Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

33
7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5 http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 1/33 Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”  Kelompok 5 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi hutan sebagai paru-paru dunia sudah rusak parah. Salah satu negara yang mempunyai kawasan hutan terluas adalah Indonesia. Angka statistic menunjukkan Indonesia mengalami deforestasi paling tinggi. Meskipun moratorium penebangan hutan sudah diberlakukan tetapi angka deforestasi Indonesia mencapai 15,8 juta hektar antara tahun 2000 dan 2012. Hal ini dibuktikan oleh sebuah penelitian yang dilakukan Matt Hansenn dari Universitas Maryland, menunjukkan Indonesia berada pada peringkat pertama dari laju kehilangan hutan yaitu 8,4%. Menurut Greenpeace, sebuah organisasi pemerhati lingkungan yang ternama, angka deforestasi yang tinggi ini salah satunya disebabkan oleh pola pembangunan yang terjadi selama selama 30 tahun terakhir ini. Pola pembangunan Indonesia selama ini yaitu eksploitasi sektor kehutanan untuk bisnis sawit, kertas dan bubur kertas, pertambangan, dan lain-lain.  Akibat dari pola ini banyak terjadi penyalahgunaan Hak Pengelolaan Hutan (HPH). Pihak industry timber banyak yang tidak menerapkan tata kelola hutan yang baik yang sudah diatur pemerintah. Di lain pihak pemerintah pun lemah dalam pengawasan tata kelola hutan. Padahal sudah diberlakukan moratorium tentang penebangan hutan. Ditengarai banyak perusahaan yang izin HPH sudah habis masih melakukan ekploitasi. Sudah banyak terjadi perambahan oleh industry pada kawasan hutan non-produksi seperti hutan lindung. Padahal seharusnya hutan lindung tidak boleh terjamah oleh industry. Selain itu banyak masyarakat yang melakukan pencurian kayu dengan melakukan penebangan pohon secara iilegal. Biasanya warga melakukan penebangan hanya seperlunya untuk keperluan rumah. Tetapi ternyata mereka menjual lagi ke penadah kayu. Tendensi sekarang penebangan ini tidak dilakukan dengan arif tetapi dengan motif ekonomi.

Transcript of Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

Page 1: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 1/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kondisi hutan sebagai paru-paru dunia sudah rusak parah. Salah satu

negara yang mempunyai kawasan hutan terluas adalah Indonesia. Angka

statistic menunjukkan Indonesia mengalami deforestasi paling tinggi.

Meskipun moratorium penebangan hutan sudah diberlakukan tetapi angka

deforestasi Indonesia mencapai 15,8 juta hektar antara tahun 2000 dan

2012. Hal ini dibuktikan oleh sebuah penelitian yang dilakukan Matt Hansenn

dari Universitas Maryland, menunjukkan Indonesia berada pada peringkat

pertama dari laju kehilangan hutan yaitu 8,4%.

Menurut Greenpeace, sebuah organisasi pemerhati lingkungan yang

ternama, angka deforestasi yang tinggi ini salah satunya disebabkan oleh

pola pembangunan yang terjadi selama selama 30 tahun terakhir ini. Pola

pembangunan Indonesia selama ini yaitu eksploitasi sektor kehutanan untuk

bisnis sawit, kertas dan bubur kertas, pertambangan, dan lain-lain.

 Akibat dari pola ini banyak terjadi penyalahgunaan Hak Pengelolaan

Hutan (HPH). Pihak industry timber banyak yang tidak menerapkan tata

kelola hutan yang baik yang sudah diatur pemerintah. Di lain pihak

pemerintah pun lemah dalam pengawasan tata kelola hutan. Padahal sudah

diberlakukan moratorium tentang penebangan hutan. Ditengarai banyak

perusahaan yang izin HPH sudah habis masih melakukan ekploitasi. Sudah

banyak terjadi perambahan oleh industry pada kawasan hutan non-produksiseperti hutan lindung. Padahal seharusnya hutan lindung tidak boleh

terjamah oleh industry.

Selain itu banyak masyarakat yang melakukan pencurian kayu dengan

melakukan penebangan pohon secara iilegal. Biasanya warga melakukan

penebangan hanya seperlunya untuk keperluan rumah. Tetapi ternyata

mereka menjual lagi ke penadah kayu. Tendensi sekarang penebangan ini

tidak dilakukan dengan arif tetapi dengan motif ekonomi.

Page 2: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 2/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

2

Hampir setiap tahun terjadi bencana alam di Indonesia seperti longsor,

banjir, penyakit flu burung, perubahan iklim ekstrim. Beberapa ahli

lingkungan mengatakan hal tersebut disebabkan oleh penggundulan hutan.

Fungsi yang diberikan untuk alam ini memang sangat besar. Pola pikir

selama ini yang berkembang adalah melihat hutan dari fungsi ekonomis saja.

Sehingga fungsi yang lain sebagai penyeimbang ekosistem dan iklim

terabaikan. Sehingga manusia tinggal menunggu akibatnya.

B. Rumusan Masalah

Pada makalah ini penulis akan membahas beberapa hal yang terkait denganpenggundulan hutan. Untuk itu rumusan masalah dari makalah ini:

1. Apa yang dimaksud penggundulan hutan

2. Apa faktor penyebab penggundulan hutan

3. Bagaimana efek dari penggundulan hutan

4. Bagaimana upaya untuk mengurangi penggundulan hutan

5. Bagaimana menanamkan sikap mencintai hutan di dunia pendidikan

C. Tujuan Penulisan Makalah

Pada makalah ini penulis akan membahas beberapa hal yang terkait dengan

penggundulan hutan. Untuk itu rumusan masalah dari makalah ini:

1. Mengetahui arti dari penggundulan hutan

2. Mengetahui faktor penyebab penggundulan hutan

3. Mengetahui efek dari penggundulan hutan

4. Mengetahui upaya untuk mengurangi penggundulan hutan

5. Menanamkan sikap mencintai hutan pada dunia pendidikan

Page 3: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 3/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

3

BAB II

PENGERTIAN TENTANG HUTAN

A. Definisi Hutan

 Ada beberapa definisi mengenai hutan. Menurut Undang-undang

nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan disebutkan bahwa Hutan adalah

suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam

hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,

yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

Menurut Food and Agriculture Organizatio (FAO) tahun 2010: The

forest is a land spanning more than 0.5 hectares with trees higher than 5

meters and a canopy cover of more than 10 percent, or trees able to reach

these thresholds in situ. It does not include land that is predominantly under

agricultural or urban land use.

Hutan merupakan suatu kawasan yang sangat luas yang rapat

dengan jenis tumbuhan besar yang melindungi kehidupan lain di dalamnya

dan di luarnya yang membentuk suatu ekosistem yang saling terkait.Jadi dari definisi ini jelaslah bahwa hutan itu tidak hanya sekumpulan

pepohonan semata tetapi merupakan ekosistem yang merupakan system

kehidupan dari berbagai organism dan habitatnya yang saling membutuhkan.

Manusia termasuk dalam ekosistem tersebut walaupun manusia tidak

bermukim di hutan. Jika ada salah satu sistem yang terancam maka akan

berpengaruh pada system lainnya.

Sedangkan kehutanan adalah system pengurusan yang bersangkutpaut dengan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang diselenggarakan

secara terpadu. Adapun kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang

ditunjuk dan atau ditetapkan keberadaannya sebagai hutan tetap.

B. Jenis Hutan

Menurut Arief (2011), jenis-jenis hutan dapat dibedakan menjadi dua

 jenis, yaitu hutan tidak sejenis (heterogen) dan hutan sejenis (homogen)

Page 4: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 4/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

4

(1) Hutan tak sejenis (heterogen) atau hutan campuran terdiri atas

bermacam-macam jenis tumbuhan seperti pada hutan alam atau hutan

tanaman.

(2) Hutan sejenis (homogen) atau hutan murni, yaitu hutan yang banyak

didominasi oleh beberapa jenis tumbuhan yang banyaknya 80% dari

seluruh populasi yang ada. Contohnya : hutan tati, hutan mahoni dan lain

sebagainya. Hutan sejenis dapat juga disebut hutan alam karena hutan

ini kadang juga berasal dari bentukan alam.

