Makalah Geomorfologi Indonesia

24
MAKALAH GEOMORFOLOGI INDONESIA PULAU SUMATERA DI SUSUN OLEH NAMA KELOMPOK: 1.M.Nizar.Azizi (2009 133 250) 2.Erty Jayanti (2009 133 247) 3.Helva Sucresvianah (2009 133 248) 4.Leni Hastini (2009 133 249) 5.Laila Romalia (2009 133 251) 6.Lilik Sugiarti (2009133 252) KELAS :3G DOSEN PEMBIMBING :GIYANTO S.pd

Transcript of Makalah Geomorfologi Indonesia

Page 1: Makalah Geomorfologi Indonesia

MAKALAH GEOMORFOLOGI INDONESIA

PULAU SUMATERA

DI SUSUN OLEH

NAMA KELOMPOK:

1.M.Nizar.Azizi (2009 133 250)2.Erty Jayanti (2009 133 247)3.Helva Sucresvianah (2009 133 248)4.Leni Hastini (2009 133 249)5.Laila Romalia (2009 133 251)6.Lilik Sugiarti (2009133 252)

KELAS :3GDOSEN PEMBIMBING :GIYANTO S.pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILNU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

2010

Page 2: Makalah Geomorfologi Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT,karena atas berkat,rahmat,ridho dan

hidayatnya saya dapat menyelesaikan makalah ini.Makalah ini merupakan tugas

yang sangat berharga bagi saya.Makalah ini mengenai “keadaan geomorfologi

pulau sumatera”dalam hal ini membahas tentang berbagai bentuk lahan di

sumatera dan geomorfologi.Saya menyadari bahwa dalam penulisan dan

penyusunan makalah ini banyak kekurangan.Maka,dari itu saya mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu

kami dalam penulisan dan penyusunan makalah ini.Mudah-mudahan makalah ini

dapat bermanfaat untuk kita semua. Terima kasih

Palembang, Oktober 2010

Penulis

ii

Page 3: Makalah Geomorfologi Indonesia

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2

C. Tujuan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3

A. Kondisi Fisiografis Sumatera ................................................................ 3

1. Keadaan Geologis .......................................................................... 3

2. Kondisi Hidrologi ........................................................................... 6

3. Kondisi Geomorfologis .................................................................. 7

BAB III KESIMPULAN .......................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 13

iii

Page 4: Makalah Geomorfologi Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumatera (juga dieja Sumatra) yang terletak di Indonesia, adalah pulau

keenam terbesar di dunia, dengan luas 443.065,8 km2. Penduduk pulau ini sekitar

42.409.510 jiwa (2000). Pulau ini dikenal pula dengan nama lain yaitu Pulau

Percha, Andalas, atau Suwarnadwipa (bahasa Sanskerta, berarti "pulau emas").

Kemudian pada Prasasti Padang Roco tahun 1286 dipahatkan swarnnabhūmi dan

bhūmi mālayu untuk menyebut pulau ini. Selanjutnya dalam naskah

Negarakertagama dari abad ke-14 juga kembali menyebut "Bumi Malayu"

(Melayu) untuk pulau ini.

Asal nama Sumatera berawal dari keberadaaan Kerajaan Samudera (terletak

di pesisir timur Aceh). Diawali dengan kunjungan Ibnu Batutah, petualang asal

Maroko ke negeri tersebut di tahun 1345, dia melafalkan kata Samudera menjadi

Samatrah, dan kemudian menjadi Sumatra atau Sumatera, selanjutnya nama ini

tercantum dalam peta-peta abad ke-16 buatan Portugis, untuk dirujuk pada pulau

ini, sehingga kemudian dikenal meluas sampai sekarang.

Pulau Sumatera terletak di bagian barat gugusan Kepulauan Nusantara. Di

sebelah utara berbatasan dengan Teluk Benggala, di timur dengan Selat Malaka,

di sebelah selatan dengan Selat Sunda, dan di sebelah barat dengan Samudera

Hindia. Di sebelah timur pulau, banyak dijumpai rawa yang dialiri oleh sungai-

sungai besar, antara lain; Asahan (Sumatera Utara), Kampar, Siak dan Sungai

Indragiri (Riau), Batang Hari (Sumatera Barat, Jambi), Ketahun (Bengkulu),

Musi, Ogan, Lematang, Komering (Sumatera Selatan), dan Way Sekampung

(Lampung).

