Makalah Imuno_kel 1
-
Upload
bintang-tatius -
Category
Documents
-
view
65 -
download
1
description
Transcript of Makalah Imuno_kel 1
MAKALAH IMUNOBIOLOGI
BONE MARROW
Disusun oleh :
Faiqotus Zahro (05/183358/BI/07569)
Retno Dwi Prihastuti (05/184978/BI/07576)
Wiwit Probowati (05/185262/BI/07610)
Husni Mubarok (05/189835/BI/07737)
Retno Septyorini (05//BI/)
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2008
BONE MARROW
I. LETAK DAN STRUKTUR BONE MARROW
Sistem imun seluruhnya dikendalikan oleh tubuh. Dimana sel dalam sistem imun
terorganisasi dalam struktur yang spesifik. Sitem imun dibagi ke dalam jaringan
limfoid sentral (bone marrow, timus) dan jaringan limfoid peripheral (lymph
nodes, spleen, mucosa-associated lymphoid tissue).
Semua sel dalam sistem imun berasal dari bone marrow (sumsum tulang).
Bone marrow merupakan asal mula dari sel darah merah, sel darah putih
(termasuk limfosit dan makrofag) dan keping darah. Sel-sel lain dalam sistem
imun dapat ditemui secara detail dalam tempat lain.
Sumsum tulang (bone marrow) dalam struktur anatomi tubuh terletak pada
bagian dalam tulang paha yang berupa jaringan lunak seperti sumsum.
Gambar 1. Organ-organ sistem imun tubuh
Gambar 2. Struktur Anatomi Sumsum tulang (Bone Marrow)
Gambar 3. Struktur bone marrow
Akhir-akhir ini sumsum tulang sering digunakan untuk analisis patologi
yang sering dikenal dengan biopsy sumsum tulang atau terphyne biopsy. Sumsum
tulang dapat mendiagnosis beberapa kondisi seperti leukimua, myeloma, anemia
dan pancytopenia. Sumsum tulang memproduksi elemen seluler dari darah seperti
keeping darah, sel darah merah dan sel darah putih.
II. SEL-SEL IMUNOKOMPETEN YANG ADA
Sumsum tulang sebagai sumber sel limfoid
Pada fetus yang masih muda , sel asal mula limfoid diproduksi oleh membran
kantung kuning telur dan kemudian pada fetus yang lebih tua oleh hati. Terakhir
sumsum tulang merupakan sumber utama sel limfoid pada hewan dewasa. Dari
beberapa penelitian yang telah dilakukan, sumsum tulang dianggap mampu
menyediakan semua sel yang dibutuhkan untuk mengembalikan fungsi organ
limfoid. Sel limfoid terbentuk pada pertengahan kedua masa janin dan berasal dari
sel stem sumsum tulang Sel limfoid terdiri dari 2 bagian:1. Sel T atau thymus
dependens yang berfungsi sebagai sistem imunitas seluler2. Sel B atau bursa
dependens yang berfungsi sebagai sistem imunitas humoral. Pada hewan hanya
sel B yang bekembang di sumsum tulang.
Pada hewan dewasa sumsum tulang memiliki dua fungsi. Sebagai organ
hematopoietic yang berlaku sebagai sumber sel darah termasuk limfosit dan
seperti halnya hati dan limfa sumsum tulang juga mengandung banyak sel
fagositosis monokuler yang bertugas menghilangkan banyak partikel antigen dari
aliran darah.karena fungsi ganda ini sumsum tulang terbagi menjadi dua bagian ,
bagian hematopoietic dan vaskuler. Daerah hematopoietic berisi sel awal mula
semua sel darah maupun makrofag serta limfosit dan dibatasi oleh sel adventisia.
Bagian vaskuler terdiri dari sumsum darah yang dibatasi oleh sel endothelial dan
yang tersilang oleh sel retikuler dan makrofag (Tizard, 1988).
III. FUNGSI BONE MARROW
III.1. Transmisi pemasukan rangsangan antara periferi dan otak.
Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui
tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui
tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf
penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori
dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf
membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak
merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari
otak merupakan saluran desenden.
Gambar 4. Penampang melintang sumsum tulang belakang
III.2. Tempat produksi sebagian besar sel darah baru
Ada dua jenis sumsum tulang: sumsum merah (dikenal juga sebagai jaringan
myeloid) dan sumsum kuning. Sel darah merah, keping darah, dan sebagian besar
sel darah putih dihasilkan dari sumsum merah. Sumsum kuning menghasilkan sel
darah putih dan warnanya ditimbulkan oleh sel-sel lemak yang banyak
dikandungnya. Kedua tipe sumsum tulang tersebut mengandung banyak
pembuluh dan kapiler darah.
