Metode Jigsaw

download Metode Jigsaw

of 81

description

sekripsi tentang pengaruh medengarkan cd murottal terhadap hafalan surat pendek

Transcript of Metode Jigsaw

SKRIPSI ISTIKOMAH 093111328

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI HAFALAN SURAT PENDEK DENGAN METODE JIGSAW DI KELAS IV MI AL-HUDA PASURUHAN MERTOYUDAN MAGELANGSKRIPSIDiajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1) Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam

OlehISTIKOMAH093111328FAKULTAS TARBIYAHINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG2011PERNYATAAN KEASLIANYang bertanda tangan di bawah ini: Nama:Istikomah NIM:093111328

Jurusan/Program Studi:Pendidikan Agama Islam

menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang,Juni 2011Saya yang menyatakan,ISTIKOMAH NIM. 093111328

NOTA PEMBIMBINGKepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamualaikum wr.wb.Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul:PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI HAFALAN SURAT PENDEK DENGAN METODE JIGSAW DI KELAS IV MI AL-HUDA PASURUHAN MERTOYUDAN MAGELANG

Nama:Istikomah

NIM:093111328

Jurusan:Pendidikan Agama Islam

Program Studi:Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasyah. Wassalamualaikum wr.wb.Pembimbing,

Sugeng Ristiyanto, M.AgNIP. 196508192003021001

MOTTO

( : % & ) .

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

(QS. al-Maidah: 2)**Soenarjo, dkk, Al-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag RI, 2003), hlm. 156.

ABSTRAKJudul:

PENINGKATANPRESTASIBELAJAR

SISWA PADAMATERI HAFALAN SURATPENDEK DENGAN METODE JIGSAW DI KELAS IV MI AL- HUDA PASURUHAN MERTOYUDAN MAGELANG

Nama:Istikomah

NIM:093111328

Skripsiinidilatarbelakangioleh:Pembelajaranal-Quranhadits terutama menghafal surat-surat pendek yang selama ini di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang lebih mengarah kepada sifat dominan pada guru dengan banyak memakai metode ceramah resitasi dan sorogan sehingga kurang mampu menghafal dengan baik dan menjadikan siswa pasif. Sebagai pendidik dan pengajar, senantiasa dituntut untuk mampu menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif serta dapat memotivasi peserta didik dalam belajar mengajar yang akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi hasil belajar secara optimal.

Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : 1) Bagaimanakah penerapan metode jigsaw pada materi menghafal surat-surat pendek di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang? 2) Adakah peningkatan prestasi siswa pada materi menghafal surat-surat pendek di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang setelah menggunakan metode jigsaw?

Permasalahan tersebut di bahas melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan melalui 2 siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui observasi dikelas dan dokumentasi.

Kajian ini menunjukkan bahwa : 1) Penerapan metode jigsaw pada materi menghafal surat-surat pendek di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang dengan berbagai siklus yang terdiri dari: pertama perencanaan dengan membuat RPP, LOS, merancang kelompok dan menyetting kelas dan menyiapkan media pembelajaran, kedua tindakan ini merupakan proses pembelajaran yang dilakukan yang dimulai dari persiapan dengan doa dan absensi , membaca bersama, menerangkan materi, diskusi kelompok dan presentasi kelompok, khusyu pada siklus II juga menggunakan media gambar dan CD Murottal untuk memperjelas materi yang disampaikan, terakhir guru mengajak berdoa bersama, ketiga observasi peneliti meneliti kegiatan siswa dan guru tiap siklus, ke empat dari hasil observasi tersebut di refleksi untuk pedoman pembelajaran siklus berikutnya 2) Ada peningkatan prestasi siswa pada materi menghafal surat-surat pendek di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang setelah menggunakan metode jigsaw dapat di lihat dari tingkat ketuntasan belajar siswa persiklus yaitu pra siklus ada 5 siswa atau 24% menjadi 14 siswa atau 67%, dan siklus II ada 17 siswa atau 81%, demikian juga dengan keaktifan siswa persiklus yaitu di siklus I 14 siswa atau 66% dan siklus II 18 siswa atau 85%, ini menunjukkan apa dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode jigsaw berhasil.

KATA PENGANTARSegala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.

Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada :

1. Dr. Sujai, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo semarang, beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik

2. Sugeng Ristiyanto, M.Ag, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini

3. Muh. Zunaedi, S.Pd.I selaku Kepala MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang yang telah memberikan izin dan memberikan bantuan dalam penelitian.

4. SegenapCivitasAkademikIAINWalisongoSemarangyangtelah memberikan bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan ilmu.

5.

Semua karib kerabat yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Kepada semuanya, peneliti mengucapkan terima kasih disertai doa semoga budi baiknya diterima oleh Allah SWT, dan mendapatkan balasan berlipat ganda dari Allah SWT.

Kemudian penyusun mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan dalam menyusun skripsi ini, maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif, evaluatif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya semoga dapat bermanfaat bagi diri peneliti khususnya.

Semarang,Juni 2011

PenulisDAFTAR ISIHALAMAN JUDUL.............................................................................................i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .........................................................ii HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................iii NOTA PEMBIMBING .........................................................................................iv HALAMAN MOTTO ...........................................................................................v ABSTRAK ............................................................................................................vi KATA PENGANTAR ..........................................................................................vii DAFTAR ISI .........................................................................................................ix

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah .........................................................1B. Rumusan Masalah ...................................................................3C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................................3BAB IILANDASAN TEORIA. Kajian Pustaka..........................................................................51. Metode Jigsaw ..................................................................5 a. Pengertian Metode Jigsaw ..........................................5 b. Dasar Metode Jigsaw ...................................................8 c. Langkah-Langkah Metode Jigsaw Learning ...............10

2. Prestasi Belajar Al-Quran Hadits Materi Menghafal

Surat-Surat Pendek.............................................................12

a.PengertianPrestasiBelajarAl-QuranHadits

Materi Menghafal Surat-Surat Pendek.........................12

b.Alat-alat Untuk Mengukur Prestasi Belajar Al-

QuranHaditsMateriMenghafalSurat-Surat

Pendek ..........................................................................15

c.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

AlQurAn Hadits Materi Menghafal Surat-Surat

Pendek ..........................................................................16

d. UsahaUntukMeningkatkanPrestasiBelajar AlQurAn Hadits Materi Menghafal Surat-Surat Pendek ..........................................................................17

3. Metode Jigsaw untuk Peningkatan Prestasi Belajar Al-Quran Hadits Materi Pokok Menghafal Surat-Surat

Pendek ................................................................................19

B. Kerangka Berfikir.....................................................................21

C. Rumusan Hipotesi Tindakan ....................................................22

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian........................................................................23

B.Fokus Penelitian ......................................................................23

C.Tempat dan Waktu Penelitian .................................................23

D.Pelaksana dan Kolaborator......................................................24

E.Rancangan Penelitian ..............................................................24

F.Teknik Pengumpulan Data ......................................................27

G.Instrumen Penelitian................................................................28

H.Analisis Data ...........................................................................30

I.Indikator Keberhasilan ............................................................30

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Data Awal (pra siklus) .............................................................31

B. Hasil Penelitian Siklus I...........................................................32

C. Hasil Penelitian Siklus II .........................................................37

D. Pembahasan .............................................................................41

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................44

B. Saran........................................................................................45

C. Penutup ...................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUPBAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahPendidikan Al-Quran di Madrasah Ibtidaiyah sebagai landasan yang integral dari pendidikan Agama, memang bukan satu-satunya faktoryang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik, tetapi secara substansial mata pelajaran Al-Quran dan Hadist memiliki kontribusi dalammemberikan motivasikepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan Ahlakul karimah dalam

kehidupan sehari-hari. 2Mata pelajaran Al-Quran Hadist adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang dimaksud untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam Al-Quran dan Hadist sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku seharihari sebagai manifestasi iman dan taqwa kepada Allah Swt.3Dalam memelihara kesucian serta kemurnian Al-Qur'an, Allah SWT

memberikan kemudahan kepada hamba-hamba-Nya yang berminat dan sungguh-sungguh untuk menghafal kitab suci Al-Qur'an.4Pada dasarnya dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah dasar berkembang secara berangsur-angsur dan secara tenang. Anak betul-betul ada dalam stadium belajar. Disamping keluarga. Sekolah memberikan pengaruh yang sistematis terhadap pembentukan akal budi anak. Ingatan anak pada usia

8-12 tahun ini mencapai intensitas paling besar dan paling kuat. Daya

menghafaldandayamemorisasi(dengansengajamemasukkandan2 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 19

hlm. 5.

