Makalah KDM Kehilangan Dan Berduka

download Makalah KDM Kehilangan Dan Berduka

of 17

Transcript of Makalah KDM Kehilangan Dan Berduka

  • 8/11/2019 Makalah KDM Kehilangan Dan Berduka

    1/17

    i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan khadirat Allah swt, karena berkat rahmat dan

    hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul Berduka dan

    Kehilangan. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran

    Kebutuhan Dasar Manusia.

    Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak

    kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh

    sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

    kesempurnaan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat bagi

    semua pihak. Amin.

    Tasikmalaya, Agustus 2014

    Penulis,

  • 8/11/2019 Makalah KDM Kehilangan Dan Berduka

    2/17

    ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ................................................................................... i

    DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

    1.2 Permasalahan ......................................................................................... 2

    1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 2

    BAB II LANDASAN TEORI

    2.1 Kehilangan ............................................................................................. 3

    2.1.1 Definisi kehilangan ....................................................................... 3

    2.1.2 Tipe Kehilangan ........................................................................... 4

    2.1.3 Jenis-jenis Kehilangan .................................................................. 4

    2.1.4 Rentang Respon Kehilangan ........................................................ 5

    2.2 Berduka ................................................................................................. 6

    2.2.1 Definisi berduka .......................................................................... 6

    2.2.2 Teori dari Proses Berduka ...................................................................... 6

    BAB III PEMBAHASAN

    3.1. Pengkajian ............................................................................................. 10

    3.2. Sasaran/Tujuan ...................................................................................... 11

    3.3. Hasil Pasien yang Diharapkan/Kriteria Pulang ..................................... 13

    BAB IV PENUTUP

    4.1 Kesimpulan ............................................................................................ 14

    DAFTAR PUSTAKA

  • 8/11/2019 Makalah KDM Kehilangan Dan Berduka

    3/17

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang unuiversal dan kejadian

    yang sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup seseorang.

    Kehilangan dan berduka merupakan istilah yang dalam pandangan umum

    berarti sesuatu kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat disebabkan

    karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi dari yang bersangkutan atau

    disekitarnya.

    Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan berduka

    sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami proses ini ada

    keinginan untuk mencari bentuan kepada orang lain.

    Pandangan-pandangan tersebut dapat menjadi dasar bagi seorang perawat

    apabila menghadapi kondisi yang demikian. Pemahaman dan persepsi diri tentang

    pandangan diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.

    Kurang memperhatikan perbedaan persepsi menjurus pada informasi yang salah,

    sehingga intervensi perawatan yang tidak tetap (Suseno, 2004).

    Perawat berkerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe kehilangan.

    Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi dan

    menerima kehilangan. Perawat membantu klien untuk memahami dan menerima

    kehilangan dalam konteks kultur mereka sehingga kehidupan mereka dapat berlanjut.

    Dalam kultur Barat, ketika klien tidak berupaya melewati duka cita setelah

    mengalami kehilangan yang sangat besar artinya, maka akan terjadi masalah emosi,

    mental dan sosial yang serius.Kehilangan dan kematian adalah realitas yang sering terjadi dalam lingkungan

    asuhan keperawatan. Sebagian besar perawat berinteraksi dengan klien dan keluarga

    yang mengalami kehilangan dan dukacita. Penting bagi perawat memahami

    kehilangan dan dukacita. Ketika merawat klien dan keluarga, parawat juga

    mengalami kehilangan pribadi ketika hubungan klien-kelurga-perawat berakhir

    karena perpindahan, pemulangan, penyembuhan atau kematian. Perasaan pribadi,

    nilai dan pengalaman pribadi mempengaruhi seberapa jauh perawat dapat

  • 8/11/2019 Makalah KDM Kehilangan Dan Berduka

    4/17

    2

    mendukung klien dan keluarganya selama kehilangan dan kematian (Potter & Perry,

    2005).

    1.2 Permasalahan

    Adapun permasalahan yang kami angkat dari makalah ini adalah bagaimana

    asuhan keperawatan pada klien dengan kehilangan dan berduka disfungsional.

