i PENGANTAR Buku ini merupakan kompilasi makalah – makalah ...
makalah jiwa2(neurosa)
description
Transcript of makalah jiwa2(neurosa)
NEUROSA
A. Pengertian Neurosa
Neurosa kadang-kadang disebut psikoneurosa dan gangguan jiwa (untuk
membedakannya dengan psikosis atau penyakit jiwa). Menurut Singgih Dirgagunarsa, neurosa
adalah gangguan yang terjadi hanya pada sebagian dari kepribadian, sehingga orang yang
mengalaminya masih bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan biasa sehari-hari atau masih bisa
belajar, dan jarang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.
Dali Gulo, berpendapat bahwa neurosa adalah suatu kelainan mental, hanya memberi
pengaruh pada sebagaian kepribadian, lebih ringan dari psikosis, dan seringkali ditandai dengan :
keadaan cemas yang kronis, gangguan-gangguan pada indera dan motorik, hambatan emosi,
kurang perhatian terhadap lingkungan, dan kurang memiliki energi fisik, dst.
Neurosa, menurut W.F. Maramis adalah suatu kesalahan penyesuaian diri secara
emosional karena tidak diselesaikan suatu konflik tidak sadar.
Berdasarkan pendapat mengenai neurosa dari para ahli tersebut dapat diidentifikasi
pokok-pokok pengertian mengenai neurosa sebagai berikut:
a. Neurosa merupakan gangguan jiwa pada taraf ringan.
b. Neurosa terjadi pada sebagian kecil aspek kepribadian.
c. Neurosa dapat dikenali berdasarkan gejala yang paling menonjol yaitu kecemasan.
d.Penderita neurosa masih mampu menyesuaikan diri dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
e. Penderita neurosa tidak memerlukan perawatan khusus di rumah sakit jiwa.
1
Tanda-Tanda Neurosa :
o Reaksi rasa was-was yang selalu diliputikeresahan yang tidak tentu arah atau tidak
menentu.
o Seringnya mengeluarkan keringat secara berlebihan, terutama dibagian telapak tangan.
o Kerusakan parsial atu sebagian dari sifat kepribadian.
o Dalam lingkungan masyarakat sering merasa terasingkan (minder), Ia merasa tidak
mampu bergaul dengan keadaan disekitarnya
o Takut salah dalam setiap kali mengambil keputusan ataupun sulit melakukan konsentrasi
dalam mengambil setiap keputusan.
B. Macam-macam neurosa
Kelainan jiwa yang disebut neurosa ditandai dengan bermacam-macam gejala. Dan
berdasarkan gejala yang paling menonjol, sebutan atau nama untuk jenis neurosa diberikan.
Dengan demikian pada setiap jenis neurosa terdapat ciri-ciri dari jenis neurosa yang lain, bahkan
kadang-kadang ada pasien yang menunjukkan begitu banyak gejala sehingga gangguan jiwa
yang dideritanya sukar untuk dimasukkan pada jenis neurosa tertentu.
Bahwa nama atau sebutan untuk neurosa diberikan berdasarkan gejala yang paling
menjonjol atau paling kuat. Atas dasar kriteria ini para ahli mengemukakan jenis-jenis neurosa
sebagai berikut :
2
1. Neurosa cemas (anxiety neurosa atau anxiety state)
a. Gejala-gejala neurosa cemas
Tidak ada rangsang yang spesifik yang menyebabkan kecemasan, tetapi bersifat
mengambang bebas, apa saja dapat menyebabkan gejala tersebut. Bila kecemasan yang dialami
sangat hebat maka terjadi kepanikan.
1) Gejala somatis dapat berupa sesak nafas, dada tertekan, kepala ringan seperti mengambang,
lekas lelah, keringat dingan, dll.
2) Gejala psikologis berupa kecemasan, ketegangan, panik, depresi, perasaan tidak mampu, dll.
b. Faktor penyeban neurosa cemas
Menurut Maramis, faktor pencetus neurosis cemas sering jelas dan secara psikodinamik
berhubungan dengan faktor-faktor yang menahun seperti kemarahan yang dipendam.
c. Terapi untuk penderita neurosa cemas
Terapi untuk penederita neurosis cemas dilakukan dengan menemukan sumber ketakutan
atau kekuatiran dan mencari penyesuaian yang lebih baik terhadap permasalahan. Mudah
tidaknya upaya ini pada umumnya dipengaruhi oleh kepribadian penderita. Ada beberapa jenis
terapi yang dapat dipilih untuk menyembuhkan neurosis cemas, yaitu :
1) psikoterapi individual,
2) psikoterapi kelompok,
3) psikoterapi analitik,
4) sosioterapi,
3
5) terapi seni kreatif,
6) terapi kerja,
7) terapi perilaku,
8) farmakoterapi.