3 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, hlm. 194 Ilham Agus Sugianto, Kiat Praktis Menghafal Al-Qur'an, (Bandung: Mujahid, 2004),

meletakkan pengetahuan dalam ingatan ) adalah paling kuat. Dan anak mampu memuat jumlah materi ingatan paling banyak.5Namun pembelajaran al-Quran Hadits terutama menghafal surat-surat pendek yang selama ini lebih mengarah kepada sifat dominan pada guru dengan banyak memakai metode ceramah resitasi dan sorogan sehingga kurang mampu menghafal dengan baik dan menjadikan siswa pasif.

pembelajaran al-Quran Hadits terutama menghafal surat-surat pendek yang paling penting peserta didik perlu melakukannya, memecahkan masalah sendiri, menemukan contoh-contoh, mencoba keterampilan-keterampilan dan melakukan tugas-tugas yang tergantung pada pengetahuan yang telah mereka miliki atau yang harus mereka capai. Oleh karena itu dibutuhkan satu perubahan dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik, salah satunya yang bisa dilakukan dengan memberikan model pembelajaran baru yang dikenal dengan nama jigsaw learning yaitu strategi pembelajaran kooperatif yang memungkinkan masing-masing siswa suatu kelompok mengkhususkan diri pada suatu materi pembelajaran. Dalam strategi ini guru memperhatikan latar belakang pengalaman siswa dan membantu semata agar

bahan pelajaran menjadi lebih bermakna.6Metode jigsaw learning karena metode ini mengarah pada peningkatan keaktifan belajar peserta didik baik secara individu maupun kelompok

Sebagai pendidik dan pengajar, senantiasa dituntut untuk mampu menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif serta dapat memotivasi peserta didik dalam belajar mengajar yang akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi hasil belajar secara optimal. Pendidik dapat menggunakan metode mengajar yang tepat, efektif, efisien untuk membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar serta memotivasi peserta didik untuk belajar dengan

baik.75 Kartini Kartono, Psikologi Anak, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Mandar Maju,

1995), hlm. 138.6 Anita Lie, Cooperative Learning, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004),hlm. 69.

7 Slameto, Belajar dan Faktor faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka

Metode jigsaw learning yang diberikan kepada siswa kelas IV MI Al- Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang pada pembelajaran al-Quran Hadits terutama menghafal surat-surat pendek akan terjadi proses pembelajaran aktif yaitu proses pembelajaran tidak hanya pengajar yang menjadi sumber belajar satu-satunya. Peserta didik diharapkan dapat melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawabnya baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Belajar bersama merupakan salah satu cara untuk memberikan semangat anak didik dalam menerima pelajaran dari pendidik. Anak didik yang tidak bergairah belajar seorang diri akan menjadi bergairah bila dia dilibatkan dalam kerja

kelompok.8Dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meniliti lebih jauh tentang peningkatan prestasi belajar Siswa pada materi menghafal surat-surat pendek melalui metode jigsaw di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan penulis angkat adalah:

1. Bagaimanakah penerapan metode jigsaw pada materi menghafal surat- surat pendek di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang?

2. Bagaimana peningkatan prestasi siswa pada materi menghafal surat-surat pendek di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang setelah menggunakan metode jigsaw?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui penerapan metode jigsaw pada materi menghafal surat-surat pendek di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan

Magelang.8 Syaiful Bahrie Djamarah, Pendidik dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 68

b. Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi siswa pada materi menghafal surat-surat pendek di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang setelah menggunakan metode jigsaw.

2. Manfaat PenelitianManfaat dari penelitian ini adalah a. Secara teoritis

Memberikanmasukandaninformasisecarateoritik ilmu pendidikan,khususnyabentuk

metodepembelajaran

yangdapat dilakukan Guru.

b. Secara praktis1) Kepala sekolah

Sebagai bahan dan masukan serta informasi bagi untuk menentukan kebijakan dalam peningkatan proses pembelajaran.

2) Bagi guruSebagai bahan dan masukan serta informasi bagi guru dalam menentukan kebijakan, terutama yang berkaitan dengan penggunaan metode pembelajaran bagi terciptanya proses pembelajaran yang aktif.

3) Bagi siswa

Diharapkan siswa dapat memanfaatkan layanan pembelajaran yang diberikan oleh guru maupun orang tua, karena layanan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB II LANDASAN TEORIA. Kajian Penelitian TerdahuluTelaah pustaka dalam penelitian ilmiah dijadikan sebagai bahan rujukan untuk memperkuat kajian teoritis dan memperoleh informasi yang berkaitan dengan topik pembahasan.

b. Skripsi yang berjudul: Belajar Kelompok Sebagai Upaya PeningkatanPrestasi Belajar (Studi Eksperimen Bidang Studi PAI) di SMP Negeri 2Ketanggungan Kabupaten Brebes oleh Nur Izzah, membahas mengenai belajar kelompok dalam peningkatan prestasi belajar PAI di SMP Negeri 2

Ketanggungan Kabupaten Brebes. Yang meliputi belajar kelompok itu sendiri, prestasi belajar serta belajar PAI di SMP Negeri 2 Ketanggungan Kabupaten Brebes. Jadi dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan prestasi belajar kelompok terlihat dari nilai yang diperoleh kelas eksperimen yaitu VIII A yaitu rata 8,8 lebih tinggi dari kelas control yaitu 7,1. ini diakibatkan kelas eksperimen selalu melakukan proses pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan bersama setiap masalah diperoleh sehingga siswa yang satu dapat memberikan pengetahuan baru bagi siswa yang lain.

c. Skripsi yang berjudul Implementasi Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran PAI di SMP Semesta Semarang Oleh Yuni Ifayati Didalam penelitian ini didapatkan hasil Implementasi CL dalam pembelajaran PAI secara garis besar meliputi enam fase yakni menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa untuk belajar (provide objectives and motivate student), menyajikan informasi (present information), mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar (organize students in learning teams), membimbing kelompok bekerja dan belajar (assist team work and study), evaluasi(testing)danmemberikanpenghargaan(recognizing achievement). Implementasi model CL dalam pembelajaran PAI di SMP Semesta Semarang terwujud dalam bentuk metode belajar kelompok,

diskusi kelompok, tutor sebaya dan jigsaw. Implementasi tersebut sangatlah penting untuk menciptakan interaksi yang saling asah, asih dan asuh, meningkatkan pemahaman siswa tentang PAI, dan mengembangkan potensi dan kemampuan berpikir, yang pada akhirnya meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa dimana siswa tidak hanya belajar dari guru tetapi juga dari rekannya, serta membekali siswa dengan berbagai macam ketrampilansosialyang akanmendorong terbentuknyakecerdasan interpersonal yang menuntun mereka untuk selalu berperilaku baik dengan sesama secara Islami, tentunya. Jadi Implementasi Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran PAI di SMP Semesta Semarang dilakukan dengan memperbanyak metode belajar kelompok seperti diskusi, tutor dan Jigsawyang

tujuannyauntuk membentukkepekaansiswadalam pembelajaran yang dilakukan.

d.

Skripsi yang berjudul Efektivitas, Efisiensi Belajar Kelompok Terhadap Prestasi Belajar PAI di SLTP Negeri 6 Batang oleh yang ditulis Uswatun Hasanah Banyak menyoroti tentang belajar kelompok, prestasi belajar kelompok PAI di SLTP Negeri 6 Batang serta efektifitas dan efisiensi belajar kelompok. Dari dua bukti di atas, ternyata tidak terjadi persamaan secara substantif. Peneliti menekankan peranan pendidik PAI dalam mengimplementasikanazaskooperatifyangmeliputi metodekerja kelompok, metode diskusi dan pemberian tugas. Jadi dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan Efektivitas, Efisiensi Belajar Kelompok Terhadap Prestasi Belajar PAI di SLTP Negeri 6 Batang dilakukan dengan memaksimalkan belajar kelompok dalam pembelajaran yang dilakukan sehingga setiap persoalan dapat diselesaikan secara bersama-sama, dan ini benar-benar dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang terlihat dari kenaikan nilai hasil ulangan peserta didik.

Dengan berdasar pustaka di atas terdapat persamaan dengan penelitian yang sedang peneliti kaji yaitu tentang pembelajaran kelompok, akan tetapi terdapat perbedaan yang jelas yaitu tentang bentuk penelitiannya akan menjadikan hasil yang berbeda.B. Kajian Teori1. Metode Jigsawa. Pengertian Metode JigsawSebelum dijelaskan tentang metode pembelajaran jigsaw penelitiakan

menjelaskanterlebihdahulutentangmetode pembelajaran.Metodesecara

harfiah diartikan cara. Dalam pemakaian yang umum metode diartikan sebagai cara melakukan kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis.9Sedangkan jigsaw adalah salah satu tipe model pembelajaran

kooperatif yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen beranggotakan 4-

5 orang (materi disajikan peserta didik dalam bentuk teks) dan setiap peserta didik bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain10Jigsaw telah dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson danteman-temandiUniversitasTexas,danteman-temandi Universitas John Hopkins pada tahun 1978.11 Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen. Materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa berupa teks dan setiap anggota bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari.

Teknik ini serupa dengan pertukaran antar kelompok. Bedanya setiap siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan alternatif menarik bila ada materi belajar yang bisa disegmentasikan. Tiap siswa mempelajari setiap bagian yang bila digabungkan akan membentukpengetahuan yang padu.129Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 1997), hlm. 201.10 Hermin Budingrah, Kooperatif Learning, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), hlm. 2911 Robert E. Slavin, Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm. 235.12 Mel Siberrnen, 101 Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning), terj. Sarjuli dan

Azfat Ammar, ( Jakarta: Yakpendis, 2001), hlm. 65

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswaterhadap pembelajarannyasendiridanjugapembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk yang merupakan gabungan dari beberapa kelompok ahli. Kelompok ahli yaitu anggota dari kelompok asal berbeda yang mendapat tugas topik yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut.