Jenis-jenis hutan berdasarkan cara permudaannya, yaitu :

(1) Hutan Alam adalah jenis hutan yang tumbuh secara alami tanpa

adanya campur tangan manusia. Hutan ini berisi bermacam-macam

 jenis, umur dan ukuran pohon.

(2) Hutan Buatan ialah jenis hutan yang umumnya diadakan pada bekas

tebangan hutan alam. Pada hutan buatan, pohon-pohon yang tumbuh

sengaja ditanam oleh manusia atau terdapat campur tangan manusia

dan dikelola secara intensif.

(3) Hutan Permudaan Alam merupakan jenis hutan yang termasuk hutanalam, akan tetapi terdapat campur tangan manusia di dalam

pengaturannya, sehingga sering disebut dengan hutan buatan dari

permudaan alam.

Jenis-jenis hutan berdasarkan jenis iklim dimana hutan tersebut tumbuh,

yaitu :

(1) Hutan tropis adalah jenis hutan yang tumbuh di daerah tropis yangberiklim lebih dari 24 derajat celcius.

(2) Hutan sub-tropis ialah jenis hutan yang tumbuh di daerah sub-tropis

yang beriklim 18 sampai dengan 24 derajat celcius.

(3) Hutan daerah sedang merupakan jenis hutan yang tumbuh di daerah

yang beriklim 12 samapi dengan 18 derajat celcius.

(4) Hutan daerah dingin adalah jenis hutan yang tumbuh di daerah yang

beriklim 6 sampai dengan 12 derajat celcius.

Page 5: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 5/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

5

(5) Hutan daerah boreal ialah jenis hutan yang tumbuh di daerah yang

beriklim 3 sampai dengan 6 derajat celcius.

(6) Hutan daerah sub-kutub merupakan jenis hutan yang tumbuh di

daerah sub-kutub yang beriklim 1,5 sampai dengan 3 derajat celcius.

(7) Hutan daerah kutub yaitu hutan yang tumbuh di daerah kutub yang

beriklim kurang dari 1,5 derajat celcius.

Jenis-jenis hutan berdasarkan ketinggian tempatnya, yaitu :

(1) Hutan dataran rendah adalah jenis hutan yang tumbuh di daerah

yang berketinggian 0 m - 1000 m di atas permukaan laut.

(2) Hutan dataran tinggi ialah jenis hutan yang tumbuh di daerah yang

berketinggian 1000 m - 1750 m di atas permukaan laut.

(3) Hutan pegunungan tinggi merupakan jenis hutan yang tumbuh di

daerah yang berketinggian 3000 m - 4000 m di atas permukaan laut.

(4) Hutan sub-alpine adalah jenis hutan yang tumbuh di daerah yang

berketinggian 4000 m - 4500 m di atas permukaan laut.

(5) Hutan salju ialah jenis hutan yang tumbuh di daerah yang

berketinggian lebih dari 5000 m di atas permukaan laut .

 Adapun hutan menurut fungsinya dibegi ke dalam beberapa jenis yaitu:

a. Hutan Lindung

Hutan Lindung adalah hutan yang berfungsi menjaga kelestarian tanah

dan tata air wilayah. Sedangkan menurut UU 41 Th 1999, Hutan lindung

adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai

perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan

memelihara kesuburan tanah

b. Hutan Suaka Alam

Hutan Suaka alam adalah kawasan hutan yang karena sifat-sifatnya yang

khas diperuntukan secara khusus untuk perlindungan alam hayati atau

manfaat-manfaat yang lainnya. Hutan suaka alam terdiri dari cagar alam

dan suaka margasatwa.

Page 6: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 6/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

6

Cagar Alamiah kawasan suaka alam yang keadaan alamnya mempunyai

kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistem atau ekosistem tertentu yang

perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.

Suaka margasatwa ialah kawasan suaka alam yang mempunyai cirri khas

berupa keanekaragaman atau keunikan jenis satwa yang untuk

kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.

c. Hutan Wisata

Hutan Wisata adalah hutan yang diperuntukan untuk dibina dan dipelihara

guna kepentingan pariwisata atau wisata baru. Hutan wisata terdiri dari

Taman Wisata, Taman Baru dan Taman Laut.

Taman Wisata adalah hutan wisata yang memiliki keindahan alam baik

keindahan nabati, keindahan hewani, maupun keindahan alamnya sendiri

yang mempunyai corak khas yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

rekreasi dan kebudayaan.

Taman Baru adalah hutan wisata yang didalamnya terdapat satwa baru

yang memungkinkan diselenggarakannya perburuan secara teratur bagi

kepentingan rekreasi.

Taman Laut adalah laut kawasan lepas pantai atau laut yang masih didalam batas wilayah laut Indonesia yang di dalamnya terdapat batu-

batuan kosong atau biota.

Di kawasan ini terdapat ekosistem dan keindahan khusus yang keadaan

alamnya secara fisik tidak mengalami perubahan yang diakibatkan karena

perbuatan manusia. Contoh taman laut adalah taman laut bunaken.

d. Hutan Produksi

Hutan Produksi yaitu kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokokmemproduksi hasil hutan. Fungsi hutan sebagai penghasil kayu atau non

kayu, seperti hasil industri kayu dan obat-obatan.

Pemanfaatan hutan produksi dilaksanakan melalui pemberian izin usaha

pemanfaatan kawasan, izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, izin

usaha pemanfaatan hasil hutan kayu, izin usaha pemanfaatan hasil hutan

bukan kayu, izin pemungutan hasil hutan kayu, dan izin pemungutan hasil

hutan bukan kayu.

Page 7: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 7/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

7

e. Hutan Mangrove

Suatu jenis hutan yang tumbuh di daerah pasang surut, terutama di pantai

yang terlindung, laguna, dan muara sungai yang tergenang pada saat

pasang dan bebas dari genangan pada saat surut yang komunitas

tumbuhannya bertoleransi terhadap garam. (Kusmana, 2003).

Istilah hutan mangrove berbeda dengan hutan bakau karena bakau

adalah nama marga rhyzopora sedangkan mangrove disusun oleh banyak

marga dan jenis tumbuhan lain.

C. Fungsi Hutan dalam Kehidupan

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa hutan mempunyai eksistensi yang

penting dalam dunia. Pada tiap konvensi internasional tentang lingkungan

hidup, hutan menjadi agenda utama. Lapisan ozon yang menipis, wabah

flu burung, suhu bumi yang semakin meningkat merupakan tanda bahwa

bumi sudah mulai kehilangan hutan.

Penanggulangan deforestasi merupakan agenda dunia, bukan

agenda suatu negara pemilik hutan semata karena menjadi masalah

penduduk bumi. Begitu urgentnya hutan di mata internasional karena jika

hutan di suatu negara terganggu maka dampaknya terjadi secara

internasional.

Dalam kehidupan, hutan mempunyai fungsi berikut:

Fungsi Ekologis

  Mencegah erosi dan banjir

  Menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah

  Sebagai wilayah untuk melestarikan kenaekaragaman hayati

Fungsi Klimatologis

  Hutan dapat mengatur iklim karena kandungan nitrogen mampu

menyerap CO2 sehingga dapat menyejukkan bumi.

  Hutan berfungsi sebagai paru-paru dunia yang menghasilkan

oksigen bagi kehidupan. 

Page 8: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 8/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

8

Fungsi Ekonomi

  Hasil hutan dapat dijual langsung atau diolah menjadi berbagai

barang yang bernilai tinggi.  Membuka lapangan pekerjaan bagi pembalak hutan legal.

  Menyumbang devisa negara dari hasil penjualan produk hasil hutan

ke luar negeri.

Fungsi Hidrolis

  Dapat menampung air hujan di dalam tanah

  Mencegah intrusi air laut yang asin  Menjadi pengatur tata air tanah

Fungsi Ekowisata dan Edukasi

  Mengenalkan keanekaragaman hayati yang ada di hutan suaka

alam, taman nasional, hutan mangrove, cagar alam.

  Memberi edukasi tentang peran penting hutan kepada wisatawan.

