Makalah Sistem Informasi Manufaktur 2013 Full

71
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR MAKALAH Disusun oleh :  Nama : Teddy Novanda  Nim : 2010301016 Prodi : Manajemen Informatika POLITEKNIK SURABAYA SURABAYA 2013

Transcript of Makalah Sistem Informasi Manufaktur 2013 Full

  • SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

    MAKALAH

    Disusun oleh :

    Nama : Teddy Novanda

    Nim : 2010301016

    Prodi : Manajemen Informatika

    POLITEKNIK SURABAYA

    SURABAYA

    2013

  • i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melinpahkan

    rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

    Tujuan utama dibuatnya makalah ini adalah untuk memahami seluk beluk

    sistem informasi manufaktur. Apa saja yang ada di dalamnya dan bagaimana

    mengolah sumber informasi sehingga bisa digunakan sebagai alat pendukung

    keputusan.

    Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan

    mata kuliah Sistem Informasi Manufaktur .

    Saya sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.

    Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun yang nantinya dapat digunakan

    untuk menyempurnakan makalah ini sangat saya harapkan.

    Surabaya, September 2013

    Penulis

  • ii

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar........................................................................................................i

    Daftar Isi.................................................................................................................ii

    BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

    1.1 Latar Belakang......................................................................................1

    1.2 Tujuan...................................................................................................1

    BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................3

    BAB III INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER......................................5

    3.1 Siklus hidup produk..............................................................................5

    3.2 Material Requirement Planning (MRP)..............................................31

    3.3 Penjadwalan........................................................................................35

    3.4 Definisi komputer...............................................................................50

    BAB IV KESIMPULAN......................................................................................66

    4.1 Kesimpulan..........................................................................................66

    4.2 Saran....................................................................................................67

    DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................68

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sistem Informasi Maufaktur merupakan mata kuliah wajib yang

    diajarkan kepada mahasiswa pada jurusan Manajemen Informatika Politeknik

    Surabaya.

    Pada era modern ini seluruh kegiatan produksi di suatu perusahaan

    tidak bisa lepas dari yang namanya Material Requirement Planning (MRP). Tidak

    bisa dipungkiri bahwa MRP sangat membantu segala jenis kegiatan pengusaha

    dalam menjalankan usahanya.

    Dengan semakin berjalannya waktu maka perkembangan MRP juga

    semakin pesat. Dan perencanaan MRP yang tepat akan mampu membawa

    perusahaan kepada kesuksesan. Untuk tujuan itulah makalah ini dibuat, supaya

    membantu mahasiswa memahami dan mengerti tentang Sistem Informasi

    Manufaktur.

    1.2 Tujuan

    Tujuan yang ingin dicapai dengan dibuatnya makalah ini adalah

    sebagai berikut :

  • 2

    Mahasiswa mengerti dan mampu menjelaskan tentang pengertian dan

    ruang lingkup Sistem Informasi Manufaktur

    Mahasiswa dapat memahami tentang MRP dan penerapannya.

    Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang faktor-faktor

    pembuat keputusan berdasarkan MRP.

  • 3

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Di dalam hidup sehari-hari kita banyak melihat barang dan jasa yang

    diperjualbelikan dan dikonsumsi oleh masyarakat. Barang dan jasa tersebut ada

    yang langsung dikonsumsi oleh konsumen akhir atau diolah kembali untuk

    menjadi produk lain, sehingga output suatu produsen menjadi input bagi produsen

    lain. Jumlah barang dan jasa tersebut sangat bervariasi dalam volume/kuantitas,

    kualitas, model, ukuran, dan jenis.

    Hal penting bagi kita ialah bahwa barang dan jasa tersebut tidak menjelma

    dengan sendirinya, ini berarti memerlukan suatu usaha atau kegiatan untuk

    menciptakan barang dan jasa tersebut. Penciptaan barang dan jasa tersebut

    dimungkinkan tercipta melalui suatu kegiatan produksi dengan

    mentransformasikan faktor-faktor produksi melalui suatu sistem produksi.

    Faktor-faktor produksi yang ditransformasi tersebut meliputi manusia, bahan

    baku, modal, metode atau dikenal istilah 4M.

    Peranan manajemen ialah mengkombinasikan faktor-faktor produksi tersebut

    sedemikian rupa, sehingga produk yang tercipta sesuai dengan prinsip efisiensi

    dan efektivitas. Manajer produksi dapat dengan mudah mencapai sasaran atau

    tujuan perusahaan tersebut dengan menggunakan skill melalui proses manajemen

  • 4

    dengan memperhatikan fungsi-fungsi manajemen (planning, organizing,

    actuating, contolling/ POAC).

    Untuk menciptakan produk yang benar-benar sesuai dengan selera dan

    kebutuhan atau keinginan konsumen, manajer harus dapat memadukan dukungan

    kualitas yang baik dengan perolehan keuntungan yang maksimal, sehingga dapat

    menjamin kelangsungan hidup perusahaan untuk selalu berkembang. Hal ini

    sangat mungkin dicapai apabila seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan dimulai

    dengan rencana kerja atau rencana produksi yang matang. Suatu kegiatan yang

    dimulai dengan perencanaan yang kurang baik akan sangat berpengaruh pada

    hasil akhir yang akan diperoleh.

    Beberapa definisi Manajemen Operasional (MO) merupakan suatu ilmu yang dapat

    diterapkan pada berbagai jenis bidang usaha seperti rumah sakit, perguruan tinggi, pabrik

    garmen, dan lain-lain, mengapa demikian ? Karena jenis usaha seperti yang disebutkan

    diatas menghasilkan produk yang bisa berupa barang maupun jasa, yang mana untuk

    kegiatan proses produksinya yang efektif dan efisien memerlukan berbagai konsep,

    peralatan serta berbagai cara mengelola operasinya yang akan secara singkat dipaparkan

    dalam modul ini.

  • 5

    BAB III

    SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

    SIKLUS HIDUP PRODUK

    3.1 Product Life Cycle

    Siklus hidup produk (Product Life Cycle PLC) adalah konsep penting yang

    memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk.

    Sebagian besar pembahasan PLC menggambarkan sejarah penjualan produk

    umum yang mengikuti kurva berbentuk kurva. Kurva ini umumnya dibagi

    menjadi 4 tahap :

    1. Perkenalan (Introduction) : suatu periode pertumbuhan penjualan yang

    lambat saat produk itu diperkenalkan kepasar. Pada tahap ini tidak ada

    laba, karena besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperkenalkan

    produk.

    2. Pertumbuhan (Growth) : suatu periode penerimaan pasar yang cepat dan

    peningkatan laba yang besar.

    3. Kedewasaan (Maturity) : suatu periode penurunan dalam pertumbuhan

    penjualan karena produk itu telah diterima sebagian besar pembeli

    potensial. Laba stabil atau menurun karena peningkatan pengeluaran

    pemasaran untuk mempertahankan produk dari persaingan.

  • 6

    4. Penurunan (Decline) : periode saat penjualan menunjukkan arah menurun

    atau laba menipis.

    Volume penjualan

    Introduction pertumbuhan kedewasaan penurunan

    Waktu

    Strategi pemasaran sepanjang siklus hidup produk:

    1. Tahap perkenalan

    a) Strategi peluncuran cepat : merupakan peluncuran produk baru

    pada harga tinggi dengan tingkat promosi tinggi.

  • 7

    b) Strategi peluncuran lambat : merupakan peluncuran produk baru

    dengan harga tinggi dan sedikit promosi.

    c) Strategi penetrasi cepat : merupakan peluncuran produk baru pada

    harga rendah dengan biaya promosi yang besar.

    d) Strategi penetrasi lambat : merupakan peluncuran produk baru

    dengan harga rendah dan tingkat promosi rendah.

    2. Tahap pertumbuhan

    a) Perusahaan meningkatkan kualitas produk serta menambahkan

    keistimewaan produk baru dan gaya yang lebih baik.

    b) Perusahaan menambahkan model-model baru dan produk-produk

    penyerta.

    c) Perusahaan memasuki segmen pasar baru.

    d) Perusahaan miningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki

    saluran distribusi baru.

    e) Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari

    produk, ke iklan yang membuat orang memilih produk.

    f) Perusahaan menurunkan harga.

    Contoh: Starbucks telah berkembang dari hanya 9 toko menjadi

    ratusan toko yang tersebar di berbagai negara. Kopi pilihan starbucks

    dijual diberbagai tempat seperti bandar udara, mall, dan lain-lain.

    Setelah sukse, starbucks mulai menjual kopi botol, kue-kue dan lain-

    lain.

    3. Tahap kedewasaan

  • 8

    Modifikasi pasar : perusahaan dapat mencoba memperluas pasar untuk

    mereknya yang mapan dengan mengatur dua faktor yang membentuk

    volume penjualan.

    a. Memperluas jumlah pemakai merek

    1. Mengubah orang bukan pemakai

    2. Memasuki segmen pasar baru

    3. Memenangkan pelanggan pesaing

    a. Meningkatkan pemakaian perpemakai

    1. Penggunaan lebih sering

    2. Lebih banyak pemakai per peristiwa

    3. Penggunaan baru yang bervariasi

    Modifikasi produk ; memodifikasi produk dapat dengan cara

    memodifikasikan karakteristik produk melalui peningkatan kualitas,

    peningkatan keistimewaan, dan peningkatan gaya.

    a. Peningkatan kualitas

    b. Peningkatan keistimewaan

    c. Peningkatan gaya.

    Modifikasi bauran pemasaran : Manajer juga mendorong penjualan

    dengan memodifikasi berbagai elemen bauran pemasaran lain.

    Misalnya harga, distribusi, periklanan, promosi penjualan, penjualan,

    pelayanan.

    4. Tahap penurunan

  • 9

    Mengidentifikasi produk lemah : setelah diidentifikasi maka

    perusahaan harus mengambil keputusan, apakah produk tersebut

    diteruskan dengan strategi pemasaran yang baru ataukah harus

    dihentikan produksinya.