    1.3 Tujuan Penulisan

    Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah:

    1)

    Tujuan umum

    Mengetahui konsep kehilangan dan berduka.

    Mengetahui asuhan keperawatan pada kehila.ngan dan berduka

    disfungsional

    2) Tujuan khusus

    Mengetahui jenis-jenis kehilangan.

    Menjelaskan konsep dan teori dari proses berduka.

    Mengetahui faktor yang mempengaruhi reaksi kehilangan.

  • 8/11/2019 Makalah KDM Kehilangan Dan Berduka

    5/17

    3

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Kehilangan

    2.1.1 Definisi kehilangan

    Kehilangan dan berduka merupakan bagian integral dari kehidupan.

    Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai

    sesuatu tanpa hal yang berarti sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin

    terjadi secara bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik,

    diantisispasi atau tidak diharapkan/diduga, sebagian atau total dan bisa kembali

    atau tidak dapat kembali.

    Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu

    yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau

    keseluruhan (Lambert dan Lambert,1985,h.35). Kehilangan merupakan

    pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu dalam rentang

    kehidupannya. Sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan

    cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda.

    Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu

    kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah

    dimiliki. Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan

    sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau

    seluruhnya.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi kehilangan, tergantung:

    1)

    Arti dari kehilangan2) Sosial budaya

    3) kepercayaan / spiritual

    4) Peran seks

    5)

    Status social ekonomi

    6) kondisi fisik dan psikologi individu

  • 8/11/2019 Makalah KDM Kehilangan Dan Berduka

    6/17

    4

    2.1.2 Tipe Kehilangan

    Kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu:

    1.

    Aktual atau nyata

    Mudah dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, misalnya amputasi,

    kematian orang yang sangat berarti / di cintai.

    2.

    Persepsi

    Hanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat dibuktikan,

    misalnya; seseorang yang berhenti bekerja / PHK, menyebabkan

    perasaan kemandirian dan kebebasannya menjadi menurun.

    2.1.3 Jenis-jenis Kehilangan

    Terdapat 5 katagori kehilangan, yaitu:

    Kehilangan seseorang seseorang yang dicintai

    Kehilangan seseorang yang dicintai dan sangat bermakna atau

    orang yang berarti adalah salah satu yang paling membuat stress dan

    mengganggu dari tipe-tioe kehilangan, yang mana harus ditanggung

    oleh seseorang.

    Kematian juga membawa dampak kehilangan bagi orang yang

    dicintai. Karena keintiman, intensitas dan ketergantungan dari ikatan

    atau jalinan yang ada, kematian pasangan suami/istri atau anak

    biasanya membawa dampak emosional yang luar biasa dan tidak

    dapat ditutupi.

    Kehilangan yang ada pada diri sendiri (loss of self)

    Bentuk lain dari kehilangan adalah kehilangan diri atau

    anggapan tentang mental seseorang. Anggapan ini meliputi perasaan

    terhadap keatraktifan, diri sendiri, kemampuan fisik dan mental, perandalam kehidupan, dan dampaknya. Kehilangan dari aspek diri

    mungkin sementara atau menetap, sebagian atau komplit. Beberapa

    aspek lain yang dapat hilang dari seseorang misalnya kehilangan

    pendengaran, ingatan, usia muda, fungsi tubuh.

    Kehilangan objek eksternal

    Kehilangan objek eksternal misalnya kehilangan milik sendiri

    atau bersama-sama, perhiasan, uang atau pekerjaan. Kedalaman

  • 8/11/2019 Makalah KDM Kehilangan Dan Berduka

    7/17

    5

    berduka yang dirasakan seseorang terhadap benda yang hilang

    tergantung pada arti dan kegunaan benda tersebut.

    Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal

    Kehilangan diartikan dengan terpisahnya dari lingkungan yang

    sangat dikenal termasuk dari kehidupan latar belakang keluarga dalam

    waktu satu periode atau bergantian secara permanen. Misalnya pindah

    kekota lain, maka akan memiliki tetangga yang baru dan proses

    penyesuaian baru.

