Makalah Jigsaw

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkatn aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif. Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan 1 | Jigsaw

description

model jigsaw

Transcript of Makalah Jigsaw

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkatn aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum.Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif.Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal.

Pembelajaran kooperatif terutama teknik Jigsaw dianggap cocok diterapkan dalam pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong. Berdasarkan uraian di atas, penulis menyusun makalah dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Jigsaw dalam Pembelajaran

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Jigsaw?

2. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran metode jigsaw? 3. Bagaimana Penerapan konsep jigsaw dalam pembelajaran?4. Apa kelebihan dan kelemahan dari model jigsaw?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Model Pembelajaran Jigsaw

2. Untuk mengetahui langkah-langkah Model Pembelajaran Jigsaw.

3. Untuk mengetahui Penerapan konsep jigsaw dalam pembelajaran4. Untuk kelebihan dan kelemahan dari model jigsawBAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran JigsawTeknik mengajar Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Arronson dan rekan-rekannya di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan di Universitas John Hopkin (Sugianto, 2010).Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson sebagai metode pembelajaran kooperatif. Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. (Arends, 2001)Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang paling fleksibel. Model pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu variasi model Collaborative Learning yaitu proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota. (Slavin, 2005)Model pembelajaran Jigsaw merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain (Zaini, 2008).Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Ada 3 jenis model pembelajaran Jigsaw ( Doolittle, 2002 ), antara lain :1. Whithin Group JigsawMasing-masing anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari satu bagian persoalan yang harus dipecahkan kelompoknya, selanjutnya masing-masing harus mengajarkan kepada anggota lain dalam satu kelompok.2. Expert Group JigsawAnggota kelompok dari semua kelompok yang mendapat bagian persoalan yang sama berkumpul menjadi kelompok ahli untuk bersama-sama mempelajari dan memecahkan persoalan tersebut. Kemudian masing-masing kembali ke kelompok asalnya dan mengajarkan apa yang telah mereka pelajari pada kelompok ahli tadi.3. Whole Group JigsawPada model ini kelompok yang terbentuk pertama kali sudah langsung menjadi kelompok ahli yang masing-masing mempelajari persoalan yang berbeda dengan kelompok lain. Setelah itu masing-masing kelompok mengajarkan bagian persoalannya kepada kelompok lain melalui diskusi atau presentasi.2.2 Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran JigsawLangkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Jigsaw dapat juga digambarkan sebagai berikut :

a. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok (disebut dengan kelompok asal, setiap kelompok terdiri dari 4 6 siswa dengan kemampuan yang heterogen). Setiap anggota kelompok nantinya diberi tugas untuk memilih dan mempelajari materi yang telah disiapkan oleh guru (misal ada 5 materi/topik).

b. Di kelompok asal, setelah masing-masing siswa menentukan pilihannya , mereka langsung membentuk kelompok ahli berdasarkan materi yang dipilih. Ilustrasinya adalah sebagai berikut:

c. Setelah setiap kelompok ahli mempelajari (berdiskusi) tentang materinya masing-masing, setiap anggota dalam kelompok ahli kembali lagi ke kelompok asal untuk menjelaskan/menularkan apa-apa yang telah mereka pelajari/diskusikan di kelompok ahli. Ilustrasinya adalah sebagai berikut:

d. Dalam tipe ini peran guru lebih banyak sebagai fasilitator, yaitu memfasilitasi agar pelaksanaan kegiatan diskusi dalam kelompok ahli maupun penularan dalam kelompok asal berjalan secara efektif dan optimal.

e. Setelah masing-masing anggota dalam kelompok asal selesai menyampaikan apa yang dipelajari sewaktu dalam kelompok ahli, guru memberikan soal/kuis pada seluruh siswa. Soal harus dikerjakan secara individual.

f. Nilai dari pengerjaan kuis individual digunakan sebagai dasar pemberian nilai penghargaan untuk masing-masing kelompok. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Jigsaw dapat juga digambarkan sebagai berikut :a. Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal guru dapat melibatkan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

Membuka pelajaran dengan salam

Mengecek kehadiran siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Memberikan motivasi dengan mengajukan sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi.

Menginformasikan tentang materi yang akan di pelajari serta metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Kegiatan Inti

I. Eksplorasi

Kegiatan yang dilakukan antara lain:

Guru menjelaskan atau mengemukakan masalah yang akan dicari jawabannya melalui metode Jigsaw

Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 4-5 orang) dan memberi pengarahan mengenai metode Jigsaw. Kelompok ini disebut dengan kelompok asal.

