Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

13
MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR DILEMA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN MASYARAKAT DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3 1. ZHURIDA (F0B014007) 2. VICKI MAWARDI (F0B014009) 3. MEDTHA UTARI ANANDA (F0B014012) 4. PUTRI REISTY LESTARI (F0B014013) 5. DWI NURUL FADHILLAH (F0B014015) 6. ANIKA FEBRI MAYUNI (F0B014016) 7. LOLA NATALIA P A (F0B014022) PROGRAM STUDI ANALIS KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI 2015

description

dilema antara kepentingan individu dan kelompok

Transcript of Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

  • MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

    DILEMA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN

    MASYARAKAT

    DISUSUN OLEH :

    KELOMPOK 3

    1. ZHURIDA (F0B014007)

    2. VICKI MAWARDI (F0B014009)

    3. MEDTHA UTARI ANANDA (F0B014012)

    4. PUTRI REISTY LESTARI (F0B014013)

    5. DWI NURUL FADHILLAH (F0B014015)

    6. ANIKA FEBRI MAYUNI (F0B014016)

    7. LOLA NATALIA P A (F0B014022)

    PROGRAM STUDI ANALIS KIMIA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS JAMBI

    2015

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah Swt. Karena berkat

    rahmat dan hidayahnya, penulis telah mampu menyelesaiakan sebuah makalah

    yang berjudul Dilema Antara Kepentiingan Individu dan Kepentingan

    Kelompok. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah

    Pendidikan Ilmu Sosial dan Budaya dasar.

    Sebagai makhluk individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari

    kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang

    membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari

    berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal

    tersebut secara seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya

    masing-masing tersebut. Untuk itu, perlu kiranya kami menuliskan sebuah makalah

    yang mengemukakan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.Semoga

    dengan adanya makalah ini dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca.

    Penulis menyadari bahwa selama kami membuat makalah ini, kami banyak

    mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan

    terima kasih.

    Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak

    kekurangan, baik dalam hasil maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh

    sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

    kesempurnaan makalah ini. Pada akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan

    manfaat bagi penulis dan pembaca.

    Jambi, 22 April 2015

    Kelompok Tiga

  • iii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4

    1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 4

    1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

    1.3. Tujuan Makalah ........................................................................................ 4

    1.4. Manfaat Makalah ...................................................................................... 5

    BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 6

    2.1. Dinamika Interaksi Sosial ........................................................................ 6

    2.2. Dilema Antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Kelompok ........ 7

    2.2.1. Pandangan Individualisme ................................................................ 8

    2.2.2. Paham Sosialisme ............................................................................. 9

    2.2.3. Kehidupan di Indonesia................................................................... 10

    BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 12

    3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 12

    3.2. Saran ....................................................................................................... 12

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

  • 4

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Setiap yang disebut manusia selalu terdiri dari dua kepentingan yaitu

    kepentingan individu dan kepentingan kelompok atau golongan. kepentingan

    individu adalah kepentingan yang menyangkut dirinya dan keluarga, berbeda

    dengan kepentingan kelompok atau golongan dan kepentingan masyarakat yang

    termasuk kepentingan rakyat. Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu

    sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang

    dari diri manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu

    kepentingan. jika kepentingan individu yang hilang dia menjadi lupa pada

    keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia

    banyak timbul masalah kemasyarakatan.

    Sebagai mahluk sosial manusia tentunya tidak dapat hidup sendiri tanpa

    bantuan orang lain. Kebutuhan fisik (sandang, pangan, papan), kebutuhan sosial

    (pergaulan, pengakuan, sekolah , pekerjaan) dan kebutuhan psikis termasuk rasa

    ingin tahu, rasa aman, perasaan religiositas, tidak mungkin terpenuhi tanpa

    bantuan orang lain.

    1.2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan

    masalah sebagai berikut :

    1. Bagaimana dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat ?

    2. Apa yang dibutuhkan manusia sebagai mahluk individu dan sebagai mahluk

    social ?