2. Histeria
a. Gejala-gejala histeria
Histeria merupakan neurosa yang ditandai dengan reaksi-reaksi emosional yang tidak
terkendali sebagai cara untuk mempertahankan diri dari kepekaannya terhadap rangsang-
rangsang emosional. Pada neurosa jenis ini fungsi mental dan jasmaniah dapat hilang tanpa
dikehendaki oleh penderita. Gejala-gejala sering timbul dan hilang secara tiba-tiba, teruma bila
penderita menghadapi situasi yang menimbulkan reaksi emosional yang hebat.
b. Jenis-jenis histeria
Histeria digolongkan menjadi 2, yaitu reaksi konversi atau histeria minor dan reaksi
disosiasi atau histeria mayor.
1) Histeria minor atau reaksi konversi
Pada histeria minor kecemasan diubah atau dikonversikan (sehingga disebut reaksi
konversi) menjadi gangguan fungsional susunan saraf somatomotorik atau somatosensorik,
dengan gejala : lumpuh, kejang-kejang, mati raba, buta, tuli, dst.
2) Histeria mayor atau reaksi disosiasi
4
Histeria jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang yang alami penderita demikian hebat,
sehingga dapat memisahkan beberapa fungsi kepribadian satu dengan lainnya sehingga bagian
yang terpisah tersebut berfungsi secara otonom, sehingga timbul gejala-gejala : amnesia,
somnabulisme, fugue, dan kepribadian ganda.
c. Faktor penyebab histeria
Menurut Sigmund Freud, histeria terjadi karena pengalaman traumatis (pengalaman
menyakitkan) yang kemudian direpresi atau ditekan ke dalam alam tidak sadar. Maksudnya
adalah untuk melupakan atau menghilangkan pengalaman tersebut. Namun pengalaman
traumatis tersebut tidak dapat dihilangkan begitu saja, melainkan ada dalam alam tidak sadar
(uncociousness) dan suatu saat muncul kedalam sadar tetapi dalam bentuk gannguan jiwa.
d. Terapi terhadap penderita histeria
Ada beberapa teknik terapi yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan hysteria yaitu :
Teknik hipnosis (pernah diterapkan oleh dr. Joseph Breuer);
Teknik asosiasi bebas (dikembangkan oleh Sigmund Freud);
Psikoterapi suportif.
Farmakoterapi
3. Neurosa fobik
a. Gejala-gejala neuros a fobik
Neurosa fobik merupakan gangguang jiwa dengan gejala utamanya fobia, yaitu rasa takut
yang hebat yang bersifat irasional, terhadap suatu benda atau keadaan. Fobia dapat menyebabkan
timbulnya perasaan seperti akan pingsan, rasa lelah, mual, panik, berkeringat, dst.
5
Ada bermacam-macam fobia yang nama atau sebutannya menurut faktor yang menyebabkan
ketakutan tersebut, misalnya :
1) Hematophobia: takut melihat darah
2) Hydrophobia: takut pada air
3) Pyrophibia: takut pada api
4) Acrophobia: takut berada di tempat yang tinggi
b. Faktor penyebab neuros a fobik
Neurosa fobik terjadi karena penderita pernah mengalami ketakutan dan shock hebat
berkenaan dengan situasi atau benda tertentu, yang disertai perasaan malu dan bersalah.
Pengalaman traumastis ini kemudian direpresi (ditekan ke dalam ketidak sadarannya). Namun
pengalaman tersebut tidak bisa hilang dan akan muncul bila ada rangsangan serupa.
c. Terapi untuk penderita neuros a fobik
Menurut Maramis, neurosa fobik sulit untuk dihilangkan sama sekali bila gangguan
tersebut telah lama diderita atau berdasarkan fobia pada masa kanak-kanak. Namun bila
gangguan tersebut relatif baru dialami proses penyembuhannya lebih mudah. Teknik terapi yang
dapat dilakukan untuk penderita neurosa fobik adalah :
Psikoterapi suportif, upaya untuk mengajar penderita memahami apa yang sebenarnya dia
alami beserta psikodinamikanya.
Terapi perilaku dengan deconditioning, yaitu setiap kali penderita merasa takut dia diberi
rangsang yang tidak menyenangkan.
Terapi kelompok.
Manipulasi lingkungan.
6
4. Neurosa obsesif-kompulsif
a. Gejala-gejala neuros a obsesif-kompulsif
Istilah obsesi menunjuk pada suatu ide yang mendesak ke dalam pikiran atau menguasai
kesadaran dan istilah kompulsi menunjuk pada dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan
untuk tidak dilakukan, meskipun sebenarnya perbuatan tersebut tidak perlu dilakukan.
