Makalah Full

35
SISTEM MUSKULOSKELETAL Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai mata kuliah KMB III Disusun Oleh : Aisyah Lutfia Salsabila Alfiah Evi Diah Putri Helma Nur Almalyah Iyusrinalia Nur M Lutfi Rayindra Sri Apulina Tika Rizki Tingkat :2A AKADEMI KEPERAWATAN JAYAKARTA

description

Askep dengan Glumerulonefritis

Transcript of Makalah Full

SISTEM MUSKULOSKELETAL Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai mata kuliah KMB III

Disusun Oleh :Aisyah Lutfia SalsabilaAlfiahEvi Diah PutriHelma Nur AlmalyahIyusrinalia Nur MLutfi RayindraSri ApulinaTika RizkiTingkat :2A

AKADEMI KEPERAWATAN JAYAKARTADINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA 2014-2015KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas, berkat rahmat, dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Dokumentasi Keperawatan yang berjudul SISTEM MUSKULOSKELETAL.Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata ajar Keperawatan Medikal Bedah III. Dalam penyusunan makalah ini mengalami banyak hambatan dan kesulitan namun berkat bantuan dan bimbingan serta arahan dari berbagai pihak sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Keberhasilan dan terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah mendukung. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan ilmu yang penyusun miliki, untuk itu penyusun membutuhkan kritik dan saran yang membangun penyusun sehingga dapat menyempurnakan makalah ini.

Jakarta, Februari 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................................iDAFTAR ISI ..................................................................................................................................iiBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ..........................................................................................................................1B. Rumusan Masalah .....................................................................................................................1C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................................2D. Metode Penulisan ......................................................................................................................2E. Sistematika Penulisan ...............................................................................................................2BAB II TINJAUAN TEORITISA. Struktur dan Fungsi Muskuloskeletal ......................................................................................3B. Fungsi Kalsium dan Vitamin Dalam........................................................................................8C. Fisiologi Penyembuhan Tulang .............................................................................................11D. Asuhan Keperawatan Sistem Muskuloskeletal ......................................................................13BAB III PENUTUPA. Keimpulan ..............................................................................................................................17B. Penutup ..................................................................................................................................17DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................iii

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSistem musculoskeletal merupakan salah satu system tubuh yang sangat berperan terhadap fungsi pergerakan dan mobilitas seseorang. Komponen penunjang yang paling dominan pada system ini adalah tulang. Masalah atau gangguan pada tulang akan dapat mempengaruhi system pergerakan seseorang, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, maupun pada lansia. Salah satu masalah musculoskeletal yang sering kita temukan di sekitar kita adalah fraktur atau patah tulang.Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer, 2001). Fraktur lebih sering terjadi pada orang laki laki daripada perempuan dengan umur dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan atau kecelakaan. Sedangkan pada Usia prevalensi cenderung lebih banyak terjadi pada wanita berhubungan dengan adanya osteoporosis yang terkait dengan perubahan hormon.Hal ini didukung dengan data WHO yang menyebutkan bahwa 1/3 warga dunia pernah mengalami patah tulang dan insiden terbesar terjadi pada remaja antara usia 14 tahun hingga 21 tahun. Faktor utamanya adalah kecelakaan, sedangkan faktor osteophorosis pada lansia menjadi penyebab kedua sebesar 8, 1% (Depkes RI, 2010). Kecelakaan merupakan suatu keadaan yang tidak diinginkan yangterjadi secara mendadak dan dapat mengenai semua umur. Angka kejadian kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Kendal sepanjang tahun 2010 mencapai 383 kasus, dengan korban meninggal 23 orang, luka berat 51 orang, dan luka ringan sebanyak 548 orang (Nugroho, 2010).

B. Rumusan Masalah1. Bagaimana struktur dan fungsi sistem muskuloskeletal?2. Apa fungsi kalsium dan vitamin dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tulang?3. Bagaimana fisiologi penyembuhan tulang?4. Bagaimana asuhan keperawatan pada sistem muskuloskeletal?C. Tujuan Penulisan1. Memahami struktur dan fungsi sistem muskuloskeletal2. Memahami apa fungsi kalsium dan vitamin dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tulang3. Memahami proses penyembuhan tulang4. Memahami bagaimana asuhan keperawatan pada sistem muskuloskeletal

D. Metode PenulisanMetode yang dipakai dalam makalah ini adalah metode pustaka yaitu, metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.