Dalam pembelajaran model jigsaw peserta didik tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompok yang lain. Para anggota dari tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk berdiskusi saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan mereka. Kemudian peserta didik kembali pada tim masing-masing untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain. Tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya. Pada strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok ahli hubungan antara kelompok asal

Para anggota dari kelompok asal yang berbeda bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali kepada kelompok asal dan berusaha mengajarkan pada teman sekelompok nya apa yang mereka dapatkan saat pertemuan di kelompok ahli. Jigsaw didesain selain untuk meningkatkan rasa

tanggung jawab peserta didik secara mandiri juga dituntut saling ketergantunganyangpositifterhadaptemansekelompoknya selanjutnya diakhiri pembelajaran. Peserta didikdiberi kuis secara individu yang mencakup materi setiap peserta didik terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar

dapat mengerjakan kuis dengan baik. 13Jadi metode jigsaw adalah cara melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan bentuk tim-tim belajar heterogen beranggotakan

4-5 orang untuk mengkaji materi.

b. Dasar Metode JigsawSegala kegiatan pasti mempunyai tujuan dan dasar dalam melakukannya. Begitu juga dalam pelaksanaan pembelajaran model jigsaw juga terdapat dasar paedagogis dan dasar psikologis. model jigsaw mempunyai pendekatan secara kelompok.

Belajar bertujuan mendapatkan pengetahuan, sikap kecakapan dan keterampilan untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu metode atau cara. Dalam proses belajar mengajar metode belajar kelompok merupakan sebagai salah satu metode yang menggunakan pendekatankelompok.Pendekatankelompokdigunakanuntuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Menurut Bimo Walgito dasar dari belajar kelompok dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

1) Dasar Yuridis

Dasar yuridis sebagai dasar yang berkaitan dengan masalah pendidikan dan pengajaran. Hal tersebut tercermin dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Pada pasal

1 berbunyibahwa jenis pendidikan adalah kelompokyang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu tujuan

UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional pasal 3 yang berbunyi Pendidikan nasional berfungsi13 Robert E. Slavin, Cooperative Learning, hlm. 237.

mengembangkankemampuandanmembentukwatakserta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.14Begitu juga terdapat dalam PP No 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan Bab IV pasal 19 berbunyi proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,inspiratif,menyenangkan,menantang,memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa , kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi

peserta didik.152) Dasar PsikologisDasar psikologis akan terlihat pada diri manusia tercermin pada kehidupan sehari-hari. Kegiatan tersebut dapat digolongkan ke dalam tiga golongan utama secara hakiki yaitu :

a) Kegiatan yang bersifat individual b) Kegiatan yang bersifat sosial, serta c) Kegiatan yang bersifat ketuhanan.163) Dasar ReligiusSelain dua dasar di atas, azas kooperatif juga memiliki azas agama yang termaktub dalam Q.S. al-Maidah ayat 2 yang

berbunyi:14 Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem pendidikan Nasional) 2003 (UU RI No. 20 TH.

2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), hlm. 615 PP. No 19 2005 tentnag Standar Nasional Pendidikan Departemen agama RI 2006,hlm.115

16 Bimo Walgito, Bimbungan dan Penyuluhan diSekolah, (Andhi Offset: 2000), hlm.78

...( : % & ) ...

Dantolong-menolonglahkamudalam(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.(QS. al-Maidah: 2)17Dari ayat di atas maka dapat diketahui bahwa prinsip kerjasama dan saling membantu dalam kebaikan juga sangat dianjurkan oleh agama (Islam).

c. Langkah-Langkah Metode JigsawLangkah-langkah yang dipersiapkan dalam metode JigsawLearning sebagai berikut: 181) MateriMemilih satu atau dua bab, cerita atau unit-unit lainnya, yang masing-masing mencakup materi untuk dua atau tiga hari, kemudian membuat sebuah lembar ahli untuk tiap topik. Lembar ahli ini akan mengantarkan kepada siswa untuk berkonsentrasi saat membaca dan dengan kelompok ahli yang akan bekerja. Lembar ini berisi empat sampai enam topik

2) Membagi siswa ke dalam kelompok asal

Membagi siswa ke dalam tim heterogen yang terdiri dari empat sampai enam anggota, tim tersebut terdiri dari seorang siswa yang berprestasi tinggi, berprestasi sedang dan yang berprestasi rendah.

3) Membagi siswa ke dalam kelompok ahli

Kelompok ahli diambil dari kelompok asal yang berbeda, apabila jumlah siswa lebih dari enam maka kelompok ini dibagi

menjadi dua supaya lebih maksimal.17 Soenarjo, dkk, Al-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag RI, 2005), hlm. 15618 Robert E. Slavin, Cooperative Learning, hlm. 238-241

Adapun kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini diatur secara instruksional sebagai berikut:191) Membaca

Para siswa menerima topik ahli dan membaca materi yang diminta untuk menemukan informasi yang berhubungan dengan topik mereka.

2) Diskusi kelompok ahli

Para siswa dengan keahlian yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam kelompok-kelompok ahli.

3) Laporan tim

Para ahli kembali ke dalam kelompok mereka masing- masing (kelompok asal) untuk menyampaikan topik-topik mereka kepada teman satu timnya.

4) TesSetelahselesaidijelaskanpembelajaran,siswaharus menunjukkan apa yang dipelajari selama bekerja kelompok dengan menggunakan tes secara individual.

Langkah-langkah praktis pelaksanaannya sebagai berikut:

1) Persiapan

a) Guru memilih materi yang bisa dipecah atau disegmentasikan dalam beberapa bagian.b) Menjelaskan sistem belajar yang akan dipakaic) Membentuk home teams sebagai kelompok asald) Membentuk expert teams yang terdiri dari anggota-anggota kelompok yang mempelajari segmen yang sama dalam home teams masing-masing.2) Pelaksanaan

a) Setelah siswa terbagi dalam beberapa kelompok, tiap segmen materi diberikan pada siswa dalam home teams.19 Robert E. Slavin, Cooperative Learning, hlm. 238-241

b) Guru menginstruksikan siswa untuk mempelajari bagiannya secara mendalam dengan expert teams, yakni siswa yang mempelajari segmen yang sama.c) Guru selalu memantau proses belajar siswa dalam tiap kelompok ahli sebagai bahan evaluasi bagi proses kelompok dalam kelas maupun untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa.d) Setelah proses belajar dalam expert teams usai, masing-masing siswakembalikekelompoknyamasing-masinguntuk mengajarkan apa yang telah didapat dari hasil belajar bersama anggota expert teams. Di dalam home teams siswa saling belajar dari rekannya mengenai segmen materi yang berbeda- beda.e) Guru berfungsi sebagai fasilitator yang selalu mengawasi dan mengarahkan transisi kelompok agar suasana kelas tetap terkendali

3) Penyelesaian

Guru memberikan evaluasi terhadap proses kelompok dan juga pemahaman mereka terhadap materi.202. Prestasi Belajar Al-Quran Hadits Materi Menghafal Surat-SuratPendeka. Pengertian Prestasi Belajar Al-Quran Hadits Materi Menghafal Surat- Surat Pendek

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dll). Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau

ilmu.2120 John Holt, Jigsaw: Tips On Implementation, http://www.jigsaw.org/tips.htm., diakses pada tanggal 15 Mei 2011

21 Pusat Bahasa DepDikNas, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga. (Jakarta: Balai

Pustaka, 2007), hlm. 895

Belajar menurut Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid dalam bukunya yang berjudul At-Tarbiyah wa Thuruqut Tadris, mendefinisikan belajar adalah :

* + ,- , . , 0 ,& 1, ,4 556 . 7 556 854 :54Belajar adalah perubahan pada hati (jiwa) si pelajar berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki menuju perubahan baru.

Sementara itu, Laster D. Crow dan Alice Crow mendefinisikan belajar adalah sebagai berikut: The term learning can be interpreted as: 1) the process by which changes are made, or; 2) the changes themselves that result from engaging in the learning process.23Artinya: pengertian belajar dapat diinterpretasikan sebagai: 1) suatu

proses yang terjadi secara sengaja, atau; 2) suatu perubahan yang terjadi dengan sendirinya, sebagai akibat dari bentuk proses belajar.

Sementara itu, Elizabeth B. Hurlock mendefinisikan belajar adalah learning is development that comes from exercise and afford.24Artinya: belajar adalah suatu bentuk perkembangan yang timbul dari latihan dan usaha.

Sedangkan prestasi belajar, adalah penilaian hasil belajar yang dinyatakandalambentuk angka,

huruf

atau kalimat

yang mencerminkanhasil yangsudahdicapaisiswadalamperiode tertentu.25 WS. Winkel mengemukakan prestasi belajar merupakan hasil belajar yang ditampakkan oleh siswa berdasarkan kemampuan internal yang diperolehnya sesuai dengan tujuan intruksional.43Selanjutnya Al-Quran Ialah firman Allah yang berupa wahyu

yang disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, di22 Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz

I, (Mesir: Darul Maarif, t.th.), hlm. 169.23 Laster D. Crow dan Alice Crow, General Psichology, (New York: tpt, t.th.), hlm. 188.24 Elizabeth B. Hurlock, Child Development, (Tokyo: MC. Graw Hill Book Company, t.th.), hlm. 20.

25 WS. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1996),hlm. 36.

dalamnya mengandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui Ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Quran yaitu Aqidah dan Syariah. Dan Hadits Ialah perkataan, perubahan dan pengakuan Rasul Allah SWT. Hadits merupakan sumber ajaran kedua sesudah Al-Quran dan berisi tentang Aqidah dan Syariah, serta merupakan kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya untuk membina umat manusia menjadi manusia

setuhnya atau manusia pendidikan.26Mata pelajaran Al-Qur'an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al-Qur'an dan hadits dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam Al-Qur'an, pengenalan arti atau makna sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadits- hadits tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-

hari melalui keteladanan dan pembiasaan.27Ruang lingkup materi mata pelajaran al-Qur'an hadits di

Madrasah Ibtidaiyah meliputi:

a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis al-Qur'an yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

b. Hafalan surat-surat pendek dalam al-Qur'an dan pemahaman sederhanatentangarti

danmaknakandungannya

serta pengamalannyamelaluiketeladanandanpembiasaandalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini indikator dari hafalan adalah:

1) Dapat menghafal sesuai bacaan nun mati

2) Dapat menghafal sesuai tanwin

3) Dapat menghafal sesuai mad

4) Dapat menghafal sesuai bacaan qolqolah26 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 30.27 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar

Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm.19

5) Dapat menghafal sesuai bacaan waqaf

c. Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan mengenai hadits-hadits yang berkaitan dengan kebersihan, niat, menghormatiorangtua,persaudaraan,silaturahmi,takwa, menyayangi anak yatim, salat berjamaah, ciri-ciri orang munafik,

dan amal salih.28Dalam penelitian ini materi yang diajarkan adalah materi surat- surat pendek terutama pada surat al-Lahab dan Surat al-AdiyatBerikut bunyi surat al-lahab:. ;

?

