Makalah endometriosis

15
MAKALAH ENDOMETRIOSIS (Dosen Pengampu : Linda Yanti S.ST.,M.Keb) Di Susun oleh : Kelompok 7/1B 1. Ayunda Dewi 2. Desi Eka Putri 3. Fika Wardiyanti 4. Husnul Hotimah 5. Nely Rahayu 6. Sofiyati PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 2014/2015

Transcript of Makalah endometriosis

Page 1: Makalah endometriosis

i

MAKALAH

ENDOMETRIOSIS

(Dosen Pengampu : Linda Yanti S.ST.,M.Keb)

Di Susun oleh :

Kelompok 7/1B

1. Ayunda Dewi

2. Desi Eka Putri

3. Fika Wardiyanti

4. Husnul Hotimah

5. Nely Rahayu

6. Sofiyati

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA

PURWOKERTO

2014/2015

Page 2: Makalah endometriosis

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena

atas hikmah dan hidayahnya penyusun bisa menyelesaikan makalah ini dengan

lanca dan tanpa suatu halangan apapun. Makalah ini dibuat untuk memenuhi

tugas mata kuliah KD 1 tentang sistem endometriosis. Penyusun mengucapkan

terimakasih kepada Ibu Linda Yanti, S.ST., M.Keb, dosen-dosen pengampu mata

kuliah KD 1 kelas 1B DIII Kebidanan,serta teman- teman kelas 1B DIII

Kebidanan ,sehingga makalah selesai tepat pada waktunya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Purwokerto, 05 November 2014

Penyusun

Page 3: Makalah endometriosis

iii

DAFTAR ISI

Halaman Awal ................................................................................................ i

Kata Pengantar ............................................................................................... ii

Daftar Isi ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................. 3

BAB II ISI DAN PEMBAHASAN ................................................................. 4

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 10

A. Kesimpulan ..................................................................................... 10

B. Saran ............................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

Page 4: Makalah endometriosis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Endometriosis merupakan kelainan geinekologik jinak yang sering

diderita oleh perempuan usia reproduksi yang ditandai dengan adanya

glandula dan stroma endometrium diluar letaknya yang normal.

Endometriososis pertama kali didefinisikan pada pertengahan abad ke-19

(Von Rockitansky,1860). Endometriosis sering didapatkan pada peritoneum

pelvis tetapi juga didapatkan di ovarium, septum rektovaginalis,ureter,tetapi

jarang pada vesika urinaria,perikardium,dan pleura. Endometriosis merupakan

penyakit yang pertumbuhannya tergantung pada estrogen. Insidensi

endometriosis sulit dikuantifikasi oleh karena sering gejalanya asimtomatis

dan pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis sensifitasnya

rendah. Perempuan dengan endometriosis bisa tanpa gejala, subvertil atau

menderita rasa sakit pada daerah pelvis terutama waktu menstruasi

(dismenorea). Pada perempuan endometriosis yang asingtomatis

prevalensinya sekitar 2-22% tergantung pada populasinya. Oleh karena

berkaitan dengan infertilitas dan rasa sakit di rongga panggul,prevalensinya

bisa meningkat 20-50%.

Endometriosis disebabkan oleh jaringan endometrium atau selaput

lendir rahim bagian dalam yang setiap bulan luruh menjadi darah haid. Darah

yang luruh ini seharusnya hanya keluar lewat vagina dan sebagian kecil darah

“tumpah“ melalui saluran telur ke dalam rongga abdomen atau rongga

perut.Seharusnya tubuh bisa menyerap darah yang luruh ini. Namun beberapa

hal seperti faktor genetik dan faktor lingkungan menyebabkan turunnya

kemampuan sistem pertahanan tubuh. Sehingga darah tidak diserap secara

maksimal

Endometriosis selama kurang lebih 30 tahun terakhir ini menunjukkan

angka kejadian yang meningkat. Angka kejadian antara 5-15% dapat

ditemukan antara semua operasi pelvic. Endometriosis jarang didapatkan pada

Page 5: Makalah endometriosis

2

orang-orang Negro, dan lebih sering didapatkan pada wanita-wanita dari

golongan social-ekonomi yang kuat. Yang menarik perhatian ialah bahwa

endometriosis lebih sering ditemukan pada wanita yang tidak kawin pada

umur muda dan yang tidak mempunyai banyak anak. Rupanya fungsi ovarium

secara siklis yang terus menerus tanpa diselingi oleh kehamilan, memengang

peranan dalam terjadinya endometriosis. (Prawihardjo, Ilmu Kandungan,

2010, Hal 317)

