MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

41
MAKALAH MENGENAI TINDAK PIDANA KORUPSI Diajukan untuk memenuhi salahsatu tugas dari MatakuliahIlmu Sosial Dasar semester II Tahun ajaran 2012-2013 Dosen : Bapak DRS Yeye Sukmaya M.Pd Disusun Oleh : Kelompok 7 Gita Rosetivana P 123020063 Ghina Rifahana D 123020075 Rina Hanifah 123020087 Iis Syarifah 123020098 Nadya Putri Katresna 123020110 Kelas B

Transcript of MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

Page 1: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

MAKALAH MENGENAI TINDAK PIDANA KORUPSI

Diajukan untuk memenuhi salahsatu tugas dari MatakuliahIlmu Sosial Dasar

semester II Tahun ajaran 2012-2013

Dosen : Bapak DRS Yeye Sukmaya M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Gita Rosetivana P 123020063Ghina Rifahana D 123020075 Rina Hanifah 123020087 Iis Syarifah 123020098Nadya Putri Katresna 123020110

Kelas B

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

UNIVERSITAS PASUNDANBANDUNG

2013

Page 2: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-NYA,sehigga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul

“MAKALAH MENGENAI TINDAK PIDANA KORUPSI ”.Makalah ini

merupakan tugas dari matakuliah Ilmu Sosial Dasar.

Alhamdulillah kami mendapat dukungan moril dari banyak pihak yang telah

membantu dalam kelancaran penyusunan makalah ini, diantaranya dari teman-teman

dan untuk itu pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih

kepada Bapak DRS Yeye Sukmaya M.Pd atas bantuan,bimbingan serta motivasi

yang telah diberikan selama mengikuti mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini

masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan segala saran dan

kritik yang membangun demi kebaikan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami

khususnya maupun bagi pihak yang berkepentingan pada umumnya.AMIIN.

Bandung,14 Maret 2013

Penulis

i.

Page 3: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan kemajuan suatu negara ditentukan oleh kemampuan dan

keberhasilan pembangunannya. Pembangunan sebagai suatu proses perubahan yang

direncanakan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Untuk menuju

pembangunan ke arah yang lebih baik disuatu negara diperlukan beberapa faktor

penunjang, diantaranya yaitu faktor kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang

memadai dan tentunya faktor keuangan. Dalam pembangunan diperlukan Sumber

Daya Manusia yang berkualitas, dalam arti seseorang yang mampu melakukan,

melaksanakan, merencanakan suatu program atau sistem yang akan diterapkan/

diaplikasikan dalam pembangunan. Faktor yang penghambat dalam proses

pambangunan yang sering terjadi di Indonesia salahsatunya adalah rendahnya kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, kualitas tersebut bukan hanya dilihat dari

segi intelektualnya tetapi juga menyangkut rendahnya kualitas moral dan

kepribadiannya. Rapuhnya keimanan, moral, dan semakin rendahnya tingkat

kejujuran dari sebagian orang merupakan salahsatu hal yang memicu seseorang untuk

melakukan tindak korupsi.

Belakangan ini kita sering mendengar kata yang satu ini, yaitu “KORUPSI”,

korupsi sebenarnya ada dan terjadi disekeliling kita, namun terkadang kita tidak

menyadari itu.Tindak perilaku korupsi akhir-akhir ini makin marak dipublikasikan di

media massa maupun maupun media cetak. Tindak korupsi ini mayoritas dilakukan

oleh para pejabat tinggi negara yang sesungguhnya dipercaya oleh masyarakat luas

untuk memajukan kesejahteraan rakyat dan sekarang malah merugikan negara. Di

Indonesia korupsi seringkali terjadi di instansi pemerintahan dan lembaga-lembaga

tinggi pemerintahan.Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan bagi kelangsungan

Page 4: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

hidup rakyat yang dipimpin oleh para pejabat yang terbukti melekukan tindak

korupsi.Sebenarnya korupsi bukan hanya terjadi di instansi tertinggi dan lembaga-

lembaga pemerintahan dalam skala besar saja tetapi korupsi juga bisa terjadi dirumah,

sekolah, masyarakat, ini artinya korupsi tidak hanya menyangkut tindak

penyelewengan sesuatu dalam skala besar, tetapi dalam skala kecil pun bisa disebut

sebagai tindak korupsi.

Korupsi diIndonesia dewasa ini sudah merupakan patologi sosial (penyakit social)

yang sangat berbahaya dan mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.Korupsi telah mengakibatkan kerugian materiil keuangan

negara yang sangat besar. Namun yang lebih memprihatinkan lagi adalah terjadinya

perampasan dan pengurasan keuangan Negara yang dilakukan secara kolektif oleh

kalangan anggota legislatif dengan dalih studi banding, THR, uang pesangon, dan

lain sebagainya di luar batas kewajaran. Bentuk perampasan dan pengurasan

keuangan negara demikian terjadi hampir diseluruh wilayah Indonesia.Hal itu

merupakan cerminan rendahnya moralitas, rasa malu, serta kurangnya pendidikan

pancasila sehingga yang menonjol adalah sikap keserakahan dan kerakusan sehingga

tidak menghiraukan masyarakat yang masih mengalami kemiskinan.

1.2.Rumusan Masalah

Adapun beberapa rumusan masalah yang kami angkat adalah sebagai berikut :

1.   Apa yang dimaksud dengan korupsi?

2. Apasajakah Bentuk, jenis, ciri-ciri, sebab-sebab, dampak serta langkah-langkah

pemeberantasan korupsi?

