MAKALAH DEMAM.doc

download MAKALAH DEMAM.doc

of 45

Transcript of MAKALAH DEMAM.doc

BAB 1 A

PENDAHULUAN

Keadaan demam sejak zaman Hippociates sudah diketahui sebagai pertanda penyakit. Galileo pada abad pertengahan menciptakan alat pengukur suhu dan Santorio di Padva melaksanakan aplikasi pertama penemuan alat ini di lingkungan klinik. Tiga abad kemudian baru untuk pertama kali, Traube memperlihatkan sebuah kurve suhu secara menyeluruh yang dibuat di sebuah klinik di Lepzig. Penggunaan kurve suhu makin meluas setelah dipublikasikannya pendapat Wunderich pada tahun 1868, di mana beliau mengatakan bahwa dengan semakin banyak pengalamannya dalam memakai alat pengukur suhu ini semakin bertambah keyakinannya mengenai manfaat pengukuran tersebut, khususnya untuk mendapatkan informasi yang cukup akurat dan prediktif mengenai kondisi seorang pasien. Suhu pasien biasanya diukur dengan termometer air raksa dan tempat pengambilannya dapat di aksila, oral atau rectum. Suhu tubuh normal berkisar antara 36,50 37,20 C. Suhu subnormal di bawah 360 C. Dengan demam pada umumnya diartikan suhu tubuh di atas 37,0 C. Hiperpireksia adalah suatu keadaan kenaikan suhu tubuh samapi setinggi 400 C atau lebih, sedangkan hiportemia adalah keadaan suhu tubuh di bawah 350 C. Biasanya terdapat perbedaan antara pengukuran suhu di aksila dan oral maupun rectum.

Pada pasien yang banyak berkeringat atau dengan frekuensi pernapasan yang tinggi. Pada keadaan tersebut, lebih baik diukur suhu rectal karena perbedaan yang mungkin didapatkan pada pengukuran suhu di berbagai tempat dapat mencapai 2-30 C.

PANAS VS SUHU

Panas merupakan suatu bentuk energi. Apakah yang dimaksud pernyataan itu? Dalam istilah ilmiah, pernyataan itu berarti bahwa panas dapat dimanfaatkan untuk bekerja, mis. panas dapat digunakan untuk menaikan suhu air sampai menghasilkan uap yang kemudian dapat menggerakan mesin uap, yang dapat digunakan untuk bekerja.

Pada tubuh, panas yang dihasilkan melalui metabolisme makanan, digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap dalam rentang yang normal 36,10-37,10C.

Sebelum membahas lebih jauh, kita perlu membedakan antara panas dan suhu. Bayangkan seandainya dalam situasi kita memiliki dua container-mis. beaker kapasitas 250 ml dan drum 200 L-masing-masing berisi air bersuhu 800C.

Suhu keduanya memang sama, tetapi jumlah panas yang terkandung dalam drum lebih besar daripada panas dalam beaker. Perbedaan itu muncul karena jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikan suhu pada massa air dalam drum sampai 800C lebih besar daripada panas yang dibutuhkan untuk menaikan suhu air sampai 800C dalam beaker. Dengan kata lain, jumlah panas bergantung pada suhu dan massa air. Peningkatan panas didefinisikan sebagai kuantitas energi yang dibutuhkan untuk menaikan suhu massa suatu zat (dalam kg) sampai ke sejumlah derajat Celsius tertentu. Satuannya adalah joule. Suhu dapat dikatakan sebagai derajat kepanasan atau kedinginan tubuh.

SKALA CELSIUS

Dalam keperawatan dan kebanyakan kegiatan ilmiah lainnya, digunakan skala Celsius untuk suhu. Skala Kelvin merupakan skala dalam system SI dan Kelvin (K) merupakan satuan SI suhu. Derajat Celsius sebanding dengan Kelvin (tetapi suhu yang sama tidakmemiliki nilai numeric yang sama pada kedua skala itu- suhu pada K sebanding dengan suhu 0C ditambah 273).

Untuk mengubah nilai Kelvin menjadi Celsius, kita hanya perlu mengurangi dengan 273.

T0C = T0K-273

Untuk mengubah nilai Celsius menjadi Kelvin, kita hanya perlu menambahkan 273.

T0K = T0C+273

Titik-titik dalam skala Celsius berkaitan dengan karakteristik sederhana dari air murni.

Titik yang terendah dalam termometer berskala Celsius merupakan titik beku air murni dan disebut nol derajat (00C);

Titik tertinggi dalam termometer berskala Celsius merupakan titik didih air murni dan disebut 100 derajat Celsius (1000C);

Interval diantara kedua titik dibagi menjadi serat bagian yang sebanding, masing-masing sebanding dengan derajat Celsius. BAB IA. Proses Pisiologi Dan Biokimia Pada Demam

Pengaturan Suhu Tubuh

Hipotalamus dalam otak mengatur suhu tubuh. Organ tersebut memiliki struktur yang kecil di bagian tengah otak, dekat otak tengah. Secara konstan, organ tersebut memantau aliran darah di sekitarnya, tulang belakang dan organ dalam abdomen melalui termoreseptor pusat dan juga menerima informasi dari termoreseptor perifer pada kulit. Termoreseptor pusat memantau suhu inti tubuh sementara termoreseptor memantau suhu permukaan (kulit).

Layaknya thermostat oven listrik mempertahankan suhu tertentu dengan mengganti unsur-unsur oven secara berkala, demikian pula hipotalamus (thermostat tubuh) memgganti mekanisme pemanasan (dan pendinginan) kita untuk mempertahankan suhu yang konstan-titik/poin yang pasti. Poin pasti ini merupakan suhu tetap dalam tubuh dan semua mekanisme pengendalian suhu kita bekerja sedemikian rupa untuk mempertahankan suhu tetap tersebut.Belakangan diketahui bahwa hipotalamus merupakan organ yang menentukan poin pasti, mendeteksi perubahan suhu dan mengaktifkan mekanisme untuk memperbaiki penyimpangan dari poin pasti itu.

Hipotalamus umumnya mengendalikan mekanisme pemanasan dan pendinginan kita dengan begitu efisien sehingga individu yang tak berpakain mampu bertahan sampai beberapa jam dalam suhu udara kering serendah 100C dan setinggi 650C.Produksi antibody dan proliferasi sel limfosit-T meningkat sampai 20 kali dibandingkan dengan keadaan pada temperatur normal (370 C).Dalam evolusi kehidupan, tubuh telah mengembangkan suatu sistem pertahanan yang cukup ampuh terhadap infeksi dan peninggian suhu badan memberikan suatu peluang kerja yang optimal untuk system pertahanan tubuh.Demam terjadi karena penglepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu ihfeksi.Dewasa ini diduga bahwa pirogen adalah suatu protein yang identik dengan interleukin-1.Didalam hipotalamus zat ini merangsang penglepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang langsung dapat menyebabkan suatu pireksia.

Pengaruh pengaturan autonom akan mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi perifer sehingga pengeluaran (dissipation) panas menurun dan pasien merasa demam.