Guru memberikan materi dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi dalam bentuk sub bab

Guru meminta setiap anggota kelompok asal membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya

Membantu siswa memberi informasi jika diperlukan siswa

II. Elaborasi

Kegiatan yang dilakukan antara lain:

Guru meminta kepada tiap anggota kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama agar bertemu dalam suatu kelompok ahli untuk mendiskusikannya.

Guru mengarahkan agar setiap kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas untuk mengajarkan teman-temannya di kelompok asal

Mengarahkan terjadinya interaksi antar siswa

Guru memberi pengarahan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengamatan (presentasi)

III. Konfirmasi

Kegiatan yang dilakukan diantaranya:

Guru memberikan umpan balik yang positif dan penguatan secara lisan dan tulisan

Guru bertanggungjawab terhadap semua yang belum dipahami oleh siswa

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan yang dilakukan antara lain: Guru membimbing siswa untuk merangkum materi yang telah dipelajari. Guru memberi tugas rumah agar siswa membaca materi pelajaran untuk pertemuan selanjutnya. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.

Faktor-faktor kunci keberhasilan yang harus diperhatikan dalam penerapan model pembelajaran jigsaw adalah:a. Positive interdependence. Setiap anggota kelompok harus memiliki ketergantungan satu sama lain yang dapat menguntungkan dan merugikan anggota kelompok lainnya.b. Individual accountability. Setiap anggota kelompok harus memiliki rasa tanggung jawab atas kemajuan proses belajar seluruh anggota termasuk dirinya sendiri.c. Face-to-face promotive interaction. Anggota kelompok melakukan interaksi tatap muka yang mencakup diskusi dan elaborasi dari materi pembahasan.d. Social skills. Setiap anggota kelompok harus memiliki kemampuan bersosialisasi dengan anggota lainnya sehingga pemahaman materi dapat diperoleh secara kolektif.e. Groups processing and Reflection. Kelompok harus melakukan evaluasi terhadap proses belajar untuk meningkatkan kinerja kelompok.2.3 Penerapan model Jigsaw dalam PembelajaranKonsep kimia yang digunakan di SMA masih bersifat dasar oleh karena itu belajar kimia sangat menarik bagi siswa jika penajiannya bersifat kongkrit dan melibatkan siswa secara efektif, hal ini terjadi karena ilmu kimia berkembang berdasarkan hasil percobaan para ahli kimia untuk menghasilkan fakta dan teoritis tentang materi yang kebenarannya dapat dijelaskan dengan logika kimia. ( BSNP)Salah satu pokok bahasan kimia di SMA adalah Sistem Periodik dan Struktur Atom. Pokok bahasan Sruktur Atom dan Sistem Periodik merupakan dasar untuk mempelajari pokok bahasan selanjutnya. Dengan menguasai pokok bahasan Struktur Atom dan sistem Periodik, siswa diharapkan dapat mempelajari pokok bahasan selanjutnya dengan mudah. Dalam memahami suatu materi pembelajaran diperlukan suatu pemahaman konsep.Jika dilihat dari kenyataan, siswa sering merasa kesulitan dalam memahami pokok bahasan Sruktur Atom dan Sistem Periodik. Untuk memecahkan permasalahan tersebut perlu diupayakan suatu perbaikkan dalam proses pembelajaran. Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh guru adalah dengan menerapkan suatu Model pembelajaran yang diharapkan mampu mengurangi atau bahkan menghilangkan kesulitan siswa dalam memahami pokok bahasan Sistem Periodik dan Struktur Atom.

Berikut ini adalah contoh penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi Kimia SMA tentang Struktur atom.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Nama Sekolah :Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : X/1Pertemuan Ke- : 1Alokasi Waktu : 2 jam pelajaranStandar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsure dan ikatan

KimiaKompetensi Dasar : 1.1 Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-

Sif at unsur, massa atom relatif, dan sifatsifatperiodik unsur

dalam table periodik serta menyadari keteraturannya, melalui

pemahaman konfigurasi elektron.Indikator : Membandingkan perkembangan teori atom, mulai dari teori atom Dalton hingga teori atom Niels Bohr.I. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat: Menjelaskan perkembangan model atom, dari model atom Dalton hingga teori atom modern.II. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran : Kooperatif

Metode : JigsawIII. Langkah-Langkah Pembelajaran

A. Kegiatan Awal (Apersepsi) Memotivasi dengan menggunakan peristiwa yang ada dalam kehidupan sehari-hari, guru memberikan contoh bahwa ilmu pengetahuan selalu mengalami penyempurnaan. Menginformasikan tentang materi yang akan di pelajari serta metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.