A

A

B

BC

A

. ;

;

8 =+

> 57

=4

. ;

0 :

* & H

A

. ;

8

G

5-(- :;8 ) . ? A

1A

J HBinasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut. (Q.S. Al-Lahab: 1-4)

+

R4

. :

Q

56 & 4

. H

P

& 4

. :

N

T

. BS +

?

. & 7

+ 1 0

- 4

. .

=4

A

W +

4 . U

5 V

;

:

. 58 U : ) . 5 V

Y ZA

8 +

8 +

.

GX

=4

A

J G

H (-Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya), dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi. Maka iamenerbangkandebu.danmenyerbuketengah-tengah kumpulan musuh, sesungguhnya manusia itu sangat ingkar tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam

28 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, hlm. 20

kubur,dandilahirkanapayangadadidalamdada, sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka (Q.S. al-Adiyat: 1-11).

Jadi, secara sederhana prestasi belajar Al-Quran materi menghafal surat-surat pendek adalah penguasaan ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam Al-Quran materi menghafal surat-surat pendek yang ditunjukkan dengan tes atau nilai yang diberikan oleh guru dan kemampuan perubahan sikap atau tingkah laku yang diperoleh siswa melalui kegiatan belajar.

b. Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar Al-Quran Hadits Kelas IVSTANDARKOMPETENSIKOMPETENSI DASAR

1. Menghafal surat-surat

pendek secara benar dan fasih1.1Membaca surat al-Lahab dan

surat al-Adiyat secara benar dan fasih

1.2.Menghafalkan surat al-Lahab dan surat al-Adiyat secara benar dan fasih

2. Memahami arti surat-

surat pendek2.1Mengartikan surat an-Nashr dan surat al-Kautsar2.2.Memahami isi kandungan

surat an-Nashr dan al-Kautsarsecara sederhana

c. Alat-alat Untuk Mengukur Prestasi Belajar Al-Quran Hadits Materi

Menghafal Surat-Surat Pendek

Kegiatan penilaian dan pengujian pendidikan merupakan salah satu mata rantai yang menyatu terjalin di dalam proses pembelajaran

siswa.Mudjijo berpendapat bahwa tes sebenarnya adalah salah satu program penilaian.29 Selanjutnya mengatakan bahwa cara melancarkan

tes inilah yang paling banyak dilakukan oleh para pendidik dalam29 Mudjijo, Tes Hasil Belajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 1

melakukan penilaian terhadap hasil belajar peserta didiknya. Dengan demikian peranan tes sebagai salah satu alat atau teknik penilaian pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar sangat penting.30 "Achievement tests may be described as those that attempt to measure the attainment of pupils in the various important objectives or areas of the curriculum.31 Maksudnya tes prestasi digambarkan sebagai suatu alat untuk mengukur hasil yang telah dicapai oleh siswa

dalam pembelajaran.

Saifudin Azwar berpendapat tes sebagai pengukur prestasi sebagaimana oleh namanya, tes prestasi belajar bertujuan untuk mengukur prestasi atau hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar.32Penilaian atau tes itu berfungsi untuk memperoleh umpan balik danselanjutnyadigunakan

untukmemperbaikiprosesbelajar mengajar, maka penilaian itu disebut penilaian formatif. Tetapi jika penilaian itu berfungsi untuk mendapatkan informasi sampai mana prestasiataupenguasaandanpencapaianbelajarsiswa

yang selanjutnya diperuntukkan bagi penentuan lulus tidaknya seorang

siswa maka penilaian itu disebut penilaian sumatif.33Jika dilihat dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu tes dan non tes. Tes ada yang diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan) ini dapat dilakukan secara individu maupun kelompok, ada tes tulisan (menuntut jawaban dalam bentuk tulisan), tes ini ada yang disusun secara obyektif dan uraian dan tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk

perbuatan).30 Mudjijo, Tes Hasil Belajar, hlm. 231 Charles E. Sukinner, Essential of Education Psychology, (New York: Prentice-Hall,

1958), hlm. 44632 Saifuddin Azwar, Tes Prestasi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm. 833 Saifuddin Azwar, Tes Prestasi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar, hlm.11-12

Sedangkan non tes sebagai alat penilaiannya mencakup observasi, kuesioner, wawancara, skala sosiometri, studi kasus.34d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Al-Quran Hadits

Materi Menghafal Surat-Surat Pendek

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono mengemukakan beberapa hal yang mempengaruhi hasil belajar atau prestasi belajar yaitu:

1) Faktor Internal (dari dalam) meliputi:

a) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:

(1) Faktor intelektif yang meliputi:

(a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

(b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

(2) Faktornonintelektif,yaituunsur-unsurkepribadian tertentu sepertisikap,

kebiasaan,minat,

kebutuhan, motivasi, emosi penyesuaian diri.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

2) Faktor Eksternal (dari luar) yang meliputi:

a) Faktor sosial yang terdiri atas: (1) Lingkungan keluarga;

(2) Lingkungan sekolah;

(3) Lingkungan masyarakat; (4) Lingkungan kelompok.

b) Faktorbudayasepertiadatistiadat,ilmupengetahuan,

teknologi, kesenian.34 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2001), hlm. 5

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.35e. Usaha Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Al-Quran Hadits Materi

Menghafal Surat-Surat Pendek

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa ada beberapa cara yang bisa dilakukan sebagai berikut:

1) Menyediakan pengalaman langsung tentang obyek-obyek nyata bagi

anak.Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh anakdengan

menggunakansemuainderanya,yaitu melihat, menyentuh, mendengar, meraba dan merasa. Melalui pengalaman seperti

anak-anakmembangunpengetahuannya dengancara memperlakukan atau memanipulasi objek, mengamati peristiwa- peristiwa atau kejadian, berinteraksi dengan manusia dan lingkungan sekitarnya. Melalui pengalaman langsung anak mengembangkan ketrampilan mengamati, membandingkan, menghitung, bermain peran, mengemukakan perasaan dan gagasannya. Misalnya pada pembelajaranmenghafalsiswamelekukkanlatihanlangsung menghafal dengan melihat cara menghafal guru yang sudah sesuai dengan kaidah membaca dengan benar .

2) Menciptakankegiatansehinggaanakmenggunakansemua pemikirannya

Kegiatan-kegiatan yang dikembangkan dalam pembelajaran terpadu menentang anak untuk menggunakan semua pemikiran dan pemahamannya. Dengan demikian dalam pembelajaran terpadu aktivitas mental anak terlibat.

3) Mengembangkan kegiatan sesuai dengan minat-minat anak35 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), cet. 2, hlm. 138

Kegiatan-kegiatan yang dikembangkan dalam pembelajaran terpadu harus relevan dengan minat anak, karena minat anak merupakan sumber ide yang potensial untuk menentukan tema. Jika minat anak dipertimbangkan dalam memilih tema maka anak akan menunjukkan pemahaman yang lebih baik

4) Membantu anak mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan baru yang didasarkan pada hal-hal yang telah mereka ketahui dan telah dapat mereka lakukan sebelumnya.

Temayangdipilihuntuk pembelajaranterpaduharus mempertimbangkanpengetahuandanketrampilanyang telah dimiliki anak, sehingga memudahkan mereka untuk mempelajari hal-hal baru, dengan demikian pemilihan tema harus dimulai dari tema yang sudah dikenal anak.

5) Menyediakankegiatandankebiasaanyangditujukanuntuk mengembangkan semua aspek pengembangan kognitif, sosial, emosional, fisik afeksi dan estetis dan agama.

Temasebagaifokusdalampembelajaranterpadu memungkinkan untuk mengembangkan semua aspek perkembangan melalui kegiatan-kegiatan belajar yang relevan.

6) Mengakomodasikan kebutuhan anak-anak untuk melakukan aktifitas fisik, interaksi sosial, kemandirian dan mengembangkan harga diri yang positif.

Setiap anak mempunyai kebutuhan yang berbeda yang berkaitan dengan aspek fisik, sosial, afeksi, emosi dan intelektual. Melalui pembelajaran terpadu kebutuhan-kebutuhan tersebut sangat mungkin untuk dipenuhi karena pembelajaran terpadu menyediakan kegiatan belajar yang bervariasi.