Suhu tubuh dapat meningkatkan melalui mekanisme seperti :

Vasokontriksi dalam kulit. Proses ini merupakan konstriksi dari pembuluh darah yang sangat halus yang menembus kulit. Aliran darah menuju kulit berkurang dan keluarnya panas dari darah yang melalui kulit, berkurang. Kondisi tersebut menjaga suhu darah tetap tinggi dan membantu menaikan suhu tubuh;

Stimulasi simpatis metabolisme. Sel tubuh dapat meningkatkan laju produksi panasnya untuk menjawab sinyal yang diberikan sistem saraf atau sebagai respons terhadap tingginya kadar adrenalin dan noradrenalin dalam darah. Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan produksi panas sekitar 10 % sampai 15 % pada orang dewasa dan sampai 100 % pada bayi ;

Menggigil. Kondisi itu muncul akibat peningkatan tonus otot pada otot rangka tubuh. Kontraksi otot rangka berlangsung dengan cepat tetapi energi yang akan diubah menjadi panas bukan untuk kerja mekanis. Secara maksimum, gigilan dapat meningkatkan produksi panas sampai empat sampai lima kali nilai normalnya ; Merinding (piloereksi). Pada manusia, mekanisme ini tampaknya tidak seefisien pada binatang berbulu tetapi memiliki efek yang dapat menutup lapisan udara yang bertindak sebagai insulator (lihat di bawah) dan mengurangi kehilangan panas ;

Peningkatan produksi hormone tiroid. Aktivitas hormon dapat menyebabkan peningkatan produksi tiroksin yang kemudian akan meningkatkan laju metabolisme selular tubuh secara keseluruhan. Proses ini biasanya memerlukan waktu sampai beberapa minggu seperti halnya proses adaptasi pada iklim ; Vasodilatasi. Proses ini dapat meningkatkan diameter pembuluh darah pada kulit. Proses ini dikendalikan oleh hipotaramus dan memengaruhi hamper semua bagian tubuh. Akibatnya, laju penghantaran panas ke kulit akan meningkat sampai delapan kalinya. Kondisi tersebut akan membekali tubuh dengan suatu proses pendinginan yang sangat efektif;

Berkeringat. Proses ini dimulai oleh kerja sitem saraf simpatis atau oleh kerja hormon, baik adrenalin maupun noradrenalin, atau oleh kelenjar keringat dalam kulit di seluruh tubuh. Kelenjar ini akan mensekresi cairan menyerupai air yang mengandung ion natrium dan klor ( lihat Bab 4 untuk pembahasan ini ) juga ion kalium, urea dan asam laktat. Konsentrasi ion natrium dan klor dalam keringat yang keluar pada beberapa kondisi yang ekstrem dapat mencapai 60 milimol perliter. Volume maksimum keringat yang dikeluarkan oleh seseorang dalam kondisi normal adalah sekitar 700 ml per jam, tetapi pada beberapa kondisi keringat yang keluar dapat mencapai 1500 ml per jam. Keringat, yaitu air yang mengandung garam-garam terlarut, merupakan agens pendingin yang sangat efektif karena sejumlah kecil air memerlukan panas yang cukup besar untuk menguapkannya.Efek pendinginan dari keringat ini akan tercapai jika tubuh memasok panas yang diperlukan dalam penguapan. Penguapan 1500 ml keringat per jam mengeluarkan panas tubuh sebesar lebih dari sepuluh kali laju produksi panas basal yang normal. Kenyataannya, individu yang mengalami peningkatan suhu 10C diatas suhu inti normal akan mengeluarkan panas sampai sepuluh kali yang dikeluarkan laju basalnya.

Keseimbangan Panas dalam TubuhKonsep homeostatis menentukan kebenaran hubungan berikut :

Kehilangan Panas = Perolehan Panas

Hubugan itu merupakan hubungan ideal yang terlalu dipandang sederhana, tetapi sebenarnya merupakan landasan dari keseluruhan pengaturan panas dalam tubuh. Tubuh tidak perlu mempertahankan semua panas yang dihasilkan. Kenyataan, jika hal itu selalu dilakukan, bencana akan tejadi. Dengan demikian, tubuh perlu memiliki berbagai mekanisme yang dapat mengeluarkan panas. Suatu saat, sejumlah besar panas akan dikeluarkan dari tubuh, tetapi dalam kondisi yang normal, pengeluaran panas itu berlangsung dengan stabil. Namun, karena pada beberapa keadaan, sejumlah besar panas mungkin akan hilang akibat terpaan udara yang terlalu dingin, atau panas yang dihasilkan tidak mencukupi, tubuh juga perlu memiliki mekanisme yang dapat meningkatkan perolehan panas.B. Tipe-tipe Demam

Beberapa tipe yang mungkin kita jumpai, antara lain :1. Demam Septik :Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

2. Demam Remiten :

Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.3. Demam Intermiten :

Pada tipe damam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari beebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.

4. Demam Kontinyu :

Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

5. Demam Siklik :

Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.Suatu tipe demam kadang-kadang dapat dihubungkan dengan suatu penyakit tertentu, seperti misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas, misalnya : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing atau malaria; tetapi kadan-kadang sama sakit, biasanya digolongkan sebagai influenza atau common cold. Dalam peraktek 90 % dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influenza atau penyakit virus sejenis lainnya. Namum hal ini tidak berarti bahwa kita tidak harus tetap waspada terhadap suatu infeksi bakterial.Kausa demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, karena keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat. Juga gangguan pada pusat regulasi suhu sentral dapat menyebabkan peninggian temperatur seperti pada heat stroke, perdarahan otak, koma atau gangguan sentral lainnya. Pada perdarahan internal pada saat terjadinya reabsorpsi darah dapat pula menyebabkan peningkatan temperatur. Kemungkinan beberapa hal secara khusus perlu diperhatikan pada demam, adalah cara timbul demam, lama demam, sifat harian demam, tinggi demam dan keluhan serta gejala lain yang menyertai demam. Demam yang tiba-tiba tinggi lebih sering disebabkan oleh penyakit virus.

Demam Belum Terdiagnosis Yang diartikan dengan demam belum terdiagnosis adalah suatu keadaan di mana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dengan suhu badan di atas 38,30C dan tetap belum ditemukan penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.

Istilah yang digunakan untuk penyakit ini antara lain : febris et causa ignota, fever of abscure origin, fever of undetermined origin, dan fever of undiagnosed origin (FUO). Penyebab FUO, sesuai golongan penyakitnya antara lain : infeksi (40%), neoplasma (20%), penyakot kolagen (20%), penyakit lain (10%), dan yang tidak diketahui sebabnya (10%).

Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang mutakhir, yang siap tersedia untuk digunakan seperti ultrsonografi, endoskopi atau Scanning, masih dapat diperiksa beberapa uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin.

Dalam tahap berikutnya dapat dipikirkan untuk membuat diagnosis dengan lebih pasti melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai.Juga dapat dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan seperti angiografi, aortografi atau limfangiografi.C.Jenis-jenis Pemeriksaaan pada DemanSero-ImunologiPemeriksaan serologis sebenarnya sangat bermanfaat pada seorang pasien demam berdarah terdiagnosis. Suatu kenaikan titer sebesar 4 kali atau lebih mempunyai arti yang sangat besar untuk dapat menentukan kemungkinan penyebab penyakit. Dalam table 1 dan 2 dapat di pelajari uji serologis untuk virus, bakteri dan jamur yang pada saat ini tersedia. Pengujian ini peril digunakan secara rasional dan bukan secara global. Untuk mengatasi frustasi dalam mencari penyebab demam yang tidak mau turun, pengujian ini merupakan penunjang yang sangat bermanfaat. Perlu dikuasai interpretasi karena hasil mungkin tidak seklasik seperti di kemukakan di atas. Untuk penunjang diagnosis infeksi akut selalu harus berpedoman pada keberadaan imunologlobulin M yang spesifik atau peningkatan bermakna dari lgG.Pemeriksaan-pemeriksaan jenis lainnya yang dapat membantu adalah pemeriksaan seperti misalnya : Faktor artritis rheumatoid, immunoglobulin, antibody, antinuclear, antigen otot polos serta tes auto antibody lainnya dan imunoelektroforesis.

