makalah jiwa2(neurosa)

15
NEUROSA A. Pengertian Neurosa Neurosa kadang-kadang disebut psikoneurosa dan gangguan jiwa (untuk membedakannya dengan psikosis atau penyakit jiwa). Menurut Singgih Dirgagunarsa, neurosa adalah gangguan yang terjadi hanya pada sebagian dari kepribadian, sehingga orang yang mengalaminya masih bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan biasa sehari-hari atau masih bisa belajar, dan jarang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit. Dali Gulo, berpendapat bahwa neurosa adalah suatu kelainan mental, hanya memberi pengaruh pada sebagaian kepribadian, lebih ringan dari psikosis, dan seringkali ditandai dengan : keadaan cemas yang kronis, gangguan-gangguan pada indera dan motorik, hambatan emosi, kurang perhatian terhadap lingkungan, dan kurang memiliki energi fisik, dst. Neurosa, menurut W.F. Maramis adalah suatu kesalahan penyesuaian diri secara emosional karena tidak diselesaikan suatu konflik tidak sadar. 1

description

jiwa

Transcript of makalah jiwa2(neurosa)

Page 1: makalah jiwa2(neurosa)

NEUROSA

A. Pengertian Neurosa

Neurosa kadang-kadang disebut psikoneurosa dan gangguan jiwa (untuk

membedakannya dengan psikosis atau penyakit jiwa). Menurut Singgih Dirgagunarsa, neurosa

adalah gangguan yang terjadi hanya pada sebagian dari kepribadian, sehingga orang yang

mengalaminya masih bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan biasa sehari-hari atau masih bisa

belajar, dan jarang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.

Dali Gulo, berpendapat bahwa neurosa adalah suatu kelainan mental, hanya memberi

pengaruh pada sebagaian kepribadian, lebih ringan dari psikosis, dan seringkali ditandai dengan :

keadaan cemas yang kronis, gangguan-gangguan pada indera dan motorik, hambatan emosi,

kurang perhatian terhadap lingkungan, dan kurang memiliki energi fisik, dst.

Neurosa, menurut W.F. Maramis adalah suatu kesalahan penyesuaian diri secara

emosional karena tidak diselesaikan suatu konflik tidak sadar.

Berdasarkan pendapat mengenai neurosa dari para ahli tersebut dapat diidentifikasi

pokok-pokok pengertian mengenai neurosa sebagai berikut:

a. Neurosa merupakan gangguan jiwa pada taraf ringan.

b. Neurosa terjadi pada sebagian kecil aspek kepribadian.

c. Neurosa dapat dikenali berdasarkan gejala yang paling menonjol yaitu kecemasan.

d.Penderita neurosa masih mampu menyesuaikan diri dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari.

e. Penderita neurosa tidak memerlukan perawatan khusus di rumah sakit jiwa.

1

Page 2: makalah jiwa2(neurosa)

Tanda-Tanda Neurosa :

o Reaksi rasa was-was yang selalu diliputikeresahan yang tidak tentu arah atau tidak

menentu.

o Seringnya mengeluarkan keringat secara berlebihan, terutama dibagian telapak tangan.

o Kerusakan parsial atu sebagian dari sifat kepribadian.

o Dalam lingkungan masyarakat sering merasa terasingkan (minder), Ia merasa tidak

mampu bergaul dengan keadaan disekitarnya

o Takut salah dalam setiap kali mengambil keputusan ataupun sulit melakukan konsentrasi

dalam mengambil setiap keputusan.

B. Macam-macam neurosa

Kelainan jiwa yang disebut neurosa ditandai dengan bermacam-macam gejala. Dan

berdasarkan gejala yang paling menonjol, sebutan atau nama untuk jenis neurosa diberikan.

