Makalah FF Alexander 102011029

17
TUGAS SKILLAB FAMILY FOLDER Alexander Sebastian 10-2011-029 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana [email protected] Laporan Kasus Hasil Kunjungan Rumah pada Senin, 7 Juli 2014 Puskesmas : Kelurahan Jelambar Baru I. Identitas Pasien a. Nama : Ny. Ho Lie Joen b. Umur : 64 Tahun c. Jenis Kelamin : Perempuan d. Pekerjaan : Penjahit e. Pendidikan : Smp 2 (tidak selesai) f. Alamat : Jalan Jelambar Ilir rt/rw: 012/010 Kel : Jelambar Baru Kec : Grogol Petamburan Telepon : 021-9321798 II. Riwayat Biologis Keluarga a. Keadaan Kesehatan Sekarang : Baik b. Kebersihan Perorangan : Baik c. Penyakit Yang Sering Diderita : Hipertensi, Gastritis d. Penyakit Keturunan : Hipertensi (darah tinggi) e. Penyakit Kronis/Menular : - f. Kecacatan Anggota Keluarga : - g. Pola Makan : Baik h. Pola Istirahat : Baik i. Jumlah Anggota Keluarga : 3 orang III. Psikologis Keluarga a. Kebiasaan Buruk : - b. Pengambilan Keputusan : Bapak c. Ketergantungan Obat : - d. Tempat Mencari Pelayanan Kesehatan : Puskesmas Jelambar Baru

description

asdcavf

Transcript of Makalah FF Alexander 102011029

Page 1: Makalah FF Alexander 102011029

TUGAS SKILLAB FAMILY FOLDER

Alexander Sebastian10-2011-029Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida [email protected]

Laporan Kasus Hasil Kunjungan Rumah pada Senin, 7 Juli 2014

Puskesmas : Kelurahan Jelambar Baru

I. Identitas Pasien

a. Nama : Ny. Ho Lie Joenb. Umur : 64 Tahunc. Jenis Kelamin : Perempuand. Pekerjaan : Penjahite. Pendidikan : Smp 2 (tidak selesai)f. Alamat : Jalan Jelambar Ilir rt/rw: 012/010

Kel : Jelambar Baru Kec : Grogol Petamburan Telepon : 021-9321798

II. Riwayat Biologis Keluarga

a. Keadaan Kesehatan Sekarang : Baikb. Kebersihan Perorangan : Baikc. Penyakit Yang Sering Diderita : Hipertensi, Gastritisd. Penyakit Keturunan : Hipertensi (darah tinggi)e. Penyakit Kronis/Menular : -f. Kecacatan Anggota Keluarga : -g. Pola Makan : Baikh. Pola Istirahat : Baiki. Jumlah Anggota Keluarga : 3 orang

III. Psikologis Keluarga

a. Kebiasaan Buruk : -b. Pengambilan Keputusan : Bapakc. Ketergantungan Obat : -d. Tempat Mencari Pelayanan Kesehatan : Puskesmas Jelambar Barue. Pola Rekreasi : Kurang

IV. Keadaan Rumah/Lingkungan

a. Jenis Bangunan : Permanenb. Lantai Rumah : Keramikc. Luas Rumah : 32 m2

d. Penerangan : Baik

Page 2: Makalah FF Alexander 102011029

e. Kebersihan : Baikf. Ventilasi : Baikg. Dapur : Adah. Jamban Keluarga : Adai. Sumber Air Minum : Ledengj. Sumber Pencemaran Air : Tidak adak. Pemanfaatan Perkarangan : Tidak adal. Sistem Pembuangan Air Limbah : Adam. Tempat Pembuangan Sampah : Adan. Sanitasi Lingkungan : Baik

V. Spiritual Keluarga

a. Ketaatan Beribadah : Baikb. Keyakinan Tentang Kesehatan : Baik

VI. Keadaan Sosial Keluarga

a. Tingkat Pendidikan : Tinggib. Hubungan Antar Anggota Kel : Baikc. Hubungan Dengan Orang Lain : Baikd. Kegiatan Organisasi Sosial : Kurange. Keadaan Ekonomi : Sedang

VII. Kultural Keluarga

a. Adat yang berpengaruh : -b. Lain-lain : -

VIII. Daftar Anggota Keluarga

No.