MikrobiologiIsolasi kuman penyebab infeksi merupakan kriteria diagnosis utama pada pasien yang tersangka demam karena menderita infeksi. Keadaan yang dihadapi mungkin cukup serius. Pengambilan darah untuk kultur mikroorganisme harus dilakukan secara aseptic dengan mengambil sekitar 10 ml yang kemudian dilarutkan dalam media yang masing-masing dapat menumbuhkan kuman aerob dan kuman anaerob. Sebaiknya usaha untuk mengambil darah untuk mengisolasi kuman dilaksanakan beberapa kali pada hari pertama dan selalu harus dipegang prinsip pengambilan sesteril mungkin. Selain kultur darah, mikroorganisme dalam urin juga penting ; dalam hal ini harus dijaga cara pengambilan sample yang representatif. Semua sampel harus segera dibawa ke laboratorium dan harus segera dikultur. Isolasi virus biasanya diambil dari secret hidung, usap tenggorok atau sekresi bronchial. Untuk TBC diperlukan pemeriksaan sputum minimal 3 hari berturut-turut.Hemato-Kimia Klinik

Dengan meluasnya spectrum penyakit Virus dewasa kini dan karena pengaruh urbanisasi, globalisasi maupun lingkungan yang kurang memadai lebih memungkinkan pasien mengalami demam karena terjangkit inveksi virus. Pada saat ini diperlukan patokan yang dapat membedakan pasien terjankit virus atau bakteri yang penataklasanaannya berbeda total. Salah satu pengukuran yang dapat dilaksanakan dalam tahap awal adalah pemeriksaan hematologis yang pada infeksi bakteri akut dapat menunjukkan pergeseran hitung jenis ke kiri dengan atau tanpa leukositosis.Bila keadaan ini tidak dapat dijumpai dan kita tetap ingin membedakan antara infeksi virus dan bakteri dapat dilakukan pemeriksaan C reaktif protein (CRP) yang dapat meningkat lebih dari 10 kali pada infeksi bakteri akut. Kenaikan ini masih perlu dibedakan dengan arthritis di mana keluhan pada sendi lebih dominan.Kimia klinis selanjutnya dapat membantu dengan mengukur kadar serum kalsium yang dapat meningkatkan pada sarkoidosis dan beberpa karsinomatosis. Selanjutnya pada penyakit hati dapat diperiksa enzim SGOT/SGPT/GAMA GT yang dapat memberi pentunjuk mengenai fungsi sel hati.Selanjutnya tes Fungsi hati lainnya dapat diperiksa bila terdapat kelainan pada nilai enzim enzim tersebut.

Laparatomi

Laparatomi mungkin dapat memegang peran penting di tempat di mana fasilitas kesehatan yang masih memiliki peralatan yang sederhana dan sistem rujukan yang belumsempurna dan hanya di benarkan bilamana ada suatu petunjuk keras bahwa penyebab demam adalah karena suatu kelainan utama di abdomen .Disuatu pihak konklus dapat dicapai sangat cepat, karena pasien dapat segera mengetahui sebab penyakit dan terhindar dari biaya biaya pemeriksaan yang sangat mahal , tetapi dilain pihak cara pendekatan diagnosis seperti ini tidak tanpa bahaya, khususnya pada mereka yang sudah menurun keadaan umumnya. Tindakan yang lebih sederhana seperti peritoneoskopi akan dapat membantu untuk mencapai diagnois seperti misalnya peritonitis tuberklosa, karsinomatosis peritoneal,kolesistitis dan infeksi rongga pelvis. Laparatomi telah bermanfaat sekali pada penyakit penyakit yang masih dapat diobti, seperti abses local, limfoma dan penyakit autoimun.BAB II

A. Mekanisme Demam Pada Kasus Kebidanan

Infeksi Nifas (Infeksi Puerperalis)

Adalah infeksi luka jalan lahir pascapersalinan, biasanya dari endometrium bekas infeksi plasenta.

Demam dalam nifas sebagian besar disebabkan oleh infeksi nifas maka demam dalam nifas merupakan gejala penting dari penyakit ini.

Demam dalam nifas sering juga disebut morbiditas dan merupakan indeks kejadian infeksi nifas.Demam dalam nifas selain oleh infeksi nifas dapat juga disebabkan oleh fielitis,infeksi jalan pernapasan,malaria dan tifus.

Morbiditas nifas ditandai dengan suhu 38 C atau lebih,yang terjadi selama 2 hari berturut-turut.Kenaikan suhu ini terjadi sesudah 24 jam pascapersalinan dalam 10 hari pertama masa nifas.

Kejadian infeksi nifas berkurang antara lain karena adanya antibiotik,berkurangnya operasi yang merupakan trauma yang berat,pembatasan lamanya persalinan, asepsis, transfuse darah, dan bertambah baiknya kesehatan umum (kebersihan, gizi, dan lain-lain).

Mikroorganisme penyebaba infeksi peupeuralis dapat berasal dari luar (eksogen) atau dari jalan lahir penderita sendiri (endogen).Mikroorganisme endogen lebih serng menyebabkan infeksi.Mikroorganisme yang tersering menjadi penyebab ialah golongan streptokokus, basil koli, dan stafilokokus. Akan tetapi , kadang-kadang mikroorganisme lain memegang peranan, seperti Clostridium Welchii, Gonococcus, Salmonela typhii, atau Clostridium tetani.

Cara infeksi

Kemungkinan besar penolong persalinan membawa kuman kedalam rahim pendrita, yakni dengan membawa mikroorganisme yang telah ada dalam vagina ke atas, misalnya dengan pemeriksaan dalam. Mungkin juga tangan penolong atau alat-alatnya masuk membewa kuman-kuman dari luar dan dengan infeksi tetes.

Oleh karena itu , sebaliknya penolong persalinan memakai masker dalam kamar bersalin dan pegawai dengan infeksi jalan napas bagian atas hendaknya ditolak bekerja dikamar bersalin.

Kadang-kadang sumber infeksi berasal dari penolong sendiri misalnya, jika ada luka pada tangannya yang kotor atau dari pasien lain seperti pasien dengan infeksi peurperalis, luka operasi yang meradang, karsinoma uteri, atau dari bayi dengan infeksi tali pusat,

Mungkin juga infeksi disebabkan oleh koitus pada bulan terakhir.

Faktor predisposisi

Faktor yang terpenting yang memudahkan terjadinya infeksi nifas ialah perdarahan dan trauma persalinan.Perdarahan menurunkan daya tahan tubuhibu, sedangkan trauma memberikan porte dentree dan jaringan nekrotis merupakan media yang subur bagi mikroorganisme.

Demikian juga partus lama, retensio plasenta sebagian atau seluruhnya memudahkan terjadinya infeksi.

Keadaan umum ibu merupakan faktor yang ikut menentukan, seperti anemi dan malnutrisi karena melemahkan daya tahan tubuh ibu.

Patologi

Setelah persalinan, tempat bekas perlekatan plasenta pada dinding rahim merupakan luka yang cukup besar untuk masuknya mikroorgnisme.

