Makalah _ Hutan Kota

17
BAB I PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN Kesadaran akan pentingnya mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota perlu diapresiasi mengingat minimalnya upaya ke arah itu di tempat lain namun kepentingannya sudah sangat mendesak di kota-kota besar. Pembangunan Hutan Kota yang berfungsi ekologis dalam menanggulangi permasalahan lingkungan dan udara di kota. Seperti diketahui bahwa pembangunan infrastruktur perkotaan di Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan perencanaan yang kurang baik. Pembangunan gedung-gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, sekolah, perumahan, pabrik, dan sebagainya kurang memperhatikan aspek tata ruang kota. Kebutuhan akan pembangunan infrastruktur dan terbatasnya ketersediaan lahan nampaknya menjadi salah satu faktor terjadinya disintegrasi dalam pembangunan di perkotaan. Konsekuensi logis atas keadaan tersebut adalah semakin sempitnya lahan yang tersisa untuk kawasan hijau. Kondisi lingkungan hidup yang makin buruk seperti pencemaran udara, peningkatan suhu, penurunan air tanah, dan lain-lain khususnya di perkotaan menyebabkan terganggunya keseimbangan ekologi. 1

Transcript of Makalah _ Hutan Kota

Page 1: Makalah _ Hutan Kota

BAB I

PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN

Kesadaran akan pentingnya mempertahankan Ruang Terbuka Hijau

(RTH) yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota perlu diapresiasi mengingat

minimalnya upaya ke arah itu di tempat lain namun kepentingannya sudah sangat

mendesak di kota-kota besar. Pembangunan Hutan Kota yang berfungsi ekologis

dalam menanggulangi permasalahan lingkungan dan udara di kota. Seperti

diketahui bahwa pembangunan infrastruktur perkotaan di Indonesia akhir-akhir

ini menunjukkan perencanaan yang kurang baik. Pembangunan gedung-gedung

perkantoran, pusat perbelanjaan, sekolah, perumahan, pabrik, dan sebagainya

kurang memperhatikan aspek tata ruang kota. Kebutuhan akan pembangunan

infrastruktur dan terbatasnya ketersediaan lahan nampaknya menjadi salah satu

faktor terjadinya disintegrasi dalam pembangunan di perkotaan. Konsekuensi

logis atas keadaan tersebut adalah semakin sempitnya lahan yang tersisa untuk

kawasan hijau. Kondisi lingkungan hidup yang makin buruk seperti pencemaran

udara, peningkatan suhu, penurunan air tanah, dan lain-lain khususnya di

perkotaan menyebabkan terganggunya keseimbangan ekologi.

Oleh karena itu, upaya-upaya pengendalian perlu segera dilakukan. Salah

satu alternatif yang dapat memberikan dampak signifikan dalam mengatasi

permasalahan lingkungan hidup di Perkotaan Medan adalah melalui program

pembangunan dan pengelolaan Hutan Kota Medan.

II. TUJUAN PENULISAN

Agar mahasiswa dapat memahami Fungsi Hutan Kota.

Agar Mahasiswa menahami langkah-langkah dan proses pembangunan

Hutan Kota Khususnya Medan

1

Page 2: Makalah _ Hutan Kota

III. PENGERTIAN HUTAN KOTA

Hutan Kota adalah pepohonan yang berdiri sendiri atau berkelompok atau

vegetasi berkayu di kawasan perkotaan yang pada dasarnya memberikan dua

manfaat pokok bagi masyarakat dan lingkungannya, yaitu manfaat konservasi

dan manfaat estetika. Sementara dalam hasil rumusan Rapat Teknis Kementerian

Kependudukan dan Lingkungan Hidup di Jakarta pada bulan Februari 1991,

dinyatakan bahw Hutan Kota adalah suatu lahan yang tumbuh pohon-pohonan di

dalam wilayah perkotaan di dalam tanah negara maupun tanah milik yang

berfungsi sebagai penyangga lingkungan dalam hal pengaturan tata air, udara,

habitat flora dan fauna yang memiliki nilai estetika dan dengan luas yang solid

merupakan ruang terbuka hijau, serta areal tersebut ditetapkan oleh pejabat

berwenang sebagai Hutan Kota. Adapun di dalam Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota, disebutkan

bahwa Hutan Kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon

yang kompak dan rapat di dalam wilayah Perkotaan, baik pada tanah negara

maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai Hutan Kota oleh pejabat yang

berwenang.