  Mendapatkan pemasukan dana konservasi hutan dari pendapatan

ekowisata

D. Statistik Hutan Di Indonesia

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan, kawasan hutan terdiri dari Hutan Konservasi, Hutan Lindung

(HL), dan Hutan Produksi yang terbagi menjadi Hutan Produksi Tetap

(HP) dan Hutan Produksi Terbatas (HPT), dan Hutan Produksi yang dapat

dikonnversi (HPK). Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi (HPK) adalahkawasan hutan produksi yang secara ruang dicadangkan untuk digunakan

bagi pengembangan transmigrasi, permukiman, pertanian, perkebunan.

Inventarisasi Hutan adalah kegiatan untuk mengetahui dan

memperoleh data dan informasi tentang sumber daya, potensi kekayaan

alam hutan serta lingkungannya secara lengkap. Inventarisasi hutan

dilakukan dengan survei mengenai status dan keadaan fisik hutan, flora,

fauna, sumberdaya manusia dan sosial ekonomi masyarakat didalam dan

di sekitar kawasan hutan.

Page 9: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 9/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

9

Di bawah ini adalah data tentang luas kawasan hutan dan

perairan yang ditunjuk oleh Menteri Kehutanan pada tahun 2013 .

Page 10: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 10/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

10

BAB III

PEMBAHASAN

A. Penggundulan Hutan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, penggundulan hutan yaitu

pembabatan habis hutan di suatu kawasan yang bukan bersifat

sementara. Istilah penggundulan hutan dikenal juga dengan deforestasi.

Menurut World Bank tahun 1990, deforestasi adalah hilangnya tutupan

hutan secara permanen ataupun sementara.Sedangkan menurut Undang-undang (Permenhut No. 30 Tahun

2009), deforestasi adalah perubahan secara permanen dari areal

berhutan menjadi tidak berhutan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia.

Pengertian yang lebih luas lagi dikemukakan oleh Saharjo (1994),

menyebutkan bahwa deforestasi bukan hanya kondisi dimana

hilangnya tutupan hutan saja, namun deforestasi juga menyebabkan

hilangnya ciri-ciri kelengkapan hutan (Forest attributes) seperti hal yang

menyangkut kelebatan hutan, struktur hutan dan juga komposisi spesies.

Istilah deforestasi juga didefinisikan oleh FAO yaitu pengalihan

hutan menjadi lahan dengan tujuan lain atau pengurangan tajuk pohon di

bawah ambang batas minimum 10% untuk jangka panjang dengan tinggi

pohon minimum 5 m (in situ) dan areal minimum 0,5 Ha.

Jadi deforestasi adalah penurunan area hutan beserta fungsinya

baik secara kuantitas maupun kualitas akibat aktifitas manusia.

Deforestasi jelas berefek negative. Hal ini akan berpengaruh terhadap

masa depan bumi dimana hutan adalah penyedia oksigen alami, pengatur

suhu bumi, penyedia air, penjaga erosi tanah, tempat bernaung spesies

langka, dan sebagainya.

Kawasan hutan di Indonesia meliputi 71 persen dari luas wilayah

Indonesia, sehingga kerusakan hutan akan mengakibatkan gangguan

kelangsungan hidup yang cukup signifikan. Wilayah Indonesia terdiri dari

17.508 pulau dengan luas daratan 187,8 juta hektar yang terbagi menjadi

Page 11: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 11/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

11

kawasan hutan seluas 133,6 juta ha (71 persen) dan areal penggunaan

lain (APL) seluas 55,4 juta ha (29 persen). Kawasan hutan terluas berada

di Papua seluas 42,2 juta ha, Kalimantan 40,9 juta ha, Sumatera 27,9 juta

ha, Sulawesi 12,5 juta ha, dan sisanya tersebar di berbagai pulau lainnya.

Hasil perhitungan luas deforestasi berdasarkan pada penafsiran

citra landsat 7 ETM+ liputan tahun 2002/2003 dan tahun 2005/2006

(Kementrian Kehutanan, 2008) diperoleh angka bahwa luas deforestasi

seluruh daratan Indonesia selama periode 2000  – 2006 adalah 3,52 juta

ha, atau dengan angka deforestasi tahunan rata-rata sebesar 1,17 juta ha

per tahun. Angka ini sudah mengalami penurunan yang cukup signifikan,

mengingat pada periode tahun 1990-1996, rata-rata laju deforestasi per

tahun adalah 1,87 juta ha. Bahkan pada tahun 1996-2000 sempat

meningkat dengan cepat sehingga mencapai 3,51 juta ha per tahun.

Berdasarkan data historis tersebut, laju deforestasi di Indonesia

diproyeksikan sekitar 1,1 juta ha per tahun. Sementara itu, degradasi

secara rata-rata disebabkan oleh aktivitas logging adalah 0,626 juta ha

per tahun (Ditjen Planologi Kehutanan, 2010).

 Angka deforestasi di dalam hutan berkontribusi sebesar 64,8persen (0,76 juta ha/th) dan di luar kawasan hutan (areal penggunaan

lain) sebesar 35,2 persen (0,41 juta ha/tahun). Deforestasi di dalam

kawasan hutan mencapai sebesar 64,8 persen tersebut terdiri dari angka

deforestasi pada hutan sekunder sebesar 52,8 persen (620,2 ribu

ha/tahun), sedangkan pada hutan primer hanya sebesar 4,5 persen (52,3

ribu ha/tahun), dan pada hutan lainnya sebesar 7,6 persen (88,7 ribu

ha/tahun). Deforestasi pada hutan di areal penggunaan sebagian besardisumbang oleh hutan sekunder yaitu sebesar 30,6 persen (359,1 ribu

ha), pada hutan primer sebesar 2,1 persen (24,1 ribu ha/tahun) dan pada

hutan lainnya menyumbang sebesar 2,5 persen (29,7 ribu ha/tahun).

Pada tahun 2011 dan 2012 Kementrian Kehutanan telah

mengeluarkan hasil liputan terbaru citra Landsat 7 ETM+. Di situ

disebutkan bahwa luas Deforestasi (Netto) periode 2011-2012 merupakan

pengurangan luas penutup lahan berhutan (hutan primer, hutan sekunder

dan hutan tanaman) seperti yang disajikan table berikut:

Page 12: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 12/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

12

PROVINSI/ KAWASAN HUTAN Luas Luas

DEFORESTASI PADA HUTAN TETAP HPK Jumlah APL Deforestasi Penutupan Lahan%

Deforestasi

TIPE HUTAN KSA-KPA HL HPT HP Jumlah (Ha/th) (Ha)

INDONESIA

 A. Hutan Primer 4,273.9 6,809.4 4,403.9 1,772.1 17,259.2 1,775.3 19,034.5 5,439.7 24,474.3 47,678,523.2 0.05

- Hutan lahan kering primer 4,170.3 6,723.3 2,016.4 396.7 13,306.7 1,422.8 14,729.5 2,058.9 16,788.4 40,683,216.4 0.04

- Hutan rawa primer 0.0 0.0 2,345.4 1,242.2 3,587.6 65.9 3,653.6 2,616.2 6,269.8 5,482,676.9 0.11

- Hutan mangrove primer 103.6 86.1 42.1 133.1 364.9 286.5 651.4 764.6 1,416.0 1,512,629.9 0.09

B. Hutan Sekunder 33,203.2 36,230.5 89,242.6 153,372.4 312,048.6 46,838.1 358,886.7 245,456.1 604,342.8 45,600,634.1 1.33

- Hutan lahan kering sekunder 28,179.1 30,051.0 69,251.9 86,032.5 213,514.5 23,551.8 237,066.2 165,604.3 402,670.5 37,317,480.6 1.08

- Hutan rawa sekunder 4,605.6 4,306.6 19,138.6 63,651.5 91,702.2 20,654.1 112,356.2 75,706.4 188,062.6 6,889,016.3 2.73

- Hutan mangrove sekunder 418.5 1,872.9 852.1 3,688.4 6,832.0 2,632.2 9,464.2 4,145.5 13,609.7 1,394,137.2 0.98

C. Hutan Tanaman* -1,081.0 1,957.7 -27,586.1 258.1 -26,451.2 1,062.2 -25,389.0 10,052.6 -15,336.4 4,855,947.2 -0.32

TOTAL 36,396.1 44,997.6 66,060.4 155,402.6 302,856.6 49,675.6 352,532.2 260,948.4 613,480.7 98,135,104.5 1.06

Ket.

