Makalah Kebahasaan
description
Transcript of Makalah Kebahasaan
Disusun oleh : Kelompok 2
Eka Agustiani Siti Robiah Yulanda Oktariani
Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Prof. Dr. Hamka
( U H A M K A )S.1 PGSD
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan Rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Kebahasaan” yang
merupakan tugas Mata Kuliah PKBI SD tepat pada waktunya. Tidak lupa
shalawat serta salam senantiasa kami curahkan kepada junjungan kita
Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, para sahabat nabi dan para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan, kerjasama dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu, pada kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Edi Sukardi, M.Pd selaku FKIP Uhamka
2. Bapak Yamin, M.Pd selaku dosen Mata Kuliah
3. Kedua Orang Tua kami yang telah membantu baik secara moril
maupun materil.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan mahasiswa khususnya.
Cariu, April 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................
B. Tujuan .........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kalimat Efektif .............................................................
B. Paragraf ......................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................
B. Saran ...........................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terampil berbahasa berarti cakap atau mampu menggunakan
bahasa tertentu untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulis
secara baik dan benar.
Berbahasa secara baik berarti berbahasa yang kita gunakan
sesuai dengan tuntutan keadaan, dengan siapa kita berkomunikasi
dan dalam situasi yang bagaimana komunikasi itu berlangsung
(akrab, santai, resmi).
Berbahasa secara benar berarti bahasa yang kita gunakan
sesuai dengan tata bahasa yang atau kaidah bahasa yang berlaku
setiap satuan kebahasaan yang mengandung pikiran yang lengkap di
sebut kalimat.
Kelengkapan pikiran pada sebuah kalimat ditandai dengan
tuntasnya intonasi atau keberadaan subjek, predikat atau gabungan
subjek dan predikat.
B. Tujuan
1. Memahami kalimat efektif
2. Mengetahui sebuah paragraph
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kalimat Efektif
Dalam komunikasi sehari-hari sering kita temui kalimat-kalimat
yang tidak jelas maksudnya.
Misalnya “Teman Mahasiswa yang baru yang cantik itu kemarin
pingsan” Timbul pertanyaan bagi yang membaca maupun yang
mendengar pernyataan tersebut, siapa yang cantik? Teman dari
mahasiswa yang baru atau mahasiswa barunya?
Kalimat yang tidak jelas maksudnya seperti itu disebut kalimat
ambigu atau kalimat taksa.
Kalimat diatas dapat diperbaiki sehingga lebih jelas maksudnya
menjadi “Teman yang cantik dari mahasiswa baru itu kemarin
pingsan” (jika yang cantik adalah teman mahasiswa baru). Jadi, letak
masalah pada kalimat taksa diatas pada tidak digunakannya kata dari.
Kata dan penggunaannya sangat penting dalam menyusun
sebuah kalimat afektif. Jadi kalimat afektif adalah kalimat yang
maksdu penulisannya atau pengujarannya dapat dipahami secara
persis atau pembaca atau pendengar.
Hal-hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam membuat
kalimat yang efektif, ialah :
1) Memilih kata dan istilah serta meletakkannya dengan posisi yang
tepat;
2) Menggunakan tanda-tanda baca yang cermat dan tepat
3) Megusahakan agar kalimat memiliki kalimat yang logis
4) Menggunakan kata secara tepat, hanya kata yang fungsional
(berfungsi penting) saja yang digunakan.
5) Menggunakan imbuhan yang sejajar untuk bagian-bagian kalimat
yang fungsinya sama.
6) Sekurang-kurangnya terdapat subjek dan predikat dan mudah
menentukannya.
Perhatikan contoh-contoh kalimat berikut dengan cermat dan
tunjukkan dimana letak permasalahannya :
1. Kalimat bermasalah pada pilihan kata istilah dan penempatannya.
a. Obat batuk biasanya mengakibatkanrasa mengantuk
b. Bersama surat ini kami memberitahukan bahwa perkuliahan
Bahasa Indonesia diundur pada jam 11.00 BBWI.
c. Masyarakat memeriahkan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI
ke 60 dengan suka cita.
