makalah farmakologi

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Farmakologi bersaral dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu pengetahuan). Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada system biologis. Didalam ilmu farmakologi terdapat istilah polimorfisme genetik. Istilah polimorfisme genetik didefinisikan sebagai “adanya individu-individu dengan sifat genetik yang berlainan tetapi hidup secara bersamaan dalam populasi, di mana frekuensi masing-masing selalu tetap dan tidak berubah oleh karena adanya mutasi genetik. Adanya perbedaan genetik ini bisa menyebabkan perbedaan fenotip (“penampilan”). Salah satunya adalah dalam hal perbedaan respon seseorang terhadap penggunaan obat. Obat yang sama, dengan dosis yang sama, bisa memberikan efek yang berbeda pada orang yang memiliki genetik yang berbeda. Sebagai contoh, sudah banyak informasi bahwa pada suatu ras tertentu, sekian persen populasinya memiliki sifat asetilator lambat, sehingga obat yang mengalami proses asetilasi di dalam tubuh akan lebih lambat prosesnya, 1

Transcript of makalah farmakologi

Page 1: makalah farmakologi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG 

Farmakologi bersaral dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu pengetahuan).

Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya

pada system biologis.

Didalam ilmu farmakologi terdapat istilah polimorfisme genetik.

Istilah polimorfisme genetik didefinisikan sebagai “adanya individu-individu

dengan sifat genetik yang berlainan tetapi hidup secara bersamaan dalam populasi,

di mana frekuensi masing-masing selalu tetap dan tidak berubah oleh karena adanya

mutasi genetik.  Adanya perbedaan genetik ini bisa menyebabkan perbedaan fenotip

(“penampilan”). Salah satunya adalah dalam hal perbedaan respon seseorang

terhadap penggunaan obat. Obat yang sama, dengan dosis yang sama, bisa

memberikan efek yang berbeda pada orang yang memiliki genetik yang berbeda.

Sebagai contoh, sudah banyak informasi bahwa pada suatu ras tertentu, sekian

persen populasinya memiliki sifat asetilator lambat, sehingga obat yang mengalami

proses asetilasi di dalam tubuh akan lebih lambat prosesnya, dan obat akan berada

dalam tubuh lebih lama, sehingga efeknya meningkat.

1.2 Rumusan Masalah

1. apa Pengertian konsep farmakologi ?

2. apa pengertian polimorfisme?

3.Jenis-jenis enzim yang mengandung polimorfisme

1.3 Tujuan Penulisan

1.Untuk mengetahui konsep-konsep dari farmakologi

2.Untuk mengetahui pengertian Farmakologi

3.Untuk mengetahui jenis-jenis enzim yang berperan dalam polimorfisme.

1

Page 2: makalah farmakologi

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Konsep Dasar Farmakologi

Farmakologi bersaral dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu

pengetahuan). Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan

cara kerjanya pada system biologis.

Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian

tanaman atau hewan yang digunakan sebagai obat .

Farmasi adalah bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi

dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab

memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Profesional bidang

farmasis disebut farmasis atau apoteker.

Farmakologi Klinik adalah ilmu farmakologi yang mempelajari pengaruh

kondisi klinis pasien terhadap efikasi obat, misalkan kondisi hamil dan menyusui,

neonates dan anak, geriatric, inefisiensi ginjal dan hepar. Farmakologi Terapi atau

sering disebut farmakoterapi adalah ilmu yang mempelajari pemanfaatan obat

untuk tujuan terapi. Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh

bahan kimia yang merugikan bagi organisme hidup.

11.2 Pengertian Polimorfisme

Istilah polimorfisme genetik didefinisikan sebagai “adanya individu-

individu dengan sifat genetik yang berlainan tetapi hidup secara bersamaan dalam

populasi, di mana frekuensi masing-masing selalu tetap dan tidak berubah oleh

karena adanya mutasi genetik.  Adanya perbedaan genetik ini bisa menyebabkan

perbedaan fenotip (“penampilan”). Salah satunya adalah dalam hal perbedaan

respon seseorang terhadap penggunaan obat. Obat yang sama, dengan dosis yang

sama, bisa memberikan efek yang berbeda pada orang yang memiliki genetik yang

berbeda. Sebagai contoh, sudah banyak informasi bahwa pada suatu ras tertentu,

sekian persen populasinya memiliki sifat asetilator lambat, sehingga obat yang

2

Page 3: makalah farmakologi

mengalami proses asetilasi di dalam tubuh akan lebih lambat prosesnya, dan obat

akan berada dalam tubuh lebih lama, sehingga efeknya meningkat.

Individu yang memiliki sifat asetilator lambat, akan menyebabkan obat

mengalami proses asetilasi di dalam tubuh menjadi lebih lambat , dan obat akan

berada dalam tubuh lebih lama, sehingga efeknya meningkat. Dengan demikian,

pemberian obat harus dengan dosis rendah, agar tidak menimbulkan peningkatan

efek toksis dan pemberian obat tidak harus dilakukan berulangkali/frekuensi yang

tinggi, karena metabolisme obat berlangsung lambat. Contoh obat INH Salah

satunya adalah dalam hal perbedaan respon seseorang terhadap penggunaan obat.

Obat yang sama, dengan dosis yang sama, bisa memberikan efek yang berbeda

pada orang yang memiliki genetik yang berbeda.