    Kehilangan kehidupan/ meninggal

    Seseorang dapat mengalami mati baik secara perasaan, pikiran

    dan respon pada kegiatan dan orang disekitarnya, sampai pada

    kematian yang sesungguhnya. Sebagian orang berespon berbeda

    tentang kematian.

    2.1.4 Rentang Respon Kehilangan

    Denial> Anger> Bergaining> Depresi> Acceptance

    1. Fase denial

    a. Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai kenyataan

    b.

    Verbalisasi; itu tidak mungkin, saya tidak percaya itu terjadi.

    c. Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan

    pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah.

    2. Fase anger / marah

    a. Mulai sadar akan kenyataan

    b. Marah diproyeksikan pada orang lain

    c. Reaksi fisik; muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan

    mengepal.d. Perilaku agresif.

    3. Fase bergaining / tawar- menawar.

    a. Verbalisasi; kenapa harus terjadi pada saya ? kalau saja yang

    sakit bukan saya seandainya saya hati-hati .

    4. Fase depresi

    a. Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa.

  • 8/11/2019 Makalah KDM Kehilangan Dan Berduka

    8/17

    6

    b. Gejala ; menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido

    menurun.

    5.

    Fase acceptance

    a. Pikiran pada objek yang hilang berkurang.

    b. Verbalisasi ; apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat

    sembuh, yah, akhirnya saya harus operasi

    2.2 Berduka

    2.2.1 Definisi berduka

    Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan

    yang dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas,

    susah tidur, dan lain-lain.

    Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan.

    NANDA merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi dan

    berduka disfungsional.

    Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman

    individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan

    seseorang, hubungan/kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional

    sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini masih dalam batas normal.

    Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan pengalaman

    individu yang responnya dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara

    aktual maupun potensial, hubungan, objek dan ketidakmampuan fungsional.

    Tipe ini kadang-kadang menjurus ke tipikal, abnormal, atau

    kesalahan/kekacauan.

    2.2.2 Teori dari Proses BerdukaTidak ada cara yang paling tepat dan cepat untuk menjalani proses

    berduka. Konsep dan teori berduka hanyalah alat yang hanya dapat digunakan

    untuk mengantisipasi kebutuhan emosional klien dan keluarganya dan juga

    rencana intervensi untuk membantu mereka memahami kesedihan mereka dan

    mengatasinya. Peran perawat adalah untuk mendapatkan gambaran tentang

    perilaku berduka, mengenali pengaruh berduka terhadap perilaku dan

    memberikan dukungan dalam bentuk empati.

  • 8/11/2019 Makalah KDM Kehilangan Dan Berduka

    9/17

    7

    1. Teori Engels

    Menurut Engel (1964) proses berduka mempunyai beberapa fase yang dapat

    diaplokasikan pada seseorang yang sedang berduka maupun menjelang ajal.

    Fase I (shock dan tidak percaya)

    Seseorang menolak kenyataan atau kehilangan dan mungkin menarik diri,

    duduk malas, atau pergi tanpa tujuan. Reaksi secara fisik termasuk pingsan,

    diaporesis, mual, diare, detak jantung cepat, tidak bisa istirahat, insomnia dan

    kelelahan.

    Fase II (berkembangnya kesadaran)

    Seseoarang mulai merasakan kehilangan secara nyata/akut dan mungkin

    mengalami putus asa. Kemarahan, perasaan bersalah, frustasi, depresi, dan

    kekosongan jiwa tiba-tiba terjadi.

    Fase III (restitusi)

    Berusaha mencoba untuk sepakat/damai dengan perasaan yang hampa/kosong,

    karena kehilangan masih tetap tidak dapat menerima perhatian yang baru dari

    seseorang yang bertujuan untuk mengalihkan kehilangan seseorang.

    Fase IV

    Menekan seluruh perasaan yang negatif dan bermusuhan terhadap almarhum.