IV. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN HUTAN KOTA

Kota merupakan tempat warga menyelenggarakan berbagai aktivitasnya,

karena itu perlu dikembangkan untuk memenuhi tuntutan fisik maupun spiritual

yang terus meningkat. Dalam menentukan arah kebijakan pengembangannya

perlu dibuatkan pola perencanaan berdasarkan data yang ada dan kebutuhan yang

harus dipenuhi suatu kota. Kota dengan perencanaan yang kurang memadai akan

menjadi lesu, sakit, dan semrawut. Kesadaran pemerintah akan perlunya

pengelolaan lingkungan di perkotaan sudah berlangsung cukup lama. Apalagi

semenjak dilombakannya gelar Adipura bagi kota yang bersih, maka gerakan

kebersihan dan penataan kota mulai memasyarakat. Suatu langkah yang tepat jika

Pemerintah Kota kini bermaksud mengembangkan Hutan Kota. Pembangunan

Hutan Kota telah sejalan dengan kebijakan Pemerintah Kota yang tertuang dalam

2

Page 3: Makalah _ Hutan Kota

salah satu misinya yaitu “pemanfaatan sumberdaya alam yang optimal dan

berwawasan lingkungan”. Pembangunan Hutan Kota juga untuk memberikan

citra Kota Padang yang pada 1980 berlangganan mendapat piala Adipura dan

Adipura Kencana dengan kota yang selalu bersih, indah, dan nyaman. Namun

kondisi tersebut akhir-akhir ini telah merosot, Kota menjadi sangat panas dengan

suhu udara pada siang hari 34,50C dan malam hari 31,00C. Karena hal tersebut,

Pemerintah Kota bertekad memperbaiki sebagai kota yang bersih, indah, dan

nyaman melalui berbagai program, antara lain K3 (ketertiban, kebersihan, dan

keindahan) sehingga mencapai kota yang tertib, aman, lancar, sehat, bersih, dan

indah. Pembangunan Hutan Kota dan jalur hijau merupakan upaya terobosan

untuk menurunkan panas dan meningkatkan kenyamanan, keserasian, dan

keindahan. Jenis-jenis pohon penghasil buah komersial yang ditanam juga dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat.

V. Bentuk Hutan Kota

Sesuai dengan peruntukannya, Hutan Kota dapat dibangun dalam

beberapa bentuk, di antaranya :

Ruang hijau pertamanan kota

Ruang hijau rekreasi kota

Ruang hijau stadion olah raga

Ruang hijau pemakaman

Ruang hijau pertanian

Ruang jalur hijau (green belt)

Ruang hijau taman hutan raya

Ruang hijau kebun binatang

Ruang hijau hutan lindung

Ruang hijau areal penggunaan lain (APL)

Ruang hijau kebun raya

Ruang hijau kebun dan halaman di lingkungan perumahan, perkantoran,

pertokoan, pabrik, terminal dan, sebagainya.

Dengan dibentuknya ruang-ruang terbuka hijau tersebut, maka dapat

disusun suatu jaringan RTH kota sebagai pendukung ekosistem lingkungan

perkotaan yang berfungsi meningkatkan kualitas lingkungan hidup perkotaan

3

Page 4: Makalah _ Hutan Kota

yang nyaman, segar, bersih, sehat, dan indah. Dalam suatu unit ekosistem

seperti kawasan Hutan Kota, ruang-ruang terbuka hijau dapat diatur

berdasarkan fungsi dan penggunaannya sesuai dengan penataan tata kota dan

bangunan sekitarnya

1. Tipe Hutan

Tipe Hutan Kota yang akan dibangun di suatu kawasan harus

disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat serta tujuan dari

dibangunnya Hutan Kota. Berdasarkan kriteria tersebut maka tipe Hutan

Kota dapat dibedakan menjadi :

a. Tipe Pemukiman

Hutan Kota di daerah pemukiman dapat berupa taman dengan

komposisi tanaman pepohonan yang tinggi yang dikombinasikan

dengan semak dan rerumputan.

