2008 (full)

13
1.EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN O l e h Tim Peneliti *) I N T I S A R I Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu teknologi proses ekstraksi minyak sereh dapur yang berkualitas dan bernilai ekonomis (sebagai bahan flavor) serta menentukan kondisi optimum proses yang menghasilkan kuantitas dan kualitas minyak sereh dapur dengan metode ekstraksi menggunakan sistem penyulingan uap melalui pengamatan rendemen dan analisis mutu produk. Pelaksanaan penelitian terdiri dari dua tahap yaitu tahap pendahuluan (skala laboratorium) dan tahap lanjutan (skala Industri Kecil dan Menengah) Variabel penelitian meliputi umur tanaman (4, 6 dan 8 bulan) dan waktu proses (3, 4, 5 dan 6 jam). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan rendemen dan analisis mutu produk sesuai SNI Minyak Sereh Nomor 06-3953-1995. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perolehan persentase rendemen minyak sereh dapur tertinggi diperoleh pada bagian tanaman berupa daun baik pada perlakuan basah (tanpa penjemuran) dan kering (dengan penjemuran) yaitu masing-masing sebesar 0,52% dan 1,9%. Persentase rendemen minyak sereh dapur tertinggi diperoleh pada waktu proses selama 3 jam dengan umur tanaman sereh 8 bulan yaitu sebesar 0,62%. Hasil pengujian mutu produk minyak sereh dapur pada kondisi terbaik yaitu warna kuning kecoklat-coklatan; indeks bias 1,4843; bobot jenis 0,898; kadar sitronelal 22,1% serta total geraniol 73,12%. Dari hasil analisa GC-MS diketahui minyak sereh dapur mengandung komponen kimia yaitu limonene, m-heptane, sitronellal, linolal, linalil asetat, kasiofillen, sitronelal asetat, geranil format, sitronelol, nerol, geraniol, elemol, iso-euganol, fornessol. Hasil uji organoleptik pada produk aplikatif minyak sereh dapur yaitu terhadap produk pangan dan minuman berupa nasi uduk, minuman hangat dan dingin memberikan respon yang cukup baik dari para panelis.

Transcript of 2008 (full)

Page 1: 2008 (full)

1.EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN

O l e h

Tim Peneliti *)

I N T I S A R I

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu teknologi proses ekstraksi minyak

sereh dapur yang berkualitas dan bernilai ekonomis (sebagai bahan flavor) serta menentukan

kondisi optimum proses yang menghasilkan kuantitas dan kualitas minyak sereh dapur dengan

metode ekstraksi menggunakan sistem penyulingan uap melalui pengamatan rendemen dan

analisis mutu produk.

Pelaksanaan penelitian terdiri dari dua tahap yaitu tahap pendahuluan (skala

laboratorium) dan tahap lanjutan (skala Industri Kecil dan Menengah) Variabel penelitian

meliputi umur tanaman (4, 6 dan 8 bulan) dan waktu proses (3, 4, 5 dan 6 jam). Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan rendemen dan analisis mutu produk

sesuai SNI Minyak Sereh Nomor 06-3953-1995.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perolehan persentase rendemen minyak sereh

dapur tertinggi diperoleh pada bagian tanaman berupa daun baik pada perlakuan basah (tanpa

penjemuran) dan kering (dengan penjemuran) yaitu masing-masing sebesar 0,52% dan 1,9%.

Persentase rendemen minyak sereh dapur tertinggi diperoleh pada waktu proses selama 3 jam

dengan umur tanaman sereh 8 bulan yaitu sebesar 0,62%. Hasil pengujian mutu produk minyak

sereh dapur pada kondisi terbaik yaitu warna kuning kecoklat-coklatan; indeks bias 1,4843;

bobot jenis 0,898; kadar sitronelal 22,1% serta total geraniol 73,12%. Dari hasil analisa GC-MS

diketahui minyak sereh dapur mengandung komponen kimia yaitu limonene, m-heptane,

sitronellal, linolal, linalil asetat, kasiofillen, sitronelal asetat, geranil format, sitronelol, nerol,

geraniol, elemol, iso-euganol, fornessol. Hasil uji organoleptik pada produk aplikatif minyak

sereh dapur yaitu terhadap produk pangan dan minuman berupa nasi uduk, minuman hangat

dan dingin memberikan respon yang cukup baik dari para panelis.

