Makalah ISBD Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi

11
MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI D I S U S U N OLEH: KELOMPOK : II (DUA) JURUSAN : FARMASI FAKULTAS : MIPA ANGGOTA: 1. ANIS AL AFIFAH (08121006029) 2. ANTON S. WARUWU (081210060 ) 3. NILA YENI (081210060 ) 4. RIZKI ARAYSIA (08121006003) 5. RIZKY SINTYA (08121006057)

description

M

Transcript of Makalah ISBD Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi

Page 1: Makalah ISBD Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi

MAKALAHPENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI

DISUSUN

OLEH:

KELOMPOK : II (DUA)JURUSAN : FARMASIFAKULTAS : MIPA

ANGGOTA:1. ANIS AL AFIFAH (08121006029)2. ANTON S. WARUWU (081210060 )3. NILA YENI (081210060 )4. RIZKI ARAYSIA (08121006003)5. RIZKY SINTYA (08121006057)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Page 2: Makalah ISBD Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi

BAB I. Pendahuluan1.1 Latar BelakangMasyarakat makin menyadari pentingnya pendidikan karakter setelah mencermati berbagai peristiwa beruntun di Indonesia yang menggambarkan perilaku anak, remaja, orang dewasa dari rakyat biasa, aparatur negara, bahkan elit politik yang dianggap menciderai nilai–nilai luhur.Sementara itu, UU 20 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pendidikan Nasional Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berangkat dari hal tersebut diatas, secara formal upaya menyiapkan kondisi, sarana/prasarana, kegiatan, pendidikan, dan kurikulum yang mengarah kepada pembentukan watak dan budi pekerti generasi muda bangsa memiliki landasan yuridis yang kuat. Namun, sinyal tersebut baru disadari ketika terjadi krisis akhlak yang menerpa semua lapisan masyarakat. Tidak terkecuali juga pada anak-anak usia sekolah. Untuk mencegah lebih parahnya krisis akhlak, kini upaya tersebut mulai dirintis melalui Pendidikan Karakter bangsa. Dalam pemberian Pendidikan Karakter bangsa di sekolah, para pakar berbeda pendapat. Setidaknya ada tiga pendapat yang berkembang. Pertama, bahwa Pendidikan Karakter bangsa diberikan berdiri sendiri sebagai suatu mata pelajaran. Pendapat kedua, Pendidikan Karakter bangsa diberikan secara terintegrasi dalam mata pelajaran PKn, pendidikan agama, dan mata pelajaran lain yang relevan. Pendapat ketiga, Pendidikan Karakterbangsa terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran. Pendidikan budi pekerti mulai dilirik kembali untuk diterapkan pada pendidikan tingkat TK hingga SMA. Tujuannya adalah menciptakan generasi muda yang berkarakter unggul sehingga kehidupan bangsa ini menjadi lebih baik. Dilain pihak, pembahasan dan implementasi pembentukan karakter mahasiswa di perguruan tinggi masih minim, meskipun keberhasilan pendidikan karakter di pendidikan sebelumnya belum menampakkan hasil yang signifikan. Perguruan tinggi masih sangat menekankan pada muatan ilmiah yaitu penguasaan ilmu sebagai jawaban atas kebutuhan pasar kerja. Hal ini nampak pada isi silabus tiap mata kuliah yang ada. Tak heran jika lulusan perguruan tinggi mampu menguasai bidangnya namun kurang memiliki karakter yang unggul. Sementara itu, masyarakat menganggap bahwa mengirimkan anaknya ke perguruan tinggi secara otomatis akan memperbaiki perilaku anaknya.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan permasalahan yang terurai diatas maka penulis membuat rumusan masalah

sebagai berikut : 1. Apa pengertian pendidikan karakter?2. Bagaimana cara mengembangkan karakter tersebut?3. Nilai-nilai karakter yang baik?4. Apa paradigma pendidikan karakter?5. Bagaimanakah proses pengembangan Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi saat ini ?