Patologi infeksi peurperalis sama dengan infeksi luka. Infeksi itu dapat:

1.Terbatas pada lukanya (infeksi luka perineum,vagina,serviks. Atau endometrium).

2.Infeksi itu menjalar dari luka ke jaringan sekitarnya (tromboflebitis,parametritis ,salpingitis ,dan peritonitis).

Prognosis

Terutama bergantung pada virulensi kuman dan daya tahan tubuh penderita

B. Jenis-jenis Patologi Nifas

Infeksi Luka Perinium

Luka menjadi nyeri, merah dan bengkak akhirnya luka terbuka dan mengeluarkan getah bernanah.

Tromboflebitis

Penjalaran infeksi melalui vena sering terjadi dan merupakan penyebab terpenting dari kematian karena infeksi peurpralis

Jenis-jenis trombpflebitis

1. Tromboflebitis Pelbika

2. Tromboflebitis Femoralis

Radang Payudara (mastitis)

Proses infeksi pada payudara menimbulkan pembekakan local atau seluruh payudara, merah dan nyeri. Peradangan stroma payudara yang terdiri dari jaringan ikat, lemak, pembuluh darah dan getah bening .Biasanya terjadi pada minggu ke-2 Ibu merasa demam umum seperti influenza.

Biasanya didahului putting susu lecet, payudara bengkak, atau sumbatan saluran susu. Ibu dengan anemi, gizi buruk, kelelahan, dan stress juga merupakan factor prodisposisi.

Absis Payudara

Berbeda dengan mastitis,pada absis payudara:

1. Infeksi mengenai jaringan parenkim dan besar nanah,

2. Payudara yang sakit tidak boleh disusukan,

3. Terjadi sebagian komplikasi dari mastitis,

4. Pemberian antibiotic dan analgetik,

5. Bila perlu, lakukan insisi absis.

BAB III

PENATALAKSANAAN DEMAM

A. Penyebab Suhu Tubuh Abnormal

Keseimbangan Pada Homeostasis Suhu Tubuh

Walau tubuh berkemampuan untuk mengatur suhunya sendiri sampai suatu nilai yang relatif tinggi, akan muncul suatu keadaan yang tidak dapat diatasi oleh mekanisme pengatur suhu kita. Hal tersebut akan mengakibatkan hipertemia atau hipotermia.

Hipetermia merupakan suatu kondisi dengan suhu tubuh yang naik sampai melebihi kisaran normalnya. Salah satu contohnya adalah demam, atau pireksia.

Hipotermia adalah suatu kondisi denga suhu tubuh yang menurun sampai di bawah kisaran normalnya.

Agar tidak tertukar dalam menggunakannya, perlu kita ingat bahwa hipo sebanding dengan di bawah . Hipotermia mencakup istilah seperti hipotermia berat yang biasanya mengacu pada suhu yang sangat rendah mulai dari 26,00C sampai 24,00C atau di bawahnya yang terjadi, misalnya, selama prosedur bedah jantung atau neurologis.

Penyebab Utama Suhu Tubuh yang Abnormal Penyebab tersebut mencakup :

Malfungsi pusat termoregulator dalam hipotalamus. Hal ini dapat terjadi:

akibat edema serebral, yaitu keluarnya kelebihan cairan yang terakumulasi ke dalam jaringan otak menyebabkan bagian tersebut tertekan ; biasanya terjadi akibat cedera kepala;

setelah pembedahan intrakranial ( pembedahan pada jaringan otak ) ;

setelah serangan jantung gangguan aliran darah ke jaringan otak ;

Akibat substansi toksik misalnya substansi yang dilepas selama infeksi bakteri atau virus; serbuk sari; debu; vaksin atau zat kimia tertentu, termasuk obat yang sensitif bagi beberapa orang. Pada beberapa orang, plasma donor yang didapat secara kimia akan menjadi toksik.

Dehidrasi. Keadaan tersebut terjadi jika tubuh tidak memiliki cukup air untuk mempertahankan keseimbangan cairannya. Akibatnya, tidak tersedia air untuk berkeringat atau untuk pendinginan. Lagi pula, pusat termoregulator dalam hipotalamus akan terpengaruh langsung oleh dehidrasi ini;

Pajanan lama terhadap suhu yang ekstrem. Hipetermia atau hipotermia berat atau berkepanjangan dapat menyebabkan akibat yang cukup menyengsarakan pada tubuh manusia. Akibatnya dapat berkisar mulai dari serangan demam yang dapat menyerang anak kecil disertai peningkatan suhu sampai 38,80C dan sifatnya tidak berbahaya, sampai kematian.

HipertermiaJika suhu tubuh naik, mungkin akan tercapai suatu kondisi yang panas yang tidak dapat mereda secepat pembentukan atau perolehannya dari lingkungan. Perolehan panas kemudian akan melebihi kehilangannya. Namun, terdapat batasan pada kecepatan pengeluaran panas tubuh sehingga suhu tubuh akan terus naik. Selain itu, jika hipotalamus menjadi sangat panas, kemampuannya untuk mengatur suhu akan berkurang.

Akibat dari kondisi tersebut:

mekanisme pendinginan seperti berkeringat berkurang;

metabolisme selular dapat menjadi terlalu cepat; mis. Pada suhu 420C, metabolisme sel meningkat sampai lajunya 50% lebih tinggi daripada laju yang ada pada jaringan saat suhu normal;

kebutuhan oksigen menjadi begitu besar; mis. Untuk setiap peningkatan suhu 10C, kebutuhan oksigen meningkat sampai 17%.

Faktor tersebut dapat menyebabkan peningkatan suhu yang konstan karena faktor seperti penurunan mekanisme pendinginan dan peningkatan metabolisme selular ikut berperan dalam peningkatan suhu tubuh, yang akan meningkatkan perolehan panas situasi umpan balik positif. Dengan demikian, peningkatan suhu menyebabkan peningkatan perolehan panas yang sebenarnya cukup berbeda dari penyebab awalnya. Keadaan tersebut menyebabkan kerusakan jaringan, terutama jaringan otak akibat kehilangan protein sekaligus tidak cukupnya pasokan oksigen dan nutrien untuk mempertahankan sel-sel tubuh. Tanpa adanya intervenesi maupun bantuan(Gambar 2.5), kematian dapat terjadi.

Pengobatan segera sangat diperlukan karena situasi tersebut dapat mengancam kehidupan penderitanya. Sengat panas berbeda dengan kehilangan panas atau kram panas karena peningkatan suhu tubuh tidak terjadi.

Pengaruh panas tidak selalu negatif atau tidak diinginkan. Kenyataannya, riset terakhir memperlihatkan adanya penolakan untuk meredakan semua jenis demam. Banyak dokter, termasuk dokter anak, saat in manyarankan agar demam menengah, yaitu demam pada suhu 400C, sebaiknya dibiarkan sampai perjalannannya selesai. Hasil riset juga memperlihatkan bahwa demam mungkin merupakan bagian yng sangat penting dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap serangan bakteri atau virus. Riset terakhir memperlihatkan bahwa demam menengah akan menggerakkan system pertahanan imunologis tubuh terhadap organisme infeksius dan, pada beberapa kasus, langsung menghambat pertumbuhan mereka. Dengan demikian,demam dapat memperpendek masa penyakit, meningkatkan kerja antibiotik, dan menurunkan peluang penyebaran infeksi ke orang lain.

