Makalah Dasar-Dasar Ilmu Politik

12
INSTITUSI INSTITUSI POLITIK NEGARA SEBAGAI KONSEP POLITIK DAN LEMBAGA LEGISLATIF Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Dasar Dasar Ilmu Politik Dosen Pengampu : CholisinM.Si. Oleh : 1. Lendi Tri Wijaya 13416241019 2. Se pti De wi Sus anti 13416241020 3. Fauzi Styobudi 13416244013 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

description

Hak Cipta: Lendi Tri Wijaya, Fauzi Styobudi dan Septi Dewi Susanti

Transcript of Makalah Dasar-Dasar Ilmu Politik

Page 1: Makalah Dasar-Dasar Ilmu Politik

INSTITUSI – INSTITUSI POLITIK

NEGARA SEBAGAI KONSEP POLITIK DAN LEMBAGA

LEGISLATIF

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Dasar – Dasar Ilmu Politik

Dosen Pengampu : CholisinM.Si.

Oleh :

1. Lendi Tri Wijaya 13416241019

2. Septi Dewi Susanti 13416241020

3. Fauzi Styobudi 13416244013

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

Page 2: Makalah Dasar-Dasar Ilmu Politik

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah serta Ilmu Penunjangnya

ini dengan lancar. Tak lupa kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah berjasa dan membantu kelancaran terselesaikannya serta ilmu

penunjangnya, banyak sekali bimbingan, saran, dan berbagai macam bantuan, baik

moril maupun materil dari berbagai pihak. Kami berharap, semoga apa yang telah kami susun dalam laporan ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini

masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami

harapkan guna penyempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 16 Maret 2014

Penyusun

Page 3: Makalah Dasar-Dasar Ilmu Politik

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Negara merupakan suatu gabungan dari komponen yang paling kecil yaitu

keluarga, suku, yang dapat menyejahterakan hidup manusia. Negara juga dapat

sebagai sarana belajar mengenai institusi dan personal.

Negara terdiri dari lembaga yang memerintah. Negara tidak sama dengan

pemerintahan. Menurut Burke, adalah suatu gagasan yang ada sepanjang masa.

Begitupun ciri – cirinya diambil dari sejarah pemerintahan yang telah berlangsung

lama. Pemerintah terdiri dari orang – orang tertentu dan kebijkan yang dijalankan

pada waktu tertentu dalam sejarah. Negara mempunyai tugas yang penting dalam

pelaksanaan konsep politik di Indonesia mengatur dan mengendalikan masyarakat.

Politik merupakan kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam suatu negara

yang mempelajari interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam mencapai tujuan

bersama. Negara mempunyai peran penting dalam suatu kegiatan politik.

Negara dengan politik tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling

berhubungan satu sama lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana penjelasan negara sebagai konsep politik?

2. Apa itu lembaga legislatif dan bagaimana fungsinya ?

C. TUJUAN

1. Menjelaskan negara sebagai konsep politik.

2. Mendeskripsikan lembaga legislatif dan fungsinya.

Page 4: Makalah Dasar-Dasar Ilmu Politik

BAB II

PEMBAHASAN

A. Negara Sebagai Konsep Politik

1. Pendapat para ahli tentang Negara sebagai Konsep Politik

Negara memiliki peranan penting dalam mengendalikan dan mengatur gejala

kekuasaan yang timbul di masyarakat dan saling bertentangan. Selain itu negara juga

mempunyai tugas untuk mengorganisasi dan mengintegrasi aktivitas individu dan

golongan agar dapat dicapai tujuan dan cita-cita masyarakat seluruhnya1.

Pemilikan kekuasaan yang besar merupakan inti dari negara sebagai konsep

politik. Plato berpendapat, kekuasaan yang besar pada negara merupakan hal yang

sepatutnya. Individu akan sulit dikendalikan, bila negara tidak memiliki kekuasaan

yang besar. Aristoteles juga memiliki pandangan yang sama dengan Plato,mengenai

kekuasaan negara atas individu. Menurut Aristoteles “Negara itu juga menguasai

manusia”. Menurut Weber negara merupakan satu-satunya lembaga yang memiliki

keabsahan untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap warganya. Kemudian

menurut Hegel negara modern memiliki hak untuk memaksakan keinginananya

kepada warganya, karena negara mewakili keinginan umum, negara merupakan

manifestasi dari sesuatu yang ideal dan universal. Dengan mematuhi negara,individu

yang menjadi warga negara tersebut sedang dibebaskan dari keinginannya untuk

memperjuangkan kepentingannya sendiri yang sempit.