Perbaikan :
a. 1) Meminum obat batuk biasanya menyebabkan mengantuk
2) Mengantuk dapat terjadi akibat dari minum obat batuk.
b. Dengan surat ini memberitahukan bahwa perkuliahan Bahasa
Indonesia diundur pada pukul 11.00 WIB
c. Masyarakat memeriahkan Hari Ulang Tahun Ke-60
Kemerdekaan RI dengan suka cita.
2. Kalimat bermasalah pada ejaan
a. Anda dapat mengajukan Surat Lamaran kerja disekretariat
FKIP – UHAMKA Jl. Limau II Kebayoran Baru Jakarta Selatan
12130
b. Buku yang berjudul tata bahasa Indonesia baru itu ditulis oleh
Sultan Takdir Alisjahbana.
c. Kalimat anak-anak umumnya lebih singkat, dan berisi
pernyataan yang konkrit.
Perbaikan :
a. Anda dapat mengajukan lamaran kerja di secretariat FKIP-
UHAMKA Jln. Linmas II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,
12130
b. Buku yang berjudul Tata Bahasa Indonesia Baru itu ditulis oleh
Takdir Alisjahbana.
c. Kalimat yang dibuat oleh anak-anak pada umumnya singkat
dan berisi sesuatu yang konkret.
3. Kalimat bermasalah pada gagasan yang tidak tunggal
perbaikan
a. Kekeringan melanda persawahan di pantura, petani menderita
kerugian udan dan ikan mas mati.
b. Honor penulis relatif kecil, harga buku mahal
c. Tanah itu longsor dan jalan terputus.
Perbaikan :
a. Kekeringan melanda persawahan di Pantura, udang dan ikan
para petambak pun mati, sehingga petani dan petambak
menderita rugi.
b. Honor penulis relatif kecil, tetapi harga buku mahal.
c. 1) Tanah itu longsor sehingga menutup jalan
2) Tanah itu longsor sehingga memutuskan jalan
3) Jalan itu putus oleh tanah longsor
4) Jalan itu terputus oleh longsoran tanah
4. Kalimat bermasalah pada pemborosan kata
a. Demikianlah surat lamaran saya, sebelum dan sesudahnya
saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Perbaikan :
a. Atas perhatian Bapak/Ibu, saya menyampaikan terima kasih.
5. Kalimat bermasalah pada ketidaksejajaran imbuhan
a. Kami terpukau oleh penampilannya, bertepuk tangan
menyambutnya.
Perbaikan :
a. Penampilannya memukau, kami menyambut dengan tepuk
tangan, dan menyalaminya (predikat berawalan me-)
6. Kalimat bermasalah pada ketiadaan dan ketidakjelasan subjek dan
predikat.
a. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih (tak bersubjek)
Perbaikan :
a. Atas perhatian Bapak/Ibu Sdr, saya menyampaikan terima
kasih.
1. Fungsi – Fungsi dalam Kalimat
Apakah Subjek itu? Subjek ialah bagian kalimat yang tindakan atau
keadaannya dijelaskan oleh predikat. Perhatikan kalimat berikut
ini :
a. Ruangan ini bagus
Bagian kalimat yang tindakan atau keadaannya dijelaskan
adalah “ruangan ini” maka bagian itu berfungsi sebagai subjek.
Apakah Predikat itu? Predikat ialah bagian kalimat yang
menjelaskan tindakan atau keadaan subjek.
Contoh :
Bagaimanapun juga setiap peristiwa pasti ada hikmahnya
Bagian kalimat yang menjelaskan tindakan atau keadaan subjek
(setiap peristiwa) ialah “pasti ada hikmahnya” maka bagian itu
berfungsi sebagai predikat
Predikat juga dapat berasal dari berbagai kata, tidak selalu kata
kerja. Fungsi-fungsi lain yang terdapat dapam kalimat ialah objek,
pelengkap dan keterangan.
Apakah objek itu? Objek ialah bagian kalimat yang menjadi sasaran
tindakan subjek.
Contoh :
a. Para siswa membersihkan kelas
Bagian kalimat yang menjadi sasaran tindakan subjek ialah
“kelas” maka bagian itu berfungsi sebagai objek.