Namun, bagi beberapa pasien, demam bukan merupakan sesuatu yang aman. Kelompok seperti lansia, penderita penyakit jantung atau bayi baru lahir mungkin akan mengalami stress yang sebenarnya tidak perlu, terutama jika demam berkepanjangan. Demam tinggi tidak dapat ditoleransi dengan baik oleh kelompok tersebut karena tingginya derajat stres yang dialami sebagian besar system tubuh dan kemungkinan demam untuk lebih banyak meninbulkan bahaya daripada manfaat. Tampaknya ada suatu kisaran fungsi yang optimal di dalam tubuh manusia.

Hipotermia

Hipotermia juga dapat menjadi masalah yang memusingkan karena dapat menurunkan aktivitas selular, menekan kinerja system saraf pusat dan merusak fungsi hipotalamus. Kondisi tersebut menyebabkan mengantuk dan dalam kondisi yang parah, mnyebabkan koma. Jika suhu tubuh menurun drastis, sirkulasi akan melambat aktivitas saraf, begitu seterusnya membentuk suatu siklus yang keras (mekanisme umpan balik positif) yang serupa dengan siklus pada hipertemia.

Penurunan suhu pada area setempat dalam tubuh yang terjadi akibat jari, kaki ataupun wajah terpajan cukup lama pada suhu yang sangat dingin dapat menimbulkan efek berbahaya seperti gangren beku (frostbite). Frostibe sebenarnya adalah pembekuan actual area permukaan yang terkana yang, jika berkepanjangan, dapat menyebabkan jerusakan permanen pada jaringan dan sirsirkulasi setempat. Gangren sering terjadi pada area frostbite yang mencair (hilang bekunya) karena rusaknya sirkulasi.

Penurunan suhu tubuh secara umum sampai tingkat yang rendah, 300-240C atau dibawahnya, yang dapat terjadi, misalnya, jika seseorang jatuh ke dalam air yang sangat dngin, biasanya menyebabkan henti jantung jantung (serangan jantung) atau fibrilasi jantung (irama abnormal) dan kematian, setelah 20-30 menit pajanan. Namun, penghangatan kembali yang tepat sering kali dapat menyekamatkan nyawa orang tersebut.

Dingin, yang sebenarnya merupakan ketiadaan panas yang relative, tidak selalu membahayakan, terutama jika di mangfaatkan secara cermat pada suatu area local. Keadaan ini akan di bahas dalam bagian selanjutnya di bawah judul mekanisme penghantaran panas.

Pergerakan PanasPemahaman mengenai proses fisik yang dapat menghilangkan panas atau mendaptkan panas dari permukaan tubuh kemungkinan sangat penting bagi asuhan keperawatan, dari segi pengobatan dan observasi, daripada yang pernah kita sadari.Salah satu contoh yang baik adalah ketika seorang perawat mengikuti instruksi tertulis untuk memandikan pasien saat suhu pasien berada pada titik tertentu. Perawat dapat melaksanakan instruksi tanpa memperhatikan hal lain, tanpa atau hanya sedikit merasa bersalah jika pasien mulai menggigil mengeluhkan rasa dingin yang dialami karena suhu pasien mungkin masih berada pada nilai tertentu. Dengan demikian, bagaimana dengan mutu asuhan semacam itu? Apakah instruksi tertulis membuat perawat lari dari tanggung jawabnya untuk melakukan observasi yang akurat, mengkaji ulang situasi, mengalami proses yang tengah berlangsung, dan mengambil tindakan yang sesuai? Bab ini membantu kita mendapatkan informasi yang diperlukan yang memungkinkan perawat untuk mengambil tindakan yang tepat dalam situasi semacam itu.

Panas dipindahkan (keluar atau didapat) atau dari tubuh dalam empat cara:

Konduksi;

Konveksi;

Radiasi;

Evaporasi.

Pada pasien yang mengalami peningkatan suhu menengah, misalnya sampai 38,40C,metode yang digunakan adalah pendinginan permukaan, dimulai dengan metode yang paling sederhana, misalnya membuka selimut dan melepas pakaian luar, mungkin sampai hanya mengenakan selimut yang tipis atau pakaian dalam. Jika mungkin, kita harus menjaga agar suhu ruang tetap berada di bawah suhu tubuh dan peningkatan sirkulasi udara sekitar tubuh merupakan bantuan yang penting. Jika suhu pasien tetap naik, atau tidak turun, mungkin diperkukan perlakuan yang lebih aktif atau cermat, mis. Mandi, sponging, dan menggunakan kompres atau perangkat pendingin khusus seperti selimut hiportemik.

Obat-obatan seperti parasetamol dan aspirin biasa disebut antipiretik dan dapat digunakan untuk menurunkan suhu tubuh yang naik, walau hanya satu atau beberapa derajat. Obat itu bekarja pada hipotalamus untuk meningkatkan keluarnya panas dengan cara mendilatasi pembuluh darah kecil pada kulit yang akan memperbnyak pengeluaran keringat.

Semua metode yang dijelaskan di atas, selain penggunaan antipiretik, keefektifannys bergantung pada salah satu atau beberapa proses penghantaran panas berikut.B. Pengukuran Suhu TubuhLokasi pada tubuh yang paling biasa digunakan untuk mengukur suhu tubuh adalah mulut, aksila (ketiak), telinga dan dubur. Lokasi lain yang terkadang digunakan, terutama selama anastesi, mencakup nasofaring, esophagus dan kelompok otot. Perubahan suhu dalam dubur memiliki jeda waktu terbesar dibandingkan lokasi lainny yang digunakan untuk pengukuran suhu tubuh.

Instrumen yang paling berguna dalam pengukuran suhu tubuh adalah thermometer merkuri atau klinis, thermometer termistir dan digital-secara timpani, oral atau aksila.

Termometer KlinisTermometer klinis merupkan alat yang paling lazim, paling murah yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia, tetapi juga merupakan alat yang paling lambat ( 3 menit ) dan palng rapuh. Termometer klinis menjad special karena dua alasan: pertama, alat ini mamapu mengukur suhu hanya dapat kisaran yang kecil ( bisanya 350- 450 C ); kedua, tabung yang berisi merkuri memiliki pembatas sehingga nilai suhu begitu diperoleh, akan bertahan. Pada termometer merkuri biasa, suhu akan mulai menurun begitu thermometer dipindah dari pasien.

Setelah pengukuran suhu dilakukan, dibaca dan dicatat hasilnya, tabung merkuri harus dikibatkan sampai ke suhu awal untuk mempersiapkan thermometer pad pengukurn selanjutnya. Jika tindakan itu tidak dilakukan, pengukuran yang selanjutnya mungkin tidak akurat. Perhatika bahwa thermometer harus didensinfeksi sebelum di gunakan untuk mengukur pasin lain guna mengurangi risiko penularan kuman ( bakteri atau virus ).

Mengapa Menggunakan Merkuri?

Merkuri digunakan untuk beberapa alasan:

merkuri tidak tembus pandang sehingga dapat dengan mudah dilhat. Kebanyakan thermometer klinis diproduks sedemikian rupa sehingga kolom merkuri yang bermutu baik akan diperbesar oleh batang, membuat pembcaan menjadi lebih mudah; merkuri merupakan konduktor panas yang baik-merkuri siap menghantarkn panas dari satu titk ke titik lain; merkuri akan naik secara teratur-dalam sebuah thermometer hal tersebut berarti panjang kolom merkuri akan naik secara seragam seiring peningkatan suhu; merkuri tidak melekat pada kaca; merkuri tetap berbentuk cair sampai kisaran suhu tertentu, dari 390C sampai 350C. Satu satunya cara yang memuaskan untuk mengukur suhu pasien adalah dengan thermometer klinis atau salah satu yang diuraikan berikut ini. Sangat mudah untuk mendapatkan kesan tidak tepat tentang suhu pasien dengan menggunakan satu tangan. Misalnya, air hangat dapt terasa cukup hangat ketika salah satu tangan anda dingin. Namun, air yang sam dapat terasa lebih dingin bila tangan anda telah dicelupkan ke dalam air panas.