Karl Marx berpendapat lain, Ia menyatakan negara adalah sistem dominasi politik

yang abstrak, irrasional yang menolak hakikat sosial manusia dan mengasingkannya

dari keterlibatan murni dalam kehidupan orang banyak 2. Marx memandang negara

lebih merupakan instrumen kekuasaan kelas. Negara lebih menekankan aspek

penggunaan kekuatan terorganisasi untuk memecahkan kontradiksi-kontradiksi kelas

di dalam suatu masyarakat.

Sifat-sifat negara menurut Roger H.Soltau :

a. Sifat Memaksa. Negara mempunyai kekuasaan untuk menggunakan kekerasan

fisik secara sah dalam upaya untuk mencapai tujuan-tujuan masyarakat.

Seperti mencegah timbulnya kekacauan.

1Cholisin M.Si. dan Nasiwan M.Si. Dasar–dasar Ilmu Politik. Yogyakarta: Penerbit Ombak 2012:59

2(Karim,1997:18)

Page 5: Makalah Dasar-Dasar Ilmu Politik

b. Sifat Monopoli. Dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat, negaralah

yang memiliki monopoli. Tujuan dari asosiasi lain tidak boleh bertentangan

dengan tujuan yang ditetapkan negara.

c. Sifat Mencakup Semua. Semua orang yang berada dalam wilayah negara

berkewajiban mentaati dan melaksanakan peraturan-peraturan yang dibuat

oleh negara.

Negara sebagai konsep politik telah terwujud apabila telah terpenuhi ketiga unsur

konstitutif sebagai kesatuan politik, yaitu : penduduk, wilayah dan pemerintahan

yang berdaulat3. Negara yang telah memenuhi ketiga unsur konstitutif tersebut

dipandang sebagai kesatuan politik yang konkrit.

2. Peran Negara

Negara terdiri dari institusi- institusi formal yang dirancang untuk memenuhi

kebutuhan manusia, institusi- institusi yang berkembang sepanjang sejarah evolusi

sosial yang luar biasa lamanya.

Menurut Rockman peran negara, yaitu : satu sistem pembuatan kebijakan

otoritatif, pemberian barang kolektif dan distribusi, dan penyimpan, pencipta dan

perantara kepentingan masyarakat.4

Gana mengajukan tiga fungsi negara, khusus untuk reproduksi politik (Rusli

Karim,1997:22) yaitu :

a. Bertindak sebaagai penengah dalam perbedaan-perbedaan politik antara

kepentingan nasional yang bersintesis dengan kepentingan borjuis dan negara

mereka

b. Penjamin kohesi struktur sosial yang selalu terancam oleh dinamikanya sendiri

c. Bertindak sebagai penengah dalam perbedaan politik antara birokrasi negara yang

tumbuh dan kelas-kelas yang lain.

Luas sempitnya peranan negara tergantung dari perspektif yang digunakan.

Menurut perspektif statis (serba negara), maka negara adalah struktur dominan di

seluruh negara. Sedangkan menurut perspektif sosial, kekuasaan negara tidak begitu

luas, karena terbagi-bagi dan tidak kohesif, terdesentralisasi dan pluralistik.

3(Karim,1997:18)

4(Karim, 1997:22)

Page 6: Makalah Dasar-Dasar Ilmu Politik

Teori-teori keberpihakan negara terhadap kepentingan, yang dapat menjelaskan

peran negara (Budiman, 1997: 56-70)

a) Teori Marxis

Dalam teori Marxis,negara hanyalah sebuah panitia yang mengelola kaum

borjuis. Atau bisa berarti bahwa negara sebenarnya tidak memiliki kekuasaan

yang nyata. Kekuasaan yang nyata ada pada kelompok atau kelas yang

dominan dalam masyarakat tersebut. Kelompok itu adalah kaum borjuis dalam

sistem kapitalis, kaum bangsawan dalam sistem feodal,kaum buruh dalam

sistem sosialis. Negara hanya sekedar alat dari kelas-kelas tersebut.

