Makalah Ekonomi Wound Care
-
Upload
chandrariau -
Category
Documents
-
view
82 -
download
8
description
Transcript of Makalah Ekonomi Wound Care
MAKALAH EKONOMI KESEHATAN
SRIKANDI WOUND CARE
DISUSUN OLEH: PSIK 6A/ A5
1. SARI PRADINI (201210201061)2. SERLY MARLIYATI (201210201062)3. SISCA SAPTININGRUM (201210201063)4. SITA DEWI PRANANIGTYAS (201210201064)5. SITI NURJANAH (201210201065)6. SITI NURUL RAHAYU (201210201066)7. ST. RUKMALA (201210201067)8. SUHARMI (201210201068)9. SULIS AGUSTIYA NINGSIH (201210201069)10. TITIN HASANAH (201210201070)11. TITIN TRY WULANDARI (201210201071)12. TRIE WAHYU AGUSTINA (201210201072)13. UTAMI NUR CIAMY (201210201073)14. VERI OKTAVIA (201210201074)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Assalmualaikum wr,wb
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah Ekonomi Kesehatan mengenai Home Care dengan lancar tanpa ada aral yang
melintang.
Tugas ini kami susun sebagai tugas Ekonomi Kesehatan dengan tujuan yang lebih
khusus dari kelompok kami ,untuk menambah mengetahuan dan mengenal lebih dalam
tentang” Wound Care”.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Kami juga menyampaikan terimakasih
kepada dosen pembimbing yang telah memberi tugas ini serta arahan dan bimbingan
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Akhirnya, harapan kami semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
pembaca. Kami telah berusaha sebisa mungkin untik menyelesaikan makalah ini namun
masih jauh dari kesempurnadan banyak kekurangan, kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah ini dan tugas berikutnya.
Wassalamualaikum wr,wb
Yogyakarta, 01 Mei 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
KASUS SKILL- LAB EKONOMI KESEHATAN
Sehabis lulus dari STIKES ‘AISYIYAH anda ingin membuka peluang bisnis terkait dengan kompetensi
nda sebagaia perawat yaitu bisnis ”Home Care”. Sebagai deskripsi bahwa anda berdomisili di suatu
wilayah yang cukup padat penduduknya dengan tingkat pengetahuan yang tinggi serta cuup banyak
pelayanan kesehatan yang ada di daerah tersebut seperti: 1) Rumah Sakit Umum Daerah 2)RS Swasta 3)
Puskesmas 4) BPS serta lulusan perawat dari sekoalh di luar STIKES ‘AISYIYAH cukup banyak dan
mereka juga akan melakukan bisnis yang sama dengan anda, dengan adanya pesaing yang cukup banyak
agar anda tidak rugi maka anda perlu menyusun bisnis plan.
Yang perlu anda buat adalah:
1. Produk diversifikasi apa saja yang dikaitkan dengan home care
2. Bagaimana cara anda mempengaruhi pasar
3. Bagaimana cara memasarkannya
4. Bagaimana teknologi produknya
5. Bagaimana dengan kebutuhan SDM
6. Bagaimana masalah legal aspek
7. Bagaimana dengan pengelolaan lingkungannya
8. Bagaimana CSR nya
9. Bagaimana pengelolaan keuangannya
10. Bentuk investasi apa yang akan dilakukan
11. Lain- lain yang mendukung studi kelayakan bisnis
BAB II
PEMBAHASAN
1. PRODUK DIVERSIFIKASI YANG DIKAITKAN DENGAN HOME CARE
Wound Care ada 5 dalam home care ini:
a. Keperawatan luka DM
b. Keperawatan luka Dekubitus
c. Keperawatan luka kanker
d. Keperawatan luka bakar
e. Keperawatan luka episiotomi
2. CARA MEMPENGARUHI PASAR
a. Langsung
Kegiatan pemasaran akan dilakukan dengan berinteraksi antar individu, saling bertemu
antar muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai dan
mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.
b. Brosur
Brosur yang berisi ajakan pada masyarakat agar berkunjung ke “klinik pijat bayi sayang
anak” selain itu kita juga memasang papan nama di depan klinik sehingga mudah untuk
ditemukan oleh klien.
c. Memasang spanduk di tempat – tempat umum yang strategis.
d. Berperan serta dalam kegiatan POSYANDU.
