Makalah Ekonomi Wound Care

27
MAKALAH EKONOMI KESEHATAN SRIKANDI WOUND CARE DISUSUN OLEH: PSIK 6A/ A5 1. SARI PRADINI (201210201061) 2. SERLY MARLIYATI (201210201062) 3. SISCA SAPTININGRUM (201210201063) 4. SITA DEWI PRANANIGTYAS (201210201064) 5. SITI NURJANAH (201210201065) 6. SITI NURUL RAHAYU (201210201066) 7. ST. RUKMALA (201210201067) 8. SUHARMI (201210201068) 9. SULIS AGUSTIYA NINGSIH (201210201069) 10. TITIN HASANAH (201210201070) 11. TITIN TRY WULANDARI (201210201071) 12. TRIE WAHYU AGUSTINA (201210201072) 13. UTAMI NUR CIAMY (201210201073) 14. VERI OKTAVIA (201210201074) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

description

ekonomi kesehatan

Transcript of Makalah Ekonomi Wound Care

MAKALAH EKONOMI KESEHATAN

SRIKANDI WOUND CARE

DISUSUN OLEH: PSIK 6A/ A5

1. SARI PRADINI (201210201061)2. SERLY MARLIYATI (201210201062)3. SISCA SAPTININGRUM (201210201063)4. SITA DEWI PRANANIGTYAS (201210201064)5. SITI NURJANAH (201210201065)6. SITI NURUL RAHAYU (201210201066)7. ST. RUKMALA (201210201067)8. SUHARMI (201210201068)9. SULIS AGUSTIYA NINGSIH (201210201069)10. TITIN HASANAH (201210201070)11. TITIN TRY WULANDARI (201210201071)12. TRIE WAHYU AGUSTINA (201210201072)13. UTAMI NUR CIAMY (201210201073)14. VERI OKTAVIA (201210201074)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH

YOGYAKARTA

2015

KATA PENGANTAR

Assalmualaikum wr,wb

Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan

makalah Ekonomi Kesehatan mengenai Home Care dengan lancar tanpa ada aral yang

melintang.

Tugas ini kami susun sebagai tugas Ekonomi Kesehatan dengan tujuan yang lebih

khusus dari kelompok kami ,untuk menambah mengetahuan dan mengenal lebih dalam

tentang” Wound Care”.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Kami juga menyampaikan terimakasih

kepada dosen pembimbing yang telah memberi tugas ini serta arahan dan bimbingan

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Akhirnya, harapan kami semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan

pembaca. Kami telah berusaha sebisa mungkin untik menyelesaikan makalah ini namun

masih jauh dari kesempurnadan banyak kekurangan, kami mengharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah ini dan tugas berikutnya.

Wassalamualaikum wr,wb

Yogyakarta, 01 Mei 2015

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

KASUS SKILL- LAB EKONOMI KESEHATAN

Sehabis lulus dari STIKES ‘AISYIYAH anda ingin membuka peluang bisnis terkait dengan kompetensi

nda sebagaia perawat yaitu bisnis ”Home Care”. Sebagai deskripsi bahwa anda berdomisili di suatu

wilayah yang cukup padat penduduknya dengan tingkat pengetahuan yang tinggi serta cuup banyak

pelayanan kesehatan yang ada di daerah tersebut seperti: 1) Rumah Sakit Umum Daerah 2)RS Swasta 3)

Puskesmas 4) BPS serta lulusan perawat dari sekoalh di luar STIKES ‘AISYIYAH cukup banyak dan

mereka juga akan melakukan bisnis yang sama dengan anda, dengan adanya pesaing yang cukup banyak

agar anda tidak rugi maka anda perlu menyusun bisnis plan.