E. Sistematika PenulisanSistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab utama. Bab I berisi tentang latar belakang dari penulisan makalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan makalah. Bab II merupakan bagian yang berisi penjelasan tentang tinjauan teoritis, yang membahas materi atau pokok bahasan dari makalah ini yaitu tentang Sistem Muskuloskeletal. Bab III merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB IITINJAUAN TEORI

E. Struktur dan Fungsi MuskuloskeletalStruktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih25% Berat Badan, dan otot menyususn kurang lebih 50%. Kesehatan dan baiknya fungsi sistem muskuloskeletal sangat tergantung pada sistem tubuh yang lain. Struktur tulang memberi perlindungan terhadap organ vital, termasuk otak, jantung,dan paru. Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat untuk menyanggah struktur tubuh. Otot yang melekat ketulang memungkinkan tubuh bergerak. Matriks tulang menyimpan kalsium, fosfor, magnesium, dan fluor. Lebih dari 99% kalsium tubuh total terdapat dalam tulang. Sumsum tulang merah dan putih dalam proses yang dinamakan hematopoiesis. Kontraksi otot menghasilkan suatu usaha mekanik untuk gerakan maupun produksi panas untuk mempertahankan temperatur tubuh.Anatomi sistem skelet. Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, yang terbagi dalam 4 kategori: Tulang panjang (misalnya femur), tulang pendek(misalnya tulang tarsalia), tulang pipih (misalnya sternum), tulang tak teratur(misalnya vertebra). Bentuk dan konstruksi tulang tertentu ditentukan oleh fungsi dan gaya yang bekerja padanya.Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus ( trabekular atau spongius) atau kortikal(kompak). Tulang panjang (misalnya femur berbentuk seperti tangkai atau batang panjang dengan ujung yang membulat). Batang, atau diafisis, terutama tersusun atas tulang kortikal. Ujung tulang panjang dinamakan epifisis, dan terutama tersusun oleh tulang kanselus. Plat efifisis memisahkan efifisis dari diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinal pada anak-anak. Pada orang dewasa, mengalami klasifikasi . ujung tulang panjang ditutupi oleh kartilago artikular pada sendi-sendinya. Tulang panjang disusun untuk menyanggah berat badan dan gerakan. Tulang pendek(misalnya metakarpal) terdiri dari tulang kanselus ditutupi selapis tulang kompak. Tulang pipih (sternum) merupakan tempat penting untuk hematopoiesis dan sering memberikan perlindungan bagi organ vital. Tulang pipih tersusun dari tulang kanselus diantara dua tulang kompak. Tulang tak teratur (vertebra) mempunyai bentuk yang unik sesuai dengan fungsinya. Secara umum struktur tulang tak teratur sama dengan tulang pipih. Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri atas 3 jenis dasar osteoblas, osteosit, dan osteoklas. Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dan mensekresikan matriks tulang. Matriks tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar( glukosaminoglikan [asam polisakarida] dan proteoglikan). Matriks merupakan kerangka dimana garam-garam mineral anorganik ditimbun. Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan tulang dan terletak dalam osteon (unit matriks tulang). Osteoklas adalah sel multinuklir (berinti banyak) yang berperan dalam penghancuran, resorpsi dan remodeling tulang.Osteon merupakan unit fungsional mikroskopis tulang dewasa. Ditengah osteon terdapat kapiler. Di sekeliling kapiler tersebut merupakan matriks tulang yang dinamakan lamela. Didalam lamela terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi melalui proses yang berlanjut kedalam kanalikuli yang halus (kanal yang menghubungkan dengan pembuluh darah yang terletak sejauh kurang dari 0,1mm).Tulang diselimuti dibagian luar oleh membran fibrus padat dinamakan periosteum. Periosteum memberikan nutrisi ke tulang dan memungkinkannya tumbuh, selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligamen. Periousteum mengandung saraf, pembuluh darah dan limfatik. Lapisan yang paling dekat dengan tulang mengandung osteoblast yang merupakan sel pembentuk tulang.Endosteum adalah membran vaskuler tipis yang menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga-rongga dalam tulang kanselus. Osteoklast, yang melarutkan tulang untuk memelihara rongga sumsum, terletak dekat endosteum dan dalam lakuna howship (jekukan dalam permukaan tulang).Sumsum tulang merupakan jaringan vaskuler dalam rongga sumsum (batang) tlang panjang dan dalam tukang pipih. Sumsum tulang merah,terutama terletak di sternum,ilium,vetebra dan rusuk pada orang dewasa,bertanggung jawab pada produksi se darah merah dan putih. Pada orang dewasa,tulang panjang terisi oleh sumsum lemak kuning. Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang sangat baik. Tulang kanselus menerima asupan darah yang sangat banyak melalui pembulu metavisis dan epifisis. Pembuluh periosteum mengangkut darah ketulang kompak melalui kanal volkman yang sangat kecil.selain itu, ada arteri nutrien yang menembus periosteum dan memasuki rongga meduler melalui foramina (lubang-lubang kecil). Arteri nutrien memasok darah ke sumsum dan tulang. Sistem vena ada yang mengikuti arteri ada yang keluar sendiri.Sistem persendian Tulang- tulang dalam tubuh dihubungkan satu sama lain dengan sendi atau artikulasi yang memungkinkan berbagai macam gerakkan. Berapun besarnya gerakkan yang mungkin dilakukan, hubngan antara dua tulang atau lebih dinamakan sendi. Ada 3 macam sendi : sinar trosis, amfiartrosis, dan diartrosis. Sendi sinar trosis adalah sendi yang tak dapat digerakkan, misalnya sendi pada tulang tengkorak. Amfiatrosi, seperti sendi pada vetrebra dan simfisis pubis, memungkinkan gerakkan terbatas. Tulang dipisahkan oleh tulang rawan fibrus. Diartrosis adalah sendi yang mampu digerakkan secara bebas. Jenis sendi diartrosis 1. Sendi peluru, missal pada persendian panggul dan bahu memungkinkan gerakkan bebas penuh2. Sendi engsel memungkinkan gerakkan melipat hanya pada satu arah yang contohnya adalah siku dan lutut3. Sendi pelana memungkinkan gerakkan pada dua bidang yang saling tegak lurus sendi pada dasar ibu jari adalah sendi pelana dua sumbu.4. Sendi pivot contohnya adalah sendi antara radius dan ulna. Memungkinkan rotasi untuk melakukan aktifitas seperti memitar pegangan pintu.5. Sendi peluncur memungkinkan gerakkan terbatas kesemua arah dan contohnya adalah sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan pada sendi yang dapat digerakkan, ujung persendian tulang ditutupi oleh tulang rawan hialin yang halus. Persendian tulang tersebut dikelilingi oleh selubung fibrus kuat kapsul sendi. Kapsul dilapisi oleh membrane, sinivium, yang mengsekresi cairan pelumas dan peredam getaran kedalam kapsul sendi. Maka, permukaan tulang tidak dapat kontak langsung. Pada beberapa sendi synovial, terdapat diskus fibrokartilago diantara permukaan tulang rawan sendi. Bagian ini merupakan peredam getaran.Ligament (pita jaringan ikat fibrus) mengikat tulang dalam sendi. Ligament dan tendon otot, yang melintasi sendi, menjaga stabilitas sendi. Pada beberapa sendi, ligament antara sendi (misalnya ligamen kursiatum dilutut) terletak didalam kapsul sendi dan memperkuat stabilitas sendi. Bursa adalah suatu kantung berisi cairan siniovial yang terletak dititik pergeseran bursa biasanya merupakan bantalan bagi pergerakkan tendon, ligament dan tulang di siku, lutut, dan beberapa sendi lainnya.System otot skeletAnatomi otot skelet. Otot skelet (otot lurik) berperan dalam gerakkan tubuh, postur dan fungsi produksi panas. Otot dihubungkan oleh tendon (tali jaringan ikat fibrus) atau aponeorosis (lembaran jaringan ikat fibrus dan pipih) ke tulang, jaringan ikat, atau kulit. Kontraksi otot menyebabkan dua titik pelekatan mendekat satu sama lain. Otot berfariasi ukuran dan bentuknya bergantung aktifitas yang dibutuhkan. Otot akan berkembang dan terpelihara bila digunakan secara aktiv. Proses penuaan dan disuse menyebabkan kehilangan fungsi otot sehingga jaringan otot kontraktil akan diganti oleh jaringan fibrutik.Otot tubuh tersusun oleh kelompok sel otot yang pararel (fasikuli) yang terbungkus dalam jaringan fibrus dinamakan epimisium atau fasia. Semakin banyak fasikuli yang terdapat dalam otot semakin rinci gerakan yang di timbulkan.Kecepatan kontraksi otot berbeda-beda. Mioglobulim merupakan fikiran protein yang serupa dengan hemoglobin yang terdapat dalam otot lurik. Mioglobim bermanfaat sebagai transfer oksigen untuk memenuhi kebutuhan untuk metabolic sel dari kapiler darah ke mitokondria sel otot. Otot mengandung sejumlah besar mioglobulim(otot merah) yang ternyata berkontraksi lebih lambat dan lebih kuat (misalnya otot pernafasan dan fostur). Otot yang sedikit mengandung mioglobulim(otot putih) berkontraksi