    Menentukan strategi pemasaran.

    Keputusan apakah produk akan dihentikan.

    Contoh: ketika Yamaha menguasai 40% dari pasar piano , total

    permintaan menurun 10% pertahunnya, namun perusahaan tidak melepas

    bisnis tersebut melainkan memperhatikan para pelanggan dan produk yanf

    telah ada, dan menemukan fakta bahwa, banyak dari mereka yang tidak

    menguasai instrumen tersebut. Yamaha mengembangkan suatu kombinasi

    dengan merekam pertunjukkan pianis terkenal kedalam piano, sehingga

    pelanggan yang tidak dapat memainkan alat musik, dapat ikut

    menggunakan dan menikmati piano yang ada. Karena pengembangan

    tersebut Yamaha dapat menaikkan pasarnya kembali.

    3.1 Analisa Peluang, Ancaman, Kekuatan dan Kelemahan

    Untuk mencapai tujuan dari perusahaan, maka tiap manajer unit usaha

    harus mengetahui lingkungan-lingkungan yang harus diperhatikan, misalnya

    kemampuan pesaing, perkembangan teknologi, dan lain-lain. Unit usaha harus

    memiliki sistem intelejen pemasaran untuk mengikuti kecenderungan dan

    perkembangan penting yang terjadi, serta menentukan peluang dan ancaman yang

    timbul dari kecenderungan dan perkembangan tersebut. Selain mengetahui

  • 10

    peluang dan ancaman yang terjadi dalam pasar, perlu juga memiliki keahlian yang

    dibutuhkan untuk berhasil dalam peluang tersebut. Setiap unit usaha harus

    mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya secara periodik.

    1. Analisa Lingkungan Eksternal (Peluang dan Ancaman)

    Peluang Pemasaran adalah suatu bidang kebutuhan pembeli dimana

    perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan.

    Peluang dapat digolongkan menurut daya tariknya, dan kemungkinan

    berhasilnya. Kemungkinan sukses perusahaan tergantung pada kekuatan

    usahanya yang tidak hanya harus sesuai dengan persyaratan berhasil dalam pasar

    sasaran tersebut, namun juga harus unggul dari pesaingnya. Perusahaan yang

    paling berhasil adalah perusahaan yang dapat menciptakan nilai pelanggan

    tertinggi dan mempertahankannya dalam jangka panjang.

    Ancaman Lingkungan adalah tantangan akibat kecenderungan atau

    perkembangan yang kurang menguntungkan yang akan mengurangi penjualan dan

    laba jika tidak dilakukan tindakan pemasaran defensif. Ancaman dibagi menurut

    tingkat keseriusan dan kemungkinan terjadinya .

    Apabila manajemen telah berhasil mengidentifikasi ancaman dan peluang

    yang dihadapi unit usahanya ada 4 hasil yang mungkin :

    1. Suatu usaha ideal, adalah yang memiliki peluang utama yang besar dan

    ancaman utama yang kecil.

    2. Suatu usaha spekulatif, adalah yang memiliki peluang utama dan ancaman

    utama yang besar.

  • 11

    3. Suatu usaha matang, adalah yang memiliki peluang utama ancaman utama

    yang kecil.

    4. Suatu usaha bermasalah, adalah yang memiliki peluang utama yang kecil

    dan ancaman utama yang besar.

    1. Analisa Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan)

    Kekuatan adalah semua kemampuan yang dimiliki oleh suatu perusahaan,

    yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain.

    Kelemahan adalah semua kekurangan yang dimiliki suatu perusahaan

    dibandingkan dengan perusahaan lain.

    Setiap unit usaha harus mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya secara

    periodik, untuk berhasil didalam peluang yang ada. Hal ini dapat dilakukan

    dengan cara menggunakan formulir untuk mengkaji kemampuan pemasaran,

    keuangan, produksi, dan organisasi unit usaha dan setiap faktor dinilai apakah

    merupakan kekuatan besar, kekuatan kecil, faktor netral, kelemahan utama, atau

    kelemahan kecil.

    Keseluruhan evaluasi dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

    dinamakan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat).

    Setelah perusahaan melakukan analisa SWOT, ia dapat mengembangkan sasaran

    spesifik untuk suatu periode perencanaan. Tahap dari proses perencanaan

    strategis ini dinamakan perumusan sasaran.

  • 12

    3.3 Distribusi

    Distribusi Fisik

    Produsen fisik dan jasa harus memutuskan cara terbaik untuk menyimpan

    dan memindahkan barang dan jasanya ke pasar tujuan. Mereka perlu

    menggunakan distribusi fisik untuk membantu tugas ini. Produsen mengetahui

    bahwa efektifitas distribusi fisik mereka akan mempunyai pengaruh besar pada

    kepuasan pelanggan dan biaya perusahaan. Sistem distribusi yang jelek dapat

    menghancurkan produk yang sebenarnya bagus.

    A. Sifat Distribusi fisik

    Distribusi fisik melibatkan perencanaan, penerapan, dan pengendalian arus

    bahan dan produk akhir dari titik asal ketitik penggunaan untuk memenuhi

    kebutuhan pelanggan dengan laba. Tujuan distribusi fisik adalah untuk

    mengelola jaringan pasokan, yaitu arus nilai tambah dari pemasok ke pengguna

    akhir:

    Distribusi fisik melibatkan beberapa aktivitas. Yang pertama adalah peramalan

    penjualan, dengan adanya dasar tersebut perusahaan menjadwalkan produksi

    Pemasok Pelanggan Saluran

    perdaganga

    Pengadaan

    Manufaktur distribusi

  • 13

    dan tingkat persediaannya. Perencanaan produksi menunjukkan bahan yang

    harus dipesan departemen pembelian.

    B. Jalur distribusi :

    Bahan tiba dari pengangkutan > memasuki daerah penerimaan > masuk

    persediaan bahan mentah > diubah menjadi barang jadi > masuk persediaan

    bahan jadi > perakitan dan pengemasan > penyimpan > pengiriman.

    Besarnya biaya untuk distribusi adalah 30-40% dari biaya produk. Biaya

    ini lebih tinggi daripada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk iklan

    yang kurang dari 3%, sehingga perusahaan semakin senang jika biaya

    distribusi semakin berkurang. Biaya distribusi semakin rendah, maka harga

    akan menjadi semakin rendah pula.

    Distribusi tidak hanya dalam bentuk biaya saja, tetapi juga merupakan

    alat potensial dalam pemasaran kompetitif. Perusahaan dapat menarik lebih

    banyak pelanggan dengan menawarkan pelayanan yang lebih baik, waktu

    siklus lebih cepat, harga yang lebih rendah dll.

    C. Tujuan Distribusi fisik

    1. Pelayanan pelanggan

    Waktu tunggu penyerahan yang tepat.

  • 14

    Pengamanan terhadap ketidakpastian permintaan.

    Memberikan bermacam barang yang diperlukan.

    2. Efisiensi

    Ongkos transportasi yang minimum.

    Tingkat produksi dari pengisian pesanan.

    Ukuran dan lokasi penyimpanan.

    Akurasi data inventori.

    3. Investasi inventori minimum

    Stok pengaman yang diperlukan minimum.

    Kuantitas pesanan untuk mengendalikan cycle stock menjadi

    minimum.

    D. Pemrosesan Distribusi fisik

    Pemrosesan pesanan disini adalah untuk siklus pemesanan sampai

    pembayaran. Pemrosesan disini meliputi pengiriman pesanan, pemasukan

    pesanan, penjadwalan persediaan dan produksi, pengiriman pesanan dan faktur,

    penerimaan pembayaran. Disini kelihatan fungsi dari komputerisasi, dimana

    dengan bantuan komputer ini semua hal dikerjakan oleh komputer dan dapat

    diselesaikan dalam beberapa detik saja.

  • 15

    3.4 Order Processing

    Order processing adalah langkah pertama dalam sistem distribusi, order

    processing disini berfungsi untuk menerima dan mentransfer informasi tentang

    sales order. Meskipun manajemen seringkali mengabaikan langkah ini, efisiensi

    dari order processing mendukung jalannya aliran produksi. Ketika order

    processing dilakukan dengan cepat dan akurat, order processing dapat

    meningkatkan kepuasan pelanggan, order ulang, dan keuntungan. Secara umum,

    ada 3 tugas yang penting dalam order processing yaitu: order entry, order

    handling, dan order delivery. Order entry dimulai ketika konsumen atau seseorang

    melakukan pemesanan baik dengan menggunakan surat, telephone, atau

    komputer. Pada beberapa perusahaan, pelayanan penjualan menerima order secara

    personal, selain itu juga menangani keluhan, laporan, informasi order. Tugas

    kedua adalah order handling. Ketika ada order masuk, maka akan ditransfer ke

    warehouse, dimana pada warehouse ini ketersediaan produk dicek. Jika ternyata

    barang tersedia maka dilakukan proses penjualan, jika produk tidak tersedia

    dilakukan pengiriman permintaan kebagian produksi. Setelah barang melalui

    proses pengepakan, barang akan dikirim ke konsumen.

    Order Processing dapat dilakukan secara manual ataupun elektronik,

    untuk yang manual biasanya lebih efektif bila dilakukan pada perusahaan yang

    memproduksi dengan volume yang kecil.

    Contoh:

    Wal-Mart dan sekitar 300 suppliernya sekarang menggunakan jaringan

    pemrosesan pesanan secara elektronik. Daripada mengirim nota pesanan yang

  • 16

    biasanya memerlukan waktu antara 5 sampai 10 hari untuk sampai ke tiap-tiap

    supplier dan kemudian harus masuk kedalam sistem yang dimiliki supplier. Wal-

    Mart mengirimkan nota pesanan secara langsung dari pusat pemrosesan datanya

    ke dalam sistem komputer supplier. Hal ini mengurangi waktu pengiriman

    manjadi 3 sampai 5 hari. Dengan sistem pemesanan secara elektronik juga

    mengurangi jumlah total persediaan yang dimiliki oleh Wal-Mart.