* : Hutan Tanaman berdasarkan penafs iran citra adalah penutupan lahan hutan yang merupakan hasil budidaya manusia,

meliputi seluruh Hutan Tanamanbaik Hutan Tanaman Industri/IUPHHK-HT maupun Hutan Tanaman yang merupakan hasil reboisasi/penghijauan yang

berada di dalam maupun di luar kawasan hutan;- Deforestasi pada Hutan Tanaman di dalam kawasan hutan KSA-KPA dan/atau HL, tidak diklasifikasikan sebagai HutanTanaman Industri/ IUPHHK-HT

- Tanda negatif deforestasi di hutan tanaman berarti penambahan luas hutan

- Tanda positif deforestasi di hutan tanaman berarti ada pemanenan di hutan tanaman

Page 13: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 13/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

13

Menurut Soelthon Gussetya, peneliti dari Forest Watch Indonesia

(FWI), sampai tahun 2013 luas tutupan hutan alam di Indonesia, sekitar

82 juta hektar atau 46% dari luas daratan. Dengan rincian, Papua 29,4

 juta hektar, Kalimantan 26,6 juta hektar, Sumatera 11,4 juta hektar, dan

Sulawesi 8,9 juta hektar. Lalu, Maluku 4,3 juta hektar, Bali dan Nusa

Tenggara 1,1 juta hektar dan Jawa 675 ribu hektar. Berdasarkan provinsi,

25% hutan alam di Indonesia di Papua, Kaltim 15%, Papua Barat 11%,

Kalteng 9%, Kalbar 7%, Sulteng 5%, Aceh 4% dan Maluku 3,2%.

Pada tahun sama, sekitar 78 juta hektar (63%) dari seluruh hutan

negara masih bertutupan hutan, dengan terluas di hutan lindung seluas

22,9 juta hektar (28%). Pada 2013, sekitar 44 juta hektar (25%) luas

daratan Indonesia terbebani izin pengelolaan lahan, berbentuk HPH, HTP,

sawit dan tambang. Dari luas itu 14,7 juta hektar areal penggunaan lahan

tumpang tindih antara HPH dan HTI, sawit dan tambang. Dari situ, 7 juta

hektar berada pada tutupan hutan alam.

Dengan berbagai versi angka deforestasi yang telah diuraikan di atas,

laporan “Potret Keadaan Hutan Indonesia 2009-2013 ” ini menyatakan

bahwa tingkat deforestasi masih tetap tinggi, bukan menurun drastis

sebagaimana disampaikan oleh Kementerian Kehutanan yang beralasan

bahwa kementerian yang bersangkutan sejak 2011 telah menerapkan

kebijakan moratorium pemberian izin baru.

Page 14: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 14/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

14

 Analisis FWI berdasarkan hasil penafsiran citra satelit di Indonesia

menunjukkan bahwa deforestasi pada periode 2009-2013 diperkirakan

masih mencapai angka kurang lebih 4,50 juta hektare atau sekitar 1,13

 juta hektare per tahun.

Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan adalah pulau-pulau yang

mengalami deforestasi paling parah bila dibandingkan dengan pulau-pulau

lainnya. Keadaan ini tidak mengherankan bila melihat kecenderungan

bentuk-bentuk ekspansi lahan bagi kepentingan pembangunan hutan

tanaman industri, perkebunan kelapa sawit dan pemberian lokasi-lokasi

baru untuk pertambangan.

 Angka deforestasi di Indonesia cukup tinggi di mata internasional.

Pada tahun 2007 Food and Agriculture Organization (FAO) melalui buku

laporan State of The World’s Forests  menyatakan bahwa laju kerusakan

hutan Indonesia telah mencapai 1,87 juta hektare dalam kurun waktu

2000-2005. Keadaan ini menempatkan Indonesia pada peringkat ke-2 dari

sepuluh negara dengan laju kerusakan hutan tertinggi dunia tahun 2005.

Matt Hansen dari University of Maryland, menyatakan bahwa

Indonesia mengalami kehilangan tutupan hutan sebesar 15,8 juta hektare

antara tahun 2000 dan 2012, peringkat kelima setelah Rusia, Brasil,

 Amerika Serikat, dan Kanada dalam hal hilangnya hutan.

Page 15: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 15/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

15

B. Penyebab Deforestasi

Saat ini pada dasarnya ada dua kubu dalam perdebatan yang

berlangsung mengenai penyebab deforestasi di Indonesia (terlihat padatabel). Di satu pihak ada penjelasan-penjelasan yang memandang

produksi petani kecil dan meningkatnya jumlah petani kecil sebagai

penyebab utama deforestasi (FAO 1990; World Bank 1990; Barbier et

al.1993, Fraser 1996). Penjelasan tersebut cenderung memandang

penduduk sipil dan terutama petani kecil, sebagai faktor utama dalam

pembabatan tutupan hutan. Di pihak lain ada penjelasan-penjelasan yang,

meskipun mengakui peran besar produksi petani kecil dalam deforestasi,

lebih menekankan pada peranan pemerintah dan proyek-proyek

pembangunannya, dan pada sektor industri perkayuan (Dick 1991; WALHI

1992; Ascher 1993; Dauvergne 1994; Porter 1994.

Kotak yang diarsir menunjukkan penyebab utama yang diajukan lembaga

maupun peneliti perorangan.

Page 16: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 16/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

16

Pada tahun 1990 World Bank dan FAO menyatakan penyebab

utamanya adalah perladangan berpindah. Analisa-analisa berikutnya

menyatakan bahwa peran perladangan berpindah dalam deforestasi telah

terlalu dibesar-besarkan, dan peran sektor industri perkayuan kurang

disoroti. Pemikiran baru ini terutama menyatakan bahwa sektor industri

perkayuan memainkan peranan penting secara tidak langsung dalam

deforestasi dengan kegiatannya mengeksploitasi hutan, yang kemudian

diambil alih dan diusahakan oleh para petani kecil.

Secara umum penyebab deforestasi dapat dibagi-bagi dalam sebab

berikut:

1. Penyalahgunaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH)

Menurut Hafild (1999), HPH merupakan suatu hak untuk

mengusahakan hutan di wilayah hutan yang ditentukan, dengan cara

menebang kayu, melakukan permudaan dan memelihara hutan, dan

memproses serta memasarkan produk-produk hutan, sesuai dengan

rencana kerja pengusahaan hutan, sesuai dengan peraturan yang

berlaku, dan berdasarkan pelestarian serta produksi yang berkelanjutan.Menurut UU No. 41 tahun 1999, setiap pemegang izin penguasaan

hutan harus bertanggung jawab atas segala macam gangguan terhadap

hutan dan kawasan hutan yang dipercayakan kepadanya. Tetapi hal

tersebut berbeda dengan pelaksanaan di lapangan. Banyak terbukti para

pemegang izin HPH hanya focus pada eksploitasinya sedangkan usaha

pelestariannya tidak pernah terlaksana.

Lebih dari setengah kawasan hutan Indonesia dialokasikan untuk

produksi kayu berdasarkan sistem tebang pilih. Banyak perusahaan HPH

yang melanggar pola-pola tradisional hak kepemilikan atau hak

penggunaan lahan. Kurangnya pengawasan dan akuntabilitas perusahaan

berarti pengawasan terhadap pengelolaan hutan sangat lemah dan, lama

kelamaan, banyak hutan produksi yang telah dieksploitasi secara

berlebihan. Menurut klasifikasi pemerintah, pada saat ini hampir 30 persen

dari konsesi HPH yang telah disurvei, masuk dalam kategori "sudah

terdegradasi". Areal konsesi HPH yang mengalami degradasi

Page 17: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 17/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

17

memudahkan penurunan kualitasnya menjadi di bawah batas ambang

produktivitas, yang memungkinkan para pengusaha perkebunan untuk

mengajukan permohonan izin konversi hutan. Jika permohonan ini

disetujui, maka hutan tersebut akan ditebang habis dan diubah menjadi

hutan tanaman industri atau perkebunan.