cepat dan dalam waktu yang lama(misalnya otot ekstraokuler di mata). Kebanyakan otot tubuh mengandung baik serat otot merah maupun serat otot putih. Tiap sel otot (sering juga disebut serabut otot) mengandung myofibril,yang pada gilirannya tersusun atas kelompok sarkomer, yang merupakan unit kontraktil otot skelet yang sebenarnya. Komponen sarkomer dikenal sebagai filament tebal dan tipis. Filament tipis tersusun terutama oleh protein yang dikenal sebagai aktin. Filament tebal tersusun terutama oleh protein myosin.Kontraksi otot skelet. Kontraksi otot diakibatkan oleh kontraksi masing-masing komponen sarkomer. Kontraksi sarkomer disebakan oleh interaksi antara myosin dalam filament tebal dan aktin dalam filament tipis, yang saling mendekat dengan adanya peningkatan local kadar ion kalsium. Filament tebal dan tipis saling meluncur satu sama lain. Ketika kadar kalsium dalam sarkomer menurun,filament myosin dan aktin berhenti berinteraksi dan sarkomer kembali ke panjang istirahat awalnya (relaksasi). Aktin dan myosin tidak dapat berinteraksi bila tak ada kalsium.Serabut otot akan berkontraksi sebagai respons terhadap rangsangan listrik. Bila terpasang, sel otot akan membangkitkan suatu potensial aksi dengan cara serupa dengan yang terlihat pada sel saraf. Potensial aksi ini akan menjalar sepanjang membrane sel dan mengakibatkan pelepasan ion kalsium ke dalam sel otot yang sebelumnya tersimpan dalam organel khusus yang dinamakan reticulum sarkoplasmikum. Adalah kalsium yang memungkinkan interaksi antara aktin dan myosin dalam sarkomer. Segera setelah membran sel mengalami depolarisasi, membrane ini akan kembali ke tegangan membrane istirahat. Kalsium dengan cepat diambil dari sarkomer oleh reakumulasi aktif dalam reticulum sarkoplasmikum, dan otot kembali rileks.Depolarisasi sel otot normalnya terjadi sebagai respons terhadap rangsanganm yang dibawa oleh sel saraf. Komunikasi antara sel saraf dan sel otot terjadi pada motor end plate. Neuron yang mengatur aktivitas sel otot terjadi pada skelet dinamakan lower motor neuron. Neuron ini berasal dari kornu anterior korda spinalis.Dibutuhkan energy untuk kontraksi otot dan relaksasi banyaknya energy yang diperlukan oleh otot skelet berbeda-beda;sangat meningkat selama latihan. Sumber energi untuk sel otot adalah adenosine tripospat (ATP) yang dibangkitkan oleh melalui metabolisme oksidatif seluler. Kreatinin fosfat yang juga terdapat dalam sel otot, berperan sebagai cadangan kedua energi metabolism;dapat dikonversi menjadi ATP bila perlu. Pada aktvitas rendah, otot skelet mensitetis ATP dari oksidasi glukosa menjadi air dan karbondioksida. Selama masa aktivitas tinggi , bila tidak tersedia oksigen yang memadai, glukosa terutama di metabolism menjadi asam laktat . meskipun ATP juga dapat dihasilkan selama produksi asam laktat, proses ini tidak efisien bila dibandingkan dengan jalur oksidatif. Sehingga diperlukan lebih banyak glukosa dan harus disediakan oleh glikogen otot. Glikogen adalah suatu tepung yang dibuat daro glukosa,disimpan dalam sel selama peroide istirahat, dan dipergunakan dalam periode aktivitas. Kelelahan otot mungkin disebsbkan oleh pemecahan glikogen dan simpanan energy serta penumpukan asam laktat. Sebagai akibatnya, lingkaran kontraksi dan relaksasi otot tak dapat berlanjut.Selama kontraksi otot, energy yang disebabkan dari ATP tidak seluruhnya digunakan oleh apparatus kontraktil. Kelebihan energy ini akan dilepaskan dalam bentuk panas. Selama kontraksi isometric, hampir semua energy dilepaskan dalam bentuk panas, selama kontraksi isotonic, sebagian energy dikeluarkan dalam bentuk kerja mekanik. Pada keadaan tertentu, seperti saat menggigil karena kedinginan, kebutuhan untuk menghasilkan panas merupakan rangsangan utama untuk kontraksi otot.Jenis-jenis kontraksi otot. Kontraksi serabut otot dapat menghasilkan kontraksi isotonic maupun isometric. Pada kontraksi isometric, panjang otot tetap konstan tetapi tenaga yang dihasilkan oleh otot meningkat : contohnya adalah fleksi lengan atas. Pada aktifitas normal, kebanyakkan gerakkan otot adalah kombinasi kontraksi isotonic dan isometric. Misalnya keika berjalan, kontraksi isotonic menyebabkan pemendekkan tungkai dan selama kontraksi isometik. Kekakuan tungkai akan mendorong lantai .Tonus otot: Otot yang sedang relaksasi menunjukkan suatu keadaan yang selalu siap untuk berespon terhadap

