Makalah ISBD
Click here to load reader
-
Upload
stevia-lukmanasari -
Category
Documents
-
view
251 -
download
2
Transcript of Makalah ISBD
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “
Budaya Demonstarasi di Indonesia “ ini untuk memenuhi tugas Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar (ISBD) dengan baik .
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Zainal Abidin, selaku dosen Ilmu Sosial dan Budaya Dasar yang telah
membimbing kami dalam penyusunan makalah demonstrasi ini sehingga kami dapat
menyelesaikannya dengan baik .
2. Teman – teman satu angkatan 2008, yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah demonstrasi ini.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai budaya demonstrasi yang terjadi di
Indonesia. Kami sudah berusaha secara maksimal dalam pembuatan makalah ini .Tetapi tentu
saja dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, kami memohon
maaf kepada para pembaca.
Sekian kata penagantar dari kami. Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna
untuk tahun – tahun yang akan datang.
Semarang, September 2008
Tim Penulis
Pendahuluan
Indonesia adalah negara demokrasi. Setiap orang bebas mengungkapkan pikiran dan pendapatnya. Namun tentu saja kebebasan itu harus dapat dipertanggungjawabkan dan tidak mengganggu kepentingan masyarakat. Di negara kita, kebebasan berpendapat diatur dalam UUD 1945 pasal 28. Secara lebih spesifik, aksi ini kemudian diatur dengan adanya UU No. 9/1998 tentang Mekanisme Penyampaian Pendapat di Muka Umum.
Salah satu cara untuk berpendapat secara masal adalah dengan melakukan demonstrasi. Demo umumnya dilatarbelakangi oleh matinya jalur penyampaian aspirasi atau buntunya metode dialog. Dalam trias politika, aspirasi rakyat diwakili oleh anggota legislatif. Namun dalam kondisi pemerintahan yang korup, para legislator tak dapat memainkan perannya, sehingga rakyat langsung mengambil ‘jalan pintas’ dalam bentuk aksi.
Demo juga dilakukan dalam rangka pembentukan opini atau mencari dukungan publik. Dengan demikian isu yang digulirkan harapannya dapat menjadi snowball. Dari isu mahasiswa menjadi isu masyarakat kebanyakan, seperti dalam kasus aksi menuntut mundur Soeharto.
Namun belakangan ini, demonstrasi sudah melenceng dari tujuan awalnya. Dan justru
demonstrasi yang melenceng ini yang membudaya di masyarakat kita.
Di dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai :
1. Pengertian demonstrasi.
2. Tujuan demonstrasi.
3. Landasan hukum demonstrasi.
4. Cara penyampaian pendapat dalam demonstrasi.
5. Hal – hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan demo.
6. Dua tipe demonstran yang ada pada masyarakat kita.
7. Budaya demonstrasi di masyarakat kita.
8. Dampak positif dan negatif dari aksi demo.
1
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Pendahuluan ii
Daftar Isi iii
Budaya Demonstrasi di Indonesia 1
Penutup 12
Daftar Pustaka 13
Budaya Demonstrasi di Indonesia
Hampir setiap hari kita mendengar banyaknya aksi demonstrasi, atau yang sering kita
sebut dengan demo, yang dilakukan oleh berbagai pihak. Sebagai contoh, demo untuk
menolak kenaikan harga BBM, demo mengenai kenaikan upah minimum tenaga kerja, dan
lain – lain. Sebenarnya, apakah demo itu ?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “ demontrasi “ mempunyai arti
pernyataan protes yang dikemukakan secara masal atau unjuk rasa.
Secara umum, ada dua tujuan diadakannya aksi demonstrasi, yaitu :
1. Menyuarakan aspirasi rakyat, yang bermuara agar rakyat tidak semakin menderita.
2. Menekan pembuat keputusan untuk melakukan sesuatu.
Kita mempunyai hak untuk mengungkapkan pendapat. Kebebasan berpendapat
tersebut dilindungi oleh UU positif. Selain Declaration of Human Right ( freedom of
speech ), hak menungkapkan pendapat juga dilindungi oleh UUD 1945 pasal 28 beserta
amandemennya. Secara lebih spesifik, aksi ini kemudian diatur dengan adanya UU No.