3.     Bagaimana gambaran umum tentang korupsi di Indonesia ?

4.     Bagaimana persepsi masyarakat tentang korupsi ?

5.     Bagaimana fenomena korupsi di Indonesia ?

6.     Bagaimana peran serta pemerintah dalam memberantas korupsi ?

7.     Upaya apa yang dapat ditempuh dalam pemberantasan korupsi ?

Page 5: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat makalah ini agar kita dapat mengerti dan memahami hal

dibawah ini :

1. Untuk mengetahui pengertian korupsi.

2. Untuk mengetahui bentuk, jenis, ciri-ciri, sebab-sebab, dampak serta langkah-

langkah pemberantasan korupsi ?

3. Untuk mengetahui gambaran umum tentang korupsi di Indonesia ?

4. Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang korupsi ?

5. Untuk mengetahui fenomena korupsi di Indonesia ?

6. Untuk mengetahui peran serta pemerintah dalam memberantas korupsi ?

7. Untuk mengetahui upaya yang dapat ditempuh dalam pemberantasan korupsi.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin corruption yaitu dari kata kerja corrumpere yang

bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok.Secara hafiah,

korupsi diartikan sebagai perilaku pejabat publik, baik politikus/politisi maupun

pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau

memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan publik yang

dipercayakan kepada mereka.Pengertian korupsi menurut Transparency Internasional

adalah perilaku pejabat publik, baik politikus politisi maupun pegawai negeri, yang

secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang

dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan public yang dipercayakan

kepada mereka.

Korupsi menurut Huntington (1968) adalah perilaku pejabat publik yang

menyimpang dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat, dan perilaku

menyimpang ini ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi.

Page 6: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

Korupsi menurut Black’s Law Dictionary korupsi adalah perbuatan yang

dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak resmi

dengan hak-hak dari pihak lain secara salah menggunakan jabatannyaa atau

karakternya untuk mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang

lain, berlawanan dengan kewajibannya dan hak-hak dari pihak lain.

Korupsi menurut Pasal 2 Undang-Undang No.31 Tahun1999 “Setiap orang yang

secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain

atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian

negara”.

Korupsi menurut corruption is the abuse of trust in the interest of private gain

penyalahgunaan amanah untuk kepentingan pribadi.

Korupsi menurut Pasal 3 Undang-Undang No.31 Tahun 1999 Setiap orang yang

dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,

menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena

jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara dan perekonomian

negara.

Menurut Dr. Kartini Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang

menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan

kepentingan umum. Selanjutnya, dengan merujuk definisi Huntington diatas, Heddy

Shri Ahimsha-Putra (2002) menyatakan bahwa persoalan korupsi adalah persoalan

politik pemaknaan.Maka dapat disimpulkan korupsi merupakan perbuatan curang

yang merugikan Negara dan masyarakat luas dengan berbagai macam modus.Seorang

sosiolog Malaysia Syed Hussein Alatas secara implisit menyebutkan tiga bentuk

korupsi yaitu sogokan (bribery), pemerasan (extortion), dan nepotisme.

Alatas mendefinisikan nepotisme sebagai pengangkatan kerabat, teman, atau sekutu

politik untuk menduduki jabatan-jabatan publik, terlepas dari kemampuan yang

dimilikinya dan dampaknya bagi kemaslahatan umum (Alatas 1999:6).Inti ketiga

bentuk korupsi menurut kategori Alatas ini adalah subordinasi kepentingan umum

dibawah tujuan-tujuan pribadi yang mencakup pelanggaran-pelanggaran norma-

Page 7: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

norma, tugas, dan kesejahteraan umum, yang dibarengi dengan kerahasiaan,

pengkhianatan, penipuan, dan sikap masa bodoh terhadap akibat yang ditimbulkannya

terhadap masyarakat. Istilah korupsi dapat pula mengacu pada pemakaian dana

pemerintah untuk tujuan pribadi. Definisi ini tidak hanya menyangkut korupsi

moneter yang konvensional, akan tetapi menyangkut pula korupsi politik dan

administratif. Seorang administrator yang memanfaatkan kedudukannya untuk

menguras pembayaran tidak resmi dari para investor (domestik maupun asing),

memakai sumber pemerintah, kedudukan, martabat, status, atau kewenangannnya

yang resmi, untuk keuntungan pribadi dapat pula dikategorikan melakukan tindak

korupsi.

2.2.Bentuk, jenis, ciri-ciri, sebab-sebab, dampak serta langkah-langkah

pemberantasan korupsi.

Bentuk dan jenis korupsi

Mochtar Lubis membedakan korupsi dalam tiga jenis yaitu sebagai berikut

a.       Penyuapan, apabila seorang pengusaha menawarkan uang atau jasa lain kepada

seseorang atau aparat negara untuk suatu jasa bagi pemberi uang

b.      Pemerasan, apabila orang yang memegang kekuasaan menuntut membayar uang

atau jasa lain sebagai ganti atas imbal balik fasilitas yang diberikan.

c.       Pencurian, apabila orang yang berkuasa menyalahgunakan kekuasaan dan

mencuri harta rakyat, langsung atau tidak langsung.

Ciri-ciri Korupsi

a.       Korupsi senantiasa melibatkan lebih dari satu orang

b.      Korupsi pada umumnya melibatkan keserbarahasiaan.Meski dilakukan bersama-

sama, korupsi dilakukan dalam koridor kerahasiaan yang sangat ketat.

c.       Korupsi melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik.Yang

dimaksud elemen kewajiban adalah bidang strategis yang dikuasai oleh Negara

Page 8: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

yang menyangkut pengembangan usaha tertentu.Misalnya izin mendirikan

bangunan, izin perusahaan dan lain-lain.

d.     Mereka yang mempraktikkan cara-cara korupsi biasanya berusaha menyelubungi

perbuatannya dengan berlindung dibalik pembenaran hukum.

e.       Mereka yang terlibat korupsi adalah mereka yang menginginkan keputusan-

keputusan yang tegas dan memiliki pengaruh. Senantiasa berusaha mempengaruhi

pengambil kebijakan agar berpihak padanya. Mengutamakan kepentingannya dan

melindungi segala apa yang diinginkannya.

