Makalah hematemesis

21
LAPORAN HASIL DISKUSI WANITA 75 TAHUN DENGAN KELUHAN HEMATEMESIS MELENA  KELOMPOK 10 Ayu Andini Putri 0302010045 Harry Julians 0302011123  Novia Permana Sari 0302011218 Uray Dearika Putri Hendry 0302011291 Delma Yunisa 0302012067 Maria Mega Sekar Hutami 0302012157 Mutiara Azzahra 0302012178  Nur Aini 0302012194 Prazna Shafira Putri 0302012210 Reika Ravenski Novsa 0302012224 Rynaldi Rahman 0302012244 Syaripah Noor R. S. 0302012266 Yeni Tri Restiana 0302012285 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA 2014

description

r

Transcript of Makalah hematemesis

  • 5/24/2018 Makalah hematemesis

    1/21

    LAPORAN HASIL DISKUSI

    WANITA 75 TAHUN DENGAN KELUHAN HEMATEMESIS MELENA

    KELOMPOK 10

    Ayu Andini Putri 0302010045

    Harry Julians 0302011123

    Novia Permana Sari 0302011218

    Uray Dearika Putri Hendry 0302011291

    Delma Yunisa 0302012067

    Maria Mega Sekar Hutami 0302012157

    Mutiara Azzahra 0302012178

    Nur Aini 0302012194

    Prazna Shafira Putri 0302012210

    Reika Ravenski Novsa 0302012224

    Rynaldi Rahman 0302012244

    Syaripah Noor R. S. 0302012266

    Yeni Tri Restiana 0302012285

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS TRISAKTI

    JAKARTA

    2014

  • 5/24/2018 Makalah hematemesis

    2/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Hematemesis adalah muntah darah berwarna merah kehitaman menyerupai bubuk air

    kopi, dimana darah bercampur dengan asam lambung. Hal ini disebabkan oleh berbagai

    faktor, misalnya tukak lambung atau pecahnya pembuluh darah balik disekitar lambung dan

    tenggorokan sebagai akibat dari penyakit hati. Melena adalah buang air besar dengan kotoran

    seperti ter atau aspal, lengket bercampur dengan darah tua.

    Keduanya ini sebagai akibat perdarahan saluran makan bagian atas. Lokasi

    hematemesis dimulai dari pharing sampai intestin ditempat perlengketan ligamentum treitz.

    Perdarahan saluran cerna merupakan salah satu masalah emergensi di bidang

    gastroenterologi. Manifestasi klinisnya dapat sangat bervariasi mulai dari ringan, hanya

    sedikit muntahan bahan berwarna hitam seperti kopi atau sedikit gumpalan darah dalam

    muntahan, sampai perdarahan sangat massif dan menimbulkan renjatan angka kematian

    relative masih tinggi walaupun modalitas terapeutik semakin berkembang. Laporan di Negara

    maju masih memperlihatkan angka kematian sekitar 10% untuk dominasi populasi karena

    kasus tukak peptik. Di Indonesia dengan dominasi perdarahan varises esophagus dapat di

    prediksi angka kematian lebih tinggi(dalam hal ini umumnya sirosis hepatis).

    LAPORAN KASUS

    Bu minah 75 tahun datang dengan keluhan muntah hitam sejak 2 hari yang lalu

    .Pasien juga mengeluh BAB warna hitam .Selama ini pasien mengaku menderita anemia dan

    rutin minum obat suplementasi zat besi .Pasien juga mengaku sering sakit kepala , terkadang

    suka minum paracetamol jika sakit kepala demam disangkal ,namun pasien mengeluh selama

    ini tidak nafsu makan BB turun cukup banyak.

  • 5/24/2018 Makalah hematemesis

    3/21

    BAB II

    PEMBAHASAN

    TERMINOLOGI

    1. Muntah hitamMuntah yang berwarna hitam yang menunjukkan adanya perdarahan saluran

    gastrointestinal yang sudah bercampur dengan asam lambung

    2. ParacetamolObat analgesic dan atipiretik yang basa

    3. BAB hitamPengeluaran feses yang warna hitam oleh karena perdarahan saluran cerna bagian atas

    4. AnemiaKeadaan dimana Hb dalam sel darah merah dibawah normal

    MASALAH

    1. Wanita usia 75 tahun2. Hematemesis melena

    Pada pasien ini ditemukan keluhan muntah hitam dan BAB berwarna hitam.

    3. AnemiaHasil anamnesis dengan pasien didapatkan pasien mengaku menderita anemia

    4. Pemakaian suplementasi zat besiDari hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien mengkonsumsi suplementasi zat besi

    untuk mengatasi anemia

    5. Sering sakit kepalaDari hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien mengaku sering sakit kepala.

    6. Pemakaian paracetamolDari hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien mengkonsumsi paracetamol untuk

    mengatasi sakit kepala.

