Gempa Bumi Yogyakarta 2006

15
Gempa Bumi Yogyakarta 2006 Tanggal 27 Mei 2006 Kekuatan 5.9 M w Negara yang terkena Indonesia Korban: 6.234 tewas Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa Bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa Bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter . United States Geological Survey melaporkan bahwa gempa terjadi sebesar 6,2 pada skala Richter. [1] Lokasi dan kerusakan yang diakibatkan Lokasi gempa Lokasi gempa menurut Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia terjadi di koordinat 8,007° LS dan 110,286° BT pada kedalaman 17,1 km. Sedangkan menurut BMG , posisi episenter gempa terletak di koordinat 8,26° LS dan 110,31° BT pada kedalaman 33 km.itu di release sesaat terjadi gempa. Setelah data dari berbagai Stasiun yang dipunyai jejaring BMG dan dilakukan perhitungan, update terakhir BMG menentukan pusat gempa

Transcript of Gempa Bumi Yogyakarta 2006

Page 1: Gempa Bumi Yogyakarta 2006

Gempa Bumi Yogyakarta 2006

Tanggal 27 Mei 2006

Kekuatan 5.9 Mw

Negara yang terkena Indonesia

Korban: 6.234 tewas

Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa Bumi tektonik kuat yang

mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih

pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa Bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter.

United States Geological Survey melaporkan bahwa gempa terjadi sebesar 6,2 pada skala

Richter.[1]

Lokasi dan kerusakan yang diakibatkan

Lokasi gempa

Lokasi gempa menurut Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik

Indonesia terjadi di koordinat 8,007° LS dan 110,286° BT pada kedalaman 17,1 km. Sedangkan

menurut BMG, posisi episenter gempa terletak di koordinat 8,26° LS dan 110,31° BT pada

kedalaman 33 km.itu di release sesaat terjadi gempa. Setelah data dari berbagai Stasiun yang

dipunyai jejaring BMG dan dilakukan perhitungan, update terakhir BMG menentukan pusat

gempa berada di 8.03 LS dan 110,32 BT(update ke tiga) pada kedalaman 11,3 Km dan kekuatan

5.9 SR Mb (Magnitude Body) atau setara 6.3 SR Mw (Magnitude Moment).USGS memberikan

koordinat 7,977° LS dan 110,318 BT pada kedalaman 35 km. Hasil yang berbeda tersebut

dikarenakan metode dan peralatan yang digunakan berbeda-beda.

Secara umum posisi gempa berada sekitar 25 km selatan-barat daya Yogyakarta, 115 km selatan

Semarang, 145 km selatan-tenggara Pekalongan dan 440 km timur-tenggara Jakarta. Walaupun

hiposenter gempa berada di laut, tetapi tidak mengakibatkan tsunami. Gempa juga dapat

Page 2: Gempa Bumi Yogyakarta 2006

dirasakan di Solo, Semarang, Purworejo, Kebumen dan Banyumas. Getaran juga sempat

dirasakan sejumlah kota di provinsi Jawa Timur seperti Ngawi, Madiun, Kediri, Trenggalek,

Magetan, Pacitan, Blitar dan Surabaya.

Gempa susulan

70% rumah di kecamatan Jetis rata dengan tanah

Gempa susulan terjadi beberapa kali seperti pada pukul 06:10 WIB, 08:15 WIB dan 11:22 WIB.

Gempa Bumi tersebut mengakibatkan banyak rumah dan gedung perkantoran yang rubuh,

rusaknya instalasi listrik dan komunikasi. Bahkan 7 hari sesudah gempa, banyak lokasi di Bantul

yang belum teraliri listrik. Gempa Bumi juga mengakibatkan Bandara Adi Sutjipto ditutup

sehubungan dengan gangguan komunikasi, kerusakan bangunan dan keretakan pada landas pacu,

sehingga untuk sementara transportasi udara dialihkan ke Bandara Achmad Yani Semarang dan

Bandara Adisumarmo Solo.

Seorang lelaki di antara puing-puing rumahnya

Gedung-gedung yang rusak parah

Mall Saphir Square mengalami kerusakan parah di lantai 4 dan 5. Tembok depan Mall

lantai tersebut roboh hingga berlubang, kanopi teras Mall ambruk dan menimpa teras

Mall yang sebagian ikut roboh.

Page 3: Gempa Bumi Yogyakarta 2006

Mall Ambarukmo Plaza, yang saat itu belum lama dibuka, mengalami kerusakan tak

terlalu parah. Beberapa bagian tembok terlihat retak-retak dan terkelupas.

GOR Universitas Ahmad Dahlan mengalami kerusakan parah. Atap GOR roboh dan

hanya tersisa tembok di sisi-sisinya.

