,

LSM, swasta dan Pemerintah Pembangunan kemampuan penanggulangan bencana

ditekankan pada peningkatan kemampuan masyarakat khususnya masyarakat pada kawasan

rawan bencana , agar secara dini menekan bahaya tersebut. Umumnya berpangkal pada

tindakan penumbuhan kemampuan masyarakat dalam menangani dan menekan akibat

bencana. Untukmencapai kondisi tersebut, lazimnya diperlukan langkah-langkah : (1)

pengenalan jenis bencana, (2) pemetaan daerah rawan bencana, (3) zonasi daerah bahaya dan

prakiraan resiko, (4) pengenalan sosial budaya masyarakat daerah bahaya, (5) penyusunan

prosedur dan tata cara penanganan bencana (6) pemasyarakatan kesiagaan dan peningkatan

kemampuan, (7) mitigasi fisik, (8) pengembangan teknologi bencana alam.

Saat ini organisasi penanggulangan bencana di Indonesia masih merupakan lembaga

adhoc.Di tingkat Pusat terdapat Badan Koordinasi Nasional (BAKORNAS) Penanggulangan

Bencana dan Pengungsi dengan Ketua Pelaksana Harian (Kalakhar) Wakil Presiden.Di

tingkat Provinsi terdapat Satuan Koordinasi Pelaksana (SATKORLAK) Penanggulangan

Bencana dan Pengungsi.Di tingkat Kabupaten/Kota terdapat Satuan Pelaksana (SATLAK)

Penanggulangan Bencana dan Pengungsi yang dibentuk berdasarkan Perpres

No.85/2005.Dalam UU No.24/2007 tentang penanggulangan bencana diamanatkan tentang

Page 16: Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

16

pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Penanggulangan Bencana

Daerah, dan sampai sekarang Peraturan Pemerintah yang mengaturnya belum terbit.

Dalam kerja penanggulangan bencana di tingkat daerah, biasa dilakukan:

1.Kantor/Dinas Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) yang juga

mengorganisir Search and Rescue (SAR). Bertugas meningkatkan kesiapsiagaan dan tanggap

darurat bencana

2.Dinas lainnya seperti Pertambangan dan Energi yang berfungsi sebagai pengawas tata

kelola pertambangan dan energi, mempunyai peta-peta rawan bencana yang biasanya terkait

dengan pertambangan (longsor, bencana lingkungan). Kemudian Dinas Sosial, Bagian Kesra,

DPU dsb

3.Palang Merah Indonesia di daerah masing-masing

4.Pusat Studi Bencana di Universitas terdekat yang dapat memberikan peta ancaman,

mikrozonasi, dan penelitian tentang kebencanaan yang lain

5.Badan Meteorologi dan Geofisika untuk mengetahui tentang cuaca, iklim dikaitkan dengan

bencana, termasuk peringatan dini yang ada untuk berbagai jenis bencana

TANGGAP SETELAH BENCANA

Bantuan Darurat (Relief)

Merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar

berupa :

• pangan,

• sandang

• tempat tinggal sementara

• kesehatan, sanitasi dan air bersih

Pendekatan pemberian bantuan dapat bersifat konvensional, artinya bersifat karitatif atau

dapat juga berbentuk kegiatan yang memberdayakan sehingga kondisi korban lebih baik

daripada sebelum terjadi bencana.

Yang biasa dilakukan pada tahap ini:

• Mendirikan pos komando bantuan.

• Berkoordinasi dengan Satuan Koordinator Pelaksana Penanggulangan Bencana

(SATKORLAK PBP) dan pemberi bantuan yang lain.

• Mendirikan tenda-tenda penampungan, dapur umum, pos kesehatan dan pos koordinasi.

• Mendistribusikan obat-obatan, bahan makanan dan pakaian.

Page 17: Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

17

• Menempatkan para korban di tenda atau pos pengungsian.

• Membantu petugas medis untuk pengobatan dan mengelompokan korban.

• Memakamkan korban meninggal.

Pemulihan (Recovery)

� Proses pemulihan kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan

kembali prasarana dan sarana pada keadaan semula.