Di bagian barat pulau, terbentang Pegunungan Barisan yang membujur dari

utara hingga selatan. Hanya sedikit wilayah dari pulau ini yang cocok digunakan

untuk pertanian padi. Sepanjang bukit barisan terdapat gunung-gunung berapi

1

Page 5: Makalah Geomorfologi Indonesia

yang hingga saat ini masih aktif, seperti Merapi (Sumatera Barat), Bukit Kaba

(Bengkulu), dan Kerinci (Jambi). Pulau Sumatra juga banyak memiliki danau

besar, di antaranya Laut Tawar (Aceh), Danau Toba (Sumatera Utara), Danau

Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diatas, dan Danau Dibawah (Sumatera

Barat), dan Danau Ranau (Lampung dan Sumatera Selatan).

Secara umum, pulau Sumatera didiami oleh bangsa Melayu, yang terbagi ke

dalam beberapa suku. Suku-suku besar ialah Aceh, Batak, Melayu, Minangkabau,

Ogan, Komering, dan Lampung. Di wilayah pesisir timur Sumatera dan di

beberapa kota-kota besar seperti Medan, Palembang, dan Pekanbaru, banyak

bermukim etnis Tionghoa. Penduduk pulau Sumatera hanya terkonsentrasi di

wilayah Sumatera Timur dan dataran tinggi Minangkabau. Mata pencaharian

penduduk Sumatera sebagian besar sebagai petani, nelayan, dan pedagang.

Penduduk Sumatera mayoritas beragama Islam dan sebagian kecil

merupakan penganut Protestan, terutama di wilayah Tapanuli, Sumatera Utara. Di

wilayah perkotaan, seperti Medan, Pekanbaru, dan Palembang, dijumpai beberapa

orang penganut Buddha.

B.Rumusan Masalah

Rumusan dalam makalah ini adalah:

Bagaimana keadaan fisiografis sumatera yang meliputi kondisi geologis,

hidrologi, dan geomorfologis

C.Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah

Untuk mengetahui keadaan fisiografis sumatera yang meliputi kondisi

geologis, hidrologi, dan geomorfologis

2

Page 6: Makalah Geomorfologi Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

A.Kondisi fisiografis sumatera

1.Keadaan Geologis

Di Sumatra Selatan: khususnya bagian tengah cekungan yang paling tebal

endapannya yaitu Palembang Selatan dan Tengah, tektonik sekunder epidermal

Compressive Settling menghasilkan antiklinoria:

1. Antiklinoria Muara Enim-Baturaja-Tebingtinggi

2. Antiklinoria talang akar-Pendopo

3. Antiklinoria Palembang

Dibukir Pendopo dan Pegunungan Duabelas pelipat ini menyebabkan

batuan pratersier nampak di permukaan bumi.Secara fisiografis Cekungan

Sumatra Selatan merupakan cekungan Tersier berarah barat laut-tenggara, yang

dibatasi Sesar Semangko dan Bukit Barisan di sebelah barat daya, Paparan Sunda

di sebelah timur laut, ketinggian Lampung di sebelah tenggara yang memisahkan

cekungan tersebut dengan Cekungan Sunda, serta Pegunungan Dua Belas dan

Pegunungan Tiga Puluh di sebelah barat laut yang memisahkan Cekungan

Sumatra Selatan dengan Cekungan Sumatra Tengah.

Blake (1989) menyebutkan bahwa daerah Cekungan Sumatra Selatan

merupakan cekungan busur belakang berumur Tersier yang terbentuk sebagai

akibat adanya interaksi antara Paparan Sunda (sebagai bagian dari lempeng

kontinen Asia) dan lempeng Samudera India. Daerah cekungan ini meliputi

daerah seluas 330 x 510 km2, dimana sebelah barat daya dibatasi oleh singkapan

Pra-Tersier Bukit Barisan, di sebelah timur oleh Paparan Sunda (Sunda Shield),

sebelah barat dibatasi oleh Pegunungan Tiga puluh dan ke arah tenggara dibatasi

oleh Tinggian Lampung.