b. Tipe Kawasan Industri

Hutan Kota yang dikembangkan di kawasan industri hendaknya

memilih jenisjenis tanaman yang tahan dan mampu menyerap serta

menyerap polutan.

c. Tipe Rekreasi dan Keindahan

Rekreasi pada kawasan Hutan Kota bertujuan menyegarkan kembali

kondisi yang jenuh dengan kegiatan rutin melalui sajian alam yang

indah, segar, dan penuh ketenangan.

d. Tipe Pelestarian Plasma Nutfah

Hutan konservasi mengandung tujuan untuk mencegah kerusakan

perlindungan dan pelestarian terhadap sumberdaya alam. Bentuk

Hutan Kota yang memenuhi kriteria ini antara lain taman hutan raya,

kebun raya, dan kebun binatang. Ada dua sasaran pembangunan Hutan

Kota untuk pelestarian plasma nutfah, yaitu :

1) Sebagai koleksi plasma nutfah, khususnya pengembangan vegetasi

secara ex-situ.

2) Sebagai habitat, khususnya untuk satwa yang dilindungi atau yang

akan dikembangkan sesuai dengan perkembangan vegetasi.

4

Page 5: Makalah _ Hutan Kota

e. Tipe Perlindungan

Areal kota dengan mintakat kelima yaitu daerah dengan kemiringan

yang cukup tinggi dan ditandai oleh adanya tebing-tebing curam

ataupun daerah tepian sungai, yang perlu dijaga dengan membangun

Hutan Kota agar terhindar dari bahaya erosi dan tanah longsor.

f. Tipe Pengaman

Hutan Kota tipe pengaman berbentuk jalur hijau di sepanjang tepi jalan

bebas hambatan. Tanaman perdu yang liat dan dilengkapi dengan jalur

pohon pisang dan tanaman merambat dari legum secara berlapis-lapis,

akan dapat menahan kendaraan yang keluar dari jalur jalan karena

pecah ban, patah stir atau pengemudi mengantuk.

2. Peranan Hutan Kota

Hutan Kota mempunyai beberapa peranan penting di antaranya :

a. Identitas Kota

Hutan Kota dapat menggambarkan identitas kota melalui koleksi jenis

tanaman dan hewan yang merupakan simbol atau lambang suatu kota

diareal Hutan Kota tersebut.

b. Pelestarian Plasma Nutfah

Hutan Kota dapat dijadikan tempat koleksi keanekaragaman hayati

yang tersebar di seluruh wilayah tanah air kita. Kawasan Hutan Kota

dapat dipandang sebagai areal pelestarian di luar kawasan konservasi,

karena pada areal tersebut dapat dilestarikan flora dan fauna secara ex-

situ.

c. Penahan dan Penyaring Partikel Padat dari Udara

Tajuk pohon yang ada di areal Hutan Kota dapat membersihkan

partikel padat yang tersuspensi pada lapisan biosfer bumi melalui

proses jerapan dan serapan, sehingga udara kota menjadi lebih bersih.