f.       Setiap tindakan korupsi mengandung penipuan yang dilakukan oleh badan hukum

publik dan masyarakat umum. Badan hukum yang dimaksud adalah suatu

lembaga yag bergerak dalam pelayanan publik atau penyedia barang dan jasa

kepentingan public.

g.      Setiap bentuk korupsi adalah suatu penghianatan kepercayaan. Ketika seseorang

berjuang meraih kedudukan tertentu , dia pasi berjanji akan melakukan hal yang

terbaik untuk kepentingan semua pihak. Tetapi setelah mendapatkan kepercayaan

kedudukan maka ia tidak pernah melakukan apa yang dijanjikan.

h. Setiap bentuk korupsi melibatkan fungsi ganda yang kontradiktif dari koruptor

sendiri. Sikap dermawan dari koruptor yang acap ditampikan dihadapan publik

adalah bentuk fungsi ganda yang kontradiktif. Di satupihak sang koruptor

menunjukkan perilaku menyembunyikan tujuan untuk menyeret semua pihak

untuk ikut bertanggung jawab, dipihak lain dia menggunakan perilaku tadi untuk

meningkatkan posisi tawarannya.

Sebab-sebab yang Melatarbelakangi Terjadinya Korupsi

Korupsi dapat terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhipelaku korupsi

itu sendiri atau yang biasa kita sebutkoruptor .

Adapun sebab-sebabnya, antara lain:

1.Klasik 

Page 9: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

a) Ketiadaan dan kelemahan pemimpin. Ketidakmampuan pemimpin untuk

menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, merupakan peluang bawahan

melakukan korupsi.Pemimpin yang bodoh tidak mungkin mampu melakukan

kontrol manajemen lembaganya. Kelemahan pemimpin ini juga termasuk ke

leadership an, artinya seorang pemimpin yang tidak memiliki karisma, akan mudah

dipermainkan anak buahnya. Leadership dibutuhkan untuk menumbuhkan rasa

takut.

b)   Kelemahan pengajaran dan etika. Hal ini terkait dengan sistempendidikan dan

substansi pengajaran yang diberikan.Pola pengajaranetika dan moral lebih

ditekankan pada pemahaman teoritis, tanpadisertai dengan bentuk-bentuk

pengimplementasiannya.

c)    Kolonialisme dan penjajahan. Penjajah telah menjadikan bangsa inimenjadi

bangsa yang tergantung, lebih memilih pasrah daripadaberusaha dan senantiasa

menempatkan diri sebagai bawahan.Sementara, dalam pengembangan usaha,

mereka lebih cenderung berlindung dibalik kekuasaan (penjajah) dengan

melakukan kolusidan nepotisme.Sifat dan kepribadian inilah yang

menyebabkanmunculnya kecenderungan sebagian orang melakukan korupsi.

d)   Rendahnya pendidikan. Masalah ini sering pula sebagai penyebabtimbulnya

korupsi.Minimnya keterampilan, skill, dan kemampuanmembuka peluang usaha

adalah wujud rendahnya pendidikan.Denganberbagai keterbatasan itulah mereka

berupaya mencari peluang denganmenggunakan kedudukannya untuk memperoleh

keuntungan yangbesar.Yang dimaksud rendahnya pendidikan disini adalah

komitmenterhadap pendidikan yang dimiliki.Karena pada kenyataannya,

parakoruptor rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang memadai,kemampuan,

dan skill.

e)    Kemiskinan. Keinginan yang berlebihan tanpa disertai instropeksi diriatas

kemampuan dan modal yang dimiliki mengantarkan seseorangcenderung

melakukan apa saja yang dapat mengangkat derajatnya.Atas keinginannya yang

Page 10: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

berlebihan ini, orang akan menggunakankesempatan untuk mengeruk keuntungan

yang sebesar-besarnya.

f)     Tidak adanya hukuman yang keras, seperti hukuman mati, seumurhidup atau di

buang ke Pulau Nusakambangan. Hukuman sepertiitulah yang diperlukan untuk

menuntaskan tindak korupsi.

g)  Kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi.

2. Moderat

 Rendahnya Sumber Daya Manusia. Penyebab korupsi yang tergolong modern itu

sebagai akibat rendahnya sumber daya manusia. Kelemahan SDM ada empat

komponen, sebagai berikut:

1)      Bagian kepala, yakni menyangkut kemampuan seseorang menguasai

permasalahan yang berkaitan dengan Sains dan knowledge.

2)      Bagian hati, menyangkut komitmen moral masing-masing komponen bangsa,

baik dirinya maupun untuk kepentingan bangsa dan negara, kepentingan dunia

usaha, dan kepentingan seluruh umat manusia. Komitmen mengandung tanggung

jawab untuk melakukan sesuatu hanya yang terbaik dan menguntungkan semua

pihak.

3)      Aspek skill atau keterampilan, yakni kemampuan seseorangdalam menjalankan

tugas dan tanggung jawabnya.

4)      Fisik atau kesehatan. Ini menyangkut kemanpuan seseorangmengemban

tanggung jawab yang diberikan.Betapa punmemiliki kemampuan dan komitmen

tinggi, tetapi bila tidak ditunjang dengan kesehatan yang prima, tidak mungkin

standar dalam mencapai tujuan.

Dalam teori yang dikemukakan oleh Jack Bologne atau sering disebut GONE

Theory bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi meliputi :

• Greeds(keserakahan) : berkaitan dengan adanya perilaku serakah yang secara

potensial ada di dalam diri setiap orang.

• Opportunities(kesempatan) : berkaitan dengankeadaan organisasi atau instansi atau

Page 11: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

masyarakat yang sedemikian rupa, sehingga terbuka kesempatan bagi seseorang

untuk melakukan kecurangan.

• Needs(kebutuhan) : berkaitan dengan faktor-faktor yamg dibutuhkan oleh individu-

individu untuk menunjang hidupnya yang wajar.