Nama Hub dgn KK

Umur Pendidikan Pekerjaan Agama Keadaan kesehatan

Keadaan gizi

KB

1 The Ie Tong

Suami 79 SD - Kristen Hipertensi Baik -

2 Ho Lie Joen

Istri 64 SMP Penjahit Kristen Hipertensi, Gastritis

Baik -

3 Harry Handoyo

Anak 45 SD Konveksi Kristen Sehat Baik -

4

5

IX. Keluhan Utama : Kontrol Hipertensi.

X. Keluhan Tambahan : Gastritis

Page 3: Makalah FF Alexander 102011029

XI. Riwayat Penyakit Sekarang : Sedang mengkonsumsi Obat Antihipertensi secara

Rutin sejak + 3 bulan yang lalu.

XII. Riwayat Penyakit Dahulu : Dulu ada asma , tapi sekarang sudah tidak ada gejala

dan tidak pernah kambuh , juga ada gastritis karena pekerjaan yang menyita waktu.

XIII. Pemeriksaan Fisik :

Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis Tekanan darah : 150/100 mmHg Pernapasan : 18 x/menit Nadi : 72 x/menit Suhu : 37,1 ºC

XIV. Diagnosis Penyakit : Hipertensi Essensial (genetik) dan Gastritis

XV. Diagnosis Keluarga : Darah Tinggi

XVI. Anjuran Penatalaksanaan Penyakit

a. Promotif : Rajin berolahraga, pola makan yang sehat dengan rendah garam.b. Preventif : Diet rendah garam.c. Kuratif : Meminum obat secara teratur.d. Rehabilitatif : Meminum obat agar tekanan darah terkontrol dan tidak menimbulkan

komplikasi.XVII. Prognosis

a. Penyakit : Dubia ad bonam.b. Keluarga : Baik.c. Masyarakat : Baik.

XVIII. Resume

Ibu Ho Lie Joen , 64 tahun adalah penderita hipertensi dengan Gastritis. Ibu Ho Lie Hoen rajin memeriksakan dirinya ke puskesmas untuk kontrol darah tingginya. Saat ini beliau mengkonsumsi obat antihipertensi yaitu amlodipin. Pasien memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyakitnya sehingga mampu melakukan pola hidup yang baik seperti olahraga teratur, istirahat yang cukup, serta berobat yang teratur. Pasien memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyakitnya sehingga mampu melakukan pola hidup yang baik seperti olahraga teratur, istirahat yang cukup, serta berobat yang teratur. Pasien disarankan untuk melakukan pencegahan sekunder untuk mencegah komplikasi yang dapat timbul dengan minum obat secara teratur, kontrol tekanan darahnya secara rutin minimal 1 bulan sekali, olahraga secara teratur, memperbaiki pola makan, dan melakukan hal-hal yang terdapat dalam perilaku hidup sehat. Sedangkan keluarga pasien sebagai kelompok resiko tinggi, dianjurkan untuk berperilaku hidup sehat sedini mungkin dan mengontrol tekanan darah secara teratur dan hidup dengan pola makan yang sehat. Untuk mencapai kesehatan yang menyeluruh hendaknya didukung pula oleh kondisi rumah yang sehat.

Tinjauan Pustaka

Page 4: Makalah FF Alexander 102011029

Pendahuluan

Definisi hipertensi adalah tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolik >

90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi. Berdasarkan penyebabnya,

hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu hipertensi esensial atau hipertensi primer yang

diketahui penyebabnya disebut juga hipertensi idiopatik dan hipertensi sekunder atau

hipertensi renal yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.

Di Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan.

Hipertensi primer meliputi sekitar 95% kasus dari seluruh pasien hipertensi dan 5% lainya

mengalami hipertensi sekunder. Oleh karena itu, upaya penanganan hipertensi primer lebih

mendapatkan prioritas. Banyak pernelitian dilakukan terhadap hipertensi primer baik

mengenai patogenesis maupun tentang pengobatannya.

Pasien yang saya kunjungi merupakan pasien dengan hipertensi primer, beliau mendapatkan

hipertensi dari ayah nya (faktor genetik) dan beliau mengetahui tensi nya tinggi pun secara

tidak disengaja. Oleh karena itu penting dilakukannya checkup kesehatan secara berkala,

terutama pada usia yang sudah lebih dari 50 tahun. Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas

mengenai Hipertensi pada pra-lansia.