Thermometer merkuri dengan rentang suhu tang lebih lebar daripada thermometer klinis digunakan sebagai thermometer larutan, misalnya untuk larutan enema.

Thermometer merkuri yang mampu mengukur suhu di bawah 350C tersedia untuk situasi seperti hipotermia hebat ( suhu tubuh sangat rendah ). Namun, dalam kondisi ini sebaiknya kita gunakan termistor, yang juga disebut probe termistor atau probe suhu.Satu jenis thermometer disposbel juga tersedia di pasar. Beberapa dari alat itu bergantung pada perubahan kimiawi dalam kertas yang disediakan khusus dan menunjukan perubahan suhu dengan cara berubah warnanya.

Termistor atau Probe Suhu

Termistor mendeteksi panas dan mengubahnya menjadi aliran listrik kecil yang diperkuat dan diubah menjadi pembacaan suhu. Termistor merupakan kawat (probe) terbungkus yang fleksibel, peka panas, dan berujung tumpul yang terhubung pada sebuah alat pencatat yang menampilkan hasil pembacaan suhu secara digital. Alat ini sangat akurat dalam membaca suhu inti tubuh sehngga dalam beberapa situasi manjadi begitu penting. Alat ini juga digunakan dalam terapi hipotermia, pada pasien yang tak sadar dan dalam situasi yang memerlukan pengukuran yang sangat sering dan akurat, misalnya setelah bedah jantung atau bedah saraf dan setelah anestesi.

Nilai tertentu dalam alat ini dapat dimasukkan sampai bagian tertentu tubuh yang tidak dapat dijangkau thermometer klinis biasa sehingga memberkan pembacaan yang lebih benar mengena suhu inti tubuh. Probe ini dapt dibiarkan ditempatnya selama beberapa waktu sehingga pemantauan suhu tubuh secara konstan dapat dilakukan tanpa mengganggu pasien atau melibatkan peran serta pasien. Prosedur ini dapat mempermudah asuhan keperawatan, sekaligus perawatan medis dan bedah.

Selain dimasukkan ke dalam dubur atau nasofaring, probe juga dapat dimasukkan dalam esophagus atau bahkan di ujung kateter urine dan dimasukkan ke dalam kandung kemih.

Akan tetapi penggunaannya memerlukan kehati-hatian karena alat ini pada dasarnya merupakan benda asing yang berada dalam tubuh manusia, sering kali dalam waktu yang cukup lama. Salah satu masalah yang muncul adalah iritasi karena probe akan menimbulkan friksi melalui gesekannya terhadap jaringan yang sangat sensitive, walaupun probe itu memang terasa sangat mulus dan fleksibel sampai derajat tertentu. Irutasi juga dapat berasal dari tekanan yang ditimbulkan probe karena ditarik.

Masalah ilain yang muncul adalah kerusakan saat dimasukkan. Probe harus diberi pelumas dan dilabuhkan dalam posisi yang tepat; titik masuknya diperiksa secara teratur untuk menemukan tanda tanda iritasi.

Termometer Elektronik Digital

Pada kebanyakan nstansi kesehatan, thermometer merkuri telah digantikan oleh thermometer elektronik. Termometer ini umumnya mencakup thermometer oral, dubur, dan ketiak berbasis termistor dan thermometer timpani ( telinga ) sinar imframerah ( panas ) yang peka energi. Semua alat itu dapat meraba suhu tubuh dan memberikan bacaan digitalnya.

Kelebihan thermometer elektronik in dibandinhkan dengan thermometer merkuri ntar lain:

memperbaiki tindakan penendalian infeksi: bungkus probe sekali pakai mengurangi penularan mikroba ;

pencatat suhu yang lebih cepat dibandingkan thermometer merkuri ( 3 menit ); oral , 4 detik; ketiak, 10 detik ; dubur , 15 detik ; timpani, 2 detik ;

thermometer timpani hamper menghilangkan risiko perawat terpajan cairan tubuh pasien.

Thermometer tmpani mengukur energy impramerah dari gendang telinga yang memiliki pasokan darah yang sama dengan hipotalamus. Karena alasan ini pembacaan suhu dari membrane timpani dipandang sebagai tsksiran yang reliable dari suhu tubuh inti.Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhi nilai yang diperoleh yang menyebabkan keraguan terhadap keakurata pembacaan yang dihasilkan. Beberapa faktor tersebut antara lain;

penemuan ujung probe. Ujung probe harus menghadap membrane timpani dan menutup saluran telinga untuk menghilangkan sebanyak mungkin udara ambeyen. Kondisi ini dapat mempengaruhi pembacaan suhu sampai sebesar 300C.

pertimbangan anatomis; lengkung dan ukuran saluran telinga, kadekatan membrane timpani dengan permukaan akan memperbesar ketrpajanannya terhadap udara luar;

kondisi ujung probe dan pelapis/ bungkus probe: keberadaan kotoran telinga, debu, dan sidik jari;

objek yang mengubah suhu lingkungan saluran telinga, mis. Panas lampu, bantal, alat Bantu pendengaran , dsb.

Pembacaan thermometer elektronik oral dapat dipengaruhi oleh faktor yang sama dengan yang memengaruhi thermometer merkuri : miniman dingin atau panas, merokok , pemberian oksigen melalui masker wajah, pemberian bantuan napas melalui mulut , ketidakmampuannya membentuk segel di sekitar thermometer dan kekeliruan penempatan ujung probe thermometer.P embacaan suhu aksila juga dapat terpengaruh kesalahan penempatan, mis. Ujungnya harus ditempatkan jauh di tengah aksila.

C. Pemeliharaan Suhu Tubuh

Untuk melindungi tubuh, kita mengenakan pakaian dan selimut yang dapat menghangatkan kita dalam cuaca dingin. Sekali lagi, pakaian dan selimut berperan sebagai insulator, bukan menjaga agar dingin tidak masuk, tetapi menjaga agar panas tetap berada di dalam. Keadaan itu dapat dipenuhi sebagian akibat karakteristik dari materi itu sendiri dan sebagian akibat fakta bahwa lapisan udara, suatu konduktor yang buruk dan insulator yang sangat baik, terperangkap dalam serabut, misalnya dalam selimut wol. Orang berkemah dalam cuaca dingin terkadang mengakui bahwa mereka dapat merasakan keluarnya dingin dari dalam tanah. Apa yang sebenarnya terjadi tentu saja adalah bahwa mereka kehilangan kehangatan tubuh yang alirannya masuk kedalam tanah. Karpet kulit domba diatas sebuah tempat tidur dapat membantu pasien mencegah keluarnya panas tubuhnya yang melaluim matras tempat tidur dengan membentuk suatu lapisan penghalang yang bertindak sebagai penahan panas dan menjaga panas tubuh tetap berada di tempat yang semestinya dalam tubuh pasien.

