makalah Genitourinary System

24

Click here to load reader

Transcript of makalah Genitourinary System

Page 1: makalah Genitourinary System

DAFTAR ISI

1) Pendahuluan……………………………………………………………..22) Nama/tema blok…………………………………………………………33) Fasilitator………………………………………………………………..34) Data Pelaksanaan ……………………………………………………….35) Pemicu………………………………………………………………..…46) More Info…………………………………………………………..……47) Tujuan……………………………………………………………...……48) Learning Issue …………………………………………………………..49) Pembahasan Learning Issue……………………………………………..510) Kesimpulan………………………………………………………………1711) Ulasan……………………………………………………………………1712) Daftar Pustaka…………………………………………………………...17

1

Page 2: makalah Genitourinary System

PENDAHULUAN Pada blok genitourinari ini, satu kelainan yang biasa dihadapi oleh hampir setiap orang di dalam dunia ini ialah dehidrasi. Dehidrasi berlaku apabila seseorang tidak mengkonsumsi cairan dengan adekuat, atau aktifitas yang dilakukannya terlalu berat dan tidak dikompensasi kehilangan cairannya itu. Dehidrasi yang berlaku kepada pasien di dalam kasus ini merupakan salah satu kasus lazim yang ada di dalam blok genitourinari.

2

Page 3: makalah Genitourinary System

NAMA / TEMA BLOKBlok Genitourinari

FASILITATORDr Zulham, M Biomed

DATA PELAKSANAANTempat : Ruang Diskusi Fisika 8Tarikh : 24 Agustus 2009

27 Agustus 2009Masa : 1030 – 1300 WIB

3

Page 4: makalah Genitourinary System

PEMICU DH, laki-laki, 25 tahun, guru SD, belum berkeluarga, selama ini tinggal di daerah pergunungan. Saat ini DH sedang mengikuti pelatihan sehubungan dengan kurikulum SD di kota pelabuhan Belawan. Cuaca pada saat itu cukup panas, sehingga DH yang biasa tinggal di daerah pergunungan, selalu berkeringat banyak. DH juga kurang minum karena aktifitas selama pelatihan cukup padat. Setelah 5 hari di Belawan, DH datang ke poliklinik yang ada di balai pelatihan, mengeluh buang air kecil sedikit dan terlihat pekat dalam 3 hari ini. BAK lancar, tidak nyaman pada saat berkemih. Nyeri pinggang,kolik(-).

Pemeriksaan fisik : kesadaran : compos mentis, tekanan darah : 120/70 mmHg, nadi 96x/I, temperature 37.6 °C. tinggi badan=160 cm, berat badan=60kg.

Apa yang terjadi pada pak DH?

MORE INFOUrinalisa : warna kuning pekat, berat jenis urin : 1,029; urobilin (+); bilirubin (-); glukosa (-); pH 6, protein (-); sedimen : leukosit :1-2 /LBP, eritrosit 2-3/LBP, epitel 5-7/LPK.

TUJUAN Mencari tahu apa yang berlaku kepada pak DH dan penatalaksanaan yang harus dilaksanakan kepadanya.

LEARNING ISSUE1) Mekanisme pengeluaran air dari dalam tubuh2) Volume normal urin, oliguria, poliuria, anuria3) Faktor penyebab volume urin sedikit4) Obat-obat yang mempengaruhi jumlah volume urin5) Dehidrasi (definisi, klasifikasi, faktor penyebab, patogenesis, gejala klinis, diagnosa,

tatalaksana, komplikasi)6) Kompensasi organ tubuh dalam keadaan dehidrasi

4

Page 5: makalah Genitourinary System

PEMBAHASAN LEARNING ISSUE

1) Mekanisme pengeluaran air dari dalam tubuhAir dikeluarkan dari tubuh dalam : hati, ginjal, paru-paru dan kulit

Mekanisme proses pembentukan urin(1) Filtrasi

Penyaringan zat sisa metabolisme yang dapat menjadi racun bagi tubuh di glomerulus. Zat berukuran kecil (glukosa, ion kalsium, fosfat) dan limbah nitrogen mengalami penyaringan dan masuk ke kapsul Bowman, sedangkan molekul besar (protein dan sel darah merah) tertahan di dalam plasma darah dan mengalir meninggalkan glomerulus melalui arteriol aferen. Hasil filtrasi disebut filtrat glomerulus.