IV. MEKANISME KERJA BONE MARROW
Sumsum tulang adalah satu organ – organ tubuh besar tubuh dan tempat utama
hematopoesis. Pada kondisi normal, produksi sel – sel darah merah oleh sumsum
dengan tepat disesuaikan dengan fungsi organ. Produksi sel – sel darah merah
tersebut juga disesuaikan dengan keperluan tubuh, meningkatnya aktivitas
sumsum beberapa kali lipat dalam waktu yang singkat dapat terjadi bila sedang
diperlukan. Menurut penampakannya pada saat pemeriksaan terdapat dua jenis
sumsum tulang, yaitu sunsum tulang merah atau hematogenus warnanya
disebabkan banyaknya eritrosit dan pembentuk sel darah merah dan sumsum
tulang kuning yang warna kuningnya disebabkan adanya sejumlah besar sel – sel
adiposa. Pada bayi yang baru lahir, semua sumsum tulang adalah merah, oleh
karena itu pada saat tersebut aktif menghasilkan sel – sel darah merah. Dengan
bertumbuhnya anak, kebanyakan sumsum tulang berubah secara bertahap menjadi
kuning. Pada kondisi khusus seperti pendarahan hebat atau hipoksia, sumsum
tulang kuning berubah kembali menjadi sumsum kuning.
Sumsun tulang merah terdiri atas stroma, hematopoietic cord dan kapiler –
kapiler sinusoid. Stroma adalah suatu jaringan kerja tiga dimensi sel sel retikular
dengan sifat fagositik dan suatu jala lembut dari serat – serat retikular yang
mengandung sel sel hematopioetik dan makrofag. Matriks sumsum tulang
mengandung kolagen tipe I dan III, fibronektin, laminin dan proteoglikan.
Laminin, fibronektin, dan suatu zat pengikat lainnya, hemonektin, saling
berhubunhan dengan reseptor sel untuk mengikat sel ke matriks. Sinusoid –
sinusoid dibentuk oleh suatu lapisan sel endotel yang bersambung. Beberapa
bagian dari endotelium tipis dan mungkin menjadi tempat migrasi dari sel – sel
yang matur dari stroma ke dalam sinusoid.
Kapiler – kapiler sinusoid diperkuat kembali oleh suatu lapisan eksternal
sel retikular yang tidak bersambung dan suatu jaringan serabut retikular longgar.
Pelepasan sel – sel tulang matur dari sumsum daitur oleh faktor pelepas yang
dihasilkan sebagai respons terhadap keperluan organisme. Fungsi utama sumsum
tulang merah adalah menghasilkan sel – sel darah merah, penghancuran sel darah
merah dan penyimpanan (dalam makrofag) besi yang dihasilkan dari pemecahan
hemoglobin.
V. LAIN-LAIN
Transplantasi bone marror (BMT) merupakan suatu prosedur untuk
mengembalikan stem cell yang rusak akibat pengaruh chemoterapy atau radiation
theraphy. Terdapat tiga jenis transplantasi yaitu :
1. Autologous transplants, yaitu pasien mendapatkan stem cell dari tubuhnya
sendiri
2. Syngeneic transplant, yaitu pasien mendapatkan stem cell dari saudara
kembarnya
3. Allogenic transplant, pasien mendapatkan stem cell dari kakak, adik, atau
orang tua, bisa juga dari orang lain
Penyakit yang mampu ditanggulangi melalui transplan bone marrow terbagi
menjadi dua kelompok. Pertama ialah penyakit genetis, yaitu bila satu atau lebih
sel yang dihasilkan oleh hematopoiesis mengalami kegagalan misalnya
thalasemia mayor, sickle cell anemia, dan Fanconi anemia. Dengan adanya
transplant maka sel yan bentuknya tidak wajar atau tidak bisa berfungsi secara
normal akan digantikan. Kedua ialah pengobatan untuk mengeliminasi sel tumor
dan juga memperbaiki fungsi bone marrow akibat pengaruh chemotheraphy.
BMT sering digunakan dalam pengobatan kanker karena memungkinkan
pasien untuk bisa menerima chemotherapy atau radiation theraphy dalam dosis
yang tinggi. Untuk memahami mengapa BMT penting digunakan sebelumnya
harus memahami bagaimana chemotherapy and radiation therapy bekerja.
Chemotherapy and radiation therapy secara umum mempengaruhi sel yang
membelahnya lebih cepat. Karena sel kanker pembelahannya lebih cepat
dibanding sel normal maka digunakanlah metode tersebut. Bone marrow sendiri
pembelahannya juga cepat, sehingga penggunaan chemotheraphy dosis tinggi
akan merusak bone marrow. Tanpa bone marrow yang sehat, pasien tidak akan
bisa menghasilkan sel darah yang penting dalam mengangkut oksigen, melawan
infeksi, dan mencegah pendarahan. Melalui BMT stem cell dapat digantikan.
BMT umumnya digunakan untuk mengobati leukimia dan lymphoma. BMT
menjadi efektif ketika leukimia atau lympoma berada dalam kondisi remission
yaitu tanda atau simptom kanker tadi hilang. Selain itu BMT juga bisa digunakan
untuk mengobati neuroblastoma (kanker yang menyerang sel saraf yang
immature) dan multipe myeloma.