Penggunaan Prinsip Konduksi Lokal

Pemanfaatan prinsip-prinsip konduksi, dingin dan panas dapat diterapkan pada area permukaan untuk menghasilkan efek pada lokasi tersebut (local) bukan perubahan suhu seluruh tubuh. Dingin dapat memfasilitasi pembekuan darah, memperlambat gerakan cairan, dan menghambat peradangan, pembentukan nanah, dan aktifitas mikroba pada tahap dini suatu infeksi. Dengan demikian, metode ini akan sangat berguna jika diterapkan dalam berbagai situasi, misalnya pengendalian perdarahan, seperti mimisan, mencegah atau mengendalikan pembengkakan setelah terkilir gegar otak dan terkilir otot, dan mengurangi ketidaknyamanan salah satu bagian tubuh,

Panas yang diterapkan secara local dapat memperbesar kecenderungan darah untuk mengalir,memperlancar sirkulasi, vasodilatasi dan aliran cairan getah bening. Semua efek tersebut dapat memperlancar pengeluaran produk sisa atau toksik, penghantaran nutrient dan pulihnya pembengkakan dalam beberapa kondisi. Panas juga dapat digunakan untuk meningkatkan kenyamanan, meredakan ketegangan otot dan menangani hipotermia misalnya setelah pembedahan atau frostbite. Baik panas ataupun dingin daapt diterapkan secara local melalui preban (perban basah atau lembap paling efektif) atau melalui bahan atau selimut yang dipanaskan, dengan mandi atau lemak panas. Semua metode tersebut efektif dalam menghantarkan panas melalui konduksi.

Konveksi

Dalam cuaca yang sanagt panas dan lembap, orang berupaya mencari pereda panas tersebut, berupaya mendinginkan diri dan menjadimlebih nyaman. Kita dapat menemukan mereka di pantai, di kolam renang, di depan kipas angin, atau mungkin di depan jendela terbuka mencari hembusan angina.

Panas dipindahkan dari permukaan tubuh kedalam lingkungan selama semua aktivitas tersebut berlangsung tetapi ada beberapa aktivitas diantaranya yang dapat memindahkan dengan lebih baik. Prosedur apapun yang terlibat dalam pergerakan udara, terutama pergerakan udar diatas air sering dipakai sebagai cara yang sederhana dan efektif untuk membantu penurunan suhu. Proses yang terlibat disebut konveksi

Metode pemindahan panas ini hanya berlaku untuk zat cair (gas dan cairan) dan zat padat. Dalam hal ini, pergerakan molekul menyebabkan pemindahan panas.

Panas dihantarkan menjauhi permukaan kedalam molekul udara terdekat yang akan naik jika dihangatkan. Walau berlangsung secara konstan, proses konveksi ini sebenarnya tidak cukup cepat dan tidak memanfaatkan volume udara yang besar yang dapat memberikan banyak manfaat bagi seorang pasien yang suhu tubuhnya naik. Namun, jika kita dapat mempercepat proses konveksi dan memindahkan molekul hangat keluar dari tubuh dengan cepat sehingga molekul dingin dapat menggantikan molekul panas itu, maka kita akan memiliki suatu metode yang mungkin efektif untuk mengatasi hipertermia.

Pasien yang mengalami mandi air dingin atau suam-suam kuku dapat kehilangan panas akibat proses konveksi yang berlangsung daalm air begitu panas dipindahkan ke molekul air terdekat melalui proses konduksi. Menggigil merupakan komplikasi yang mungkin muncul dalam perlakuan ini.

Penguapan

Perawat terkadang diminta untuk mengelap untuk air hangat pasien yang suhunya tinggi. Keefektifan perlakuan ini akan bergantung, sebagian besar,pada pengetahuan perawatan tentang proses penguapan yan g terlibat, dan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses tersebut. Penguapan merupakan salah satu proses yang menyebabkan pengeluaran panas selama berkeringat (diaforesis).

Proses penguapan ini melibatkan pengubahan pada kondisi karena suatu zat dipandang berubah bentuk dari cairan menjadi uap. Agar proses tersebut dapat berkangsung, molekul pada zat (yangn gerakanya terbatas dalam bentuknya sebagai zat cair)memerlukan energi panas yang sangat besar. Energi panas tersebut kemudian dimanifetasikan sebagai laju gerakan yang begitu besar dari molekul. Pada akhirnya, akan muncul situasi yang didalamnya molekul bergetar sangat keras. Kerasnya getaran tersebut menyebabkan molekul dapat mengalahkan daya tarik yang menahanya dalam kesatuan dan akhirnya saling berpencar.Molekul sekarang membentuk suatu gas.Prosesini hanya terjadi pada permukaan suatu cairan yang menguap, kebalikan dari mendidh, yang berlangsung pada semua cairan.

Cairan yang menguap akan menjadi dingin karena cairan itu memasok panas ke molekul yang menguap. Jika ada sumber alternatifyang dapat digunakan untuk memasok panas, mis.Pada tubuh manusia yang membutuhkan pendinginan, maka persyaratan tersebut dapat terpenuhi. Saat bkita berkeringat dan keringat kita menguap, sebagian besar energi panas yang dibutuhkan untuk penguapan dipasok oleh tubuh, yang berarti bahwa tubuh menjadi dingin.

Radiasi

Sekitar 60% panas yang hilang dari seseorang yang tidak berpakaian dalam sebuah ruangan yang bersuhu normal terjadi melalui proses radiasi. Jumlah bersih panas yang dipancarkan bergantung pada perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungannya. Dari sini kemudian diketahui bahwa laju pengeluaran panas akan meningkat jika lingkungan menjadi semakin dingin.

Proses ini merupakan metode pemindahan panas yang tidak bergantung pada zat apapun, misalanya pada pergerakan molekul. Energi pancaran infra-merah merupakan suatu bentuk panas dan dipancarkan melalui ruang dalam bentuk gelombang yang disebut dengan gelombang elektromagnetik. Panas dapat dilewatkan melalui suatu ruang hampa udara dengan cara tersebut. Panas yang berasal dari sinar matahari dilewatkan melalui suatu kahampaan.

Kehilangan panas dari kulit dapat terjadi akibat radiasi dan jumlah kehilangan itu beragam bergantung pada keadaan diatasi pembuluh darah pada kulit-semakin besar diatasi, semakin banyak panas yang hilang.

BAB IV

MEKANISME OBAT PENURUN DEMAM

Pengobatan Dengan Antipiretik (Pereda Demam)

Mekanisme Kerja: menghambat produksi prostaglandin. Parasetamol, aspirin, dan obat anti inflamasi (peradangan) non-steroid (OAINS) lainnya adalah antipiretik yang efektif.

Parasetamol

Parasetamol adalah obat pilihan utama untuk anak-anak karena lebih aman hampir tanpa efek samping (bila diminum sesuai aturan).

Sebagian kecil parasetamol direaksikan oleh tubuh membentuk intermediet (turunan, berupa senyawa antara) aril yang hepatotoksik (menjadi racun untuk hati). Karena itu tidak boleh digunakan terus menerus dalam waktu yang lama (hitungan bulan, misalnya).

Aspirin

Merupakan antipiretik yang efektif namun penggunaannya pada anak dapat menimbulkan efek samping yang serius. Aspirin bersifat iritatif terhadap lambung sehingga meningkatkan resiko luka pada lambung, perdarahan (akibat dihambatnya aktivitas trombosit), hingga perforasi (terbentuknya lubang di dinding lambung).