Menurut Salim et al. (1995), Cekungan Sumatra Selatan terbentuk selama

Awal Tersier (Eosen-Oligosen) ketika rangkaian (seri) graben berkembang

3

Page 7: Makalah Geomorfologi Indonesia

sebagai reaksi sistem penunjaman menyudut antara lempeng Samudra India di

bawah lempeng Benua Asia.

Menurut De Coster, 1974 (dalam Salim, 1995), diperkirakan telah terjadi 3

episode orogenesa yang membentuk kerangka struktur daerah Cekungan Sumatra

Selatan yaitu orogenesa Mesozoik Tengah, tektonik Kapur Akhir-Tersier Awal

dan Orogenesa Plio-Plistosen.

Episode pertama, endapan-endapan Paleozoik dan Mesozoik

termetamorfosa, terlipat dan terpatahkan menjadi bongkah struktur dan diintrusi

oleh batolit granit serta telah membentuk pola dasar struktur cekungan. Menurut

Pulunggono, 1992 (dalam Wisnu dan Nazirman, 1997), fase ini membentuk sesar

berarah barat laut-tenggara yang berupa sesar-sesar geser.

Episode kedua pada Kapur Akhir berupa fase ekstensi menghasilkan gerak-

gerak tensional yang membentuk graben dan horst dengan arah umum utara-

selatan. Dikombinasikan dengan hasil orogenesa Mesozoik dan hasil pelapukan

batuan-batuan Pra-Tersier, gerak gerak tensional ini membentuk struktur tua yang

mengontrol pembentukan Formasi Pra-Talang Akar.

Episode ketiga berupa fase kompresi pada Plio-Plistosen yang menyebabkan

pola pengendapan berubah menjadi regresi dan berperan dalam pembentukan

struktur perlipatan dan sesar sehingga membentuk konfigurasi geologi sekarang.

Pada periode tektonik ini juga terjadi pengangkatan Pegunungan Bukit Barisan

yang menghasilkan sesar mendatar Semangko yang berkembang sepanjang

Pegunungan Bukit Barisan. Pergerakan horisontal yang terjadi mulai Plistosen

Awal sampai sekarang mempengaruhi kondisi Cekungan Sumatra Selatan dan

Tengah sehingga sesar-sesar yang baru terbentuk di daerah ini mempunyai

perkembangan hampir sejajar dengan sesar Semangko. Akibat pergerakan

horisontal ini, orogenesa yang terjadi pada Plio-Plistosen menghasilkan lipatan

yang berarah barat laut-tenggara tetapi sesar yang terbentuk berarah timur laut-

barat daya dan barat laut-tenggara. Jenis sesar yang terdapat pada cekungan ini

adalah sesar naik, sesar mendatar dan sesar normal.

Kenampakan struktur yang dominan adalah struktur yang berarah barat laut-

tenggara sebagai hasil orogenesa Plio-Plistosen. Dengan demikian pola struktur

4

Page 8: Makalah Geomorfologi Indonesia

yang terjadi dapat dibedakan atas pola tua yang berarah utara-selatan dan barat

laut-tenggara serta pola muda yang berarah barat laut-tenggara yang sejajar

dengan Pulau Sumatra.

Sumatera memang di kenal Pulau yang paling rawan gempa bumi.

Pergerakan patahan Sumatera ini merupakan manifestasi dari pergerakan lempeng

Australia yang menyusup ke dalam lempeng Eurasia dimana sebagian besar

energi dari pergerakan lempeng-lempeng tersebut dipindahkan ke pergerakan

patahan Sumatera. Pemindahan energi dari lempeng yang bertumbukan tersebut

dimaksudkan untuk mengakomodasikan tumbukan bersudut (oblique convergent)

dari lempeng Australia dan lempeng Eurasia.