Sebuah laporan media tahun 1990 menyatakan bahwa dari 120

pemilik HPH yang dihubungi, hanya 30 yang telah melaksanakan

penanaman ulang di lokasi penebangan (Wangkar dkk . 1990). Pada

kenyataannya, sebagian besar perusahaan merasa lebih untung untuk

melepas jaminan dana reboisasinya kepada pemerintah daripada harus

merehabilitasi lokasi HPH yang sudah rusak. 

2. Hutan Tanaman Industri

Hasil hutan tanaman industri berupa kayu bahan baku pulp dan

kertas (jenis tanaman akasia) serta kayu pertukangan (meranti). di

Indonesia mulai dikembangkan sejak tahun 1990-an di Sumatera Selatan

dan Riau.

Hutan tanaman industri telah dipromosikan secara besar-besaran

dan diberi subsidi sebagai suatu cara untuk menyediakan pasokan kayu

bagi industri pulp yang berkembang pesat di Indonesia, tetapi cara ini

mendatangkan tekanan terhadap hutan alam. Hampir 9 juta ha lahan,

sebagian besar adalah hutan alam, telah dialokasikan untuk

pembangunan hutan tanaman industri. Lahan ini kemungkinan telah

ditebang habis atau dalam waktu dekat akan ditebang habis. Namun

hanya sekitar 2 juta ha yang telah ditanami, sedangkan sisanya seluas 7

 juta ha menjadi lahan terbuka yang terlantar dan tidak produktif.

3. Perkebunan

Lonjakan pembangunan perkebunan, terutama perkebunan kelapa

sawit, merupakan penyebab lain dari deforestasi. Hampir 7 juta ha hutan

sudah disetujui untuk dikonversi menjadi perkebunan sampai akhir tahun

1997 dan hutan ini hampir dapat dipastikan telah ditebang habis. Tetapi

lahan yang benar-benar dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit

sejak tahun 1985 hanya 2,6 juta ha, sementara perkebunan baru untuk

Page 18: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 18/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

18

tanaman keras lainnya kemungkinan luasnya mencapai 1-1,5 juta ha.

Sisanya seluas 3 juta ha lahan yang sebelumnya hutan sekarang dalam

keadaan terlantar. Banyak perusahaan yang sama, yang mengoperasikan

konsesi HPH, juga memiliki perkebunan. Dan hubungan yang korup

berkembang, dimana para pengusaha mengajukan permohonan izin

membangun perkebunan, menebang habis hutan dan menggunakan kayu

yang dihasilkan utamanya untuk pembuatan pulp, kemudian pindah lagi,

sementara lahan yang sudah dibuka ditelantarkan.

4. llegal logging

Illegal logging adalah merupakan praktik langsung pada

penebangan pohon di kawasan hutan negara secara illegal. Dilihat dari

 jenis kegiatannya, ruang lingkup illegal logging terdiri dari : Rencana

penebangan, meliputi semua atau sebagian kegiatan dari pembukaan

akses ke dalam hutan negara, membawa alat-alat sarana dan prasarana

untuk melakukan penebangan pohon dengan tujuan eksploitasi kayu

secara illegal. Penebangan pohon dalam makna sesunguhnya untuk

tujuan eksploitasi kayu secara illegal. Produksi kayu yang berasal dari

konsesi HPH, hutan tanaman industri dan konversi hutan secara

keseluruhan menyediakan kurang dari setengah bahan baku kayu yang

diperlukan oleh industri pengolahan kayu di Indonesia. Kayu yang diimporrelatif kecil, dan kekurangannya dipenuhi dari pembalaka ilegal. Pencurian

Page 19: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 19/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

19

kayu dalam skala yang sangat besar dan yang terorganisasi sekarang

merajalela di Indonesia; setiap tahun antara 50-70 persen pasokan kayu

untuk industri hasil hutan ditebang secara ilegal. Luas total hutan yang

hilang karena pembalakan ilegal tidak diketahui, tetapi seorang mantan

Direktur Jenderal Pengusahaan Hutan, Departemen Kehutanan, Titus

Sarijanto, baru-baru ini menyatakan bahwa pencurian kayu dan

pembalakan ilegal telah menghancurkan sekitar 10 juta ha hutan

Indonesia.

5. Konversi Lahan

Peran pertanian tradisional skala kecil, dibandingkan dengan

penyebab deforestasi yang lainnya, merupakan subyek kontroversi yang

besar. Tidak ada perkiraan akurat yang tersedia mengenai luas hutan

yang dibuka oleh para petani skala kecil sejak tahun 1985, tetapi suatu

perkiraan yang dapat dipercaya pada tahun 1990 menyatakan bahwa para

peladang berpindah mungkin bertanggung jawab atas sekitar 20 persen

hilangnya hutan. Data ini dapat diterjemahkan sebagai pembukaan lahan

sekitar 4 juta ha antara tahun 1985 sampai 1997.

Selain hal tersebut pembukaan lahan hutan untuk kegiatan

pertambangan juga bisa disebut penyebab deforestasi. Hasil eksplorasi

pertambangan sering menemukan sumber deposit di wilayah yang masih

terlindungi oleh hutan. Selanjutnya kegiatan pertambangan memerlukan

lahan yang luas akibatnya terjadi konversi lahan yang cukup berarti.

Penilaian terbaru yang dilakukan oleh CIFOR mengenai penyebab

langsung deforestasi dan degradasi hutan di 100 negara

berkembang menemukan bahwa pertambangan menyumbang sebesar 7

persen. Angka ini cukup signifikan sebagai penyebab deforestasi.

6. Program Transmigrasi

Transmigrasi yang berlangsung dari tahun 1960-an sampai 1999,

yaitu memindahkan penduduk dari Pulau Jawa yang berpenduduk padat

ke pulau-pulau lainnya. Program ini diperkirakan oleh Departemen

Kehutanan membuka lahan hutan hampir 2 juta ha selama keseluruhan

periode tersebut. Disamping itu, para petani kecil dan para penanam

Page 20: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 20/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

20

modal skala kecil yang oportunis juga ikut andil sebagai penyebab

deforestasi karena mereka membangun lahan tanaman perkebunan,

khususnya kelapa sawit dan coklat, di hutan yang dibuka dengan operasi

pembalakan dan perkebunan yang skalanya lebih besar. Belakangan ini,

transmigrasi "spontan" meningkat, karena penduduk pindah ke tempat

yang baru untuk mencari peluang ekonomi yang lebih besar, atau untuk

menghindari gangguan sosial dan kekerasan etnis. Estimasi yang dapat

dipercaya mengenai luas lahan hutan yang dibuka oleh para migran

dalam skala nasional belum pernah dibuat.

7. Kebakaran Hutan

Pembakaran secara sengaja oleh pemilik perkebunan skala besar

untuk membuka lahan, dan oleh masyarakat lokal untuk memprotes

perkebunan atau kegiatan operasi HPH mengakibatkan kebakaran besar

yang tidak terkendali, yang luas dan intensitasnya belum pernah terjadi

sebelumnya. Lebih dari 5 juta ha hutan terbakar pada tahun 1994 dan 4,6

 juta ha hutan lainnya terbakar pada tahun 1997-1998. Sebagian dari lahan

ini tumbuh kembali menjadi semak belukar, sebagian digunakan oleh para

petani skala kecil, tetapi sedikit sekali usaha sistematis yang dilakukan

untuk memulihkan tutupan hutan atau mengembangkan pertanian yang

produktif.

Pada kondisi alami, lahan gambut tidak mudah terbakar karena

sifatnya yang menyerupai spons, yakni menyerap dan menahan air secara

maksimal sehingga pada musim hujan dan musim kemarau tidak ada

perbedaan kondisi yang ekstrem. Tetapi, apabila kondisi lahan gambut

tersebut sudah mulai tergangggu akibatnya adanya konversi lahan atau

pembuatan kanal, maka keseimbangan ekologisnya akan terganggu.

Pada musim kemarau, lahan gambut akan sangat kering sampai

kedalaman tertentu dan mudah terbakar. Gambut mengandung bahan

bakar (sisa tumbuhan) sampai di bawah permukaan, sehingga api di lahan

gambut menjalar di bawah permukaan tanah secara lambat dan dan sulit

dideteksi, dan menimbulkan asap tebal. Api di lahan gambut sulit

dipadamkan sehingga bisa berlangsung lama (berbulan-bulan). Dan barubisa mati total setelah adanya hujan yang intensif.

