Makalah Geomorfologi Dan Pengindraan Jauh

28
DESKRIPSI GEOMORFOLOGI DAN PENGINDERAAN JAUH MAKALAH Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah geologi Disusun oleh: Nur Hasanah (085) Riandi Rido Syakira Trisnafiah Universitas Padjadjaran Fakultas Teknik Geologi Jurusan Teknik Geologi Mata Kuliah Geomorfologi Dan Penginderaan Jauh

description

geomorfologi,penginderaan jauh

Transcript of Makalah Geomorfologi Dan Pengindraan Jauh

DESKRIPSI GEOMORFOLOGI DAN PENGINDERAAN JAUH

MAKALAHDi susun untuk memenuhi tugas mata kuliah geologi

Disusun oleh:Nur Hasanah (085)Riandi RidoSyakira Trisnafiah

Universitas PadjadjaranFakultas Teknik Geologi Jurusan Teknik GeologiMata Kuliah Geomorfologi Dan Penginderaan Jauh

Kata pengantar

Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik dan hidayah yang telah diberikan-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Deskripsi Geomorfologi dan Penginderaan Jauh dengan tepat waktu dan tanpa hambatan yang berarti.Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak terkait yang telah membantu penulis menyelesaikan makalah ini baik dalam bentuk moril maupun materil. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khusus nya para mahasiswa yang ingin memperdalam ilmu kebumian nya.Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Untukitu, penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik maupun saran yang bersifat membangun dan menyemurnakan makalah ini. Dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan rasa terimakasih dan semoga Allah meridhoi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Jatinangor, 29 Agustus 2014