Yang perlu anda buat adalah:

1. Produk diversifikasi apa saja yang dikaitkan dengan home care

2. Bagaimana cara anda mempengaruhi pasar

3. Bagaimana cara memasarkannya

4. Bagaimana teknologi produknya

5. Bagaimana dengan kebutuhan SDM

6. Bagaimana masalah legal aspek

7. Bagaimana dengan pengelolaan lingkungannya

8. Bagaimana CSR nya

9. Bagaimana pengelolaan keuangannya

10. Bentuk investasi apa yang akan dilakukan

11. Lain- lain yang mendukung studi kelayakan bisnis

BAB II

PEMBAHASAN

1. PRODUK DIVERSIFIKASI YANG DIKAITKAN DENGAN HOME CARE

Wound Care ada 5 dalam home care ini:

a. Keperawatan luka DM

b. Keperawatan luka Dekubitus

c. Keperawatan luka kanker

d. Keperawatan luka bakar

e. Keperawatan luka episiotomi

2. CARA MEMPENGARUHI PASAR

a. Langsung

Kegiatan pemasaran akan dilakukan dengan berinteraksi antar individu, saling bertemu

antar muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai dan

mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.

b. Brosur

Brosur yang berisi ajakan pada masyarakat agar berkunjung ke “klinik pijat bayi sayang

anak” selain itu kita juga memasang papan nama di depan klinik sehingga mudah untuk

ditemukan oleh klien.

c. Memasang spanduk di tempat – tempat umum yang strategis.

d. Berperan serta dalam kegiatan POSYANDU.

3. CARA MEMASARKANNYA

a. Meningkatkan kualitas layanan klinik homecare

b. Meningkatkan kualitas, kuantitas, dan kinerja tim

c. Meningkatkan pencitran,jaringan, dan kegiatan pemasaran

d. Meningkatkan pemanfaatan sarana-prasarana, dan pemenuhan alat-alat kesehatan standar dan

canggih

4. TEKNOLOGI PRODUKNYA

TEKNOLOGI PRODUK

1. Wound Care

No NamaAlatKesehatan JumlahBarang Harga

1 Bengkok 10 220.000

2 KasabiasadanKasaseteril 50 500.000

3 Betadin 50 250.000

4 Nacl 50 400.000

5 Plaster 50 250.000

6 Korentang 10 450.000

7 Pingsetanatomis 10 100.000

8 Gunting 5 45.000

9 PingsetCirurgis 5 48.000

10 Komkecil 10 120.000

11 Kapas 50 500.000

12 Perlak 10 450.000

13 Handscoon& APD 50 2.500.000

14 Masker 10 400.000

15 Sabun cair 2 400.000

16 Handrub 3 75.000

17 Tempatsampah 5 50.000

18 Rakpenyimpanan 5 2.500.000

19 Spet&hepafik 50 5.000.000

20 Obatanastesi local (jikaperlu) 50 2.500.000

JUMLAH 485 16.758.000

5. KEBUTUHAN SDM

STANDAR KETENAGAAN SDM

1. Wound Care

N

O

TenagaMedis Syarat&ketentuan SDM yang dibutuhkan

1 Perawat - Lulusan S1Ners 10

2. Dokter Lulusan minimal S1 1

JUMLAH 11 orang

6. MASALAH LEGAL ASPEK

Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan kerahasiaan

pasien sama seperti telehealth secara keseluruhan. Di banyak negara, dan di beberapa negara

bagian di Amerika Serikat khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang online

sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan pasien yang

menerima telecare harus bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat antar negara

bagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing

masih dalam perdebatan dan sulit pemecahannya.

Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan

umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik

dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan.

Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan praktek

keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan

pelatihan keperawatan yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet.

Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi

dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini,

yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan

dalam merawat pasien adalah :

1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan

harus tetap terjaga

2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial

resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon)

dan keuntungannya

3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan

membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email

4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah

gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.

7. PENGELOLAAN LINGKUNGANNYA

Teori/model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan sebagai fokus asuhan

keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit, model dan konsep ini

dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dangan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan

keperawatan / tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada pemberian udara, lampu, kenyamanan,

kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adequate, dengan dimulai dari pengumpulan data

dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu

menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa bergantung pada profesi lain. Model dan konsep ini

memberikan inspisi dalam perkembangan praktik keperawatan, sehingga akhirnya dikembangkan

secara luas, paradigma perawat dalam tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan

lingkungan kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengaruhi proses perawatan pada pasien,

sehingga perlu diperhatikan.

