Makalah isbd
Click here to load reader
-
Upload
destaputranto -
Category
Documents
-
view
11.495 -
download
1
Transcript of Makalah isbd
MAKALAH ISBD
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN II
Disusun Oleh :
1. Abdul Sohib(8105112256)
2. Arif Tri W (8105112257)
3. Desta Dwi Putranto (8105112236)
4. M. Sidik Suryadi (8105112303)
Jurusan Pendidikan Ekonomi Koperasi
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Jakarta
2013
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmatdan
hidayah serta Bimbingan-Nya, akhirnya penulis dapat menyusun makalah dengan
judul “Manusia dan Kebudayaan II”. Dengan tujuan menyelesaikan tugas ilmu sosial
budaya dasar.Segala puji kami panjatkan, hanya milik Allah Rabb semesta alam,
pemangku langit dan bumi, yang mengatur seluruh makhluk-Nya, yang mengutus
para rasul untuk menjelaskan ajaran agama dengan keterangan dan bukti-bukti
nyata. Semoga shalawat tetap tercurah kepada baginda nabi Muhammad saw.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat.Penulis menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.
Oleh karena penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang bersifat
konstruktif demi perbaikan penyusunan makalah di masa yang akan datang.
Jakarta, Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………...1
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………….2
1.3 TUJUAN PENULISAN…..………………………………………... 2
1.4 MANFAAT PENULISAN….………………………………………. 2
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………………… 3
2.1 MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA DAN PENGGUNA
KEBUDAYAAN………............................................................... 3
2.2 PENGARUH BUDAYA TERHADAP LINGKUNGAN..........….. 4
2.3 PROSES DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN.................5
2.4 PROBLEMATIKA DENGAN KEBUDAYAAN........................... 6
2.5 PERUBAHAN KEBUDAYAAN….............................................. 7
BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………………….. 8
3.1 KESIMPULAN……………………………………………………… 8
3.2 SARAN……………………………………………………………… 8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………. 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Kehidupan manusia sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi
pada manusia sangat luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan
manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di alam,
dan manusia dengan Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus berjalan
seimbang. Selain itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna penciptaan,
dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki.
Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan
pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus
mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu
tersebut manusia dapat membedakan antara yang hak dengan yang bukan hak,
antara kewajiban dan yang bukan kewajiban. Sehingga norma-norma dalam
lingkungan berjalan dengan harmonis dan seimbang.
Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai motivator,
terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan
kontribusi terhadap kebudayaan. Agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai
manfaat bagi manusia itu sendiri.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu
negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu
pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena
kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansakerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi(budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani.
Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan mempunyai nilai kebudayaan yang sangat besar bagi manusia.
Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama
dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan
masalah-masalah yang akan dibahas pada penulisan kali ini. Masalah yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1 Apa perananan manusia sebagai pencipta kebudayaan itu?
2 Apa perananan manusia sebagai pengguna kebudayaan itu?
3 Apa pengaruh budaya terhadap lingkungan?
4 Bagaimana proses dan perkembangan budaya?
5 Apa saja perubahan kebudayaan?
1.3. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Melakasanakan tugas perkuliahan Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
2. Untuk mengetahui apa saja peranan manusia sebagai pencipta kebudayaan itu.
3. Untuk mengetahui apa saja peranan manusia sebagai pengguna kebudayaan itu.
4. Untuk mengetahui pengaruh budaya terhadap lingkungan.
5. Untuk mengetahui proses dan perkembangan budaya
1.4. MANFAAT PENULISAN
Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan baik untuk penulis ataupun pembaca
2. Memberikan sedikit gambaran mengenai kehidupan berbudaya di indonesia
3. Kita mengetahui peranan manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan.
4. Kita mengetahui proses dan perkembangan budaya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA DAN PENGGUNA KEBUDAYAAN
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani,
dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia
diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah
spesies primata dari golongan mamaliayang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang
bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan
ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan
dengan ras lain.
Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan
penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta
perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk
membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta
pertolongan.
Hubugan antara manusia dan kebudayaan secara sederhana adalah manusia
sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan
manusia dari sisi lain hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat
dipandang setara dengan hubungan antara manusia dan masyarakat dinyatakan
sebagai dialektis. Proses dialektis tercipta melalui tiga tahap yaitu:
1. Eksternalisasi : Proses dimana manusia mengekspresikan dirinya
2. Obyektivitas : Proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif
3. Internalisasi : Proses dimana masyarakat kembali dipelajari manusia
Hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari
kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat
kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai 1) penganut kebudayaan, 2)
pembawa kebudayaan, 3) manipulator kebudayaan, dan 4) pencipta kebudayaan.
Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan
yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia
harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia
melakukan berbagai cara.
Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia
dengan segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan
dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan
secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga
memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan
perilaku.
Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa
menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan
kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri
adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia
yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang
diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai
pendudukungnya.
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil
karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam
melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki
peran sebagai :
1. Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan
lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. Pembeda manusia dan binatang
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan
berprilaku didalam pergaulan.
6. Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak,
berbuat dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.
2.2. PENGARUH BUDAYA TERHADAP LINGKUNGAN
Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan
tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri
khas dari masyarakatnya yang tampak dari luar. Dengan menganalisis pengaruh
akibat budaya terhadap lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa suatu
lingkungan tertentu akan berbeda dengan lingkungan lainnya dan mengasilkan
kebudayaan yang berbeda pula.
Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan
lingkungan:
1. Phisical Environment yaitu lingkungan fisik menunjuk kepada lingkungan
natural seperti flora, fauna, iklim dan sebagainya.
2. Cultural Social Environment, meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta
proses sosialisanya seperti : norma-norma, adat istiadat dan nilai-nilai.
3. Environmental Orientation and Representation, mengacu pada persepsi dan
kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat mengenai
lingkungannya.
4. Environmental Behaviordan and Process, meliputi bagaimana masyarakat
menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.
5. Out Carries Produc, Meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun
rumah, komunitas dan sebagainya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan yang berlaku dan
dikembangkan dalam lingkungan tertentu berimplikasi terhadap pola tata laku,
norma, nilai dan aspek kehidupan lainnya yang menjadi ciri khas suatu masyarakat
dengan masyarakat lainnya.
2.3. PROSES DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya
kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan
perkembangan manusia itu. Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk
kepentingan manusia itu sendiri, karena kebudayaan diciptakan oleh dan untuk
manusia.
Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari
pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antar
kelompok atau melaui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu
kebudayaan tertentu bilamana kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau
memenuhi tuntunan yang dihadapinya.
Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor
lingkungan fisik. Misalnya iklim topografi sumber daya alam dan sejenisnya. Dari
waktu ke waktu, kebudayaan berkembang seiring dengan majunya teknologi
(dalamhal ini adalah sistem telekomunikasi) yang sangat berperan dalam
kehiduapan setiap manusia.
Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala
bidang, termasuk dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu
kelompok sosial akan bergeser. Suatu kelompok dalam kelompok sosialbisa saja
menginginkan adanya perubahan dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan
alasan sudah tidak sesuai lagi dengan zaman yang mereka hadapi saat ini. Namun,
perubahan kebudayaan ini kadang kala disalah artikan menjadi suatu penyimpangan
kebudayaan.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah
dengan adanya kontrol atau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang
ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang
ditampilkan sengat bertolak belakang dengan budaya yang dianut didalam kelompok
sosial yang ada di masyarakat. Sekali lagi yang diperlukan adalah kontrol / kendali
sosial yang ada di masyarakat sehingga dapat memilah-milah mana kebudayaan
yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.
Proses belajar budaya meliputi tiga hal, yaitu:
1) Proses Interelasi
Manusia terlahir dengan potensi bawaan; perasaan, hasrat, nafsu, emosi dan
seterusnya. Sepanjang hidupnya manusia menanamkan dalam kepribadiannya hal-
hal yang diperlukan dalam kehidupan. Individu berusaha memenuhi hasrat dan
motivasi dalam dirinya; beradaptasi, belajar dari alam dan lingkungan sosial dan
budayanya.
2) Proses Sosialisasi
Individu belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan sesama, dari individu
yang menduduki aneka peranan sosial. Sosialisasi berarti proses belajr anggota
masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di
lingkungannya.
3) Proses Enkulturasi
Individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikapnya dengan adat
istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan dalam kebudayaannya. Pada
awalnya manusia meniru, sesuai dengan perkembangan kehidupan, ‘membaca’,
menghayati, hingga menjadi pola tindakan.
Budaya mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Kebudayaan dari
kelompok sosial tidak secara komplit ditentukan oleh lingkungan fisik saja, namun
lingkungan tersebut memberikan peluang untuk terbentuk hingga berkembangnya
suatu budaya. Ada enam tahap perkembangan kebudayaan yang kita kenal secara
umum,yaitu:
1) Cultural Evolution
Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudyaan dapat dianalisa oleh seorang
peneliti, seolah-olah dari dekat secara detail atau dapat juga dipandang dari jauh
hanya dengan memperhatikan perubahan-perubahan yang besar saja. Proses
evolusi sosial budaya yang dianalisa secara detail akan membuka mata seorang
peneliti untuk berbagi macam proses perubahan yang terjadi dalam dinamuka
kehidupan sehari-hari dalam setiap masyarakat di dunia.