Etiologi

Page 5: Makalah FF Alexander 102011029

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut

juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang

mempengaruhi nya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis,

sistem renin-angiotensin, defek dalam eksresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular,

dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta

polisitemia.1

2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab

spesifiknya diketahui, seperti penggunaan esterogen, penyakit ginjal, hipertensi

vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom Cushing, hipertensi yang

berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain.1

Manifestasi Klinis

Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila demikian,

gejala baru muncul setelah komplikasi terjadi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala

lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa

berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan pusing.1

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan

menentukan adanya kerusakan organ dan faktor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi.

Biasanya diperiksa urinalisa, darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin,

gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL), dan EKG.1,2

Sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain, seperti klirens kreatinin, protein urin

24jam, asam urat, kolesterol LDL,atau TSH.1

Diagnosis

Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali pengukuran, hanya dapat

ditetapkan setelah dua kali atau lebih penguruan pada kunjungan yang berbeda, kecuali

terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis. Pengukuran tekanan darah dilakukan

dalam keadaan pasien duduk bersandar, setelah beristirahat selama 5 menit, dengan ukuran

pembungkus lengan yang sesuai (menutupi 80% lengan). Tensimeter dengan air raksa masih

tetap dianggap alat pengukur yang terbaik.1-3

Page 6: Makalah FF Alexander 102011029

Anamnesis yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama menderitanya, riwayat dan

gejala penyakit-penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung,

penyakit serebrovaskular, dan lainnya. Apakah terdapat riwayat penyakit dalam keluarga,

gejala-gejala yang berkaitan dengan penyebab hipertensi, perubahan aktivitas/kebiasaan

(seperti merokok), konsumsi makanan, riwayat obat-obatan bebas, hasil dan efek samping

terapi antihipertensi sebelumnya bila ada, dan faktor psikososial lingkungan (keluarga,

pekerjaan, dan sebagainya).2,3

Dalam pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau lebih dengan

jarak 2 menit, kemudian di periksa ulang pada lengan kontralateral. Dikaji perbandingan

berat badan dan tinggi pasien. Kemudian dilakukan pemeriksaan funduskopi untuk

mengetahui adanya retinopati hipertensif, pemeriksaan leher untuk mencari bising karotid,

pembesaran vena, atau kelenjar tiroid. Di cari tanda-tanda gangguan irama dan denyut

jantung, pembesaran ukuran. Paru di periksa untuk mencari ronki dan bronkospasme.

Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk mencari adanya massa, pembesaran ginjal, dan

pulsasi aorta yang abnormal. Pada ekstremitas dapat ditemukan pulsasi arteri perifer yang

menghilang, edema, dan bising. Dilakukan juga pemeriksaan neurologi.1-3

Klasifikasi sesuai WHO/ISH1

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normotensi < 140 < 90

Hipertensi ringan 140 – 180 90 – 105

Hipertensi perbatasan 140 – 160 90 – 95

Hipertensi sedang dan berat > 180 > 105

Hipertensi sistolik terisolasi > 140 < 90

Hipertensi sistolik perbatasan 140 – 160 < 90

Page 7: Makalah FF Alexander 102011029

Klasifikasi pengukuran tekanan darah berdasarkan The Joint National Committe on

Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Blood Pressure1 :

Kategori Sistolik

(mmHg)

Diastolik

(mmHg)

Rekomendasi

Normal < 130 < 85 Periksa ulang dalam 2 tahun

Perbatasan 130 – 139 85 – 99 Periksa ulang dalam 1 tahun

Hipertensi tingkat 1 140 – 159 90 – 99 Konfirmasi dalam 1 atau 2 bulan

Anjurkan modifikasi gaya hidup

Hipertensi tingkat 2 160 – 179 100 – 109 Evaluasi atau rujuk dalam 1 bulan

Hipertensi tingkat 3 > 180 > 110 Evaluasi atau rujuk segera dalam 1

minggu berdasarkan kondisi klinis

Catatan : pasien tidak sedang sakit atau minum obat antihipertensi. Jika tekanan sistolik dan

diastolik berada dalam kategori yang berbeda, masukkan dalam kategori yang lebih tinggi.

Patogenesis

Hipertensi esensial adalah multifaktorial yang timbul terutama karena interaksi antara faktor-

faktor resiko tertentu. Faktor-faktor resiko yang mendorong timbulnya kenailan tekanan

darah tersebut adalah2 :

1. Faktor resiko, seperti: diet dan asupan garam, stress, ras, obesitas, merokok dan

genetik.