    3.5 Materials Handling

    Material handling (perpindahan material) sangat penting dalam

    pengoperasian gudang, dalam hal perpindahan produk dari bagian produksi

    sampai dengan konsumen. Karakteristik dari produk itu sendiri sering

    membedakan bagaimana produk tersebut dipindahkan dan disimpan. Perpindahan

    produk yang berupa cairan dan gas berbeda dengan pengiriman produk yang

    berupa benda padat.

    Contoh:

    Untuk memindahkan BBM, pertamina tidak digunakan truk, atau kereta api,

    karena apabila mengalami kebocoran akan dapat menyebabkan bahaya. Untuk

    memindahkannya biasanya digunakan mobil yang telah dirancang khusus

    sehingga tidak terjadi kebocoran dalam proses pengirimannya.

    Prosedur dalam material handling ini harus meningkatkan penggunaan

    kapasitas dari gudang, mengurangi waktu perpindahan barang, dan meningkatkan

    pelayanan serta kepuasan pelanggan. Sistem pengepakan, pengangkutan dan

  • 17

    pergerakan harus dikoordinasi untuk meminimalkan biaya, namun meningkatkan

    kepuasan pelanggan

    3.6 Warehousing (Penggudangan)

    Fungsi dari penyimpanan adalah mengatasi perbedaan dalam jumlah

    yang diinginkan dan waktunya. Disini perusahaan dapat memutuskan jumlah

    lokasi penyimpanan yang diinginkan, semakin banyak lokasi penyimpanan,

    berarti barang dapat dikirimkan ke pelanggan lebih cepat, tetapi biaya

    penyimpanan akan semakin meningkat.

    Penggudangan adalah desain dan operasi dari fasilitas untuk menyimpan

    dan memindahkan barang-barang. Penggudangan menyediakan keperluan waktu

    dengan memungkinkan perusahaan untuk mengetahui ketidaksamaan antara

    tingkat produksi dan konsumsi.

    Contoh:

    Ketika suatu perusahaan yang berjenis mass production memproduksi dalam

    jumlah besar, maka barang harus segera dijual. Perusahaan mungkin

    menggudangkan kelebihan barang sampai konsumen siap untuk membeli

    3.7 Inventori

    Tingkat persediaan merupakan keputusan distribusi fisik utama yang

    mempengaruhi kepuasan pelanggan. Biaya persediaan meningkat dengan laju

    yang semakin meningkat jika tingkat pelayanan pelanggan mendekati 100%.

    Manajemen perlu mengetahui berapa peningkatan penjualan dan laba karena

  • 18

    menyimpan peersediaan yang lebih besar dan menjanjikan pemenuhan pemesanan

    yang lebih cepat.

    Biaya inven

    Dalam keputusan ini perlu diketahui kapan dipesan dan berapa banyak

    yang dipesan. Semakin banyak barang yang dipesan, semakin jarang jarak

    pemesanan yang dilakukan. Sistem manajemen distribusi inventori dapat

    diklasifikasikan sebagai sistem tarik atau sistem dorong. Dalam sistem tarik akan

    dibahas tentang reorder point system, dan periodic review system

    1. Sistem Tarik

    Setiap pusat distribusi pada tingkat rendah menghitung kebutuhannya

    dan kemudian memesan dari pusat distribusi pada tingkat lebih tinggi. Metode

    yang sering digunakan adalah:

    a. Reorder Point System (ROP)

    ROP adalah titik waktu dimana pemesanan dilakukan kembali, setelah

    persediaan mencapai jumlah tertentu, sehingga tidak terjadi kekurangan

    komponen.

    ROP = DLT + SS

    DLT = Permintaan selama waktu tunggu

    SS = Safety Stock

    ROP diterapkan didalam EOQ (Economic Order Ouantity), dimana setelah

    jumlah pemesanan tertentu yang optimal ditentukan, kemudian dihitung

  • 19

    kapan ROP dilaksanakan, beserta frekuensi dan interval dari pemesanan,

    serta biaya yang dikeluarkan untuk pembelian dan penyimpanan.

    Pada EOQ, permintaan diasumsikan diketahui dan kontinu, serta jumlah

    dipesan selalu sama.

    Q = jumlah pemesanan

    B = titik Reorder Point (titik dimana dilakukan pemesanan ke supplier)

    L = a-b = lead time = waktu antara pemesanan sampai barang tiba.

    T = c-d = Interval pemesanan

    Jika Q terlalu banyak biaya simpan tinggi, namun jika terlalu sedikit

    biaya pesan tinggi. Untuk menghitung Q yang optimum dipergunakan

    perhitungan dengan metode EOQ, dimana dengan EOQ ini akan

    didapatkan biaya inventori yang minimum.

    B

    Q

    a b c d

  • 20

    EOQ = Q* = H

    CR2

    TC = biaya pembelian + biaya pemesanan + biaya simpan

    TC = PR + Q

    CR+

    2

    HQ

    Keterangan :

    R = total permintaan pertahun

    P = Harga beli per unit

    C = biaya pemesanan / pesan

    H = P*F = biaya simpan/unit/tahun

    Q = ukuran order

    F = fraksi biaya penyimpanan / tahun

    M= C

    HR

    Q

    R

    2*=

    T = HR

    C

    R

    Q 2*=

    B = 12

    RL jika L dalam bulan

    Minimum ongkos pertahun = TC(Q*) = PR +HQ*

    Keterangan :

  • 21

    M = frekuensi pemesanan

    T = interval pemesanan

    B = reorder point

    Contoh :

    Perusahaan ABC tiap tahunnya memiliki permintaan bahan baku yang konstan

    sebanyak 25000 unit. Apabila biaya simpan yang timbul dapat didekati dengan

    fraksi biaya simpan sebesar 20% dari harga bahan baku serta biaya pesan sebesar

    Rp 5000/ order, lead time 15 hari, dan harga bahan baku adalah Rp 10000/ unit,

    maka tentukan:

    a. Jumlah pemesanan yang optimal

    b. Titik pemesanan kembali

    c. Frekuensi order dalam 1 tahun

    d. Interval pemesanan

    e. Dan total cost yang dikeluarkan perusahaan

    Jawab :

    a. EOQ = Q* = H

    CR2

    = 55,3531250001000*2.0

    25000*500*2==

    b. B = 12

    RL jika L dalam bulan

  • 22

    = 1250300

    15*25000=

    Jadi pada saat persediaan digudang mencapai 1250 unit maka harus dilakukan

    pemesanan kembali.

    c. M = C

    HR

    Q

    R

    2*=

    = kali7162,70354

    25000==

    d. T = HR

    C

    R

    Q 2*=

    = tahunM

    0141.071

    11==

    = 0.0141 * 300 = 4.248 hari

    e. Minimum ongkos pertahun = TC(Q*) = PR +HQ*

    = 10000*25000 + (0,2 *10000)*353,55

    = Rp 250.707.100,00

    b. Periodic Review System

    Diterapkan apabila ada kondisi-kondisi berikut :

    Inventori dalam posisi independent demand

    Item-item mudah busuk

    Q = M-I

  • 23

    M = D(R+LT) + SS

    Q = kuantitas pesanan

    I = Quantity on hand (kuantitas yang ditunjukkan dalam catatan

    inventori yang sacara fisik ada dalam stock) + Quantity on order

    (total pesanan pengisian kembaliyang belum diselesaikan)

    M = Tingkat Inventori maksimum

    D = Demand

    R = Lama Periodic Review (Waktu antara evaluasi status inventori

    yang berurutan untuk menentukan apakah perlu memesan

    kembali item inventori atau tidak perlu)

    LT = Lead Time

    SS = Safety Stock

    Contoh:

    Perusahaan secara normal menggunakan suatu item sebanyak 3 galon perhari,

    yang dibeli dari pemasok. Periode review ditetapkan 10 hari kerja.waktu tunggu

    adalah 3 hari, stok pengaman adalah 4 galon maka :

    M = 3 ( 10 + 3 ) + 4 = 43 galon

    Jika quantity on hand adalah 15 galon dan quantity order adalah 6 galon, maka

    kuantitas order adalah

    Q = 43 ( 15 + 6 ) = 22 galon

  • 24

    2. Sistem Dorong

    Dalam sistem ini kebutuhan pertama kali diperhitungkan melalui

    peramalan dari produk akhir, kemudian permintaan untuk level selanjutnya dapat

    diperkirakan.

    Contoh:

    Suatu perusahaan memproduksi barang A, dan B. Dimana produk A terbuat dari

    komponen C dan D masing-masing 2, dan 3, sedangkan untuk produk B terbuat

    dari komponen C dan E masing-masing 3, dan 4. Safety stock dari masing-masing

    komponen adalah 10% untuk permintaan yang tak terduga.

    Dari data tahun lalu dapat diramalkan permintaan untuk tahun ini. Dari hasil

    peramalan untuk bulan Januari untuk produk A dan produk B adalah 10 dan 15.