    7. Tidak nafsu makan8. BB turun cukup banyak

    HIPOTESIS

    Berdasarkan anamnesis dan data yang didapatkan dari pasien. Hipotesis dari pasien ini :

    1. Keganasan2. Sirosis hepatis

  • 5/24/2018 Makalah hematemesis

    4/21

    Pasien dengan sirosis hati datang ke dokter dengan sedikit keluhan, dapat tanpa keluhan

    sama sekali atau dengan keluhan penyakit lain. Keluhan yang terakhir ini dapat timbul

    tidak khas sehingga kita menduga bukan penyakit hati yang jadi penyebabnya. Beberapa

    keluhan dan gejala yang sering timbul pada sirosis antara lain kulit berwarna kuning, rasa

    capai, lemas, nafsu makan menurun, gatal, mual, penurunan berat badan, nyeri perut, dan

    mudah berdarah (akibat penurunan produksi faktor faktor pembekuan darah). Pasien

    sirosis juga dapat mengalami keluhan dan gejala akibat komplikasi sirosis hatinya. Pada

    beberapa pasien, komplikasi ini dapat menjadi gejala pertama yang membawa pasien ke

    dokter. Pasien sirosis dapat tetap berjalan kompensata selama bertahun tahun, sebelum

    berubah menjadi dekompensata. Sirosis dekompensata dapat dikenal dari timbulnya

    bermacam komplikasi seperti ikterus, perdarahan varises, asites atau ensefalopati.

    3. Ulkus peptikumUlkus Peptikum atau tukak lambung adalah terputusnya kontinuitas mukosa yang meluas

    di bawah epitel atau kerusakan pada jaringan mukosa, submukosa hingga lapisan otot dari

    suatu daerah saluran cerna yang langsung berhubungan dengan cairan asam

    lambung/pepsin.

    Gambaran Klinis :

    Secara umum pasien ulkus peptikum biasanya mengeluh dispepsia. Dispepsia adalah suatu

    sindrom klinik/kumpulan keluhan beberapa penyakit saluran cerna mual, muntah

    kembung, nyeri ulu hati, sendawa, rasa terbakar, rasa penuh ulu hati dan cepat rasa

    kenyang. Pada dispepsia akibat gangguan motilitas keluhan yang paling menonjol adalah

    perasaan kembung, rasa penuh ulu hati setelah makan, cepat merasa kenyang disertai

    sendawa. Pada dispepsia akibat refluks keluhan yang menonjol berupa perasaan nyeri ulu

    hati dan rasa seperti terbakar. Pasien ulkus peptikus memberikan ciri ciri keluhan seperti

    nyeri ulu hati / epigastrium, rasa tidak nyaman disertai muntah. Nyeri epigastrium

    merupakan gejala umum ulkus peptikum tetapi keluhan ini tidak sensitif atau spesifik

    untuk digunakan sebagai alat diagnostik.

    ANAMNESIS TAMBAHAN

    A.Riwayat Penyakit Sekarang1. Konsistensi tinja2. Nyeri atau muntah setelah makan?3. Apakah ada riwayat mag?

  • 5/24/2018 Makalah hematemesis

    5/21

    B.Riwayat Penyakit Dahulu1. Riwayat perdarahan sebelumnya?

    2. Apakah pernah penyakit hati, lambung, pada saluaran cerna lainnya?

    3. Apakah ada riwayat trauma di daerah atas umbilical?

    C.Riwayat Penyakit Keluarga1. Riwayat perdarahan dalam keluarga?

    D.Riwayat Kebiasan1. Apakah sering konsumsi alcohol?2. Merokok3. Apakah ada konsumsi obat lain

    VASKULARISASI ABDOMEN

    Perdarahan abdomen dilakukan oleh aorta abdominalis. Aorta abdominalis bercabang 3 yaitu

    trunkus coelliacus, a. Mesentrica superior, dan a.mesentrica inferior.

    Trunkus coelliacus

    a. Gastricadextra

    a. Hepaticasinistra

    a. Hepaticadextra

    a. cystica

    a. Hepaticacommunis

    a. Gastricasinistra

    a. lienalis

    a. Hepaticapropia

    a. Gastroduodenale

    a. Pankreaticaduodenale

    superior

    a. Gastroepiploicadextra

  • 5/24/2018 Makalah hematemesis

    6/21

    A.MESENTRICA SUPERIOR

    1. A. pancreatico duodenalis inferior. Arteri ini mendarahi caput pangcreas, duodenum pars

    descendens dan duodenum pars inferior dan akan beranatomose dengan a. pancreastico

    duodenalis superior

    2. A. intestinalis, berjumlah 12 - 15 buah, cabang menuju jejenum dan ileum. Umumnya

    arteri ini akan membentuk arcade, dimana untuk jejenum 1 - 2 buah ( panjang dan jarang),

    sedangkan untuk ileum bejumlah dapat sampai 5 buah (pendek dan rapat ).