Page 21: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 21/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

21

8. Krisis Utang

Utang luar negeri yang besar oleh negara tropika juga memainkan

peranan penting. Dalam upaya mengimbangi peningkatan harga minyak

dan dalam upaya pertumbuhan ekonomi. Gabungan dari meningkatnya

suku bunga dan resesi global membuat banyak negara tropis tidak dapat

membayar utangnya.

Banyak pemerintah tidak mempunyai banyak pilihan selain

mengekspolitasi sumber daya alamnya dengan cepat untuk meningkatkan

modal. Salah satunya dengan mengorbankan hutan tropisnya, karena

hasil hutan menjadi andalan bagi negara tropis untuk meningkatkan

ekspornya.

C. Akibat Deforestasi

Deforestasi sudah menjadi permasalahan internasional bahkan

sudah menjadi agenda wajib pada pembahasan konvensi lingkungan

hidup sedunia. Masyarakat internasional sudah merasakan bagaimana

efek dari deforestasi itu. Banyak sebab yang sama akibat deforestasi di

beberapa negara yang terangkum seperti berikut:

1. Pemanasan Global

Pemanasan adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-

rata atmosfer, laut,  dan daratan Bumi.  Ini terjadi sejak pertengahan abad

20 seiring dengan meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca karena

aktifitas manusia. Menurut Intergovernmental Panel on Climate

Change (IPCC), suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah

meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. 

Penggundulan hutan akan menghasilkan peningkatan jumlah karbon

dan gas rumah kaca bagi lingkungan. Kebakaran hutan juga membuang

sejumlah besar karbon dioksida ke udara. Karbon dioksida dan gas rumah

kaca lain seperti oksida nitrogen dan metana menambah panas di

atmosfer, sehingga meningkatkan suhu permukaan bumi. Peningkatan

suhu di permukaan bumi dan lautan disebut sebagai pemanasan global.

Page 22: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 22/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

22

Kenaikan temperatur di planet kita dapat menyebabkan permukaan

laut meningkat. Pemanasan global sudah mulai menyebabkan mencairnya

gletser dan es di kutub, sehingga menambah kenaikan permukaan laut.

Fenomena ini merupakan ancaman serius bagi kehidupan di bumi dan itu

termasuk kita, yang perlu mengambil langkah-langkah yang tepat untuk

mencegah hal itu terjadi.

2. Ancaman Terhadap Masyarakat Suku Asli

Dalam kehidupan modern ini masih ada beberapa kelompok

masyarakat terpencil yang sangat tergantung pada keberadaan hutan.

Mereka secara langsung berinteraksi dengan hutan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Mereka tinggal di dalam hutan dan umumnya

memanfaatkan hasil langsung dari hutan hanya untuk survival saja tidak

untuk memperkaya diri. Oleh karena itu kelompok masyarakat ini

mempunyai beberapa kepercayaan, adat istiadat atau ritual yang

bertujuan dengan pelestarian hutan. Sekelompok masyarakat ini

mempunyai cara tersendiri dalam menyikapi lingkungan hidupnya.Judith Gradwohl, dalam bukunya menyatakan pembangunan hutan

mengancam tanah milik suku Dayak, rakyat pribumi Melayu (proto-

Melayu) di Kalimantan. Kepemilikan tanah suku tersebut tidak jelas, dan

biasanya tidak terlindungi dari operasi pembalakan.

Kegiatan perambahan hutan oleh pemilik izin konsesi berakibat

banjir dan endapan lumpur yang merusak kehidupan masyarakat asli yang

tinggal di sana. Dengan makin sedikitnya masyarakat suku asli yangmelakukan praktik-praktik tradisional, hilanglah pengetahuan berharga

yang diperoleh dalam kurun waktu ratusan tahun di hutan tropika.

 Ada beberapa suku asli di Indonesia yang ditengarai akan punah

seperti: Samin (Bojonegoro), Sakai (Riau), Mentawai (Sumatera Barat),

Togutil (Halmahera), Kubu (Jambi), dan banyak suku di Papua. Selama ini

masyarakat asli tersebut tinggal dan menggantungkan hidupnya dari

hutan alam. Jika lingkungan tempat hidup suku-suku tersebut sudah

menyempit mereka akan sulit untuk beradaptasi di lingkungan yang baru.

Page 23: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 23/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

23

3. Hilangnya Tanah

Vegetasi hutan melindungi tanah dari daya hujan badai tropis.

Tajuk menerima terpaan hujan yang kemudian dipecah lagi ketikamengenai dedaunan bagian bawah sehingga dampak air hujan yang jatuh

ke tanah lebih kecil. Akan berbeda jika hutan ditebang, tanah yang

telanjang menerima terpaan langsung dari hujan deras akibatnya lapisan

tanah yang tipis mengalir terbawa ke sungai-sungai di sekitarnya.

Wischmeier dan Smith (1978) mengemukakan hubungan hilangnya

tanah dengan deforestasi. Metode yang umum digunakan untuk

menghitung laju erosi adalah metode Universal Soil Loss Equation

(USLE). Adapun persamaan ini adalah:

A = R x K x L x S x C x P

dimana :

 A : Jumlah tanah yang hilang rata-rata setiap tahun (ton/ha/tahun)

R : Indeks daya erosi curah hujan (erosivitas hujan)

K : Indeks kepekaan tanah terhadap erosi (erodibilitas tanah)

LS : Faktor panjang lereng (L) dan kemiringan lereng (S)

C : Faktor vegetasi penutup lahan (tudung)

P : Faktor usaha-usaha pencegahan erosi (konservasi)

Terlihat dari formula di atas semua faktor semuanya menentukan karena

hilangnya tanah berbanding lurus dengan semua variable. Salah satu

variable tersebut adalah banyaknya vegetasi yang hilang atau luasnya

area vegetasi yang ditebang. Makin luas areanya maka semakin besar

resiko erosi tanahnya.

4. Banjir dan Kekeringan

Hutan menahan air di dalam tanah dan mengendalikan alirannya ke

dalam sungai. Pemusnahan hutan, walaupun biasanya meningkatkan

aliran keseluruhan, menimbulkan air mengalir ke sungai dalam pola

episode banjir dan kekeringan secara bergantian.

Pada daerah tropis kebanyakan hujan didaurulang ke dalam

atmosfer melalui transpirasi tumbuhan yang dapat menyumbang pada

kelembaban atmosfer lokal dan akhirnya pada curah hujan. Pada DAS

Page 24: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 24/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

24

sungai Amazon, diduga sampai setengah dari kandungan air di udara

didapat dari hutan setempat. Juga diduga bahwa hujan dapat menurun

secara lokal sampai tingkat tertentu.

5. Hilangnya biodiversitas

Salah satu fungsi hutan adalah fungsi ekologis, yaitu memelihara

keseimbangan ekologi. Di hutan terdapat jutaan spesies baik tumbuhan

dan hewan yang berada dalam ekosistemnya secara seimbang.

Menurut BAPPENAS dari UNEP tahun 1991, di Indonesia terdapat

tidak kurang 49 jenis ekosistem yang berbeda, baik yang alami maupun

buatan. Menurut sumber ini, walau Indonesia hanya memiliki luas daratan

seluas 1,32% dari seluruh daratan yang ada di dunia, Indonesia memiliki

kekayaan yang cukup berlimpah, seperti:

  10% jenis tumbuhan berbunga yang terdapat di seluruh dunia

  12% binatang menyusui

  16% reptilia dan amphibia

  17% burung-burung

  25% jenis ikan

  15% jenis serangga

Banyak spesies yang membutuhkan habitat yang merupakan

petak-petak hutan dengan tajuk/tudung yang saling sinambung. Hal ini

berarti kehidupan di hutan menuntut ketergantungan yang tinggi dengan

lingkungannya (hutan) secara utuh. Artinya jika sepetak hutan rusak

pengaruhnya terhadap keseimbangan ekosistem signifikan. Akibatnyaakan terjadi kepunahan lokal.