Dengan demikian pada setiap jenis neurosa terdapat ciri-ciri dari jenis neurosa yang lain, bahkan

kadang-kadang ada pasien yang menunjukkan begitu banyak gejala sehingga gangguan jiwa

yang dideritanya sukar untuk dimasukkan pada jenis neurosa tertentu.

Bahwa nama atau sebutan untuk neurosa diberikan berdasarkan gejala yang paling

menjonjol atau paling kuat. Atas dasar kriteria ini para ahli mengemukakan jenis-jenis neurosa

sebagai berikut :

2

Page 3: makalah jiwa2(neurosa)

1. Neurosa cemas (anxiety neurosa atau anxiety state)

a. Gejala-gejala neurosa cemas

Tidak ada rangsang yang spesifik yang menyebabkan kecemasan, tetapi bersifat

mengambang bebas, apa saja dapat menyebabkan gejala tersebut. Bila kecemasan yang dialami

sangat hebat maka terjadi kepanikan.

1) Gejala somatis dapat berupa sesak nafas, dada tertekan, kepala ringan seperti mengambang,

lekas lelah, keringat dingan, dll.

2) Gejala psikologis berupa kecemasan, ketegangan, panik, depresi, perasaan tidak mampu, dll.

b. Faktor penyeban neurosa cemas

Menurut Maramis, faktor pencetus neurosis cemas sering jelas dan secara psikodinamik

berhubungan dengan faktor-faktor yang menahun seperti kemarahan yang dipendam.

c. Terapi untuk penderita neurosa cemas

Terapi untuk penederita neurosis cemas dilakukan dengan menemukan sumber ketakutan

atau kekuatiran dan mencari penyesuaian yang lebih baik terhadap permasalahan. Mudah

tidaknya upaya ini pada umumnya dipengaruhi oleh kepribadian penderita. Ada beberapa jenis

terapi yang dapat dipilih untuk menyembuhkan neurosis cemas, yaitu :

1) psikoterapi individual,

2) psikoterapi kelompok,

3) psikoterapi analitik,

4) sosioterapi,

3

Page 4: makalah jiwa2(neurosa)

5) terapi seni kreatif,

6) terapi kerja,

7) terapi perilaku,

8) farmakoterapi.

2. Histeria

a. Gejala-gejala histeria

Histeria merupakan neurosa yang ditandai dengan reaksi-reaksi emosional yang tidak

terkendali sebagai cara untuk mempertahankan diri dari kepekaannya terhadap rangsang-

rangsang emosional. Pada neurosa jenis ini fungsi mental dan jasmaniah dapat hilang tanpa

dikehendaki oleh penderita. Gejala-gejala sering timbul dan hilang secara tiba-tiba, teruma bila

penderita menghadapi situasi yang menimbulkan reaksi emosional yang hebat.

b. Jenis-jenis histeria

Histeria digolongkan menjadi 2, yaitu reaksi konversi atau histeria minor dan reaksi

disosiasi atau histeria mayor.

1) Histeria minor atau reaksi konversi

Pada histeria minor kecemasan diubah atau dikonversikan (sehingga disebut reaksi

konversi) menjadi gangguan fungsional susunan saraf somatomotorik atau somatosensorik,

dengan gejala : lumpuh, kejang-kejang, mati raba, buta, tuli, dst.

2) Histeria mayor atau reaksi disosiasi

4

Page 5: makalah jiwa2(neurosa)

Histeria jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang yang alami penderita demikian hebat,

sehingga dapat memisahkan beberapa fungsi kepribadian satu dengan lainnya sehingga bagian

yang terpisah tersebut berfungsi secara otonom, sehingga timbul gejala-gejala : amnesia,

somnabulisme, fugue, dan kepribadian ganda.

c. Faktor penyebab histeria

Menurut Sigmund Freud, histeria terjadi karena pengalaman traumatis (pengalaman

menyakitkan) yang kemudian direpresi atau ditekan ke dalam alam tidak sadar. Maksudnya

adalah untuk melupakan atau menghilangkan pengalaman tersebut. Namun pengalaman

traumatis tersebut tidak dapat dihilangkan begitu saja, melainkan ada dalam alam tidak sadar

(uncociousness) dan suatu saat muncul kedalam sadar tetapi dalam bentuk gannguan jiwa.

d. Terapi terhadap penderita histeria

Ada beberapa teknik terapi yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan hysteria yaitu :

Teknik hipnosis (pernah diterapkan oleh dr. Joseph Breuer);

Teknik asosiasi bebas (dikembangkan oleh Sigmund Freud);

Psikoterapi suportif.