Endometriosis terjadi pada dua pertiga remaja yang mengalami nyeri

yang bermakna saat menstruasi. Remaja merupakan 8% wanita yang

menderita endometriosis. Dari remaja-remaja yang menderita endometriosis,

10% nya mengalami obstruksi congenital aliran keluar menstruasi. Gejala-

gejala yang paling mengarah ke endometriosis pada kelompok umur ini adalah

peningkatan dismenorea yang didapat, nyeri panggul kronis, perubahan usus

saat menstruasi dan perdarahan vagina abnormal. Karena itu, pemeriksaan

laparoskopi untuk diagnostic harus dipertimbangkan pada remaja yang benar-

benar menunjukkan gejala. Pada kasus yang jarang, dapat terjadi

endometriosis pascamenopause yang disebabkan oelh penggunaanestrogen

eksogen yang tidak teratur. (Buku Saku Obstetri dan Ginekologi, 2009,

Hal 670).

Endometriosis bisa diturunkan dan lebih sering ditemukan pada

keturunan pertama (ibu anak perempuan, saudara perempuan). Endometriosis

yang berat bisa menyebabkan kemandulan karena menghalangi jalannya sel

telur dari ovarium ke rahim. (http://id.wikipedia.org/wiki/Endometriosis).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi endometriosis?

2. Bagaimana gejala endometriosis?

3. Dimana terjadinya endometriosis?

4. Bagaimana cara pengobatan endometriosis?

Page 6: Makalah endometriosis

3

C. TUJUAN

1. Mengetahui apa yang dimaksud definisi endometriosis

2. Mengetahui gejala endometriosis

3. Mengetahui terjadinya endometriosis

4. Mengetahui cara pengobatan endometriosis

Page 7: Makalah endometriosis

4

BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

A. DEFINISI ENDOMETRIOSIS

Endometriosis adalah adanya kelenjar dan stroma endometrium di

luar uterus, paling sering mengenai ovarium atau permukaan peritoneum

viseralis yang mengantung. Meskipun jinak, endometriosis bersifat progresif,

cenderung kambuh dan dapat mengivansi secara lokal, dapat memiliki banyak

fokus yang tersebar luas (jarang), dan dapat terjadi dalam nodus limfe pelvis

(30%). (Buku Saku Obstetri dan Ginekologi, 2009, Hal 666)

Endometriosis adalah satu keadaan di mana jaringan endometrium

yang masih berfungsi terdapat di luar kavum uteri. Jaringan ini yang terdiri

atas kelenjar-kelenjar dan stroma, terdapat di dalam miometrium ataupun di

luar uterus. (Prawihardjo, Ilmu Kandungan, 2010, Hal 314)

Endometriosis adalah radang yang terkait dengan hormon estrogen

berupa pertumbuhan jaringan endometrium yang disertai perambatan

pembuluh darah, hingga menonjol keluar rahim dan menyebabkan pelvic pain.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Endometriosis)

B. GEJALA ENDOMETRIOSIS

1. Dismenorea

Dismenorea adalah nyeri perut bawah yang progresif dan dekat

paha yang terjadi pada dan selama haid. Dismonorea pada endometriosis

biasanya merupakan rasa nyeri waktu haid yang semakin lama semakin

menghebat. Sebab dari dismenorea ini tidak diketahui, tetapi mungkin

adanya hubungan dengan vaskularisasi dan perdarahan dalam sarang

endometriosis pada waktu sebelum dan semasa haid. Nyeri tidak selalu

didapatkan pada endometriosis walaupun kelainan sudah luas, sabaliknya

kelainan ringan dapat menimbulkan gejala nyeri yang keras. (Prawihardjo,

Ilmu Kandungan, 2010, Hal 318)

Page 8: Makalah endometriosis

5

2. Dispareunia

Dispareunia adalah nyeri ketika melakukan hubungan seksual.

Dispareunia yang merupakan gejala yang sering dijumpai,

disebabkan oleh karean adanya endometriosis di kavum Douglasi.

(Prawihardjo, Ilmu Kandungan, 2010, Hal 318)

3. Nyeri waktu defekasi, khusunya pada waktu

Defekais yang sukar dan sakit terutama pada waktu haid,

disebabkan oleh karena adanya endometriosis pada dinding rektosigmoid.

Kadang-kadang bisa terjadi stenosis dari lumen usus besar tersebut.

Endometriosis kandung kencing jarang terdapat, gejala-gejalanya ialah

gangguan miksi dan hematuria pada waktu haid. (Prawihardjo, Ilmu

Kandungan, 2010, Hal 318)

4. Polimenorea dan hipermenorea

Polimenorea adalah panjang siklus haid yang memendek dari

panjang siklus haid yang klasik, yaitu kurang dari 21 hari per siklusnya,

sementara volume pendarahannya kurang lebih sama atau lebih banyak dari

volume pendarahan haid biasa.(H. Hendrik, 2006, Hal 122).