Akibat tumbukan bersudut dari lempeng Indo-Australia dan lempeng

Eurasia akan terdapat suatu bentuk permukaan di ujung pertemuan lempeng

berupa kerucut terpancung yang membentuk suatu rangkaian pegunungan bawah

laut. Terekamnya suatu penemuan gunung di bawah laut sepanjang batas Palung

Sumatera hingga Trench Jawa disebabkan akumulasi tekanan kuat dari lempeng

Indo-Australia yang menimbulkan fenomena kegempaan terbesar di Sumatera

diabad 21 dalam kurun 10 tahun ini yaitu gempa Bengkulu di tahun 2000, gempa

Simeulue 2002, gempa Aceh-Nikobar tercatat gempa dahsyat terbesar dunia di

tahun 2004, lalu gempa Nias-Simeulue 2006, gempa Bengkulu tahun 2007, gempa

Sumatera Barat-Bengkulu 2007 dan Gempa Sumatera Barat 2009.

Rangkaian gempa itu telah mengubah posisi letak koordinat wilayah beberapa

pulau-pulau di sepanjang Pantai Barat Sumatera karena ada perubahan

batimetri/topografi kelautan oleh pengangkatan kerak batuan yang muncul seperti

tudung, ketinggian gunung baru ini bisa mencapai ratusan meter.

Zona patahan didaratan Sumatera bersentuhan dengan jalur magmatik,

pembentukan gunung yang menyebabkan perubahan kondisi geologi kekuatan

material batuan menjadi retak-retak. Memicu suatu perubahan lapisan kerak bumi

pada batuan oleh efek persentuhan dinding magma lebih cepat, penjalaran energi

seismik akan menggetarkan lebih cepat penguraian dari keretakan kekuatan

batuan dan memudahkan gelombang seismik melewati beragam lapisan

diskontinuitas batuan yang tidak homogen di bawah bumi Pulau Sumatera dengan

5

Page 9: Makalah Geomorfologi Indonesia

gerak tidak beraturan di daerah ruas-ruas patahan yang telah terbentuk

sebelumnya sehingga memungkinkan akan ada perubahan topografi geologi

bawah permukaan.

2.Kondisi Hidrologi

Sumatra mempunyai bentuk memanjang, dari Kota Raja sampai Bagian

utara sampai Tanjung Cina di bagian selatan sepanjang 1650 km dan sepanjang

pantai banyak teluk-teluknya. Gambaran secara umum keeadaan fisiografi pulau

itu agak sederhana. Fisiografinya dibentuk oleh rangkaian Pegunungan Barisan di

sepanjang sisi baratnya, yang memisahkan pantai barat dan pantai timur.

Lerengnya mengarah ke Samudera Indonesia dan pada umumnya curam. Hal ini

mengakibatkan jalur pantai barat kebanyakan bergunung-gunung kecuali dua

ambang dataran rendah di Sumatera Utara (Melaboh dan Singkel atau Singkil)

yang lebarnya ±20 km. Sisi timur dari pantai Sumatra ini terdiri dari lapisan

tersier yang sangat luas serta berbukit-bukit dan berupa tanah rendah aluvial. Jalur

rendah terdapat di bagian timur. Pada bagian ini banyak mengandung biji intan

tersebar di Aceh yang lebarnya 30 km. Semakin ke arah selatan semakin melebar

dan bertambah hingga 150-200 km yang terdapat di Sumatra Tengah dan Sumatra

Selatan.

Kondisi atau jenis tanah yang terdapat di Sumatra antara lain alluvial

Hidromorfik Kuning, Organosol, Podsolik Merah Kuning, Podsolik Coklat,

Latosol, Litosol, Andosol, dan ada beberapa jenis tanah lainnya yang juga tersebar

di seluruh pulau Sumatra. Sumatra berada pada iklim tropis basah, dengan kondisi

tersebut menyebabkan curah hujan yang banyak. Sehingga hidrologi di sana atau

keadaan akuifer di Sumatra mudah ditemukan hampir disemua wilayah Sumatra.