b) Teori Pluralis

Menurut teori ini,negara merupakan alat dari masyarakat. Ini merupakan

kekuatan eksternal yang mengatur negara. Pandangan kaum pluralis, dalam

masyarakat ada banyak kelompok yang berbeda kepentingan. Tidak ada

kelompok yang terlalau dominan. Untuk menjadi mayoritas kepentingan yang

beragam ini melakukan kompromi.

c) Teori Organis

Hegel menyatakan bahwa negara bukan merupakan alat dari masyarakatnya,

tetapi merupakan alat dari dirinya sendiri. Negara memiliki misinya sendiri,

yaitu misi sejarah untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik daripada

yang ada sekarang. Karena itu negara harus dipatuhi oleh warganya dan bukan

sebaliknya. Sebagai lembaga yang berada di atas masyarakat negaralah yang

tahu apa yang bauik bagi masyarakat.

d) Teori Elit Kekuasaan

Teori ini bersumber dari pendapat Mills yang menyatakan bahwa kekuasaan

nasional utama yang mengambil keputusan-keputusan penting terletak

ditangan para pemimpin bisnis raksasa,pemimpin politik dan pemimpin

militer. Kemudian pendapat ini dikembangkan dalam teori Elit Kekuasaan

yang pada dasarnya mengatakan bahwa meskipun masyarakat terdiri dari

bermacam-macam kelompok yang pluralistis, tetapi dalam kenyataannya

kelompok elite penguasa datang hanya dari kelompok masyarakat tertentu.5

5 ( Budiman,1997:62 )

Page 7: Makalah Dasar-Dasar Ilmu Politik

3. Legitimasi Negara

Idealnya negara harusnya berpihak kepada kepentingan seluruh rakyat, tetapi

pada kenyataannya yang ada malah lebih berpihak kepada kelompok tertentu yang

dominan. Upaya untuk memperoleh legitimasi kekuasaan dapat dilakukan dengan

dua cara yaitu lewat kekuatan militer atau melalui ideologi.

Melalui kekuatan militer kurang efektif karena rakyat menjadi takut dan

menjadikan kehidupan negara yang tidak sehat. Dan upaya ini bersifat jangka

pendek.

Melalui Ideologi dapat dilakukan dengan ideologi pasar bebas, yang dianggap

dapat meningkatkan efisiensi dan juga pemerataan, meskipun kelompok lemah

yang akan menjadi mangsa pasar bebas. Gramsci mengembangkan teori tentang

kekuasaan hegemonik. Dalam teori ini rakyat akan menerima dominasi kelompok

tertentu (borjuasi) jika mampu mengartikulasikan kepentingan borjuasi sebagai

kepentingan umum.

B. Lembaga Legislatif

1. Teori Pembatasan Kekuasaan

Pembagian atau pemisahan kekuasaan adalah salah satu elemen penting teori

Negara hukum Eropa Kontinental6. Ide pemisahan kekuasaan tidak lepas dari

pengalaman penumpukan kekuasaan yang hanya dikendalikan oleh satu orang,

sehingga menimbulkan kekuasaan yang absolut.

Berhubungan dengan itu, Miriam Budiardjo dalam buku “Dasar-dasar Ilmu

Politik” membagi kekuasaan secara vertikal dan horizontal (2012:138). Secara

vertikal, kekuasaan dibagi berdasarkan tingkatan atau hubungan antartingkatan

pemerintahan. Sementara secara horizontal, kekuasaan menurut fungsinya yaitu

dengan membedakan antara fungsi- fungsi pemerintahan yang bersifat legislatif,

eksekutif, dan yudikatif.

2. Fungsi Lembaga Legislatif

Fungsi lembaga legislatif yang pertama dan yang terpenting adalah membuat

dan menentukan kebijakan. Hal ini memebuat lembaga ini diberikan hak inisiatif, hak

amandemen, dan hak budget. Fungsi yang kedua adalah fungsi kontrol, fungsi ini

bertujuan agar eksekutif bertindak sesuai kebijakan yang telah ditetapkan. Fungsi ini

6(Ni’matul Huda, 2007:57).