2. System saraf simpatis

Tonus simpatis

Variasi diurnal

3. Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi : endotel pembuluh

darah berperan utama, tetapi remodeling dari endotel, otot polos dan interstitium juga

memberikan kontribusi akhir.

4. Pengaruh system endokrin setempat yang berperan pada system renin, angiotensin

dan aldosteron.

Faktor risiko dan gejala klinis

Page 8: Makalah FF Alexander 102011029

Faktor risiko terjadinya hipertensi, adalah antara lain2,3:

1. Obesitas (Kegemukan)

Merupakan ciri khas penderita hipertensi. Walaupun belum diketahui secara pasti

hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti bahwa daya pompa jantung dan

sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi daripada

penderita hipertensi dengan berat badan normal.

2. Stress

Diduga melalui aktivasi saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas).

Peningkatan aktivitas saraf simpatis mengakibatkan meningkatnya tekanan darah secara

intermitten (tidak menentu).

3. Faktor Keturunan (Genetik)

Apabila riwayat hipertensi didapat pada kedua orang tua, maka dugaan hipertensi

essensial akan sangat besar. Demikian pula dengan kembar monozigot (satu sel telur)

apabila salah satunya adalah penderita hipertensi.

4. Jenis Kelamin (Gender)

Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi daripada wanita.

Hipertensi berdasarkan gender ini dapat pula dipengaruhi oleh faktor psikologis. Pada

wanita seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat (merokok, kelebihan berat badan),

depresi dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada pria lebih berhubungan dengan

pekerjaan, seperti perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan dan pengangguran.

5. Usia

Dengan semakin bertambahnya usia, kemungkinan seseorang menderita hipertensi juga

semakin besar.

6. Asupan garam

Melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah yang akan diikuti

oleh peningkatan eksresi kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik

(sistem pendarahan) yang normal. Pada hipertensi essensial mekanisme inilah yang

terganggu

7. Gaya hidup yang kurang sehat

Walaupun tidak terlalu jelas hubungannya dengan hipertensi namun kebiasaan merokok,

minum minuman beralkohol dan kurang olahraga dapat pula mempenegaruhi

peningkatan tekanan darah.

Evaluasi pasien hipertensi mempunyai tiga tujuan:

Page 9: Makalah FF Alexander 102011029

1. Mengidentifikasi penyebab hipertensi

2. Menilai adanya kerusakan organ target dan penyakit kardiovaskular, beratnya penyakit,

serta respons terhadap pengobatan

3. Mengidentifikasi adanya faktor risiko kardiovaskular yang lain atau penyakit penyerta,

yang ikut menentukan prognosis dan ikut menentukan panduan pengobatan.

Data yang diperlukan untuk evaluasi tersebut diperoleh dengan cara anamnesis, pemeriksaan

fisis, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan penunjang.

Pada 70-80% kasus hipertensi primer didapatkan riwayat hipertensi dalam keluarga meskipun

hal ini belum dapat memastikan diagnosis. Jika didapatkan riwayat hipertensi pada kedua

orang tua dugaan terhadap hipertensi primer makin kuat. Sebagian besar hipertensi primer

terjadi pada usia 25-45 tahun dan hanya pada 20% terjadi pada dibawah usia 20 tahun dan

diatas 50 tahun.3

Penatalaksanaan

1. Pengobatan Non-farmakologis.2,4,5

Penatalaksanaan dengan mengubah diet :

Tujuan Diet

- Menurunkan tekanan darah (diastole) ≤ 90 mmHg

- Menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh

- Mencapai dan menjaga BB dengan IMT 18.5 – 25

Syarat Diet

Menerapkan Diet Garam Rendah, yaitu sebagai berikut:

- Cukup energi, protein, mineral dan vitamin

- Konsumsi karbohidrat kompleks

- Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit

- Jumlah konsumsi natrium disesuaikan dengan berat tidaknya hipetensi

- Hindari bahan makanan yang tinggi natrium

- Konsumsi bahan makanan yang mengandung tinggi kalium, tinggi serat

Jenis Diet

- Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na)

Diberikan pada pasien dengan edema, asites, dan atau hipertensi berat. Tidak

ditambahkan garam dapur dalam pengolahan makanannya. Hindari juga bahan

makanan yang tinggi kadar natriumnya.

Page 10: Makalah FF Alexander 102011029

- Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na)

Diberikan pada pasien dengan edema, asites, dan atau hipertensi tidak terlalu berat.