� Fungsi-fungsi lembaga sosial dan administrasi lokal diberdayakan kembali.

� Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar (jalan, listrik,

air bersih, pasar puskesmas, dll).

Yang perlu dilakukan pada tahap ini:

• Mengumpulkan keluarga yang terpisah dan fungsikan kembali keluarga.

• Memberikan layanan pendidikan dan lakukan penyembuhan trauma (trauma healing)

• Memperbaiki infrastruktur lokal: penyediaan penerangan, media komunikasi, perbaikan

jalur transportasi dan penyediaan air bersih.

• Memfungsikan kembali pasar dan puskesmas.

• Memulihkan atau membangun sistem komunikasi.

Rehabilitasi (Rehabilitation)

Upaya langkah yang diambil setelah kejadian bencana untuk membantu masyarakat

memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan fasilitas sosial penting, dan menghidupkan

kembali roda perekonomian.

Yang perlu dilakukan pada tahap ini:

• Mulai dirancang tata ruang daerah (master plan) idealnya dengan memberi kepercayaan dan

melibatkan seluruh komponen masyarakat utamanya korban bencana. Termasuk dalam

kegiatan ini adalah pemetaan wilayah bencana

•Mulai disusun sistem pengelolaan bencana yang menjadi bagian dari sistem

pengelolaanlingkungan.

• Pencarian dan penyiapan lahan untuk permukiman tetap.

• Relokasi korban dari tenda penampungan.

• Mulai dilakukan perbaikan atau pembangunan rumah korban bencana.

• Pada tahap ini mulai dilakukan perbaikan fisik fasilitas umum dalam jangka menengah.

• Mulai dilakukan pelatihan kerja praktis dan diciptakan lapangan kerja.

• Perbaikan atau pembangunan sekolah, sarana ibadah, perkantoran, rumah sakit dan pasar

Page 18: Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

18

mulai dilakukan.

• Fungsi pos komando mulai dititikberatkan pada kegiatan fasilitasi atau pendampingan.

Rekonstruksi (Reconstruction)

Program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik, sosial dan ekonomi

untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.

Tahapan ini merupakan penuntasan dari apa yang sudah direncanakan dan dimulai dalam

tahap rehabilitasi dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari proses pembangunan yang

biasa dilaksanakan. Pada saat ini apa bila belum ada sistem pengelolaan bencana yang baku

maka sistem pengelolaan penanggulangan bencana yang baru sudah mulai diterapkan.

KERANGKA KERJA HYOGO / HYOGO FRAMEWORK IN UNDERSTANDING

DISASTERS

PRIORITAS AKSI

Dengan menggunakan kesimpulan dari tinjauan terhadap Strategi Yokohama dan dengan

berdasarpada pertimbangan-pertimbangan dalam Konferensi Sedunia tentang Pengurangan

risiko Bencanadan terutama pada hasil-hasil yang diharapkan dan sasaran-sasaran strategis,

Konferensi telahmengadopsi lima prioritas aksi berikut ini:

1. Memastikan bahwa pengurangan risiko bencana merupakan sebuah prioritas nasional

dan local dengan dasar kelembagaan yang kuat untuk pelaksanaannya

Negara-negara yang mengembangkan kebijakan, kerangka kerja legislatif dan

kelembagaan tentang pengurangan risiko bencana dan yang mampu mengembangkan

dan melacak kemajuan melalui indikator-indikator yang spesifik dan terukur

mempunyai kapasitas yang lebih besar untuk mengelola risiko dan untuk mencapai

konsensus bersama untuk, terlibat dalam dan mengikuti tindakan-tindakan

pengurangan risiko bencana di semua sektor dalam masyarakat seperti Kerangka kerja

kelembagaan dan legislatif nasional(Memadukan pengurangan risiko-risiko secara

sepatutnya ke dalam kebijakan dan perencanaan pembangunan di semua tingkat

pemerintahan, termasuk dalam strategi-strategi pengentasan kemiskinan dan

kebijakan-kebijakan dan perencanaan sektor dan multi sektor. Mengadopsi, atau jika

perlu memodifikasi, peraturan perundangan yang mendukung pengurangan risiko

bencana, termasuk peraturan dan mekanisme yang mendorong penegakannya dan

yang mendorong adanya insentif bagi pelaksanaan aktivitas-aktivitas pengurangan

risiko dan mitigasi risiko. Mengenali pentingnya dan kekhususan pola-pola dan

kecenderungan risiko di tingkat lokal, secara semestinya melakukan desentralisasi