2) Diffusion Process
Proses difusi ini terjadi karena adanya penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok
manusia di muka bumi. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan dan sejarah juga
ikut menyebar. Salah satu bentuk difusi dibawa oleh kelompok-kelompok yang
bermigrasi. Namun bisa juga tanpa adanya migrasi, tetapi karena ada individu-
individu yang membawa unsur-unsur kebudayaan itu, seperti para pedagang dan
pelaut.
3) Aculturation Process
Proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan
tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing tersebut
lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
4) Asimilation Process
Proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar
kebudayaan yang berbeda-beda. Kemudian saling bergaul secara intensif untuk
waktu yang lama, sehingga kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing
berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah
wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan yang campuran.
5) Innovation
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam,
energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi
baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya
produk-produk baru. Proses inovasi sangat erat kaitannya dengan teknologi dan
ekonomi. Dalam suatu penemuan baru biasanya membutuhkan proses sosial yang
panjang dan melalui dua tahap khusus yaitu dicovery dan invention.
6) Discovery dan Invention
Discovery adalah suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik
berupa suatu alat baru, ide baru, yang diciptakan oleh individu atau suatu rangkaian
dari beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan. Discovery baru
menjadi invention apabila masyarakat sudai mengakui, menerima, dan menerapkan
penemuan baru itu.
2.4. PROBLEMATIKA DENGAN KEBUDAYAAN
Seiring dengan perkembangannya, kebudayaan juga mengalami beberapa
problematika atau masalah masalah yang cukup jelas yaitu :
1. Hambatan budaya yang ada kaitannya dengan pandangan hidup dan sistem
kepercayaan.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan sudut pandang atau
persepsi.
3. hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
4. Masyarakat terpencil atau terasing dan kurang komunikasi dengan
masyarakat lainnya.
5. Sikap Tradisionalisme yang berprasangaka buruk terhadap hal-hal yang baru
6. Mengagung-agungkan kebudayaan suku bangsanya sendiri dan melecehkan
budaya suku bangsa lainnya atau lebih dikenal dengan paham
Etnosentrisme.
7. Perkembangan Iptek sebagai hasil dari kebudayaan.
2.5. PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan mengalami
perkembangan (dinamis) sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh
sebab itu tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan
akan mengalami perubahan. Ada lima penyebab terjadi perubahan kebudayaan
tersebut yaitu:
1. Perubahan lingkungan alam
2. Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan kelompok lain
3. Perubahan karena adanya penemuan (discovery)
4. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi
beberapa elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh
bangsa lain ditempat lain.
5. Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya
dengan mengadopsisuatu pengetahuan atau kepercayaan baru atau karena
perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.
Namun, perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa dan rasa manusia
adalah tentu saja perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan
kemanusian, bukan sebaliknya yaitu yang akan memusnakan manusia sebagai
pencipta kebudayaan tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Kebudayaan mempunyai nilai kebudayaan yang sangat besar bagi manusia.
Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama
dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya.
Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia
dengan segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan
dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan
secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga
memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku.
Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan
tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri
khas dari masyarakatnya yang tampak dari luar.
kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan dalam lingkungan tertentu berimplikasi
terhadap pola tata laku, norma, nilai dan aspek kehidupan lainnya yang menjadi ciri
khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari
pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antar
kelompok atau melaui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu
kebudayaan tertentu bilamana kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau
memenuhi tuntunan yang dihadapinya.
3.2. SARAN
Dengan adanya proses terciptannya kebudayaan oleh manusia, di harapkan
kita tetap mempertahankan nilai-nilai kebudayaan yang terkandung di dalamnya.
Agar kebudayaan tetap terjaga dan menjadi identitas milik bangsa. Hal yang
terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol
atau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para
penganut kebudayaan. Sekali lagi yang diperlukan adalah kontrol / kendali sosial
yang ada di masyarakat sehingga dapat memilah-milah mana kebudayaan yang
sesuai dan mana yang tidak sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Sitompul, Manusia dan Budaya, Jakarta: Gunung Mulia, 1993
Dp. Maas, Materi Pokok UT Antropologi Budaya, Jakarta: Universitas Terbuka, 1985
Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta: Jambatan, 1975
___________, Kebudayaan, Mentalis, dan Pembangunan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993
Taliziduhu Ndraha, Budaya Organisasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2003