Page 2: 2008 (full)

2

*) Tim Peneliti berdasarkan Surat Keputusan Kepala Balai Riset dan Standardisasi Industri

Banda Aceh, No. 06/BPPI/BRS-BA/SK/I/2008 Tanggal 02 Januari 2008, terdiri dari :

Fitiriana Djafar, S.Si; Hidayati; Sulaiman A.; Faridah Hs.; Jufri; Dahlan Ali; zakaria.

Page 3: 2008 (full)

3

2.EKSTRAKSI MINYAK JAHE DENGAN PELARUT ORGANIK

INTISARI

Oleh

Team Peneliti *)

Penelitian ekstraksi minyak jahe dengan menggunakan pelarut organik dilaksanakan di

Baristand Industri Banda Aceh. Salah satu sifat minyak jahe larut dalam pelarut organik, hal

ini memungkinkan untuk mengekstrak minyak jahe. Penelitian ini dilakukan untuk

membuktikan apakah minyak jahe dapat diekstrak dengan pelarut organik, bila hal ini berhasil

maka akan dapat mempersingkat waktu proses ekstraksi minyak jahe yang pada umumnya

diperoleh melalui metode penyulingan yang membutuhkan waktu berkisar 14-16 jam. Adapun

variabel perlakuan pada penelitian ini merupakan faktor-faktor yang berpengaruh pada suatu

proses ekstraksi yang meliputi: ukuran partikel jahe (16, 32, dan 60 mesh), rasio bahan dan

pelarut (1:6 dan 1:8), suhu ekstraksi (40, 50, dan 60 oC) serta waktu ekstraksi (2, 4, dan 6

jam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum diperoleh pada proses ekstraksi

minyak jahe dengan ukuran partikel 32 mesh, rasio bahan dan pelarut 1:8, serta waktu proses

selama 4 jam, dengan perolehan rendemen 10,21%, berwarna coklat kehitaman dan

berwujud kental. Analisa mutu lainnya dilakukan dengan berpedoman kepada SNI Minyak

Jahe No. 06-1312-1998, dengan hasil: bobot jenis =1,032, indeks bias pada 25oC = 1,4932,

bilangan asam = 32,03 mg KOH/g, bilangan ester = 46,16 mg KOH/g serta analisa sidik jari

menunjukkan kandungan komponen tertinggi adalah Zingiberene sebesar 19,97%.

*)Tim Litbang Ekstraksi Minyak Jahe dengan Pelarut Organik berdasarkan SK

Kepala Balai Riset dan Standarisasi Industri Banda Aceh. Nomor :

05/BPPI/BRS-BA/SK/I/2008/Tanggal 02 Januari 2008

Page 4: 2008 (full)

4

3. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAN PERALATAN PENGERING VAKUM (VACUUM

DRYING) UNTUK PEMBUATAN

HERBAL TEA

Oleh: Tim peneliti*)

INTISARI

Herbal tea adalah suatu minuman yang dibuat dari bahan tumbuhan-daun, rimpang,

daging buah, bunga, dan kulit kayu-yang penyajiannya dicelupkan atau cukup direndam 3-5

menit dengan air panas. Walaupun disebut "teh", herbal tea sebenarnya tidak mengandung

daun dari tanaman teh (Camellia sinensis). Herbal tea merupakan produk minuman teh, bisa

dalam bentuk tunggal atau campuran aneka jenis tanaman herbal. Selain dikonsumsi sebagai

minuman biasa, herbal tea juga dikonsumsi sebagai minuman yang berkhasiat terutama untuk