Dan objek pun memiliki ciri-cirinya.
Apakah pelengkap itu? Kata yang sering menemukan kalimat yang
didalamnya terdapat fungsi yang mirip objek, tetapi tidak memenuhi
ciri-ciri objek.
Misalnya :
a. Kami menanyakan kepada pegawai TU
Bagian “Pegawai TU” mirip dengan objek, tetapi tidak
memenuhi ciri-ciri objek.
Bagian itu tidak dapat berfungsi sebagai subjek jika kalimat itu
diubah menjadi kalimat pasif, (bahkan kalimat itu tidak dapat
dipastikan), bagian kalimat itu tidak dapat diganti dengan /nya/
bagian kailmat itu didahului dengan kata “kepada” (tidak berada
langsung disebelah kanan predikat). Walaupun “Pegawai TU”
tergolong kata benda (nominan) tidak dapat disebut objek.
Bagian kalimat seperti itu disebut pelengkap atau komplemen.
Macam-macam keterangan dalam kalimat
Secara lebih mudah macam-macam keterangan dalam kalimat
dapat dibaca dalam bagan berikut ini :
1) Tempat (Lokasi)
2) Waktu (Temporal)
3) Tujuan (Final)
4) Kesetaraan
5) Kecakapan
6) Alat (Instrumental)
7) Kemiripan (Simulatif)
8) Sebab (Kausal)
9) Akibat (Konsekutif)
10)Kesalingan (resipokal)
11)Suasana
12)Perbandingan
13)Perbatasan
14)Kualitatif
15)Kuantitatif
16)Aspek
Aspek Inkoatif (Kegiatan mulai berlangsung)
Aspek Durative (Kegiatan sedang berlangsung)
Aspek Perspektif (Kegiatan sudah berlangsung)
Aspek Futuratif (Kegiatan belum berlangsung)
Aspek Repentitif (Kegiatan berulang dilakukan)
Aspek Spontanitas (Ketaksengajaan/serta merta)
17)Modalitas
Syarat (Kondisional)
Kepastian
Kemungkinan (Potensial)
Keragu-raguan (Dubitatif)
Harapan dan Keinginan
d
d
f
18)d
Keterangan :
B. Paragraf
Untuk mengenal paragraph dengan baik, cermatilah teks berikut
ini kemudian tebaklah sebenarnya teks tersebut terdiri dari beberapa
paragrap dan mana batas-batasnya
Apabila kita membaca berita surat kabar, cerita pendek, nopel,
atau buku ilmiah, kita akan mendapatkan paragrap. Paragrap
wujudnya berupa kalimat atau kumpulan kalimat. Paragrap
sebenarnya bukanlah sekedar kalimat atau kumpulan kalimat,
tetapi merupakan kesatuan berpikir atau ide. Melalui paragrap kita
dapat mengetahui dimana bagian-bagian ide itu berawal dan
berakhir. Melalui paragrap-paragrap itu pula membaca dapat
mengatur ritme pembacaan, merungkan isinya serta mencoba
memahami maksud paragrap tersebut. Oleh karena itu paragrap
harus dapat mengemas ide dengan baik, sehingga membantu
pembaca dalam memahami ide tersebut. Paragrap seperti itu tentu
memiliki ciri dan syarat-syarat tertentu.
Teks diatas terdiri dari tiga ide utama yaitu :
1. Paragrap merupakan kesatuan pikiran, 2. Melalui paragrap kita
mengetahui dimana bagian ide itu beawal dan berakhir, 3. Paragrap
harus mengemas ide sehingga membantu pembaca. Anda tentu dapat
menentukan dimana paragrap 1 berakhir serta paragrap 2 dan 3
bermula.
a. Kesatupaduan kalimat
Kalimat-kalimat yang membangun sebuah alinea harus mengacu
pada ide yang tunggal. Misalnya yang ingin menyampaikan ide
“fungsi bahasa sebagai alat berinteraksi social”. Jika semua
kalimat yang membangun alinea mendukung ide pokok tadi, berarti
kita telah berhasil menyatupadukan kalimat menjadi sebuah alinea
yang baik.