    Bisa merasa bersalah dan sangat menyesal tentang kurang perhatiannya di

    masa lalu terhadap almarhum.

    Fase V

    Kehilangan yang tak dapat dihindari harus mulai diketahui/disadari. Sehingga

    pada fase ini diharapkan seseorang sudah dapat menerima kondisinya.

    Kesadaran baru telah berkembang.

    2.

    Teori Kubler-RossKerangka kerja yang ditawarkan oleh Kubler-Ross (1969) adalah berorientasi

    pada perilaku dan menyangkut 5 tahap, yaitu sebagai berikut:

    a) Penyangkalan (Denial)

    Individu bertindak seperti seolah tidak terjadi apa-apa dan dapat menolak untuk

    mempercayai bahwa telah terjadi kehilangan. Pernyataan seperti Tidak, tidak

    mungkin seperti itu, atau Tidak akan terjadi pada saya! umum dilontarkan

    klien.

  • 8/11/2019 Makalah KDM Kehilangan Dan Berduka

    10/17

    8

    b) Kemarahan (Anger)

    Individu mempertahankan kehilangan dan mungkin bertindak lebih pada setiap

    orang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan. Pada fase ini

    orang akan lebih sensitif sehingga mudah sekali tersinggung dan marah. Hal ini

    merupakan koping individu untuk menutupi rasa kecewa dan merupakan

    menifestasi dari kecemasannya menghadapi kehilangan.

    c) Penawaran (Bargaining)

    Individu berupaya untuk membuat perjanjian dengan cara yang halus atau jelas

    untuk mencegah kehilangan. Pada tahap ini, klien sering kali mencari pendapat

    orang lain.

    d) Depresi (Depression)

    Terjadi ketika kehilangan disadari dan timbul dampak nyata dari makna

    kehilangan tersebut. Tahap depresi ini memberi kesempatan untuk berupaya

    melewati kehilangan dan mulai memecahkan masalah.

    e) Penerimaan (Acceptance)

    Reaksi fisiologi menurun dan interaksi sosial berlanjut. Kubler-Ross

    mendefinisikan sikap penerimaan ada bila seseorang mampu menghadapi

    kenyataan dari pada hanya menyerah pada pengunduran diri atau berputus asa.

    3. Teori Martocchio

    Martocchio (1985) menggambarkan 5 fase kesedihan yang mempunyai lingkup

    yang tumpang tindih dan tidak dapat diharapkan. Durasi kesedihan bervariasi dan

    bergantung pada faktor yang mempengaruhi respon kesedihan itu sendiri. Reaksi

    yang terus menerus dari kesedihan biasanya reda dalam 6-12 bulan dan berduka yang

    mendalam mungkin berlanjut sampai 3-5 tahun.

    4.

    Teori RandoRando (1993) mendefinisikan respon berduka menjadi 3 katagori:

    1) Penghindaran

    Pada tahap ini terjadi shock, menyangkal dan tidak percaya.

    2)

    Konfrontasi

    Pada tahap ini terjadi luapan emosi yang sangat tinggi ketika klien secara

    berulang-ulang melawan kehilangan mereka dan kedukaan mereka paling

    dalam dan dirasakan paling akut.

  • 8/11/2019 Makalah KDM Kehilangan Dan Berduka

    11/17

  • 8/11/2019 Makalah KDM Kehilangan Dan Berduka

    12/17

    10

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1.

    Pengkajian

    Data yang dapat dikumpulkan adalah:

    a.

    Perasaan sedih, menangis.

    b. Perasaan putus asa, kesepian

    c. Mengingkari kehilangan

    d.

    Kesulitan mengekspresikan perasaan

    e. Konsentrasi menurun

    f.

    Kemarahan yang berlebihan

    g. Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain.

    h. Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan.

    i. Reaksi emosional yang lambat

    j.

    Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas

    Diagnosa keperawatan: Berduka disfungsional

    Definisi:sesuatu respon terhadap kehilangan yang nyata maupun yang dirasakan

    dimana individu tetap terfiksasi dalam satu tahap proses berduka untuk suatu periode

    waktu yang terlalu lama, atau gejala berduka yang normal menjadi berlebih-lebihan

    untuk suatu tingkat yang mengganggu fungsi kehidupan.