Penulis

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangGeomorfologi merupakan salah satubagian dari geografi.Di mana geomorfologi yang merupakan cabang dari ilmu geografi, mempelajari tentang bentuk muka bumi, yang meliputi pandangan luas sebagai cakupan satu kenampakan sebagai bentang alam (landscape) sampai pada satuan terkecil sebagai bentuk lahan (landform). Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bentuk lahan, meliputi proses-proses yang bekerja terhadap batuan induk dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam bentuklahan. Terdapat dua macam proses geomorfologi yang bekerja di permukaan bumi, yaitu proses endogen dan proses eksogen. Kedua proses tersebut berperan penting dalam pembentukan bentuk lahan. Proses geomorofologi meninggalkan karakteristik yang khas dalam setiap kenampakan bentuklahan. Dalam hal ini erat kaitannya dengan pemetaan geologi dalam medan hutan lebat karena Geomorfologi mempunyai peran dan terapan dalam survei dan pemetaan, survei geologi, hidrologi, vegetasi, penggunaan lahan pedesaan, keteknikan, ekplorasi mineral, pengembangan dan perencanaan, analisis medan, banjir, serta bahaya alam disebabkan oleh gaya endogen.Hubungan geomorfologi dengan kehidupan manusia adalah dengan adanyapegunungan-pegunungan, lembah, bukit, baik yang ada didarat maupun di dasar laut.Dan juga dengan adanya bencana alam seperti gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor dan sebagainya yang berhubungan dengan lahan yang ada di bumi yang juga mendorong manusia untuk melakukan pengamatan dan mempelajari bentuk-bentukgeomorfologi yang ada di bumi. Baik yang dapat berpotensi berbahaya maupun aman.Sehingga dilakukan pengamatan dan identifikasi bentuk lahan.Bentuk lahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuktopografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan dalam ruang dan waktu kronologis tertentu. Bentuk lahan terdiri dari sistem Pegunungan, Perbukitan, Vulkanik, Karst, Alluvial, Dataran sampai Marine terbentuk oleh pengaruh batuan penyusunnya yang ada di bawah lapisan permukaanbumi. Pada makalah ini akan dijelaskan kembali apa yang dimaksud dengan bentang lahan yang terbentuk berasal dari proses pelarutan.Di bumi ini tersebar berbagai macam fenomena-fenomena alam yang sudah diungkap oleh manusia maupun yang belum diungkap oleh manusia.Salah satu langkah untuk mengungkap dan mengenali fenomena alam adalah dengan menggunakan teknologi sesuai perkembangan zaman.Manusia sudah tidak lagi langsung terjun langsung ke lapangan guna mengungkap fenomena alam, namun dengan perkembangan teknologi maka manusia mengenal teknologi penginderaan jauh.Teknologi penginderaan jauh merupakan pengembangan dari teknologi pemotretan udara yang mulai berkembang dengan pesat sesudah selesainya perang dunia terakhir, yaitu sekitar abad ke 19.Penginderaan jauh (inderaja) adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk memperoleh, mengolah dan menganalisa data untuk mengetahui karakteristik objek tanpa menyentuh objek itu sendiri. Dengan pengertian ini bahwa ada beberapa cara yang bisa dilakukan termasuk peralatan yang dipakai untuk mengamati suatu objek dengan metode penginderaan jauh.Saat ini metode penginderaan jauh sudah menggunakan satelit yang mengorbit bumi. Sistem inderaja pada prinsipnya terdiri atas tiga bagian utama yang tidak terpisahkan yaitu ruas antariksa, ruas bumi dan pemanfaatan data produk ruas bumi. Data yang diperoleh dari sensor penginderaan jauh menyajikan informasi penting untuk membuat keputusan yang mantap dan perumusan kebijakan bagi berbagai penerapan pengembangan sumberdaya dan penggunaan lahan.data penginderaan jauh digital mempunyai sifat khas yang dihasilkan oleh setiap sensor. Sifat khas data tersebut dipengaruhi leh sifat orbit satelit, sifat dan kepekaan sensor penginderaan jauh terhadap panjang gelombang elektromagnetik, jalur transmisi yang digunakan, sifat sasaran (obyek) dan sifat sumber tenaga radiasinya. Sifat orbit satelit dan cara operasi sistem sensornya dapat mempengaruhi resolusi dan ukuran piksel datanya.Satelit penginderaan jauh menurut kemungkinan penggunaannya dapat dibedakan dalam 3 kelompok yaitu : sistem satelit untuk meteorologi, lingkungan, dan oceanografi; sistem satelit untuk inventarisasi dan pemantauan sumber daya alam; dan sistem satelit untuk penyediaan peta tematik dan topografi.Untuk mengenal lebih jelas tentang geomorfologi dan penginderaan jauh akan dibahas pada bab selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan bentuk lahan (geomorfologi)?2. Apa saja jenis-jenis bentuk lahan dan bagaimana proses terjadinya?3. Apa yang dimaksud penginderaan jauh?4. Apa manfaat dan komponen penginderaan jauh?5. Bagaimana cara menginterpretasi citra?

1.3 TujuanAdapun tujuan penulisan makalah ini adalah:1. Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud bentuk lahan (geomorfologi).2. Agar mahasiswa mengetahui jenis-jenis bentuk lahan dan bagaimana proses bentukan lahan tersebut.3. Agar mahasiswa mengetahui apa yang di maksud penginderaan jauh.4. Agar mahasiswa mengetahui manfaat dan komponen penginderaan jauh.5. Agar mahasiswa mengetahui cara menginterpretasi citra.

BAB 2PEMBAHASAN

2.1 Bentuk LahanMenurut Strahler (1983), bentuk lahan adalah konfigurasi permukaan lahan yang dihasilkan oleh proses alam. Lebih lanjut Whitton (1984) menyatakan bahwa bentuklahan merupakan morfologi dan karakteristik permukaan lahan sebagai hasil interaksi antara proses fisik dan gerakan kerak dengan geologi lapisan permukaan bumi. Berdasarkan kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa bentuklahan merupakan bentang permukaan lahan yang mempunyai relief khas karena pengaruh kuat dari struktur kulit bumi dan akibat dari proses alam yang bekerja pada batuan di dalam ruang dan waktu tertentu. Masing-masing bentuklahan dicirikan oleh adanya perbedaan dalam hal struktur dan proses geomorfologi, relief/topografi dan material penyusun (litologi).Lf: f (T,P, S, M, K)