F. Fungsi Kalsium dan Vitamin Dalam Proses Pertumbuhan dan Perkembangan TulangTubuh orang dewasa diperkirakan mengandung 1000 gram kalsium. Sekitar 99% kalsium ini berada didalam tulang dalam bentuk hidroksiapatit dan 1% lagi berada didalam cairan ekstraseluler dan jaringan lunak. Didalam cairan ekstraseluler, konsentrasi ion kalsium (Ca 2+) adalah 10-3 M, sedangkan didalam sitosol 10-6 M.Kalsium memegang 2 peranan fisiologik yang penting didalam tubuh. Didalam tulang, garam-garam kalsium berperan menjaga integritas struktur kerangka, sedangkan didalam cairan ekstraseluler dan sitosol, Ca 2+ sangat berperan pada berbagai proses biokimia tubuh. Kedua kompartemen tersebut selalu berada dalam keadaan yang seimbang.Didalam serum, kalsium berada dalam 3 fraksi, yaitu Ca 2+ sekitar 50%, kalsium yang terikat albumin sekitar 40% dan kalsium dalam bentuk kompleks, terutama sitrat dan fosfat adalah 10%. Kalsium ion dan kalsium kompleks mempunyai sifat dapat melewati membran semipermeabel, sehingga akan difiltrasi di glomerulus secara bebas. Reabsorpsi kalsium di tubulus ginjal terutama terjadi di tubulus proksimal, yaitu sekitar 70%, kemudian 20% di ansa Henle dan sekitar 8% di tubulus distal. Pengaturan ekskresi kalsium di urin, terutama terjadi di tubulus distal. Sekitar 90% kalsium yang terikat protein, terikat pada albumin dan sisanya terikat pada globulin. Pada pH 7,4, setiap gr/dl albumin akan mengikat 0,8 mg/dl kalsium. Kalsium ini akan terikat pada gugus karboksil albumin dan ikatannya sangat tergantung pada pH serum. Pada keadaan asidosis yang akut, ikatan ini akan berkurang, sehingga kadar Ca + akan meningkat, dan sebaliknya pada alkalosis akut.Secara fisiologik, Ca 2+ ekstraseluler memegang peranan yang sangat penting, yaitu :1. Berperan sebagai kofaktor pada proses pembekuan darah, misalnya untuk faktor VH, IX, X dan protrombin.2. Memelihara mineralisasi tulang.3. Berperan pada stabilisasi membran plasma dengan berikatan pada lapisan fosfolipid dan menjaga permeabilitas membran plasma terhadap ion Na+. Penurunan kadar Ca2+ serum akan meningkatkan permeabilitas membran plasma terhadap Na+ dan menyebabkan peningkatan respons jaringan yang mudah terangsang.Kadar Ca2+ didalam serum diatur oleh 2 horrnon penting, yaitu PTH dan 1,25(OH)2 Vitamin D. Didalam sel, pengaturan homeostasis kalsium sangat kompleks.Sekitar 90-99% kalsium intraseluler, berada didalam mitokondria dan mikrosom. Rendahnya kadar Ca2+ didalam sitosol, diatur oleh 3 pompa yang terletak pada membran plasma, membran mikrosomal dan membran mitokondria yang sebelah dalam. Pada otot rangka dan otot jantung, kalsium berperan pada proses eksitasi dan kontraksi jaringan tersebut. Pada otot rangka, mikrosom berkembang sangat baik menjadi retikulum sarkoplasmik dan merupakan gudang kalsium yang penting didalam sel yang bersangkutan. Depolarisasi membran plasma akan diikuti dengan rnasuknya sedikit Ca 2+ ekstraseluler kedalam sitosol dan hal ini akan mengakibatkan terlepasnya Ca 2+ secara berlebihan dari retikulum sarkoplasmik kedalam sitosol. Kemudian Ca 2+ akan berinteraksi dengan troponin yang akan mengakibatkan interaksi aktin-miosin dan terjadilah kontraksi otot. Proses relaksasi otot, akan didahului oleh reakumulasi Ca 2+ oleh vesikel retikulum secara cepat dari dalam sitosol, sehingga kadar Ca 2+ didalam sitosol akan kembali normal. Sel utama kelenjar paratiroid sangat sensitif terhadap kadar Ca 2+ didalam serum.Peran PTH pada reabsorpsi Ca di tubulus distal, resorpsi tulang dan peningkatan absorpsi kalsium di usus melalui peningkatan kadar 1,25(OH)2Vitamin D, sangat penting untuk menjaga stabilitas kadar Ca 2+ didalam serum. Selain itu, peningkatan PTH akan menurunkan renal tubular phosphate threshold (TmP/GFR) sehingga fosfat yang diserap dari usus dan dimobilisasi dari tulang akan diekskresi oleh ginjal.Fungsi utama vitamin D adalah menjaga homeostasis kalsium dengan cara meningkatkan absorpsi kalsium di usus dan mobilisasi kalsium dan tulang pada keadaan asupan kalsium yang inadekuat.VDR di usus terdapat pada seluruh dinding usus halus, dengan konsentrasi tertinggi didalam duodenum. 1,25(OH)2D berperan secara langsung pada masuknya kalsium kedalam sel usus melalui membran plasma, meningkatkan gerakan kalsium melalui sitoplasma dan keluamya kalsium dari dalam sel melalui membran basilateral ke sirkulasi. Mekanisme yang pasti dari proses ini belum diketahui secara pasti, walaupun telah diketahui bahwa 1,25(OH)2D akan meningkatkan produksi dan aktifitas CABP, fosfatase alkali, ATPase, brush-border actin, kalmodulin dan brush-border protein. CABP merupakan protein utama yang berperan pada fluks Ca melalui mukosa gastrointestinal.Di tulang, 1,25(OH)2D akan menginduksi monocytic stem cells di sumsum tulang untuk berdiferensiasi menjadi osteoklas. Setelah berdifirensiasi menjadi osteoklas, sel ini akan kehilangan kemampuannya untuk bereaksi terhadap 1,25(OH),D. Aktifitas osteoklas akan diatur oleh 1,25(OH)2D secara tidak langsung, melalui osteoblas yang menghasilkan berbagai sitokin dan hormon yang dapat mempengaruhi aktifitas osteoklas. 1,25(OH)2D juga akan meningkatkan ekspresi fosfatase alkali, osteopontin dan osteokalsin oleh osteoblas. Pada proses mineralisasi tulang, 1,25(OH)2D berperan menjaga konsentrasi Ca dan P didalwn cairan ekstraseluler, sehingga deposisi kalsium hidroksiapatit pada matriks tulang akan berlangsung dengan baik.Di ginjal, 1,25(OH)2D, melalui VDR-nya berperan mengatur sendiri produksinya melalui umpan-balik negatif produksinya dan menginduksi metabolisms hortnon ini menjadi asam kalsitroat yang inaktif dan larut didalam air. Beberapa jaringan dan sel lain yang bersifat nonkalsemik, juga diketahui memiliki VDR, misalnya sel tumor. Paparan 1,25(OH)2D pada sel tumor yanc, memiliki VDR, akan menurunkan aktifitas proliferasinya dan juga diferensiasinya. Walaupun demikian, penggunaannya sebagai obat kanker tidak menunjukkan hasil yang memuaskan.