    Maka komponen yang harus dibeli (bila beli dari supplier) atau diproduksi (bila

    memproduksi sendiri) adalah

    C = 2*10 (A) + 3*10 (B) = 20 +30 = 50 D = 3*15 = 45

    Safety stock = 50 *10% = 5 Safety stock = 45

    *10% = 4,5 5

    Total kebutuhan C = 50+5 = 55 Total kebutuhan D =

    45+5 = 50

    E = 4*15 =60

    Safety stock = 60*10% =6

  • 25

    Total kebutuhan E = 66

    3.8 Pengangkutan

    Pemilihan pengangkutan akan mempengaruhi penetapan harga produk,

    kinerja pengiriman, dan kondisi barang yang akan mempengaruhi kepuasan

    pelanggan. Metode pengangkutan yang digunakan ada 5 yaitu:

    1. Pipe line (menggunakan pipa)

    Aplikasi terbatas : kebanyakan untuk benda cair dan gas

    Ongkos awal tinggi

    Akses terbatas pada route tertentu

    2. Water Carriers ( melalui sungai/laut)

    Mampu mengangkat beban yang sangat besar, sehingga ongkos

    perton menjadi rendah

    Waktu transportasi rendah

    Keterbatasan geografis

    3. Railroad (menggunakan kereta api)

    Mampu mengangkut dalam volume yang besar pada tingkat ongkos

    yang memadai

    Keterbatasan fasilitas dan akses

    Efisien untuk mengangkut benda-benda panjang diatas tanah

    4. Motor Carriers (menggunakan truk, container, dll)

    Fleksibel untuk akses kesegala arah

    Kemampuan baik untuk mengangkut benda-benda pendek

  • 26

    Kapasitas bervariasi

    5. Air Transport (menggunakan pesawat udara)

    Waktu penyerahan paling cepat

    Ongkos transportasi mahal

    Cocok untuk beban yang kecil

    Dalam memilih jenis pengangkutan perlu dipertimbangkan antara penggunaan

    angkutan pribadi, perjanjian atau milik bersama.

    Pemasar melakukan model transportasi berdasarkan pada biaya, kecepatan,

    keandalan, kemampuan, jarak, dan keamanan.

    1. Biaya

    Pemasar membandingkan alternatif dari model-model transportasi yang

    ada untuk membedakan keuntungan antara model dengan biaya yang tinggi

    dengan biaya yang murah. Biasanya dengan biaya yang lebih mahal mereka

    menyediakan keuntungan yang lain seperti kecepatan, keamanan dll.

    Contoh:

    UPS, jasa pengiriman barang memberikan harga yang lebih tinggi

    dibandingkan dengan jasa pengiriman yang lain, namun mereka memberikan

    jaminan kecepatan keamanan dan asuransi terhadap barang yang mereka

    kirimkan.

    2. Kecepatan

    Kecepatan disini berhubungan dengan total waktu yang diperlukan untuk

    mengirim produk tersebut mulai dari pengambilan hingga pengantaran,

  • 27

    termasuk penanganan, dan pergerakan dari asal dan tujuan. Kecepatan ini

    berhubungan dengan waktu transit adalah frekuensi, atau banyaknya

    pengiriman perhari. Kecepatan juga berpengaruh pada pilihan pemasar,

    karena ada beberapa kelemahan yang terjadi dengan bertambahnya kecepatan

    tersebut, seperti kerusakan barang yang semakin mungkin terjadi.

    Contoh:

    Untuk mengirimkan buah-buahan pemasar akan lebih memilih penggunaan

    truk atau kontainer. Apabila dibandingkan dengan kereta api memang waktu

    yang ditempuh relatif lebih lama, namun dengan menggunakan kereta api

    kerusakan yang mungkin terjadi lebih besar daripada menggunakan truk

    3. Keandalan

    Keandalah berhubungan dengan kekonsistenan yang disediakan oleh

    model transportasi yang ada. Apabila model tidak ada konsistensi maka dapat

    terjadi pengiriman yang tidak tepat waktu, barang tidak tersedia ketika

    dibutuhkan, dll

    4. Kemampuan

    Kemampuan berhubungan dengan kesanggupan dari model transportasi

    yang ada untuk menyediakan ketepatan peralatan dan kondisi untuk

    mengirimkan produk yang spesifik.

    Contoh:

  • 28

    Suatu perusahaaan es krim tidak akan menggunakan jasa kereta atau yang

    lainnya untuk mengirimkan produknya, karena diperlukan suhu yang rendah

    dalam ruangan untuk menjaga kebekuan es yang dikirim.

    5. Akses

    Akses ini berhubungan dengan kemampuan suatu model transportasi untuk

    menempuh rute-rute atau tempat tertentu.

    Contoh:

    untuk mengirimkan barang ke daerah pegunungan, maka akan dipilih mode

    transportasi dengan kereta (jika ada jalur kereta api), pesawat (jika ada

    landasan untuk pendaratan), atau mobil, dan tidak mungkin dengan melalui

    jalan air, karena biasanya didaerah pegunungan tidak dilewati oleh laut.

    6. Keamanan

    Keamanan dari model transportasi diukur dengan kondisi barang ketika

    pengiriman dilakukan. Suatu perusahaan tidak akan menggunaka model

    transportasi tertentu jika ternyata model tersebut dapat menyebabkan

    kerusakan bahkan kehilangan dari produknya.

    Contoh :

    Seorang distributor telur tidak akan menggunakan kereta api untuk

    mengirimkan telurnya karena dengan gonjangan yang terjadi, sebagai akibat

    dari kecepatan kereta api dapat memecahkan telur yang dikirim.

  • 29

    3.9 Sales analysis

    Sales analisis digunakan sebagai alat untuk mengukur performance dari

    suatu perusahaan. Hal ini metode yang umum digunakan untuk mengevaluasi,

    karena data yang digunakan sudah tersedia. Pemasar menggunakan data penjualan

    untuk memonitor dampak dari hasil pemasaran yang sesungguhnya. Tetapi

    bagaimanapun juga data saja tidak cukup. Untuk menyediakan analisis yang

    berguna, data penjualan yang sesungguhnya harus dibandingkan dengan

    peramalan, dan penjualan kompetitor atau biaya total dari volume penjualan.

    Contoh:

    Diketahui biaya dari total volume penjualan adalah $600.000 tidak

    menginformasikan bahwa perencanaan strategy pemasaran telah berjalan dengan

    baik. Angka ini akan dibandingkan dengan berapa yang perusahaan targetkan

    apabila ternyata lebih rendah dari target dapat dikatakan bahwa strategy

    pemasaran perusaan tidak berhasil. Dan harus dilakukan analisa.

    3.10 Jenis-jenis Pengukuran Penjualan

    Meskipun penjualan digunakan sebagai alat pengukuran yang banyak

    digunakan, namun dasar dari pengukuran itu adalah transaksi penjualan. Suatu

    transaksi penjualan menghasilkan sebuah order konsumen dengan jumlah tertentu

    dari produk organisasi yang dijual. Banyak dari perusahaan membuat laporan

    yang berisi informasi tentang transaksi penjualan tersebut dalam suatu laporan,

  • 30

    dimana dari laporan tersebut perusahaan dapat menganalisa pendapatan dalam

    waktu tertentu.

    Perusahaan secara rutin menggunakan analisa berdasarkan kenaikan

    dollar, karena mata uang dollar adalah pendominasi dari penjualan, biaya dan

    keuntungan. Bagaimanapun, kenaikan dan penurunan harga berpengaruh pada

    jumlah total penjualan.

  • 31

    MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

    A. MODEL PERSEDIAAN DEPENDEN

    Permintaan dependen berarti permintaan suatu produk berkaitan dengan

    permintaan untuk produk lainnya. Permintaan untuk produk bersifat dependen

    terjadi bila hubungan antarproduk dapat ditentukan. Misalnya, bagi produsen

    mobil permintaan ban mobil dan radiator tergantung produksi mobil itu sendiri.

    Oleh karenanya bila manajemen telah membuat peramalan tentang permintaan

    barang jad, maka jumlah yang diperlukan akan setiap komponen dapat dihitung,

    karena komponen semuanya bersifat dependen.

    1. Tehnik Permintaan Dependen

    Apabila dalam permintaan independen digunakan model persediaan seperti

    konsep EOQ (Economic Order Quantity), POQ (Production Order Quantity) dan

    Quantity Discount, maka dalam permintaan dependen menggunakan teknik yang

    dikenal dengan MRP (Material Requirement Planning).

    2. Persyaratan agar Model Persediaan Dependen efektif

    Model Inventory Dependen atau lebih dikenal dengan MRP akan menjadi efektif,

    mensyaratkan manajer operasi harus mengetahui:

  • 32

    a. MPS (Master Production Schedule), pengertiannya adalah pembuatan jadwal

    secara terperinci tentang apa material atau komponen apa yang harus tersedia,

    berupa

    - Planning Bills dan Phanton Bills.

    untuk membuat suatu produk jadwal harus mengikuti rencana produksi yang

    telah ditentukan untuk semua output dalam suatu satuan waktu tertentu, yang

    didalamnya sudah termasuk variasi input, rencana keuangan, permintaan

    konsumen, kapabilitas rekayasa, fluktuasi persediaan, kinerja pemasok dan

    pertimbangan lainnya.

    - Jadwal utama yang dapat diwujudkan dalam (1) Produk akhir yang proses

    produksinya, (2) Pesanan konsumen dalam perusahaan yang menggunakan

    job shop dan (3) Modul dalam perusahaan yang proses produksinya berulang.

    b. BOM (Bill Of Material), adalah sebuah daftar jumlah komponen, campuran

    bahan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Bill Of

    Material tidak hanya menspesifikasikan produksi, tapi juga berguna untuk

    pembebanan biaya, dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus

    dikeluarkan untuk karyawan produksi atau perakitan. Bill Of Material

    digunakan dengan cara ini, biasanya dinamakan daftar pilih. Adapun jenis

    BOM adalah:

  • 33

    - Modular Bills yaitu bill o f material yang dapat diatur di seputar modul

    produk, modul merupakan komponen yang dapat diproduksi dan dirakit

    menjadi satu unit produk.

    Bill untuk perencanaan diciptakan agar dapat menugaskan induk buatan

    kepada bill of materialnya. Sedangkan Phantom Bill adalah bill of material

    untuk komponen, biasanaya sub-sub perakitan yang hanya ada untuk

    sementara waktu.