BAB II LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN2.1 Pengertian Pendidikan Karakter

Pada awalnya, manusia itu lahir hanya membawa “personality” atau kepribadian. Secara umum kepribadian manusia ada 4 macam dan ada banyak sekali teori yang menggunakan istilah yang berbeda bahkan ada yang menggunakan warna, tetapi polanya tetap sama. Secara umum kepribadian ada 4, yaitu :1. Koleris : tipe ini bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas, berapi-api, suka tantangan, bos atas dirinya sendiri.

Page 3: Makalah ISBD Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi

2. Sanguinis : tipe ini bercirikan suka dengan hal praktis, happy dan ceria selalu, suka kejutan, suka sekali dengan kegiatan social dan bersenang-senang.3. Phlegmatis : tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka perubahan mendadak, teman bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.4. Melankolis : tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan, Perfection, suka instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat disukai.Di atas ini adalah teori yang klasik dan sekarang teori ini banyak sekali berkembang, dan masih banyak digunakan sebagai alat tes sampai pengukuran potensi manusia.Kepribadian bukanlah karakter. Setiap orang punya kepribadian yang berbeda-beda. Dari ke 4 kepribadian tersebut, masing-masing kepribadian memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Misalnya tipe koleris identik dengan orang yang berbicara “kasar” dan terkadang tidak peduli, sanguin pribadi yang sering susah diajak untuk serius, phlegmatis sering kali susah diajak melangkah yang pasti dan terkesan pasif, melankolis terjebak dengan dilemma pribadi “iya” dimulut dan “tidak” dihati, serta cenderung perfectionis dalam detil kehidupan serta inilah yang terkadang membuat orang lain cukup kerepotan.

Tiap manusia tidak bisa memilih kepribadiannya, kepribadian sudah hadiah dari Tuhan sang pencipta saat manusia dilahirkan. Dan setiap orang yang memiliki kepribadian pasti ada kelemahannya dan kelebihannya di aspek kehidupan social dan masing-masing pribadi. Saat tiap manusia belajar untuk mengatasi kelemahannya dan memperbaiki kelemahannya dan memunculkan kebiasaan positif yang baru maka inilah yang disebut dengan karakter. Misalnya, seorang koleris murni tetapi sangat santun dalam menyampaikan pendapat dan instruksi kepada sesamanya, seorang yang sanguin mampu membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi yang membutuhkan ketenangan dan perhatian fokus, Itulah Karakter.

Pendidikan Karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu adalah pilihan dari masing-masing individu yang perlu dikembangkan dan perlu di bina, sejak usia dini (idealnya).Menurut Lickona (2004)

good character terdiri atas proses psikologis knowing the good,desiring the good, and doing the good—habit of the mind, habit of the heart, and habit of action.Menurut Foerster

ada empat ciri dasar dalam pendidikan karakter :1. Keteraturan interior di mana setiap tindakan diukur berdasar hierarki nilai. Nilai menjadi pedoman normatif setiap tindakan.2. Koherensi yang member keberanian, membuat seseorang teguh pada prinsip, tidak mudah terombang-ambing pada situasi baru atau takut risiko. Koherensi merupakan dasar yang membangun rasa percaya satu sama lain. 3. Otonomi. Di situ seseorang menginternalisasikan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadi. Ini dapat dilihat lewat penilaian atas keputusan pribadi tanpa terpengaruh atau desakan pihak lain.4. Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan seseorang guna mengingini apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan merupakan dasar bagi penghormatan atas komitmen yang dipilih. ”Orang-orang modern sering mencampur adukkan antara individualitas dan personalitas, antara aku alami dan aku rohani, antara independensi eksterior dan interior. ”

Karakter inilah yang menentukan norma seorang pribadi dalam segala tindakannya.

Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa ditukar. Karakter harus dibangun dan dikembangkan secara sadar hari demi hari dengan melalui

Page 4: Makalah ISBD Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi

suatu proses yang tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi seperti sidik jari.Setiap orang bertanggung jawab atas karakternya. Setiap orang memiliki kontrol penuh atas karakter dirinya sendiri, artinya setiap orang tidak dapat menyalahkan orang lain atas karaktermya yang buruk karena setiap orang yang bertanggung jawab penuh. Mengembangkan karakter adalah tanggung jawab pribadi masing-masing. Dengan demikian, kurang tepat jika dikatakan bahwa mendidik para siswa agar memiliki karakter bangsa hanya ditimpahkan pada guru mata pelajaran tertentu, semisal guru PKn atau guru pendidikan agama. Walaupun dapat dipahami bahwa porsi yang dominan untuk mengajarkan Pendidikan Karakter bangsa adalah para guru yang relevan dengan Pendidikan Karakter bangsa.

2.2 Cara Mengembangkan KarakterPendidikan karakter, sekarang ini mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah saja, tapi

dirumah dan di lingkungansosial. Bahkan sekarang ini peserta pendidikan karakter bukan lagi anak usia dini hingga remaja, tetapi juga usia dewasa. Mutlak perlu untuk kelangsungan hidup Bangsa ini. Karakter bisa dikembangkan oleh orangtua dan institusi pendidikan muali dari TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan tinggi.PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGIPerguruan tinggi, menurut Flexner (dalam Syukri 2009) merupakan tempat pencarian ilmu pengetahuan, pemecahan berbagai masalah, tempat mengkritisi karya-karya yang dihasilkan, dan sebagai pusat pelatihan manusia.Universitas atau perguruan tinggi perlu memberikan pendidikan untuk pembangunan karakter karena karakter yang baik akan menggugah, mendorong, dan memudahkan seseorang untuk mengembangkan kebiasaan baik.Pendidikan karakter di perguruan tinggi merupakan tahapan pembentukan karakter yang tidak kalah pentingnya dari pembentukan karakter di tingkat sekolah. Pendidikan karakter di perguruan tinggi merupakn kelanjutan dari pendidikan karakter di persekolahan. Oleh karena itu seharusnya setiap perguruan tinggi memiliki pembentukan karakter mahasiswa sesuai dengan visi, misi, karakteristik perguruan tinggi masing-masing.Pendidikan karakter di perguruan tinggi perlu di desain secara utuh.Artinya, pada saat mahasiswa memasuki wilayah baru sebagai mahasiswa baru, di fakultas, di program studi, di kegiatan organisasi kampus sampai lulus sebagai alumni semuanya harus didesain secara utuh.Sayangnya perguruan tinggi kurang memberikan porsi pada pembentukan karakter mahasiswa. Sementara itu, menurut Syukri (2009) masyarakat Indonesia masih menaruh harapan pada perguruan tinggi sebagai tempat latihan dan pendidikan putra putrinya menjadi kaum intelektual yang memiliki ilmu tinggi dan perilaku terpuji. Ironisnya tak ada perguruan tinggi yang menjamin lulusannya memiliki moral etikayang baik. Disisi lain, misi perguruan tinggi adalah pengajaran, penelitian dan aplikasi ilmu pengetahuan (Arthur, dalam Syukri 2009), sehingga secara eksplisit pembentukan karakter sering dianggap sepele.

Beberapa hal yang menyebabkan pendidikan karakter di perguruan tinggi akan menemui kendala karena adanya pendapat yang keliru, yaitu :1. Karakter seseorang sudah terbentuk sebelum masuk ke perguruan tinggi dan merupakan tanggung jawab orangtua untuk membentuk karakter anaknya.2. Perguruan tinggi, khususnya dosen,tidak memiliki kepentingan dengan pembentukan karakter, karena mereka direkrut bukan untuk melakukan hal tersebut3. Karakter merupakan istilah yang mengacu pada agama atau idiologi konservatif tertentu, sementara itu perguruan tinggi di barat secara umum melepaskan diri dari agama atau idiologi tertentu.