Hipermenorea adalah perdarahan haid yang banyak dan lebih lama

dari normal, 6-7 hari dan ganti pembalut 5-6 kali perhari.

Gangguan haid dan siklusnya dapat terjadi pada endometriosis

apabila kelainan pada ovarium demikian luasnya sehingga fungsi ovulasi

terganggu. (Prawihardjo, Ilmu Kandungan, 2010, Hal 318)

5. Infertilitas

Infertilitas adalah keadaan di mana seseorang tidak dapat hamil

secara alami atau tidak dapat menjalani kehamilannya secara utuh.

Tiga puluh sampai empat puluh persen wanita dengan

endometriosis menderita infertilitas. Menurut Rubin kemungkinan untuk

hamil pada wanita dengan endometriosis ialah kurang lebih separuh

wanita biasa. Faktor penting yang menyebabkan infertilitas pada

endometriosis ialah apabila mobilitas tuba terganggu karena fibrosis dan

Page 9: Makalah endometriosis

6

perlekatan jaringan di sekitarnya. (Prawihardjo, Ilmu Kandungan, 2010,

Hal 318).

C. TEMPAT-TEMPAT DI TEMUKANNYA ENDOMETRIOSIS

Pada endometriosis jaringan endometrium ditemukan di luar kavum

uteri dan di luar miometrium. Menurut urutan yang tersering endometriosis di

temukan ditempat-tempat sebagai berikut :

1. Ovarium

2. Peritoneum dan ligamentum sakrouterinum, kavum Douglasi; dinding

belakang uterus, tuba Fallopii, plika vesikounterina, logamentum

rotondum dan sigmoid

3. Septum rektovaginal

4. Kanalis ingunalis

5. Apendiks

6. Umbilicus

7. Serviks uteri, vagina, kandung kencing, vulva, perineum

8. Parut laparotomi

9. Kelenjar limfe

10. Walaupun sangat jarang, endometriosis dapat ditemukan dilengan, paha,

pleura, dan perikardium. (Prawihardjo, Ilmu Kandungan, 2010, Hal

316)

(gambar tempat-tempat ditemukannya endometriosis)

Page 10: Makalah endometriosis

7

D. PENGOBATAN/PENANGANAN ENDOMETRIOSIS

Pengobatan/penanganan endometriosis terdiri atas pencegahan,

observasi, terapi hormonal, pembedahan dan radiasi.

1. Pencegahan

Bila disminorea yang berat terjadi pada seorang pasien muda,

kemungkinana bermacam-macam tingkat sumbatan pada aliran haid

harus dipertimbangkan.kemungkinan munculnya suatu tanduk rahim

yang tumpul pada rahimbikornuata atau sebuah sumbatan septum rahim

atau vaginal harus diingat.dilatasi serviks untuk memungkinkan

pengeluaran darah haid yang lebih mudah pada pasien dengan tingkat

disminorea yang hebat.( Moore, Hacker.2001)

Kemudian, adapula pendapat dari Meigs. Meigs berpendapat

bahwa kehamilan adalah pencegahan yang paling baik untuk

endometriosis. Gejala- gejala endometriosis memang berkurang pada

waktu dan sesudah kehamilan karena regresi endometrium dalam sarang-

sarang endometriosis. Maka dari itu perkawinan hendaknya jangan

ditunda terlalu lama dan diusahakan secepatnya memiliki anak yang

diinginkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sikap demikian tidak

hanya merupaka profilaksis yang baik untuk endometriosis, melainkan

juga mrnghindari terjadinya infertilitas sesudah endometrium timbul.

Selain itu juga jangan melakukan pemeriksaan yang kasar atau kerokan

saat haid, karena dapat mengalirkan darah haid dari uterus ke tuba fallopi

dan rongga panggul.(Wiknjosastro, hanifa.2007.)

2. Observasi

Pengobatan ini akan berguna bagi wanita dengan gejala dan

kelainan fisik yang ringan. Pada wanita yang agak berumur, pengawasan

ini bisa dilanjutkan sampai menopause, karena sesudah itu gejala-gejala

endometriosis hilang sendiri. Dalam masa observasi ini dapat diberi

pengobatan paliatif berupa pemberian analgetik untuk mengurangi rasa

nyeri. (Wiknjosastro, hanifa.2007.)