    - Low-level coding atas suatu bahan dalam bill of material diperlukan apabila

    ada produk yang serupa supaya dapat membedakannya diberikan kode.

    c. Ketersediaan Persediaan , berapa stok yang ada ? Berbagai pengetahuan

    mengenai apa yang ada dalam persediaan merupakan hasil dari manajemen

    persediaan yang baik, Karen ahal ini sangat diperlukan dalam system MRP

    sehingga akurasinya sangat menentukan keberhasilan MRP.

    d. Order pembelian yang sudah jatuh waktu. Pada saat pesanan pembelian

    dibuat, catatan mengenai pesanan-pesanan itu dan tanggal pengiriman

    terjadwal harus tersedia di bagian produksi sehingga pelaksanaan MRP dapat

    efektif.

    e. Lead times, berapa lama waktu untuk mendapatkan komponen. Oleh karena

    iru manajemen harus menentukan kapan produk diperlukan, sehingga dapat

    menentukan waktu pembelian, produksi dan perakitan.

  • 34

    B. MANFAAT MRP

    Permintaan dependen membuat penjadwalan dan perencanaan persediaan menjadi

    kompleks, sekaligus menguntungkan. Beberapa manfaat MRP adalah:

    1. Peningkatan pelayanan dan kepuasan konsumen.

    2. Peningkatan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja.

    3. Perencanaan dan penjadwalan persediaan yang lebih baik.

    4. Tanggapan yang lebih cepatterhadap perubahan dan pergeseran pasar.

    5. Tingkat persediaan menururn tanpa menguranipelayana kepada konsumen.

    C. STUKTUR MRP

    Kebanyakan system MRP terkomputerisasi, analisisnya bersifat langsung dan

    serupa antara system terkomputerisasi satu dengan lainnya.

    D. MANAJEMEN MRP

    Rencana kebutuhan bahan baku bersifat tidak statis. Karena system MRP semakin

    terintegrasi dengan konsep JIT maka dibahas dua hal yaitu:

    1. MRP Dinamis

  • 35

    Jika terjadi perubahan bill of material dengan cara merubah rancangan, jadwal dan

    proses produksi, maka system MRP berubahyaitu pada saat perubahan terhadap

    MPS (Master Production Schedule). Tanpa menghiraukan penyebab perubahan,

    model MRP dapat dimanipulasi untuk merefleksikan perubahan yang terjadi

    sehingga jadwal dapat diperbaharui.

    Perubahan seringkali terjadi secara berkala yang biasa disebut system nervousness

    yang dapat menimbulkan bencana di bagian pembelian dan produksi. Oleh karena

    itu konsekuensinya karyawan di bagian operasional diharapkan dapat mengurangi

    ervousness dengan mengevaluasi kebutuhan dan pengaruh perubahan sebelum

    membatalkan permintaan ke bagian lain.

    Untuk membatasi system nervousness, tersedia dua alat yaitu: Pagar waktu (Time

    fences) dan Pegging.

    2. MRP dan JIT

    MRP dapat dinyatakan sebagai teknik perencanaan dan penjadwalan, sedangkan

    JIT dapat dinyatakan sebagai cara menggerakkan bahan baku secara cepat. Kedua

    konsep tersebut dapat diintegrasikan secara efektif dengan melalui:

    Tahap pertama, paket MRP dikurangi misalnya yang semula mingguan

    menjadi harian atau jam-jaman. Paket dalam hal ini diartikan sebagai unit

    waktu dalam system MRP.

  • 36

    Tahap kedua, rencana penerimaan yang merupakan bagian rencana

    pemesanan perusahaan dalam system MRP dikomunikasikan melalui

    perakitan untuk tujuan produksi secara berurutan.

    Tahap ketiga, pergerakan persediaan di pabrik berdasarkan JIT.

    Tahap keempat, setelah produksi selesai, dipindahkan ke persediaan

    seperti biasa. Penerimaan produk ini menurunkan jumlah yang

    dibutuhakan untuk rencana pemesanan selanjutnya pada system MRP.

    Tahap terakhir menggunakan back flush yang berarti menggunakan bill

    ogf material untuk mengurangi persediaan, berdasarkan pada penyelesaian

    produksi suatu produk.

    Penggabungan MRP dan JIT menghasilkan jadwal utama yang baik dan gambaran

    kebutuhan yang akurat dari system MRP dan penurunan persediaan barang dalam

    proses. Meski demikian, penggunaan system MRP dengan paket kecil saja sudah

    bisa sangat efektifdalam mengurangi persediaan.

    D. TEHNIK LOT SIZING

    Tujuan dari sistem MRP adalah menghasilkan unit unit pada saat dibutuhkan,

    tanpa persediaan pengaman tanpa antisipasi pesanan mendatang berikutya.

    Prosedur demikian konsisten dengan asas ukuran lot yang kecil, rutin, persediaan

    rendah dan permintaan dependen. Akan tetapi apabila biaya pemesanan nya

    signifikan atau manajemen tidak dapat menerapkan falsafah JIT maka lot standar

  • 37

    bisa jadi merupakan teknih yang berbiaya banyak. Berikut kita bahas beberapa

    teknik penentuan ukuran lot yaitu:

    1. Lot for lot

    Penentuan lot ini digunakan untuk memproduksi sejumlah yang

    diperlukan,dan dapat pula untuk menentukan biaya.

    2. EOQ (Economic Order Quantity)

    Seperti model yang digunakan dalam persediaan independent, maka cara ini

    lebih disukai apabila permintaannya relative independent dan konstan.

    3. Part Period Balancing

    Merupakan pendekatan yang lebih dimanis dalam menyeimbangkan biaya

    pemasangan dan penahanan. Cara ini menggunakan informasi tambahan

    dengan mengubah ukuran lot agar tercermin

    4. Wagner-Whitin Algorith

  • 38

    Merupakan tehnik penghitungan yang mengasumsikan horizon waktu yang

    finite yang pada akhirnya ada penambahan net requirement untuk mencapai

    strategi pemesanan.

    E. PERLUASAN MRP

    Akhir-akhir ini telah banyak terjadi pengembangan konsep MRP, pada bagian ini

    akan dibahas secara singkat tiga pengembangan tersebet, yaitu:

    1. Close loop MRP

    Adalah sebuah system yang memeberikan umpan balik pada perencanaan

    kapasitas, jadwal produksi induk dan rencana produksi sehingga perencanaan

    dapat di jadga validitasnya untuk sepanjang waktu.

    2. Capacity Planning

    Dengan mengacu pada pengertian Close-loop MRP, umpan balik tentang

    beban kerja diperoleh dari tiap pusat kerja. Pelaporannya disebut Load Report

    yang menggambarkan persyaratan sumber daya dalam pusat kerja untuk

    semua pekerjaan yang berjalan yang dialamatkan pada pusat kerja. Konsep

    Capacity Planning merupakan pengembangan close-loop MRP dimana

  • 39

    perencana produksi menjalankan pekerjaan diantara periode waktu dalam

    pesanan secara beban yang halus (smooth) atau pada akhirnya membawanya

    dalam kapasitas.

    3. MRP II

    Adalah suatu system yang mengikuti, dengan MRP pada tempatnya, yang

    mana data persediaan dapat ditambahkan oleh variabel sumber daya lainnya,

    dalam kasus ini MRP menjadi material resource planning (perencanaan

    sumber daya material).

    F. MRP DI BIDANG JASA

    Dalam sektor jasa banyalk permintaan yang bersifat dependen dimana permintaan

    tersebut merupakan diturunkan dari permintaan jasa lainnya. Contoh usaha

    restoran, permintaan akan bahan makanan seperti sayuran, bumbu, dan bahan

    lainnya, tergantung dari besarnya permintaan akan makanan yang dipesan oleh

    konsumen restoran tersebut.

    Demikian pula MRP juga dapat diterapkan di sektor jasa yang lain seperti rumah

    sakit, yang material seperti obat-obatan, peralatan dan lainnya tergantiung dari

    pasien yang dating dan ditangani pihak rumah sakit.

  • 40

    G. DISTRIBUTION RESOURCE PLANNING

    Apabila teknik dependen digunakan dalam suplly chain, maka kita mengenal

    Distribution Resource Planning. Pengertian DRP adalah Rencana penambahan

    stok secara fase waktu untuk semua tingkat jaringan distribusi.

    Prosedur DRP harus dapat dimengerti katrena analog dengan MRP, sehingga

    harus mengikuti:

    1. Gross requirement, dimana sama dengan permintaan yang diekspektasi

    atau peramalan penjualan.

    2. Tingkat minimum persediaan menyesuaikan tingkat pelayanan.

    3. Lead time nya akurat.

    4. Definisi struktur distribusi.

    DRP mendorong persediaan melalui system, yang mana dorongan tersebut

    dilakukan oleh order tingkat atas atau ritel. Alokasi dibuat tingkat atas dari

    ketersediaan persediaan dan produksi setelah disesuaikan dengan pengiriman yang

    ekonomis. Tujuan DRP adalah penambahan kecil dan sering dalam batasan

    pesanan dan pesanan yang ekonomis.

    H. ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

  • 41

    Merupakan system informasi untuk mengidentifikasi dan merencanakan sisi

    sumber daya yang dibutuhkan perusahaan untuk digunakan, dibuat, dikirim dan

    dihitung bagi keperluan pesanan konsumen.

    Tujuan dari system ERP adalah untuk koordinasi bisnis perusahaan secara

    kesaluruhan.

    ERP merupakan software yang ada dalam perusahaan untuk:

    1. Otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis.

    2. Membagi data base yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise.

    3. Menghasilkan informasi yang real time.

    Just In Time (JIT) dan Lean Production Systems

    A. JUST IN TIME (JIT)

    Merupakan falsafah pemecahan masalah yang berkelanjutan dan memang harus

    dihadapi yang dapat menyebabkan sesuatu terbuang percuma. Karena banyak

    manfaat dari JIT maka konsep ini sangayt penting untuk dipelajari.

    Yang dilakukan dalam JIT adalah pengurangan kesia-siaan dan pengurangan

    variabilitas.