3. CARA MEMASARKANNYA
a. Meningkatkan kualitas layanan klinik homecare
b. Meningkatkan kualitas, kuantitas, dan kinerja tim
c. Meningkatkan pencitran,jaringan, dan kegiatan pemasaran
d. Meningkatkan pemanfaatan sarana-prasarana, dan pemenuhan alat-alat kesehatan standar dan
canggih
4. TEKNOLOGI PRODUKNYA
TEKNOLOGI PRODUK
1. Wound Care
No NamaAlatKesehatan JumlahBarang Harga
1 Bengkok 10 220.000
2 KasabiasadanKasaseteril 50 500.000
3 Betadin 50 250.000
4 Nacl 50 400.000
5 Plaster 50 250.000
6 Korentang 10 450.000
7 Pingsetanatomis 10 100.000
8 Gunting 5 45.000
9 PingsetCirurgis 5 48.000
10 Komkecil 10 120.000
11 Kapas 50 500.000
12 Perlak 10 450.000
13 Handscoon& APD 50 2.500.000
14 Masker 10 400.000
15 Sabun cair 2 400.000
16 Handrub 3 75.000
17 Tempatsampah 5 50.000
18 Rakpenyimpanan 5 2.500.000
19 Spet&hepafik 50 5.000.000
20 Obatanastesi local (jikaperlu) 50 2.500.000
JUMLAH 485 16.758.000
5. KEBUTUHAN SDM
STANDAR KETENAGAAN SDM
1. Wound Care
N
O
TenagaMedis Syarat&ketentuan SDM yang dibutuhkan
1 Perawat - Lulusan S1Ners 10
2. Dokter Lulusan minimal S1 1
JUMLAH 11 orang
6. MASALAH LEGAL ASPEK
Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan kerahasiaan
pasien sama seperti telehealth secara keseluruhan. Di banyak negara, dan di beberapa negara
bagian di Amerika Serikat khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang online
sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan pasien yang
menerima telecare harus bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat antar negara
bagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing
masih dalam perdebatan dan sulit pemecahannya.
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan
umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik
dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan.
Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan praktek
keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan
pelatihan keperawatan yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet.
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi
dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini,
yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan
dalam merawat pasien adalah :
1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan
harus tetap terjaga
2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial
resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon)
dan keuntungannya
3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan
membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email
4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah
gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.
7. PENGELOLAAN LINGKUNGANNYA
Teori/model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan sebagai fokus asuhan
keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit, model dan konsep ini
dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dangan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan
keperawatan / tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada pemberian udara, lampu, kenyamanan,
kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adequate, dengan dimulai dari pengumpulan data
dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu
menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa bergantung pada profesi lain. Model dan konsep ini
memberikan inspisi dalam perkembangan praktik keperawatan, sehingga akhirnya dikembangkan
secara luas, paradigma perawat dalam tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan
lingkungan kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengaruhi proses perawatan pada pasien,
sehingga perlu diperhatikan.
Lingkungan digambarkan sebagai dunia di dalam dan di luar manusia. Lingkungan
merupakan masukan (input) bagi manusia sebagai sistem yang adaptif sama halnya
lingkungan sebagai stimulus internal dan eksternal. Lebih lanjut stimulus itu dikelompokkan
menjadi tiga jenis stimulus yaitu : fokal, kontekstual dan residual.
Stimulus fokal yaitu rangsangan yang berhubungan langsung dengan perubahan
lingkungan misalnya polusi udara dapat menyebabkan infeksi paru, kehilangan suhu pada
bayi yang baru lahir.
Stimulus kontekstual yaitu : stimulus yang menunjang terjadinya sakit (faktor presipitasi)
keadaan tidak sehat. Keadaan ini tidak terlihat langsung pada saat ini. Misalnya : daya
tahan tubuh yang menurun, lingkungan yang tidak sehat.
Stimulus residual yaitu : sikap, keyakinan dan pemahaman individu yang dapat
mempengaruhi terjadinya keadaan tidak sehat atau disebut dengan faktor presdiposisi
sehingga terjadi kondisi fokal. Misalnya : persepsi klien tentang penyakit, gaya hidup dan
fungsi peran.
Lebih luas lagi lingkungan didefinisikan sebagai segala kondisi, keadaan di sekitar yang
mempengaruhi keadaan, perkembangan dan perilaku manusia sebagai individu atau
kelompok.