Page 11: Makalah endometriosis

8

3. Pengobatan Hormonal

Prinsip pertama pengobatan hormonal ini adalah menciptakan

lingkungan hormone rendah estrogen dan asiklik. Kadar estrogen yang

rendah menyebabkan atrofi jaringan endometriosis. Keadaan yang asiklik

mencegah terjadinya haid, yang berarti tidak terjadi pelepasan jaringan

endometrium yang normal ataupun jaringan endometriosis. Dengan

demikian dapat dihindari timbulnya sarang endometriosis yang baru

karena transport retrograde jaringan endometrium yang lepas serta

mencegah pelepasan dan perdarahan jaringan endometriosis yang

menimbulkan rasa nyeri karena rangsangan peritoneum.

Prinsip kedua yaitu menciptakan lingkungan tinggi androgen atau

tinggi progesterone yang secara langsung dapat menyebabkan atrofi

jaringan endomeetriosis.(Wiknjosastro, hanifa.2007.)

4. Pembedahan

Adanya jaringan endometrium yang berfungsi merupakan syarat

mutlak tumbuhnya endometriosis. Oleh krarena itu pada waktu

pembedahan,harus dapat menentukan apakah ovarium dipertahankan atau

tidak. Pada andometriosis dini , pada wanita yang ingin mempunyai anak

fungsi ovarium harus dipertahankan. Sebaliknya pada endometriosis

yang sudah menyebar luas pada pelvis, khususnya pada wanita usia

lanjut. Umumnya pada terapi pembedahan yang konservatif sarang

endometriosis diangkat dengan meninggalkan uterus dan jaringan

ovarium yang sehat, dan perlekatan sedapatnya dilepaskan. Pada operasi

konservatif, perlu pula dilakukan suspensi uterus, dan pengangkatan

kelainan patologik pelvis. Hasil pembedahan untuk infertile sangat

tergantung pada tingkat endometriosis, maka pada penderita dengan

penyakit berat, operasi untuk keperluan infertile tidak dianjurkan.

(Wiknjosastro, hanifa.2007)

Page 12: Makalah endometriosis

9

5. Radiasi

pengobatan ini bertujuan menghentikan fungsi ovarium, tapi

sudah tidak dilakukan lagi, kecuali jika ada kontraindikasi terhadap

pembedahan. (Wiknjosastro, hanifa.2007.)

gambar endometriosis

Page 13: Makalah endometriosis

10

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Endometriosis adalah radang yang terkait dengan hormon estrogen berupa

pertumbuhan jaringan endometrium yang disertai perambatan pembuluh

darah, hingga menonjol keluar rahim dan menyebabkan pelvic pain.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Endometriosis)

2. Gejala Endometriosis :

a. Dismenorea

b. Dispareunia

c. Nyeri waktu defekasi, khusunya pada waktu

d. Polimenorea dan hioermenorea

e. Infertilitas

3. Tempat-tempat ditemukannya endometriosis :

a. Ovarium

b. Peritoneum dan ligamentum sakrouterinum, kavum Douglasi; dinding

belakang uterus, tuba Fallopii, plika vesikounterina, logamentum

rotondum dan sigmoid

c. Septum rektovaginal

d. Kanalis ingunalis

e. Apendiks

f. Umbilicus

g. Serviks uteri, vagina, kandung kencing, vulva, perineum

h. Parut laparotomi

i. Kelenjar limfe

j. Walaupun sangat jarang, endometriosis dapat ditemukan dilengan,

paha, pleura, dan perikardium. (Prawihardjo, Ilmu Kandungan, 2010,

Hal 316)

4. Penanganan endometriosis terdiri atas pencegahan, observasi, terapi

hormonal, pembedahan dan radiasi.

Page 14: Makalah endometriosis

11

B. SARAN

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi

pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan

kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau

referensi yang ada hubungannya dengan judul makala ini.

Kami sekelompok berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan

saran yang membangu kepada kelompok kami demi sempurnanya makalah

ini.

Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis khusunya

dan pembaca umumnya mengenai gangguan system reproduksi khususnya

materi tentang endometriosis.

Page 15: Makalah endometriosis

12

DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo.Sarwono.Ilmu Kandungan.2005.Jakarta:yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawiroharjo 315-326.

Benzo M.D. Ralp C. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Diterjemahkan oleh :

Dr. Susiani wijaya. Jakarta. Penerbit buku kedokteran ECG.666-670

http://id.wikipedia.org/wiki/Endometriosis

H. Hendrik, Problem Haid : tinjauan syariat islam dan medis, 2006, Hal 122

http://yunitadianhusada.blogspot.com/p/hipermenorea.html

http://asuh.wikia.com/wiki/Infertilitas