Farmakoterapi

3. Neurosa fobik

a. Gejala-gejala neuros a fobik

Neurosa fobik merupakan gangguang jiwa dengan gejala utamanya fobia, yaitu rasa takut

yang hebat yang bersifat irasional, terhadap suatu benda atau keadaan. Fobia dapat menyebabkan

timbulnya perasaan seperti akan pingsan, rasa lelah, mual, panik, berkeringat, dst.

5

Page 6: makalah jiwa2(neurosa)

Ada bermacam-macam fobia yang nama atau sebutannya menurut faktor yang menyebabkan

ketakutan tersebut, misalnya :

1) Hematophobia: takut melihat darah

2) Hydrophobia: takut pada air

3) Pyrophibia: takut pada api

4) Acrophobia: takut berada di tempat yang tinggi

b. Faktor penyebab neuros a fobik

Neurosa fobik terjadi karena penderita pernah mengalami ketakutan dan shock hebat

berkenaan dengan situasi atau benda tertentu, yang disertai perasaan malu dan bersalah.

Pengalaman traumastis ini kemudian direpresi (ditekan ke dalam ketidak sadarannya). Namun

pengalaman tersebut tidak bisa hilang dan akan muncul bila ada rangsangan serupa.

c. Terapi untuk penderita neuros a fobik

Menurut Maramis, neurosa fobik sulit untuk dihilangkan sama sekali bila gangguan

tersebut telah lama diderita atau berdasarkan fobia pada masa kanak-kanak. Namun bila

gangguan tersebut relatif baru dialami proses penyembuhannya lebih mudah. Teknik terapi yang

dapat dilakukan untuk penderita neurosa fobik adalah :

Psikoterapi suportif, upaya untuk mengajar penderita memahami apa yang sebenarnya dia

alami beserta psikodinamikanya.

Terapi perilaku dengan deconditioning, yaitu setiap kali penderita merasa takut dia diberi

rangsang yang tidak menyenangkan.

Terapi kelompok.

Manipulasi lingkungan.

6

Page 7: makalah jiwa2(neurosa)

4. Neurosa obsesif-kompulsif

a. Gejala-gejala neuros a obsesif-kompulsif

Istilah obsesi menunjuk pada suatu ide yang mendesak ke dalam pikiran atau menguasai

kesadaran dan istilah kompulsi menunjuk pada dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan

untuk tidak dilakukan, meskipun sebenarnya perbuatan tersebut tidak perlu dilakukan.

Contoh obsesif-kompulsif antara lain ;

1) Kleptomania : keinginan yang kuat untuk mencuri meskipun dia tidak membutuhkan barang

yang ia curi.

2) Pyromania : keinginan yang tidak bisa ditekan untuk membakar sesuatu.

3) Wanderlust : keinginan yang tidak bisa ditahan untuk bepergian.

4) Mania cuci tangan : keinginan untuk mencuci tangan secara terus menerus.

b.Faktor penyebab neuros a obsesif-kompulsif

Neurosa jenis ini dapat terjadi karena faktor-faktor sebagai berikut:

1) Konflik antara keinginan-keinginan yang ditekan atau dialihkan.

2) Trauma mental emosional, yaitu represi pengalaman masa lalu (masa kecil).

c. Terapi untuk penderita neurosis obsesif-kompulsif

psikoterapi suportif;

penjelasan dan pendidikan;

7

Page 8: makalah jiwa2(neurosa)

terapi perilaku.