Partikel padat yang melayang-layang di permukaan bumi sebagian

akan terjerap (menempel) pada permukaan daun, khususnya daun yang

berbulu dan mempunyai permukaan yang kasar, seperti daun bunga

matahari, waru, Ficus sp., dan kersen. Sebagian lagi akan terserap

5

Page 6: Makalah _ Hutan Kota

masuk ke dalam ruang stomata daun. Selain di daun, maka partikel

padat ini juga akan menempel pada kulit batang, ranting, dan cabang.

d. Penyerap dan Penjerap Partikel Timbal dan Debu Industri

Hutan Kota dengan jenis-jenis tanaman yang sesuai mempunyai

kemampuan untuk menyerap dan menjerap partikel timbal dan debu

industri seperti semen. Sumber utama timbal yang mencemari udara

berasal dari kendaraan ber motor. Jenis-jenis tanaman yang

mempunyai kemampuan yang sedang hingga tinggi dalam

menurunkan kandungan timbal dari udara adalah dammar (Agathis

alba), mahoni (Swietenia macrophylla), jamuju (Podocarpus

imbricatus), pala (Myristica fragrans), asam landi (Pithecelobium

dulce), dan johar (Cassia siamea). Sedangkan tanaman yang memiliki

ketahanan yang tinggi terhadap pencemaran debu semen dan memiliki

kemampuan yang tinggi dalam menjerap (adsorbsi) dan menyerap

(absorbsi) debu semen adalah mahoni, bisbul, kenari, meranti merah,

kere paying, dan kayu hitam.

e. Peredam Kebisingan

Pohon dapat meredam suara dengan cara mengabsorpsi gelombang

suara oleh daun, cabang, dan ranting. Jenis tumbuhan yang paling

efektif untuk meredam suara adalah yang mempunyai tajuk tebal

dengan daun yang rindang. Dedaunan tanaman dapat menyerap

kebisingan sampai 95% (Grey and Deneke, 1978). Dengan menanam

berbagai jenis tanaman dengan berbagai strata yang cukup rapat dan

tinggi akan dapat mengurangi kebisingan, khususnya dari kebisingan

yang sumbernya berasal dari bawah.

f. Mengurangi Bahaya Hujan Asam

Menurut Smith (1985), pohon dapat membantu mengatasi dampak

negative hujan asam melalui proses fisiologis tanaman yang disebut

proses gutasi, yang menghasilkan beberapa unsur-unsur seperti Ca,

Na, Mg, K, dan bahan organik seperti glutamin dan gula (Smith,

1981). Menurut Henderson et at. (1977) bahan inorganik diturunkan ke

lantai hutan dari tajuk daun lebar maupun daun jarum melalui proses

through fall dengan urutan K > Ca > Mg > Na. Hujan yang

6

Page 7: Makalah _ Hutan Kota

mengandung H2SO4 atau HNO3 jika tiba di permukaan daun akan

mengalami reaksi. Pada saat permukaan daun mulai basah, maka asam

seperti H2SO4 akan bereaksi dengan Ca pada daun membentuk garam

CaSO4 yang bersifat netral. Adanya proses intersepsi dan gutasi oleh

permukaan daun akan sangat membantu dalam menaikkan pH,

sehingga air

hujan menjadi tidak berbahaya lagi bagi lingkungan.g. Penyerap Karbon-monoksida

Mikroorganisme dan tanah pada lantai hutan mempunyai peranan yang

baik dalam menyerap gas ini. Inman et al. dalam Smith (1981)

mengemukakan, tanah dengan mikroorganismenya dapat menyerap

gas ini dari udara yang semula konsentrasinya sebesar 120 ppm

menjadi hampir mendekati nol dalam tiga jam.

h. Penyerap Karbon-dioksida dan Penghasil Oksigen

Hutan (termasuk di dalamnya Hutan Kota) merupakan penyerap gas

CO2 dan penghasil 02 yang cukup penting, selain fitoplankton,

ganggang, dan rumput laut di samudera. Cahaya matahari akan

dimanfaatkan oleh tumbuhan di areal Hutan Kota melalui proses

fotosintesis untuk merubah gas CO2 dan air menjadi karbohidrat dan

oksigen. Tanaman yang baik sebagai penyerap gas CO2 dan penghasil

O2 adalah damar (Agathis alba), daun kupu-kupu (Bauhinia

purpurea), lamtorogung (Leucaena leococephala), akasia (Acasia

auriculiformis), dan beringin (Ficus benjamina) (Widyastarna, 1991).