7) Memberikan kesempatan menggunakan bermain sebagai wahana belajar

Bermainmerupakanwahanayangbaikuntuk mengembangkan semua aspek perkembangan anak. Melalui bermain anak melakukan proses belajar yang menyenangkan, suka rela dan spontan. Melalui bermain, anak-anak juga membentuk konsep- konsep yang lebih abstrak.363. Metode jigsaw untuk Peningkatan Prestasi Belajar Al-Quran HaditsMateri Pokok Menghafal Surat-surat PendekPembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalamkelaskooperatif,siswadapatsalingmembantu,saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengarah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Cara belajar kooperatif jarang sekali menggantikan pengajaran yang diberikan oleh guru, tetapi lebih seringnya menggantikan pengaturan tempat duduk yang individual, cara belajar yang individual dan dorongan yang individul. Apabila diatur dengan baik, siswa-siswa dalam kelompok kooperatif akan belajar satu sama lain untuk memastikan bahwa tiap orang dalam kelompok telah menguasai konsep-konsep yang telah

dipikirkan.37Model pembelajaran jigsawmerupakan model pembelajaran kooperatif dengan kelompok secara heterogen dan setiap kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu. Tujuan kelompok dan tanggung jawab individu adalah dalam memberikan insentif kepada siswa untuk saling membantu satu sama lain dan untuk saling mendorong melakukan usaha maksimal. Jika nilai siswa cukup baik sebagai kelompok, dan kelompok hanya akan berhasil dengan memastikan bahwa

semua anggotanya telah mempelajari materinya, maka anggota akan125

36 Masitoh, dkk, Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2004), hlm.124-

37 Robert E. Slavin, Cooperative Learning,.,hlm , 4.

termotivasi untuk saling mengajar. Siswa yang saling memberikan penjelasan secara terperinci satu sama lain adalah siswa yang paling banyakbelajar.Dengantermotivasiuntuksalingmengajarini menunjukkan langkah awal adanya minat untuk belajar. 38Pembelajaran dengan metode jigsaw para siswa diberi tugas untuk menghafal beberapa surat-surat pendek dan diberikan lembar ahli yang terdiri atas topik-topik yang berbeda, dan ini menjadi fokus perhatian masing-masing anggota tim saat mereka membaca surat-surat pendek. Jadi setiap siswa harus menguasai materi yang menjadi bagiannya supaya bisa mengajari teman satu timnya mengenai cara menghafal dengan benar.

Metode jigsaw dapat menumbuhkan motivasi belajar pada siswa dengansendirinya,karenadalampembelajaraninimemberikan kesempatan kepada semua siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Belajar dengan motivasi belajar akan mendorong siswa belajar lebih baik dari pada tanpa motiuvasi sehingga secara tidak langsung prestasi Al-Quran Hadits materi pokok menghafal surat-surat pendek siswa bisa meningkat.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasil belajar rendah antara lain sebagai berikut:

a. Pemahaman yang lebih mendalam. b. Motivasi belajar yang lebih besar. c. Hasil belajar lebih tinggi.

Ketika para siswa bekerja, bersama-sama untuk meraih sebuah tujuan kelompok, mereka akan mengekspresikan norma-norma yang baik dalam melakukan apapun yang diperlukan untuk keberhasilan kelompok. Para siswa di dalam kelas-kelas pembelajaran kooperatif merasa bahwa

teman sekelas mereka ingin agar mereka belajar. Pembelajaran menjadi38 Robert E. Slavin, Cooperative Learning, hlm. 237

aktivitasyangbisamembuatparasiswalebihbaikprestasi menghafalnya.39C. Kerangka BerfikirBelajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum

pengajaran dilakukan40. Proses belajar mengajar yang dilakukan dalam kelas

merupakan aktivitas mentransformasikan ilmu pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Pengajar diharapkan mampu mengembangkan kapasitas belajar, kompetensi dasar dan potensi yang dimiliki siswa secara penuh. 41Selain itu mengajar juga sebagai usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar dalam arti ini adalah usaha menciptakan suasana belajar bagi siswa secara optimal. Yang menjadi pusat perhatian dalam proses belajar mengajar ialah siswa. Pendekatan menghasilkan strategi yang disebut student center strategis. Strategi belajar mengajar yang berpusat pada peserta didik.42Untukmendapatkansuatupembelajaranaktifkreatifdan

menyenangkan sekaligus meningkatkan penghayatan terhadap keimanan dan realisasinya dalam realitas hubungan sosial bagi peserta didik maka model pembelajaran jigsaw learning menjadi salah satu model pembelajaran yang dapat mewujudkan tujuan itu semua. Jigsaw learning dapat di gunakan dalam semua mata pelajaran tidak terkecuali dalam pembelajaran Al-Quran Hadits terutama materi menghafal surat-surat pendek yang lebih menitik beratkan tujuannya kepada kemampuan siswa menghafal dengan benar sesuai dengan

kaidah tajwid maupun mahrojnya.39 Robert E. Slavin, Cooperative Learning, hlm. 3540 Syaiful Bahri Djamarah dan. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), hlm. 141 Martinis Yamin, Pengembangan Kompetensi Pembelajaran, (Jakarta, UI Press, 2004),hlm. 160

42 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), hlm. 4-6

Jigsawmerupakanmetodepembelajarankooperatifyang memungkinkan masing-masing siswa satu kelompok mengkhususkan diri pada suatu materi pembelajaran. Dalam strategi ini guru memperhatikan latar belakang pengalaman siswa dan membantu sesama agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna.43Dengan memberikan banyak kesempatan siswa untuk aktif belajar

kelompok dalam menghafal surat-surat pendek menjadikan kemampuan siswa dalam membaca dan menghafal menjadi baik karena terjadi proses tukar pikiran dan saling melengkapi bacaan dan hafalan siswa.

D. Rumusan Hipotesis TindakanBerdasarkan landasan teori di atas maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah ada peningkatan prestasi siswa pada materi menghafal surat-surat pendek di IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang

setelah menggunakan metode Jigsaw.43 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, hlm. 69.

BAB III METODE PENELITIANA. Jenis PenelitianPenelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan,

serta memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran tersebut dilakukan.44Senada dengan Ebbut sebagaimana dikutip oleh Wiratmadja Penelitian Tindakan Kelas (PTK),yaitu kajian sistematik dari upayaperbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.45B. Fokus PenelitianDalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada kajian yakni:

3. Peningkatan prestasi siswa pada materi menghafal surat-surat pendek di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang.

4. Metode jigsaw untuk peningkatan prestasi belajar siswa pada materi menghafal surat-surat pendek di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang.

C. Tempat dan Waktu Penelitian1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan

Magelang44 Masnur Muslich, Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) itu Mudah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 8-9

45 Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2005), hlm.12

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini lakukan pada tanggal 3 Maret 2011 sampai 22 April2011

D. Pelaksana dan Kolaborator1. Pelaksana

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang melaksanakan tindakan kelas adalah peneliti dan peserta didik kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang.

2. Kolaborator

Ciri khas penelitian ini ialah adanya masalah pembelajaran dan tindakan untuk memecahkan masalah yang dikembangkan bersama-sama antara guru dengan guru yang lain, guru dengan dosen, atau guru dengan kepala sekolah, guru dengan pengawas sekolah, atau gabungan dari seluruh

unsur tersebut.46 Kerjasama ini diharapkan dapat memberikan informasi

dan kontribusi yang baik sehingga dapat tercapai tujuan dari penelitian ini. Yang menjadi kolaborator di sini adalah guru kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang yaitu Muh Zunaedi, S.Pd.I.

E. Rancangan PenelitianPenelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan pada siklus sebelumnya. Setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi.46 Basrowi, dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Penerbit Ghalisa

Indonesia, 2008), hlm. 28

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart47Perencanaan

Siklus IPelaksanaan

Refleksi

Observasi

Perencanaan

Siklus IIPelaksanaan

Refleksi

Observasi

Dst

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 tahap. Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan

1) Merencanakan skenario pembelajaran dengan membuat RPP.

2) Menyusun LOS (Lembar Observasi Siswa)

b. Pelaksanaan tindakan/Implementasi

Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu melaksanakan metode jigsaw pada materi menghafal surat-surat pendek di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang telah direncanakan diantaranya:

1)Guru melakukan salam pembuka, berdoa, pengaturan kelas absensi

2)Guru mengajak siswa membaca bersama-sama

3)Guru menerangkan materi surat Al-Lahab4)Guru melakukan tanya jawab

5)Guru membentuk kelompok kerja yang terdiri dari 4 kelompok untuk saling melakukan menyimak bacaan teman

6)Siswa melakukan diskusi dalam kelompok47 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 16

7)Kelompok mempresentasikan hasil hafalan kepada kelompok lain dalam diskusi kelas

8)Guru mengklarifikasi

9)Guru memberikan kuis

10) Guru menutup dengan berdoa c. Observasi dan evaluasi

Peneliti mengamati keaktifan siswa pada proses pelaksanaan metode jigsaw pada materi menghafal surat-surat pendek di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang.

d. Refleksi

1) Meneliti hasil hafalan siswa

2) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus I.

3) Menganalisis skenario pembelajaran yang dilakukan guru

4) Mendiskusikanhasilanalisisuntuktindakanperbaikanpada pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus II.

2. Siklus II

Setelah melakukan evaluasi tindakan I, maka dilakukan tindakan II. Langkah-langkah siklus II adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

1) Mengidentifikasi masalah-masalah khusus yang dialami pada siklus sebelumnya dengan membuat RPP.

2) Menyusun LOS (Lembar Observasi Siswa). b. Pelaksanaan tindakan/Implementasi

Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu pengembangan rencana tindakan II dengan melaksanakan tindakan upaya lebih meningkatkan semangat belajar siswa dalam pelaksanaan metode jigsaw pada materi menghafal surat-surat pendek di kelas IV MI Al- Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang yang telah direncanakan.

c. Observasi dan Evaluasi

Peneliti mencatat semua proses yang terjadi dalam tindakan model pembelajaran, mendiskusikan tentang tindakan II yang telah dilakukan mencatat kelemahan baik ketidaksesuaian antara skenario dengan respon dari siswa yang mungkin tidak diharapkan.

d. Refleksi

1) Meneliti hasil hafalan siswa

2) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus II.