Individu dengan tipe asetilator cepat, maka pemberian INH harus

dilakukan berulangkali karena metabolisme INH sangat cepat, sehingga dapat

menimbulkan efek setelah diminum, namun efeknya cepat. Hal ini harus

diperhatikan, karena jika obat harus diberikan secara berulangkali, dengan

frekuensi pemberian yang lebih banyak daripada individu tipe asetilator lambat,

maka kemungkinan terjadi resistensi akan cukup tinggi. Sehingga dalam

pengobatannya, pemberian dosis perlu diperhatikan untuk individu yang memiliki

tipe asetilator cepat agar tidak terjadi resistensi. contoh obat: INH,

Hidralazin,Prokainamid, Sulfametazin, Dapson

Individu yang mengalami polimorfisme genetik dapat menyebabkan kanal

K akan membuka terus, sehingga menyebabkan pelepasan insulin terhambat.

Maka pada pasien tersebut, penggunaan obat golongan sulfonil urea tidak

memberikan efek yang diharapkan.

contoh gol. obat sulfonil urea:

golongan I (asetoheksaid, klorpropamid, tolazamid, tolbutaid)

golongan II (glipizid, gliburid, glimepirid

3

Page 4: makalah farmakologi

11.3 Enzim yang mengandung Polimorfisme

CYP2D6

CYP2C9

CYP2C19

NAT2

Setiap enzim memiliki aktivitas yang berbeda-beda.

Enzim CYP2D6 ,CYP2C9,CYP2C19 merupakan bagian dari enzim CYP

(P450) yang berfungsi dalam metabolisme obat didalam hati selain itu

terdapat juga enzim NAT2. Terdapat 2 tipe umum reaksi metabolisme obat

didalam hati:

Reaksi fase 1

merupakan fase reduksi, oksidasi, dan hidrolisis yang mengubah obat

menjadi lebih polar dengan menjadi inaktif,aktif atau kurang aktif . Reaksi

fase I dilakukan oleh enzim sitorkrom P450 (CYP) sebagai enzim

pengoksidasi, dan merupakan enzim yang terpenting dalam reaksi ini.

Dalam reaksi metabolisme didalam hati

Enzim CYP2D6 (2-4% dari total CYP didalam hati) dan merupakan

enzim yang pertama kali dikenal dengan nama debrisoquine

hydroxylase dan dapat memetabolisme obat sebanyak 15-25%.

Contoh gol. obat yang dimetabolisme: antidepresan, antipsikotik,

analgesik dan obat-obat kardiovaskule

enzim CYP2C9 dan CYP2C19 dapat memetabolisme obat sebanyak

15%.

Reaksi fase 2

4

Page 5: makalah farmakologi

merupakan reaksi konjugasi dengan substrat endogen : asam

glukuronat,asam sulfat, asam asetat atau asam ammino dan hasilnya menjadi

sangat polar . enzim NAT2 berperan sebagai asetilasi dalam reaksi fase II .

Dalam hal ini enzim CYP, genotip populasi terbagi menjadi:

Extensive Metabolizers (EM)

Poor Metaboizers (PM)

sedangkan NAT2 terbagi menjadi:

Rapid Acetylators (RP)

Slow Acetylators (SA) Extensive Metabolizers (EM)

Tipe individu yang memetabolisme obat dengan cepat Karena metabolisme

yang cepat maka obat pun akan cepat dieksresikan dan itu akan mengakibatkan obat

menjadi kurang poten. Maka dalam pemberian obat harus dengan dosis tinggi.

Poor Metabolizers (PM)

Tipe individu yang membawa sifat metabolisme yang buruk (poor

metabolizer) terhadap obat tertentu, misalnya diazepam, proguanil, atau

amitriptyline. Dimana, tubuhnya tidak merespon obat-obatan dengan baik sehingga

sebagian obat yang diminumnya akan mengendap Jika dikonsumsi dalam waktu

lama dan endapannya akan bersifat toksik atau racun dalam tubuh.

Rapid Acetylators (RP)

Individu yang memiliki sifat asetilator cepat.

Slow Acetylators (SA)

Atau asetilator lambat adalah tipe individu yang memiliki sifat gen resesif

tunggal yang berpengaruh terhadap enzim N acetylate transferase di hati. Gen ini

5

Page 6: makalah farmakologi

menyebabkan enzim bekerja lambat dalam metabolisme obat-obatan tertentu.

Karena situasi ini lambat, maka individu yang memiliki tipe asetilator lambat akan

menerima lebih dari obat yang diberikan dalam sirkulasi umumnya daripada

asetilator cepat yang metabolisme obat dan mengirimkannya keluar dari tubuhnya

melalui ginjal dan urin pada tingkat yang lebih cepat dan dengan demikian

meninggalkan kecil jumlah dalam sirkulasi umum, yaitu, aliran darah

6

Page 7: makalah farmakologi

BAB III

PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

polimorfisme didefinisikan sebagai adanya individu-individu dengan sifat

genetik yang berlainan tetapi hidup secara bersamaan dalam suatu populasi,

dimana frekuensi masing-masing selalu tetap dan tidak berubah oleh adanya

mutasi genetik.

Polimorfisme genetik ditemukan pada enzim:

CYP2D6

CYP2C9

CYP2C19

NAT2

III.2 SARAN

Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan

pemahaman tentang polimorfisme dalam bidang study dalam kehidupan sehari-

hari.

7

Page 8: makalah farmakologi

DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2009). Sariawan Bayi. (http//febryan.com/?p=38) diakses 22 Mei

(http://www.pewartakabarindonesia.blogspot.com) di akses 21 juni 2010

Effendi, Nasrul. (1998). Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC

Departemen farmakologi dan terapeutik fakultas kedokteran Ui,Farmakologi

Terapi edisi V,2007.

8