b. Kalimat utama diawal alinea
Alinea yang ide pokoknya ditempatkan di bagian awal disebut
dengan alinea deduktif. Alinea deduktif mula-mula mengemukakan
pokok persoalan yang diikuti dengan ide-ide pendukung atau
penjelas.
c. Kalimat utama diakhir alinea
Alinea yang ide pokoknya terhadap dibagian akhir disebut alinea
induktif. Alinea induktif mula-mula mengemukakan rincian atau
bagian-bagian yang lebih berfungsi menjelaskan mendukung, atau
membuktikan ide pokok. Diakhir alinea ide pokok itu dikemukakan
sebagai puncak atau simpulan dari bagian-bagian yang telah
dikemukakan sebelumnya.
d. Kalimat utama diawal dan diakhir alinea
e. Ide pokok yang tersebar
Ada jenis alinea yang dikembangkan dengan menyebar ide pokok ke seluruh alinea, alinea ini biasanya terdapat dalam uraian yang bersifat naratif atau deskriptif.
Kekompakan kalimat atau koherensi
Adapun yang dimaksud dengan kalimat adalah keterkaitan antar
kalimat yang membangun sebuah alinea harus serasi, wajar dan
memudahkan pemahaman pembaca. Kalimat-kalimat dalam alinea
yang tidak kompak atau korehensif merupakan kendala bagi
pembaca untuk memahami isi alinea.
Untuk menciptakan hubungan kalimat yang kompak dalam sebuah
alinea dapat ditempuh dua jalan yaitu mendayagunakan alat
bahasa dan mensistematisasikan pemerian atau pikiran.:
1. Menciptakan kekompakan kekompakan kalimat dengan alat
bahasa.
Bahasa dapat didayagunakan untuk menciptakan kalimat dalam
sebuah alinea. Unsur-unsur kebahasaan itu ialah : kata transisi
ekstra – kalimat, kata ganti, kata tunjuk, dan pengulangan kata
kunci (repetisi).
2. Tehnik mengembangkan alinea
Secara umum alinea dikembangkan dengan dua titik, yaitu
deduktif dan induktif. Mengembangkan alinea secara deduktif,
artinya pikiran utama diletakkan dibagian awal alinea baru.
Kemudian diikuti dengan pikiran-pikiran penjelas. Pengembang-
an alinea secara induktif artinya pikiran utama diletakkan di
bagian akhir alinea. Dalam hal ini, alinea dimulai dengan rincian
yang berupa pikiran penjelas, berangsur-angsur menuju puncak
topic atau pikiran utama.
Dalam praktek mengarang, pengembangan alinea dikenal
berpariasi, yaitu : 1. Klimaks, 2. Antiklimaks, 3. Perbandingan, 4.
Pertentangan, 5. Analogi, 6. Proses, 7. Sebab Akbat, 8.
Klasifikasi, 9. Contoh, 10. Sudut Pandang dan 11. Definisi.
3. Macam-macam Alinea
Berdasarkan tempat, sifat dan tujuan, alinea-alinea dibedakan
menjadi pembuka, alinea isi, dan alinea penutup.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalimat efektif harus memperhatikan hal-hal penting yaitu harus
selalu memilih kata dan istilah serta meletakkannya dengan posisi
yang tepat, menggunakan tanda baca yang tepat, mengusahakan agar
kalimat memiliki kalimat yang logis, menggunakan kata yang tepat,
juga menggunakan imbuhan.
Paragrap merupakan kesatuan pikiran yang dengan adanya
paragrap itu mengetahui ide itu berawal dan berakhir.
B. Saran
Sekarang ini, keterampilan bahasa Indonesia bagi peserta didik
tingkat SD atau MI sangatlah penting karena dapat menjadikan
pembuka gerbang penguasaan ilmu pengetahuan. Maka dari itu
pengajar harus dibekali keterampilan berbahasa bagi calon guru
SD/MI.
Mudah-mudahan ini makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, khususnya mahasiswa para calon guru dan umumnya
pembaca.