Page 19: Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

19

tanggung jawab dan sumber daya untuk pengurangan risiko bencana kepada

kewenangan di tingkat sub-nasional atau lokal yang relevan) dan Partisipasi

Komunitas (Menggalakkan partisipasi komunitas dalam pengurangan risiko bencana

melalui penegakan kebijakan-kebijakan khusus, penggalakan jejaring, pengelolaan

strategis sumber daya suka rela, pengakuan peran dan tanggung jawab, dan delegasi

serta pembagian kewenangan dan sumber daya yang diperlukan)

2. Mengidentifikasi, menjajagi dan memonitor risiko-risiko bencana dan meningkatkan

peringatandini.

Titik awal untuk melakukan pengurangan risiko bencana dan untuk menggalakkan

budaya ketahananterhadap bencana terletak pada pengetahuan tentang bahaya dan

kerentanan fisik, sosial, ekonomidan lingkungan terhadap bencana yang dimiliki oleh

kebanyakan masyarakat, dan tentang cara – carabahaya dan kerentanan berubah

dalam jangka pendek dan panjang, diikuti oleh tindakan yangdiambil berdasarkan

pengetahuan tersebut.

3. Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun sebuah

budayakeselamatan dan ketahanan di semua tingkat.

Bencana dapat diredam secara berarti jika penduduk mempunyai informasi yang

cukup danterdorong pada budaya pencegahan dan ketahanan terhadap bencana, yang

pada akhirnyamemerlukan pencarian, pengumpulan, dan penyebaran pengetahuan dan

informasi yang relevantentang bahaya, kerentanan dan kapasitas.

4. Meredam faktor-faktor risiko yang mendasari.

Risiko bencana yang terkait dengan berubahnya kondisi sosial, ekonomi dan

lingkungan danpenggunaan lahan, dan dampak bahaya dikaitkan dengan peristiwa

geologis, cuaca, air, keragamaniklim dan perubahan iklim, semua ditangani dalam

perencanaan dan program pembangunan sector serta dalam situasi-situasi pasca

bencana.

5. Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana demi respon yang efektif di semua

tingkat.

Pada saat bencana, dampak dan kerugian dapat dikurangi secara berarti jika pihak

berwenang,individu dan komunitas di wilayah-wilayah yang rawan bencana sudah

Page 20: Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

20

dipersiapkan dengan baik dansiap untuk bertindak dan dilengkapi dengan

pengetahuan dan kapasitas untuk mengelola bencanasecara efektif.

BAB V

PENUTUP

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan Gempa bumi merupakan peristiwa pelepasan

energi yang menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba.Gempa bumi yang

terjadi di Sumatera Barat telah banyak menimbulkan kerugian baik itu nyawa, materi dan trauma

psikologis.Diperlukan persiapan yang matang untuk memberikan pertolongan kepada korban gempa baik itu tim

yang akan dikirim untuk memberi pertolongan maupun hal-hal yang diperlukan lainnya.Penanganan korban

gempa tidak hanya dari segi fisik saja,tapi diperlukan tindakan pertolongan terhadap trauma psikologis pasca

gempa.

Page 21: Makalah Kegawatdaruratan Gempa Bumi

21

DAFTAR PUSTAKA

1.Waluyo, Joko. 2007. Geografi. Jakarta : Graha Pustaka

2.“Pencegahan Wabah Penyakit Pasca-Bencana” dalam www.cybernet.cbn.id.

3 “Isu Pasca Bencana” dalam www.menlh.go.id.

4“ Waspadai Penyakit Pasca Bencana” dalam www.lautanindonesia.com.