• Exposures(pengungkapan) : berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang

dihadapi oleh pelaku kecurangan apabila pelaku diketemukan melakukan

kecurangan.

Bahwa faktor-faktor Greeds dan Needs berkaitan dengan individu pelaku

(actor) korupsi, yaitu individu atau kelompok baik dalam organisasi maupun di luar

organisasi yang melakukan korupsi yang merugikan pihak korban.Sedangkan faktor-

faktor Opportunities dan Exposures berkaitan dengan korban perbuatan korupsi

(victim) yaitu organisasi, instansi, masyarakat yang kepentingannya dirugikan.

Menurut Dr.Sarlito W. Sarwono, faktor penyebab seseorang melakukan

tindakan korupsi yaitu faktor dorongan dari dalam diri sendiri (keinginan, hasrat,

kehendak, dan sebagainya) dan faktor rangsangan dari luar (misalnya dorongan dari

teman-teman, kesempatan, kurang kontrol dan sebagainya).

Menurut Komisi IV DPR-RI, terdapat tiga indikasi yang menyebabkan

meluasnya korupsi di Indonesia, yaitu :

1. Pendapatan atau gaji yang tidak mencukupi.

2. Penyalahgunaan kesempatan untuk memperkaya diri.

3. Penyalahgunaan kekuasaan untuk memperkaya diri.

4. Dalam buku Sosiologi Korupsi oleh Syed Hussein Alatas, disebutkan ciri-ciri

korupsi antara lain sebagai berikut :

5. Korupsi senantiasa melibatkan lebih dari satu orang.

6. Korupsi pada umumnya melibatkan keserbarahasiaan.

7. Korupsi melibatkan elemen kewajiban dan keuntungann timbale balik.

8. Berusaha menyelubungi perbuatannya dengan berlindung dibalik perlindungan

hukum.

9. Mereka yang terlibat korupsi adalah mereka yang menginginkan keputusan-

Page 12: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

keputusan yang tegas dan mereka yang mampu untuk mempengaruhi keputusan-

keputusan itu.

10. Setiap tindakan korupsi mengandung penipuan, biasanya pada badan publik atau

masyarakat umum.

11. Setiap bentuk korupsi adalah suatu pengkhianatan kepercayaan.

12. Setiap bentuk korupsi melibatkan fungsi ganda yang kontradiktif.

13. Perbuatan korupsi melanggar norma-norma tugas dan pertanggungjawaban dalam

masyarakat.

Macam-Macam Korupsi

Tindak pidana korupsi yang dilakukan cukup beragam bentuk

dan jenisnya.Namun, bila diklasifikasikan ada tiga jenis atau macamnya, yaitu

bentuk, sifat, dan tujuan.

1. Bentuk korupsi.

Bentuk korupsi terdiri atas dua macam, yaitu :Materiil dan immateriil. Jadi

korupsi tidak selamanya berkaitan dengan penyalahgunaan uangnegara.Korupsi yang

berkaitan dengan uang termasuk jenis korupsi materiil.Seorang pejabat yang

dipercaya atasan untuk melaksanakan proyek pembangunan, karena tergoda untuk

mendapatkan keuntungan besar proyek yang nilainya Rp 2.000.000,00 di mark-up

(dinaikkan) menjadi Rp 3.000.000,00 bentuknya jelas penggelembungan nilai proyek

yang terkaitdengan keuntungan uang.Sedangkan yang immaterial adalah korupsi yang

berkaitan denganpengkhianatan kepercayaan, tugas, dan tanggung jawab. Tidak

disiplinkerja adalah salah satu bentuk korupsi immaterial.Memang negara

tidak dirugikan secara langsung dalam praktik ini.Tetapi, akibat perbuatan

itu,pelayanan yang seharusnya dilakukan negara akhirnya terhambat.Keterlambatan

pelayanan inilah kerugian immaterial yang harusditanggung negara atau lembaga

swasta.Begitu juga dengan mereka yangsecara sengaja memanfaatkan kedudukan

atau tanggung jawab yangdimiliki untuk mengeruk keuntungan pribadi.

Page 13: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

 

2. Berdasarkan Sifatnya.

A). Korupsi Publik. Dari segi publik menyangkutnepotisme, fraus, bribery,dan

birokrasi.Nepotisme itu terkait dengan kerabat terdekat.Segala peluang

dankesempatan yang ada sebesar-besarnya digunakan untuk kemenangankerabat

dekat.Kerabat dekat bisa keponakan, adik-kakak, nenek ataukroni.Fraus, artinya,

berusaha mempertahankan posisinya daripengaruh luar. Berbagai cara dilakukan

untuk kepentingan ini. Sodok kanan, sikut kiri, suap kanan, suap kiri, semua

dilakukan agar posisiyang telah dicapai/diduduki tidak diambil pihak lain atau

direbutorang lain.

Bribery,artinya pemberian upeti pada orang yangdiharapkan dapat memberikan

perlindungan atau pertolongan bagi kemudahan usahanya. Bribery juga memiliki

dampak yang cukup signifikan bagi kemajuan usaha. Namun, sasarannya, lebih

tertujupada output (hasil kerja). Birokrasi juga bagian tak terpisahkan daripraktik

korupsi.Birokrasi yang seharusnya berfungsi mempermudahmemberikan pelayanan

pada masyarakat, justru berubah menjadikendala pelayanan.

B). Korupsi Privat. Sisilain korupsi ditinjau dari privat, yang dimaksud privat ada

dua,yaitu badan hukum privat dan masyarakat. Praktik korupsi terjadi dibadan umum

privat dan masyarakat terjadi karena adanya interaksiantara badan hukum privat

dengan birokrasi, antara masyarakatdengan birokrasi.Jadi, sifat interaksi yang terjadi

adalah timbal balik.Interaksi tersebut menghasilkan deal-deal tertentu yang

salingmenguntungkan.Jadi, korupsi tidak hanya di lembaga-lembagainstitusi negara,

tetapi dengan swasta bergulir, karena ada interaksi.Tanpa ada interaksi antar swasta

dengan pemerintah tidak akan terjadi korupsi.