Contoh obsesif-kompulsif antara lain ;
1) Kleptomania : keinginan yang kuat untuk mencuri meskipun dia tidak membutuhkan barang
yang ia curi.
2) Pyromania : keinginan yang tidak bisa ditekan untuk membakar sesuatu.
3) Wanderlust : keinginan yang tidak bisa ditahan untuk bepergian.
4) Mania cuci tangan : keinginan untuk mencuci tangan secara terus menerus.
b.Faktor penyebab neuros a obsesif-kompulsif
Neurosa jenis ini dapat terjadi karena faktor-faktor sebagai berikut:
1) Konflik antara keinginan-keinginan yang ditekan atau dialihkan.
2) Trauma mental emosional, yaitu represi pengalaman masa lalu (masa kecil).
c. Terapi untuk penderita neurosis obsesif-kompulsif
psikoterapi suportif;
penjelasan dan pendidikan;
7
terapi perilaku.
5. Neurosa depresif
a. Gejala-gejala neuros a depresif
Neurosa depresif merupakan neurosa dengan gangguang utama pada perasaan dengan
ciri-ciri : kurang atau tidak bersemangat, rasa harga diri rendah, dan cenderung menyalahkan diri
sendiri. Gejala-gejala utama gangguan jiwa ini adalah :
1) gejala jasmaniah : senantiasa lelah.
2) gejala psikologis : sedih, putus asa, cepat lupa, insomnia, anoreksia, ingin mengakhiri
hidupnya, dll.
c. Faktor penyebab neuros a depresif
Menurut hasil riset mutakhir sebagaimana dilakukan oleh David D. Burns, bahwa depresi
tidak didasarkan pada persepsi akurat tentang kenyataan, tetapi merupakan produk
“keterpelesetan’ mental, bahwa depresi bukanlah suatu gangguan emosional sama sekali,
melainkan akibat dari adanya distorsi kognitif atau pemikiran yang negatif, yang kemudian
menciptakan suasana jiwa, terutama perasaan yang negatif pula.
Burns berpendapat bahwa persepsi individu terhadap realitas tidak selalu bersifat
objektif. Individu memahami realitas bukan bagaimana sebenarnya realitas tersebut, melainkan
bagaimana realitas tersebut ditafsirkan. Dan penafsiran ini bisa keliru bahkan bertentangan
dengan realitas sebenarnya.
d. Terapi untuk penderita neuros a depresif
Untuk menyembukan depresi, Burns telah mengembangkan teknik terapi dengan prinsip
yang disebut terapi kognitif, yang dilakukan dengan prinsip sebagai berikut.
8
1) Bahwa semua rasa murung disebabkan oleh kesadaran atau pemikiran yang bersangkutan.
2) Jika depresi sedang terjadi maka berarti pemikiran telah dikuasai oleh kekeliruan yang
mendalam.
3) Bahwa pemikiran negative menyebabkan kekacauan emosional.
Terapi kognitif dilakukan dengan cara membetulkan pikiran yang salah, yang telah
menyebabkan terjadinya kekacauan emosional. Selain terapi kognitif, bisa pula pendrita depresi
mendapatkan farmakoterapi.
6. Neurasthenia
a. Gejala-gejala neurasthenia
Neurasthenia disebut juga penyakit payah. Gejala utama gangguan ini adalah tidak
bersemangat, cepat lelah meskipun hanya mengeluarkan tenaga yang sedikit, emosi labil, dan
kemampuan berpikir menurun.
Di samping gejala-gejala utama tersebut juga terdapat gejala-gejala tambahan, yaitu
insomnia, kepala pusing, sering merasa dihinggapi bermacam-macam penyakit, dst.
b. Faktor penyebab neurasthenia
Neurasthenia dapat terjadi karena beberapa factor, yaitu sebagai berikut :
1) Terlalu lama menekan perasaan, pertentangan batin, kecemasan.
2) Terhalanginya keinginan-keinginan.
3) Sering gagal dalam menghadapi persaingan-persaingan
c. Terapi untuk penderita neurasthenia
Upaya membantu penyembuahn penderita neurasthenia dapat dilakukan dengan teknik
terapi sebagai berikut.
9
1) Psikoterapi supportif;
2) Terapi olah raga;
3) Farmakoterapi.
DAFTAR PUSTAKA
Maramis, W.F. (1980) Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University.
Sadock ,Benjamin.J dan Sadock,Virginia.A (2004) Buku Ajar Psikiatri Klinis.Jakarta : EGC
www.google.com
10
11