Struktur geomorfologi memberikan informasi tentang asal-usul (genesa) dari bentuklahan. Proses geomorfologi dicerminkan oleh tingkat pentorehan atau pengikisan, sedangkan relief ditentukan oleh perbedaan titik tertinggi dengan titik terendah dan kemiringan lereng. Relief atau kesan topografi memberikan informasi tentang konfigurasi permukaan bentuklahan yang ditentukan oleh keadaan morfometriknya. Litologi memberikan informasi jenis dan karakteristik batuan serta mineral penyusunnya, yang akan mempengaruhi pembentukan bentuklahan.

Bentuklahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan, dalam skala ruang dan waktu kronologis tertentu. Berdasarkan pengertian ini, faktor-faktor penentu bentuklahan (Lf) dapat dirumuskan:Dengan keterangan :T:topografi P:proses alamS:struktur geologiM:material batuanK:ruang dan waktu kronologis

2.2 Jenis-Jenis Bentuk Lahan dan Proses Terjadinya

Untuk menganalisis bentanglahan lebih sesuai dengan didasarkan pada bentuklahan, maka klasifikasi bentanglahan juga akan lebih sesuai jika didasarkan pada unit-unit bentuklahan penyusunnya. Verstappen (1983) telah mengklasifikasikan bentuklahan berdasarkan genesisnya menjadi 10 (sepuluh) macam bentuklahan asal proses, yaitu:1. Bentuklahan asal proses vulkanik (V), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas gunung api. Satuan geomorfologi dari bentukan ini ada 10 macam, yaitu kerucut vulkanik, lereng vulkanik, kaki vulkanik, dataran vulkanik, padang lava, padang lahar, dataran antar vulkanik, bukit vulkanik terdenudasi, boka, dan kerucut parasiter. Contoh bentuklahan ini antara lain: kerucut gunungapi, madan lava, kawah, dan kaldera.2. Bentuklahan asal proses struktural (S), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis yaitu proses endogen atau proses tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Terdapat dua tipe utama struktur geologi yang memberikan kontrol terhadap geomorfologi yaitu (1) struktur aktif yang menghasilkan bentukan baru, dan (2) struktur tidak aktif yang merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh perbedaan erosi masa lalu. Satuan geomorfologi dari bentukan ini ada 13 macam, yaitu blok pegunungan patahan, blok perbukitan patahan, pegunungan antiklinal, perbukitan antiklinal, pegunungan sinklinal, perbukitan sinklinal, pegunungan monoklinal, perbukitan monoklinal, pegunungan kubah, perbukitan kubah, dataran tinggi, lembah sinklinal, dan sembul. Pegunungan lipatan, pegunungan patahan, perbukitan, dan kubah, merupakan contoh-contoh untuk bentuklahan asal struktural.3. Bentuklahan asal fluvial (F), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas sungai yang berupa pengikisan, pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi) membentuk bentukan-bentukan deposisional yang berupa bentangan dataran aluvial (Fda) dan bentukan lain dengan struktur horisontal, tersusun oleh material sedimen berbutir halus. Dataran banjir, rawa belakang, teras sungai, dan tanggul alam merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan ini.4. Bentuklahan asal proses solusional (S), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses pelarutan pada batuan yang mudah larut, seperti batu gamping dan dolomite, karst menara, karst kerucut, doline, uvala, polye, goa karst, dan logva, merupakan contoh-contoh bentuklahan ini.5. Bentuklahan asal proses denudasional (D), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses degradasi seperti longsor dan erosi. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: bukit sisa, lembah sungai, peneplain, dan lahan rusak.Bentukan ini terbentuk oleh proses gradasi yang di dalamnya terdapat dua proses yaitu (1) proses agradasi, dan (2) proses degradasi. Proses agradasi adalah berbagai proses sedimentasi dan pembentukan lahan baru sebagai material endapan dari proses degradasi. Sedangkan proses degradasi adalah proses hilangnya lapisan-lapisan dari permukaan bumi. Psoses degradasi adalah proses yang paling dominan yang terjadi. Satuan geomorfologi dari bentukan ini ada 8 macam, yaitu pegunungan terkikis, perbukitan terkikis, bukit sisa, bukit terisolasi, dataran nyaris, lereng kaki, pegunungan/ perbukitan dengan gerakan masa batuan, dan lahan rusak.