STIE Kerja Sama di Jl. Parangtritis rusak sangat parah.

ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta, Jl. Parangtritis Km.6,5 kerusakan sangat parah.

Situs kuno dan lokasi wisata yang rusak

Makam Raja-Raja Jawa di Imogiri, Bantul rusak.

Candi Prambanan mengalami kerusakan yang cukup parah dan ditutup sementara untuk

diteliti lagi tingkat kerusakannya. Kerusakan yang dialami candi prambanan kebanyakan

adalah runtuhnya bagian-bagian gunungan candi dan rusaknya beberapa batuan yang

menyusun candi

Makam Imogiri juga mengalami kerusakan yang cukup parah. Beberapa kuburan di

Imogiri amblas, lantai-lantai retak dan amblas, sebagian tembok dan bangunan makam

yang runtuh, juga hiasan-hiasan seperti keramik yang pecah.

Salah satu bangsal di Kraton Yogyakarta, yaitu bangsal Trajumas yang menjadi simbol

keadilan ambruk.

Candi Borobudur yang terletak tak jauh dari lokasi gempa tak mengalami kerusakan

berarti

Obyek Wisata Kasongan mengalami kerusakan parah saperti Gapura Kasongan yang

patah di kiri dan kanan gapura dan ruko-ruko kerajinan keramik yang sebagian besar

rusak berat bahkan roboh.

Page 4: Gempa Bumi Yogyakarta 2006

Kerusakan Mall Shapir Square

Sebuah mobil rusak di Imogiri

Kerajinan keramik di Kasongan berantakan

Gedung BPKP roboh di satu sisinya

Teks tebal

Sebab dan peristiwa sejenis

Letak Indonesia yang berada di antara tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng Australia,

lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik serta berada di posisi Ring of fire menjadikan Indonesia

kerap kali diterpa bencana gempa Bumi dan letusan gunung berapi. Sebelumnya gempa terjadi di

Sumatra pada 28 Maret 2005 menewaskan 361 orang serta gempa Bumi dan tsunami di Aceh

pada 26 Desember 2004 yang menewaskan 129.498 orang dan 37.606 lainnya hilang.

Meskipun pada saat bersamaan Gunung Merapi yang juga berada di sekitar daerah tersebut

sedang meletus, namun para pakar menyatakan kedua peristiwa ini tidak saling berhubungan

sebagai sebuah sebab-akibat. Peningkatan aktivitas di gunung api tersebut tidak berhubungan

dengan kejadian gempa. Hal ini ditunjukkan oleh tidak terdapatnya anomali aktivitas yang

mencolok sesaat setelah gempa.

Penanganan dan bantuan

Page 5: Gempa Bumi Yogyakarta 2006

Setelah peristiwa tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera memerintahkan

Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Soeyanto untuk mengerahkan pasukan di sekitar Yogyakarta

dan sekitarnya untuk melakukan langkah cepat tanggap darurat. Rombongan presiden sendiri

langsung terbang pada sorenya dan menginap malam itu juga di Yogyakarta.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan beberapa negara sudah menyatakan komitmen bantuan

antara lain Jepang, Inggris, Malaysia, Singapura, Prancis serta UNICEF.

Berbagai negara telah menawarkan bantuan, di antaranya adalah Britania Raya menyumbang

sebanyak 5,6 juta dolar AS, Australia 3 juta dolar Australia, RRC 2 juta dolar AS, Amerika

Serikat 2,5 juta dollar AS, Uni Eropa 3 juta euro, Kanada 2 juta dolar Kanada dan Belanda 1 juta

euro. Sementara Jepang dan UNICEF menawarkan berbagai bantuan langsung. Palang Merah

Internasional, Bulan Sabit Merah, OXFAM dan UNICEF telah memberikan sejumlah tenda dan

perbekalan darurat kepada para korban. Jepang, Singapura dan Malaysia diinformasikan akan

mengirimkan tim ke wilayah bencana.

Sementara itu dari Vatikan, Paus Benediktus XVI, Sabtu, 27 Mei saat sedang mengadakan

lawatan ke Polandia, menyampaikan duka cita mendalam kepada korban gempa Bumi di

Yogyakarta dan meminta agar regu penyelamat terus melakukan upaya pertolongan. Pernyataan

duka cita disampaikan Paus melalui telegram kepada Sekretarisnya Kardinal Angelo Sodano.

Dari dalam negeri Palang Merah Indonesia memberikan respon yang cepat melalui cabang-

cabangnya di tingkat kota/kabupaten terdekat. Mereka melakukan tindakan-tindakan pertolongan

darurat; salah satunya dengan mendirikan Rumah Sakit Lapangan di Lapangan Dwi Windu di

Bantul.