    1. Pengurangan Kesia-siaan

  • 42

    Kesia-siaan dalam proses produksi barang maupun jasa adalah pemberian

    penjelasan mengenai sesuatu yang tidak menambah nilai produk, baik yang

    disimpan, diperiksa, terlambah diproduksi, mengantre maupun yang rusak. Lebih

    jauh lagi, setiap kegiatan yang menurut konsumen tidak menambah nilai produk

    merupakan suatu kesia-siaan. JIT mempercepat proses produksi sehingga

    memungkinkan penghantaran produk kepada konsumen lebih cepat dan

    persediaan dalam prosespun menurun jumlahnya, sehingga memungkinkan

    pemanfaatan yang lebih produktif pada asset yang sebelumnya disimpan dalam

    persediaan.

    2. Pengurangan Variabilitas

    Menurut konsep JIT, untuk menjalankan pergerakan bahan baku maka manajer

    mengurangi variabilitas yang disebabkan faktor internal maupun eksternal.

    Variabilitas adalah setiap penyimpangan dari proses optimal yang mengantarkan

    produk sempurna tepat waktu setiap saat. Semakin kecil variabilitas semakin kecil

    pula kesia-siaan yang terjadi. Kebanyakan, terjadinya variabilitas timbul karena

    perusahaan mentolerir kesia-siaan, atau karena manajemen yang jelek, yang

    diantaranya dapat dirinci sebagai berikut:

    a. Karyawan, fasilitas dan pemasok memproduksi unit-unit produk yang tidak

    sesuai dengan standar, terlambat atau jumlah tidak sesuai.

    b. Engineering drawing atau spesifikasi tidak akurat.

    c. Bagian produksi mencoba memproduksi sebelum spesifikasi lengkap.

  • 43

    d. Permintaan konsumen tidak diketahui.

    Walaupun ada beberapa penyebab variabilitas, seringkali variabilitas tidak terlihat

    karena persediaan menyembunyikan masalah. Oleh karena itu konsep JIT

    diperlukan.

    Oleh karena itu konsep yang mendasari JIT adalah system tarik yaitu

    memproduksi satu unit lalu ditarik ke tempat yang memerlukannya pada saat

    diperlukan.

    Banyak perusahaan masih menggerakkan bahan baku melalui fasilitas dengan cara

    dorong yaitu pesanan ditumpuk di departemen pemrosesan agar dapat

    dikerjakan pada setiap ada kesempatan. Jadi bahan baku didorong ke stasiun kerja

    hulu tanpa memandang persediaan sumber daya. Sistem tarik dan dorong

    merupakan antitesis dari konsep JIT.

    B. KONTRIBUSI JIT PADA KEUNGGULAN KOMPETITIF

    Dengan menggunakan konsep JIT, diharapkan akan dapat menunjang tercapainya

    keunggulan kompetitif sehingga perusahaan dapat tangguh dalam persaingannya

    di pasar dan kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin.

    Berikut merupakan ilustrasi dari penjelasan tersebut:

    Konsep JIT menunjang Keunggulan Kompetitif dengan hasil :

  • 44

    1. Penguranagn antrean dan keterlambatan, sehingga proses produksi semakin

    cepat, asset bisa digunakan lebih produktif, perusahaan dapat

    memenangkan pesanan.

    2. Peningkatan mutu sehingga kesia-siaan berkurang dan dapat memenangkan

    pesanan.

    3. Penurunan biaya sehingga laba meningkat atau harga jual bisa diturunkan.

    4. Pengurangan variabilitas di tempat kerja sehingga kesia-siaan berkurang

    dan memenangkan pesanan.

    5. Pengurangan kegiatan pengerjaan ulang sehingga memenangkan persaingan

    Yang diharapkan akan terjadi:

    Tanggapan terhadap konsumen lebih cepat, biaya lebih rendah mutu lebih tinggi

    dan ini merupakan keunggulan kompetitif.

    C. FAKTOR KUNCI SUKSES DALAM JUST IN TIME

    Dengan memperhatikan ilustrasi berupa penjelasan konsep JIT menunjang

    tercapainya Keunggulan kompetitif maka dapat disimpulkan bahwa ada tujuh

    faktor kesuksesan JIT yaitu:

    1. Suppliers

    Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:

  • 45

    a. Kedatangan material dan produk akhir termasuk kesia-siaan.

    b. Pembeli dan pemasok membentuk kemitraan.

    c. Kemitraan JIT mengeliminir:

    - Kegiatan yang tidak penting.

    - Persediaan dalam perjalanan.

    - Pemasok yang jelek

    2. Layout

    Tata letak memungkinkan pengurangan kesia-siaan yang lain, yaitu pergerakan.

    Misalnya pergerakan bahan baku maupun manusia menjadi fleksibel.

    JIT mempersyaratkan:

    a. Sel kerja untuk product family.

    b. Pergerakan atau perubahan mesin.

    c. Jarak yang pendek.

    d. Tempat yang kecil untuk persediaan.

    e. Pengiriman langsung ke area kerja.

    3. Inventory

  • 46

    Persediaan dalam system produksi dan distribusi sering dadakan untuk berjaga-

    jaga. Tehnik persediaan yang efektif memerlukan Just In Time bukan Just In

    Case. Persediaan Just In Time merupakan persediaan minimal yang diperlukan

    untuk mempertahankan operasi system yang sempurna yaitu jumlah yang tepat

    tiba pada saat yang diperlukan bukan sebelum atau sesudah.

    4. Schedulling

    Jadwal yang efektif dikomunikasikan di dalam organisasi dan kepada pemasok,

    maka akan sangat mendukung penerapan JIT. Penjadwalan yang lebih baik juga

    meningkatkan kemampuan untuk memenuhi pesanan konsumen., menurunkan

    persediaan dan mengurangi barang dalam proses.

    JIT mensyaratkan:

    a. Mengkomunikasikan penjadwakan kepada supplier.

    b. Jadwal bertingkat.

    c. Menekankan bagian dari skedul paling dekat dengan jatuh tempo.

    d. lot kecil.

    e. Tehnik Kanban.

    5. Preventive Maintenance

  • 47

    Pemeliharaan dilakukan dalam rangka untuk menjaga hal-hal yang diinginkan

    supaya tidak terjadi atau tindakan pencegahan. Misalnya dengan cara

    pemeliharaan rutin pada fasilitas yang digunaka, maupun pelatihan karyawan

    secara terus-menerus agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

    6. Kualitas

    Hubungan JIT dengan Mutu adallah kuat sekali, karena berhubungan dalam tiga

    hal yaitu:

    a. JIT mengurangi biaya perolehan mutu yang baik karena biaya produk sisa,

    pengerjaan ulang, investasi persediaan menurun.

    b. JIT meningkatkan mutu dengan mengurangi antrean dan waktu antara. JIT

    juga

    membatasi jumlah sumber kesalahan potensial.

    c. Mutu yang baik berarti lebih sedikit cadangan sehingga JIT labih mudah

    diterapkan.

    7. Employee Empowerment

    Karyawan yang diberdayakan dapat terlibat dalam isu-isu operasi harian yang

    merupakan falsafah JIT. Pemberdayaan karyawan mengikuti nasehat manajemen

  • 48

    bahwa tidak ada orang yang lebih tahu mengenai suatu pekerjaan selain karyawan

    pelaksana pekerjaan itu sendiri. Dapat dilakukan dengan pelatihan silang maupun

    job enrichment. (lihat konsep pada bab tentang sumber daya manusia yang

    berorientasi pada kualitas).

    D. JUST IN TIME DI SEKTOR JASA

    Dalam bagian ini tenik JIT yang diterapkan pada sektor jasa meliputi berbagai hal

    diantaranya:

    1. Pemasok

    Misalnya usaha restoran sangat berhubungan dengan pemasok bahan makanan

    dan minuman yang mereka butuhkan.

    2. Tata Letak

    Tata letak menciptakan perbedaan pengambilan koper maskapai penerbangan

    dimana konsumen mengharapkan koper-kopernya didapat tepat pada waktunya.

    3.Persediaan

    Setiap pialang saham mengarahkan persediaan mendekati nol karena transaksi jual

    atau beli yang tidak dijalankan tidak dapat diterima oleh para klien.

    4. Jadwal

  • 49

    Di konter tiket maskapai penerbangan focus system JIT adalah permintaan

    konsumen. Permintaan dipenuhi bukan dengan persediaan produk terwujud tetapi

    dengan karyawan maskapai penerbangan itu sendiri. Melalui penjadwalan yang

    rumit karyawan di konter tiket tepat waktu manakala konsumen memerlukannya.

    Pelayanan jasa diberikan dengan dasar JIT, sehingga jadwal merupakan sesuatu

    yang penting sekali.

  • 50

    PENJADWALAN

    Pelaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien agar tujuan tercapai adalah yang

    diinginkan oleh semua manajemen perusahaan. Oleh karena itu pemahaman

    mengenai konsep penjadwalan sangat penting, sehingga para pelaksana

    mengetahui kapan waktu harus memulai suatu pekerjaan dan kapan waktu

    mengakhirinya.

    Penjadwalan akan berimplikasi pada banyak hal diantaranya:

    1. Pada penggunaan asset yang dimiliki peruasahaan menjadi efektif sehingga

    investasi yang ditanamkan perusahaan akan memberikan hasil yang

    optimal.

    2. Kapasitas yang akan digunakan akan lebih terukur sehingga jumlah output

    dapat dipastikan dan pelayanan kepada konsumen dapat lebih baik dari

    sebelumnya.

    3. Pada akhirnya akan lebih cepat pengiriman produk kepada konsumen yang

    berarti keunggulan kompetitif bagi perusahaan dalam pelayanan yang

    cepat dapat tercapai.