Faktor Faktor Pembentuknya Pengendapan (sedimentation) Proses-proses pelapukan (weathering Erosi /pengikisan dan gerak masa batuan (erosion and mass movement)

6. Bentuklahan asal proses eolin (E), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses angin. Bentuklahan asal proses eolin dapat terbentuk dengan baik jika memiliki persyaratan sebagai berikut :a) Tersedia material berukuran pasir halus hingga pasir kasar dengan jumlah yang banyakb) Adanya periode kering yang panjang dan tegasc) Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir tersebutd) Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun objek yang lain.Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: gumuk pasir barchan, parallel, parabolik, bintang, lidah, dan transversal. 7. Bentuklahan asal proses marine (M), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan pasang-surut. Contoh satuan bentuklahan ini adalah: gisik pantai (beach), bura (spit), tombolo, laguna, dan beting gisik (beach ridge). Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer ke arah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja. Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya Karena kebanyakan sungai dapat dikatakan bermuara ke laut, maka seringkali terjadi bentuklahan yang terjadi akibat kombinasi proses fluvial dan proses marine. Kombinasi ini disebut proses fluvio-marine. Contoh-contoh satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses fluvio marine ini antara lain delta dan estuari.8. Bentuklahan asal glasial (G), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses gerakan es (gletser). Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali sedikit di puncak Gunung Jaya Wijaya, Papua. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain lembah menggantung dan morine.9. Bentuklahan asal organik (O), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh satuan bentuklahan ini adalah mangrove dan terumbu karang.10. Bentuklahan asal antropogenik (A), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Waduk, kota, dan pelabuhan, merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan hasil proses antropogenik.Proses terbentuknya bentanglahan, baik bentang lahan alami maupun bentang budaya, dapat diterangkan berdasar 3 komponen, yaitu: (a) komponen lingkungan alam, (b) lingkungan sosial, dan (c) ideologi. 2 (dua) komponen utama dapat diamati oleh panca indera, sehingga dapat memunculkan suatu kenampakan, sedangkan komponen ideologi lebih berkaitan dengan akal dan hati yang tidak terlihat secara kasat mata.Masing-masing komponen memiliki sub komponen. Sebagai contoh pada komponen lingkungan alami terdapat sub komponen: relief, batuan, air, dan iklim yang saling berinteraksi. Interaksi ini disebut dengan interaksi horisontal, yang akan menciptakan kenampakan bentang tersendiri. Selain itu juga terdapat interaksi vertikal, yaitu interaksi yang terjadi antara komponen yang saling mempengaruhi, misalnya antara lingkungan alam dan lingkungan sosial. Tiga komponen tersebut berhubungan satu dengan yang lainnya dan tidak dapat dipisahkan.