Tidak kalah pentingnya adalah dinamika dan empati masyarakat Yogyakarta yang membantu ke

wilayah bencana. Bantuan ini terus berlangsung sampai tahap rehabilitasi dan rekontruksi

dicanangkan. Sebagian besar sivitas akademika berbagai universitas juga mendirikan posko

bantuan kemanusiaan. Pusat studi berbagai universitas terlibat dalam dinamika penanggulangan

bencana ini. Antara lain Pusat Studi Mitigasi Bencana ITB Bandung, Pusat Studi Manajemen

Bencana UPN Veteran Yogyakarta, Pusat Studi Bencana Alam UGM, CEEDED Universitas

Islam Indonesia.

Page 6: Gempa Bumi Yogyakarta 2006

Sewaktu gempa Sabtu pagi, 27 Mei 2006 yang terpusat di Samudera Hindia alias Lautan Kidul,

selatan Yogyakarta itu terjadi, RN tengah berada di Temanggung. Di kota kabupaten di kaki

gunung Sumbing, sekitar 60 km dari Yogyakarta arah Timur Laut, gempa mulai unjuk diri pukul

05.55 itu terasa juga selama beberapa detik.

Pemberitaan RRI siang hari menyebut jumlah korban di sekitar Bantul sejumlah 214 orang

tewas, luka-luka ribuan. Menjelang sore, jumlah korban meningkat di atas seribu orang.

Malam harinya  RN mengadakan perjalanan dari Temanggung ke Malang, Jawa Timur, lewat

jalur selatan. Artinya melewati Yogyakarta. Memasuki Yogyakarta sekitar pukul 19.00, kota

gudeg yang biasanya berpendar cahaya, terasa mencekam. Di mana-mana disambut kegelapan

pemadaman listrik. Orang-orang bergerombol dan siap tidur di luar rumah, pasang tenda dll,

cemas akan gempa susulan. Menuju arah lebih ke timur, lewat Kalasan, Prambanan dan Klaten.

Dampak porak poranda akibat gempa, tampak kian nyata.

Kesibukan perawatan korban tampak di mana-mana. Keserba-daruratan, rumah-rumah yang

roboh, menjadi pemandangan memprihatinkan di sepanjang perjalanan.

Jumlah korban meningkat terus

Rakyat Indonesia dibuat meratap lagi oleh tragedi bencana alam. Gempa bumi berkekuatan 5,9

Skala Richter (SR) mengguncang Yogyakarta dan kota-kota sekitarnya, saat sebagian warga

masih terlelap tidur. Selain mengakibatkan kerusakan hebat pada ribuan bangunan,

gempa juga menelan ribuan korban meninggal dan luka-luka berat serta ringan.

Jumlah korban sampai hari Sabtu sekitar pukul 23.00 WIB masih terus meningkat. Lebih 3400

orang tewas dan ribuan orang luka-luka berat dan ringan. Korban tersebar mulai dari kota

Yogyakarta, Kulonprogo, Gunungkidul, Sleman dan Bantul, Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY); serta kabupaten Klaten, Boyolali, Purworejo, dan kabupaten Magelang, Jawa

Tengah.

Kab. Magelang: 1 orang tewas

Kab. Boyolali: 3 orang tewas

Kab. Sleman: 55 orang tewas

Kab. Klaten: 727 orang tewas

Page 7: Gempa Bumi Yogyakarta 2006

Kab. Gunung Kidul: 27 orang tewas

Kab. Bantul: 2.283 orang tewas

Kodya Yogyakarta: 101 orang tewas

Kab. Purworejo: 1 orang tewas

Kab. Kulonprogo: 7 orang tewas

Berdampak di Jatim

Bukan hanya Jawa Tengah. Imbas gempa juga berdampak sampai ke Jawa Timur. Empat

kecamatan di Pacitan, perbatasan Jatim-Jateng, juga dilanda gempa yang episentrumnya di

Lautan Kidul itu. Empat kecamatan tersebut adalah kecamatan Bandar, Arjosari, Nawangan

dan Tula’an. Semua merupakan kecamatan paling barat yang berbatasan dengan Wonogiri. Di

Surabaya dan Malang, getaran gempa juga terasa cukup keras.

Fasilitas umum yang rusak

Selain menelan korban jiwa, sejumlah fasilitas umum di provinsi DIY dan Jateng bagian selatan

juga mengalami kerusakan. Fasilitas umum yang rusak itu di antaranya situs sejarah Candi

Prambanan, Bandara Adi Sucipto Yogyakarta, stasiun dan jalur kereta api Solo-Yogyakarta,

pusat perbelanjaan, dan sejumlah kampus.