i. Penahan Angin

Angin kencang dapat dikurangi 75-80% oleh suatu penahan angin

berupa Hutan Kota (Panfilov dalam Robinette, 1983).

j. Penyerap dan Penapis Bau

Tanaman dapat menyerap bau secara langsung atau menahan angin

yang bergerak dari sumber bau (Grey dan Deneke, 1978). Akan lebih

baik hasilnya jika ditanam tanaman yang menghasilkan bau harum

yang dapat menetralisir bau busuk dan menggantinya dengan bau

harum, seperti cempaka, dan tanjung.

k. Mengatasi Penggenangan

7

Page 8: Makalah _ Hutan Kota

Daerah yang sering digenangi air perlu ditanami dengan jenis tanaman

yang mempunyai kemampuan evapotranspirasi tinggi, yaitu tanaman

berdaun banyak sehingga luas permukaan daunnya tinggi dan

mempunyai banyak

stomata (mulut daun). Tanaman yang memenuhi kriteria tersebut di

antaranya nangka (Artocarpus integra), albizia (Paraserianthes

falcataria), Acacia vilosa, lndigera galegoides, Dalbergia spp.,

mahoni (Swietenia spp.), jati (Tectona grandis), kihujan (Samanea

saman), dan lamtoro (Leucaena leucocephala).

l. Mengatasi lntrusi Air Laut

Intrusi air laut dapat diatasi dengan upaya peningkatan kandungan air

tanah melalui pembangunan hutan lindung kota pada daerah resapan

air dengan tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi yang

rendah.

m. Produksi Terbatas

Hutan Kota dapat ditanami dengan jenis-jenis tanaman yang dapat

dimanfaatkan buah, bunga, daun, dan kayunya untuk memenuhi

kebutuhan dan meningkatkan penghasilan masyarakat secara terbatas.

n. Ameliorasi Iklim

Salah satu masalah yang cukup merisaukan penduduk kota adalah

berkurangnya kenyamanan akibat meningkatnya suhu udara di

perkotaan. Untuk mengatasi hal itu, Hutan Kota dapat dibangun agar

pada siang hari tidak terlalu panas sebagai akibat banyaknya jalan

aspal, gedung bertingkat, jembatan layang, dan sebagainya; dan

sebaliknya pada malam hari dapat lebih hangat karena tajuk pohon

dapat menahan radiasi balik dari bumi (Grey dan Deneke, 1978).

Jumlah pantulan radiasi matahari suatu Hutan Kota sangat dipengaruhi

oleh panjang gelombang, jenis tanaman, umur tanaman, posisi

jatuhnya sinar surya, keadaan cuaca, dan posisi lintang (Robinette,

1983).

o. Pengelolaan Sampah

Hutan Kota dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan sampah, antara lain

sebagai penyekat bau, penyerap bau, pelindung tanah hasil bentukan

8

Page 9: Makalah _ Hutan Kota

dekomposisi dari sampah, dan penyerap zat berbahaya yang mungkin

terdapat dalam sampah seperti logam berat, pestisida, dan lain-lain.

p. Pelestarian Air Tanah

Pada daerah hulu yang berfungsi sebagai daerah resapan air,

hendaknya ditanami dengan tanaman yang mempunyai daya

evapotranspirasi yang rendah, dengan sistem perakaran dan serasah

yang dapat memperbesar porositas tanah. Jika terjadi hujan lebat, maka

air hujan akan masuk ke dalam tanah sebagai air infiltrasi dan air tanah

serta hanya sedikit yang menjadi air limpasan. Dengan demikian Hutan

Kota dapat membantu mengatasi masalah pelestarian air tanah. Jenis

tanaman yang sesuai di antaranya cemara laut (Casuarina

equisetifolia), Ficus elastica, karet (Hevea brasiliensis), manggis

(Garcinia mangostana), bungur (Lagerstroemia speciosa), Fragraea

fragrans, dan kelapa (Cocos nucifera).