2.3 Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh dalam bahasa Inggris dikenal dengan remote sensing, sedangkan di Perancis lebih dikenal dengan istilah teledetection, di Jerman disebut farnerkundung,distantsionayadiRusia, dan perception remotadi Spanyol.Beberapa pengertian penginderaan jauh menurut beberapa ahli antara lain : Everett Dan Simonett (1976) berpendapat bahwa penginderaan jauh merupakan suatu ilmu, karena terdapat suatu sistematika tertentu untuk dapat menganalisis informasi dari permukaan bumi, dimana ilmu ini harus dikoordinasi dengan beberapa pakar ilmu lain seperti ilmu geologi, tanah, perkotaan dan lain sebagainya. Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas jauh dari objek yang diindera (Colwell, 1984). Foto udara, citra satelit, dan citra radar adalah beberapabentuk penginderaan jauh. Penginderaan jauh (remote sensing), yaitu ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh (Campbell, 1987). Hal ini biasanya berhubungan dengan pengukuran pantulan atau pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu objekBerdasarkan definisi para ahli tersebut, maka penginderaan jauh merupakan pengamatan atau pengukuran data atau informasi mengenai sifat dari sebuah fenomena, obyek, atau benda dengan menggunakan sebuah alat perekam tanpa berhubungan langsung dengan obyek yang dikaji.Pengumpulan data dari jarak jauh dilakukan dengan berbagai bentuk, termasuk dengan teknik pemancaran daya, pemancaran gelombang bunyi, dan penangkapan energi gelombang.

2.4 Manfaat dan Komponen Penginderaan Jauh

Manfaat Penginderaan Jauh Secara UmumTujuan utama dari penginderaan jauh adalah untuk mengumpulkan data sumber daya alam dan lingkungan. Penginderaan jauh makin banyak dimanfaatkan karena berbagai macam alasan sebagai berikut :1. Citra dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit ditempuh melalui daratan, contohnya hutan, rawa dan pegunungan.2. Citra menggambarkan obyek dipermukaan bumi dengan wujud dan letak objek mirip dengan sebenarnya, gambar relatif lengkap, liputan daerah yang luas dan sifat gambar yang permanen3. Citra tertentu dapat memberikan gambar tiga dimensi jika dilihat dengan menggunakan stereoskop. Gambar tiga dimensi itu sangat menguntungkan karena menyajikan model obyek yang jelas, relief lebih jelas, memungkinkan pengukuran beda tinggi, pengukuran lereng dan pengukuran volume.4. Citra dapat menggambarkan benda yang tidak tampak sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya. Sebagai contoh adalah terjadinya kebocoran pipa bawah tanah.5. Citra sebagai satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.

Adapun manfaat penginderaan jauh dibidang geologi adalah1. Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan menggunakan aplikasi GIS.2. Menentukan struktur geologi dan macam batuan.3. Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitas gunung berapi, aktivitas tektonik dan pemantauan persebaran debu vulkanik.4. Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi, macam, kepadatan, dan perusakan), bahan tambang

Komponen Penginderaan Jauh1. Tenaga untuk Penginderaan Jauh Pengumpulan data dalam penginderaan jauh dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan sensor buatan, untuk itu diperlukan tenaga penghubung yang membawa data tentang obyek ke sensor. Data tersebut dikumpulkan dan direkam dengan 3 cara dengan variasi sebagai berikut:a) Distribusi daya (force). Contoh: Gravitometer mengumpulkan data yang berkaitan dengan gaya tarik bumi.b) Distribusi gelombang bunyi. Contoh: Sonar digunakan untuk mengumpulkan data gelombang suara dalam air.c) Distribusi gelombang electromagnetik. Contoh: Camera untuk mengumpuilkan data yang berkaitan dengan pantulan sinar.Dalam penginderaan jauh harus ada sumber tenaga yaitu matahari yang merupakan sumber utama tenaga elektromagnetik alami yang digunakan pada teknik pengambilan data obyek dalam penginderaan jauh.Penginderaan jauh dengan memanfaatkan tenaga alamiah disebut penginderaan jauh sistem pasif.Sedangkan sumber tenaga buatan digunakan dalam penginderaan jauh sistem aktif.Tenaga ini mengenai obyek di permukaan bumi yang kemudian dipantulkan ke sensor.Ia juga dapat berupa tenaga dari obyek yang dipancarkan ke sensor. Jumlah tenaga matahari yang mencapaui bumi (radiasi) dipengaruhi oleh waktu (jam, musim), lokasi dan kondisi cuaca.Jumlah tenaga yang diterima pada siang hari lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlahnya pada pagi atau sore hari.Kedudukan matahari terhadap tempat di bumi berubah sesuai dengan perubahan musim.2. Atmosfer Atmosfer bersifat selektif terhadap panjang gelombang, sehingga hanya sebagian kecil saja tenaga elektromagnetik yang dapat mencapai permukaan bumi dan dimanfaatkan untuk penginderaan jauh.Bagian spektrum elektromagnetik yang mampu melalui atmosfer dan dapat mencapai permukaan bumi disebut jendela atmosfer. Jendela atmosfer yang paling dulu dikenal orang dan paling banyak digunakan dalam penginderaan jauh hingga sekarang ialah spektrum tampak yang dibatasi oleh gelombang 0,4 m hingga 0,7 m.Tenaga elektromagnetik dalam jendela atmosfer tidak dapat mencapai permukaan bumi secara utuh, karena sebagian dari padanya mengalami hambatan oleh atmosfer.Hambatan ini terutama disebabkan oleh butir-butir yang ada di atmosfer seperti debu, uap air dan gas. Proses penghambatannya terjadi dalam bentuk serapan, pantulan dan hamburan.

