Makalah PLH Gempa Bumi
description
Transcript of Makalah PLH Gempa Bumi
Disusun Oleh : Fadilah Saraswati
Pungky Umi Sa’diyah
Putri Aditya. E
Siti Nurjanah
Yulantri Saputri Anda
Kelas : XI IPA 3
SMAN 1 CileungsiJl. Pasar Lama No 66 Telp ( 021 ) 8232236
Cileungsi – Bogor
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.
Makalah PLH tentang “KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT GEMPA BUMI”
ini kami susun untuk memenuhi tugas kelompok dari Ibu Riski. Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekuranran dan memerlukan banyak perbaikan.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini, dengan tulis ikhlas kami menyampaikan terima kasih yang tak
terhingga kepada kedua orangtua kami dan teman-teman yang telah memberikan bantuan dan
partisipasinya baik dalam bentuk moril maupun materiil untuk keberhasilan dalam
penyusunan makalah ini.
Kami selaku penyusun berharap semoga makalah ini berguna dan bermanfaatnya bagi
para pembaca. Amin.
Cileungsi, Januari 2011
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 2
A. Latar Belakang ....................................................................... 2
B. Rumusan Masalah................................................................... 2
C. Tujuan..................................................................................... 2
D. Metodelogi…………………………………………………. 3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 4
A. Definisi Gempa Bumi............................................................. 5
B. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi ....................................... 6
C. Tipe-Tipe Gempa Bumi.......................................................... 6
D. Cincin Api Pasifik................................................................... 7
E. Daerah Aktif Gempa Bumi Di Indonesia............................... 9
F. Pemetaan Gempa Bumi…………………………………….. 10
G. Persiapan Menghadapi Gempa Bumi………………………. 11
H. Dampak Kerusakan yang Ditimbulkan Gempa Bumi……... 12
I. Data Terjadinya Gempa Bumi……………………………… 13
J. Upaya Pemulihan Pasca Gempa Bumi…………………….. 14
BAB III PENUTUP.................................................................................... 16
A. Kesimpulan............................................................................. 17
B. Saran....................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerusakan lingkungan hingga kini menjadi pembahasan yang sangat menarik
bagi semua orang di dunia. Selama ini kita mengetahui bahwa manusia berperan besar
dalam kerusakan alam, tetapi pada kenyataannya kerusakan alam tidak hanya terjadi
karena campur tangan manusia. Kerusakan alam juga bisa terjadi karena alam itu
sendiri, misalnya kerusakan alam akibat bencana gempa bumi. Dalam contoh ini
kerusakan alam murni terjadi karena penyebab alam anpa campur tangan manusia.
Oleh sebab itu kami mengangkat tema ini untuk menjadi tema makalah kami,
agar kita semua dapat lebih memahami tentang kerusakan alam dan lebih waspada
untuk menghadai berbagai kemungkinan yang akan terjadi pada bumi kita. Dan agar
kita dapat menjaga bumi ini demi kelangsungn hidup manusia di dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian gempa bumi?
2. Apa penyebab terjadinya gempa bumi?
3. Apa saja tipe-tipe gempa bumi?
4. Apa pengertian cicin api pasifik?
5. Daerah mana saja yang rawan bencana gempa bumi di Indonesia?
6. Bagaimana persiapan menghadapi gempa bumi?
7. Dampak apa saja yang di timbulkan akibat gempa bumi?
8. Bagaimana upaya peulihan lingkungan pasa gempa bumi?
C. Tujuan dan Manfaat
Agar kita dapat menjaga bumi ini lebih baik lagi dan agar kita dapat
memahami tipe-tipe gempa bumi, faktor-faktor penyebab terjadinya gempa bumi,
bagaimana terjadinya gempa bumi dan dampak yang ditimbulkan terhadap
lingkungan serta bagaimana upaya pemulihan pasca terjadinya gempa bumi.