8. CSR NYA
Beberapa ahli rumah sakit (RS) sering menganggap bahwa kewajiban menjalankan fungsi
sosial RS yang dimaksud dalam UU tentang RS (UU 44 tahun 2009, pasal 29 ayat 4) adalah
kewajiban yang sama seperti yang berlaku untuk Badan Usaha Milik Negara yaitu untuk melakukan
program kemitraan dan bina lingkungan (menurut Kepmen BUMN Nomor 236 tahun 2003) dan
seperti perusahaan pengelola sumber daya alam untuk menjalani tanggung jawab sosial dan
lingkungan (menurut UU nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroaan Terbatas).
Menurut UU tentang RS, yang dimaksud dengan fungsi sosial RS adalah melaksanakan
fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/miskin,
pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian
luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan. Menilik pengertian ini maka fungsi sosial RS
"hanya" bersifat filantropis atau kedermawaan semata.
Sedangkan menurut UU tentang PT, sebenarnya yang wajib menjalankan kegiatan CSR
adalah PT yang bergerak atau berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam (seperti,
pertambangan, minyak bumi, batu bara, perkebunan seperti kelapa sawit, tebu, dan sebagainya).
Disamping konsep CSR yang lebih menekankan aspek pemberdayaan masyarakat, ruang lingkup
kegiatan CSR juga luas yaitu meliputi kegiatan sosial (termasuk kesehatan), ekonomi dan lingkungan
serta juga dengan prinsip berkelanjutan bukan hanya sesaat.
Di Indonesia saat ini tersedia banyak dana/program CSR dari perusahaan-perusahaan
namun demikian sebuah survei pada 209 perusahaan yang melakukan kegiatan CSR, ternyata
bidang kesehatan tidak menjadi prioritas utama, bidang-bidang yang terutama diberi
sumbangan oleh kalangan dunia usaha adalah pelayanan sosial, keagamaan dan pendidikan
(Suprapto, 2004).
Dalam tahun ini jenis program CSR kantor Srikandi Woundcare antara lain :
1. Program CSR pendidikan setiap tengah bulan (Juni-Juli):
Bingkisan perlengkapan sekolah untuk 50 anak yatim/piatu & tidak mampu senilai
Beasiswa untuk program hari anak sebanyak 10 anak
Cuci Tangan dengan Sabun ke SD sekitar kantor Srikandi Woundcare (sponsor
Lifebuoy),
program Edukasi kesehatan Gigi dan Mulut ke SD sekitar kantor Srikandi
Woundcare (sponsor Pepsodent)
2. Program CSR Romadhon:
Penyediaan ta’jil harian untuk masyarakat umum yang lewat di depan kantor
Srikandi Woundcare kami saat adzan maghrib tiba.
Bingkisan paket sembako untuk 500 orang @ Rp 75.000 dengan total nilai Rp
37.500.000,- dengan alokasi :
o Manula binaan Program Home Care Badan Koordinasi Kegiatan
Kesejahteraan Sosial (BK3S) Jogja sebanyak 80 paket
o Masyarakat sekitar kantor Srikandi Woundcare sebanyak 125 paket
o Masyarakat desa terpencil Jogja sebanyak 175 paket
3. Zakat maal perusahaan senilai Rp 20.000.000,- d. Bingkisan mukena sebanyak 120 buah
untuk disalurkan ke masjid & musholla sekitar kantor Srikandi Woundcare
4. Lingkungan Alamiah
program penghijauan dilakukan dengan penanaman pohon yang tersebar di beberapa
lokasi sekitar kantor Srikandi Woundcare
Meminimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan akibat kegiatan operasi
perusahaan.
Mendukung konservasi dan kelestarian lingkungan hidup.
Mendukung pengembangan energi alternatif.
5. Bidang Kesehatan
Menurunkan tingkat kematian ibu dan anak (balita) dengan prioritas di sekitar
wilayah operasi dan masyarakat luas secara selektif.
Meningkatkan gizi anak (balita) dengan prioritas di sekitar wilayah operasi dan
masyarakat luas.
Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan prioritas disekitar wilayah operasi dan
masyarakat luas secara selektif.
Mengadakan acara-acara di bidang kesehatan serta merekrut sponsorhip acara yang
ingin ikut bergabung, seperti acara: Donor darah, Jalan sehat, Senam setiap minggu
dll.
6. Bidang Sarana dan Prasarana Umum dan Bencana Alam.
Melakukan pembangunan dan perbaikan sarana prasarana umum sesuai peruntukkan
dan kebutuhan, khususnya masyarakat sekitar wilayah kerja operasi perusahaan dan
masyarakat luas secara selektif.