Boleh menggunakan ½ sdt (2 gr) garam dapur dalam pengolahan makanannya.

Hindari juga bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.

- Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)

Diberikan pada pasien dengan edema, asites, dan atau hipertensi ringan. Boleh

menggunakan 1 sdt (4 gr) garam dapur dalam pengolahan makanannya.

Bahan Makanan yang dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Dianjurkan: bahan makanan yang tidak menggunakan garam dapur, soda, atau baking

powder dalam pengolahannya. Bahan makanan segar tanpa diawetkan, daging dan ikan

maksimal 100 gr sehari, dan untuk telur 1 butir sehari.3,5

Dihindari: bahan makanan yang diolah dengan garam dapur, soda, baking powder,

asinan, dan bahan makanan yang diawetkan dengan natrium benzoat, soft drinks,

margarin dan mentega biasa, bumbu yang mengandung garam dapur (kecap, terasi,

tomato ketchup, tauco, dan lain sebagainya)

2. Pengobatan Farmakologi

Pengobatan hipertensi berlandaskan beberapa prinsip1,3 :

1. Pengobatan hipertensi sekunder lebih mengutamakan pengobatan kausal

2. Pengobatan hipertensi primer ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan

harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komlikasi

3. Upaya menurunkan tekanan darh dicapai dengan menggunakan obat anti

hipertensi selain dengan perubahan gaya hidup

4. Pengobatan hipertensi primer adalah pengobatan jangka panjang dengan

kemungkinan besar untuk seumur hidup

5. Pengobatan menggunakan algoritma yang dianjurkan The Joint National

Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure.

Pada sebagian besar pasien pengobatan dimulai dengan dosis kecil obat anti hipertensi yang

dipilih, dan jika perlu dosisnya secara perlahan-lahan dinaikan, bergantung pada umur,

kebutuhan, dan hasil pengobatan. Obat anti hipertensi yang dipilih sebaiknya yang

mempunyai efek penurunan tekanan darah selama 24 jam dengan dosis sekali sehari, dan

setelah 24 jam efek penurunan tekanan darahnya masih diatas 50% efek maksimal. Obat

Page 11: Makalah FF Alexander 102011029

antihipertensi kerja panjang yang mempunyai efek penurunan tekanan darah selama 24 jam

lebih disukai daripada obat jangka pendek disebabkan oleh beberapa faktor antara lain2,3 :

1. Kepatuhan lebih baik dengan dosis sekali sehari

2. Harga obat dapat lebih murah

3. Pengendalian tekanan darah perlahan-lahan dan persisten

4. Mendapat perlindungan terhadap faktor risiko seperti kematian mendadak, serangan

jantung, dan strok, yang disebabkan oleh peninggian tekanan darah pada saat bangun

setelah tidur malam hari.

Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmaklogis hipertensi yang dianjurkan oleh JNC :

Diuretika, terutama jenis Thiazide (thiaz) atau Aldosterone Antagonist (Aldo Ant)

Beta Blocker (BB)

Calcium Channel Blocker atau Calcium Antagonist (CCB)

Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)

Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor antagonist/blocker (ARB)

Masing-masing obat antihipertensi memiliki efektivitas dan keamanan dalam pengobatan

hipertensi, tetapi pemilihan obat antihipertensi juga dipengaruhi beberapa faktor yaitu2:

Faktor sosial ekonomi

Profil faktor resiko kardiovaskular

Ada tidaknya kerusakan organ target

Ada tidaknya penyakit penyerta

Variasi individu dari respon pasien terhadap obat antihipertensi

Kemungkinan adanya interaksi dengan obat yang gunakan pasien untuk penyakit lain

Bukti ilmiah kemampuan obat antihipertensi yang akan digunakan dalam menurunkan

resiko kardiovaskular

Daftar Pustaka

1. Mansjoer A, Suprohalita, Wardhani WL, Setiowulan W: Kapita Selekta Kedokteran,

Jakarta, Media Aaesculapius FKUI; 2008.

Page 12: Makalah FF Alexander 102011029

2. Kasper DL, Fauci AS, Lonjo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL: Harrison's

Principles Of Internal Medicine, 16 th ed, Mc Graw Hill Med. Publ.Div.; 2005.

3. Noer MS: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Ketiga, Jilid kesatu, Balai Penerbit

FKUI; 2003.

4. Pohan S. I.. Jaminan mutu layanan kesehatan. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2006.

5. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: Penerbit buku kedokteran

EGC; 2009.