(2) Reabsorbsi Penyerapan kembali filtrat glomerulus yang mengandung zat-zat berguna pada tubuh (eg glukosa, garam-garam, ion organic dan asam amino). Terjadi di tubulus kontortus proksimal. Hasil reabsorbsi akan menjadi filtrat tubulus/ urin sekunder.

(3) Augmentasi Pengeluaran zat sisa yang tidak diperlukan di dalam tubuh. Pembuluh darah melepaskan zat-zat yang tidak berguna (ion hidrogen, kalium, ammonium) ke urin sekunder pada tubulus kontortus distal, dan dialirkan ke tubulus kontortus kolektikus ke saluran pengumpul. Akan berlaku penyerapan air menjadi urin yang sesungguhnya. Urin ini akan dialirkan ke rongga ginjal, ureter, akhirnya ke kandung kemih untuk disimpan.

o Pertambahan volume urinApabila tekanan intravesikalis meningkat, akan menyebabkan peregangan dinding vesikalis (otot detrusor). Sinyal-sinyal miksi akan dihantar ke pusat saraf, dan diteruskan terus ke saraf-saraf spinal. Refleks spinal ini akan melalui nervus pelvicus. Perasaan tegang akan terasa pada vesika urinaria, dan inilah yang dikatakan perasaan ingin berkemih.

o Pembentukan urin yang encerDi bagian menaik dari loop of Henle, konsentrasi NaCl bertambah dan

lama kelamaan akan menurun karena telah dipompakan keluar. Osmolaritas cairan tubulus menurun. 100 mOsm masih berada di loop of Henle. Cairan itu akan masuk ke pelvic tanpa ada perubahan. Ini terjadi karena permeabilitas ke tubulus distal sangat kurang terhadap air dan ADH juga tidak terdapat di situ. Hormon-hormon di hipotalamus dan hipofise tidak akan terbentuk. Tidak terjadi reabsorbsi air di tubulus distal dan tubulus pengumpul. Maka, akhirnya akan keluarlah urin encer.

o Pembentukan urin yang kentalKetika pembentukan urin yang encer, air akan menaik dari ansa Henle. Tubulus distal terdapat ADH atau dengan kata lain, ADH disekresikan.

5

Page 6: makalah Genitourinary System

Hormon-hormon akan meningkatkan permeabilitas tubulus pengumpul da meningkatkan osmolaritas sampai 300 mOsm. Oleh sebab osmolaritas meningkat ketika melewati korteks tubulus pengumpul, urin akan direabsorbsi melewati tubulus pengumpul di medula, ketika ini laju osmolaritas meningkat. Terjadilah reabsorbsi air dalam jumlah besar. Nilai osmolaritas menurun menjadi 200 mOsm/L. Maka, terjadilah cairan urin yang sangat kental.

Proses pengeluaran air/cairan dari tubuh melalui beberapa organ lain(1) Kulit

Fungsi kulit ialaho Mengeluarkan keringato Perlindungan tubuho Penyimpan kelebihan lemako Mengatur suhu tubuho Tempat pembuatan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar

matahari yang mengandung UV

Proses berkeringatApabila suhu tubuh atau suhu udara bertambah atau meningkat, pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Akan ada ransangan yang dihantar ke hipotalamus, untuk mengeluarkan atau menghasilkan enzim bradikinin. Enzim ini akan bekerja mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat. Impuls dari hipotalamus juga akan langsung merangsang saraf simpatetik ke kelenjar keringat. Dua aktivitas ini akan menyebabkan kelenjar keringat ini akan menyerap air, garam, urea dari kapiler darah. Dari kelenjar ini akan keluar ke permukaan kulit, dan dinamakan keringat.