Lingkungan digambarkan sebagai dunia di dalam dan di luar manusia. Lingkungan

merupakan masukan (input) bagi manusia sebagai sistem yang adaptif sama halnya

lingkungan sebagai stimulus internal dan eksternal. Lebih lanjut stimulus itu dikelompokkan

menjadi tiga jenis stimulus yaitu : fokal, kontekstual dan residual.

Stimulus fokal yaitu rangsangan yang berhubungan langsung dengan perubahan

lingkungan misalnya polusi udara dapat menyebabkan infeksi paru, kehilangan suhu pada

bayi yang baru lahir.

Stimulus kontekstual yaitu : stimulus yang menunjang terjadinya sakit (faktor presipitasi)

keadaan tidak sehat. Keadaan ini tidak terlihat langsung pada saat ini. Misalnya : daya

tahan tubuh yang menurun, lingkungan yang tidak sehat.

Stimulus residual yaitu : sikap, keyakinan dan pemahaman individu yang dapat

mempengaruhi terjadinya keadaan tidak sehat atau disebut dengan faktor presdiposisi

sehingga terjadi kondisi fokal. Misalnya : persepsi klien tentang penyakit, gaya hidup dan

fungsi peran.

Lebih luas lagi lingkungan didefinisikan sebagai segala kondisi, keadaan di sekitar yang

mempengaruhi keadaan, perkembangan dan perilaku manusia sebagai individu atau

kelompok.

8. CSR NYA

Beberapa ahli rumah sakit (RS) sering menganggap bahwa kewajiban menjalankan fungsi

sosial RS yang dimaksud dalam UU tentang RS (UU 44 tahun 2009, pasal 29 ayat 4) adalah

kewajiban yang sama seperti yang berlaku untuk Badan Usaha Milik Negara yaitu untuk melakukan

program kemitraan dan bina lingkungan (menurut Kepmen BUMN Nomor 236 tahun 2003) dan

seperti perusahaan pengelola sumber daya alam untuk menjalani tanggung jawab sosial dan

lingkungan (menurut UU nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroaan Terbatas).

Menurut UU tentang RS, yang dimaksud dengan fungsi sosial RS adalah melaksanakan

fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/miskin,

pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian

luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan. Menilik pengertian ini maka fungsi sosial RS

"hanya" bersifat filantropis atau kedermawaan semata.

Sedangkan menurut UU tentang PT, sebenarnya yang wajib menjalankan kegiatan CSR

adalah PT yang bergerak atau berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam (seperti,

pertambangan, minyak bumi, batu bara, perkebunan seperti kelapa sawit, tebu, dan sebagainya).

Disamping konsep CSR yang lebih menekankan aspek pemberdayaan masyarakat, ruang lingkup

kegiatan CSR juga luas yaitu meliputi kegiatan sosial (termasuk kesehatan), ekonomi dan lingkungan

serta juga dengan prinsip berkelanjutan bukan hanya sesaat.

Di Indonesia saat ini tersedia banyak dana/program CSR dari perusahaan-perusahaan

namun demikian sebuah survei pada 209 perusahaan yang melakukan kegiatan CSR, ternyata

bidang kesehatan tidak menjadi prioritas utama, bidang-bidang yang terutama diberi

sumbangan oleh kalangan dunia usaha adalah pelayanan sosial, keagamaan dan pendidikan

(Suprapto, 2004). 