2
D. Metodologi
a. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Studi Pustaka
Metode pengumpulan data dengan cara mendalami, mencermati, menelaah
dan mengidentifikasi pengetahuan yang ada dan ditemukan dalam sebuah
sumber bacaan (kepustakaan).
b. Data
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil tidak langsung dari sumber pertama,
misalnya data yang diperoleh dari buku atau dari suatu dokumen.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa bumi biasa
disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga
digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut.
Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan
yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Gempa bumi terjadi setiap hari di bumi, namun kebanyakan kecil dan tidak
menyebabkan kerusakan apa-apa. Gempa bumi kecil juga dapat mengiringi gempa
bumi besar, dan dapat terjadi sesudah, sebelum, atau selepas gempa bumi besar
tersebut.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan Pengukur
Richter (Seismometer). Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram. Gempa bumi
dibagi ke dalam skala dari satu hingga sembilan berdasarkan ukurannya (skala
Richter). Skala Richter yang diusulkan oleh Charles Richter didefinisikan sebagai
logaritma (basis 10) dari amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan
mikrometer, dari rekaman gempa oleh instrumen pengukur gempa (seismometer)
Wood-Anderson, pada jarak 100 km dari pusat gempanya. Sebagai contoh, misalnya
kita mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang terpasang
sejauh 100 km dari pusat gempanya, amplitudo maksimumnya sebesar 1 mm, maka
kekuatan gempa tersebut adalah log (10 pangkat 3 mikrometer) sama dengan 3,0 skala
Richter.
Ilmu yang mempelajari tentang gempa bumi adalah seismologi. Seismologi
berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu seismos yang berarti getaran atau
goncangan dan logos yang berarti risalah atau ilmu pengetahuan. Dengan demikian,
secara sederhana seismologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari fenomena
getaran pada bumi, atau dengan kata sederhana, ilmu mengenai gempa bumi.
5
2. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan
oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan
itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut
tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan
terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut.
Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan
kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi
karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada
kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di
dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya
letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi juga terjadi karena menumpuknya
massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika.
Sebagian lagi juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam
bumi, contohnya pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky
Mountain Arsenal. Terakhir gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak.
Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang
dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini
dinamakan juga seismisitas terinduksi.
3. Tipe-Tipe Gempa Bumi
1. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api )
Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi
sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan
menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa
bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
6
2. Gempa bumi tektonik
Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran
lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang
sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan
kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu
menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh
perlepasan (tenaga) yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik
seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga
yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik.
Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari
beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut
dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan
sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya gempa tektonik.
1. Gempa bumi tumbukan
Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke
bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi.
3. Gempa bumi runtuhan
Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah
pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
4. Gempa bumi runtuhan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari
manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke
permukaan bumi.
4. Cincin Api Pasifik
Berbagai daerah di Indonesia merupakan titik rawan bencana, terutama
bencana gempa bumi, tsunami, banjir, dan letusan gunung berapi. Wilayah Indonesia
dikepung oleh lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik.
7
Sewaktu-waktu lempeng ini akan bergeser patah menimbulkan gempa bumi.
Selanjutnya jika terjadi tumbukan antarlempeng tektonik dapat menghasilkan
tsunami, seperti yang terjadi di Aceh dan Sumatera Utara. Catatan dari Direktorat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral menunjukan bahwa ada 28 wilayah di Indonesia yang
dinyatakan rawan gempa dan tsunami. Di antaranya NAD, Sumatra Utara, Sumatra
Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jateng dan DIY bagian Selatan, Jatim bagian
Selatan, Bali, NTB dan NTT. Kemudian Sulut, Sulteng, Sulsel, Maluku Utara,
Maluku Selatan, Biak, Yapen dan Fak-Fak di Papua serta Balikpapan Kaltim.