5. Neurosa depresif

a. Gejala-gejala neuros a depresif

Neurosa depresif merupakan neurosa dengan gangguang utama pada perasaan dengan

ciri-ciri : kurang atau tidak bersemangat, rasa harga diri rendah, dan cenderung menyalahkan diri

sendiri. Gejala-gejala utama gangguan jiwa ini adalah :

1) gejala jasmaniah : senantiasa lelah.

2) gejala psikologis : sedih, putus asa, cepat lupa, insomnia, anoreksia, ingin mengakhiri

hidupnya, dll.

c. Faktor penyebab neuros a depresif

Menurut hasil riset mutakhir sebagaimana dilakukan oleh David D. Burns, bahwa depresi

tidak didasarkan pada persepsi akurat tentang kenyataan, tetapi merupakan produk

“keterpelesetan’ mental, bahwa depresi bukanlah suatu gangguan emosional sama sekali,

melainkan akibat dari adanya distorsi kognitif atau pemikiran yang negatif, yang kemudian

menciptakan suasana jiwa, terutama perasaan yang negatif pula.

Burns berpendapat bahwa persepsi individu terhadap realitas tidak selalu bersifat

objektif. Individu memahami realitas bukan bagaimana sebenarnya realitas tersebut, melainkan

bagaimana realitas tersebut ditafsirkan. Dan penafsiran ini bisa keliru bahkan bertentangan

dengan realitas sebenarnya.

d. Terapi untuk penderita neuros a depresif

Untuk menyembukan depresi, Burns telah mengembangkan teknik terapi dengan prinsip

yang disebut terapi kognitif, yang dilakukan dengan prinsip sebagai berikut.

8

Page 9: makalah jiwa2(neurosa)

1) Bahwa semua rasa murung disebabkan oleh kesadaran atau pemikiran yang bersangkutan.

2) Jika depresi sedang terjadi maka berarti pemikiran telah dikuasai oleh kekeliruan yang

mendalam.

3) Bahwa pemikiran negative menyebabkan kekacauan emosional.

Terapi kognitif dilakukan dengan cara membetulkan pikiran yang salah, yang telah

menyebabkan terjadinya kekacauan emosional. Selain terapi kognitif, bisa pula pendrita depresi

mendapatkan farmakoterapi.

6. Neurasthenia

a. Gejala-gejala neurasthenia

Neurasthenia disebut juga penyakit payah. Gejala utama gangguan ini adalah tidak

bersemangat, cepat lelah meskipun hanya mengeluarkan tenaga yang sedikit, emosi labil, dan

kemampuan berpikir menurun.

Di samping gejala-gejala utama tersebut juga terdapat gejala-gejala tambahan, yaitu

insomnia, kepala pusing, sering merasa dihinggapi bermacam-macam penyakit, dst.

b. Faktor penyebab neurasthenia

Neurasthenia dapat terjadi karena beberapa factor, yaitu sebagai berikut :

1) Terlalu lama menekan perasaan, pertentangan batin, kecemasan.

2) Terhalanginya keinginan-keinginan.

3) Sering gagal dalam menghadapi persaingan-persaingan

c. Terapi untuk penderita neurasthenia

Upaya membantu penyembuahn penderita neurasthenia dapat dilakukan dengan teknik

terapi sebagai berikut.

9

Page 10: makalah jiwa2(neurosa)

1) Psikoterapi supportif;

2) Terapi olah raga;

3) Farmakoterapi.

DAFTAR PUSTAKA

Maramis, W.F. (1980) Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University.

Sadock ,Benjamin.J dan Sadock,Virginia.A (2004) Buku Ajar Psikiatri Klinis.Jakarta : EGC

www.google.com

10

Page 11: makalah jiwa2(neurosa)

11