Korupsi telah didefinisikan secara jelas oleh UU No 31 Tahun 1999 jo UU No 20

Tahun 2001 dalam pasal-pasalnya. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, terdapat 33 jenis

tindakan yang dapat dikategorikan sebagai korupsi. 33 tindakan tersebut

Page 14: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

dikategorikan ke dalam 7 kelompok yakni :

1. Korupsi yang terkait dengan merugikan keuangan Negara

2. Korupsi yang terkait dengan suap-menyuap

3.Korupsi yang terkait dengan penggelapan dalam jabatan

4.Korupsi yang terkait dengan pemerasan

5.Korupsi yang terkait dengan perbuatan curang

6.Korupsi yang terkait dengan benturan kepentingan dalam pengadaan

7. Korupsi yang terkait dengan gratifikasi

Menurut Aditjandra dari definisi tersebut digabungkan dan dapat diturunkan menjadi

dihasilkan tiga macam model korupsi (2002: 22-23) yaitu :

• Model korupsi lapis pertama

Berada dalam bentuk suap (bribery), yakni dimana prakarsa datang dari pengusaha

atau warga yang membutuhkan jasa dari birokrat atau petugas pelayanan publik atau

pembatalan kewajiban membayar denda ke kas negara, pemerasan (extortion) dimana

prakarsa untuk meminta balas jasa datang dari birokrat atau petugas pelayan publik

lainnya.

• Model korupsi lapis kedua

Jaring-jaring korupsi (cabal) antar birokrat, politisi, aparat penegakan hukum, dan

perusahaan yang mendapatkan kedudukan istimewa. Menurut Aditjandra, pada

korupsi dalam bentuk ini biasanya terdapat ikatan-ikatan yang nepotis antara

beberapa anggota jaring-jaring korupsi, dan lingkupnya bisa mencapai level nasional.

• Model korupsi lapis ketiga

Korupsi dalam model ini berlangsung dalam lingkup internasional dimana kedudukan

aparat penegak hukum dalam model korupsi lapis kedua digantikan oleh lembaga-

lembaga internasional yang mempunyai otoritas di bidang usaha maskapai-maskapai

Page 15: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

mancanegara yang produknya terlebih oleh pimpinan rezim yang menjadi anggota

jaring-jaring korupsi internasional korupsi tersebut.

3. Dampak Korupsi

Munculnya tindak pidana korupsi diberbagai Negara khususnya Indonesia

menyebabkan beberapa dampak, diantaranya :

A). Lesunya Perekonomian

Korupsi memperlemah investasi dan pertumbuhan ekonomi korupsi merintangi

akses masyarakat terhadap pendidikan dan kesehatan yang berkualitas korupsi

memperlemah aktivitas ekonomi, memunculkan inefisiensi, dan nepotisme korupsi

menyebabkan lumpuhnya keuangan atau ekonomi suatu negara.Meluasnya praktek

korupsi di suatu negara mengakibatkan berkurangnya dukungan negara donor, karena

korupsi menggoyahkan sendi-sendi kepercayaan pemilik modal asing.

B). Meningkatnya Kemiskinan.

Meningkatnya Kemiskinan Efek penghancuran yang hebat terhadap orang miskin:

Dampak langsung yang dirasakan oleh orang miskin dan dampak tidak langsung

terhadap orang miskin. Dua kategori penduduk miskin di Indonesia: Kemiskinan

kronis (chronic poverty), kemiskinan sementara (transient poverty). Empat risiko

tinggi korupsi: Ongkos finansial (financial costs), modal manusia (human capital)

kehancuran moral (moral decay), hancurnya modal sosial (loss of capital social).

C).Tingginya angka kriminalitas

Tingginya angka kriminalitas korupsi menyuburkan berbagai jenis kejahatan yang

lain dalam masyarakat. Semakin tinggi tingkat korupsi, semakin besar pula kejahatan.

Menurut Transparency International, terdapat pertalian erat antara jumlah korupsi dan

jumlah kejahatan. Rasionalnya, ketika angka korupsi meningkat, maka angka

kejahatan yang terjadi juga meningkat.Sebaliknya, ketika angka korupsi berhasil

Page 16: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

dikurangi, maka kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum (law

enforcement) juga meningkat. Dengan mengurangi korupsi dapat juga (secara tidak

langsung) mengurangi kejahatan yang lain.

D). Demoralisasi

Demoralisasi korupsi yang merajalela di lingkungan pemerintah dalam

penglihatan masyarakat umum akan menurunkan kredibilitas pemerintah yang

berkuasa. Jika pemerintah justru memakmurkan praktik korupsi, maka lenyap pula

unsur hormat dan trust (kepercayaan) masyarakat kepada pemerintah.Praktik korupsi

yang kronis menimbulkan demoralisasi di kalangan warga masyarakat. Menurut Bank

Dunia, korupsi merupakan ancaman dan duri bagi pembangunan. Korupsi

mengabaikan aturan hukum dan juga menghancurkan pertumbuhan

ekonomi.Lembaga internasional menolak mebantu negara-negara korup. Sun Yan

Said: korupsi menimbulkan demoralisasi, keresahan sosial, dan keterasingan politik.

E). Kehancuran birokrasi

Kehancuran birokrasi pemerintah merupakan garda depan yang berhubungan

dengan pelayanan umum kepada masyarakat. Korupsi melemahkan birokrasi sebagai

tulang punggung negara.Korupsi menumbuhkan ketidakefisienan yang menyeluruh

kedalam birokrasi. Korupsi dalam birokrasi dapat dikategorikan dalam dua

kecenderungan umum: yang menjangkiti masyarakat dan yang dilakukan di kalangan

mereka sendiri. Transparency International membagi kegiatan korupsi di sektor

publik ke dalam dua jenis, yaitu korupsi administratif dan korupsi politik.