Selain dikepung tiga lempeng tektonik dunia, Indonesia juga merupakan jalur
The Pasicif Ring of Fire (Cincin Api Pasifik), yang merupakan jalur rangkaian
gunung api aktif di dunia. Cincin api Pasifik membentang diantara subduksi maupun
pemisahan lempeng Pasifik dengan lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia,
lempeng Amerika Utara dan lempeng Nazca yang bertabrakan dengan lempeng
Amerika Selatan. Ia membentang dari mulai pantai barat Amerika Selatan, berlanjut
ke pantai barat Amerika Utara, melingkar ke Kanada, semenanjung Kamsatschka,
Jepang, Indonesia, Selandia baru dan kepulauan di Pasifik Selatan. Daerah ini
berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah
ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.
Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar
terjadi di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (5–6% dari seluruh
gempa dan 17% dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari
Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika. Berikutnya adalah
Mid-Atlantic Ridge.Indonesia memiliki gunung berapi dengan jumlah kurang lebih
240 buah, di mana hampir 70 di antaranya masih aktif. Zone kegempaan dan gunung
api aktif Circum Pasifik amat terkenal, karena setiap gempa hebat atau tsunami
dahsyat di kawasan itu, dipastikan menelan korban jiwa manusia amat banyak.
Untuk mengetahui kapan gempa bumi akan terjadi merupakan pekerjaan yang
sulit. Hal ini dikarenakan gempa dapat terjadi secara tiba-tiba di manapun asalkan
masih berada dalam zona kegempaan bumi. Maka dari itu yang masih mungkin
dilakukan adalah melakukan sistem peringatan dini (early warning sytem) yang
berfungsi sebagai "alarm" darurat jika sewaktu-waktu datang gempa secara tak
terduga. Implementasi sistem ini bisa diterapkan dengan memasang rangkain
8
seismograph yang tersambung dengan satelit. National Ocean and Atmospheric
Administration (NOAA) USA misalnya, telah menggunakan sensor bernama DART
(Deep Oceaan Assesment and Reporting) yang mampu mengukur perubahan
gelombang laut akibat gempa bumi tektonik.
Alat-alat pendeteksi gempa langsung harus diletakkan pada daerah-daerah
rawan gempa seperti Aceh, Nabire, Alor, Bengukulu, pantai selatan Jawa, dan
sejumlah daerah rawan gempa lainnya. Alat-alat pendeteksi dipasang dipantau setiap
hari oleh petugas teknis yang berada di daerah bersangkutan, yang lalu
mengirimkannya ke pusat untuk diolah dan dianalisis lebih lanjut oleh para pakar
yang memang ahli di bidangnya.
5. Daerah Aktif Gempa Bumi di Indonesia
Gempa bumi terjadi diawali dengan akumulasi stress di sekitar batas lempeng,
sehingga aktifitas gempa banyak disini. Walaupun konsentrasi akumulasi stress akibat
tabrakan lempeng berada di sekitar batas lempeng, akibatnya bisa sampai jauh sampai
beberapa ratus kilometer dari batas lempeng karena ada pelimpahan stress di kerak
bumi, sehingga ada daerah aktif gempa di luar daerah pertemuan lempeng. Kasus
sesar Sumatra umpamanya adalah sesar yang dibentuk oleh pelimpahan stress
tabrakan lempeng Indo-Australia dengan Eurasia dengan sudut tabrakan miring
terhadap garis batas. Kemiringan ini menyebabkan timbulnya sesar Sumatra dimana
konsentrasi akumulasi stress atau pusat-pusat gempa di daerah ini.
Beberapa sesar aktif yang terkenal di Indonesia adalah sesar Sumatra, sesar
Cimandiri di Jawa barat, sesar Palu-Koro di Sulawesi, sesar naik Flores, sesar naik
Wetar, dan sesar geser Sorong. Keaktifan masing-masing sesar ditandai dengan
terjadinya gempa bumi. Gempa dangkal (kedalaman 0-50 km) yang terjadi pada
periode 1900-1995 dengan skala Richter 5.5 atau lebih, membuktikan lokasi-lokasi
daerah aktif gempa di Indonesia.