Pengembangan potensi wilayah di Pulau ini dapat dilakukan diberbagai

bidang antara lain bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,

pertambangan, pariwisata, dan lain-lain. Hal ini dapat dikembangkan dengan baik

karena didukung dengan kondisi fisik wilayah Sumatera. Potensi iklim, terutama

curah hujan yang tinggi dan penyebarannya yang cukup merata sepanjang tahun,

serta kondisi tanahnya yang yang bervariasi sehingga menjadikan lahan di Pulau

6

Page 10: Makalah Geomorfologi Indonesia

Sumatra memiliki potensial untuk produksi pertanian, perkebunan, kehutanan.

Dan dengan memiliki sumber daya air yang besar, baik potensi air di permukaan

seperti sungai, waduk maupun perairan laut sehingga baik untuk pengembangan

produksi perikanan. Selain itu Pulau Sumatra memiliki obyek wisata yang tidak

kalah menarik dengan daerah lain, baik wisata alam, wisata budaya, maupun

wisata sejarah sehmgga wilayah ini juga penting untuk pengembangan di sektor

pariwisata.

3.Kondisi geomorfologis

Gambaran secara umum keadaan fisiografi pulau itu agak sederhana.

Fisiografinya dibentuk oleh rangkaian Pegunungan Barisan di sepanjang sisi

baratnya, yang memisahkan pantai barat dan pantai timur. Lerengnya mengarah

ke Samudera Indonesia dan pada umumnya curam. Hal ini mengakibatkan jalur

pantai barat kebanyakan bergunung-gunung kecuali dua ambang dataran rendah di

Sumatera Utara (Melaboh dan Singkel/Singkil) yang lebarnya ±20 km. Sisi timur

dari pantai Sumatra ini terdiri dari lapisan tersier yang sangat luas serta berbukit-

bukit dan berupa tanah rendah aluvial.

Jalur rendah terdapat di bagian timur. Pada bagian ini banyak mengandung

biji intan tersebar di Aceh yang lebarnya 30 km. Semakin ke arah selatan semakin

melebar dan bertambah hingga 150-200 km yang terdapat di Sumatra Tengah dan

Sumatra Selatan.

1. Rangkaian Bukit Barisan.

Elemen orografis yang utama adalah Bukit Barisan yang panjangnya 1650

km dan lebarnya ±100 km (puncak tertingginya ialah Gunung Kerinci dan

Gunung Indrapura 3800 m). Bukit Barisan merupakan rangkaian sejumlah

pegunungan yang sejajar atau colisses yang setelah cabang lainnya ke luar dari

arah pokok barat laut tenggara, dikatakan bahwa arahnya lebih ke arah timur barat

dan merosot (menurun) ke arah tanah rendah di bagian timur. Di antara Sungai

Wampu dan Barumun merupakan Pegunungan Barisan yang bercorak empat

persegi panjang (sumbu barat laut tenggara 275 km panjangnya dan 150 km

lebarnya). Puncak ini disebut Batak Tumor. Pada bagian puncak yang mempunyai

7

Page 11: Makalah Geomorfologi Indonesia

ketinggian 2000 m (sibutan 2457 m) terdapat kawah besar Toba yang panjangnya

31 km, serta luasnya 2269 km2, sedangkan Danau Toba panjangnya 87 km dan

luasnya 1776,5 km2 (termasuk Pulau Samosir).

Sistem Barisan di Sumatra Tengah terdiri dari beberapa pegunungan blok.

Bagian yang paling sempit pada peralihan Batak Tumor (75 m) yang kemudian

melebar menjadi 175 m pada irisan penampang bukit Padang. Perbukitan yang

tertinggi terletak di bagian barat daya dengan ketinggian lebih dari 2000 m,

kemudian berangsur-angsur semakin rendah ke arah dataran rendah Sumatra

Timur (Lisun-Kuantan-Lalo 1000 m dan Suligi Lipat Kain ketinggiannya lebih

dari 500 m).

TOBLER (1971) membedakan elemen-elemen tektonis dan morfologi

Sumatra sebagai berikut:

a. Dataran alluvial terbentang di pantai timur.

b. Tanah endapan/ Foreland tersier (peneplain) dengan Pegunungan Tiga Puluh

c. Depresi sub Barisan

d. Barisan depan / fore barisandengan masa lipatan berlebihan (over thrust

masses)

e. Scheifer Barisan dengan lipatan yang hebat dan batuan metamorf.

f. Barisan tinggi/ High Barisan dengan vulkan- vulkan muda.

g. Dataran alluvial terbentang di pantai barat.