    Perencaan Agregat (Aggregat Planning)

    A. PROSES PERENCANAAN

  • 51

    Perencanaan Agregat atau juga dikenal dengan Penjadwalan agregat menyangkut

    jumlah ana kapan produksi akan dilangsungkan dalam waktu dekat, seringkali tiga

    sampai 18 bulan kedapan. Manajer operasi berupaya menentukan cara terbaik

    untuk memenuhi ramalan permintaan dengan menyesuaikan tingkat produksi,

    kebutuhan tanaga kerja, persediaan, waktu lembur, sub kontrak dan semua

    variabel yang dapat dikendalikan perusahaan.

    Tujuan dalam topik ioni adalah menjelaskan keputusan perencanaan agregat agar

    cocok dengan seluruh proses perencanaan kesaluruhan dan menjelaskan beberapa

    teknik yan digunakan manajer dalam mengembangkan rencana.

    Keputusan Penjadwalan menyangkut perumusan rencana bulanan dan kuartalan

    yang mengutamakan masalah mencocokkan produktifitas dengan permintaan

    yang fluktuatif. Oleh karenanya perencanaan Agregat termasuk dalam rencana

    jangka menengah.

    B. PERILAKU AGREGAT PLANNING

    Seperti yang telah diisyaratkan dengan istilah agregat, maka rencana agregat

    berarti menggabungkan sumber daya-sumber daya yang sesuai ke dalam istilah-

    istilah yang lebih umum dan menyeluruh. Dengan adanya ramalan permintaan,

    serta kapasitas fasilitas, persediaan jumlah tenaga kerja dan input produksi yang

    saling berkaitan., maka perencana harus memilih tingkat output untuk fasilitas

    selama tiga sampai delapan belas bulan ke depan.Perencanaan ini diantaranya bisa

  • 52

    diterapkan untuk perusahaan manufaktur, rumah sakit, akademi serta, pernerbit

    buku.

    C. STRATEGI AGRREGAT PLANNING

    Perencanaan agregat merupakan bagian dari system perencanaan produksi yang

    lebih besar, sehingga pemahaman mengenai keterkaitan antara rencana dan

    beberapa faktor internal dan eksternal merupakan sesuatu yang berguna.

    Di lingkungan perusahaan manufaktur, jadwal produksi utama yang dihasilkan

    memberikan input untuk system MRP yang mengutamakan mengenai perolehan

    atau produksi komponen-komponen yang diperlukan Lihat bab tentang MRP).

    Jadwal kerja yang mendetil untuk tenaga kerja dan penjadwalan berprioritas untuk

    produk dihasilkan sebagai tahapan terakhir system perencanaan produksi.

    Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh manajer opearasi dalam

    merumuskan rencana agregat yaitu:

    1. Apakah persediaan digunakan untuk menyerap perubahan selama periode

    permintaan ?

    2. Apakah perubahan akan diakomodasikan dengan cara mengubah jumlah

    tenaga kerja?

  • 53

    3. Apakah perlu penggunaan tenagakerja paruh waktu atau waktu lembur

    dan waktu kosong untuk menghadapi fluktuasi ?

    4. Apakah perlu menggunakan sub kontraktor untuk antisipasi pesanan yang

    fluktuatif sehingga dapat mempertahankan jumlah tenaga kerja yang

    stabil ?

    5. Apakah perlu mengubah harga atau faktor lain untuk mempengaruhi

    permintaan?

    Dari pertanyaan tersebut diatas, menggambarkan strategi perencanaan apa yang

    sebaiknya dibuat perusahaan. Sebelum membahas tentang strategi maka ada lima

    jenis pilihan kapasitas karena pilihan ini tidak mengubah permintaan tetapi

    menyerap fluktuasi permintaan, dan tiga pilihan permintaan dimana perusahaan

    berupaya mempengaruhi pola permintaan lewat ketiga pilihan permintaan.

    1. Pilihan Kapasitas

    Pilihan kapasitas (pasokan) mendasar yang dapat dipilih perusahaan adalah

    sebagai berikut:

    a. Tingkat Persediaan yang berubah-ubah.

    b. Mengubah jumlah tanaga kerja dengan cara mempekerjakan pekerja atau

    memberhentikan pekerja.

  • 54

    c. Mengubah tingkat produksi melalui waktu lembur dan waktu kosong.

    d. Sub kontrak digunakan.

    e. Mempekerjakan tenaga kjerja paruh waktu.

    2. Pilihan Permintaan

    Pilihan permintaan yang mendasar adalah sebagai berikut:

    a. Mempengaruhi permintaan dengan berbagai kebijakan di manajemen

    pemasaran.

    b. Pesanan cadangan dalam memenuhi permintaan pada periode

    permintaan tinggi.

    c. Produk mix antar musim.

    3. Pilihan campuran.

    Merupakan kombinasi ombinasi antara Pilihan Kapasitas dan Pilihan Permintaan

    yang disebut sebagai strategi campuran dan seringkali cara ini lebih berhasil.

    Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan tersebut maka perusahaan dapat

    menetapkan Strategi:

    Chase Strategy yaitu menetapkan produksi sama dengan permintaan.

  • 55

    Level Strategy yaitu memelihara output yang konstan, tingkat produksi

    dan jumlah tenaga kerja tatap pada periode horizon perencanaan.

    D. METODE PERENCANAAN AGREGAT

    Ada beberapa tehnik yang digunakan manajer operasi untuk mengembangkan

    rencana agregat yang lebih bermanfaat dan lebih tepat, diantaranya:

    1. Metode Pembuatan grafis dan diagram

    Metode ini sangat sering dipakai karena mudah dipahami. Pada dasarnya, rencana

    rencana dengan grafis dan diagram ini menangani variabel sedikit demi sedikit

    agar perencana dapat membandingkan proyeksi permintaan dengan kapasitas yang

    ada.

    Pendekatan yang digunakan adalah trial and error yang tidak menjamin

    terciptanya rencana produksi yang optimal, tatapi penghitungan yang dibutuhkan

    hanya sedikit dan dapat dilakukan oleh staf yang paling dasar pekerjaannya.

    Tahapan dalam metode ini adalah:

    1. Tentukan permintaan pada tiap periode.

    2. Tentukan berapa kapasitas pada waktu biasa, waktu lembur, dan tindakan

    subkontrak untuk tiap periode.

  • 56

    3. Tentukan biaya tenaga kerja, biaya rekrutmen dan biaya pemberhentian

    karyawan serta biaya penahanan persediaan.

    4. Pertimbangkan kebijakan perusahaan yang dapat diterapkan pada para

    pekerja dan tingkatan persediaan.

    5. Kembangkan rencana alternative dan amati biaya totalnya.

    2. Pendekatan Matematis Dalam Perencanaan

    Beberapa pendekatan matematis terhadap perencanaan agregat telah banyak

    dikembangkan diantaranya:

    a. Metode Transportasi Dalam Program Linear

    Jika masalah perencanaan agregat dipandang sebagai masalah alokasi kapasitas

    operasi untuk memenuhi permintaan yang diperkirakan, maka rencana agregat

    dapat dirumuskan dalam format program linear.

    b. Linear Decision Rule

    Merupakan model perenxcanaan agregat yang berupaya untuk mengoptimalkan

    tingkat produksi dan tingkat jumlah tenaga kerja sepanjang periode tertentu.

    Model ini meminimisasi biaya total dari biaya gaji, rekrutmen, PHK, lembur, dan

    persediaan melalui serangkaian kurva biaya kuadrat.

  • 57

    c. Management Coefficient Model

    Dikembangkan oleh E.H Bowman yang membangun suatu model keputusan

    formal di seputar pengalaman dan kinerja manajer. Teori yang mendasari adalah

    pengalaman masa lalu manajer cukup baik, sehingga dapat digunakan sebagai

    dasar menetapkan keputusan di masa depan. Teknik ini menggunakan analisa

    regresi terhadap keputusan produksi yang diambil manajer di masa lalu.

    d. Simulasi

    Suatu model computer yang dinamakan Penjadwalan lewat simulasi yang

    dikembangakan tahun 1966 di R.C Vergin. Pendekatan simulasi ini menggunakan

    prosedur pencarian kombinasi nilai yang biayanya minimal untuk ukuran jumlah

    tenaga kerja dan tingkat produksi.

    E. DISAGREGASI

    Output dari proses perencanaan agregat biasanya berupa jadwal produksi untuk

    pengelompokkan produk berdasarkan famili. Misalnya untuk produsen mobil,

    output memberikan informasi mengenai berapa mobil yang harus diproduksi ,

    tetapi bukan pada berapa mobil yang berserk A, berseri B maupun berseri C. Jadi

    berupa jumlah keseluruhan output yang dihasilkan tiap periode tertentu bukan

    berdasarkan tipe. Sedangkan proses pemisahan rencana agregat menjadi rencana

    yang lebih rinci disebut agregasi.

  • 58

    Disagregasi mengahsilakan jadwal produksi utama/induk (MPS) lihat konsep

    MRP).

    F. PERENCANAAN AGREGAT DI SEKTOR JASA

    Pada kenyataan sektor jas seperti bank, usaha angkutan, restoran cepat saji,

    penerapannya lebih mudah daripada di perusahaan manufaktur.

    Pengendalian biaya tenaga kerja di perusahaan jasa merupakan sesuatu yang

    penting. Pengendalian Biayanya meluputi:

    1. Pengendalian yang ketat atas jam kerja di perusahaan jasa dapat

    dipastikan menghasilkan tanggapan cepat terhadap respon konsumen.

    2. Beberapa bentuk sumber tanag kerj apanggilan yang dapatditambahkan

    atau dihilangkan untuk memenuhi permintaan yang tak terduga.

    3. Fleksibilitas keahlianpekerja kerorangan yang memungkinkan relokasi

    tenaga kerja yang ada.

    4. Fleksibilitas keahlian pekerja peerorangan pada tingkat output atau jam

    kerja untuk memenuhi permintaan yang sudah diperkirakan.