(2) Paru-paruFungsinya adalah untuk mengeluarkan zat sisa berupa karbon dioksida (CO2) dan wap air melalui proses eksresi. Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan, karena paru-paru itu harus berada dalam keadaan basah dalam bekerja untuk memasukkan oksigen ke dalam paru-paru. Apabila oksigen masuk ke dalam paru, oksigen akan bergabung dengan hemoglobin. Maka, terjadilah oksohemoglobin dalam sel darah merah, yang akan mengalir ke setiap jaringan tubuh. Setelah sampai ke sel-sel tubuh, oksigen akan dilepaskan dari ikatan hemoglobin. Oksigen masuk ke dalam jaringan menuju ke sel-sel tubuh dan dalam masa yang sama, karbon dioksida itu keluar dari sel-sel tubuh dan masuk ke dalam darah. Darah akan melewati kapiler paru dan wap air dan karbon dioksida dilepaskan atau dikeluarkan dari paru-paru melalui lubang hidung.

Fungsi cairan tubuh(1) Mengatur suhu tubuh

Apabila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas atau naik.

6

Page 7: makalah Genitourinary System

(2) Melancarkan peredaran darahJika tubuh kekurangan cairan, darah akan mengental, terjadi aliran cairan dalam darah tersedot/dirambut untuk kebutuhan tubuh. Maka akan lebih sulit jantung untuk memompakan darah maka tekanan darah meningkat.

(3) Membuang racun dan sisa makanan Terdapat cairan dalam tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air itu akan membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni dan pernafasan.

(4) Kulit Air cukup guna menjaga kelembapan, kelembutan dan elastisitas badan, akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.

(5) Pencernaan Peranan air dalam proses pencernaan, untuk mengangkut nutrisi, oksigen maka darah yang segar dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancar. Feses pun dapat keluar dengan lancar.

(6) Pernafasan (7) Sendi, otot-otot

Cairan dalam tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot-otot tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Perlu minum air yang cukup sepanjang beraktivitas.

(8) Pemulihan penyakit

2) Volume normal urin, oliguria, anuria, poliuria

Volume urin normal adalah 800-2000 ml per hari.

Anuria Anuria bererti tiada urin yang dikeluarkan. Tapi secara praktikalnya, definisi anuria adalah pengeluaran urin yang keluar kurang dari 50 ml sehari.

Penyebab anuriaGagal ginjalObstruksi seperti batu ginjal, kelenjar prostat membesar dan tumorAnuria akut : merupakan simptom dari obstruksi atau gagal ginjal akut

Anuria itu sendiri adalah simptom, bukannya penyakit. Anuria biasanya muncul bersamaaan dengan simptom gagal ginjal seperti kurang selera makan, lemas, nausea dan muntah.

Oliguria Didefinisikan sebagai pengeluaran urin kurang imL/kg/j pada BBL, kurang dari 0,5mL/kg/j pada anak, dan kurang dari 400 mL/hari (bersamaan dengan 17mL/j) pada dewasa.

7

Page 8: makalah Genitourinary System

Patofisiologi Prerenal : disebabkan oleh hipoperfusi pada ginjal. (eg dehidrasi yang disebabkan oleh kurang asupan air, syok kardiogenik, pendarahan massif, sepsis)Renal : kerusakan pada ginjal (hipoperfusi parah, rhabdomyolisis, medikasi)Postrenal : sebagai akibat dari obstruksi pengeluaran urin (eg prostat membesar, tumor)

Keadaan lain yang dapat menyebabkan oliguriaHipotensi, stres, hipovolemia

PoliuriaPengeluaran air yang berlebihan sekurang-kurangnya 2,5 L setiap hari untuk orang dewasa.