3) Menganalisis skenario pembelajaran yang dilakukan guru

4) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus berikutnya.

F. Teknik Pengumpulan Data1. Pengamatan (observasi)

Sebagaimetodeilmiah,observasidapatdiartikansebagai pengamatan yang meliputi pemusatan perhatian terhadap subyek dengan menggunakan seluruh alat inderanya.48Metode pengamatan (observasi), cara pengumpulan datanya terjun langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti.49Metode ini digunakan untuk mengamati keaktifan siswa dan kinerja guru dalam pelaksanaan metode jigsaw pada materi menghafal surat-surat pendek di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang dan yang menjadi pengamat adalah kolaborator.

2. TesMetode tes merupakan seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban

yang dapat dijadikan dasar bagi penentu skor angka.5048 Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian suatu Tindakan Dasar, (Surabaya: Sie Surabaya,

1996), cet. 4, hlm. 4049 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 15850 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, hlm. 170

Metode tes oleh peneliti digunakan untuk mendapatkan prestasi belajar siswa berupa hafalan siswa sebagai evaluasi setelah proses pembelajaran berlangsung.

3. Metode Wawancara

Digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.51Metode ini digunakan untuk merefleksi setiap tindakan yang telah dilakukan peneliti dengan melakukan diskusi dengan kolabolator tentang kekurangan dan perbaikan terhadap tindakan yang dilakukan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang tertulis.52Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang penerapan pelaksanaan metode jigsaw pada materi menghafal surat-surat pendek di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang Semarang seperti nama siswa, RPP, LOS, nilai.

G. Instrumen PenelitianInstrumen yang peneliti gunakan untuk menilai tingkat keberhasilan siswa adalah:

1. Instrument observasi

Instrumen observasi adalah lembar pengamatan yang harus diisi oleh observer. Lembar observasi berisi aktifitas siswa dalam pembelajaran.

Dalam penelitian ini ada beberapa aspek yang menjadi bahan

pengamatan peneliti diantaranya:51 Sugiono, Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif danR&D (Bandung : Alfabeta, 2007), hlm. 19452 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Sebuah Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm 23

A.Siswa mendengarkan bacaan guru.

B. Keaktifan siswa dalam menghafal bersama

C. Siswa aktif dalam kerja kelompok

D.Siswa aktif diskusi kelasTabel 1Contoh Tabel Lembar ObservasiNoNamaAspek PengamatanJumlah Aktifitas

ABCD

JUMLAH

2. Instrumen Prestasi Belajar

Instrumen evaluasi adalah alat untuk memperoleh hasil yang telah sesuai dengan kenyataan yang dievaluasi. Sedang bentuk evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa didik adalah dengan tes menghafal siswa secara individu setelah tindakan.

Contoh Tabel 2Model Penilaian UlanganNoNamaHasil UlanganTertulis

1

2

Sedangkan kategori penilaian kemampuan siswa adalah :NoAspek yang DinilaiNilai

1Dapat membaca sesuai bacaan nun mati

2Dapat membaca sesuai tanwin

3Dapat membaca sesuai mad

4Dapat membaca sesuai bacaan qolqolah

5Dapat membaca sesuai bacaan waqaf

Keterangan setiap aspek nilainya 20

Contoh Tabel 3Model Penilaian UlanganNoNamaHasil Ulanganketuntasan

1

2

H. Analisis DataKemudian Data-data yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan, tes atau dengan menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengananalisisdeskriptifuntukmenggambarkankeadaanpeningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan peningkatan prestasi siswa pada materi menghafal surat-surat pendek di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang setelah menggunakan metode jigsaw. Adapun tehnik pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif berupa data-data yang disajikan berdasarkan angka-angka maka analisis yang digunakan yaitu prosentase dengan rumus sebagai berikut:

Skor yang dicapai

Nilai =

X 100 % Skor maksimal

I. Indikator KeberhasilanSedangkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian tindakan ini apabila:

1. Meningkatnya prestasi belajar siswa yang ditandai rata-rata nilai hafalan dengan KKM 7,0 sebanyak 75% dari jumlah siswa.

2. Adanya peningkatan keaktifan belajar siswa pada kategori aktif yang mencapai 75 %.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Deskripsi Data Pra SiklusPelaksanaan pra siklus dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu ceramah dan tanya jawab. Pelaksanaan pra siklus dilakukan pada hari Kamis Tanggal 3 Maret 2011, siklus ini dilakukan beberapa tahapan diantaranya:1. PerencanaanPada tahap perencanaan ini guru membuat : a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (terlampir) b. LOS (terlampir).

2. Langkah-langkah Metode Konvensional pada Pembelajaran Al-QuranHaditsa. Proses pembelajaran ini dilakukan dimulai dengan mengucapkan salam dan menyuruh siswa untuk membaca doa bersama-sama agar proses pembelajaran berjalan hikmat, pada proses ini guru menata setting kelas dengan posisi tempat duduk dengan biasa.

b.

Gurumengajaksiswauntukmembacabersama-samadan menyampaikan materi pelajaran tentang surat al-lahab ayat 1-2 dengan sekilas lalu mempersilakan siswa untuk bertanya

c.

Selanjutnya guru menyuruh siswa satu-persatu untuk maju untuk menghafal, terakhir guru mengajak siswa untuk membaca hamdalah dan doa bersama.

Sedangkan pada nilai menghafal siswa pada pra siklusdapat diketahui dalam gambaran sebagai berikut :Tabel 4Kategori Nilai Prestasi Menghafal Surat-Surat Pendek di Kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang menggunakan Metode Konvensional Pra SiklusNilaiSiswaPresentaseKategoriKetuntasan

90-10000%Baik SekaliTuntas 5 siswa

atau 24%

70-89524%Baik

50-69733%CukupTidak Tuntas 16 siswa atau 76%

10-49943%Kurang

Hasil selengkapnya dalam lampiran

Dari hasil diatas terlihat bahwa pada pra siklus ini tingkat keberhasilan siswa ialah

a. Kategori baik sekali (nilai 90-100) ada 0 siswa atau 0 %

b. Kategori baik (nilai 70-89) ada 5 siswa atau 24%

c. Kategori cukup (nilai 50-69) ada 7 siswa atau 33%

d. Kategori kurang (nilai 10-49) 9 siswa atau 43%

Data di atas menunjukkan dalam pra siklus ini banyak siswa yang tidak dapat menghafal dengan baik, jika dilihat dari tingkat ketuntasannya ada 5 siswa atau 24% yang tuntas, ini menunjukkan perlu adanya tindakan dari guru kelas, salah satu tindakan adalah penggunaan metode jigsaw pada proses

pembelajaran.4540353025Jumlah Sis w a20 Prosentase151050Baik Sekali Baik Cuku KurangGambar 1Grafik Histrogram Nilai Prestasi Menghafal Surat-Surat Pendek di Kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang menggunakan Metode Konvensional Pra SiklusB. Deskripsi Data Siklus ISesuai hasil dari pra siklus maka perlu dilakukan penerapan metode jigsaw pada materi menghafal surat-surat pendek di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang yang dilakukan pada hari Kamis Tanggal 10Maret 2011, siklus ini dilakukan beberapa tahapan diantaranya:1. PerencanaanPada tahap perencanaan ini guru membuat:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (terlampir)

2) Menyiapkan Lembar Observasi (terlampir).

3) Merancang pembentukan kelompok

2. Langkah-Langkah Metode Jigsaw pada Pembelajaran Al-Quran Haditsa. Proses pembelajaran di mulai mengucapkan salam dan mengajak semua siswa untuk berdoa bersama, mengabsensi siswa, menghubungkan pelajaran yang lalu dengan yang sekarang.

b. Selanjutnya guru mengajak siswa membaca bersama-samasurat Al- Lahab ayat 3-4 dengan menghafal, dilanjutkan guru menyuruh beberapa siswa untuk membaca. Kegiatan dilanjutkan dengan guru menerangkan materi surat al-lahab terutama menerangkan ra membaca surat al-lahab ayat 3-4 dengan benar dan guru mencontohkan.

c. Setelah materi selesai guru melakukan tanya jawab seputar materi yang diterangkan guru, banyak siswa yang menanyakan tentang cara membaca, setiap pertanyaan dijawab guru dengan baik tentunya dengan bahasa yang dimengerti siswa dan agak sedikit humoris.

d. Setelah itu membagi mereka dalam lima kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Setelah materi diberikan guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk saling menyimak bacaan teman, dana kelompok tersebut harus dapat mempraktekkan hafalan surat al-lahab dengan benar.

e. Setelah lima belas menit mereka melakukan kerja kelompok guru mempersilakansetiapkelompokuntukmempresentasikanhasil hafalannya di depan dan kelompok lain mengomentari. Kelompok diwakili oleh salah satu dari anggota kelompok yang dijadikan ketua tim yang akan menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Setiap kelompok yang dalam diskusi baik dan mempresentaikannya juga baik diberi penghargaan oleh guru dengan memajang namanya di papan tulis dan guru menyuruh siswa lain memberikan applause.

f.Setelah diskusi selesai guru siswa untuk maju ke depan menghafal surat Al-Lahab ayat 3-4 sebagai bentuk penilaian secara individu. Terakhir guru mengajak siswa untuk membaca hamdalah dan doa bersama.