7. Bidang Sarana dan Prasarana Umum dan Bencana Alam.
Melakukan pembangunan dan perbaikan sarana prasarana umum sesuai peruntukkan
dan kebutuhan, khususnya masyarakat sekitar wilayah kerja operasi perusahaan dan
masyarakat luas secara selektif. Penanggulangan kejadian tanggap darurat baik
kepada masyarakat disekitar wilayah kerja maupun masyarakat luas.
Mengurangi dampak buruk terjadinya bencana alam.
Menurut Analisa, dari penjelasan diatas maka Untuk melaksanakan CSR perusahaan
harus mengakui bahwa permasalahan masyarakat adalah milik mereka juga. Tidak hanya itu,
perusahaan juga harus bersedia menanganinya. Itu dasarnya untuk melaksanakan CSR. Jadi
hanya dengan mengakui masalah apa yang ada di masyarakat dan itu menjadi bagian mereka,
maka CSR lebih mudah dilakukan. Sebab suatu rencana strategis di belakang program-
program CSR bisa jadi akan memberi kontribusi bagi pengurangan kemiskinan dan
ketidakadilan sosial di Republik ini. Dua masalah utama yang harus segera dihapus bersama
agar martabat orang Indonesia tegak berdiri. Dapat disimpulkan jika CSR sangat bermanfaat
untuk masyarakat dan dapat meningkatkan image perusahaan. Jadi, seharusnya dunia usaha
tidak memandang CSR sebagai suatu tuntutan represif dari masyarakat, melainkan sebagai
kebutuhan dunia usaha.
9. PENGELOLAAN KEUANGANNYA
ANGGARAN BIAYA
1. PENGELUARAN Dalam tahun
NO JENIS KEBUTUHAN JUMLAH UANG
1. Perizinan ke Dinkes 2.500.000
2. Biaya SIP dan Rekomendasi PPNI 750.000
3. Peralatan untuk wond care 16.758.000x12 =
201.096.000
5. Peralatan lain 1.000.000
6. Transport 3.500.000
7. Biaya internet, telepon 1.000.000
JUMLAH 209.846.000
2. ANGGARAN DAN PENDAPATAN TAHUN KE 1
1) Biaya rutin bulanan
a. Tenaga kerja
Pekerjaan Jumlah Total Gaji
Perawat Ners S1 8 x 1.000.000 8.000.000
Dokter 1x 2.000.000 2.000.000
Karyawan Pemasaran
Produk
2x500.000 1.000.000
JUMLAH 11.000.000
b. Lain-lain
Jenis Jumlah
Transport Rp 500.000
Telepon Rp 150.000
Internet Rp 100.000
Lain-lain Rp 250.000
Total Rp 1.000.000
c. Biaya rutin tahun ke-1
(1) Tenaga Kerja : Rp 11.000.000 x 12 = Rp 132.000.000
(2) Lain-lain : Rp 1.000.000 x 12 = Rp 12.000.000
TOTAL PENGELUARAN Rp 144.000.000
d. Proyeksi pendapatan pertahun
(1) Pendapatan tahun pertama
(a) Perawatan Luka dekubitus : Rp 50.000,00
Lama Banyak Total
1 bulan 45 Rp 2.250.000,00
1 tahun 530 Rp 26.500.000,00
(b) Perawatan Luka bakar : Rp 70.000,00
Lama Banyak Total
1 bulan 30 Rp2.100.000,00
1 tahun 360 Rp 25.200.000,00
(c) Perawatan luka diabetes melitus : Rp 100.000,00
Lama Banyak Total
1 bulan 50 Rp5.000.000,00
1 tahun 600 Rp60.000.000,00
(d) Perawatan luka kanker : Rp 150.000,00
Lama Banyak Total
1 bulan 15 Rp2.250.000,00
1 tahun 180 Rp27.000.000,00
(e) Perawatan luka episiotomi : Rp 40.000,00
Lama Banyak Total
1 bulan 20 Rp800.000,00
1 tahun 300 Rp12.000.000,00
TOTAL PEMASUKAN dalam bulan :
a. Rp 2.250.000,00
b. Rp 2.100.000,00
c. Rp5.000.000,00
d. Rp2.250.000,00
e. Rp800.000,00
+
Rp 12.400.000,00
TOTAL PEMASUKAN dalam tahun :
12x Rp 12.400.000,00 = Rp 148.800.000,00
10. BENTUK INVESTASI YANG AKAN DILAKUKAN
11. Sumber Dana:
12. Untuk membangun “SRIKANDI WOUND CARE” sumber dana yang dibutuhkan
diperoleh dari:
13. Utami Nur Ciamy, S.kep, Ns : Rp 15.000.000,00
14. St.rukmala,S.kep,Ns : Rp 15.000.000,00
15. Titin Try Wulandari,S.kep,Ns : Rp 15.000.000,00
16. Siti Nurjanah,S.kep,Ns : Rp 15.000.000,00
17. Siti Nurul,S.kep,Ns : Rp 15.000.000,00
18. Sitha dewi,S.kep,Ns : Rp 15.000.000,00
19. Serly Marliati,S.kep,Ns : Rp 15.000.000,00
20. Suharmi,S.kep,Ns : Rp 15.000.000,00
21. Sulis A,S.kep.Ns : Rp 15.000.000,00
22. Very Oktavia,S.kep.Ns : Rp 15.000.000,00
23. Sisca S, S.kep.Ns : Rp 15.000.000,00