3. Interaksi Tenaga dengan ObjekTenaga dalam penginderaan jauh merupakan tenaga penghubung yang membawa data tentang objek ke sensor dapat berupa bunyi, daya magnetik, gay berat, dan tenaga elektromagnetik.4. Sensor atau Alat Pengindera Sensor adalah alat yang digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan merekam suatu obyek dalam daerah jangkauan tertentu.Tiap sensor memiliki kepekaan tersendiri terhadap bagian spektrum elektromagnetik.Kemampuan sensor untuk merekam gambar terkecil disebut resolusi spasial.Semakin kecil obyek yang dapat direkam oleh sensor semakin baik kualitas sensor itu dan semakin baik resolusi spasial dari citra.Jenis sensor dan sifatnyaBerdasarkan proses perekamannya, sensor dibedakan: a. Sensor Fotografi Proses perekaman ini berlangsung secara kimiawi. Tenaga elektromagnetik diterima dan direkam pada emulsi film yang bila diproses akan menghasilkan foto. Kalau pemotretan dilakukan dari pesawat udara atau wahana lainnya, fotonya disebut foto udara.Tapi bila pemotretan dilakukan dari antariksa, fotonya disebut foto orbital atau foto satelit.b. Sensor Elektrik Sensor ini menggunakan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik.Alat penerima dan perekamannya berupa pita magnetik atau detektor lainnya.Sinyal elektrik yang direkam pada pita magnetik ini kemudian diproses menjadi data visual maupun menjadi data digital yang siap dikomputerkan.5. Pengolahan Data Pengolahan data dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan interpretasi secara visual, dan dapat pula dengan cara numerik atau cara digital yaitu dengan menggunakan komputer. 6. Pengguna Data Penggunaan data (orang, badan, atau pemerintah) merupakan komponen paling penting dalam penginderaan jauh karena para penggunalah yang dapat menentukan diterima atau tidaknya hasil penginderaan jauh tersebut.Data yang dihasilkan mencakup wilayah, sumber daya alam suatu negara yang merupakan data sangat penting untuk kepentingan orang banyak, maka data ini penting dijaga penggunaannya. data sangat penting untuk kepentingan orang banyak, maka data ini penting dijaga penggunaannya.