9/1998 tentang Mekanisme Penyampaian Pendapat di Muka Umum.
UU ini mengharuskan panitia aksi harus memberikan pemberitahuan kepada pihak
kepolisian setidaknya 3 hari menjelang hari H. Ketentuan lainnya adalah, didalam surat
pemberitahuan itu harus ada nama penanggung jawab aksi, waktu pelaksanaan, rute yangh
dilewati, isu yang dibawa, jumlah massa, dan bentuk aksi. Selain itu ada juga larangan untuk
melakukan aksi pada hari-hari tertntu dan tempat-tempat tertentu.
Dalam pandangan aktivis, UU ini pada awal pengesahannya dicurigai sebagai alat
untuk mengibiri suara kritis mahasiswa dan rakyat. Dan pada perkembangannya, UU inilah
yang digunakan oleh rezim berkuasa via aparat kepolisian untuk mematikan suara oposan,
dengan banyak menyeret para aktivis ke penjara.
Tapi ternyata seringkali demo yang berlangsung tidak memenuhi persyaratan yang
berlaku. Banyak sekali demo yang dilakukan tanpa izin terlebih dahulu ke instansi yang
terkait. Maksud mengapa kita diharuskan izin ke pihak kepolisian adalah untuk
mengantisipasi hal – hal yang tidak diinginkan, misalnya saja tindakan anarkis.
1
Lalu, bagaimanakah cara para demonstran menyampaikan pendapatnya ? Biasanya
demonstran menyampaikan aspirasinya dengan cara membuat spanduk atau menuliskannya
di atas kertas karton yang besar. Atau bisa juga dengan cara berorasi. Selain itu, banyak juga
demonstran yang melakukan drama singkat mengenai pendapat yang disampaikannya.
Sebagai contoh, ada demonstran yang membawa kerbau dan memandikannya di kubangan air
yang banyak terdapat di jalan – jalan raya. Maksud dia melakukan hal itu adalah untuk
menyampaikan kepada pemerintah bahwa banyak jalan yang berlubang besar dan sangat
membahayakan bagi para pengguna jalan serta harapan agar pemerintah segera
memperbaikinya.
Dalam melancarkan aksi ( demo ), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu
sebagai berikut.
Kode Etik
Untuk menjaga konsistensi gerakan, beberapa elemen gerakan mahasiswa memiliki
kode etik aksi. Kode etik ini pula yang menjadi faktor pembeda aksi yang satu dengan aksi
yang lainnya.
Di KAMMI misalnya, kode etiknya adalah memulai dan menutup aksi dengan doa,
tidak membaurkan peserta aksi putra dengan putri, dan tidak mencemooh seseorang dari
cacat fisiknya. Faktor pembeda lainnya adalah lirik lagu-lagu perjuangan dan kata-kata pekik
teriakan.
Mekanisme Lahirnya Keputusan Aksi
Keputusan aksi sebaiknya didiskusikan secara matang analisis SWOT-nya. Organisasi
intra kampus mempunyai mekanisme yang berbeda namun hampir sama dengan mahasiswa
ekstra. Di ekstra jalur pengambilan keputusan lebih pendek sehingga keputusan aksi dapat
lebih cepat dieksekusi.
Secara garis besar mekanisme lahirnya keputusan aksi adalah sbb :
1. Diskusi awal (Tim/Dept. Khusus : bidang Sospol), dteruskan ke :
2. Diskusi Lanjutan (pelibatan kader, (unsur UKM), menghadirkan pakar, penerbitan
Pers Release), lalu
3. Pembentukan Tim Teknis Aksi
4. Aksi di lapangan
MERANCANG AKSI
Dalam merancang aksi, hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah : planning aksi,
perangkat aksi, pelaksanaan, dan kegiatan paska-aksi.
Planning Aksi
Dalam tahap perencanaan aksi, hal urgen yang perlu diperhatikan adalah :
- Tema / Grand Issue
Pilihlah tema atau isu yang sedang hangat menjadi bahan pembicaraan (up to date)
atau relevan atau sesuai dengan kebutuhan organisasi yang bersangkutan. Kemudian
fokuskan, agar informasi atau opini yang hendak dibangun tidak bias.