Dalam tahun ini jenis program CSR kantor Srikandi Woundcare antara lain :

1. Program CSR pendidikan setiap tengah bulan (Juni-Juli):

Bingkisan perlengkapan sekolah untuk 50 anak yatim/piatu & tidak mampu senilai

Beasiswa untuk program hari anak sebanyak 10 anak

Cuci Tangan dengan Sabun ke SD sekitar kantor Srikandi Woundcare (sponsor

Lifebuoy),

program Edukasi kesehatan Gigi dan Mulut ke SD sekitar kantor Srikandi

Woundcare (sponsor Pepsodent)

2. Program CSR Romadhon:

Penyediaan ta’jil harian untuk masyarakat umum yang lewat di depan kantor

Srikandi Woundcare kami saat adzan maghrib tiba.

Bingkisan paket sembako untuk 500 orang @ Rp 75.000 dengan total nilai Rp

37.500.000,- dengan alokasi :

o Manula binaan Program Home Care Badan Koordinasi Kegiatan

Kesejahteraan Sosial (BK3S) Jogja sebanyak 80 paket

o Masyarakat sekitar kantor Srikandi Woundcare sebanyak 125 paket

o Masyarakat desa terpencil Jogja sebanyak 175 paket

3. Zakat maal perusahaan senilai Rp 20.000.000,- d. Bingkisan mukena sebanyak 120 buah

untuk disalurkan ke masjid & musholla sekitar kantor Srikandi Woundcare

4. Lingkungan Alamiah

program penghijauan dilakukan dengan penanaman pohon yang tersebar di beberapa

lokasi sekitar kantor Srikandi Woundcare

Meminimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan akibat kegiatan operasi

perusahaan.

Mendukung konservasi dan kelestarian lingkungan hidup.

Mendukung pengembangan energi alternatif.

5. Bidang Kesehatan

Menurunkan tingkat kematian ibu dan anak (balita) dengan prioritas di sekitar

wilayah operasi dan masyarakat luas secara selektif.

Meningkatkan gizi anak (balita) dengan prioritas di sekitar wilayah operasi dan

masyarakat luas.

Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan prioritas disekitar wilayah operasi dan

masyarakat luas secara selektif.

Mengadakan acara-acara di bidang kesehatan serta merekrut sponsorhip acara yang

ingin ikut bergabung, seperti acara: Donor darah, Jalan sehat, Senam setiap minggu

dll.

6. Bidang Sarana dan Prasarana Umum dan Bencana Alam.

Melakukan pembangunan dan perbaikan sarana prasarana umum sesuai peruntukkan

dan kebutuhan, khususnya masyarakat sekitar wilayah kerja operasi perusahaan dan

masyarakat luas secara selektif.

7. Bidang Sarana dan Prasarana Umum dan Bencana Alam.

Melakukan pembangunan dan perbaikan sarana prasarana umum sesuai peruntukkan

dan kebutuhan, khususnya masyarakat sekitar wilayah kerja operasi perusahaan dan

masyarakat luas secara selektif. Penanggulangan kejadian tanggap darurat baik

kepada masyarakat disekitar wilayah  kerja maupun masyarakat luas.

Mengurangi dampak buruk terjadinya bencana alam.

Menurut Analisa, dari penjelasan diatas maka Untuk melaksanakan CSR perusahaan

harus mengakui bahwa permasalahan masyarakat adalah milik mereka juga. Tidak hanya itu,

perusahaan juga harus bersedia menanganinya. Itu dasarnya untuk melaksanakan CSR. Jadi

hanya dengan mengakui masalah apa yang ada di masyarakat dan itu menjadi bagian mereka,

maka CSR lebih mudah dilakukan. Sebab suatu rencana strategis di belakang program-

program CSR bisa jadi akan memberi kontribusi bagi pengurangan kemiskinan dan

ketidakadilan sosial di Republik ini. Dua masalah utama yang harus segera dihapus bersama

agar martabat orang Indonesia tegak berdiri. Dapat disimpulkan jika CSR sangat bermanfaat

untuk masyarakat dan dapat meningkatkan image perusahaan. Jadi, seharusnya dunia usaha

tidak memandang CSR sebagai suatu tuntutan represif dari masyarakat, melainkan sebagai

kebutuhan dunia usaha.