meningkatkan kesehatan. Untuk membuat herbal tea diperlukan beberapa proses, salah

satunya adalah proses pengeringan. Selama ini proses pengeringan dilakukan dengan oven

pengering pada tekanan atmosfir, namun penggunaan oven pengering mempunyai beberapa

kelemahan karena umumya suhu pengeringan sangat tinggi yaitu diatas 80 0C, suhu yang tinggi

tersebut akan membuat kandungan vitamin dan gizi, serta zat-zat lainnya yang terkandung

dalam bahan tersebut akan rusak, selain itu pengeringan pada tekanan atmosfir akan merubah

warna dan tekstur bahan sehingga akan mengurangi hasil akhir yang lebih alami. Untuk itu

perlu dikembangkan cara lain dalam pengeringan bahan herbal tea, salah satu caranya adalah

dengan pengeringan pada suhu dan tekanan rendah sehingga akan menghasilkan herbal tea

kering yang bermutu baik tanpa merusak kandungan dan zat-zat lainnya yang ada didalam

bahan tersebut. Pengeringan vakum merupakan suatu cara pengeringan bahan dalam ruangan

yang tekanannya lebih rendah dari pada tekanan udara atmosfir. Pengeringan dapat dilakukan

dalam waktu yang lebih singkat walaupun pada suhu yang lebih rendah dari pada pengeringan

dengan oven pada tekanan atmosfir. Dengan tekanan uap air dalam udara yang lebih rendah,

maka air pada bahan akan menguap pada suhu yang lebih rendah (Astuti, 2007).

Kata kunci: Tanaman herbal, herbal tea, pengering vakum, kadar air.

Page 5: 2008 (full)

5

Alat Pengering Vakum Pedal Sealer

Page 6: 2008 (full)

6

Teh Herbal Rosella Daun Salam Kering

Page 7: 2008 (full)

7

4. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PROSES DISTILASI MINYAK NILAM SISTEM

BERTINGKAT

Oleh :

Tim Peneliti

INTISARI

Penelitian mengenai Pengembangan Teknologi Proses Distilasi Minyak Nilam Sistem

Bertingkat telah dilakukan pada Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh Tahun

Anggaran 2008. Penelitian ini dikembangkan karena Aceh merupakan salah satu penghasil

minyak nilam terbesar di Indonesia, dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan

minyak nilam yang dihasilkan dari daerah lain. Akan tetapi, minyak nilam hasil penyulingan

rakyat ini masih terkendala pada mutunya, yaitu kadar patchouli alkohol yang masih belum

memenuhi SNI 06-2388-2006. Untuk meningkatkan kadar patcouli alkohol dapat dilakukan

dengan proses distilasi fraksinasi menggunakan kolom isian pada kondisi vakum. Pada

penelitian ini dilakukan beberapa perlakuan dengan memvariasikan tekanan, temperatur dan

waktu distilasi. Tekanan yang digunakan adalah 150 mbar, 180 mbar dan 200 mbar.

Temperatur yang digunakan adalah 1300C, 1400C dan 1500C. Dan waktu distilasi selama 2 jam

dan 3 jam. Variabel tetap yang digunakan dalam penelitian ini adalah volume minyak nilam

sebanyak 250 ml dan tinggi kolom isian 30 cm dan jenis bahan isian adalah raschigring.

Minyak nilam sebelum proses distilasi dilakukan pengujian, demikian juga minyak nilam yang

telah mengalami proses distilasi terhadap warna, densitas, indeks bias, kelarutan dalam

alkohol, bilangan asam, bilangan ester dan kadar patchouli alkohol, dan dibandingkan dengan

SNI 06-2388-2006. Kondisi distilasi optimum diperoleh pda kondisi tekanan 150 mbar,

temperatur 1500C dan waktu distilasi selama 3 jam, dengan hasil pengujian adalah warna coklat

tua, densiti 0,9611 g/cm3, indeks bias 1,5074, kelarutan dalam alkohol 1 : 4, bilangan asam

5,7129, bilangan ester 18,9073 dan kadar patchouli alkohol 29,67931%, dimana hasil ini hampir

mendekati seperti yang dipersyaratkan dalam SNI 06-2388-2006. Demonstrasi lapangan

dilakukan di Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Bireuen, diikuti oleh beberapa masyarakat

umum, perguruan tinggi dan Dinas Perindagkop cukup mendapat perhatian dan mereka

mengharapkan adanya pengembangan untuk proses penyulingan minyak nilam dan

perkebunan nilam.