F). Terganggunya Sistem Politik dan Fungsi Pemerintahan

Terganggunya sistem politik dan fungsi pemerintahan menyebabkan dampak

negatif terhadap suatu sistem politik : Korupsi mengganggu kinerja sistem politik

yang berlaku. Publik cenderung meragukan citra dan kredibilitas suatu lembaga yang

Page 17: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

diduga terkait dengan tindakan korupsi.Contohnya : lembaga tinggi DPR yang sudah

mulai kehilangan kepercayaan dari Masyarakat Lembaga Politik diperalat untuk

menopang terwujudnya berbagai kepentingan pribadi dan kelompok.

G). Buyarnya Masa Depan Demokrasi

Buyarnya masa depan demokrasi merupakan faktor penopang korupsi

ditengah negara demokrasi .Tersebarnya kekuasaan ditangan banyak orang telah

meretas peluang bagi merajalelanya penyuapan.Reformasi neoliberal telah

melibatkan pembukaan sejumlah lokus ekonomi bagi penyuapan, khususnya yang

melibatkan para broker perusaaan publik. Pertambahan sejumlah pemimpin

neopopulis yang memenangkan pemilu berdasar pada kharisma personal malalui

media, terutama televisi, yang banyak mempraktekan korupsi dalam menggalang

dana.

Bidang Kehidupan

Dampak Korupsi

Hukum a.   Sistem hukum tidak lagi berdasarkan pada prinsip-prinsip keadailan hukum

b.   Besarnya peluang eksekutif mencampuri badan peradilan.c.   Hilangnya kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakatd.   Sistem hukum dan peradilan dapat dikendalikan dengan

uange.   Hilangnya perlindungan hukum terhadap rakyat terutama

rakyat miskinf.     Peradilan dan kepastian hukum menjadi bertele-tele

karena disalahgunakan oleh aparat penegak hukum.Politik a.   Terpusatnya kekuasaan pada pejabat negara tertentu

(pemeritah pusat)b.   Daerah dan pemerintah daerah sangat bergantung pada

pemerintah pusat.c.   Lemahnya sikap dan moralitas para penyelenggara negarad.   Terhambatnya kaderisasi dan pengembangan sumber daya

manusia indonesia.e.   Terjadinya ketidakstabilan politik karena rakyat tidak

Page 18: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

percaya terhadap pemerintah.f.     Diabaikannya pembangunan nasional karena

penyelenggara negara disibukkan dengan membuat kebijakan popilis bukan realistis.

Ekonomi a.   Pembangunan dan sumber-sumber ekonomi dikuasai orang yang berada di lingkaran kekuasaan.

b.   Munculnya para pengusaha yang mengandalkan kebijakan pemerintah bukan berdasarkan kemandirian.

c.   Rapuhnya dasar ekonomi nasional karena pertumbuhan ekonomi bukan didasarkan pada kondisi sebenarnya

d.   Munculnya para konglomerat yang tidak memiliki basis ekonomi kerakyatan.

e.   Munculnya spekulan ekonomi yang menjatuhkan ekonomi secara keseluruhan

f.     Hilangnya nilai moralitas dalam berusaha, yakni diterapkannya sistem ekonomi kapitalis yang sangat merugikan pengusaha menengah dan kecil.

g.   Terjadinya tindak pencucian uang Sosial

Budayaa.       Hilangnya nilai-nilai moral sosialb.      Hilangnya figur pemimpin dan contoh teladan dalam

kehidupan berbangsa dan bernegarac.       Berkurangnya tindakan menjunjung tinggi hukum,

berkurangnya kepedulian dan kesetiakawanand.      Lunturnya nilai-nilai budaya bangsa.

4. Langkah-langkah Pemberantasan Korupsi

Upaya pemberantasan korupsi dapat dilakukan dengan langkah-langkah :

a.       Pemberlakuan berbagai UU yang mempersempit peluang korupsi

b.      Pembentukan berbagai lembaga yang diperlukan untuk mencegah korupsi

c.       Pelaksanaan sistem rekruitmen aparat secara adil dan terbuka

d.      Peningkatan kualitas kerja berbagai lembaga independen masyarakat untuk

memantau kinerja para penyelenggara negara

e.       Pemberian gaji dan kesejahteraan pegawai yang memadai.

Cara yang kedua yang ditempuh untuk menindak lanjuti korupsi adalah :

Page 19: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

a.       Pemberian hukum secara sosial dalam bentuk isolasi kepada para koruptor

b.      Penindakan secara tegas dan konsisten terhadap setiap aparat hukum yang

bersikap tidak tegas dan meloloskan koruptor dari jerat hukum

c.       Penindakan secara tegas tanpa diskriminasi sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku terhadap para pelaku korupsi

d.      Memberikan tekanan langsung kepada pemerintah dan lembaga-lembaga penegak

hukum untuk segera memproses secara hukum para pelaku korupsi.

Salah satu langkah nyata dalam upaya pemberantasan korupsi secara represif

adalah dengan ditetapkannya UU No. 46 Tahun 2003 tentang Pengendalian Tindak

Pidana Korupsi.Hakim dalam pengadilan tindak Pidana Korupsi terdiri dari hakim ad

hoc yang persyaratan dan pemilihan serta pengangkatannya berbeda dengan hakim

pada umumnya. Keberadaan hakim ad hoc diperlukan karena keahliannya sejalan

dengan kompleksitas perkara tindak pidana korupsi, baik yang menyangkut modus

operandi, pembuktian, maupun luasnya cakupan tindak pidana korupsi yang antara

lain di bidang keuangan dan perbankan, perpajakan, pasar modal, pengadaan barang

dan jasa pemerintah.