    3. A. ileocolica, terletak pada fosse iliaca kanan. Cabang superior beranastomose dengan a.

    solica dextra. Arteri ini akan memberi cabang ke ileum sebagai a. ileac. Ke appedix

    sebagai appendicular arteri, a. colica untuk escending colon dan a.cecalis anterior dan

    posterior untuk anterior dan posterior rectum

    4. A. colica dextra untuk daerah ascending colon.

    5. A. colica media untuk daerah transversum colon.

    ARTERI MESENTRICA INFERIOR

    Ini adalah cabang aorta abdominalis, kira - kira 3, 8 cm di atas percabangan aorta

    abdominimalis ke dalam a. iliaca communis kiri dan kanan. Arteri ini akan mendarahi 1/3

    distalis colon transversum, flexura coli sin. Colon descendens, colon sigmoid, rectum dan

    separoh atas anus. Termasuk kedalam cabang arteri ini adalah a.colice sin, mendarahi 1/3

    distal colon transversum, flexure colisa sinistra dan bagian atas colon descendes. Cabang

    yang lain yaitu a. sigmidea mendarahi colon descendes. Cabang lain yaitu a.sigoidea,

    mendarahi colon descendens dan colon sogmoid. Cabang lain a. rectalis superior merupakan

    lanjutan a. mesenterica inferior memasuki rongga pelvis dibelakang rectum untuk mendarahi

    rectum a. rectalis media dan a.rectalis inferior.

  • 5/24/2018 Makalah hematemesis

    7/21

    SISTEM VENA (VENOU SYSTEM)

    Sistem vena rongga abdomen ini, semuanya akan balik melalui vena porta menuju hati, dan

    dari sana melalui vena hepatica akan menuju v. cava inferior untuk selanjutnya menuju

    jantung dan akan beredar ke seluruh tubuh. Dari arteri phrenica akan muncul vena phrenica

    dan ini akan bermuara langsung ke dalam vena cava inferior. Vena renalis baik kiri maupun

    kanan akan bermuara langsung ke dalam vena cara inferio. Vena porta akan menerima darah

    gaster, intestinum tenue dan intestenum crassum maupun dari lien. Pertemuan antara v. lien

    dengan v.mesenterica superior, disebut vena porta dengan panjang sekitar 3,5 cm. Pada hati

    melalui v.hepatica akan menuju v.cava inferior. Aliran venous dari curvatura minor gaster

    (vena gastrica)akan langsung mengalirkan darahnya kevena porta. Aliran venous dari

    curvatura mayor (v. gastroepiploica sin) melalui v. lien menuju v. porta dan v. cava inferior.

    V. mesenterica inferior. Akan memasuki v. lien menuju v. porta dan masuk vena cava v.pancreatico duodenalis superior, memasuki v.gastroepiploica dextra, menuju v. mesenterica

    superior, seterusnya menuju v. porta dan v.cava inferior dan jantung dan baru keseluruh

    tubuh. V. pancreatico duodenalis inf. Memasuki v.mesenterica superior, menuju v. sporta, v.

    cava inferior menuju jantung.

    V. jejunalis menuju v.intestinalis, menuju v. mesenterica superior langsung ke vena porta ke

    V. cava inferior. Aliran venous ileum, menuju v.ileocolice seterusnya ke vena mesenterica

    superior dan v. porta, v.cava inf. Venous colon ascendens mengalirkan isinya menuju

    v.mesenterica superior (V. ileocoecalis dan v. colica dextra), menuju v. poorta ke vena cava

  • 5/24/2018 Makalah hematemesis

    8/21

    inferior. Vena colen transversum bagian kanan dan tengah akan mengalirkan isinya ke vena

    mesenterica superior menuju v. porta ke v. cava inf venous colon ascenden dan seterusnya ke

    vena mesenterica inferior.

    ANATOMI SALURAN CERNA

    1. LambungLambung disebut juga gaster yang secara anatomis berupa kantong dibawah diafragma.

    Terletak secara oblik dari kanan ke kiri menyilang di abdomen atas tepat dibawah diafragma.

    Dalam keadaan kosong lambung menyerupai tabung berbentuk J, dan bila penuh berbentuk

    seperti buah pir raksasa. Kapasitas normal lambung adalah 1 sampai 2 L. Secara anatomis

    lambung terbagi atas fundus, korpus danantrum pilorikum ataupilorus. Sebelah kanan atas

    lambung terdapat cekungan curvatura minordan bagian kiri bawah terdapat curvatura major.

    Sfingter pada kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan yang

    terjadi.Sfingter cardia atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan makanan masuk kedalam

  • 5/24/2018 Makalah hematemesis

    9/21

    lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus kembali. Daerah lambung

    tempat pembukaan sfingter cardia dikenal sebagai daerah cardia. Disaat sfingter pilorikum

    terminalterelaksasi, makanan masuk kedalam duodenum dan ketika berkontraksi sfingter ini

    akan mencegah terjadinya aliran balik isi usus ke dalam lambung.