Page 8: 2008 (full)

8

Kata kunci : distilasi bertingkat, minyak nilam

Tim Peneliti berdasarkan Surat Keputusan Kepala Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda

Aceh, Nomor : 06/BPPI/BRS-BA/SK/I/2008, Tanggal 05 Januari 2008, terdiri dari Cut Marina,

ST, Syarifuddin, Zafrullah, S. TP, Muhammadan, Rio Junaidy, Zulkifli, Rifki, Syahrizal Bahtar

dan Tawazuddin.

5.PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK SEREH WANGI SEBAGAI BAHAN

PEMBASMI KUMAN

O l e h

Tim Peneliti *)

I N T I S A R I

Tujuan Penelitian dan Pengembangan Produk Sereh Wangi Sebagai Bahan

Pembasmi Kuman ini adalah untuk meningkatkan produk sereh wangi sebagai bahan

pembasmi kuman yang berbahaya bagi kesehatan manusia serta untuk mencari teknik terbaik

dalam formulasi dan nalisa microorganisme sebagai bahan pembasmi kuman agar doiperoleh

nilai tambah yang akhirnya dapat membantu masyarakat produksi sereh wangi dalam

menoptimalkan produk bahan pembasmi kuman dengan menggunakan bahan aktih

etakridin/rivanol dan formaldehie/formalin serta bahan pengisi yaitu : CMC, , VCO, NaOH dan

air. Perlakuan percobaan yang dikukan dengan pengujian mutu minyak sereh wangi dan

produk bahan pembasmi kuman di Laboratorium dengan pengolahan sesuai Rancang Acak

Lengkap Faktorial yaitu dua faktor perlakuan, yaitu: konsentrasi Formalin (A) dan faktor

konsentrasi Rivanol (B) sehingga diperoleh dua puluh tujuh kali percobaan. Formulasi dengan

tingkat jumlah kematian kuman yang terbaik pada perlakuan penambahan bahan aktif formalin

pada konsentrasi 0,00 gram; 0,25 gram; 0,50 gram dengan bahan aktif rivanol pada

Page 9: 2008 (full)

9

konsentrasi 0,25 gram; 0,50 gram sangat efektif untuk membasmi kuman . Hasil uji total

bakteri untuk mengetahui efektif daya bunuh kuman dari minyak sereh wangi terhadap kuman

dengan data pengujian menunjukkan bahwa persentase jumlah kematian kuman terendah

dijumpai pada perlakuan tanpa pemberian bahan aktif formalin maupun rivanol (A0B0) yaitu

sebesar 37 %. Sedangkan jumlah kematian kuman tertinggi dijumpai pada beberapa

perlakuan interaktif bahan aktif formalin dengan rivanol yaitu: 0,00 gram formalin dengan 0,50

gram rivanol (A0B2), 0,25 gram formalin 0,50 gram rivanol (A1B2), 0,50 gram formalin dengan

0,50 gram rivanol (A2B2) masing-masing sebesar 100%. tanpa pemberian.

Kata kunci : Sereh wangi, pembasmi kuman, rivanol dan formalin

*) Tim Peneliti berdasarkan Surat Keputusan No. 05/BPPI/BRS-BA/SK/I/2008, tanggal 2

Januari 2008, terdiri dari : Nurbaiti; Abdul Thalib, S.TP.; Deliana. M.; Sri Murlina; Hasnawi;

Yusnidar dan M. Jamil.