G. Fisiologi Penyembuhan TulangDalam memberi asuhan keperawatan system musculoskeletal perlu mengetahui fase-fase pnyebuhan tulang yang telah mengalami kerusakan akibat suatu trauma/patah tulang. Ketika tulag mengalami cidera, fragmen tulang tidak hanya ditambal dengan jaringan parut, namun tulang sendirin akan mengalami regenerasi secara bertahap. Tahapan penyembuhan tulang meliputi fase inflamasi, fase proliferasi sel, fase pembentukan dan penulangan kalus (osifikasi), dan fase remodeling menjadi tulang matur.Penyembuhan pada tulang panjang. Tahap 1. Segera setelah terjadi patah tulang, terbentuk bekuan darah dalam subperiosteum dan jaringan lunak. Tahap 2: fase inflamasi, neovaskulariasi, dan awal pengaturan bekuan darah. Tahap 3: fase reparasi, pembentukan kalus kartilago dan jaring-jaring tulang dekat tempat patah tulang. Tahap 4: fse remodeling, korteks mengalami revitalisasi.1. InflamasiDengan adanya patah tulang, tubuh mengalami respons yang sama dengan bila ada cidera dilain tempat dalam tubuh. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cedera dan terjadi pembentukkan hematoma pada tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cedera kemudian dan diinvasi oleh makrofag (sel darah putih besar), yang akan membersihkan daerah tersebut. Terjadi inflamasi, pembengkakkan, dan nyeri. Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan berkurangnya pembengkakakkan dan nyeri.