    3. Bagaimana Solusi Penanganan Masalah kepentingan individu dan kepentingan

    social ?

    1.3. Tujuan Makalah

    Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut :

  • 5

    1. Mengetahui Dinamika Interaksi Sosial

    2. Mengetahui dan mendeskripsikan Dilema Antara Kepentingan Individu

    dan Kelompok.

    1.4. Manfaat Makalah

    Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan, baik secara

    teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai

    pengetahuan mengenai Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial,

    secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :

    1. Menambahkan pengetahuam mengenai manusia sebagai makhluk individu dan

    makhluk social.

    2. Sebagai media informasi mengenai manusia sebagai makhluk individu dan

    makhluk social.

  • 6

    BAB II PEMBAHASAN

    2.1. Dinamika Interaksi Sosial

    Sebagai makhluk biologik, manusia lahir kepermukaan bumi sebagai suatu

    individu. Sebagai suatu individu, manusia merupakan satu kesatuan system rohani

    dan jasmani. Dalam diri manusia sebai suatu individu, terdapat potensi potensi

    kejiwaan yang dapat dikembangkan. Sedangkan untuk perkembangan potensi

    potensi perkembangan taditadi secara wajar, diperlukan pertumbuhan jasmani

    yang sesuai dan wajar pula. Untuk keperluan perkembangan dan pertumbuhan

    tadi, manusia tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan yang ada disekitarnya.

    Manusia tidak dapat melepaskan diri dari kondisi fisik, kondisi social dan kondisi

    budaya sekitarnya.

    Perkembangan individu menjadi seorang pribadi, tidak hanya didukung

    dan dihambat oleh dirinya sendiri, melainkan juga didukung dan dihambat oleh

    kelompok disekitarnya. Kondisi fisik di sekitarnya juga besar pengaruhnya

    terhadapa perkembangan pribadi seseorang. Kelengkapan dan keserasian anggota

    tubuh, ketajaman pancaindera, susunan jaringan saraf, dan proses kerja hayat

    lainnya, besar pengaruhnya terhadap pengembangan potensi potensi seseorang

    individu.

    Selanjutnya tidak disangkal, bahwa perkembangan kelompok baik yang

    menyangkut kualitas maupun kuantitasnya, tidak dapat dilepaskan dari pengaruh

    individu yang menjadi dukungannya. Dengan demikian antara individu dan

    kelompok terdapat hubungan timbal balik yang sangat erat. Antara individu dan

    kelompok terjadi interelasi dan inreksi yang fungsional. Di satu pihak individu

    dapat dikatakan dibentuk menjadi pribadi oleh kelompok. Di lain pihak individu

    itu juga mempengaruhi kehidupan dan perkembangan kelompok. Dalam

    kehidupan bermasyarakat. Hal ini, semua harus menjadi kesadaran dan

    penghayatan kita bersama (Sumaatmadja, 1985).

    Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang

    dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu

  • 7

    yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok

    lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat

    simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya

    diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.

    Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui

    dimensi ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari

    W.I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan

    jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan

    mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi

    waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi

    bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan

    oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum

    memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.

    Dengan demikian, Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbal

    balik yang dilakukan oleh individu dengan individu, antara indivu dengan

    kelompok, antara kelompok dengan individu, antara kelompok dengan dengan

    kelompok dalam kehidupan social.

    2.2. Dilema Antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Kelompok

    Dilema merupakan situasi sulit yang mengharuskan orang menentukan

    pilihan antara dua kemungkinan yang sama sama tidak menyenangkan atau

    tidak menguntungkan seperti situasi yang sulit dan membingungkan. Dilema

    antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat terletak pada pertanyaan

    mana yang harus mengutamakan kepentingan saya selaku individu atau

    kepentingan masyarakat tempat saya hidup bersama ? Persoalan pengutamaan

    kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang

    berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu

    kelompok masyarakat.

  • 8

    2.2.1. Pandangan Individualisme

    Kata individu berasal dari kata Individuum, yang artinya tidak terbagi.