B. Kegiatan Inti1. Memberikan gambaran umum tentang perkembangan model atom sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan (Mulai dari teori atom Dalton hingga Schrodinger (mekanika kuantum)2. Membagi tugas pada setiap siswa dalam kelompok (Kelompok JIGSAW). Dalam hal ini terdapat lima kelompok asal yang terbagi atas lima orang tiap kelompoknya (hal ini agar lebih efektif dan efisien) sebagai berikut:Kelompok 1: teori dan model atom DaltonKelompok 2: teori dan model atom ThompsonKelompok 3: teori dan model atom RutherfordKelompok 4: teori dan model atom Niels BohrKelompok 5: teori dan model atom Schrodinger (teori atom mekanika kuantum)3. Meminta setiap siswa mempelajari materi yang menjadi tanggung jawabnya.4. Setiap siswa yang mendapatkan tugas mempelajari materi yang sama untuk berkelompok dalam satu kelompok untuk mendiskusikan materi mereka (kelompok ahli)5. Setiap siswa kembali dalam kelompok asal untuk menjelaskan kepada setiap anggota kelompoknya.6. Meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya (dipilih secara acak) dan kelompok lain menanggapi/mengajukan pertanyaan atau saran, guru sebagai fasilitator hanya meluruskan pendapat siswa yang kurang tepat7. Guru mengevaluasi dan memberikan penghargaan bagi siswa berprestasi secara individu atau kelompok

C. Kegiatan Akhir1. Guru membimbing siswa untuk merangkum materi yang telah dipelajari2. Memberi pekerjaan rumah (PR)3. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.2.4 Kelebihan dan Kekurangan dari Model JigsawA. Kelebihan Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Membimbing siswa ke arah berpikir satu tujuan Mengurangi kesalahan karena didiskusikan bersama tim ahli Perhatian siswa terpusat pada hal-hal yang dianggap pentingB. Kelemahan Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet dalam pelaksanaan diskusi. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah. Membutuhkan waktu yang lebih lama, apalagi bila penataan ruang belum terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu untuk merubah posisi yang dapat menimbulkan kegaduhan.

BAB III

PENUTUP

3.1 KesimpulanPembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.langkah-langkah kooperatif model jigsaw sebagai berikut:

1. Siswa dikelompokan sebanyak 1 sampai dengan 5 orang siswa.

2. Tiap orang dalam team diberi bagian materi berbeda

3. Tiap orang dalam team diberi bagian materi yang ditugaskan

4. Anggota dari team yang berbeda yang telah mempelajari bagian sub bagian yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusiksn sub bab mereka.

5. Setelah selesai diskusi sebagai tem ahli tiap anggota kembali kedalam kelompok asli dan bergantian mengajar teman satu tem mereka tentang subbab yang mereka kusai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama

6. Tiap tem ahli mempresentasikan hasil diskusi

7. Guru memberi evaluasi

8. PenutupContoh penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi Kimia SMA yaitu pada materi tentang struktur atom. Kelebihan model jigsaw yaitu : Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.

Membimbing siswa ke arah berpikir satu tujuan

Mengurangi kesalahan karena didiskusikan bersama tim ahli

Perhatian siswa terpusat pada hal-hal yang dianggap pentingSementara kelemahan model jigsaw ini yaitu : Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet dalam pelaksanaan diskusi.

Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah.

Membutuhkan waktu yang lebih lama, apalagi bila penataan ruang belum terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu untuk merubah posisi yang dapat menimbulkan kegaduhan.

3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA

Arends,R.I. 2001. Belajar untuk Mengajar.Yogyakarta: Pustaka Belajar.Lie, A. 2010. Cooperative learning. Memperaktikkan Cooperative learning di ruang kelas.

Jakarta: PT. Grasindo.Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning (cara efektif dan menyenangkan pacu prestasi seluruh peserta didik). Bandung: Nusa Media.Sugianto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.

Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.Kelompok Asal

- Misal 1 kelas: 40 anak

- Ada 5 topik yang akan dipelajari

- Kelompok asal ( 40:5 = 8 kel.)

Kelompok Asal

Kelompok Ahli

Materi A

Materi B

Materi C

Materi D

Materi E

Kelompok Asal

Kelompok Ahli

Materi A

Materi B

Materi C

Materi D

Materi E

14 | Jigsaw