    Persarafan lambung sepenuhnya berasal dari sistem saraf otonom.Suplai saraf

    parasimpatis untuk lambung dan duodenum dihantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf

    vagus.Trunkus vagus mencabangkan ramus gastrika, pirolika, hepatika dan seliaka.Persarafan

    simpatis melalui saraf splanchnicus major dan ganglia seliaka.Serabut serabut aferen

    menghantarkan implus nyeri yang dirangsang oleh peregangan, kontraksi otot serta

    peradangan dan dirasakan di daerah epigastrium abdomen.Serabut serabut eferen simpatis

    menghambat motilitas dan sekresi lambung. Pleksus saraf mienterikus ( Auerbach) dan

    submukosa (Meissner) membentuk persarafan intrinsik dinding lambung dan mengoordinasi

    aktivitas motorik dan sekresi mukosa lambung.

    Seluruh suplai darah di lambung dan pankreas (serta hati, empedu dan limpa)

    terutama berasal dari arteri seliaka atau trunkus seliaka, yang merpercabangkan cabang

    cabang yang menyuplai curvatura mayor dan minor.Dua cabang arteri yang penting dalam

    klinis adalah arteri gastroduodenalis dan arteri pankreatikaduodenalis yang berjalan

    sepanjang bulbus posterior duodenum.Aspek klinisnya adalah jika terjadi ulkus pada dinding

    posterior duodenum dapat mengerosi arteri ini dan dapat menyebabkan terjadinya

    perdarahan.Darah vena dari lambung dan duodenum, serta yang berasal dari pankreas, limpa

    dan bagian lain saluran gastrointestinal, berjalan ke hati melalui vena porta.

  • 5/24/2018 Makalah hematemesis

    10/21

    2. Usus HalusUsus halus merupakan suatu tabung kompleks, berlipat lipat, dan membentang dari

    pilorus hingga katup ileosekal. Panjang usus halus pada orang hidup sekitar 12 kaki (3,6m)

    dan hampir 22 kaki (6,6m) pada kadaver (akibat relaksasi).Usus ini mengisi bagian tengah

    dan bawah rongga abdomen.Ujung proksimalnya berdiameter sekitar 3,8cm tetapi makin ke

    bawah garis tengahnya semakin berkurang sampai menjadi sekitar 2,5cm.Usus halus dibagi

    menjadi duodenum, jejunum dan ileum.Panjang duodenum adalah sekitar 25cm, mulai dari

    pirolus sampai jejunum.Pemisahan duodenum dan jejunum ditandai oleh adanya ligamentum

    Treitz, yaitu suatu pita muskulofibrosa yang berorigo pada krus dextra diafragma dekat hiatus

    esofagus dan berinsersio pada perbatasan antara duodenum dan jejunum.Ligamentum ini

    berperan sebagai ligamentum suspensorium (penggantung).Sekitar duaperlima dari sisi usus

    halus adalah jejunum, dan tiga perlima bagian akhirnya adalah ileum.Jejunum terletak di

    regio midabdominalis sinistra, sedangkan ileum cenderung terletak di regio abdominalis

    dextra sebelah bawah. Masuknya kimus ke dalam usus halus diatur oleh sfingter pilorus,

    sedangkan pengeluaran zat yang telah tercerna ke dalam usus besar diatur oleh katup

    ileosekal, juga mencegah terjadinya refluks isi usus besar ke dalam usus halus.

    Apendiks vermiformis berbentuk tabung buntu berukuran sebesar kelingking yang

    terletak pada daerah ileosekal, yaitu pada apeks sekum.Dinding usus halus terdiri atas 4

    lapisan dasar.Yang paling luar (lapisan serosa) dibentuk olehperitoneum.Dimana peritoneum

    ini memiliki lapisan viseral dan lapisan parietal, dan ruang yang terletak diantara lapisan ini

    disebut rongga peritoneum.Peritonuem melipat dan meliputi hampir seluruh visera

    abdomen.Mesentrium merupakan lipatan peritoneum lebar yang menyerupai kipas yang

    menggantung jejunum dan ileum dari dinding posterior abdomen, dan memungkinkan usus

    bergerak dengan leluasa.Mesentrium menyokong pembuluh darah dan limfe yang mensuplai

    ke usus.Omentum majusmerupakan lapisan ganda peritoneum yang menggantung curvatura

    major lambung dan berjalan turun kedepan visera abdomen menyerupai celemek.Omentum

    biasanya mengandung banyak lemak dan kelenjar limfe yang membantu melindungi rongga

    peritoneum terhadap infeksi.Omentum minusmerupakan lipatan peritoneum yang terbentang

    dari curvatura minor lambung dan bagian atas duodenum, menuju ke hati, membentuk

    ligamentum suspensorium hepatogastrika dan ligamentum hepatoduodenale. Salah satu

    fungsi penting peritoneum adalah mencegah gesekan antara organ organ yang berdekatan

    dengan cara mensekresikan cairan serosa yang berperan sebagai pelumas. Otot yang melapisi

    usus halus mempunyai dua lapisan yaitu lapisan luar yang terdiri dari serabut

    serabut

    longitudinal yang tipis, dan lapisan dalam yang terdiri dari serabut serabut sirkular.Penataan

  • 5/24/2018 Makalah hematemesis

    11/21

    yang demikian mambantu gerakan peristaltik usus halus.Lapisan submukosa terdiri atas

    jaringan ikat, sedangkan lapisan mukosa bagian dalam tebal serta banyak mengandung

    pembuluh darah dan kelenjar.