Penyebabnya : Pengambilan air berlebihanDiabetes insipidus nefrogenik – penyakit genetikPenyakit ginjal polikistik – penyakit genetikPenyakit sel darah merah sabitPielonefritis – infeksi pada ginjalAmiloidosis – deposit sejenis substansi iaitu amiloid ke dalam ginjalSindrom Sjögren

3) Faktor penyebab volume urin sedikitEtiologi penyebab berlainan apabila dikaitkan dengan umur pasien. Sebab-sebab utama untuk neonatus dan anak-anak disenaraikan berbeda daripada senarai di bawah ini. Subjek dengan gagal ginjal akut sekunder karena nefrotoksin, nefritis interstitial, dan asfiksia perinatal biasanya tidak dikaitkan dengan oliguria.

Penyebab pada orang dewasaa) Berkurang aliran darah ke ginjal yang diikuti oleh penurunan GFR dan berkurang

pengeluaran air dan zat terlarutKeadaan ini yang secara akut menurunkan aliran darah ke ginjal menyebabkan oliguria (yang berarti menurunkan pengeluaran urin di bawah tingkat asupan air dan zat terlarut).

b) Menurunnya tekanan hidrostatik kapsula Bowman dapat menurunkan GFRDalam keadaan patologis yang berkaitan dengan obstruksi traktus urinarius, tekanan kepala Bowman dapat meningkat secara nyata dan menyebabkan berkurangnya GFR. Contohnya pengendapan kalsium/asam urat dapat menghasilkan batu pada traktus urinarius(seringkali pada ureter), karena itu menghambat aliran traktus urinarius dan tekanan kapsula Bowman bertambah, dan GFR pun menurun, sehingga volume urin yang keluar pun sedikit.

c) Kenaikan tekanan osmotik koloid kapiler glomerulus yang dapat menurunkan GFR.

8

Page 9: makalah Genitourinary System

d) Aktivasi sistem saraf simpatis yang akan menurunkan GFRAktivasi saraf simpatis ginjal yang kuat dapat mengakibatkan konstriksi arteriol renal dan menurunkan aliran darah ke ginjal serta GFR.

e) Faktor intake : sebanyak yang kita minumf) Faktor eksresi

Dalam keadaan berkeringat, maka volume urin akan berbeda dengan yang tidak berkeringat.

g) Dehidrasih) Pre eklampsia parah

Penyebab pada neonatus yang mengalami oliguria gagal ginjal akuto Prerenal

Asfiksia perinatal Sindrom distres respiratori Hemorrhage Hemolisis Polisitemia Sepsia atau syok Penyakit jantung kongenital Dehidrasi Obat-obatan (eg indometasin, maternal NSAID, maternal ACE

inhibitoro Intrinsik renal

Nekrosis tubular akut Toksin eksogenus (eg aminoglikosida, amfoterisin B, agen

kontras) Toksin endogenus (eg hemoglobin, mioglobin, asam urat) Penyakit ginjal kongenital (eg agenesis, ginjal polikistik,

hipoplasia, displasia) Vaskular (eg trombosis vena ginjal, trombosis arteri ginjal) Disfungsi ginjal transien BBL

o Postrenal Obstruksi outlet kandung kemih (eg katup uretra posterior, stenosis

meatus) Kandung kemih neurogenik Obstruksi ureter, bilateral

Penyebab oliguria pada gagal ginjal akut pada anak-anako Prerenal

Penyakit GI (eg muntah, diare) Kehilangan darah (eg hemorrhage) Penyakit renal (eg diabetes insipidus, diabetes mellitus, diuretik,

nefropati bazir-garam) Kehilangan di kutan (eg terbakar) Kehilangan di ruang ketiga (eg surgeri, trauma, sindrom nefrotik,

kebocoran kapiler)

9

Page 10: makalah Genitourinary System

Syok ( eg septik, toksik, anafilaktik) Autoregulasi terganggu (eg siklosporin, takrolimus, ACE inhibitor,