    Kemungkinan Etiologi (yang berhubungan dengan)

    Kehilangan yang nyata atau dirasakan dari beberapa konsep nilai untuk individu

    Kehilangan yang terlalu berat (penumpukan rasa berduka dari kehilangan

    multiple yang belum terselesaikan)

    Menghalangi respon berduka terhadap suatu kehilangan

    Tidak adanya antisipasi proses berduka

    Perasaan bersalah yang disebabkan oleh hubungan ambivalen dengan konsep

    kehilangan.

    Batasan Karakteristik (dibuktikan dengan)

    Idealisasi kehilangan (konsep)

    Mengingkari kehilangan

    Kemarahan yang berlebihan, diekspresikan secara tidak tepat

  • 8/11/2019 Makalah KDM Kehilangan Dan Berduka

    13/17

    11

    Obsesi-obsesi pengalaman-pengalaman masa lampau

    Merenungkan perasaan nersalah secara berlebihan dan dibesar-basarkan tidak

    sesuai dengan ukuran situasi.

    Regresi perkembangan

    Gangguan dalam konsentrasi

    Kesulitan dalam mengekspresikan kehilangan

    Afek yang labil

    Kelainan dalam kebiasaan makan, pola tidur, pola mimpi, tingkat aktivitas,

    libido.

    3.2. Sasaran/Tujuan

    Sasaran jangka pendek

    Pasien akan mengekspresikan kemarahan terhadap konsep kehilangan dalam 1

    minggu.

    Sasaran jangka panjang

    Pasien akan mampu menyatakan secara verbal perilaku-perilaku yang berhubungan

    dengan tahap-tahap berduka yang normal. Pasien akan mampu mengakui posisinya

    sendiri dalam proses berduka sehingga ia mampu dengan langkahnya sendiri

    terhadap pemecahan masalah.

    Intervensi dengan Rasional Tertentu

    a. Tentukan pada tahap berduka mana pasian terfiksasi. Identifikasi perilaku-

    perilaku yang berhubungan dengan tahap ini.

    Rasional

    Pengkajian data dasar yang akurat adalah penting untuk perencanaan

    keperawatan yang efektif bagi pasien yang berduka.

    b. Kembangkan hubungan saling percaya dengan pasien. Perlihatkan empati dan

    perhatian. Jujur dan tepati semua janji

    Rasional

    Rasa percaya merupakan dasar unutk suatu kebutuhan yang terapeutik.

    c. Perlihatkan sikap menerima dan membolehkan pasien untuk mengekspresikan

    perasaannya secara terbuka

    Rasional

  • 8/11/2019 Makalah KDM Kehilangan Dan Berduka

    14/17

    12

    Sikap menerima menunjukkan kepada pasien bahwa anda yakin bahwa ia

    merupakan seseorang pribadi yang bermakna. Rasa percaya meningkat.

    d.

    Dorong pasien untuk mengekspresikan rasa marah. Jangan menjadi defensif jika

    permulaan ekspresi kemarahan dipindahkan kepada perawat atau terapis. Bantu

    pasien untuk mengeksplorasikan perasaan marah sehingga pasien dapat

    mengungkapkan secara langsung kepada objek atau orang/pribadi yang

    dimaksud.

    Rasional

    Pengungkapan secara verbal perasaan dalam suatu lingkungan yang tidak

    mengancam dapat membantu pasien sampai kepada hubungan dengan persoalan-

    persoalan yang belum terpecahkan.

    e. Bantu pasien untuk mengeluarkan kemarahan yang terpendam dengan

    berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas motorik kasar (mis, joging, bola voli,dll)

    Rasional

    Latihan fisik memberikan suatu metode yang aman dan efektif untuk

    mengeluarkan kemarahan yang terpendam.

    f. Ajarkan tentang tahap-tahap berduka yang normal dan perilaku yang

    berhubungan dengan setiap tahap. Bantu pasien untuk mengerti bahwa perasaan

    seperti rasa bersalah dan marah terhadap konsep kehilangan adalah perasaan

    yang wajar dan dapat diterima selama proses berduka.