Sedangkan pada nilai menghafal siswa pada pra siklusdapat diketahui dalam gambaran sebagai berikut:Tabel 5Kategori Prestasi Siswa pada Materi Menghafal Surat-Surat Pendek di Kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang setelah Menggunakan Metode Jigsaw Siklus INilaiSiswaPresentaseKategoriKetuntasan

90-100524%Baik SekaliTuntas 14 siswa atau 67%

70-89943%Baik

50-69419%CukupTidak Tuntas 14

siswa atau 33%

10-49314%Kurang

Hasil selengkapnya dalam lampiran

Dari hasil diatas terlihat bahwa pada siklus I tingkat keberhasilan siswa ialah:

a. Kategori baik sekali (nilai 90-100) ada 5 siswa atau 24% (mengalami kenaikan dari pra siklus) yaitu 0 siswa atau 0 %

b. Kategori baik (nilai 70-89) ada 9 siswa atau 43% (mengalami kenaikan dari pra siklus) yaitu 5 siswa atau 24%

c. Kategori cukup (nilai 50-69) ada 4 siswa atau 19% (mengalami penurunan dari pra siklus) yaitu 7 siswa atau 33%

d. Kategori kurang (nilai 10-49) ada 3 siswa atau 14% (mengalami penurunan dari pra siklus) yaitu 9 siswa atau 43%

Data di atas menunjukkan dalamsiklus I ini banyak siswa yang kurang dapat menghafal dengan baik, jika dilihat dari tingkat ketuntasannya ada 14 siswa atau 67% naik dari pra siklus yaitu ada 5 siswa atau 24% ini

menunjukkan indikator belum terpenuhi.4540353025Jumlah Sis w a20 Prosentase151050Baik Sekali Baik Cuku KurangGambar 2Grafik Histrogram Prestasi Siswa pada Materi Menghafal Surat-Surat Pendek di Kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang setelah Menggunakan Metode Jigsaw Siklus I3. ObservasiKetika proses tindakan sedang berlangsung kolaborator mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi, untuk dinilai keaktifan belajarnya terutama yang menyangkut keaktifan siswa dalam mendengarkan bacaan guru, keaktifan siswa dalam menghafal bersama, keaktifan siswa dalam kerja kelompok dan keaktifan siswa dalam diskusi kelas. Dari hasil pengamatan kolaborator di dapatkan nilai keaktifan belajar siswa sebagaimana tergambar dalam tabel berikut:

Tabel 6Kategori Penilaian Keaktifan BelajarMateri Menghafal Surat-Surat Pendek di Kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang setelah Menggunakan Metode Jigsaw Siklus IJumlah

AktivitasJumlah

SiswaPresentaseKategoriKetuntasan

4524%Baik SekaliTuntas 14 siswa

3942%Baikatau 66%

2524%CukupTidak Tuntas 7siswa atau 33,4%

1210%Kurang

Hasil selengkapnya dalam lampiran

Dari tabel diatas terlihat bahwa pada siklus I keaktifan yaitu pada taraf kategori

a.Kategori baik sekali (jumlah aktivitas 4) ada 5 siswa atau 24%

b.Kategori baik (jumlah aktivitas 3) ada 9 siswa atau 42%

c.Kategori cukup (jumlah aktivitas 2) ada 5 siswa atau 24%

d.Kategori kurang (jumlah aktivitas 1) ada 2 siswa 10 %

Ini menunjukkan kecenderungan siswa masih biasa saja dalam proses pembelajaran atau kurang aktif.

4540353025 Jumlah Sisw a20 Prosentase151050Baik Sekali Baik Cuku KurangGambar 3Grafik Histrogram Penilaian Keaktifan BelajarMateri Menghafal Surat-Surat Pendek di Kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang setelah Menggunakan Metode Jigsaw Siklus I4. RefleksiPada tahap refleksi ini peneliti melakukan mengevaluasi kegiatan yang ada di siklus I, di dapatkan beberapa kelemahan dari sistem pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru diantaranya:

a. Guru kurang dapat membaca dengan pelan-pelan sehingga siswa banyak kurang berminat mendengar bacaan guru

b. Guru kurang dapat menerangkan materi sehingga tidak tertarik untuk mendengarkan

c. Guru kurang dapat menyetting kelas dengan baik, dengan setting kelas tradisional siswa kurang dapat komunikasi dengan kelompoknya

d. Guru kurang dapat memanfaatkan media pembelajaran seperti gambar dan audio visual yang dapat menarik minat siswa dan menjadi contoh bagi siswa dalam menghafal dengan baik.

e. Guru kurang dapat membimbing diskusi kelas, sehingga siswa kurang aktif mengomentari hafalan kelompok lain

f.Guru kurang dapat memotivasi dan membimbing kerja kelompok dengan banyak di depan kelas, sehingga ada beberapa siswa yang kurang antusias dalam kerja kelompok

Dari kekurangan-kekurangan tersebut guru dan kolaborator mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemukan di kelas dengan melakukan tindakan :

a.Guru membacakan al-Quran surat al-lahab dengan pelan-pelan

b. Guru menerangkan materi lebih detail dan juga menjelaskan bacaan tajwidnya lebih jelas lagi

c. Guru menyetting kelas dengan huruf U agar komunikasi diantara kelompok siswa menjadi baik

d. Guru menekankan kelompok untuk aktif dalam diskusi dan menyimak hafalan kelompok.

e.

Menggunakan media gambar dan audio visual sehingga siswa tertarik dan mendapatkan referensi cara membaca dengan baik, sehingga hafalannya menjadi lebih baik.

f.Guru lebih banyak berkeliling mendekati kerja kelompok siswa untuk memberikan motivasi dan bimbingan.

g. Guru memancing kelompok yang tidak maju untuk berpendapat

Hasil refleksi kemudian dijadikan sebagai rumusan untuk diterapkan pada siklus II sebagai upaya tindak perbaikan terhadap upaya perbaikan siswa pada siklus I.

C. Deskripsi Data Siklus IITindakan pada pelaksanaan siklus II ini merupakan hasil perbaikan yang didapatkan dari siklus I yang dilakukan hari Kamis Tanggal 17 Maret2011, Siklus II. beberapa tahapan diantaranya :

1. PerencanaanPada tahap perencanaan ini guru membuat : a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (terlampir) b. Merancang pembentukan kelompok

c. Meyetting kelas dengan huruf U

d. Menggunakan media gambar dan audio visual e. Menyiapkan lembar observasi (terlampir)

2. Langkah-Langkah Metode Jigsaw pada Pembelajaran Al-Quran Haditsa. Proses pembelajaran di mulai mengucapkan salam dan mengajak semua siswa untuk berdoa bersama, mengabsensi siswa, menghubungkan pelajaran yang lalu dengan yang sekarang.

b. Selanjutnya guru mengajak siswa mendengarkan CD murattal dan membaca bersama-sama surat al-Adiyat dengan menghafal, dilanjutkan guru menyuruh beberapa siswa untuk membaca. Kegiatan dilanjutkan denganguru

menerangkanmaterisuratal-Adiyatterutama menerangkanmembacasurat

al-Adiyatdenganbenar

dengan ditekankan bacaannya tajwid, untuk memperjelas pemahaman siswa guru menggunakan media gambar bacaan tajwid, guru menerangkan dengan pelan-pelan sehingga siswa betul-betul memahami diikuti guru mencontohkan.

c. Setelah materi selesai guru melakukan tanya jawab seputar materi yang diterangkan guru, banyak siswa yang menanyakan tentang bacaan tajwid dan cara membacanya pada surat al-Adiyat, setiap pertanyaan dijawab guru dengan baik tentunya dengan bahasa yang dimengerti siswa dan agak sedikit humoris.

d. Setelah itu membagi mereka dalam lima kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Setelah materi diberikan guru memberikan tugas

kepada setiap kelompok untuk saling menyimak bacaan teman, dan kelompok tersebut harus dapat mempraktekkan hafalan surat al-Adiyat dengan benar baik bacaan maupun tajwidnya. Pada proses diskusi kelompok ini guru mengelilingi kelompok belajar untuk memberikan motivasi dan memberikan bimbingan kepada kelompok yang kurang mampu.

e. Setelah lima belas menit mereka melakukan kerja kelompok guru mempersilakansetiapkelompokuntukmempresentasikanhasil hafalannya di depan dan kelompok lain mengomentari. Kelompok diwakili oleh salah satu dari anggota kelompok yang dijadikan ketua tim yang akan menjawab pertanyaan dari kelompok lain, guru memancing kelompok lain untuk mengomentari dengan memberikan stimulus kesalahan dari yang presentasi agar ditanyakan kelompok yang tidak maju.

f.Setiapkelompokyangmelakukandiskusidenganbaikdan mempresentasikannya juga baik diberi penghargaan oleh guru dengan memajang namanya di papan tulis dan guru menyuruh siswa lain memberikan applause.

g. Setelah diskusi selesai guru siswa untuk maju ke depan menghafal surat al-Adiyat sebagai bentuk penilaian secara individu. Terakhir guru mengajak siswa untuk membaca hamdalah dan doa bersama.