2. ProliferasiDalam waktu sekitar 5 hari, hematoma akan mengalami organisasi. Terbentuk benang-benang fibrin dalam jendelan darah, membentuk jaringan untuk revaskulerisasi, dan terjadi invasi fibroblast dan osteoblas.Fibroblast dan osteoblas (berkembang dari osteosit, sel endosteum, dan sel periosteum) akan memghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrosa dan tulang rawan. Dari periosteum, tampak pertumbuhan melingkar.

3. Pembentukkan kalusPertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai celah terhubungkan. Fragmen patahan tulangdigabungkan dengan jaringan fibrosa, tulang rawan, dan tulang rawan imatur. Bentuk halus dan volume yang dibutuhkan untuk menghubungkan defek secara langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu waktu 3 sampai 4 minggu agar fragmn tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrosa. Secara klinis, fragmen tulang tidak bisa lagi digeserkan.OsifikasiPembentukkan kalus mulai mengalami penulangan dalam 2 sampai 3 minggu patah tulang melalui proses penulangan endokondral. Mineral terus-menerus ditimbun sampai tulang benar-benar telah bersatu dengan keras. Permukaan kalus tetap bersifat elektronegatif. Pada patah tulang panjang orang dewasa normal, penulangan memerlukan waktu 3 sampai 4 bulan.

4. RemodelingTahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengembalian jaringan mati dan reorganisasi tulang baru ke susunan structural sebelumnya. Remodeling memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun-tahun bergantung pada beratnya modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, kasus yang melibatkan tulang kompak dan kanselus serta stress fungsional pada tulang. Tulang kanselus mengalami penyembuhan dan remodeling lebih cepat dari pada tulang kortikal kompak, khususnya pada titik kontak langsung. Ketika remodeling telah sempurna, muatan permukaan patah tulang tidak lagi negative.Proses penyembuhan tulang dapat dipantau dengan pemeriksaan sinar-x. Imobilisasi harus memadai sampai tampak tanda-tanda adanya kalus pada gambaran sinar-x.

H. Asuhan Keperawatan Sistem Muskuloskeletal1. Pengkajian a. Pengkajian umum:Data tentang kemampuan pergerakan, adanya ketidaknyamanan dan abnormalitas yang mencolok, dan adanya gerakan involuntary. Observasi gaya berjalan dan gerakan yang disengaja untuk koordinasi dan kecepatan catat postur dan posisi badan identifikasi penggunaan alat bantu seperti tongkat, walker, dll.

b. Riwayat Keperawatan Keluhan utama (nyeri, kelemahan, sensasi yang abnormal, dan ketidaknyamanan selama pemeriksaan fisik).Bantu klien untuk mendeskripsikan gejala seperti nyeri, kekakuan, kejang1) Identifikasi bersama-sama masalah kesehatan, praktek mempertahankan kesehatan termasuk pengobatan, dan allergi 2) Catat hal-hal yang dapat mempengaruhi gangguan musculoskeletal seperti gaya hidup, interaksi dalam keluarga, status ekonomi keluarga 3) Kaji persepsi pasien yang berhubungan dengan masalah kesehatan 4) Evaluasi kemampuan pasien untuk belajar.

c. Pemeriksaan Fisik Pengumpulan data tentang kondisi system dan kemampuan fungsional diperoleh melalui inspeksi, palpasi dan pengukuran.1) Skeletal a) Catat penyimpangan dari structur normal defrmitas tulang, perbedaan panjang, bentuk, amputasi b) Identifikasi pergerakan abnormal dan krepitasi 2) Sendi a) Identifikasi bengkak yang dapat menunjukkan adanya inflamasi atau effuse b) Catat deformiotas yang berhubungan dengan kontraktur atau dislokasi c) Evaluasi stabilitas yang mungkin berubah d) Gambarkan ROM baik aktif maupun pasif 3) Otota) Inspeksi ukuran dan contour otot b) Kaji koordinasi gerakan c) Palpasi tonus otot d) Kaji kekuatan otot baik dengan evaluasi sepintas dengan jabat tangan atau dengan mengukur skala criteria yaitu 0 untuk tidak ada kontraksi sampai 5 = normal ROM dapat melawan penuh gaya gravitasi e) Ukur lingkar untuk mencatat peningkatan pembengkakan atau perdarahan atau pengecilan karena atropi f) Identifikasi klonus yang abnormal 4) Neurovaskuler a) Kaji ststus sirkulasi pada extremitas dengan mencatat warna kulit, suhu, nadi perifer, capillary refill, nyeri b) Kaji status neurology c) Tes reflek d) Catat penyebaan rambut dan keadaan kuku 5) Kulit a) Inspeksi truma injury (luka, memar) b) Kaji kondisi kronis (dermatitis, stasis ulcer)