    Perdarahan usus halus oleh arteri mesentrika superior dicabangkan dari aorta tepat

    dibawah arteri seliaka.Arteri ini memperdarahi seluruh usus halus kecuali duodenum yang

    diperdarahi oleh arteri gastroduodenalis dan cabangnya, arteri pankreatikoduodenalis

    superior.Darah dikembalikan lewat vena mesentrika superior yang menyatu dengan vena

    lienalis membentuk vena porta.

    Usus halus dipersarafi oleh cabang cabang sistem saraf otonom. Rangsangan

    parasimpatis merangsang aktivitas sekresi dan motilitas, dan rangsangan simpatis menghantar

    nyeri, sedangkan serabut serabut parasimpatis mengatur refleks usus. Suplai saraf intrinsik,

    yang menimbulkan fungsi motorik, berjalan melalui pleksus Auerbach yang terletak dalam

    lapisan muskularis, dan pleksus Meissner dilapisan submukosa.

    3. Usus BesarUsus besar atau kolon berbentuk tabung muskular berongga dengan panjang sekitar

    1,5m (5kaki) yang terbentang dari sekum hingga kanalis ani.Diameter usus besar sudah pasti

    lebih besar dari usus halu yaitu sekitar 6,5cm (2,5inci), tetapi makin dekat anus diameternya

    makin kecil.Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon dan rektum.Pada sekumterdapat katup

    ileosekal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum.Sekummenempati sekitar dua atau

    tiga inci pertama dari usus besar.Katup ileosekal mengendalikan aliran kimus dari ileum ke

    dalam sekum dan mencegah terjadinya aliran balik bahan fekal dari usus besar kedalam usus

    halus.Kolondibagi lagi menjadi kolon asenden, transversum, desenden dansigmoid.Tempat

    kolon membentuk kelokan tajam pada abdomen kanan dan kiri atas berturut turut disebut

    sebagaifleksura hepatikadanfleksura lienalis. Kolon sigmoid mulai setinggi krista iliaka dan

    membentuk lekukan berbentuk S. Bagian utama usus besar terakhir adalah rektum dan

    membentang dari kolon sigmoid hingga anus. Satu inci terakhir dari rektum disebut kanalis

    ani dan dilindungi oleh otot sfingter ani eksternus dan internus. Panjang rektum dan kanalis

    ani adalah sekitar 15cm (5,9inci).

  • 5/24/2018 Makalah hematemesis

    12/21

    Pendarahan usus besar sebelah kanan (sekum, kolon asenden, dan dua pertiga kolon

    transversum) oleh arteri mesentrika superior, dan sebelah kiri (sepertiga kolon transversum,

    kolon desenden, kolon sigmoid dan bagian proksimal rektum) oleh arteri mesentrika inferior.

    Suplai darah tambahan ke rektum berasal dari arteri hemoroidalis media dan nferior yang

    dicabangkan dari arteri iliaka interna dan aorta abdominalis.Aliran balik vena dari kolon dan

    rektum superior adalah vena mesentrika superior, vena mesentrika inferior dan vena

    hemorodalis superior (bagian sistem portal yang mengalirkan darah ke hati).Vena

    hemoroidalis media dan inferior mengalirkan ddarah ke vena iliaka sehingga merupakanbagian sirkulasi sistemik.Terdapat anastomosis antara vena hemoroidalis seperior, media dan

    inferior sehingga tekanan portal yang meningkat dapat menyebabkan terjadinya aliran balik

    ke dalam vena dan mengakibatkan hemoroid.

    Persarafan usus besar dilakukan oleh sistem saraf otonom dengan perkecualian

    sfingter eksterna yang berada dalam pengendalian volunter.Serabut parasimpatis berjalan

    melalui saraf vagus ke bagian tengah kolon transversum, dan saraf pelvikus yang berasal dari

    daerah sakral menyuplai bagian distal.Serabut simpatis meninggalkan medula spinalis

    melalui saraf splangnikus.Serabut saraf ini bersinaps dalam ganglia seliaka dan

    aortikorenalis, kemudian serabut pascaganglionik menuju kolon.Rangsangan simpatis

    menghambat sekresi dan kontraksi, serta merangsang sfingter rektum.Rangsangan

    parasimpatis mempunyai efek yang berlawanan.

  • 5/24/2018 Makalah hematemesis

    13/21

    HISTOLOGI SALURAN CERNA

    1. Gaster

    Tunika MukosaMerupakan epitel kolumner simpleks, tidak terdapat vili intestinalis dan sel

    goblet.Terdapat foveola gastrika/pit gaster yang dibentuk epitel, lamina propia dan

    muskularis mukosa.Seluruh gaster terdapat rugae (lipatan mukosa dan submukosa) yang

    bersifat sementara dan menghilang saat gaster distensi oleh cairan dan material padat.