2.3. Gambaran Umum Korupsi di Indonesia

Korupsi di Indonsia dimulai sejak era Orde Lama sekitar tahun 1960-an bahkan

sangat mungkin pada tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah melalui Undang-Undang

Nomor 24 Prp 1960 yang diikuti dengan dilaksanakannya “Operasi Budhi” dan

Pembentukan Tim Pemberantasan Korupsi berdasarkan Keputusan Presiden Nomor

228 Tahun 1967 yang dipimpin langsung oleh Jaksa Agung, belum membuahkan

hasil nyata.

Pada era Orde Baru, muncul Undang-Undang Nomor3 Tahun 1971 dengan

“Operasi Tertib”yang dilakukan Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan

Ketertiban (Kopkamtib), namun dengan kemajuan iptek, modus operandi korupsi

Page 20: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

semakin canggih dan rumit sehingga Undang-Undang tersebut gagal dilaksanakan.

Selanjutnya dikeluarkan kembali Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999.

Upaya-upaya hukum yang telah dilakukan pemerintah sebenarnya sudah cukup

banyak dan sistematis. Namun korupsi di Indonesia semakin banyak sejak akhir 1997

saat negara mengalami krisis politik, sosial, kepemimpinan, dan kepercayaan yang

pada akhirnya menjadi krisis multidimensi. Gerakan reformasi yang menumbangkan

rezim Orde Baru menuntut antara lain ditegakkannya supremasi hukum dan

pemberantasan Korupsi, Kolusi & Nepotisme (KKN). Tuntutan tersebut akhirnya

dituangkan di dalam Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999 & Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penye-lenggaraan Negara yang Bersih & Bebas dari

KKN.

1.4. Persepsi Masyarakat tentang Korupsi

Rakyat kecil yang tidak memiliki alat pemukul guna melakukan koreksi dan

memberikan sanksi pada umumnya bersikap acuh tak acuh.Namun yang paling

menyedihkan adalah sikap rakyat menjadi apatis dengan semakin meluasnya praktik-

praktik korupsi oleh beberapa oknum pejabat lokal, maupun nasional.

Kelompok mahasiswa sering menanggapi permasalahan korupsi dengan emosi

dan demonstrasi. Tema yang sering diangkat adalah “penguasa yang korup” dan

“derita rakyat”. Mereka memberikan saran kepada pemerintah untuk bertindak tegas

kepada para koruptor. Hal ini cukup berhasil terutama saat gerakan reformasi tahun

1998. Mereka tidak puas terhadap perbuatan manipulatif dan koruptif para pejabat.

Oleh karena itu, mereka ingin berpartisipasi dalam usaha rekonstruksi terhadap

masyarakat dan sistem pemerintahan secara  menyeluruh, mencita-citakan keadilan,

persamaan dan kesejahteraan yang merata.

Page 21: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

1.5. Fenomena Korupsi di Indonesia

Fenomena umum yang biasanya terjadi di negara berkembang contohnya

Indonesia ialah:

1.     Proses modernisasi belum ditunjang oleh kemampuan sumber daya manusia pada

lembaga-lembaga politik yang ada.

2.     Institusi-institusi politik yang ada masih lemah disebabkan oleh mudahnya “ok-

num” lembaga tersebut dipengaruhi oleh kekuatan bisnis/ekonomi, sosial, keaga-

maan, kedaerahan, kesukuan, dan profesi serta kekuatan asing lainnya.

3.     Selalu muncul kelompok sosial baru yang ingin berpolitik, namun sebenarnya

banyak di antara mereka yang tidak mampu.

4.      Mereka hanya ingin memuaskan ambisi dan kepentingan pribadinya dengan dalih

“kepentingan rakyat”.Sebagai akibatnya, terjadilah runtutan peristiwa sebagai

berikut :

a)     Partai politik sering inkonsisten, artinya pendirian dan ideologinya sering beru-

bah-ubah sesuai dengan kepentingan politik saat itu.

b)     Muncul pemimpin yang mengedepankan kepentingan pribadi daripada kepenting-

an umum.

c)     Sebagai oknum pemimpin politik, partisipan dan kelompoknya berlomba-lomba

mencari keuntungan materil dengan mengabaikan kebutuhan rakyat.

d)     Terjadi erosi loyalitas kepada negara karena menonjolkan pemupukan harta dan

kekuasaan. Dimulailah pola tingkah para korup.

e)     Sumber kekuasaan dan ekonomi mulai terkonsentrasi pada beberapa kelompok

kecil yang mengusainya saja. Derita dan kemiskinan tetap ada pada rakyat.

f)      Lembaga-lembaga politik digunakan sebagai dwi aliansi, yaitu sebagai sektor di

bidang politik dan ekonomi-bisnis.

g)     Kesempatan korupsi lebih meningkat seiring dengan semakin meningkatnya ja-

batan dan hirarki politik kekuasaan.

Page 22: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

1.6. Peran Serta Pemerintah dalam Memberantas Korupsi

Partisipasi dan dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengawali

upaya-upaya pemerintah melalui KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan aparat

hukum lain.

KPK yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang

Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi untuk mengatasi, menanggulangi, dan

memberantas korupsi, merupakan komisi independen yang diharapkan mampu

menjadi “martir” (pelopor/tonggak sejarah) bagi para pelaku tindak KKN.

Adapun agenda KPK adalah sebagai berikut :

a.       Membangun kultur yang mendukung pemberantasan korupsi.

b.      Mendorong pemerintah melakukan reformasi public sector dengan mewujudkan

good governance.

c.       Membangun kepercayaan masyarakat.

d.      Mewujudkan keberhasilan penindakan terhadap pelaku korupsi besar.

e.       Memacu aparat hukum lain untuk memberantas korupsi.