- Target
Susun target. Baik target teknis seperti pencapaian jumlah massa dan blow up media,
dan target esensi seperti isu tuntutan aksi. Begitu juga target siapa yang pihak yang hendak
dituju.
- Skenario
Seperti halnya film, aksi butuh skenario, yang menjadi acuan bergeraknya aksi.
Skenario ini mencakup rute, tokoh orator, happening art, dan acara lainnya. Sebaiknya
skenario disiapkan lebih dari satu. Jika ada sesuatu hal di lapangan tak memungkinkan
berjalannya sebuah skenario, dapat diganti dengan skenario lain (plan B).
- Massa
Dalam aksi yang mengandalkan massa, strategi penggalangan massa menjadi penting,
demikian juga dengan cara mengendalikan massa jika massa berjumlah besar.
1
- Pemberitahuan
Tergantung pada kebutuhan. Jika kita memutuskan untuk menulis pemberitahuan,
maka lakukan sesuai dengan UU No. 9/1998. Begitu juga dengan pemberitahuan kepada
media massa (release awal) agar kelak mereka dapat meliput kita.
- media interest
Aksi yang ‘menarik’ akan disukai oleh media. Karena itu perlu diperhatikan sebuah
momen yang khusus didesain untuk konsumsi jurnalis foto, selain press release untuk jurnalis
berita.
- Format
Format atau bentuk aksi adalah pilihan dari banyak bentuk aksi. Pilihannya ada dua,
format kekerasan atau nirkekerasan. Sebagai ‘penjaga gawang’ gerakan moral, maka
seyogyanya aksi mahasiswa bersifat nirkekerasan. Aksi nirkekerasan ini sangat bervariatif
sekali. Dimulai dari aksi diam (bisu), orasi, happening art, aksi topeng, mmogok makan,
hingga ke blokade, pengepungan, dan boikot.
Perangkat Aksi
Perangkat aksi adalah person-person yang terlibat dalam suksesnya sebuah aksi.
Mereka diantaranya adalah :
- Korlap
Koordinator Lapangan adalah pemegang komando ketika aksi sedang berjalan.
Peserta aksi harus mentaati setiap arahan dari korlap. Korlap memperoleh masukan informasi
dari perangkat lain yang akan digunakannya untuk mengambil keputusan-keputusan penting.
Korlap juga yang bertugas menjaga stamina massa agar tidak loyo dan tetap konsentrasi ke
aksi. Korlap bukanlah amanah instant. Ia diperoleh dari proses jangka panjang. Korlap adalah
orang paling mengerti tentang isu yang sedang diperjuangkan, sehingga wawasan
pengetahuannya dapat dikatakan lebih banyak dari yang lainnya. Korlap dapat juga berorasi.
- Orator
Terkadang diperlukan orator khusus selain korlap, khususnya pada aksi aliansi atau
aksi yang melibatkan tokoh. Para orator ini menyampaikan orasi berdasarkan isu yang telah
disepakati bersama. Bobot suatu orasi ditentukan oleh susunan kalimat, data up to date, dan
kualitas pernyataan sikap.
- Agitator
Agitator adalah pembangkit semangat massa dengan pekik teriakan disela-sela orasi
korlap dan orator. Ia juga membantu korlap untuk menjaga stamina massa dengan memimpin
lagu dan yel-yel.
- Negosiator
Terkadang diperlukan person yang khusus bertugas untuk melakukan negosiasi.
Negosiasi ini dilakukan kepada aparat polisi atau pihak-pihak yang ingin dituju jika aksi di-
setting audiensi.
- Humas
Tim Humas adalah salah satu elemen penting aksi. Tim humas bertanggung jawab
dalam menjembatani aksi kepada para jurnalis. Mereka membuat pers release. Bobot Pers
Release itu dibuat berdasarkan nilai-nilai jurnalistik. Disebut sukses jika media tidak bias
memuat tuntutan atau opini yang hendak digulirkan oleh aksi.