    Foveola tersebut terdapat sel mukosa yang menyekresi mucus terutama terdiri dari:

    Sel neck. Menghasilkan secret mukosa asam kaya glikosaminoglikan

    Sel parietal. Menghasilkan HCl

    Sel chief. Mengahasilkan pepsin

    Sel argentaffin. Menghasilkan intrinsic factor castle untuk pembentukan darah

    Tunika submukosaJaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah dan saraf pleksus meissner

    Tunika muskularisTerdiri atas otot oblik (dekat lumen),otot sirkular (bagian tengah) dan otot longitudinal

    (bagian luar). Diantara otot sirkuler dan longitudinal tersebut sedikit dipisah pleksus saraf

    mienterikus auerbach

    Tunika SerosaPeritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi pembuluh darah dan sel-

    sel lemak.

    2. Usus halusPanjang 5 m. Ciri khas terdapat plika sirkularis kerkringi, vili intestinalis, dan

    mikrovili.Plika sirkularis kerkringi merupakan lipatan mukosa (dengan inti submukosa)

    permanen.Vili intestinales merupakan tonjolan permanen mirip jari pada lamina propia ke

    arah lumen diisi lakteal (pembuluh limfe sentral). Mikrovili merupakan juluran sitoplasma

    (striated brush border). Pada lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn,

    didasarnya terdapat sel paneth (penghasil lisozim-enzim antibakteri pencerna dinding

    bakteri tertentu dan mengendalikan mikroba usus halus) dan sel enteroendokrin (penghasil

    hormone-gastric inhibitory peptide,sekretin dan kolesistokinin/pankreozimin-).

  • 5/24/2018 Makalah hematemesis

    14/21

    3. Duodenum Tunika Mukosa

    Epitel kolumner simpleks dengan mikrovili, terdapat vili intestinalis dan sel goblet. Pada

    lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn. Tunika Submukosa

    Jaringan ikat longgar.Terdapat kelenjar duodenal Brunner (ciri utama pada duodenum

    yang menghasilkan mucus dan ion bikarbonat). Trdapat plak payeri (nodulus lymphaticus

    agregatia/ gundukan sel limfosit)

    Tunika MuskularisTerdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar). Diantaranya

    dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.

    Tunika SerosaMerupakan peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi pembuluh

    darah dan sel-sel lemak.

    4. Jejunum dan IleumSecara histologis sama dengan duodenum, perkecualiannya tidak ada kelenjar duodenal

    brunner.

    5. ApendiksSecara struktur mirip kolon.Ada banyak kesamaan dengan kolon seperti epitel pelapis

    dengan sel goblet.Lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn (tapi kurang

    berkembang, lebih pendek, letak sering berjauhan) dan jaringan limfoid difus sangat

    banyak.Terdapat pula Muskularis mukosa.

    Tunika Submukosa sangat vascular. Tunika Muskularis terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian

    luar). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.

    Tunika Serosa6. Usus Besar (Kolon)Terdapat sekum; kolon asendens, tranversal, desendens, sigmoid; rectum serta anus.

    Tunika MukosaTerdiri epitel kolumner simpleks, mempunyai sel goblet (lebih banyak dibanding usus

    halus) tapi tidak mempunyai plika sirkularis maupun vili intestinalis.Pada lamina propia

    terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn yang lebih banyak dan nodulus limpatikus.Tidak

  • 5/24/2018 Makalah hematemesis

    15/21

    terdapat sel paneth tapi terdapat sel enteroendokrin. Dibawah lamina terdapat muskularis

    mukosa

    Tunika SubmukosaJaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah, sel lemak dan saraf pleksusmeissner

    Tunika MuskularisTerdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar).Otot sirkular

    berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia koli). Diantaranya

    dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.

    Tunika Serosa/AdventisiaMerupakan peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi pembuluh

    darah dan sel-sel lemak.Kolon tranversum dan sigmoid melekat ke dinding tubuh melalui

    mesenterium, sehingga tunika serosa menjadi lapisan terluar bagian kolon ini.Sedangkan

    adventisia membungkus kolon ascendens dan descendens Karena ketaknya peritoneal.

    7. Rectum Tunika Mukosa

    Terdiri epitel kolumner simpleks, mempunyai sel goblet dan mikrovili, tapi tidak

    mempunyai plika sirkularis maupun vili intestinalis.Pada lamina propia terdapat kelenjar

    intestinal lieberkuhn, sel lemak, dan nodulus limpatikus.Dibawah lamina terdapat

    muskularis mukosa.

    Tunika SubmukosaJaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah, sel lemak dan saraf pleksus

    meissner

    Tunika MuskularisTerdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar).Otot sirkular

    berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia koli). Diantaranya

    dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.

    Tunika AdventisiaMerupakan jaringan ikat longgar yang menutupi rectum, sisanya ditutupi serosa.

  • 5/24/2018 Makalah hematemesis

    16/21

    8. Anus Tunika Mukosa

    Terdiri epitel squamosa non keratin, lamina propia tapi tidak ada terdapat muskularis

    mukosa. Tunika Submukosa

    Menyatu dengan lamina propia. Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh

    darah, saraf pleksus hemorroidalis dan glandula sirkum analis.