9. PENGELOLAAN KEUANGANNYA

ANGGARAN BIAYA

1. PENGELUARAN Dalam tahun

NO JENIS KEBUTUHAN JUMLAH UANG

1. Perizinan ke Dinkes 2.500.000

2. Biaya SIP dan Rekomendasi PPNI 750.000

3. Peralatan untuk wond care 16.758.000x12 =

201.096.000

5. Peralatan lain 1.000.000

6. Transport 3.500.000

7. Biaya internet, telepon 1.000.000

JUMLAH 209.846.000

2. ANGGARAN DAN PENDAPATAN TAHUN KE 1

1) Biaya rutin bulanan

a. Tenaga kerja

Pekerjaan Jumlah Total Gaji

Perawat Ners S1 8 x 1.000.000 8.000.000

Dokter 1x 2.000.000 2.000.000

Karyawan Pemasaran

Produk

2x500.000 1.000.000

JUMLAH 11.000.000

b. Lain-lain

Jenis Jumlah

Transport Rp 500.000

Telepon Rp 150.000

Internet Rp 100.000

Lain-lain Rp 250.000

Total Rp 1.000.000

c. Biaya rutin tahun ke-1

(1) Tenaga Kerja    : Rp 11.000.000 x 12 = Rp 132.000.000

(2) Lain-lain           : Rp 1.000.000 x 12 = Rp 12.000.000

TOTAL PENGELUARAN Rp 144.000.000

d. Proyeksi pendapatan pertahun

(1) Pendapatan tahun pertama

(a) Perawatan Luka dekubitus : Rp 50.000,00

Lama Banyak Total

1 bulan 45 Rp 2.250.000,00

1 tahun 530 Rp 26.500.000,00

(b) Perawatan Luka bakar : Rp 70.000,00

Lama Banyak Total

1 bulan 30 Rp2.100.000,00

1 tahun 360 Rp 25.200.000,00

(c) Perawatan luka diabetes melitus : Rp 100.000,00

Lama Banyak Total

1 bulan 50 Rp5.000.000,00

1 tahun 600 Rp60.000.000,00

(d) Perawatan luka kanker : Rp 150.000,00

Lama Banyak Total

1 bulan 15 Rp2.250.000,00

1 tahun 180 Rp27.000.000,00

(e) Perawatan luka episiotomi : Rp 40.000,00

Lama Banyak Total

1 bulan 20 Rp800.000,00

1 tahun 300 Rp12.000.000,00

TOTAL PEMASUKAN dalam bulan :

a. Rp 2.250.000,00

b. Rp 2.100.000,00

c. Rp5.000.000,00

d. Rp2.250.000,00

e. Rp800.000,00

+

Rp 12.400.000,00

TOTAL PEMASUKAN dalam tahun :

12x Rp 12.400.000,00 = Rp 148.800.000,00

10. BENTUK INVESTASI YANG AKAN DILAKUKAN

11. Sumber Dana:

12. Untuk membangun “SRIKANDI WOUND CARE” sumber dana yang dibutuhkan

diperoleh dari:

13. Utami Nur Ciamy, S.kep, Ns : Rp 15.000.000,00

14. St.rukmala,S.kep,Ns : Rp 15.000.000,00

15. Titin Try Wulandari,S.kep,Ns : Rp 15.000.000,00

16. Siti Nurjanah,S.kep,Ns : Rp 15.000.000,00

17. Siti Nurul,S.kep,Ns : Rp 15.000.000,00

18. Sitha dewi,S.kep,Ns : Rp 15.000.000,00

19. Serly Marliati,S.kep,Ns : Rp 15.000.000,00

20. Suharmi,S.kep,Ns : Rp 15.000.000,00

21. Sulis A,S.kep.Ns : Rp 15.000.000,00

22. Very Oktavia,S.kep.Ns : Rp 15.000.000,00

23. Sisca S, S.kep.Ns : Rp 15.000.000,00

24. Titin Hasanah,S.kep.Ns : Rp 15.000.000,00

25. Trie Wahyu,S.kep.Ns : Rp 15.000.000,00

26. Sari Pradini,S.kep.Ns : Rp 15.000.000,00 +

Rp. 210.000.000,00

11. LAIN- LAIN YANG MENDUKUNG STUDI KELAYAKAN BISNIS

a. Pengkajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yang berhasil

tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan proyek tersebut. Pada

dasarnya, analisis aspek pasar bertujuan antara lain untuk mengetahui berapa besar luas

pasar, pertumbuhan permintaan, dan market-share dari produk bersangkutan.