Faktor kualitas tanah dan bangunan adalah faktor yang sangat menentukan
untuk pengkajian resiko gempa bumi. Kualitas tanah di tempat bangunan berdiri
dinyatakan dengan percepatan tanah maksimum (Peak Ground Acceleration) dari
9
catatan exact accelerograph sewaktu gempa besar terjadi. Hal ini sangat jarang terjadi
karena periode gempa besar sangat panjang (50-100 tahun) dan karena
acceleropgraph.belum terpasang. Karena itu banyak cara empiris dilakukan untuk
menemukan percepatan maksimum di perkotaan. Disamping itu lokasi bangunan
terhadap pantai yang rentan terhadap ancaman tsunami dan lokasi bangunan terhadap
perbukitan yang rentan terhadap longsoran perlu juga dimasukkan dalam
pertimbangan asuransi.
Pembagian daerah-daerah gempa bumi di Indonesia :
1. Daerah sangat aktif. Magnitude lebih dari 8 mungkin terjadi di daerah ini, yaitu di
Halmahera, Pantai Utara Irian.
2. Daerah aktif. Magnitude 8 mungkin terjadi dan magnitude 7 sering terjadi. Yaitu
di lepas pantai barat Sumatera, Pantai Selatan Jawa, Nusa Tenggara, Banda.
3. Daerah lipatan dan retakan. Magnitude kurang dari 7 mungkin terjadi yaitu di
Pantai Barat Sumatera, Kepulauan Suna, Sulawesi Tenggah.
4. Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan. Magnitude kurang dari tujuh bisa
terjadi yaitu di Sumatera, Jawa Bagian Utara, Kalimantan Bagian Timur.
5. Daerah gempa kecil. Magnitude kurang dari 5 jarang terjadi yaitu di daerah pantai
timur Sumatera, Kalimantan Tengah.
6. Daerah stabil, tak ada catatan sejarah gempa yaitu daerah Pantai Selatan Irian,
Kalimantan Bagian barat.
6. Pemetaan Gempa Bumi
Pemetaan gempa bumi bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1. Dengan memetakan sumbernya atau hyposenter (pusat gempa) dengan skala dan
kedalaman tertentu.
2. Dengan memetakan efeknya atau informasi makro gempa bumi. Magnitude
gempa dengan magnitude 5 atau lebih dan kedalaman kecil dari 50 km sering
dipakai karena berpotensi untuk merusak bangunan. Informasi makro gempa
bumi adalah peta dengan memakai skala Modified Mercalli Intensity (MMI),
10
yaitu besarnya efek yang dirasakan oleh pengamat dimana dia berada tanpa
memperhatikan sumbernya.
7. Persiapan Menghadapi Gempa Bumi
Persiapan untuk Keadaan Darurat
1.Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi. Tempat
berlindung yang aman adalah tempat yang dapat melindungi anda dari benda-
benda yang jatuh atau mebel yang ambruk, misalnya di kolong meja.
2. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air mineral dapat
digunakan untuk menyimpan air minum. Kebutuhan air minum biasanya 2 sampai
3 liter sehari untuk satu orang.
3. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat
dibutuhkan di tempat pengungsian.
4. Mengencangkan mebel yang mudah rubuh (seperti lemari pakaian) dengan langit-
langit atau dinding dengan menggunakan logam berbentuk siku atau sekrup agar
tidak mudah rubuh di saat terjadi gempa bumi.
5. Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar tidak pecah berantakan di
saat gempa bumi dengan memilih kaca yang kalau pecah tidak berserakan dan
melukai orang (Safety Glass) atau dengan menempelkan kaca film.
6. Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit yang terdekat. Jika
pemerintah setempat tidak mempunyai tempat evakuasi, pastikan anda tidak pergi
ke tempat yang lebih rendah atau tempat yang dekat dengan pinggir laut/sungai
untuk menghindari Tsunami.