Dapat diperkirakan jika kerusakan itu sangat luas akibat deforestasi

akan kehilangan banyak area hutan yang menaungi keanekaragaman

spesies. Dari seluruh spesies yang ada di dunia sekitar 50% berada di

hutan tropis. Tetapi jumlah tersebut menurun drastis akibat deforestasi.

Para peneliti memperkirakan laju kepunahan spesies sekitar satu spesies

per tahun.

Page 25: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 25/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

25

Para ilmuwan menemukan bahwa tumbuhan hutan tropika

merupakan sumber induk genetik liar yang berharga untuk tanaman

pertanian. Varietas liar dari tanaman budidaya merupakan alat-alat

berharga bagi para ahli tumbuhan. Varietas yang tumbuh di hutan tropis

telah menyelamatkan tanaman-tanaman pertanian dari serangan-

serangan penyakit utama.

Beberapa tumbuhan hutan tropis pun terbukti dapat mengobati

beberapa penyakit. Jadi punahnya spesies langka pun akan berdampak

pula secara ekonomis maupun kesehatan.

6. Timbulnya Penyakit.

Suplai oksigen terbesar berasal dari hutan. Jika hutan itu rusak,

maka suplai oksigen pun berkurang. Dampaknya luar biasa: mikroba akan

tumbuh subur dan perkembangbiakannya tak terkendali. Sebab, oksigen – 

yang bila terkena sinar ultraviolet dari matahari berubah menjadi ozon

(O3) dan O nascend  –  adalah pembunuh mikroba dan virus yang amat

efektif.

Bila oksigen itu berkurang, pembunuh mikroba dan virus punberkurang. Dampaknya, mikroba dan virus akan makin berkembang,

hingga muncullah varian baru virus flu burung HxNy, dengan yang kini

menyerang manusia merupakan varian H5N1. Hal ini dikuatkan dengan

hasil penelitian dari Prof. Dr. Hadi S Alikodra, Guru Besar Fakultas

Kehutanan IPB Bogor. Menurutnya perkembangan virus flu burung yang

telah merenggut puluhan jiwa Orang Indonesia sejak dua tahun

belakangan ini tidak lepas dari deforestasi yang tinggi di negeri ini.Berdasarkan penelitiannya di Cina, penyebab penyakit tersebut

adalah polusi udara dan penebangan hutan yang sewenang-wenang.

Polusi udara di Cina saat ini sudah mencapai tahap yang sangat

berbahaya. Kondisi tersebut ditambah lagi dengan minimnya suplai

oksigen (O2) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Jumlah mikroba yang hidup di alam seimbang dengan

ekosistemnya sehingga tidak sampai menyerang manusia. Tetapi

perubahan ekosistem yang dirusak manusia menyebabkan rusaknya

Page 26: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 26/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

26

ekologi mikroba tersebut. Hasilnya: keseimbangan hidup mikroba pun

berubah. Dan perubahan itu menyebabkan mikroba mengalami

transformasi dalam kehidupannya. Mikroba transformatif itulah yang

akhirnya menyerang manusia.

D. Berbagai Upaya untuk Menyelamatkan Hutan

Melihat fakta bahwa laju hilangnya tutupan hutan yang cepat ini

disertai dampak deforestasi yang besar ini setidaknya manusia

mengupayakan supaya hutan ini masih ada untuk masa depan. Ada

beberapa upaya yang sudah dilakukan diantaranya:

1. Memperbaiki Tata Kelola Hutan

Tata kelola hutan yang baik (good forest governance) menjadi

faktor penentu pengelolaan hutan yang berkelanjutan, terbuka (inklusif )

dan transparan, serta ikut menentukan berhasil atau tidaknya upaya

pemerintah dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) dari sector

hutan. Sehingga, upaya perbaikan tata kelola hutan untuk menurunkantingkat deforestasi menjadi kebutuhan yang mendesak dan serius harus

dilakukan.

 Analisis FWI dengan hasil penelitian ICEL-FITRA memperlihatkan

kemungkinan adanya keterkaitan antara kehilangan tutupan hutan dengan

indeks tata kelola suatu daerah. Kecenderungan yang tampak adalah bila

indeks tata kelola semakin rendah maka tingkat deforestasi di sebuah

kabupaten semakin tinggi.

Hafild, Barber dan Johnson, dalam bukunya menyarankan kepada

pemangku kebijakan untuk melakukan hal berikut:

a. Peninjauan kembali terhadap UU dan peraturan pada tingkat menteri

terhadap status lahan-lahan adat yang telah biasa di wilayah hutan

dan menyusun suatu rumusan hokum yang bertujuan perlindungan

pada lahan-lahan tersebut.

Page 27: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 27/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

27

b. Menentukan, memetakan, dan memberi status hokum yang diakui

pada wilayah-wilayah warisan nenek moyang penduduk pedesaan

yang tinggal di dalam atau berdekatan dengan hutan negara.

c. Menegakkan hokum dan menuntut para pemegang hak konsesi untuk

memelihara lahan, menerapkan denda yang berat dan apabila pelu

mencabut izin-zin yang telah dikantongi mereka.

d. Meninjau kembali dan menghilangkan tumpang tindih antara konsesi

kayu dengan wilayah-wilayah hutan lindung.

e. Menentukan suatu kategori hak milik hutan yang memungkinkan

konsesi-konsesi penebangan tertentu memenuhi syarat untuk menjadi

“konsesi-konsesi masyarakat” yang dipulihkan dan dikelola oleh

masyarakat setempat dengan bantuan pemerintah serta sektor

swasta.

f. Meninjau kembali dengan ketat perihal hutan tanaman industry untuk

menjamin bahwa hutan-hutan tersebut hanya terletak di lahan yang

benar-benar rusak dan bahwa pembuatan hutan tanaman industry itu

tidak merusak sumber-sumber nafkah masyarakat asli setempat.

2. Penundaan Pemberian Izin Baru (Moratorium)

Kebijakan Penundaan Pemberian Izin Baru (PPIB) diawali pada

bulan Mei 2011 berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) No. 10 Tahun

2011, berlaku selama 2 tahun dan direvisi setiap 6 bulan sekali. Melalui

Inpres No.6 Tahun 2013 Penundaan Pemberian Izin Baru diperpanjang

lagi selama 2 tahun. Setiap proses revisi menghasilkan Peta Indikatif

Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB), yang didasarkan pada usulan

dari berbagai pihak dan verifikasi oleh Kementerian Kehutanan. Hingga

akhir 2013, wilayah PPIB sudah mengalami revisi yang kelima dengan

penetapan luas sebesar 64,7 juta hectare.

Selain untuk melihat efektivitas kebijakan PPIB bagi perlindungan

hutan alam, tinjauan ini juga digunakan untuk melakukan identifikasi

wilayah-wilayah yang potensial mengalami kehilangan hutan alam melalui

pembukaan hutan dalam kegiatan pembangunan maupun penerbitan izin-

izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan. Proporsi tutupan

Page 28: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 28/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

28

hutan di dalam wilayah yang terliput kebijakan PPIB terhadap luas daratan

lebih sesuai untuk menggambarkan tingkat dukungan hutan terhadap

kemantapan lingkungan.

3. Pemberantasan Illegal Logging

Menurut Nurdjana, Teguh Prasetyo dan Sukardi, Pengertian iIllegal

Logging adalah rangkaian kegiatan dalam bidang kehutanan dalam

rangka pemanfaatan dan pengelolaan hasil hutan kayu yang bertentangan

dengan aturan hukum yang berlaku dan berpotensi merusak hutan.

Kegiatan ini sebagai salah satu penyebab deforestasi yang tidak

terdeteksi karena dilakukan di luar pengawasan pihak berwenang.

Terkadang perusahaan penggergajian kayu membeli/menadah hasil

curian dari oknum masyarakat perambah hutan.

Dampak illegal logging tidak hanya dialami oleh negara saja, akan

tetapi masyarakat internasional mengalami dampaknya. Akibat illegal

logging juga dapat menyebabkan pemanasan global di bumi, karena

hutan merupakan alat penyeimbang terhadap pemanasan global. Jika

hutan mengalami kerusakan secara terus menerus, maka kestabilandibumi juga akan terganggu.