NSAID) Curah jantung terganggu (eg kongenital, dan penyakit jantung

yang didapat)o Renal intrinsik

Nekrosis tubular akut (eg gagal prerenal) Glomerulonefritis Nefritis interstitial, vaskuler (eg sindrom hemolitik-uremik,

vaskulitis) Toksin eksogenus (eg aminoglikosida, amfoterisin B, siklosporin,

kemoterapi, besi berat, agen kontras) Toksin endogenus (eg hemoglobin, mioglobin, asam urat) Rejeksi transplant

o Postrenal Obstruksi outlet kandung kemih (eg katup uretra posterior, kateter

tersumbat, trauma uretra) Kandung kemih neurogenik Obstruksi ureter, bilateral

4 Obat-obat yang mempengaruhi volume urin Antidiuretik Contohnya seperti ADH, vasopresin, desmopresin, terlipresin. Vasopresin adalah hormon peptida yang dilepaskan oleh pituitari posterior sebagai respons terhadap peningkatan tonisitas plasma atau penurunan tekanan darah. Hormon ini memiliki efek yang berperan dalam peningkatan osmolaritas urin (peningkatan konsentrasi) dan pengurangan volume urin, iaitu:

o Vasopresin meningkatkan permeabilitas terhadap air pada duktus kontortus distal dan duktus koligens pada nefron ginjal dan menyebabkan reabsorbsi air dan pengeluaran urin dalam volume yang lebih sedikit (antidiuresis).

o Meningkatkan permeabilitas porsi papiler dari duktus koligens terhadap urea, menjadikan reabsorbsi urea di medulari instertitium meningkat.

o Menstimulasi reabsorbsi natrium di bahagian menaik tebal di ansa Henle dengan cara meningkatkan aktifitas dari kotransporter natrium-kalium-klorin.

Diuretik Substansi ini memperlahankan reabsorbsi air pada ginjal, karena itu dipanggil diuresis, mempertingkatkan laju aliran urin, yang akan menurunkan volume darah. Obat diuretik biasanya diberikan untuk merawat hipertensi (tekanan darah tinggi) karena merendahkan volume darah membuatkan tekanannya turun sekali. Biasanya, diuretik yang muncul secara alami adalah kafein yang boleh didapati di dalam kopi, teh, dan soda, di mana ia akan menghambat reabsorbsi ion natrium. Alkohol di dalam bir, wain, dan minuman campuran menghambat sekresi ADH.

10

Page 11: makalah Genitourinary System

Kebanyakan obat diuretik bertindak dengan mengganggu mekanisme reabsorbsi ion natrium yang terfiltrasi. Sebagai contoh, loop diuretics, seperti furosemide akan menghambat simporter Na-K-2Cl di dalam bagian menaik tebal di ansa Henle secara selektif. Diuretik tiazid, bertindak di tubulus kontortus distal, di mana ia akan mempromot kehilangan ion natrium dan ion klorin di dalam urin dengan menghambat simporter Na-Cl.

5 DehidrasiDehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dari natrium dalam jumlah yang sama(dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak daripada air(dehidrasi hipotonik).

a) Dehidrasi hipertonikDitandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/L) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mOsmol/L).

b) Dehidrasi isotonikDitandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mmol/L) dan osmolalitas efektif serum (270-285 mOsmol/L).

c) Dehidrasi hipotonikDitandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurangnya dari 135 mmol/L) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mOsmol/L).