- security/border
Tim ini bertugas menjaga keamanan peserta aksi. Mereka juga wajib untuk
mengidentifikasi para penyusup atau aparat yang hendak memprovokasi agar aksi berakhir
chaos. Tim ini memiliki bahasa tersendiri yang hanya diketahui oleh sedikit orang dari
peserta aksi.
- Dokumenter
Tim ini memback-up tim humas. Tetapi inti tugasnya adalah mendokumentasi aksi
dari awal hingga akhir serta membuat kronologis aksi. Dokumentasi ini dengan kamera,
handycam ataupun notes. Data ini akan digunakan sebagai bukti otentik jika aksi mengalami
kekerasan dari aparat atau massa lain.
1
- medik
Tugas ini memang spesifik bagi mereka yang menguasai ilmu medis. Umumnya
adalah mahasiswa kedokteran atau mereka yang pernah terlibat dalam aktivitas
kepalangmerahan atau bulan sabit merah. Tim ini memberikan pertolongan pertama kepada
peserta aski yang mengalami cidera.
- Logistik
Dalam aksi yang disetting lama dan melelahkan. Tim logistik bertugas untuk
menyediakan sarana untuk membugarkan peserta aksi seperti air minum, snack dan sound
system. Terkadang, mereka juga membuat dan mendesain kertas tuntutan atau karikatur.
- tim kreatif
Tim ini memiliki kewenangan untuk mendesain sebuah atraksi seni atau instalasi
sesuai amanat hasil musyawarah.
Pelaksanaan dan Pasca Aksi
Saat massa telah terkumpul di tempat yang telah ditentukan, maka korlap sebaiknya
tidak langsung memberangkatkan peserta aksi sebelum ada taujih (nasehat) dan doa. Selain
itu perlu juga adanya pemanasan (warming up) dengan cara melatih yel-yel atau orasi untuk
pencerdasan peserta aksi. Warming-up ini bertujuan untuk mensolidasi peserta aksi. Setelah
kompak, solid, dan cerdas barulah aksi dimulai.
Saat aksi, peserta wajib menghormati komnado korlap dan turut menjaga keamanan
aksi hingga aksi usai. Jika aksi disetting serius atau aksi bisu maka peserta harus menjauhkan
dari kegiatan senda gurau dan ketidakseriusan.
Seusai aksi, maka peserta menutupnya dengan doa. Evaluasi juga dilakukan untuk
meningkatkan kualitas aksi berikutnya. Tim humas juga memonitoring media untuk
memantau keberhasilan blow-up media dan tingkat ke-bias-an tuntutan.
Tips dan Trik
- Angle foto
Foto dapat berbicara lebih banyak dari kata-kata. Maka desain aksi yang menyediakan
angle foto yang baik akan membuat aksi lebih mudah ter-blow up. Misalnya: aksi LSM Pro
Fauna yang membuat balon kura-kura raksasa dalam menentang eksploitasi kura-kura
sebagai komoditas.
- Kalimat poster
Kalimat poster biasanya juga menjadi incaran fotografer. Pilihlah kalimat yang cerdas
namun tetap mencerminkan akhlak seorang mahasiswa. Unik dan kreatif adalah kuncinya.
Misal : IMF = International Monster Fund.
- Uniform
Keseragaman pakaian peserta aksi juga dapat menarik perhatian. Pakaian putih-putih,
hitam-hitam atau mengenakan pakaian seperti orang utan untuk aksi mendukung
keberlangsungan orang utan.
- Propaganda
Propaganda dibuat untuk mencerdaskan masyarakat di sekitar aksi agar mereka
mendukung aksi. Jika aksi dipusat keramaian, maka selebaran propaganda dapat menjadi
bacaan yang mengusik perhatian.
- pers release
Selain data 5W+1H, pers release juga disusun dengan kalimat baik dan sudah sesuai
dengan bahasa koran, sehingga redaktur tidak banyak mengedit. Adanya tambahan data dan
angka dapat menambah bobot release.
- yel/lagu
Ciptakanlah yel-yel yang khas dan mudah diingat. Lagu bisa diperoleh dengan
mengubah lirik dari lagu yang populis. Yel dan Lagu akan memelihara stamina massa.