Pemberian aspirin pada anak dengan infeksi virus terbukti meningkatkan resiko Sindrom Reye, yang ditandai dengan kerusakan hati dan ginjal. Oleh karena itu, tidak dianjurkan untuk anak berusia < 16 tahun.

Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS)

Jenis OAINS yang paling sering digunakan pada anak adalah ibuprofen. Dosis sebesar 5-10 mg/kg/kali mempunyai efektifitas antipiretik yang setara dengan aspirin atau parasetamol.

OAINS dan aspirin memiliki kesamaan, yaitu bisa menyebabkan luka lambung, perdarahan, dan perforasi, meskipun komplikasi ini jarang pada anak-anak. Ibuprofen juga tidak direkomendasikan untuk anak demam yang mengalami diare dengan atau tanpa muntah.

Jenis lainnya

Turunan pirazolon seperti fenilbutazon dan dipiron, efektif sebagai antipiretik tetapi jauh lebih beracun.

Sampai di sini, banyak sekali disebut senyawa-senyawa kimia ya? Inilah -salah satunya- mengapa kita wajib mengetahui nama generik obat yang -akan- kita konsumsi. Keterangan tentang 'kata-kata sulit' mohon pelajari sendiri di halaman statis yang ditautkan.

Terapi pendukung

Terapi yang Direkomendasikan

Tingkatkan asupan cairan (ASI -dan hanya ASI untuk bayi < 6 bulan-, susu, air, kuah sup, atau jus buah). Minum banyak juga mampu menjadi pelega saluran napas dengan mengurangi produksi lendir di saluran napas.

Jarang terjadi dehidrasi berat tanpa adanya diare dan muntah terus-menerus. Hindari makanan berlemak atau yang sulit dicerna karena demam menurunkan aktivitas lambung.

Kenakan pakaian tipis dalam ruangan yang ventilasi udaranya baik. Tidak harus terus berbaring di tempat tidur, tetapi jangan melakukan aktivitas berlebihan.

Mengompres dengan air hangat dapat dilakukan jika anak rewel (karena merasa sangat tidak nyaman), umumnya pada suhu sekitar 40 C. Umumnya demam akan turun dalam 30-45 menit. Namun jika anak merasa semakin tidak nyaman dengan berendam, jangan lakukan hal ini.

Terapi yang Tidak Direkomendasikan

Upaya mendinginkan badan dengan melepas pakaian, mandi atau berbasuh air dingin, atau mengompres dengan alkohol. Jika nilai-ambang hipotalamus sudah direndahkan dengan antipiretik, upaya tersebut akan membuat tubuh menggigil sebagai usaha untuk menjaga temperatur pusat berada pada nilai-ambang yang telah disesuaikan. Selain itu alkohol dapat pula diserap melalui kulit masuk ke dalam peredaran darah dan beresiko keracunan.

BAB V

KESIMPULAN

A. Demam tidak boleh didefinisikan dari pengukuran temperature tunggal. Pemeriksaan dan terapi tergantung pada tingginya demam, tetapi juga tergantung pada parameter klinis lain seperti kondosi dasar (terutama penyakit jantung, kehamilan, penyakit hormonal, keganasan, atau imunodefisiensi). Kecepatan dan layanan omset, serta beratnya keadaan pasien. Pada umumnya temperature 38,30C (101,1 0F) atau lebih harus dihadapi dengan serius.

B. Tanda-tanda yang membedakan suatureset set poin termoregulator hipotalamus mungkin membantu dalam menentukan diagnosis banding yang cepat, dan juga menentukan penatalaksanan awal. Keadaan ini sering terjadi pada infeksi, tetapi keadaan lain juga harus dipertimbangkan, seperti tumor, terutama limpoma dan lekemi akut, tetapi juga tumor metastasis ke hati atau system saraf pusat (dengan melepaskan pirogen). Trauma kepala dan pendarahan system saraf pusat setelah trauma atau pendarahan juga dapat menyebabkan demam.

C. Ketidakseimbangan antara pembentukan dan pembangunan panas menyebabkan hipertemia.

D. Pemeriksaan diagnostik tergantung pada beratnya keadaan. Kultur darah, urin, lesi kulit atau membran mukosa mungkin sangat berguna. Demikian juga apusan dan tempat tersebut dan cairan tubuh lainnya dapat membantu diagnosis yang cepat. Pasien dengan demam yang telah berlangsung lama atau presentasi serius yang menandakan dehidrasi, elektolit harus diukur.

E. Terapi demam harus termasuk hidrasi dan perbaikan kelainan metabolisme. Pemilihan terapi antibiotic terhadap pasien yang kemungkinan terifeksi harus dibuat secepat mungkin untuk melawan organisme yang bicurigai.

F. Terapi hipertermia juga menuntut perhatian terhadap status hidrasi dan perbaikan kelainan metabolic. Pada keadaan ini, antipiretik jarang berguna. Inti dari terapi harus termasuk membuang panas, melepaskan pakaian tebal dan menggunakan kipas angina, kompres es, selimut penyejuk, atau membasuh dengan air dingin jika diperlukan. Dalam kondisi pireksia yang ekstrim, temperature dikontrol terus menerus untuk menghindari terjadinya hipotermia overshoot.

DAFTAR PUSTAKAOBSTERTI PATOLOGI. Ilmu Kesehatan Reproduksi. FK UNPAD.

Seri Pelaksanaan Diagnosis danPenatalaksanaan Gawat Medis (Callaham dkk). Binapura Aiyara 1997.

Sains dalam keperawatan.KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Akhirnya penulis dapat menyeleseikan makalah yang berjudul :

DEMAM

KONSEP FISIOLOGI DAN KLINIS

Makalah ini digunakan untuk memenuhi salah satu tugas Fisiologi. Lebih dari itu, dalam perjalanannya pembuatan makalah ini menambah wawasan penulis tentang konsep demam. Itu pula yang menjadi harapan penulis bagi para pembaca sekalian, semoga makalah ini dapat sedikit menambah pengetahuantentang konsep demam.

Dalam penulisan ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, dan pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu hingga selesainya makalah ini.

Tiba di penghujung kata, penulis haturkan maaf atas segala kekurangan dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran akan sangat membantu penulis demi perbaikan pembuatan makalah di masa yang akan dating. Sekali lagi terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu penulis dalam pembuatan makalah ini.

Semoga amal perbuatan dibalas oleh Allah berupa amal kebaikan. Amin.

Wassalam,

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

PENDAHULUAN

1BAB I

A. Proses Fisiologi dan Biokimia pada Demam

4B. Tipe-tipe pada Demam

8C. Jenis-jenis Pemeriksaaan pada Demam

11BAB IIA. Mekanisme Demam pada Kasus Kebidanan

15B. Jenis-jenis Fatologi Nifas

18BAB III PENATALAKSANAAN DEMAMA. Penyebab Suhu Tubuh Abnormal

20B. Pengukuran Suhu Tubuh

25C. Pemeliharaan Suhu Tubuh

32

BAB IV MEKANISME OBAT PENURUN DEMAM

37

BAB V KESIMPULAN

40DAFTAR PUSTAKA

42MAKALAH

DEMAM

KONSEP FISIOLOGIS DAN KLINIS

Diajukan untuk Memenuhi

Tugas Mata Kuliah Fisiologi

Disusun Oleh

LIDA H. RAHAYU

D-III KEBIDANAN EXTENSI

STIKES DHARMA HUSADA

2007PAGE 39