Page 5: Makalah ISBD Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi

2.3 Nilai-nilai karakter yang baikNilai Karakter

1. Religious2. Jujur3. Toleransi4. Disiplin5. Kerja keras6. Kreatif7. Mandiri8. Demokratis9. Rasa ingin tahu10. Semangat kebangsaan11. Cinta tanah air12. Menghargai prestasi13. Bersahabat/komunikatif14. Cinta damai15. Gemar membaca16. Peduli lingkungan17. Peduli social18. Tanggungjawab

2.4 Paradigma Pendidikan Karakter1. Pendidikan karakter adalah upaya penanaman nilai dan sikap, bukan pengajaran, sehingga memerlukan pola pembelajaran fungsional2. Pendidikan karakter menuntut pelaksanaan oleh 3 (tiga) pihak secara sinergis, yaitu: orang tua, satuan/lembaga pendidikan, dan masyarakat3. Materi dan pola pembelajaran disesuaikan dengan pertumbuhan psikologis peserta didik4. Materi pendidikan karakter berbasis kearifan local5. Materi pendidikan karakter diintegrasikan ke dalam materi pembelajaran lain

2.5 Wujud nyata tindakan perguruan tinggi terhadap pendidikan karakter mahasiswa Pembahasan dan implementasi pembentukan karakter mahasiswa di perguruan tinggi masih minim, meskipun keberhasilan pendidikan karakter di pendidikan sebelumnya belum menampakkan hasil yang signifikan. Perguruan tinggi masih sangat menekankan pada muatan ilmiah yaitu penguasaan ilmu sebagai jawaban atas kebutuhan pasar kerja.Hal ini nampak pada isi silabus tiap mata kuliah yang ada. Tak heran jika lulusan perguruan tinggi mampu menguasai bidangnya namun kurang memiliki karakter yang Unggul. Sementara itu, masyarakat menganggap bahwa mengirimkan anaknya ke perguruan tinggi secara otomatis akan memperbaiki perilaku anaknya.Meskipun demikian, ada beberapa hal yang menunjukkan wujud nyata tindakan perguruan tinggi terhadap pendidikan karakter mahasiswa, diantaranya:1. Melalui pendidikan Pkn di PT

Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui koridor “value-based education”.

Konfigurasi atau kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut. Pertama, PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab. Kedua, PKn secara teoretik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bersifat konfluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi ide, nilai,

Page 6: Makalah ISBD Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi

konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara. Ketiga, PKn secara programatik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content embedding values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntunan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara (Winataputra dan Budimansyah, 2007).Jika memperhatikan uraian tersebut, maka tampak bahwa PKn merupakan program pendidikan yang sangat penting untuk upaya pembangunan karakter bangsa.

2. Melalui Bimbingan Konseling Pembangunan karakter merupakan kebutuhan asasi dalam proses berbangsa dan bernegara.

Sejak awal kemerdekaan, bangsa Indonesia sudah bertekad untuk menjadikan pembangunan karakter bangsa sebagai bagian penting dan tidak terpisahkan dari pembangunan nasional (Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa tahun 2010-2025).

Menurut Sunaryo (2010: 43) pendidikan karakter dalam bidang pendidikan harus dikembangkan dalam bingkai utuh sistem pendidikan nasional, bingkai utuh sistem pendidikan nasional dalam pendidikan karakter, menurut Sunaryo dirumuskan dalam sembilan ayat kerangka pikir, yakni sebagai berikut.