Sedangkan pada nilai menghafal siswa pada pra siklusdapat diketahui dalam gambaran sebagai berikut:Tabel 7Kategori Prestasi Siswa Pada Materi Menghafal Surat-Surat Pendek di Kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang setelah Menggunakan Metode Jigsaw Siklus IINilaiJumlah

SiswaPresentaseKategoriKetuntasan

90-100943%Baik SekaliTuntas 17 siswa atau 81%

70-89838%Baik

50-69419%CukupTidak Tuntas 4

siswa atau 19%

10-4900%Kurang

Hasil selengkapnya dalam lampiran

Dari hasil di atas terlihat bahwa pada siklus II tingkat keberhasilan siswa ialah:

a. Kategori baik sekali (nilai 90-100) ada 9 siswa atau 43% (mengalami kenaikan dari siklus I) yaitu 5 siswa atau 24%

b. Kategori baik (nilai 70-89) ada 8 siswa atau 38% (mengalami penurunan dari siklus I) yaitu 9 siswa atau 43%

c. Kategori cukup (nilai 50-69) ada 4 siswa atau 19% (sama seperti siklus

I)

d. Kategori kurang (nilai 10-49) tidak ada siswa atau 0% (mengalami penurunan dari siklus I) yaitu 3 siswa atau 14%

Data di atas menunjukkan dalam pra siklus ini banyak siswa yang dapat menghafal dengan baik, jika dilihat dari tingkat ketuntasannya sudah mencapai 81% dan hanya menyisakan 9%, ini berarti prestasi siswa sudah

sesuai dengan indikator.605040Jumlah Sisw a30Prosentase20100Baik Sekali Baik Cuku KurangGambar 4Grafik Histrogram Prestasi Siswa pada Materi Menghafal Surat-Surat Pendek di Kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang setelah Menggunakan Metode Jigsaw Siklus II3. ObservasiKetika proses tindakan sedang berlangsung kolaborator mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan lembar

observasi, untuk di nilai keaktifan belajarnya terutama yang menyangkut keaktifan siswa dalam mendengarkan bacaan guru, keaktifan siswa dalam menghafal bersama, keaktifan siswa dalam kerja kelompok dan keaktifan siswa dalam diskusi kelas. Dari hasil pengamatan kolaborator di dapatkan nilai keaktifan belajar siswa sebagaimana tergambar dalam tabel berikut:

Tabel 8Kategori Penilaian keaktifan belajar pada Materi Menghafal Surat-Surat Pendek di Kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang setelah Menggunakan Metode Jigsaw Siklus IJumlah

AktivitasJumlah

SiswaPresentaseKategoriKetuntasan

41152%Baik SekaliTuntas 18 siswa

atau 85%

3733%Baik

2315%CukupTidak Tuntas 3

siswa atau 15%

100%Kurang

Hasil selengkapnya dalam lampiran

Dari Tabel di atas terlihat bahwa pada siklus II keaktifan belajar siswa yaitu pada taraf kategori

a. Kategori baik sekali (jumlah aktivitas 4) ada 11 siswa atau 52% (mengalami kenaikan dari siklus I) yaitu 5 siswa atau 24%

b. Kategori baik (jumlah aktivitas 3) ada 7 siswa atau 33% (mengalami penurunan dari siklus I) yaitu 9 siswa atau 42%

c. Kategori cukup (jumlah aktivitas 2) ada 3 siswa atau 14% (mengalami penurunan dari siklus I) yaitu 5 siswa atau 24%

d. Kategori kurang (jumlah aktivitas 1) tidak ada siswa atau 0% (mengalami penurunan dari siklus I) yaitu 2 siswa 10 %

Ini menunjukkan kecenderungan siswa sudah aktif dalam proses pembelajaran.

605040Jumlah Sisw a30Prosentase20100Baik Sekali Baik Cuku KurangGambar 5Grafik Histrogram Penilaian Keaktifan BelajarMateri Menghafal Surat-Surat Pendek di Kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang setelah Menggunakan Metode Jigsaw Siklus II4. RefleksiDari tindakan siklus II ini indikator ketuntasan belajar sudah mencapai diatas 75% begitu juga pada keaktifan baik terutama pada kategori baik dan baik sekali sudah mencapai diatas 75%, ini menunjukkan peningkatan prestasi siswa pada materi menghafal surat-surat pendek di kelasIVMIAl-HudaPasuruhanMertoyudanMagelangsetelah menggunakan metode jigsaw. Selanjutnya guru mengangggap peningkatan sudah baik dan hanya menyisakan sedikit siswa yang kurang aktif dan nilainya tidak tuntas maka penelitian ini guru hentikan.

D. PembahasanPelaksanaan pembelajaran materi menghafal surat-surat pendek di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang yang digambarkan di atas telah menunjukkan kenaikan pada tiap siklusnya dari tindakan pra siklus yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dimana prestasinya masih rendah, menjadi lebih baik ketika menggunakan metode jigsaw pada siklus I dan akhirnya mencapai indikator yang ditentukan ketika dilakukan

refleksi pelaksanaan metode jigsaw pada siklus II, untuk hasil selengkapnya

dapat di lihat dalam tabel berikut:Tabel 9Perbandingan Prestasi Siswa pada Materi Menghafal Surat-Surat Pendek di Kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang setelah Menggunakan Metode Konvensional pada Pra siklus dan Jigsaw pada SiklusI dan IIKategoriPra SiklusSiklus ISiklus IIKetuntasan

SiswaPresentaseSiswaPresentaseSiswaPresentase

Baik Sekali00%524%943%Pra Siklus

5 siswa atau 24%

Baik524%943%838%

Cukup733%419%419%Siklus I 14 siswa atau 67%

Kurang943%314%00%

Jumlah21100%21100%21100%Siklus II 17siswa

atau 81%

Dari tabel diatas menunjukkan peningkatan prestasi siswa pada materi

menghafal surat-surat pendek di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan

Magelang setelah menggunakan metode jigsaw dapat di lihat dari tingkat ketuntasan belajar siswa persiklus yaitu pada pra siklus ada 5 siswa atau 24%

mengalami kenaikan pada siklus I yaitu ada 14 siswa atau

67%, dan padasiklus II sudah ada 17 siswa atau 81%, ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan sudah mencapai indikator yang ditentukan yakni 75%

Surat-SuratPendek di Kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang setelahMenggunakan Metode Konvensional pada Pra siklus dan Jigsawpada Siklus I dan IITabel 10Perbandingan Penilaian Keaktifan Belajar pada Materi Menghafal Surat- Surat Pendek di Kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang setelah Menggunakan Metode Jigsaw Siklus I dan IIKategoriSiklus ISiklus IIKetuntasan

SiswaPresentaseSiswaPresentase

Baik Sekali524%1152%siklus I 14 siswa

atau 66%

Baik942%733%

Cukup524%314%Siklus I 18 siswa

atau 85%

Kurang210%00%

Jumlah21100%21100%

Dari tabel diatas menunjukkan telah terjadi peningkatan keaktifansiswa dalam mengikuti proses pembelajaranAl-Quran

hadits materimenghafal surat-surat pendek juga meningkat persiklus yaitu di siklus I

keaktifan siswa mencapai 14 siswa atau 66% dan pada siklus II sudah ada 18 siswa atau 85%.

Gambar 7Grafik Histrogram Penilaian Keaktifan BelajarMateri Menghafal Surat-Surat Pendek di Kelas IV MI Al-Huda PasuruhanMertoyudan Magelang setelah Menggunakan Metode Jigsaw Siklus IIDari kedua tabel di atas dapat ditarik dijelaskan

bahwa terjadipeningkatan dari pra siklus, siklus I dan siklus II, dengan kata lain tindakan guru al-Quran Hadits dalam penerapan metode jigsaw pada materi menghafal

surat-surat pendek di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelangmenjacapaiindikator75%keatastercapai.Hipoteis

tindakanyangmenyatakan ada peningkatan prestasi siswa pada materi menghafal surat-surat

pendek di IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang setelah menggunakan metode jigsaw learning diterima.

BAB V PENUTUPD. KesimpulanDari hasil penelitian dan analisis penelitian maka pada bab akhir skripsi ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan metode jigsaw pada materi menghafal surat-surat pendek di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang dengan berbagai siklus yang terdiri dari: pertama perencanaan dengan membuat RPP, LOS, merancang kelompok dan menyetting kelas dan menyiapkan media pembelajaran, kedua tindakan ini merupakan proses pembelajaran yang dilakukan yang dimulai dari persiapan dengan doa dan absensi , membaca bersama, menerangkan materi, diskusi kelompok dan presentasi kelompok, khusyu pada siklus II juga menggunakan media gambar dan CD Murottal untuk memperjelas materi yang disampaikan, terakhir guru mengajak berdoa bersama, ketiga observasi peneliti meneliti kegiatan siswa dan guru tiap siklus, ke empat dari hasil observasi tersebut di refleksi untuk pedoman pembelajaran siklus berikutnya

2. Ada peningkatan prestasi siswa pada materi menghafal surat-surat pendek di kelas IV MI Al-Huda Pasuruhan Mertoyudan Magelang setelah menggunakan metode jigsaw dapat di lihat dari tingkat ketuntasan belajar siswa persiklus yaitu pada pra siklus ada 5 siswa atau 24% mengalami kenaikan pada siklus I yaitu ada 14 siswa atau 67%, dan pada siklus II sudah ada 17 siswa atau 81%, ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan sudah mencapai indikator yang ditentukan yakni 75%, Demikian juga dengan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Al- Quran hadits materi menghafal surat-surat pendek juga meningkat persiklus yaitu di siklus I keaktifan siswa mencapai 14 siswa atau 66% dan pada siklus II sudah ada 18 siswa atau 85%, ini menunjukkan apa dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode jigsaw berhasil.

E. Saran

Setelah melihat kondisi yang ada, serta berdasarkan hasil penelitianyang penulis lakukan, tidak ada salahnya bila peneliti memberikan beberapa saran sebagai masukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada pembelajaran Al-Quran Hadits sebagai berikut:

1. Pihak Sekolah

a. Hendaknya seluruh pihak sekolah mendukung dalam tiapkegiatan pembelajaran yang b