- Symbolized
Simbolisasi perlu dilakukan untuk mencuri perhatian media jika massa aksi tidak
terlalu banyak. Misalnya : aksi membawa tikus ke kantor DPRD untuk menyindir anggota
dewan yang tak ubahnya seperti tikus-tikus pengerat.
1
- aliansi taktis
Untuk memperkuat posisi tawar, aliansi kadang diperlukan. Aliansi didasarkan pada
pertimbangan kesamaan ideologi, atau kesamaan isu , atau kesamaan metode. Jika aliansi ini
adalah dari universitas, maka bendera masing-masing universitas wajib untuk ditonjolkan.
- menghadapi wartawan
Jika jurnalis TV mewawancarai peserta aksi, sebaiknya peserta tersebut
mengarahkannya kepada tim humas atau korlapnya agar jurnalis itu dpat mewawancarai
person yang lebih valid dalam memberikan keterangan. Ketika di wawancara, demonstran
yang efektif merancang pesannya supaya bisa disampaikan secara utuh dalam tempo 10
hingga 15 detik. Setelah pesan disampaikan secara singkat, padat, dan utuh - baru kemudian
dilakukan elaborasi. Ini menjaga agar pesan utama secara utuh tetap bisa tersiar walaupun
mungkin elaborasinya terpotong. Hal ini disebabkan karena spot berita TV sangat singkat,
berbeda dengan media cetak yang dapat memuat banyak.
Berhadapan dengan wartawan, jauhilah sikap arogan, tampakkanlah sikap ramah dan
bersahabat. Sikap arogan membuat wartawan menjaga jarak, bahkan pada titik puncaknya
wadah asosiasi mereka akan memboikot setiap kegiatan aksi kita.
Sering pula kita melihat demonstran yang membakar ban – ban bekas. Sebenarnya,
apa tujuan mereka melakukan hal itu ? Ternyata jawabannya sangat simpel, yaitu hanya
untuk menarik perhatian dari orang – orang di sekitarnya. Tapi, dari hal yang kita anggap
sangat simpel ini, bisa menjadi bahaya besar bila tidak kita ketahui. Sering kita mendengar
aksi para demonstran yang menuju ke arah anarkis, seperti telah disebutkan di atas. Salah satu
faktor yang memicu tindakan tersebut adalah tidak diperhatikannya aksi dan tuntutan para
demonstran. Tidak jarang ada demonstran yang memaksa masuk ke dalam ruangan suatu
gedung untuk berbicara langsung dengan para petinggi yang bersangkutan. Bila tidak
diizinkan masuk, biasanya akan berujung pada perusakan gedung dan bentrok dengan para
petugas yang berjaga.
Ada dua tipe demonstran yang ada kita kenal selama ini, yaitu demonstran yang
melakukan aksi demostrasi atas keinginan pribadi dan karena orang lain. Demonstran yang
melakukan aksi demonstrasi atas keinginan pribadi paham benar apa maksud dan tujuannya
melakukan demonstrasi. Sedangkan yang dilatarbelakangi karena orang lain biasanya tidak
begitu paham, hanya sekedar ikut – ikutan saja. Sehingga, mereka terkesan diam dan pasif
dalam melakukan aksi demo.
Yang sering terdapat di Indonesia adalah tipe demonstran yang kedua. Ada beberapa
faktor yang melatarbelakanginya. Misalnya saja ada yang mengajak dan membayarnya agar
ikut demonstrasi. Bahkan ada kelompok – kelompok tertentu yang menawarkan jasa
pengerahan masa untuk aksi – aksi demonstrasi.