2.5 Cara Menginterpretasi CitraDalam penginderaan jauh didapat masukan data atau hasil observasi yang disebut citra.Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu objek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau.Interpretasi citra merupakan kegiatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut (Estes dan Simonett, 1975). Singkatnya interpretasi citra merupakan suatu proses pengenalan objek yang berupa gambar (citra) untuk digunakan dalam disiplin ilmu tertentu seperti Geologi, Geografi, Ekologi, Geodesi dan disiplin ilmu lainnya.Dalam menginterpretasikan citra dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:1. Deteksi ialah pengenalan objek yang mempunyai karakteristik tertentu oleh sensor.2. Identifikasi ialah mencirikan objek dengan menggunakan data rujukan.3. Analisis ialah mengumpulkan keterangan lebih lanjut secara terinci.Hasil proses rekaman data penginderaan jauh tersebut berupa:1. Data digital atau data numerik untuk dianalisis dengan menggunakan komputer.2. Data visual dibedakan lebih jauh atas data citra dan data non citra untuk dianalisis dengan cara manual. Data citra berupa gambaran mirip aslinya, sedangkan data non citra berupa garis atau grafik.Citra dapat dibedakan atas citra foto (photographic image) atau foto udara dan non citra1. Citra FotoCitra foto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan sensor kamera.2. Citra Non FotoCitra non foto adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera

Pada dasarnya kegiatan interpretasi citra terdiri dari 2 proses, yaitu melalui pengenalan objek melalui proses deteksi dan penilaian atas fungsi objek.1. a. Pengenalan objek melalui proses deteksi yaitu pengamatan atas adanya suatu objek, berarti penentuan ada atau tidaknya sesuatu pada citra atau upaya untuk mengetahui benda dan gejala di sekitar kita dengan menggunakan alat pengindera (sensor). Untuk mendeteksi benda dan gejala di sekitar kita, penginderaannya tidak dilakukan secara langsung atas benda, melainkan dengan mengkaji hasil rekaman dari foto udara atau satelit.b. Identifikasi.Ada 3 (tiga) ciri utama benda yang tergambar pada citra berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor yaitu sebagai berikut:1. SpektoralCiri spektoral ialah ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektromagnetik dan benda yang dinyatakan dengan rona dan warna.2. SpatialCiri spatial ialah ciri yang terkait dengan ruang yang meliputi bentuk, ukuran, bayangan, pola, tekstur, situs, dan asosiasi.3. TemporalCiri temporal ialah ciri yang terkait dengan umur benda atau saat perekaman.2. Penilaian atas fungsi objek dan kaitan antar objek dengan cara menginterpretasi dan menganalisis citra yang hasilnya berupa klasifikasi yang menuju ke arah teorisasi dan akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari penilaian tersebut. Pada tahapan ini, interpretasi dilakukan oleh seorang yang sangat ahli pada bidangnya, karena hasilnya sangat tergantung pada kemampuan penafsir citra.Dalam menginterpretasi citra, pengenalan objek merupakan bagian yang sangat penting, karena tanpa pengenalan identitas dan jenis objek, maka objek yang tergambar pada citra tidak mungkin dianalisis.Prinsip pengenalan objek pada citra didasarkan pada penyelidikan karakteristiknya pada citra.Karakteristik yang tergambar pada citra dan digunakan untuk mengenali objek disebut unsur interpretasi citra.Unsur Interpretasi Citra1. Rona dan WarnaRona atau tone adalah tingkat kecerahan atau kegelapan suatu objek yang terdapat pada foto udara atau pada citra lainnya. Tingkat kecerahannya tergantung pada keadaan cuaca saat pengambilan objek, arah datangnya sinar matahari, waktu pengambilan gambar (pagi, siang atau sore) dan sebagainya.2. BentukBentuk-bentuk atau gambar yang terdapat pada foto udara merupakan konfigurasi atau kerangka suatu objek.Bentuk merupakan ciri yang jelas, sehingga banyak objek yang dapat dikenali hanya berdasarkan bentuknya saja. Contoh: Gedung sekolah pada umumnya berbentuk huruf I, L, U atau empat persegi panjang.3. UkuranUkuran merupakan ciri objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi lereng dan volume. Ukuran objek pada citra berupa skala, karena itu dalam memanfaatkan ukuran sebagai interpretasi citra, harus selalu diingat skalanya.Contoh: Lapangan olah raga sepakbola dicirikan oleh bentuk (segi empat) dan ukuran yang tetap, yakni sekitar (80 m - 100 m).4. TeksturTekstur adalah frekwensi perubahan rona pada citra.Ada juga yang mengatakan bahwa tekstur adalah pengulangan pada rona kelompok objek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual.5. PolaPola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah. Contoh: Pola aliran sungai menandai struktur geologis. 6. BayanganBayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap. Meskipun demikian, bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting bagi beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas.Contoh: Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan, begitu juga cerobong asap dan menara, tampak lebih jelas dengan adanya bayangan.7. SitusSitus adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Misalnya permukiman pada umumnya memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam atau sepanjang tepi jalan.Juga persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah, dan sebagainya.8. AsosiasiAsosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya.Contoh: Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang).9. Konvergensi BuktiKonvergensi bukti ialah penggunaan beberapa unsur interpretasi citra sehingga lingkupnya menjadi semakin menyempit ke arah satu kesimpulan tertentu.Contoh: Tumbuhan dengan tajuk seperti bintang pada citra, menunjukkan pohon palem. Bila ditambah unsur interpretasi lain, seperti situsnya di tanah becek dan berair payau, maka tumbuhan palma tersebut adalah sagu.