Berdasarkan kajian perkembangan geologi, Pulau Sumatra dibedakan

menjadi: Basin Tersier di Sumatra Timur (a-c) disebut zone I, rangkaian

pegunungan berbongkah di sebelah utara Umbilin disebut zone II, Fore barisan

merupakan zone III, The Schiefer Barisan (e) tergolong zone IV kecuali zone

Schiefer Barisan di sebelah utara Padang, dan High Barisan (f) termasuk zone V.

Zone II dan III termasuk unsur luar terletak di sisi timur dari Bukit Barisan.

Lengkung geantiklin di Bukit Barisan terangkat pada zaman Pleistosen

merupakan zone IV dan V.

Elemen-elemen tektonis dan morfologi Sumatra (Verstappen)

Dataran pantai barat (pantai abrasi), merupakan daerah yang sempit, bahaya

8

Page 12: Makalah Geomorfologi Indonesia

terkena erosi dan abrasi, pantainya berpasir dan tidak cocok untuk dijadikan

sebagai permukiman.

Landas Bengkulu. Merupakan kawasan lahan rusak di sebelah barat bukit

barisan dan banyak tererosi, serta memiliki lereng yang terjal.

Deretan pegunungan vulkan muda. Daerahnya sempit dan erosinya tinggi.

Depresi sub barisan (lembah bongkah semangka). Tidak cocok sebagi

tempat hidup karena sangat sempit.

Daerah Basalt Sukadana Lampung. Irigasnya sangat sulit karena tidak

terdapat simpanan air.Landaian sebelah timur. Cocok bila dijadikan

sebagai tempat hidup karena tanahnya datar. Dimanfaatkan sebagai daerah

transmigrasi. Daerah ini berkembang menjadi daerah transmigrasi terluas

di Sumatera.

Dataran aluvial pantai timur. Merupakan daerah Rawa Payau.

2. Zone Semangka

Zone ini merupakan suatu corak permukaan yang mencerminkan

karakteristik dari Geantiklin Barisan sepanjang pulau itu secara keseluruhan, yang

dinamakan jalur depresi- menengah pada puncak yang disebut Semangko Rift

Zone. Zone Semangko ini terbentang mulai dari teluk semangko di Sumatera

Selatan dan berkembang lebih jauh ke arah Trog lembah Aceh dengan Kota Raja

sebagai ujung utaranya. Di beberapa jalur ini terisi dan tertutup oleh vulkan-

vulkan muda.

3. Arah Struktur Pokok

Secara umum arah struktur pokok dari Pulau Sumatra adalah:

Sisi barat Geantiklin Barisan terbentang di sebelah barat jalur Semangko

berada pada setengah Pulau Sumatera di sebelah selatan Padang tepatnya. Sisi

baratnya terbentuk oleh blok kerang yang panjang dan miring ke Samudera

Hindia, dan disebut Block Bengkulu.

Gawir sesar sepanjang jalur semangko memisahkan pantai barat dan timur.

Disebut juga Bukit Barisan Sensu stricto atau barisan tinggi.

9

Page 13: Makalah Geomorfologi Indonesia

Ujung selatan bukit barisan adalah daerah Lampung. Di antara Padang dan

Padang Sidempuan struktur geantiklinal Bukit Barisan tidak menentu.

Geantiklinal block pegunungan yang memanjang di sisi timur, sama dengan

daerah di sisi barat sungai subsekuen dan cabang-cabangnya.

Batak Tumor yang merupakan lanjutan dari Bukit Barisan yang berupa kubah

geantiklinal besar yang terpotong oleh jalur Semangko.

Bukit Barisan di daerah Aceh adalah bagian teruwet pecah menjadi sejumlah

pegunungan Block, yaitublock leuser dan pegunungan barat. Kedudukannya

searah sisi barat seperti Block Bengkulu.

Di sebelah barat bukit Barisan terbentang palung antara sistem pegunungan

Sunda yang membentuk cekungan laut antara Sumatera dan rangkaian pulau-

pulau di baratnya.