Gejala klinis a) Dehidrasi ringan

i) Muka memerahii) Rasa sangat hausiii) Kulit kering dan pecah-pecahiv) Volume urin berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanyav) Pusing dan lemahvi) Kram otot terutama pada kaki dan tanganvii)Kelenjar air mata berkurang kelembapannyaviii) Sering mengantuk ix) Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang

b) Dehidrasi sedangi) Tekanan darah menurunii) Pingsaniii) Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut dan punggungiv) Kejang v) Perut kembungvi) Gagal jantungvii)Ubun-ubun cekungviii) Denyut nadi cepat dan lemah

c) Dehidrasi berat

11

Page 12: makalah Genitourinary System

i) Kesadaran berkurangii) Tidak buang air keciliii) Tangan dan kaki menjadi lembab dan dinginiv) Denyut nadi semakin lemah cepat dan lemah hingga tidak terabav) Tekanan darah menurun drastik hingga tidak dapat diukurvi) Ujung kuku, mulut dan lidah berwarna kebiruan

Dehidrasi primer akibat water depletion atau kekurangan airApabila air berkurang, atau ketika kehilangan air berlebihan, maka akan hilangnya cairan tubuh yang diikuti dengan kehilangan elektrolit. Terjadilah reabsorbsi elektrolit di tubulus secara berlebihan. Ruang cairan ekstraseluler mengandungi elektrolit berlebihan, maka akan berlaku hipertoni pada sel. Air keluar dari intrasel menuju ke ekstraseluler. Intrasel berlaku dehidrasi. Ketika ini akan muncul perasaan haus. Ketika dehidrasi intrasel juga akan meransang hipofisis posterior maka akan dilepaskan hormon ADH, maka berlakulah juga oliguria. Dehidrasi sekunderApabila terjadinya keluaran cairan tubuh yang disertai dengan keluarnya elektrolit dalam jumlah yang besar, contohnya dalam kasus keluarnya cairan tubuh lewat saluran cerna yang terus-menerus, maka akan hilangnya natrium lewat air kemih. Hal ini berlaku pada pasien penyakit Addison. Keadaan ini menyebabkan hiponatremia. Hiponatremia menyebabkan hipotoni ekstrasel, yang akan mengakibatkan intrasel mengalami keadaan overhydration. Keadaan ini menyebabkan tiadanya perasaan haus pada penderita. Ketika berlakunya keadaan hipotoni ekstrasel tadi, ransangan akan dihantar ke hipofise posterior. Pelepasan ADH akan dihambat, dan volume urin tetap bertambah. Hal ini membuatkan penderita dehidrasi.

Diagnosis Pemeriksaan fisik

o Tekanan darah menuruno Tekanan darah yang jatuh apabila penderita bangun berdiri tiba-tiba

dari berbaringo Denyut jantung lajuo Turgor kulit jelek – kulit mungkin hilang elastisitasnya dan akan

kembali ke posisi asalnya jauh lebih lambat apabila dicubit, biasanya kulit kembali ke keadaan asal sebaik sahaja dilepaskan

o Pengisian kapiler lambato Syok

Tes o Pemeriksaan kimia darah (elektrolit, eg natrium, kalium, bikarbonat)

Serum natrium Hipernatremia diare dan muntah-muntah Hiponatremia CHF, mangsa terbakar

Serum kalium Normal 3,5-5,0 mEq/L

12

Page 13: makalah Genitourinary System

Hiperkalemia peningkatan pada penurunan filtrasi di ginjal

Hipokalemia penyakit ginjal, berkeringat, muntah-muntah, diare

o Gravitas spesifik urin (nilai yang tinggi adalah indikasi dehidrasi yang signifikan)

Normal 1,002-1,028o BUN (Blood Urine Nitrogen)

Normal 0,8 – 1,4 mg/dLDalam gagal prerenal, BUN meningkat. Satu tanda yang menunjukkan adanya gagal ginjal akut adalah kenaikan kreatinin serum sehari-hari (0,5-1,5mg/dL/q) dan pada BUN (10-20 mg/dL)

o Complete blood count (CBC) untuk melihat tanda-tanda konsentrasi darah meningkat

Sel darah merah Normal ♂4,7-6,1 jt sel/mcL

♀4,2-5,1 jt sel/mcLHematokrit

o Normal ♂40,7-50,3% ♀36,1-44,3%

o Tes lain bisa dilakukan untuk mendeteksi penyebab sebenar dehidrasi (eg ujian darah untuk penderita diabetes)