Setidaknya ada dua peraturan perundangan yang menyebut illegal

logging sebagai penebangan kayu ilegal. Pertama, Instruksi Presiden

(Inpres) Nomor 5 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Penebangan Kayu

Ilegal ( illegal logging ) dan Peredaran Hasil Hutan Ilegal di Kawasan

Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Tanjung Puting. Kedua, Inpres

Nomor 4 Tahun 2005 tentang Pemberantasan Penebangan Kayu SecaraIlegal di Kawasan Hutan dan Peredarannya di Seluruh Wilayah Republik

Indonesia.

4. Mengembangkan Ekowisata Hutan

Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam

pengembangan ekowisata kawasan hutan tropika yang terbesar di

kepulauan yang sangat menjanjikan untuk ekowisata dan wisata khusus.

Kawasan hutan yang dapat berfungsi sebagai kawasan wisata yang

Page 29: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 29/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

29

berbasis lngkungan adalah kawasan Pelestarian Alam (Taman Nasional,

Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam), kawasan Suaka Alam (Suaka

Margasatwa) dan Hutan Lindung melalui kegiatan wisata alam bebas,

serta Hutan Produksi yang berfungsi sebagai Wana Wisata.

Kementrian Negara Lingkungan Hidup (KLH) mendefinisikan

ekowisata sebagai : “Wisata dalam bentuk perjalanan ke tempat -tempat di

alam terbuka yang relatif belum terjamah atau tercemar dengan khusus

untuk mempelajari, mengagumi, dan menikmati pemandangan dengan

tumbuhan serta satwa liarnya (termasuk potensi kawasan ekosistem,

keadaan iklim, fenomena alam, kekhasan jenis tumbuhan dan satwa liar)

 juga semua manifestasi kebudayaan yang ada (termasuk tatanan

lingkungan sosial budaya) baik dari masa lampau maupun masa kini di

tempat-tempat tersebut dengan tujuaan untuk melestasikan lingkungan

dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Ciri-ciri ekowisata sekarang mengandung unsur utama, yaitu

a. Konservasi

b. Edukasi

c. Pemberdayaan masyarakat setempat.

Pengusahaan ekowisata dalam kawasan hutan harus bersasaran:

  Melestarikan hutan dan kawasannya.

  Mendidik semua orang untuk ikut melestarikan hutan yang

dimaksud, baik itu pengunjung, karyawan perusahaan sendiri

sampai masyarakat yang ada di dalam dan sekitarnya.

  Meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat agar dengan

demikian tidak mengganggu hutan.

Peran ekowisata ini dapat menggantikan pendapatan dari

penjualan hasil hutan. Sebagai contoh negara Kostarika, Ekuador,

Filiphina dan Thailand yang berhasil mengembangkan ekowisata. Di sana

pendapatan dari ekowisata masuk dalam lima besar industry penghasil

devisa, mengalahkan pendapatan dari ekspor kayu. Bahkan dana yang

didapat dari wisatawan digunakan untuk kelestarian lingkungannya.

Page 30: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 30/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

30

5. Pendidikan Tentang Lingkungan Hidup

Pendidikan jelas berkorelasi erat dengan isu lingkungan hidup.

Pendidikan untuk lingkungan hidup jelas harus dimulai sedini mungkin.Semakin dini akan semakin baik karena anak muda menerima dan

menangkap jauh lebih cepat daripada orang dewasa. Pembentukkan anak

muda mau tak mau banyak dilakukan oleh orang dewasa selain oleh

dirinya sendiri terutama saat mereka masih duduk di bangku sekolah.

 Anak kecil akan banyak belajar dari contoh nyata para seniornya.

Upaya pendekatan melalui pendidikan, dapat dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk memperoleh

pengertian dasar tentang lingkungan hidup, permasalahannya serta

peran dan tanggung jawab manusia dalam upaya melestarikan

fungsi-fungsi lingkungan hidup.

b. Membantu individu dan masyarakat mengembangkan ketrampilan

yang dibutuhkan dalam pengelolaan, menjaga kelestarian fungsi

lingkungan dan memecahkan permasalahan lingkungan.c. Memupuk kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan hidup dan

permasalahannya, melalui penyuluhan terhadap individu atau

masyarakat tentang sistem nilai yang sesuai, kepekaan yang kuat

atas keperdulian tentang lingkungan dan motivasi untuk secara

aktif berpartisipasi terhadap pelestarian fungsi-fungsi lingkungan

dan pencegahan kerusakan lingkungan.

Page 31: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 31/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

31

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Hutan memiliki banyak fungsi dalam lingkungan hidup ini. Selain

sebagai paru-paru dunia juga sebagai penyeimbang ekosistem memiliki

peranan yang sangat penting, untuk keberlangsungan kehidupan berbagai

organisme dan habitatnya. Hilangnya keseimbangan di alam akibat

berkurangnya wilayah hutan akan menimbulkan berbagai dampak negatif

terhadap kehidupan manusia secara langsung, terjadinya erosi, banjir,

kekeringan, timbulnya berbagai macam penyakit, berkurangnya kualitas

udara.

 Alasan apapun dan dilakukan oleh siapapun sangat tidak bijaksana

 jika deforestasi menjadi suatu solusi untuk mengatasi masalah ekonomi di

suatu negara.Pencegahan terhadap deforestasi melibatkan berbagai pihak

baik swasta maupun pemerintah, perlunya perundang-undangan yang lebih

berpihak terhadap alam.Dibutuhkannya sikap ketegasan pemerintah dalammemberlakukan suatu peraturan perundang-undangan demi kelestarian

hutan di Indonesia.

B. Saran

Bagi perusahaan pemegang HPH semoga dapat lebih bijak dalam

menggunakan hak pengelolaannya terhadap hutan.Pemanfaatan hutan

bukan hanya dilihat sebagai sumber daya alam yang dapat di gunakan

sebesar-besarnya tapi harus difikirkan bagaimana keberlangsungan hutan itu

sendiri sebagai komponen dalam penyeimbang ekosistem.

Perlunya pengetahuan tentang pentingnnya hutan bukan hanya

sebagai sumber untuk pemenuhan kebutuhan hidup semata-mata, tapi juga

sebagai faktor utama keberlangsungan kehidupan manusia secara luas.

Kesadaran akan pentingnya hutan harus ditanamkan sejak usia dini melalui

sekolah-sekolah dari mulai tingkat dasar sampai pendidikan tinggi. Sejak dini

Page 32: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 32/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

32

mulai ditanamkan kecintaan masyarakat terhadap hutan dan kesadaran akan

pentingnya keberadaan hutan.

Perlunya sikap tegas pemerintah dalam menindak pihak-pihak yang

menyalahgunakan hak nya dalam mengelola hutan. Sikap konsekuen dan

konsisten pemerintah dapat menjadi langkah awal demi melindungi

keberadaan hutan.

Page 33: Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

7/23/2019 Makalah Penggundulan Hutan Kelompok 5

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-penggundulan-hutan-kelompok-5 33/33

Makalah Pend. Lingkungan Hidup “Penggundulan Hutan”   Kelompok 5

DAFTAR PUSTAKA

  Arifin Arief, 2001. Hutan dan Kehutanan. Kanisius. Yogyakarta.

  Barber, Johnson, Hafid. 1999. Menyelamatkan Sisa Hutan di

Indonesia dan Amerika Serikat . Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

  IGM. Nurdjana, DKK, 2008. Korupsi dan illegal Logging Dalam Sistem

Desentralisasi . Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

  Gradwohl dan Greenberg. 1991. Menyelamatkan Hutan Tropika.

Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

  Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

  Potret Keadan Hutan Indonesia 2000- 2009. Publikasi Forest WatchIndonesia.

  Publikasi Center for International Forestry Research (CIFOR) tahun

2011

  World Resource Institute. 1997

  Badan Planologi Dephut, 2003

  http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2010/06/100609_huta

nindo.shtml

  http://kitadanbumi.blogspot.co.id/2010/11/kondisi-hutan-dunia-dan

indonesia-saat.html

  http://karyatulisilmiah.com/kondisi-hutan-dan-penggunaan-lahan-

lainnya/

  http://www.rare.org/campaign/mount-merapi-indonesia-improved-

farming/blog/hutan-indonesia-menuju-kepunahan#.VgtCw-yqqko