24. Titin Hasanah,S.kep.Ns : Rp 15.000.000,00
25. Trie Wahyu,S.kep.Ns : Rp 15.000.000,00
26. Sari Pradini,S.kep.Ns : Rp 15.000.000,00 +
Rp. 210.000.000,00
11. LAIN- LAIN YANG MENDUKUNG STUDI KELAYAKAN BISNIS
a. Pengkajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yang berhasil
tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan proyek tersebut. Pada
dasarnya, analisis aspek pasar bertujuan antara lain untuk mengetahui berapa besar luas
pasar, pertumbuhan permintaan, dan market-share dari produk bersangkutan.
Pembahasan aspek-aspek studi kelayakan diawali dengan aspek pasar dan pemasaran.
Alasannya mengapa aspek ini diletakkan pada awal pembahasan sistematika studi
kelayakan, antara lain:
o Produk yang dihasilkan perusahaan harus marketable. Jika tidak, sebaiknya
kegiatananalisis studi kelayakan dihentikan.
o Kecenderungan permintaan atas produk yang akan dihasilkan harus menunjukkan
adanya kenaikan. Jika menurun, sebaiknya proses studi kelayakan untuk pendirian
dihentikan, kecuali jika tujuan objek studi adalah pengembangan.
o Kandungan material produk tidak mengandung unsur yang dilarang negara ataupun
agama. Jika ada ditinjau dari aspek hukum, tidak akan direkomendasikan dan harus
dihentikan.
o Aspek teknis dan kronologis sangat ditentukan oleh hasil rekomendasi aspek pasar,
terutama yang berkaitan dengan pemilihan alat dan mesin.
b. Aspek internal PerusahaanDidalam aspek internal perusahaan terbagi atas beberapa aspek:
a) Aspek pemasaran
Kegiatan perusahan yang bertujuan menjual barang atau jasa yang di produksi
perusahaan kepasar. Oleh karena itu, aspek ini bertanggung jawab dalam menentukan
ciri-ciri pasar yang akan dipilih. Analisis kelayakan dari aspek ini yang utama dalam hal;
Penentuan segmen, target, dan posisi produk pada pasarnya.
Kajian untuk mengetahui konsumen potensial, seperti perihal sikap, perilaku, serta
kepuasaan mereka atas produk.
Menentukan strategi kebijakan dan program pemasaran yang akan dilaksanakan.
b). Aspek Teknis dan Teknologi
Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan pengoperasian dan proses
pembangunan proyek secara teknis setelah proyek/bisnis tersebut selesai
dibangun/didirikan. Berdasarkan analisis ini pula dapat diketahui rancangan awal
penaksiran biaya investasi termasuk start up cost/pra operasional proyek yang akan
dilaksanakan.
Studi aspek teknis dan teknologi akan mengungkapkan kebutuhan apa yang
diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan. Untuk
bisnis industri manufaktur, misalnya, perlu dikaji mengenai kapasitas produksi, jenis
teknologi yang dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi pabrik, dan tata-letak
pabrik yang paling menguntungkan. lalu dari kesimpulan itu, dapat dibuat rencana
jumlah biaya pengadaan harta tetapnya.
c). Aspek Sumber Daya Manusia
Aspek ini membutuhkan daya imajinasi tinggi untuk membayangkan bentuk
organisasi apa yang akan dibangun kelak ketika berdiri. Setelah gambaran organisasi
terbentuk dengan segala kelengkapannya, selanjutnya dianalisis proses pengadaan
sumber daya manusianya untuk menduduki dan memegang bagian dan fungsi organisasi
sesuai dengan yang direncanakan.
d). Aspek manajemen
Studi aspek manajemen dilaksanakan dua macam. Manajemen saat pembangunan
proyek bisnis dan Manajemen saat bisnis dioperasionalkan secara rutin. Bahkan terjadi,
banyak terjadi, bahwa proyek-proyek bisnis gagal dibangun maupun dioperasionalkan
bukan disebabkan karena aspek lain, tetapi karena lemahnya manajemen.
e). Aspek Keuangan
Berkaitan dengan sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi
pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.