Daftar gunung di Sumatra

Gunung Dempo (3159 m)

Gunung Kerinci (3.805 m)

Gunung Leuser (3172 m)

Gunung Marapi (2,891.3 m)

Gunung Perkison (2300 m)

Gunung Pesagi

Gunung Rajabasa (1281 m)

Gunung Sekincau (1718 m)

Gunung Seulawah Agam (1.726 m)

Gunung Sibayak (2.212 m)

Gunung Singgalang (2.877 m)

Gunung Talamau (2,912 m)

Gunung Tandikat (2438 m)

Gunung Tanggamus (1162 m)

10

Page 14: Makalah Geomorfologi Indonesia

11

Page 15: Makalah Geomorfologi Indonesia

BAB III

KESIMPULAN

Sumatera memang di kenal Pulau yang paling rawan gempa bumi.

Pergerakan patahan Sumatera ini merupakan manifestasi dari pergerakan lempeng

Australia yang menyusup ke dalam lempeng Eurasia dimana sebagian besar

energi dari pergerakan lempeng-lempeng tersebut dipindahkan ke pergerakan

patahan Sumatera. Pemindahan energi dari lempeng yang bertumbukan tersebut

dimaksudkan untuk mengakomodasikan tumbukan bersudut (oblique convergent)

dari lempeng Australia dan lempeng Eurasia.

Sumatra mempunyai bentuk memanjang, dari Kota Raja sampai Bagian

utara sampai Tanjung Cina di bagian selatan sepanjang 1650 km dan sepanjang

pantai banyak teluk-teluknya. Gambaran secara umum keeadaan fisiografi pulau

itu agak sederhana. Fisiografinya dibentuk oleh rangkaian Pegunungan Barisan di

sepanjang sisi baratnya, yang memisahkan pantai barat dan pantai timur.

Lerengnya mengarah ke Samudera Indonesia dan pada umumnya curam. Hal ini

mengakibatkan jalur pantai barat kebanyakan bergunung-gunung kecuali dua

ambang dataran rendah di Sumatera Utara (Melaboh dan Singkel atau Singkil)

yang lebarnya ±20 km. Sisi timur dari pantai Sumatra ini terdiri dari lapisan

tersier yang sangat luas serta berbukit-bukit dan berupa tanah rendah aluvial. Jalur

rendah terdapat di bagian timur. Pada bagian ini banyak mengandung biji intan

tersebar di Aceh yang lebarnya 30 km. Semakin ke arah selatan semakin melebar

dan bertambah hingga 150-200 km yang terdapat di Sumatra Tengah dan Sumatra

Selatan.

Kondisi atau jenis tanah yang terdapat di Sumatra antara lain alluvial

Hidromorfik Kuning, Organosol, Podsolik Merah Kuning, Podsolik Coklat,

Latosol, Litosol, Andosol, dan ada beberapa jenis tanah lainnya yang juga tersebar

di seluruh pulau Sumatra. Sumatra berada pada iklim tropis basah, dengan kondisi

tersebut menyebabkan curah hujan yang banyak. Sehingga hidrologi di sana atau

keadaan akuifer di Sumatra mudah ditemukan hampir disemua wilayah Sumatra.

12

Page 16: Makalah Geomorfologi Indonesia

Elemen-elemen tektonis dan morfologi Sumatra (Verstappen)

Dataran pantai barat (pantai abrasi), merupakan daerah yang sempit, bahaya

terkena erosi dan abrasi, pantainya berpasir dan tidak cocok untuk dijadikan

sebagai permukiman.

Landas Bengkulu. Merupakan kawasan lahan rusak di sebelah barat bukit

barisan dan banyak tererosi, serta memiliki lereng yang terjal.

Deretan pegunungan vulkan muda. Daerahnya sempit dan erosinya tinggi.

Depresi sub barisan (lembah bongkah semangka). Tidak cocok sebagi tempat

hidup karena sangat sempit.

13

Page 17: Makalah Geomorfologi Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.phpfiles/geomorfologi/go/id. Diakses 29 Oktober 2010 pukul

21.35 WIB

14