2.7. Upaya yang Dapat Ditempuh dalam Pemberantasan Korupsi

Menurut Baharuddin Lopa, mencegah korupsi tidaklah begitu sulit kalau kita

secara sadar untuk menempatkan kepentingan umum (kepentingan rakyat banyak) di

atas kepentingan pribadi atau golongan. Ini perlu ditekankan sebab betapa pun

sempurnanya peraturan, kalau ada niat untuk melakukan korupsi tetap ada di hati para

pihak yang ingin korup, korupsi tetap akan terjadi karena faktor mental itulah yang

sangat menentukan.

Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dalam memberantas tindak korupsi

di Indonesia, antara lain sebagai berikut :

a.       Upaya pencegahan (preventif).

b.      Upaya penindakan (kuratif).

c.       Upaya edukasi masyarakat/mahasiswa.

d.      Upaya edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Page 23: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

2.7.1. Upaya Pencegahan (Preventif)

a. Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan pengabdian

pada bangsa dan negara melalui pendidikan formal, informal dan agama.

b. Melakukan penerimaan pegawai berdasarkan prinsip keterampilan teknis.

c. Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan memiliki tang-

gung jawab yang tinggi.

d. Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan

masa tua.

e. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi.

f. Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab etis

tinggi dan dibarengi sistem kontrol yang efisien.

g. Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayaan pejabat yang mencolok.

h. Berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi pemerintahan mela-

lui penyederhanaan jumlah departemen beserta jawatan di bawahnya.

2.7.2. Upaya Penindakan (Kuratif)

Upaya penindakan, yaitu dilakukan kepada mereka yang terbukti melanggar

dengan diberikan peringatan, dilakukan pemecatan tidak terhormat dan dihukum

pidana. Beberapa contoh penindakan yang dilakukan oleh KPK :

a)      Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov Rusia

milik Pemda NAD (2004).

b)      Menahan Konsul Jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, EM. Ia diduga melakukan

pungutan liar dalam pengurusan dokumen keimigrasian.

c)     Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan Busway pada Pemda DKI

Jakarta (2004).

d)     Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah yang merugikan keuang-

an negara Rp 10 milyar lebih (2004).

Page 24: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

e)     Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment dan placement

deposito dari BI kepada PT Texmaco Group melalui BNI (2004).

f)     Kasus korupsi dan penyuapan anggota KPU kepada tim audit BPK (2005).

g)     Kasus penyuapan panitera Pengadilan Tinggi Jakarta (2005).

h)     Kasus penyuapan Hakim Agung MA dalam perkara Probosutedjo.

i)       Menetapkan seorang bupati di Kalimantan Timur sebagai tersangka dalam kasus

korupsi Bandara Loa Kolu yang diperkirakan merugikan negara sebesar Rp 15,9

miliar (2004).

j)     Kasus korupsi di KBRI Malaysia (2005).

k) Kasus korupsi pengadaan simulator SIM (2012).

l) Kasus korupsi Hambalang (2012).

m) Kasus penyuapan hakim Pengadilan Negeri Bandung (2013).

n) Kasus korupsi pegawai pajak (Gayus Tambunan).

2.7.3. Upaya Edukasi Masyarakat/Mahasiswa

a. Memiliki tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial

terkait dengan kepentingan publik.

b. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh.

c. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintahan desa

hingga ke tingkat pusat/nasional.

d. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyelenggaraan peme-

rintahan negara dan aspek-aspek hukumnya.

e. Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan aktif dalam

setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat luas.

Page 25: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

2.7.4. Upaya Edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

a. Indonesia Corruption Watch (ICW) adalah organisasi non-pemerintah yang

mengawasi dan melaporkan kepada publik mengenai korupsi di Indonesia dan

terdiri dari sekumpulan orang yang memiliki komitmen untuk memberantas

korupsi melalui usaha pemberdayaan rakyat untuk terlibat melawan praktik

korupsi. ICW lahir di Jakarta pada tanggal 21 Juni 1998 di tengah-tengah gerakan

reformasi yang menghendaki pemerintahan pasca Soeharto yg bebas korupsi.

b. Transparency International (TI) adalah organisasi internasional yang bertujuan

memerangi korupsi politik dan didirikan di Jerman sebagai organisasi nirlaba se-

karang menjadi organisasi non pemerintah yang bergerak menuju organisasi

yang demokratik. Publikasi tahunan oleh TI yang terkenal adalah Laporan

Korupsi Global. Survei TI Indonesia yang membentuk Indeks Persepsi Korupsi

(IPK) Indonesia 2004 menyatakan bahwa Jakarta sebagai kota terkorup di

Indonesia, disusul Surabaya, Medan, Semarang dan Batam. Sedangkan survei TI

pada 2005, Indonesia berada di posisi keenam negara terkorup di dunia. IPK

Indonesia adalah 2,2 sejajar dengan Azerbaijan, Kamerun, Etiopia, Irak, Libya

dan Usbekistan, serta hanya lebih baik dari Kongo, Kenya, Pakistan, Paraguay,

Somalia, Sudan, Angola, Nigeria, Haiti & Myanmar. Sedangkan Islandia adalah

negara terbebas dari korupsi.

Page 26: MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR MENGENAI KORUPSI.docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa korupsi merupakan penyelewengan atau penggelapan

(uang negara atau perusahaaan) dan sebagainya untuk keuntungan pribadi atau orang

lain serta selalu mengandung unsur “penyelewengan” atau dishonest (ketidakjujuran).

Dan korupsi akan berdampak pada masarakat luas serta akan merugikan negara. Jenis

tindakan korupsi, diantaranya : Penyuapan, penggelapan, pemerasan, gratifikasi.

3.2. Saran

1.      Perlu dikaji lebih dalam lagi tentang teori upaya pemberantasan korupsi di

Indonesia agar mendapat informasi yang lebih akurat.

2.      Diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasi-

kannya di dalam kehidupan sehari-hari.