Pembahasan aspek-aspek studi kelayakan diawali dengan aspek pasar dan pemasaran.

Alasannya mengapa aspek ini diletakkan pada awal pembahasan sistematika studi

kelayakan, antara lain:

o Produk yang dihasilkan perusahaan harus marketable. Jika tidak, sebaiknya

kegiatananalisis studi kelayakan dihentikan.

o Kecenderungan permintaan atas produk yang akan dihasilkan harus menunjukkan

adanya kenaikan. Jika menurun, sebaiknya proses studi kelayakan untuk pendirian

dihentikan, kecuali jika tujuan objek studi adalah pengembangan.

o Kandungan material produk tidak mengandung unsur yang dilarang negara ataupun

agama. Jika ada ditinjau dari aspek hukum, tidak akan direkomendasikan dan harus

dihentikan.

o Aspek teknis dan kronologis sangat ditentukan oleh hasil rekomendasi aspek pasar,

terutama yang berkaitan dengan pemilihan alat dan mesin.

b. Aspek internal PerusahaanDidalam aspek internal perusahaan terbagi atas beberapa aspek:

a) Aspek pemasaran

Kegiatan perusahan yang bertujuan menjual barang atau jasa yang di produksi

perusahaan kepasar. Oleh karena itu, aspek ini bertanggung jawab dalam menentukan

ciri-ciri pasar yang akan dipilih. Analisis kelayakan dari aspek ini yang utama dalam hal;

Penentuan segmen, target, dan posisi produk pada pasarnya.

Kajian untuk mengetahui konsumen potensial, seperti perihal sikap, perilaku, serta

kepuasaan mereka atas produk.

Menentukan strategi kebijakan dan program pemasaran yang akan dilaksanakan.

b). Aspek Teknis dan Teknologi

Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan pengoperasian dan proses

pembangunan proyek secara teknis setelah proyek/bisnis tersebut selesai

dibangun/didirikan. Berdasarkan analisis ini pula dapat diketahui rancangan awal

penaksiran biaya investasi termasuk start up cost/pra operasional proyek yang akan

dilaksanakan.

Studi aspek teknis dan teknologi akan mengungkapkan kebutuhan apa yang

diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan. Untuk

bisnis industri manufaktur, misalnya, perlu dikaji mengenai kapasitas produksi, jenis

teknologi yang dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi pabrik, dan tata-letak

pabrik yang paling menguntungkan. lalu dari kesimpulan itu, dapat dibuat rencana

jumlah biaya pengadaan harta tetapnya.

c). Aspek Sumber Daya Manusia

Aspek ini membutuhkan daya imajinasi tinggi untuk membayangkan bentuk

organisasi apa yang akan dibangun kelak ketika berdiri. Setelah gambaran organisasi

terbentuk dengan segala kelengkapannya, selanjutnya dianalisis proses pengadaan

sumber daya manusianya untuk menduduki dan memegang bagian dan fungsi organisasi

sesuai dengan yang direncanakan.

d). Aspek manajemen

Studi aspek manajemen dilaksanakan dua macam. Manajemen saat pembangunan

proyek bisnis dan Manajemen saat bisnis dioperasionalkan secara rutin. Bahkan terjadi,

banyak terjadi, bahwa proyek-proyek bisnis gagal dibangun maupun dioperasionalkan

bukan disebabkan karena aspek lain, tetapi karena lemahnya manajemen.

e). Aspek Keuangan

Berkaitan dengan sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi

pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.