    Jadi kata itu mengandung pengertian sebagai suatu sebutan yang dapat dipakai

    untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu

    sosial paham individu menyangkut tabiatnya dengan kehidupan jiwanya yang

    majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu bukan

    berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan

    sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan (Sujarwa,

    2014).

    Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan individulah

    yang harus diutamakan. Yang menjadi sentral individualisme adalah kebebasan

    seorang individu untuk merealisasikan dirinya. Paham individualisme

    menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut juga ideologi

    individualisme liberal.

    Paham individualisme liberal muncul di Eropa Barat (bersama paham

    sosialisme) pada abad ke 18-19. Yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John

    Stuart Mill, Thomas Hobben, John Locke, Rousseau, dan Montesquieu. Beberapa

    prinsip yang dikembangkan ideologi liberalisme adalah sebagai berikut :

    a. Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini , pemilikan sepenuhnya

    berada pada pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial

    b. Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan

    c. Pemberian kebebasan penuh pada individu.

    d. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing masing.

    Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan

    persaingan dan dinamika kebebasan antar individu. Menurut paham liberalisme,

    kebebasan antar individu tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum. Jadi,

    negara yang menjamin keadilan dan kepastian hukum mutlak diperlukan dalam

    rangka mengelola kebebasan agar tetap menciptakan tertibnya penyelenggaraan

    hidup bersama.

  • 9

    2.2.2. Paham Sosialisme

    Secara etimologi, istilah sosial berasal dari bahasa latin sorius yang

    artinya teman, perikatan. Jadi secara etimologi manusia sebagai makhluk sosial

    adalah makhluk yang berteman, memiliki perikatan antara satu orang dengan

    orang yang lain,. Istilah social ini menekankan adanya relasi atau interaksi antar

    manusia, baik itu relasi seseorang individu yang lain, individu dengan kelompok

    atau kelompok dengan kelompok (Sujarwa, 2014).

    Paham sosialisme dipelopori oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858),

    Lousi Blanc, dan Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan

    masyarakatlah yang diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek dari

    masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar

    hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas

    atau kelompok.

    Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang

    dalam memandang hakikat manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika

    Serikat 1776, orientasinya lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai

    makhluk individu yang bebas merdeka, manusia adalah pribadi yang memiliki

    harkat dan martabat yang luhur. Sedangkan dalam Manifesto Komunisme Karl

    Marx dan Engels, orientasinya sangat menekankan pada hakikat manusia sebagai

    makhluk sosial semata. Menurut paham ini manusia sebagai makhluk pribadi

    yang tidak dihargai. Pribadi dikorbankan untuk kepentingan negara. Dari kedua

    paham tersebut terdapat kelemahannya masing-masing. Individualisme liberal

    dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi,

    imperialisme, dan kolonialisme, liberalisme mungkin membawa manfaat bagi

    kehidupan politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial. Sosialisme

    dalam bentuk yang ekstrem, tidak menghargai manusia sebagai pribadi sehingga

    bisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam negara komunis mungkin terjadi

    kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin.

  • 10

    2.2.3. Kehidupan di Indonesia

    Dalam negara Indonesia yang berfalsafahkan Pancasila, hakikat manusia

    dipandang memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Manusia

    bukanlah makhluk individu dan sosial, tetapi manusia adalah makhluk individu

    sekaligus makhluk sosial. Frans Magnis Suseno, (2001) menyatakan bahwa

    manusia adalah individu yang secara hakiki bersifat sosial dan sebagai individu

    manusia bermasyarakat.

    Bung Karno menerangkan tentang seimbangnya dua sifat tersebut dengan

    ungkapan Internasianalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam

    buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak hidup subur kalau tidak hidup dalam

    taman sarinya internasionalisme. Paduan harmoni antara individu dan sosial

    dalam diri bangsa Indonesia diungkap dalam sila kedua dan ketiga Pancasila.

    Bangsa Indonesia memiliki prinsip menempatkan kepentingan bersama di atas

    kepentingan pribadi dan golongan. Namun demi kepentingan bersama tidak

    dengan mengorbankan hak-hak dasar setiap warga negara.

    Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap orang diberi amanat tertentu untuk

    dapat menjaga dan menyampaikannya kepada yang berhak menerima. Setiap

    orang adalah pemimpin baik bagi dirinya sendiri dan terhadap apa yang

    diamanahkan sesuai dengan kapasitas kemampuannya, misalnya : dalam

    lingkungan keluarga, bermasyarakat, instansi, atau pemerintahan. Mereka semua

    disumpah untuk tidak berkhianat terhadap amanah yang telah dipercayakan

    kepadanya. Mereka semua disumpah untuk tidak berkhianat terhadap amanah

    yang telah di percayakan kepadanya. Namun fenomena yang terjadi justru

    sebaliknya, sekarang ini tidak sedikit orang berperilaku menyimpang dari nilai

    nilai kejujuran, sehingga berbuat curang dan mengabaikan moralitas ketuhanan

    maupun nilai nilai manusiawi (Sujarwa, 2014)

    Indonesia sekarang lebih condong ke arah liberalisme bagaimana tidak ?

    seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa banyak sekali orang yang berbuat

    menyimpang, seperti : Seorang pejabat pemerintah yang bisa mengkorupsi uang

    pajak untuk rakyat 8 sampai bermiliyar miliyar rupiah itu yang torbongkar,

  • 11

    belum lagi yang tidak terbongkar. Dari yang terkecil seperti premanisme juga

    mengakar pada budaya kita. Semua itu tidak dipungkiri masalah ekonomi

    Indonesia yang kurang baik, banyak suap dimana mana , dari jalan raya sampai

    gedung bertingkat, ada juga nepotisme yang masih banyak terjadi banyak orang

    yang tidak berkompeten menjadi ketua organisasi karena saudaranya seorang

    pejabat publik, akan tetapi jika seseorang itu ahli dibidangnya dan mendapatkan

    pekerjaaan di bidangnya karena saudaranya malah dianjurkan.

    Didalam suatu kerumunan massa manusia cenderung menyingkirkan

    individualitasnya, karena tingkah laku yang ditampilkannya hampir identik

    dengan tingkah laku masa. Manusia sebagai makhluk sosial karena manusia

    menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan

    pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali

    melalui medium kehidupan sosial. Hal inilah yang harus dibenahi, kita harus

    kembali melihat kepada pancasila yang benar benar memandang sifat pribadi

    sekaligus sosial secara seimbang.

  • 12

    BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

    3.1. Kesimpulan

    Dari pembahasan tersebut dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut :

    1. Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan

    yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai

    kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Didalam suatu kerumunan

    massa manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena tingkah

    laku yang ditampilkannya hampir identik dengan tingkah laku masa. Manusia

    sebagai makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan

    menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya.

    Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium

    kehidupan sosial.

    2. Penyebab dilema antara individu dengan masyarakat adalah pola pikir yang

    berbeda tentang kepentiingan mana yang harus diprioritaskan sehingga timbul

    2 pandangan berbeda yaitu pandangan individualisme dan pandangan

    sosialisme

    3. Agar tercipta kehidupan yang seimbang, maka kita harus bisa mendahulukan

    kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi. Namun bukan berarti

    bahwa kita harus selalu mengorbankan kepentingan dan hak hak individu

    kita. Perlu dipikirkan berbagai pertimbangan sehingga apa yang kita lakukan

    tidak salah.

    3.2. Saran

    Sebagai manusia yang baik dan bijaksana, pasti ia bisa memilih kepentingan

    mana yang harus ia dahulukan dan berguna bagi orang banyak bukan hanya berguna

    bagi diri sendiri.Boleh kita menomor satukan kepentingan individu tapi jangan

    sampai kepentingan tersebut mengganggu kepentingan orang banyak dan tetap jangan

    lupa bahwa kita sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang

    lain.

  • 13

    DAFTAR PUSTAKA

    Sujarwa. (2014). Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Sumaatmadja, N. (1985). Pengantar Studi Sosial. Bandung: Alumni.