    Penerapan Perencanaan Agregat disektor jasa diantaranya pada:

    a. Restoran

  • 59

    Pada jasa ini volume produknya tinggi maka diarahkan pada:

    - pemulusan tingkat produksi

    - penentuan ukuran jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan

    - usaha mengelola permintaan untuk menjaga agar

    peralatan dan pekerja tetap bekerja.

    b. Industri Penerbangan

    Perencanaan agregat mancakup jadwal atau table atas:

    - jumlah penerbangan masuk dan keluar di setiap pusat.

    - Jumlah penerbangan di setiap rute.

    - Jumlah penumpang yang harus dilayani di setiap

    penerbangan.

    - Jumlah awak pesawat dan awak di darat yang dibutuhkan

    pada setiap pusat dan bandara.

    c. Rumah sakit

    Masalah yang dihadapi adalah alokasi uang, staf, perlengkapan untuk memenuhi

    permintaan pasien atas pelayanan jasa rumah sakit yang bersangkutan.

  • 60

    d. Rantai Perusahaan Kecil Nasional

    Contohnya adalah jasa foto copy, percetakan, pusat computer, yang mana

    pertanyaan atas perencanaan agregat vs perencanaan independent di setiap badan

    usaha menjadi sebuah perhatian. Output dan pembelian dapat direncanakan secara

    terpusat apabila permintaan dapat dipengaruhi melalui promosi khusus.

    Pendekatan ini menguntungkan karena mengurangi biaya pembelian dan

    periklanan dan membantu arus kas di lokasi yang independent.

    e. Jasa lain-lain.

    Seperti jasa keuangan, transportasi, komunikasi, rekreasi, memeberikan output

    yang volumenya tinggi namun tidak berwujud. Untuk jasa semacam ini lebih

    utama pada perencanaan persyaratan sumber daya manusia (lihat bab tentang

    sumber daya manusia) dan pengelolaan permintaan.

    Penjadwalan Jangka Pendek

    (Short-Term Schedulling)

    A. PENTINGNYA STRATEGI PENJADWALAN JANGKA PENDEK

    Penjadwalan jangka pendek sangat penting sekali bagi perusahaan karena :

  • 61

    1. Dengan penjadwalan yang efektif, perusahaan dapat menggunakan asetnya

    dan menghasilkan kapasitas investasi yang lebih besar dan sebaliknya

    mengurangi biaya.

    2. Penjadwalan menambah kapasitasdan fleksibilitas yang terkait dan

    memberikan waktu pengiriman yang lebih cepat dan dengan demikian

    pelayanan kepada pelanggan menjadi lebih baika.

    3. Dengan menggunakan konsep penjadwalan jangka pendek maka

    keunggulan kompetitif dengan pengiriman dapat diabdalkan.

    B. BAHASAN PENJADWALAN

    Penjadwalan berkaitan dengan waktu operasi. Penjadwalan dimulai dengan

    perencanaan kapasitas yang meliputi fasilitas dan penguasaan terhadap mesin,

    kemudian jadwal induk membagi rencana kasar dan membuat jadwal keseluruhan

    untuk output.

    Penjadwalan jangka pendek menerjemahkan keputusan kapasitas, rencana jangka

    menengah ke dalam urutan pekerjaan, penugasan khusus terhadap karyawan,

    bahan baku dan fasilitas.

    Berbagai isu yang berkitan dengan penjadwalan diantaranya:

    1. Penjadwalan Ke depan dan ke belakang

  • 62

    Penjadwalan ke depan memulai skedul /jadwal segera setelah persyaratan

    diketahui. Banyak digunakan pada rumah sakit, klinik, restoran untuk makan

    malam, perusahaan permesinan. Pekerjaan dilaksanakan atas pesanan konsumen

    dan sesegera mungkin dilakukan pengiriman. Dirancang untuk menghasilkan

    jadwal yang bisa diselesaikan meski tidak berarti memenuhi tanggal jatuh

    temponya.

    Penjadwalan ke belakang dimulai dengan tanggal jatuh tempo, menjadwal operasi

    finsal dahulu. Tahap-tahap dalam pekerjaan kemudian dijadwal pada suatu waktu,

    dibalik. Dengan mengurangi lead time untuk tiap item akan didapatkan waktu

    awal. Banyak digunakan di perusahaan manufaktur dan juga jasa seperti katering.

    Hal-hal tehnis seperti kerusakan mesin, masalah mutu seringkalo membuat

    penjadwalan semakin kompleks, sehingga perlu pemikiran khusus.

    2. Penjadwalan Kriteria Proses

    Tehnik penjadwalan yang benar tergantung pada volume pesana, ciri operasi dan

    seluruh kompleksitas pekerjaan. Oleh karenanya ada empet criteria yaitu:

    a. Meminimalkan waktu penyelesaian dengan cara menetapkan rata-rata waktu

    penyelesaian.

    b. Memaksimalkan utilitas dengan menetapkan persentase watu fasilitas

    digunakan.

  • 63

    c. Meminimalkan persediaan barang dalam proses dengan menetapkan rata-rata

    jumlah pekerjaan dalam system.

    d. Meminimalkan waktu tunggu konsumen dengan menetapkan rat-rata

    keterlambatan.

    Empat kriteria ini digunakan dalam industri untuk mengevaluasi kinerja

    penjadwalan. Sehingga pendekatan penjadwalan harus jelas mudah dimengerti

    dan dilaksanakan fleksibel dan realistic.

    C. PROSES PENJADWALAN BERFOKUS PADA PUSAT KERJA

    Fasilitas ini berfokus pada proses atau dikenal juga dengan fasilitas terputus-putus

    atau Job Shop yaitu tingginya variasi yang dihasilkan, volume rendah dan

    biasanya diterapkan pada manufaktur maupun jasa.

    Sistem ini dibuat berdasarkan pesanan dan biasanya berbeda dalam bahan baku,

    urutan proses, waktu proses, dan set up. Karemna perbedaan ini maka

    penjadwalan menjadi kompleks. Oleh karena itu system ini harus:

    1. Menjadwal pesanan yang akan dating tanpa mengganggu kendala

    kapasitas pusat kerja individu.

    2. Mengecek ketersediaan alat dan bahan baku sebelum memberikan

    pesana ke suatu departemen.

  • 64

    3. Membuat tanggal jatuh tempo untuk tiap pekerjaan dan mengecek

    kemajuan nya.

    4. Mengecek barang dalam proses pada saat pekerjaan bergerak menuju

    perusahaan.

    5. Memberikan feedback pada aktifitas produksi.

    6. Menyediakan statistic efisiensi pekerjaan dan memonitor waktu

    operator untuk analisis distribusi tenaga kerja, gajui dan upah.

    Sistem penjadwalan baik yang manual maupun otomatis perlu data yang akurat

    dan relevan sehingga membutuhkan data base dengan file perencanaan dan

    pengendalian.

    Tiga file perencanaan yaitu:

    a. File master barang

    b. File routing

    c. File master induk pusat kerja

    D. PEMBEBANAN PEKERJAAN DI PUSAT PEKERJAAN.

  • 65

    Pembebanan berarti penugasan pekerjaan untuk dilaksanakan atau pusat

    pengolahan atau pusat pemrosesan. Manajer operasi menugaskan pekerjaan untuk

    dilaksanakan sehingga biaya, waktu menganggur atau waktu penyelesaian harus

    dijaga agar tetap minimum.

    Pusat pembebanan dibagi menjadi dua bentuk yaitu orientasi pada kapasitas dan

    dikaitkan ke penugasan tugas tertentu ke pusat pekerjaan.

    Pendekatan yang digunakan dalam pembebanan adalah Diagram Gantt/ Gantt

    Chart.

    Diagram Gantt merupakan alat Bantu visual yang sangat berguna dalam

    pembebanan dan penjadwalan. Diagram ini dikembangkan oleh Henry L Gantt

    pada akhir tahun 1800. Diagram ini membantu menggambarkan penggunaan

    sumber daya seperti pusat pekerjaan dan lembur.

    Contoh

    Perusahaan X menggunakan diagram Gantt untuk menunjukkan penjadwalan tiga

    macam pesanan yaitu pekerjaan A, B, C yang mana penjadwalan nya saling

    terkait waktunya. Pekerjaan A dan B dimulai bersamaan yaitu pada hari ke 1.

    Pekerjaan A berakhir pada hari ke 5, pekerjaan B pada hari ke 4 sedangkan

    pekerjaan C mulai hari ke tiga sampai hari ke 6.

  • 66

    BAB IV

    KESIMPULAN DAN SARAN

    4.1 Kesimpulan

    Dari uraian yang telah di bahas pada bab 3 maka dapat diambil kesimpulan

    sebagai berikut :

    1. Mata kuliah interaksi manusia dan komputer merupakan mata kuliah wajib

    yang harus ditempuh mahasiswa.

    2. Dalam interaksi manusia dan komputer tidak hanya mempelajari tentang

    membuat desain antarmuka saja, tetapi juga mempelajari aspek-aspek

    yang berhubungan dengan lingkungan pengguna sistem.

    3. Setelah menempuh mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat

    menerapkan konsep-konsep interaksi manusia dan komputer dalam

    membangun software.

    4. Software yang dibangun nantinya akan menerapkan User Centered

    Design.

    4.2 Saran

  • 67

    Saran yang dapat penulis sampaikn dari hasil penyusunan makalah ini antara lain

    sebagai berikut :

    1. Makalah ini hanya menjelaskan materi kuliah Sistem Informasi

    Manufaktur hanya pada bab Material Requirement Planning (MRP) saja.

    Sehingga pengembangan terhadap makalah ini dikemudian hari sangat

    diperlukan yang meliputi bab-bab yang lain.

  • 68

    DAFTAR PUSTAKA

    Principles of Inventory and Materials Management, Richard J. Tersine

    Production Planning and Inventory Control, Vincent Gasperzs

    Operations Management, Roger J. Schroeder

    MRP Mahasiswa, Drs. Ec. Mulyanto Nugroho, MM.

    Materi Manajemen Operasi, Drs. Dandan Irawan, M.Sc.