q. Penapis Cahaya Silau

Keefektifan pohon dalam meredam dan melunakkan cahaya tersebut

bergantung pada ukuran dan kerapatannya. Pohon dapat dipilih

berdasarkan

ketinggian maupun kerimbunan tajuknya.

r. Meningkatkan Keindahan

Tanaman dengan bentuk, warna, dan tekstur tertentu dapat dipadu

dengan benda-benda buatan seperti gedung, jalan, dan sebagainya

untuk mendapatkan komposisi yang baik sehingga menghasilkan

keindahan.

s. Habitat Burung

Hutan Kota dapat dikembangkan sebagai habitat burung. Beberapa

jenis burung sangat membutuhkan pohon sebagai tempat mencari

makan maupun sebagai tempat bersarang dan bertelur. Beberapa jenis

pohon yang disukai oleh burung karena buah, nektar, bunga, ijuk, dan

batangnya yang menari diantaranya kiara, caringin, loa (Ficus spp.),

dadap (Erythrina variegata), aren (Arenga pinnata), bambu (Bambusa

spp.), dan lain-lain.

t. Mengurangi Stress

9

Page 10: Makalah _ Hutan Kota

Hutan Kota dapat membantu mengurangi stress yang diderita

masyarakat kota akibat kerasnya kehidupan kota melalui kesejukan

dan keindahan alam yang diciptakan selain adanya kicau burung dan

hal-hal menarik lainnya dari Hutan Kota.

u. Mengamankan Pantai terhadap Abrasi

Hutan Kota berupa formasi hutan mangrove dapat meredam gempuran

ombak dan dapat membantu proses pengendapan lumpur di pantai.

v. Merupakan Daya Tarik Wisatawan Domestik Maupun Mancanegara

Hutan Kota yang di dalamnya ditanami dengan pohon yang langka dan

unik (misalnya bunga bangkai) akan menjadi daya tarik bagi

wisatawan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

w. Sarana Hobi dan Pengisi Waktu Luang

Monotonitas, rutinitas, dan kejenuhan kehidupan di kota besar perlu

diimbang dengan kegiatan yang bersifat rekreatif. Hutan Kota dapat

merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut.

VI. PENUTUPLahan yang terbatas di kota-kota seringkali digunakan untuk berbagai

kepentingan yang lebih bersifat komersial yang sebetulnya kurang sesuai dengan

peruntukannya. Di sisi lain, pembangunan kota yang kurang terencana dengan

baik juga telah banyak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup

yang pada akhirnya dapat menyebabkan turunnya kualitas lingkungan hidup

kota. Hutan Kota merupakan salah satu alternatif yang baik dalam mengatasi

masalah lingkungan hidup di kota. Melalui fungsi dan peranannya yang sangat

beragam, Hutan Kota diharapkan dapat membantu mengatasi pencemaran udara,

meredam kebisingan, menjaga tata air, dan melestarikan plasma nutfah, di

samping dapat juga menghasilkan udara segar serta sebagai sarana pendidikan

dan rekreasi bagi masyarakat kota. Oleh karena itu, dalam pembangunan dan

pengembangan Hutan Kota tersebut tentunya perlu dipertimbangkan berbagai

aspek seperti luas, bentuk, dan tipe Hutan Kota. Di samping itu keberhasilan

10

Page 11: Makalah _ Hutan Kota

pembangunan dan pengelolaan Hutan Kota tersebut akan sangat ditentukan oleh

adanya dukungan dari seluruh lapisan masyarakat serta pengaturannya

didasarkan melalui Peraturan Daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Hernowo, J.B. dan L.B. Prasetyo. 1989. Konsepsi Ruang Terbuka Hijau di Kota sebagai Pendukung Pelestarian Burung. Media Konservasi II (4) : 61-71.

Peraturan Pemerintah RI No. 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota.Widyastama, R. 1991. Jenis Tanaman Berpotensi untuk Penghijauan Kota.Kompas 11

Juli 1991.http://www.dephut.go.id/INFORMASI/HUTKOT/Dafisi.htmhttp://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-yengyengre-31725http://re-searchengines.com/0707zoeraini.html

11