BAB 3PENUTUP

3.1 Kesimpulan Bentuklahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografiskhas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada materialbatuan dalam ruang dan waktu kronologis tertentu. Jenis-jenis bentuk lahanyaitu Bentuklahan asal structural, Bentuklahan asal vulkanik, Bentuklahan asal denudasional, Bentuklahan asal fluvial, Bentuklahan asal marine, Bentuklahan asal glacial, Bentuklahan asal Aeolian, Bentuklahan asal solusional (pelarutan),Bentuklahan asal organic, dan Bentuklahan asal antropogenik.Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji (Lillesand and Kiefer, 1979).Citra adalah gambaran rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang dibuahkan dengan cara optik, elektro-optik, optik mekanik, atau elektronik dan dipasang pada wahana.Komponen Penginderaan Jauh yaitu : sumber tenaga, atmosfer, interaksi tenaga dengan objek di permukaan bumi, sensor, sistem pengolahan data, dan dan berbagai penggunaan data.Penginderaan jauh dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu penginderaan jauh system pasif yang menggunakan energi yang berasal dari obyek. Interpretasi citra merupakan suatu proses pengenalan objek yang berupa gambar (citra) untuk digunakan dalam disiplin ilmu tertentu seperti Geologi, Geografi, Ekologi, Geodesi dan disiplin ilmu lainnya.Dalam menginterpretasikan citra dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:1. Deteksi ialah pengenalan objek yang mempunyai karakteristik tertentu oleh sensor.2. Identifikasi ialah mencirikan objek dengan menggunakan data rujukan.3. Analisis ialah mengumpulkan keterangan lebih lanjut secara terinci.3.2 SaranDalam makalah ini tentunya masih banyak kekurangan.Untuk itu bagi pembaca agar mencari literatur yang lebih lengkap.Untuk mahasiswa agar kiranya pembuatan makalah seperti kami sebaiknya menyiapkan prossedur data yang lengkap sesuai permintaan dosen, supaya hasilnya memuaskan. Teknologi sudah semakin maju, penginderaan jauh yang awalnya hanya menggunakan citra foto udara dengan wahana balon udara kini telah banyak dikembangkan dengan munculnya citra satelit yang tentu saja cara kerjanya lebih canggih. Penggunaan citra satelit hendaknya lebih di dikembangkan lagi dan pemanfaatanya lebih dioptimalkan.

DAFTAR PUSTAKA

teachgeograf.blogspot.comgeologidanmorfologi.blogspot.comid.wikipedia.orgbhianrangga.files.wordpress.comsugiartogeoindo.blogspot.comgeomorfologiumum.blogspot.com