    Tunika MuskularisBertambah tebal.Terdiri atas sfingter ani interna (otot polos, perubahan otot sirkuler),

    sfingter ani eksterna (otot rangka) lalu diluarnya m. levator ani.Otot sirkular berbentuk

    utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia koli). Diantaranya dipisah oleh

    pleksus mienterikus auerbach.

    Tunika AdventisiaTerdiri jaringan ikat longgar

    ETIOLOGI HEMATESIS MELENA

    Kelainan esophagusVarises esophagus akibat pecahnya varises esophagus. Tidak pernah merngeluh rasa

    nyeri di epigastrium. Sifat perdarahannya timbul spontan dan massif

    Ca esophagus gejalanya berupa disfagia, BB turun drastis, anemia defisiensi besi, dan

    hanya sesekali muntah darah dan tidak massif

    Kelainan lambungGastritis erosifahematemesis tidak massif dan timbul setelah minum obat-obatan yang

    mengiritasi lambung. Didahului nyeri hati baru muntah

    Tukak lambunggejalanya dispepsi, ada rasa nyeri di epigastrium sebelum muntah, dan

    sifat hematemesis tidak massif

    Ca lambung teraba massa di epigastrium, hematemesis massif, melena, dan dapat

    menimbulkan melena

    PATOGENESIS PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS (HEMATESIS

    MELENA)

  • 5/24/2018 Makalah hematemesis

    17/21

    Yang dimaksud perdarahan saluran cerna bagian atas adalah kehilangan darah dalam

    lumen saluran cerna ,dimana saja mulai dari esophagus sampai dengan duodenum (dengan

    batas anatomic di ligamentum treitz).Mekanisme kehilangan darah mulai dari perdarahan

    tersamar intermiten (yang hanya dapat dideteksi adanya darah samar pada feses atau adanya

    anemia defisiensi besi) sampai dengan disertai perdarahan masif yang disertai renjatan. Pada

    makalah ini lebih ditekankan pada perdarahan klinik yang manifestasi klinik yang paling

    klasik adalah adanya hematesis(muntah darah segar dan atau disertai hematin /hitam)yang

    kemudian dilanjutkan dengan timbulnya melena.

    Hal ini terutama pada kasus dengan sumber perdarahan di esophagus dan gaster. Sedangkan

    sumber perdarahan di duodenum relative lebih sering bermanifes dalam bentuk melena atau

    tidak jarang dalam bentuk hematokezia.Terkumpulnya darah dalam volume banyak dalam

    waktu singkat akan menimbulkan refleks muntah sebelum komponen darah tersebut

    bercampur dengan asam lambung (sehingga muntah darah segar).hal ini berbeda dengan

    perdarahan yang memberi kesempatan darah yang keluar terpapar lengkap dengan asam

    lambung sehingga membentuk hematin hitam .Perdarahan yang massif umumnya berasala

    dari duodenum ,kadang tidak terpapar asam lambung dan keluar per anum dalam bentuk

    darah segar (hematochezia) atau merah hati (maroon stool)

    o Etiologi perdarahan saluran cerna bagian atas:1. Pecahnya verises esophagus ,gaster dan duodenum2. Robeknya esophagus3. Esophagitis4. Tukak esophagus , gaster dan duodenum5. Gastritis erosive6. Keganasan SCBA

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    1. Pemeriksaan laboratorium

    Darah : Hb, hematokrit, jumlah leukosit trombosit, eritrosit

    2. Pemeriksaan radiologi

    Pemeriksaan radiologi dilakukan sedini mungkin bila perdarahan telah berhenti. Mula -

    mula dilakukan pemeriksaan esofagus dengan menelan bubur barium, diikuti pemeriksaan

    lambung dan duodenum, sebaiknya dengan kontras ganda. Pemeriksaan dilakukan dengan

    berbagai posisi dan diteliti ada tidaknya varises di daerah 1/3 distal esofagus, atau apakah

    terdapat ulkus,polip,tumor esofagus,lambung,duodenum.

  • 5/24/2018 Makalah hematemesis

    18/21

    3. Pemeriksaan endoskopi

    Pemeriksaan ini sangat penting untuk menentukan dengan tepat sumber perdarahan

    saluran cerna bagian atas. Tergantung keterampilan dokternya, endoskopi dapat dilakukan

    sebagai pemeriksaan darurat sewaktu perdarahan atau segera setelah hematemesis

    berhenti. Pemeriksaan endoskopi dapat dilakukan secara elektif untuk pasien dengan

    perdarahan yang ringan atau hanya menentukan keadaan anemi dan tes darah samar pada

    tinja menunjukkan hasil positif. Dapat juga dilakukan secara darurat untuk pasien dengan

    perdarahan yang masif namun waktu penatalaksanaan nya ditentukan oleh keadaan

    hemodinamik dari pasien dan dilakukan setelah keadaan pasien stabil. Pasien dengan

    keadaan syok sebaiknya endoskopi di tunda setelah resusitasi setelah dilakukan. Pada

    endoskopi darurat dapat ditentukan sifat dari perdarahan yang sedang berlangsung.