Komplikasi Kecederaan kepalaKonsumsi cairan inadekuat yang digabungkan dengan olahraga berlebihan dan perspirasi berat dapat menyebabkan heat injury, berbeda keparahannya, daripada heat cramps yang ringan sehinggalah heatstroke parah yang dapat disebabkan oleh heat exhaustion yang boleh mengancam jiwa. Pembengkakan pada otak (edema otak)Paling kerap, cairan yang hilang dari badan ketika dehidrasi memiliki jumlah natrium yang sama dengan apa yang ada di dalam darah (dehidrasi isotonik). Pada waktu yang lain, boleh juga berlaku kehilangan natrium yang lebih banyak (dehidrasi hipotonik). Untuk mengkompensasi kehilangan ini, tubuh memproduksi partikel yang akan menarik air kembali ke dalam sel. Sebagai hasilnya, sel akan mengabsorbsi terlalu banyak air ketika proses rehidrasi, menyebabkan sel membengkak dan ruptur. Akibatnya akan parah, apatah lagi jika berkait dengan sel otak yang terkena efek. Kejang Terjadi apabila discaj listrik normal di dalam otak menjadi tidak terorganisir, menyebabkan kontraksi otot involunter dan boleh menyebabkan hilang kesadaran. Syok hipovolemikIni adalah komplikasi yang paling parah. Terjadi apabila volume darah yang rendah menyebabkan jatuhnya tekanan darah yang akan memberikan kesan

13

Page 14: makalah Genitourinary System

kepada tereduksinya jumlah oksigen yang dihantar ke sel-sel tubuh. Jika tidak dirawat, syok hipovolemik yang parah dapat menyebabkan kematian dalam masa beberapa menit sahaja. Gagal ginjalKejadian yang boleh mengancam jiwa ini berlaku apabila ginjal sudah tidak bisa mengeluarkan cairan dan zat-zat terbuang berlebihan di dalam darah.Koma dan kematianJika tidak dirawat dengan betul dan tepat, dehidrasi parah dapat menyebabkan kematian.

Penatalaksanaan Terapi cairan adalah suatu tindakan pemberian air dan elektrolit dengan atau tanpa zat gizi kepada pasien-pasien yang mengalami dehidrasi.Pada pasien yang mengalami dehidrasi ringan, perlu minum lebih banyak air secara oral, sedangkan pada dehidrasi sedang sampai berat atau asupan oral tidak dapat dilakukan, contohnya pada pasien yang muntah-muntah atau pasien yang tidak sadar, biasanya diberi cairan melalui infus.

Jenis terapi cairano IV line

Diberikan kepada pasien yang masih dalam keadaan sadar dan pasien umumnya masih dapat minum air yang cukup, jadi jumlah cairan yang diperlukan tidak banyak, hanya 500 mL per hari atau kurang.

o Terapi cairan resusitasiPemberian cairan untuk menyelamatkan jiwa pasien yang mengalami syok karena dehidrasi akut dan berat atau pendarahan. Di sini, cairan infus dapat diberikan cepat dan dalam jumlah cairan yang besar sesuai darjah dehidrasi atau pendarahan yang terjadi.

o Terapi cairan rumatanBertujuan untuk mengganti kehilangan air normal harian pada pasien rawat inap.

o Parenteral feeding/nutrisi parenteralPemberian infus zat gizi (bisa asam amino, karbohidrat, lipid) ke dalam vena. Nutrisi parenteral ini diberikan kepada pasien yang kekurangan gizi atau asupan gizi melalui oral terhambat oleh kondisi penyakit pasien.

o Pada anak-anak yang sering muntah-muntah, beri 1 sudu cairan per menit (berikan sedikit-sedikit).