Belakangan, apalagi sejak kenaikan BBM masih berupa isu-isu yang santer terdengar
di telinga kita, mahasiswa semakin lebih ‘garang’ dalam menyampaikan aspirasinya (baca:
demo). Hingga tak jarang demo yang mereka lakukan pun menjadi berubah arah, dari yang
tadinya hendak menyampaikan aspirasi kemudian justru menjurus pada tindakan-tindakan
anarkis dan merugikan bagi banyak pihak. Misal saja, saat berdemo menentang kenaikan
harga BBM, para mahasiswa yang melakukan aksi ini turut serta melakukan aksi hadang alias
boikot terhadap kendaraan truk pembawa tanki BBM sebagai sandera. Tindakan ini jelas-
jelas merugikan, diantaranya:
1. Sang sopir truk tanki pembawa BBM jelas-jelas hanya warga biasa yang tidak bisa
bertindak apa-apa terhadap kebijakan kenaikan harga BBM. Lalu kenapa beliau dan truk nya
harus disandera?
2. Dengan menyandera truk tanki BBM, artinya sang aktor demo turut memperburuk
visibilitas pendistribusian BBM yang sedari dahulu kala memang sudah buruk dan bobrok
juga. Apa ini yang namanya berusaha menolong wong cilik ?
Merusak, membakar, melempar, menyerang aparat keamanan dan melukai orang-
orang yang tidak bersalah, tentu harus mendapat sanksi hukum yang tegas.Benar polisi harus
mengambil tindakan hukum--pertama dilakukan secara persuasif dan preventif. Namun,
dibenarkan pula kalau akhirnya polisi mengambil langkah tegas untuk menindak tindakan
brutal yang dilakukan para demonstran. Sebagai intelektual muda dan mengetahui aturan
hukum yang berlaku, mahasiswa harus cerdas dalam melakukan demonstrasi. Sangat
menyedihkan, apabila ada mahasiswa yang menjadikan demonstrasi sebagai lahan mencari
uang. Katanya berdemonstrasi untuk membela kepentingan masyarakat, namun kenyataannya
"menunggangi penderitaan rakyat", untuk kepentingan kantung sendiri. Mudah-mudahan
sinyalemen tersebut jauh dari kebenaran.
1
Tren demo lainnya (saat ini) adalah memilih demo pada malam hari atau demo yang
sengaja dilakukan agar terlihat ‘besar’ atau ‘besar-besar-an’ hingga mengganggu kelancaran
arus lalu lintas atau yang lebih parahnya lagi demo yang sengaja memancing keributan
dengan aparat. Seolah-olah mahasiswa merasa lebih eksis bila berdemo dan terjadi antrian
panjang kendaraan di jalan, atau seolah-olah ingin memerlihatkan jati diri mereka yang
secara implisit berkata “woii.. nih gw, mahasiswa.. kita lagi demo..”. Yang menjadi
pertanyaan, apakah dengan segala dampak negatif dan ketidaknyamanan akibat demo dan
pengerahan massa ini, semua aspirasi mereka akan tersampaikan hingga ke telinga presiden
atau DPR ? Apakah semua permasalahan terselesaikan saat itu juga ? Apakah ada jaminan
untuk semua itu ? Belum lagi bila terjadi perselisihan dengan aparat yang mengamankan
jalannya demo. Entah karena ulah provokator ataupun ulah mahasiswa peserta demo sendiri
yang ‘lagi-lagi’ seolah ingin memperlihatkan ke-jati-diri-an nya pada masyarakat. Bila
konflik antara pen-demo dan aparat terjadi, pastinya yang akan disalahkan pertama kali
adalah aparat, dengan alibi mahasiswa membela rakyat. Padahal hal ini belum tentu
sepenuhnya benar dan perlu diselidiki apakah demo tersebut memang lebih mengedepankan
rakyat atau justru khianat terhadap aspirasi rakyat itu sendiri. Selagi di bawah payung hukum,
semua orang memiliki hak yang sama, dengan asas praduga tak bersalah, dimana hanya bukti
yang bisa menentukan siapa yang benar dan salah.
Ciri Khas Demonstrasi di Indonesia
Tidak suka dipaksa, tapi suka maksa.
Misal, meminta (yang cenderung memaksa) anggota DPR untuk menandatangani
permintaan mereka. Apa bedanya pendemo dengan diktator. Sukanya maksa?
Anggota DPR atau pejabat itu bukan mewakili pendemo (saja). Mereka wakil rakyat
keseluruhan, dan (mungkin) tidak semua rakyat sependapat dengan pendemo. Jadi jangan
maksa. Aspirasi silahkan disampaikan, tapi jangan maksa.