Page 10: 2008 (full)

10

Kegiatan formulasi produk dari minyak sereh wangi sebagai bahan pembasmi kuman

Formulasi minyak sereh wangi di

Laboratorium Proses

Formulasi minyak sereh wangi dengan

penambahan bahan pengisi NaOH,

CMC dan Air di Laboratorium Proses

Formulasi minyak sereh wangi dengan

penambahan bahan aktif rivanol dan

formaldehide laboratorium proses

Diskusi antar personil tim tentang

formulasi minyak sereh wangi

laboratorium proses

Page 11: 2008 (full)

11

Lampiran 6. Analisa mutu minyak sereh wangi sebagai bahan pembasmi kuman

Formulasi …… di lab proses

Lampiran 7. Analisa total bakteri pada produk pembasmi kuman minyak sereh wangi

Pemeriksaan mutu minyak sereh

wangi di laboratorium kimia

Pemeriksaan produk pembasmi kuman

minyak sereh wangi di laboratorium

micro

Pemeriksaan mutu minyak sereh

wangi di laboratorium kimia

Pemeriksaan produk pembasmi

kuman minyak sereh wangi di

laboratorium micro

Page 12: 2008 (full)

12

Produk hasil formulasi pembasmi

kuman minyak sereh wangi di

laboratorium micro

Pemeriksaan produk pembasmi

kuman minyak sereh wangi di

laboratorium micro

Pemeriksaan produk pembasmi

kuman minyak sereh wangi di

laboratorium micro

Pemeriksaan produk pembasmi

kuman minyak sereh wangi di

laboratorium micro

Page 13: 2008 (full)

13

6.EKSTRAKSI BUNGA KENANGA DENGAN MENGGUNAKAN PELARUT LEMAK

I N T I S A R I

Oleh

Team Peneliti *)

Penelitian ekstraksi bunga kenanga dengan menggunakan pelarut lemak merupakan suatu

penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan minyak atsiri dari bahan baku bunga kenanga

dengan cara absorbsi lemak padat, dalam keadaan dingin (tanpa adanya pemanasan). Hal ini

dilakukan karena minyak dari bunga bila diambil minyaknya dengan cara penyulingan atau

ekstraksi dengan pelarut, hanya akan mendapatkan hasil yang sedikit. Penelitian ini diawali

dengan penelitian pendahuluan yaitu dengan mencobakan metode ekstraksi menggunakan

pelarut organik (n-Heksan dan Etanol). Untuk ekstraksi lemak padat menggunakan media

shortening nabati dan shortening hewani dengan ketebalan 3mm dan waktu penyerapan 36

jam. Lemak yang telah jenuh dengan wangi bunga dikombinasikan dengan jumlah pelarut

etanol (rasio 1:1; 1:2; 1:3 bagian dan waktu 15; 30; 45 menit). Hasil uji Kromatografi Gas

menunjukkan bahwa Komponen linalool tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan A2B2 (rasio

pamade 1:2 dan waktu 30 menit), yaitu 8,84%, komponen geraniol tertinggi terdapat pada

kobinasi perlakuan yang sama A2B2 yaitu 9,41%, komponen caryophylene tertinggi terdapat

pada kombinasi perlakuan A2B3 (rasio 1:3 dan waktu 45 menit), yaitu 5,75%, komponen neryl

acetate tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan A2B2 ( rasio 1:2 dan waktu 30 menit), yaitu

5,71%, dan terpinolene terdapat pada kombinasi A1B2 (rasio 1:2 dan waktu 30menit), yaitu

4,52%.

Kata Kunci : enfleurasi, etanol, minyak kenanga, shortening

*)Tim Peneliti berdasarkan Surat Keputusan Kepala Baristand Industri Banda Aceh, Nomor :

05/BPPI/BRS-BA/SK/I/2008, Tanggal 02 Januari 2008 terdiri dari: Nurlaila, Lien Halimah,

Erdiyatie, Ellysa, Wawan Wahyu, Gusrawani, Khairuddin, Endang.