    4. Pemeriksaan USG

    Pemeriksaan USG dapat menunjang diagnosis hematemis atau melana bila di duga

    penyebabnya adalah pecahnya varises esofagus, karena secara langsung beri informasi

    tentang ada tidaknya hepatitis kronis, sirosis hepatis dengan hipertensi portal, keganasan

    hati dengan cara yang nonivasif dan tidak bersifat persiapan sesudah perdarahan akut

    berhenti.

    5. Esofagogastroduodenoskopi

    Pemeriksaan penunjang yang paling penting karena dapat memastikan diagnosis pecahnya

    varises esofagus atau penyebab perdarahan lainnya dari esofagus, lambung, dan

    duodenum.

    6. Biopsi hati

    Biopsi hati digunakan untuk membedakan sirosis hati dengan hepatitis kronis

    PENATALAKSANAAN SECARA UMUM

    Penatalaksanaan non-medikamentosa antara lain :

    1. Bed rest2. Puasa hingga perdarahan berhenti3. Diet

    Dianjurkan puasa jika perdarahan belum berhenti. Dan penderita mendapat nutrisi

    secara parenteral total sampai perdarahan berhenti. Jika perdarahan berhenti,

    diet biasa dimulai dengan diet cair HI/LI. Selanjutnya secarabertahap diet beralih

    ke makanan padat

    4. Psikoterapi

  • 5/24/2018 Makalah hematemesis

    19/21

    Sebagai akibat perdarahan yang banyak, dapat membuat penderita

    menjadi gelisah. Maka diperlukan psikoterapi

    5. Pemasangan Nasogastric Tube, kemudian dilakukan lavageLambung dengan air es yang dimasukkan, di tunggu 5 menit, dan dikeluarkan

    Ini dilakukan berulang-ulang sampai cairan lambung jemih. Tindakan ini

    biasa diulang 1-2 jam kemudian jika masih ada perdarahan.

    6. Jika Hemoglobin (Hb)

  • 5/24/2018 Makalah hematemesis

    20/21

    Disebut juga dengan syock preload yang ditandai dengan menurunnya volume

    intravaskuler oleh karena perdarahan. Perdarahan dapat terjadi karena kehilangan

    cairan tubuh yang lain. Menurunnya volume intra vaskuler menyebabkan penurunan

    intraventrikel

    6. Gagal ginjal akutTerjadi sebagai akibat dari syock yang tidak teratasi dengan baik.

    7. Penurunan kesadaranTerjadi penurunan transportasi oksigen ke otak, sehingga terjadi penurunan kesadaran

    8. Aspirasi pneumoniinfeksi paru yang terjadi akibat cairan yang masuk saluran napas

    9. Anemi posthemoragikkehilangan darah yang mendadak dan tidak disadari

    10.EnsefalopatiTerjadi akibat kerusakan fungsi hati di dalam menyaring toksin di dalam darah.

    Racun-racunnya tidak dapat dibuang karena fungsi hati terganggu. Dan suatu keadaan

    dimana fungsi otak mengalami penurunan dikarenakan zat-zat racun didalam darah,

    yang dalam keadaan normal dibuang oleh hati.

    PROGNOSIS

    Ad Vitam : Dubia Ad Bonam

    Ad Sanationam : Dubia Ad Malam

    Ad Fungsionam : Dubia Ad Malam

    DAFTAR PUSTAKA

  • 5/24/2018 Makalah hematemesis

    21/21

    1. Suparman. 1987. Ilmu penyakit dalam. ( jilid I, edisi kedua ). Jakarta: Balai penerbit FKUI

    2. Guyton, A. C. J. E. Hall.2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Terjemahan

    Irawati, et.al. Jakarta : penerbit Buku Kedokteran EGC

    3. Lindseth, G. N 2007. Gangguan lambung dan duodenum. Dalam: Price, S.A. L. M.

    Wilson. 2007. PATOFISIOLOGI konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 6. Volume 1.

    Terjemahan B.U. Pendit, et al. Jakarta: penerbit Buku Kedokteran EGC.pp:417-35

    4. McGuigan, J.E.2007. Ulkus peptikum dan gastritis. Dalam: Isselbacher, K.J.E. Braunwald,

    J.D. Wilson, J.B. Martin, A.S. Fauci, D.L. Kasper.2007.Harisom, Prinsip- prinsip Ilmu

    Penyakit Dalam. Edisi 13. Volume 4. Terjemahan Asdie, A.H. et.al.Jakarta: penerbit Buku

    kedokteran EGC. pp:1532-53

    5. Sudoyo AW, setiyohadi B, Alwi I, Setiati S. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam.

    Jakarta: FKUI;2006;p.336-44

    6. Eroschenko V. P. 2003. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional Edisi 9.

    Jakarta : EGC.