d. Evaluasi Diagnostik 1) Radiologi dan imaging studies a) X-ray Pada tulang: Mengetahui densitas, texture, erosion, dan perubahan sambungan.Pada cortex: Mengetahi pelebaran, penyempitan, irregularity Pada sendi:Menunjukkan cairan, irregularity, formasi, penyempitan, perubahan contour sendi b) Tomogramc) Computed tomogram d) Bone scane) Arthrogram f) Myelogram g) Discogram 2) Pemeriksaan sendi a) Arthrocentesis : aspirasi cairan sinovial untuk tujuan pemeriksaan dengan menggunakan jarum b) Arthroscopy 3) Otot dan saraf a) Electromyography b) Nerve conduction velocities 4) Laboratorium 5) Biopsy tulang, densitometry

2. Diagnosa Keperawatan Yang berhubungan dengan musculoskeletal a. Nyeri b/d disfungsi otot atau skeletal b. Gangguan mobilitas c. Koping yang tidak effective d. Potensial injury (membahayakan neuromuskuler seperti compartment syndrome) b/d penekanan yang kuat, injury, ischemia perifer akibat pemasangan gips yang terlalu kuate. Potensial kegagalan sirkulasi perifer dan fungsi syaraf b/d peningkatan tekanan pada jaringan f. Gangguan psikologis (cemas)

3. Intervensia. Tinggikan ekstremitas untuk mengurangi edema.b. Ubah posisi untuk memindahkan titik tekanan.c. Beri kompres hangat.d. Beri analgetik untuk mengurangi nyeri.

4. IMPLEMENTASIa. Meninggikan ekstremitas untuk mengurangi edema.b. Mengubah posisi untuk memindahkan titik tekanan.c. Memberi kompres hangat.d. Memberi analgetik untuk mengurangi nyeri.

5. EVALUASI Hasil yang diharapkan.a. Melaporkan berkurangnya nyeri.b. Memperlihatkan kemampuan mobilitas fisik.c. Menyebutkan peningkatan tingkat kenyamanan.d. Menunjukkan mobilitas yang meningkat

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanSistem musculoskeletal merupakan salah satu system tubuh yang sangat berperan terhadap fungsi pergerakan dan mobilitas seseorang. Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih25% Berat Badan, dan otot menyususn kurang lebih 50%. Kesehatan dan baiknya fungsi sistem muskuloskeletal sangat tergantung pada sistem tubuh yang lain. Struktur tulang memberi perlindungan terhadap organ vital, termasuk otak, jantung,dan paru.Kalsium memegang 2 peranan fisiologik yang penting didalam tubuh. Didalam tulang, garam-garam kalsium berperan menjaga integritas struktur kerangka, sedangkan didalam cairan ekstraseluler dan sitosol, Ca 2+ sangat berperan pada berbagai proses biokimia tubuh.Fungsi utama vitamin D adalah menjaga homeostasis kalsium dengan cara meningkatkan absorpsi kalsium di usus dan mobilisasi kalsium dan tulang pada keadaan asupan kalsium yang inadekuat.Penyembuhan pada tulang panjang. Tahap 1. Segera setelah terjadi patah tulang, terbentuk bekuan darah dalam subperiosteum dan jaringan lunak. Tahap 2: fase inflamasi, neovaskulariasi, dan awal pengaturan bekuan darah. Tahap 3: fase reparasi, pembentukan kalus kartilago dan jaring-jaring tulang dekat tempat patah tulang. Tahap 4: fase remodeling, korteks mengalami revitalisasi.

B. SaranUntuk mencegah terjadinya gangguan pada sistem muskuloskeletal, maka pembaca harus dapat memahami tentang struktur dan fungsi sistem tersebut. Agar tidak terjadi komplikasi, maka pembaca harus lebih meningkatkan derajat kesehatannya dengan pola hidup sehat.

DAFTAR PUSTAKA

A.Price, Sylvia .1995 .Patofisiologis Konsep Klinis Proses Penyakit .Jakarta : EGC C.Smeltzer, Suzzane .2001 . Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah .Jakarta : EGCMuttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta. EGC