Ada beberapa sumber data penting yang akan digunakan, yaitu:

Data awal aspek pasar dan pemasaran berupa: proyeksi penjualan/permintaan, harga

produk, dan anggaran (biaya) pemasaran.

Data operasi dan produksi, berupa: rencana lokasi baik sewa maupun beli, harga

pokok produksi (bahan baku, TKL, bahan pembantu), dan rencana pengadaan mesin,

peralatan, teknologi yang digunakan.

Data personalia, berupa: rencana biaya perekrutan, biaya pelatihan, biaya upah tetap,

tunjangan-tunjangan, dan lain-lain.

Legalitas, berupa: biaya notaris, biaya perizinan prinsip (misal, DepKeu, DepDag,

DepAg, DepHut, DepHub, DepKeh, DepKes, DikNas dll), biaya perizinan

operasional (Pemda).

f). Aspek Ekonomi dan Budaya

Berkaitan dengan dampak yang diberikan kepada masyarakat karena adanya suatu

proyek tersebut :

Dari sisi budaya, Mengkaji tentang dampak keberadaan peroyek terhadap kehidupan

masyarakat setempat, kebiasaan adat setempat.

Dari sudut ekonomi, Apakah proyek dapat merubah atau justru mengurangi income

per capita panduduk setempat. Seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita

penduduk, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR,

dll.

Dan dari segi sosial , Apakah dengan keberadaan proyek wilayah menjadi semakin

ramai, lalulintas semakin lancer, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan

lainnya, pendidikan masyarakat setempat.

c. Aspek Hukum dan Legalitas

Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana proyek akan dibangun yang meliputi

ketentuan hukum yang berlaku termasuk :

Perijinan :

o Izin lokasi :

• sertifikat (akte tanah), • bukti pembayaran PBB yang terakhir, • rekomendasi dari

RT / RW / Kecamatan

o Izin usaha :

• Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk badan

hukum lainnya.

• NPWP (nomor pokok wajib pajak), • Surat tanda daftar perusahaan, • Surat izin

tempat usaha dari pemda setempat

• Surat tanda rekanan dari pemda setempat, • SIUP setempat, • Surat tanda terbit yang

dikeluarkan oleh Kanwil Departemen Penerangan

Beberapa faktor yang dijadikan dasar dalam penilaian kelayakan, yaitu:

o Badan hukum apa yang paling sesuai untuk dijadikan bentuk formal badan usaha

yang akan didirikan

o Komoditas usaha termasuk jenis barang dagangan (komiditas) yang diperbolehkan

atau dilarang undang-undang

o Cara berbisnisnya melanggar hukum agama atau tidak

o Teknis operasional mendapatkan izin dari instansi/ departemen/dinas terkait atau

tidak.

d. Aspek Dampak Lingkungan eksternal

Aspek dampak lingkungan merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada saat

ini, karena setiap proyek yang dijalankan akan memiliki dampak yang sangat besar

terhadap lingkungan di sekitarnya, antara lain:

Dampak terhadap air

Dampak terhadap tanah

Dampak terhadap udara

Dampak terhadap kesehatan manusia

Pada akhirnya pendirian usaha akan berdampak terhadap kehidupan fisik, flora dan fauna

yangada di sekitar usaha secara keseluruhan.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pembuatan Home Care membutuhkan begitu banyak tata cara dan aturan yang harus ditaati oleh

setiap orang atau organisasi yang ingin mendirikan Home care. Pembuatan home care juga harus

mempertimbangkanlokasi untuk mendirikan home care. Pembiayaan dalam membangun Home Care

sangat membutuhkan orang-orang yang berpotensi dan berkualitas dalam membuat pembiayaan.

Orang- orang yang berkualitas juga dituntut aktif dalam pembangunan dan pengembangan Home

Care.

DAFTAR PUSTAKA

https://nursingisbeautiful.wordpress.com/2011/05/08/home-care/