Ada beberapa sumber data penting yang akan digunakan, yaitu:
Data awal aspek pasar dan pemasaran berupa: proyeksi penjualan/permintaan, harga
produk, dan anggaran (biaya) pemasaran.
Data operasi dan produksi, berupa: rencana lokasi baik sewa maupun beli, harga
pokok produksi (bahan baku, TKL, bahan pembantu), dan rencana pengadaan mesin,
peralatan, teknologi yang digunakan.
Data personalia, berupa: rencana biaya perekrutan, biaya pelatihan, biaya upah tetap,
tunjangan-tunjangan, dan lain-lain.
Legalitas, berupa: biaya notaris, biaya perizinan prinsip (misal, DepKeu, DepDag,
DepAg, DepHut, DepHub, DepKeh, DepKes, DikNas dll), biaya perizinan
operasional (Pemda).
f). Aspek Ekonomi dan Budaya
Berkaitan dengan dampak yang diberikan kepada masyarakat karena adanya suatu
proyek tersebut :
Dari sisi budaya, Mengkaji tentang dampak keberadaan peroyek terhadap kehidupan
masyarakat setempat, kebiasaan adat setempat.
Dari sudut ekonomi, Apakah proyek dapat merubah atau justru mengurangi income
per capita panduduk setempat. Seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita
penduduk, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR,
dll.
Dan dari segi sosial , Apakah dengan keberadaan proyek wilayah menjadi semakin
ramai, lalulintas semakin lancer, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan
lainnya, pendidikan masyarakat setempat.
c. Aspek Hukum dan Legalitas
Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana proyek akan dibangun yang meliputi
ketentuan hukum yang berlaku termasuk :
Perijinan :
o Izin lokasi :
• sertifikat (akte tanah), • bukti pembayaran PBB yang terakhir, • rekomendasi dari
RT / RW / Kecamatan
o Izin usaha :
• Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk badan
hukum lainnya.
• NPWP (nomor pokok wajib pajak), • Surat tanda daftar perusahaan, • Surat izin
tempat usaha dari pemda setempat
• Surat tanda rekanan dari pemda setempat, • SIUP setempat, • Surat tanda terbit yang
dikeluarkan oleh Kanwil Departemen Penerangan
Beberapa faktor yang dijadikan dasar dalam penilaian kelayakan, yaitu:
o Badan hukum apa yang paling sesuai untuk dijadikan bentuk formal badan usaha
yang akan didirikan
o Komoditas usaha termasuk jenis barang dagangan (komiditas) yang diperbolehkan
atau dilarang undang-undang
o Cara berbisnisnya melanggar hukum agama atau tidak
o Teknis operasional mendapatkan izin dari instansi/ departemen/dinas terkait atau
tidak.
d. Aspek Dampak Lingkungan eksternal
Aspek dampak lingkungan merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada saat
ini, karena setiap proyek yang dijalankan akan memiliki dampak yang sangat besar
terhadap lingkungan di sekitarnya, antara lain:
Dampak terhadap air
Dampak terhadap tanah
Dampak terhadap udara
Dampak terhadap kesehatan manusia
Pada akhirnya pendirian usaha akan berdampak terhadap kehidupan fisik, flora dan fauna
yangada di sekitar usaha secara keseluruhan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembuatan Home Care membutuhkan begitu banyak tata cara dan aturan yang harus ditaati oleh
setiap orang atau organisasi yang ingin mendirikan Home care. Pembuatan home care juga harus
mempertimbangkanlokasi untuk mendirikan home care. Pembiayaan dalam membangun Home Care
sangat membutuhkan orang-orang yang berpotensi dan berkualitas dalam membuat pembiayaan.
Orang- orang yang berkualitas juga dituntut aktif dalam pembangunan dan pengembangan Home
Care.
DAFTAR PUSTAKA
https://nursingisbeautiful.wordpress.com/2011/05/08/home-care/