Pertama, karakter bangsa bukan agregasi perorangan karena karakter bangsa harus terwujud dalam rasa kebangsaan yang kuat dalam konteks kultur yang beragam. Karakter bangsa mengandung perekat kultural, yang harus terwujud dalam kesadaran kultural (cultural awareness) dan kecerdasan kultural (cultural intelegence) setiap warga negara. Karakter menyangkut perilaku yang amat luas karena di dalamnya terkandung nilai-nilai kerja keras, kejujuran, disiplin mutu, estetika, komitmen, dan rasa kebangsaan yang kuat. Perlu dirumuskan esensi nilai-nilai yang terkandung dalam makna karakater yang berakar pada filosofi dan kultur bangsa Indonesia dalam konteks kehidupan antarbangsa.

Kedua, pendidikan pengembangan karakter adalah sebuah proses berkelanjutan dan tidak pernah berakhir (neverending process) selama sebuah bangsa ada dan ingin tetap eksis. Pendidikan karakter harus menjadi bagian terpadu dari pendidikan alih generasi. Pendidikan adalah persoalan kemanusiaan yang harus dihampiri dari perkembangan manusia itu sendiri.Oleh karena itu, perlu diketahui dan dirumuskan secara utuh sosok generasi manusia Indonesia masa depan. Riset komprehensif perlu dilakukan untuk merumuskan sosok manusia di Indonesia masa depan sebagai landasan pendidikan dan pengembangan karakter bangsa. Riset dimaksud mesti berakar pada filosofi dan nilai-nilai kultural bangsa Indonsia dalam konteks kehidupan antarbangsa dan perkembangan sains dan teknologi.

Bimbingan dan Konseling sebagai salah satu bagian dari komponen pendidikan dapat mengambil peran dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program pembangunan karakter itu.Peran yang dapat di ambil oleh bimbingan dan konseling dalam pendidikan karakter adalah sebagai berikut.1. Dirumuskannya aspek-aspek kepribadian penting yang menjadi pilar kekuatan karakter yang perlu dikembangkan dalam pendidikan karakter sebagai kompetensi pribadi, mahasiswa.2. Dikembangkannya model-model dan teknik-teknik implementasi pendidikan karakter dalam bimbingan dan konseling.3. Dikembangkannya program-program bimbingan konseling yang merujuk pada pendidikan karakter sebagai bagian program bimbingan dan konseling di sekolah.4. Menyelaraskan pelaksanaan kurikulum bimbingan yang mengacu pada pengembangan kompetensi pribadi yang berdimensi pendidikan karakter.

3. Melalui KKN

Page 7: Makalah ISBD Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi

Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata tematik diarahkan kepada: 1. pengembangan kemampuan mahasiswa dalam bekerja secara terpadu (interdispliner); 2. penyiapan program dan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata yang dapat mendukung dihasilkan

sarjana bermutu, berkualitas, mandiri dan siap usaha yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan dinamika perkembangan zaman; dan

3. penempatan mahasiswa pada lembaga dan lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang memiliki masalah yang sesuai dengan bidang keahlian mahasiswa, hingga mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan profesi yang dimilikinya dan mengamalkannya kepada institusi dan masyarakat.

BAB III PENUTUP Berdasarkan landasan teori dan pembahasan yang terurai ditas maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pendidikan Karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya2. Pendidikan karakter mutlak perlu untuk kelangsungan hidup Bangsa ini. Karakter bisa dikembangkan oleh orangtua dan institusi pendidikan muali dari TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan tinggi.3. Karakter tidak dapat diwariskan ataupun datang dengan sendirinya, tetapi membutuhkan proses berupa pengembangan untuk mencapainya.4. Beberapa tindakan nyata yang dilakukan perguruan tinggi dalam pendidikan karakter mahasiswa diantaranya melalui pendidikan Pkn, bimbingan konseling, dan melalui KKN

Page 8: Makalah ISBD Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi

SUMBERhttp://www.investor.co.id/home/perguruan-tinggi-harus-berikan-pendidikan-karakter/36484publikasiilmiah.ums.ac.id/.../D9.%20Setia-UMS%20(fixed).pdfhttp://www.pendidikankarakter.com/peran-pendidikan-karakter-dalam-melengkapi-kepribadian/