Ketika Terjadi Gempa Bumi
1. Matikan api kompor jika anda sedang memasak. Matikan juga alat-alat elektronik
yang dapat menyebabkan timbulnya api. Jika terjadi kebakaran di dapur, segera
padamkan api dengan menggunakan alat pemadam api. Jika tidak mempunyai
pemadam api gunakan pasir atau karung basah.
2. Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung.
3. Cari informasi mengenai gempa bumi yang terjadi lewat televisi atau radio.
11
4. Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat Anda
berada, segeralah mengungsi ke tempat pengungsian terdekat.
5. Tetap tenang dan tidak terburu-buru keluar dari rumah atau gedung. Tunggu
sampai gempa mereda, dan sesudah agak tenang, ambil tas ransel berisi barang-
barang keperluan darurat dan keluar dari rumah/gedung menuju ke tanah kosong
sambil melindungi kepala dengan helm atau barang-barang yang dapat digunakan
untuk melindungi kepala.
6. Jika anda harus berjalan di tengah jalan raya, berhati-hatilah terhadap papan
reklame yang jatuh, tiang listrik yang tiba-tiba rubuh, kabel listrik, pecahan kaca,
dan benda-benda yang berjatuhan dari atas gedung.
7. Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat
evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama.
8. Jika gempa bumi terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, jangan
sekali-kali mengerem dengan mendadak atau menggunakan rem darurat.
Kurangilah kecepatan secara bertahap dan hentikan kendaraan Anda di bahu jalan.
Jangan berhenti di dekat pompa bensin, di bawah kabel tegangan tinggi, atau di
bawah jembatan penyeberangan.
5. Dampak Kerusakan yang Ditimbulkan Gempa Bumi
a. Liqifaksi
Kondisi lapisan tanah dibawah permukaan tanah yang berubah sifat dan daya
dukung tanah hilang sama sekali, sehingga setiap bangunan atau infrastruktur
yang mengalami liqifaksi akan miring, terperosok, terjungkal dan mengalami
keruskan.
b. Amplifikasi
Suatu kondisi lapisan tanah ditempat mana berdiri bangunan/infrastruktur
mengalami penggandaan (amplifikasi) kekuatan goncangan sehingga lapisan
tanah tersebut tergoncang sangat kuat dan menimbulkan kerusakan berat. Terjadi
karena konsentrasi dan pemusatan energi gelombang gempabumi dikarenakan
konfigurasi topografi, konfigurasi cekungan sedimen dan karakteristik lapisan
tanah.
12
c. Patahan
Energi gelombang gempa bumi akan dikonsentrasikan dan difokuskan jika
gelombang gempabumi melintas di jaur patahan yang berdampak pada kerusakan
masif pada kawasan perkotaan, permukiman, perumahan, bangunan dan
infrastruktur.
d. Pemekaran Lateral
Merupakan variasi dari liqifaksi, namun pemekaran lateral merupakan manifestasi
peristiwa liqifaksi di permukaan tanah.
e. Pergeseran Tanah
Goncangan gempabumi dapat menggeser posisi tanah baik kearah lateral ataupun
horozontal dan dapatpula pada arahvertikal sehingga terjadi amblesan.
f. Longsoran
Suatu daerah yang memiliki potensi untuk longsor jika mengalami gempabumi
maka akan terjadi longsor yang dapat merusak bangunan, infrastruktur dan
permukiman lain.
7. Data Terjadinya Gempa Bumi
27 Februari 2010 : Gempa berkekuatan 8,8 pada skala Richter mengguncang
kawasan timur laut Chile dekat kota terbesar kedua, Concepcion.
12 Januari 2010 : Sekitar 230.000 orang meninggal di ibukota Haiti Port-au-Prince
dan sekitarnya, setelah dilanda gempa 7,0 SR.
30 September 2009 : Gempa sekuat 7,9 pada skala Richter menewaskan 1.115 orang
di Padang dan Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat.
6 April 2009 : Gempa bumi 5,8 SR di kota bersejarah Italia, L’Aquila menewaskan
sekitar 300 orang.