Sejumlah bangunan keraton Yogyakarta juga roboh. Dari banyak bangunan, yang paling parah

adalah bangsal Trajumas di depan pintu gerbang Donopertopo. Di tempat itu tersimpan dua jenis

gamelan peninggalan zaman Kerajaan Majapahit. Yakni Kanjeng Kyai Guntur Laut dan Kanjeng

Kyai Mahesa Ganggang. Dua gamelan ini diperoleh pendiri Keraton Yogyakarta, Pangeran

Mangkubumi usai menandatangani perjanjian Giyanti.

Bantul, kota kecil yang indah di Provinsi DIY, kini bisa dikatakan rata dengan tanah.

Dibandingkan kabupaten-kabupaten lain yang terkena gempa, Bantul paling parah. Selain jumlah

korban yang bisa jadi bertambah, 70 persen bangunan di kota Bantul  runtuh.

Diduga, masih banyak mayat yang tertimbun dan belum bisa dievakuasi.

Panik

Gempa yang mengguncang wilayah DIY dan sejumlah wilayah Jawa Tengah secara dahsyat  itu,

Page 8: Gempa Bumi Yogyakarta 2006

tidak mengherankan jika akhirnya menimbulkan kepanikan dan kecemasan warga Yogyakarta,

menyusul berembusnya kasak-kusuk  akan terjadi tsunami dengan kekuatan yang cukup besar.

Ribuan orang mengungsi sehingga di sejumlah ruas jalan keluar maupun masuk Yogyakarta

terjadi kemacetan yang amat parah.

Meski Kepala Bidang Tsunami Badan Meteorologi Yogyakarta, Dr Fauzi memastikan gempa

tektonik tidak akan menimbulkan tsunami namun penjelasan tersebut tetap saja belum bisa

meredam ketakutan warga.

Kepanikan warga yang melakukan pengungsian karena takut akan terjadi tsunami, ternyata

dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Di sejumlah tempat yang dilanda

gempa terjadi aksi penjarahan harta benda milik warga.

Bisa dimaklumi, dalam menyikapi akibat bencan yang amat parah tersebut, DPRD Provinsi DIY

mendesak Gubernur DIY Sultan HB X segera mengeluarkan maklumat. Isinya menyatakan

Provinsi DIY dalam situasi darurat akibat bencana.

Sumber gempa

Apa sejatinya terjadi dalam gempa dari Lautan Kidul itu?  Badan Meteorologi dan Geofisika

(BMG) Pusat Gempa Bumi Nasional melaporkan penyebab gempa di Yogyakarta disebabkan

tumbukan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia. Tumbukan dua lempeng aktif ini

menyebabkan terjadinya patahan di selatan pantai Yogyakarta. Peristiwa persisnya terjadi di laut

37,2 km selatan Yogyakarta, atau berada di 8,26 LS (Lintang Selatan) – 110,31 BT (Bujur

Timur).

Pertemuan dua lempeng aktif di lepas pantai selatan Yogyakarta ini bersifat mendatar, “Artinya,

tidak naik atau turun sehingga tidak akan menyebabkan tsunami,” kata Kepala Sub-bidang

Informasi Gempa Bumi Budi Waluyo di kantor BMG, kemarin.

Dalam pada itu, Kepala BMG Jateng dan DIY, Drs. Widada Sulistya DEA menandaskan, gempa

yang terjadi itu tergolong sangat besar. Ia termasuk gempa tektonik yang  diakibatkan gerakan

lempeng bumi. Tidak hubungannya dengan letusan gunung Merapi. Sebab, gerakan gunung

Merapi lebih bersifat vulkanologi.

Page 9: Gempa Bumi Yogyakarta 2006

Mengapa Gempabumi Terjadi ?Lempeng Tektonik

Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading).

Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfir padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila

kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling mendekati(collision) dan saling geser (transform).

Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-

Page 10: Gempa Bumi Yogyakarta 2006

kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.

Jalur Gempabumi Dunia

Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat.

Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami

sehingga Indonesia juga rawan tsunami.

Belajar dari pengalaman kejadian gempabumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan daerah lainnya yang telah mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta benda yang tidak sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik ditingkat pemerintah maupun masyarakat untuk mengurangi resiko akibat bencana gempabumi dan tsunami.

Mengingat terdapat selang waktu antara terjadinya gempabumi dengan tsunami maka selang waktu tersebut dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System / Ina-TEWS).

Akibat Gempabumi

Getaran atau guncangan tanah (ground shaking) Likuifaksi ( liquifaction) Longsoran Tanah Tsunami Bahaya Sekunder (arus pendek,gas bocor yang menyebabkan kebakaran, dll)

Faktor-faktor yang Mengakibatkan Kerusakan Akibat Gempabumi

Kekuatan gempabumi Kedalaman gempabumi Jarak hiposentrum gempabumi Lama getaran gempabumi Kondisi tanah setempat Kondisi bangunan