    Rasional

    Pengetahuan tentang perasaan-perasaan yang wajar yang berhubungan dengan

    berduka yang normal dapat menolong mengurangi beberapa perasaan bersalah

    menyebabkan timbulnya respon-respon ini.

    g.

    Dorong pasien untuk meninjau hubungan dengan konsep kehilangan. Dengandukungan dan sensitivitas, menunjukkan realita situasi dalam area-area dimana

    kesalahan presentasi diekspresikan.

    Rasional

    Pasien harus menghentikan persepsi idealisnya dan mampu menerima baik aspek

    positif maupun negatif dari konsep kehilangan sebelum proses berduka selesai

    seluruhnya.

  • 8/11/2019 Makalah KDM Kehilangan Dan Berduka

    15/17

    13

    h. Komunikasikan kepada pasien bahwa menangis merupakan hal yang dapat

    diterima. Menggunakan sentuhan merupakan hal yang terapeutik dan tepat untuk

    kebanyakan pasien.

    i.

    Bantu pasien dalam memecahkan masalahnya sebagai usaha untuk menentukan

    metoda-metoda koping yang lebih adaptif terhadap pengalaman kehilangan.

    Berikan umpan balik positif untuk identifikasi strategi dan membuat keputusan.

    Rasional

    Umpan balik positif meningkatkan harga diri dan mendorong pengulangan

    perilaku yang diharapkan.

    j. Dorong pasien untuk menjangkau dukungan spiritual selama waktu ini dalam

    bentuk apapun yang diinginkan untuknya. Kaji kebutukan-kebutuhan spiritual

    pasien dan bantu sesuai kebutuhan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.

    3.3. Hasil Pasien yang Diharapkan/Kriteria Pulang

    1)

    Pasien mampu untuk menyatakan secara verbal tahap-tahap proses berduka

    yang normal dan perilaku yang berhubungan debgab tiap-tiap tahap.

    2) Pasien mampu mengidentifikasi posisinya sendiri dalam proses berduka

    dan mengekspresikan perasaan-perasaannya yang berhubungan denga

    konsep kehilangan secara jujur.

    3) Pasien tidak terlalu lama mengekspresikan emosi-emosi dan perilaku-

    perilaku yang berlebihan yang berhubungan dengan disfungsi berduka dan

    mampu melaksanakan aktifitas-aktifitas hidup sehari-hari secara mandiri.

  • 8/11/2019 Makalah KDM Kehilangan Dan Berduka

    16/17

    14

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu

    kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah

    dimiliki. Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu

    yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya.

    Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan. NANDA

    merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi dan berduka

    disfungsional.

    Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu

    dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan seseorang,

    hubungan/kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya

    kehilangan. Tipe ini masih dalam batas normal.

    Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan pengalaman

    individu yang responnya dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara aktual

    maupun potensial, hubungan, objek dan ketidakmampuan fungsional. Tipe ini

    kadang-kadang menjurus ke tipikal, abnormal, atau kesalahan/kekacauan.

    Peran perawat adalah untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku berduka,

    mengenali pengaruh berduka terhadap perilaku dan memberikan dukungan dalam

    bentuk empati.

    Kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu: Aktual atau nyata dan persepsi. Terdapat

    5 katagori kehilangan, yaitu:Kehilangan seseorang seseorang yang dicintai,

    kehilangan lingkungan yang sangat dikenal, kehilangan objek eksternal, kehilanganyang ada pada diri sendiri/aspek diri, dan kehilangan kehidupan/meninggal.

    Elizabeth Kubler-rose,1969.h.51, membagi respon berduka dalam lima fase,

    yaitu : pengikaran, marah, tawar-menawar, depresi dan penerimaan.

  • 8/11/2019 Makalah KDM Kehilangan Dan Berduka

    17/17