14

Page 15: makalah Genitourinary System

4) Kompensasi tubuh terhadap dehidrasi

Dehidrasi

Berkurang produksi air liur

Osmolaritas darah meningkat

Volume darah berkurang

Farinks dan mulut kering(dideteksi oleh saraf di mulut)

Osmoreseptor di hipotalamus distimulasi

Tekanan darah berkurang

Dideteksi baroreseptor

Meningkatkan pelepasan renin

Pembentukan angiotensin II bertambah

Stimulasi pusat dahaga di hipotalamus

Rasa dahaga

Peningkatan konsumsi air

Air dalam tubuh meningkat ke paras normal dan dehidrasi dilegakan

15

Page 16: makalah Genitourinary System

Apabila osmolaritas ECF menurun, osmoreseptor akan mendeteksinya, dan akan menyebabkan bertambahnya sekresi ADH di dalam tubuh. Sekresi ADH ini akan menyebabkan duktus koligens bertambah permeabilitasnya, dan membuatkan air lebih banyak direabsorbsi, sehingga menyebabkan berkurangnya volume urin. Osmolaritas urin juga meningkat. Apabila osmolaritas plasma dan cairan interstitial(ekstraseluler) meningkat, atau ketika volume darah menurun, osmoreseptor pada supraoptik dan paraventrikuler akan mendeteksinya. Pituitari posterior akan mensekresi ADH. Hal ini akan menstimulasi insersi aquaporin-2 ke dalam membran sel prinsipal (di tubulus kontortus distal dan duktus koligens). Eksositosis vesikel aquaporin berlaku, menyebabkan permeabilitasnya pada air meningkat. Absorpsi fakultatif air meningkat, dan osmolaritas menurun. Apabila volume dan tekanan darah menurun, arteriol aferen vasokonstriksi dan akan menstimulasi saraf simpatetik. Respon ini akan menyebabkan renin disekresikan oleh sel juxtaglomerulus. Renin akan menyebabkan pelepasan angiotensinogen dan akan bertukar kepada angiotensin I yang akan dikonversikan oleh angiotensin converting enzyme kepada angiotensin II. Angiotensin II ini bertanggungjawab untuk vasokonstriksi arteriol aferen yang akan menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR), pada masa yang sama akan menyebabkan meningkatnya reabsorbsi ion natrium, klorin dan air serta angiotensin II dapat merangsang korteks adrenal untuk mensekresi aldosteron. Aldosteron akan menyebabkan sel prinsipal meningkatkan reabsorbsi NaCl.

KESIMPULAN Pak DH mengalami dehidrasi yang akan diperparah jika tidak diberikan terapi cairan.

16

Page 17: makalah Genitourinary System

ULASAN Dalam kasus ini, pak DH mengalami dehidrasi yang masih dalam keadaan fisiologis. Urinnya yang pekat merupakan kompensasi tubuhnya terhadap keadaan kekurangan air. Pak DH hendaklah menggantikan banyaknya air yang hilang itu dengan meminum lebih banyak air ketika beraktifitas, dan dia juga hendaklah menyesuaikan diri dengan keadaan sekelilingnya, dari dingin ke tempat yang lebih panas, dengan melakukan aktifitas yang sesuai dengan kemampuan tubuhnya.

DAFTAR PUSTAKATortora, Gerard J.; Derrickson Bryan; Principle of Anatomy and Physiology, 11th

Edition, copyrighted 2006 by Biological Sciences Textbooks, Inc, and Bryan Derrickson, printed in USA; Bab 26 : The Urinary System, Hormonal Regulation of Tubular Reabsorbtion and Tubular Secretion ; 1014 – 1015Tortora, Gerard J.; Derrickson Bryan; Principle of Anatomy and Physiology, 11th

Edition, copyrighted 2006 by Biological Sciences Textbooks, Inc, and Bryan Derrickson, printed in USA; Bab 26 : The Urinary System, Diuretics; 1019Katzung, Bertram G.;Basic and Clinical Pharmacology, 10 th Edition, copyrighted by the McGraw-Hill Companies, Inc; printed in Singapore; Bab 11 : Antihypertensive Agents, Normal Regulation of Blood Pressure – Renal Response to Lower Blood Pressure

17