Suka melanggar peraturan lalu lintas.
Naik motor tanpa helm. Naik bis diatap. Naik kendaraan melebihi kapasitas.
Buang sampah sembarangan.
Lihatlah di daerah tempat demonstrasi dilakukan. Pasti disana sampah berserakan.
Apakah mereka tidak menyadari kalau apa yang mereka lakukan sudah membuat pekerjaan
tukang sapu jalan bertambah berat. Jangan bilang itu sudah tugas mereka. Ingat mereka
(tukang sapu jalan) dibayar dengan gaji harian yang tak seberapa.
Setelah membaca uraian di atas, kita dapat menentukan dampak positif dan negatif
dari aksi demo.
Dampak Positif Demonstrasi
1. Membuat orang dapat menyampaikan tentang aspirasi mereka di depan umum secara
terbuka karena ketidak-cocokan atas keadaan suatu peraturan. Dengan ini objek
demonstran itu sendiri diharapkan dapat menampung dan mendiskusikan tentang
kebijakan mereka dengan para demonstran. Bagi para demonstran itu sendiri menjadikan
mereka lebih berfikir kritis dan lebih dewasa.
2. Objek demonstran menjadi tahu tentang keadaan masyarakat karena demonstrasi itu
sendiri.
Dampak Negatif Demonstrasi
1. Ketika para demonstran turun di jalan untuk menyampaikan aspirasi mereka tidak
mematuhi tata tertib dapat mengakibatkan kemacetan lalu-lintas.
2. Selain itu, seringkali banyak kita jumpai para demonstran yang merasa pendapat mereka
tidak direspon oleh objek demonstrasi merusak fasilitas-fasilitas umum. Sehingga,
masyarakat pun juga terkena dari dampak itu sendiri.
3. Bagi ojek demonstran itu sendiri terkadang juga hanya sebagai pendengar bukan sebagai
pembimbing. Dalam arti, mereka hanya mendengarkan aspirasi para demonstran sebagai
angin lewat. Tetapi tidak mau mendiskusikan masalah yang sedang didemonstrasikan
secara terbuka dengan para demonstran atau masyarakat.
1
Penutup
Dari uraian pada makalah di atas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Demonstrasi yang pada mulanya berfungsi sebagai penyalur aspirasi rakyat, kini telah
beralih fungsi menjadi ajang untuk tampil keren.
2. Demonstrasi yang terjadi belakangan ini hampir tak pernah lepas dari aksi boikot,
perusakan sarana – prasarana masyarakat, dan bentrok dengan aparat kepolisian.
Menanggapi hal – hal tersebut di atas, kami pikir sudah saatnya kita sebagai
mahasiswa, yang dianggap paling gemar melancarkan aksi demo, hendaknya mulai
menata kembali alur pikir kita. Demonstrasi bukan sebagai ajang untuk tampil keren.
Kembalikanlah ke fungsinya semula, yaitu sebagai penyalur aspirasi rakyat. Jika hendak
melakukan aksi demo, hendaknya kita pikir masak – masak terlebih dahulu, benarkah kita
sudah benar – benar memihak kepada kepentingan rakyat ? Jadi, jangan sampai kata
aspirasi dan kepentingan rakyat hanya menjadi alibi belaka.
Selain itu, mari kita flash back sejenak. Apakah aksi – aksi demo yang terdahulu,
yang selalu dihiasi dengan perbuatan – perbuatan anarkis, membawa manfaat bagi diri
kita dan masyarakat ? Bukankah justru akan membawa kerugian dan serentetan masalah
lain bagi kita ?
Jika sudah tertanan pikiran seperti itu dalam diri kita, pasti tidak akan ada lagi demo
yang diwarnai dengan aksi boikot dan anarkis. Jadikanlah aksi demo murni untuk
kepentingan rakyat.
Daftar Pustaka
http://suaramerdeka.com
http://rickisaputra.wordpress.com
http://ngadimin.org
http://wedangjae.com
http://indonesiaontime.com
1