Pada proses allogeneic atau syngeneic transplantation, untuk memperkecil
efek samping dokter menggunakan stem cell yang hampir mirip dengan pasien.
Pasien memiliki satu set protein yang berbeda, disebut antigen human leukocyte
associated (HLA) pada permukaan sel nya. HLA tadi bisa diidentifikasi dengan
tes darah tertentu. Pada banyak kasus, keberhasilan allogenic transplantation
tergantung seberapa besar kecocokan HLA antigen donor dengan resipien.
Semakin besar kecocokan antigen HLA,kemungkinan tubuh pasien untuk
menerima stem cell dari donor semakin besar. Jika stem cell tadi tidak cocok bisa
terjadi graft-versus-host-disease (GVHD). Jika antara resipien dan donor tidak
memililki hubungan maka kecocokan HLA menjadi lebih tinggi apabila mereka
berasal ethnic dan ras yang sama. Saudara kembar bisa menjadi donor dan
resipien karena mereka memiliki gen yang sama, mereka memiliki set HLA
antigen yang sama. Akibatnya tubuh pasien akan menerima transplan dari saudara
kembarnya. Tetapi syngeneic tranplantasi jarang terjadi karena kemungkinan
kembar juga jarang terjadi.
Stem cell yang digunakan dalam BMT berasal dari bagian cair di tengah
tulang, yang disebut marrow. Secara umum metode pengambilan bone marrow
untuk ketiga proses yang sudah disebutkan diatas sama. Yaitu donor dianestesi
kemudian jarum disuntikkan ke bagian pelvis atau sternum (jarang), dan ke bone
marrow. Kemudian bone marrow yang sudah dipanen dipisahkan dari fragmen
tulang dan darah setelah itu baru disimpan dengan teknik cycropreservation. Bagi
pendonor, tidak ada masalah yang berarti ketika diambil bone marrownya karena
hanya sejumlah kecil yang diambil. Umumnya masalah yang muncul bagi
pendonor berkaitan dengan penggunaan anestesia. Selama beberapa hari pendonor
merasa badannya mudah capek, dan tempat dimana bone marrow diambil sedikit
sakit, tetapi setelah beberapa minggu kondisinya akan membaik tergantung pada
kondisi fisik pendonor. Umumnya ada juga yang sudah sembuh setelah 2-3 hari
tetapi ada juga yang membutuhkan 3-4 minggu untuk memulihkan tenaganya.
Efek utama yang mungkin timbul setelah menjalani BMT ialah
kemungkinan untuk mudah terkena infeksi dan mengalami pendarahan akibat
tingginya dosis pengobatan kanker. Karena itu biasanya dokter akan memberikan
antibiotik untuk mencegah infeksi dan mungkin juga transfusi keping darah untuk
mencegah pendarahan dan anemia. Efek jangka pendek yang mungkin dirasakan
ialah nausea, vomiting, fatigue, kehilangan kemampuan mengecap, mouth sores,
kerontokan rambut, dan skin reactions. Sedangkan efek jangka panjang yang
mungkin terjadi karena proses chemotheraphy ialah infertil (mandul), katarak,
kanker baru yang muncul karena chemotheraphy berlebih, dan kerusakan pada
liver, ginjal, paru-paru, dan hati.
Dengan allogenic transplant, komplikasi yang dikenal dengan graft-versus-
host disease (GVHD) bisa berkembang. GVHD terjadi ketika sel darah putih dari
donor mengidentifikasi sel di tubuh pasien sebagai sel asing dan menyerangnya.
Organ yang bisa terpengaruh misalnya kulit, liver, dan usus halus. Komplikasi
bisa berkembang beberapa minggu setelah transplantasi (akut GVDH) atau lebih
lama lagi (kronik GVDH). Untuk mencegah terjadinya hal tersebut perlu
dilakukan supresi sistem imun.
DAFTAR PUSTAKA
Letak dan Struktur Bone Marrow :
Anonim. 2008. Bone Marrow. http://www.wikipedia.com/.
Bain B.J.2003. Bone marrow biopsy morbidity and mortality. Br. J. Haematol. 121 (6): 949–51.
Phu V. Truong, M.D. 2005. Board Certified in Both Hematology and Oncology. http://www.immunecentral.com. Akses 9 Oktober 2008. Pukul 13.17.
Sel-sel imunokompeten yang ada :
Tizard, Ian.Pengantar Immunologi Verteriner.1988.University Press
Fungsi Bone marrow :
Anonim.2000. Sistem Saraf pusat.http://bi2-gd.com. Akses tanggal 13 Oktober 2008.
Mekanisme Kerja Bone Marrow :
Lain – lain :
Anonim. 2004. Bone Marrow Transplantation and Peripheral Blood Stem Cell Transplantation: Questions and Answers. http://www.cancer.gov/clinicaltrials. Akses 11 Oktober 2008.
Parham, P. 2000. The immune system. Garland Pub. USA. pp 353-355