29 Oktober 2008 : Sekitar 300 orang meninggal di Provinsi Baluchistan di Pakistan
akibat gempa berkekuatan 6,4 pada skala Richter, 70 km ke arah utara
dari kota Quetta.
2 Mei 2008 : Sekitar 87.000 orang meninggal atau hilang dan 370.000 orang alinnya
luka-luka dalam bencana gempa bumi di Provinsi Sichuan di Cina. Guncangan sekuat
7,8 SR itu menghantam dari jarak 92 km dari ibukota Provinsi Chengdu di siang hari.
13
15 Agustus 2007 : Aceh Gempa bumi 9,2 SR memicu tsunami di Aceh tahun 2004.
Sedikitnya 519 orang meninggal akibat gempa bumi di Provinsi Ica di
pinggir pantai Peru, setelah tempat itu dilanda gempa bawah laut sekuat
7,9 SR.
17 Juli 2006 : Gempa bumi bawah laut berkekuatan 7,7 SR memicu tsunami sejauh
200 km dari pesisir pantai selatan Pulau Jawa, menewaskan lebih dari 650
orang di Jawa Barat dan Yogyakarta.
27 Mei 2006 : Lebih dari 5.700 orang meninggal ketika gempa 6,2 SR menghantam
Yogyakarta dan sekitarnya.
1 April 2006 : Tujuh puluh orang meninggal dan sekitar 1.200 orang luka-luka ketika
gempa bumi 6,0 SR mengguncang wilayah barat Iran.
8 Oktober 2005 : Gempa 7,6 SR melanda kawasan utara Pakistan dan Kashmir,
menelan
korban lebih dari 73.000 juta jiwa dan menyebabkan jutaan orang
kehilangan rumah.
28 Maret 2005 : Sekitar 1.300 orang tewas dalam bencana gempa bumi sekuat 8,7 SR
di Pulau Nias.
22 Februari 2005 : Ratusan orang meninggal dunia akibat gempa 6,4 SR di Provinsi
Kerman di Iran.
26 Desember 2004 : Lebih dari 200.000 orang meninggal di sejumlah negara Asia
setelah gempa sekuat 9,2 SR di lepas pantai Aceh memicu tsunami.
22 Mei 1960 : Gempa terkuat di dunia, 9,5 SR, menghancurkan banyak tempat di
Chile. Tsunami setinggi 10 meter menelan banyak desa dan menewaskan 61
orang di Hawaii.
1 September 1923 : Gempa Bumi Dahsyat Kanto menewaskan 142.800 orang di Tokyo,
Jepang.
8. Upaya Pemulihan Pasca Gempa Bumi
1. Rekonstruksi dan rehabilitasi daerah yang terkena gempa bumi.
2. Membangun kembali sarana dan prasarana pendidikan.
3. Pemulihan kegiatan penunjang perekonomian di daerah-daerah yang terkena bencana
gempa.
14
4. Memperbaiki infrastruktur di kawasan korban gempa.
5. Membuatkan "trauma center" sebagai tempat yang mengupayakan pemulihan
psikologis masyarakat pasca gempa.
6. Menyediakan tanki air keliling untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa bumi biasa
disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
2. Tipe gempa bumi adalah gempa tektonik dan gempa vulkanik.
3. Gempa bumi disebabkan oleh pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang
dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar
dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan
lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi.
B. Saran
Untuk mengantisipasi gempa bumi yang sampai saat ini belum bisa diprediksikan
kapan dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
1. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi.
2. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat.
3. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat
dibutuhkan di tempat pengungsian.
17
DAFTAR PUSTAKA
Waluyo, Joko. 2007. Geografi. Jakarta : Graha Pustaka.
http://wikipedia.com/gempa_bumi. Diakses 22 Pebruari 2008.
http://earth_quake/penyebab_gempa. Diakses 22 Pebruari 2008.
http://ensiklopedi_indonesia/gempa_terbesar_dalam_sejarah. Diakses 22 Pebruari 2008.
18