Page 8: Makalah Dasar-Dasar Ilmu Politik

diwujudkan dengan sidang-sidang panitia legislatif, hak bertanya, hak interpelasi, hak

angket atau penyelidikan dan mosi.

3. Perwakilan Politik dan Perwakilan Fungsional

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada umumnya mewakili rakyat melalui

partai politik. Ini dinamakan perwakilan yang bersifat politik.7 Perwakilan politik,

merupakan perwakilan yang berdasarkan partai politik, sering dikritik kurang

melibatkan kelompok-kelompok di luar partai politik. Karena sebab fungsional/

kepentingan. Alasannya dalam kenyataan negara dikuasai oleh bermacam-macam

kepentingan ekonomis.

Dalam memenuhi kepentingan tuntutan perwakilan fungsional/ kepentingan,

masing-masing negara berbeda-beda. Ada yang dengan cara didudukan dalam senat/

DPR. Ada juga dengan cara dibentuk lembaga khusus di luar DPR. Untuk memenuhi

kepentingan kelompok asosiasi di luar DPR dapat juga dengan cara

mengakomodasikan kepentingan asosiasi. Yaitu dengan cara pengaturan karakteristik

organisasi dan pola hubungan kewenangan dengan pemerintah. Pengaturan ini

disebut sebagai “sistem perwakilan kepentingan” yang digolongkan menjadi

pluralisme dan korporatisme8. Pluralisme ialah suatu sistem yang memungkinkan

semua kepentingan dalam masyarakat bersaing secara bebas untuk mempengaruhi

proses politik sehingga tercegah terjadinya suatu kelompok mendominasi kelompok

lain.

Korporatisme merupakan upaya ganda untuk menghubungkan negara

(pemerintah) dan masyarakat, yaitu penegaraan berbagai kegiatan organisasi

kemasyarakatan, dan privatisasi kenegaraan.

4. Model Perwakilan

a. Model perwakilan politik : perutusan, penugasan, dan politicos

Menurut Hogerwerf dalam buku Dasar-dasar Ilmu Politik (Cholisin, 2012: 69-

70), dikenal tiga model yaitu model perutusan, dimana sang wakil berposisi

sebagai seorang kuasa usaha yang harus menjalankan perintah dari yang

diwakilinya. Model penugasan, dalam model ini sang wakil memperoleh

kuasa penuh dari yang di wakilinya, sehingga dapat bertindak berdasarkan

penilaian sendiri. Model politicos dalam model ini anggota parlemen kadang–

kadang memilih menjadi kuasa usaha atau kuasa penuh.

7(Budiarjo, 1997: 175).

8(Surbakti, 1992: 102-109).

Page 9: Makalah Dasar-Dasar Ilmu Politik

b. Model Perwakilan :Kesatuan dan diversivikasi

Dikategorikan sebagai wakil, anggota parlemen sebagai seorang wakil dari

seluruh rakyat. Sedangkan dalam diersivikasi sebagai seorang wali dari

kelompok teritorial, sosial, atau kepentingan partai politik.

5. Sistem Kamar di Lembaga Legislatif

a. Sistem Unikameral

Dalam susunan lembaga perwakilan rakyat satu kamar (unikameral)

tidak dikenal dengan adanya kamar (chamber) yang terpisah berupa Majelis

Rendah (lower house) dan Majelis Tinggi (upper house) Dalam model adanya

unikameral, hanya ada satu kamar di lembaga legislatif (Saldi Isra, 2012:233).

Walaupun bisa menjalankan fungsi legislasi tapi model unikameral ini rawan

penyimpangan. Tanpa kamar kedua, sama sekali tidak ada kontrol bagi kamar

tunggal, sehingga satu-satunya kontrol adalah dari lembaga lain (eksekutif dan

yudikatif). Saldi Isra dalam buku Pergeseran Fungsi Legislasi menuliskan,

“tanpa mekanisme kontrol internal tersebut, kualitas fungsi parlemen dalam

hal legislasi, representasi, control, anggaran maupun pengisisan jabatan publik

menjadi berkurang” (2012:234).

b. Sistem Bikameral

Model ini pada hakikatnya mengidealkan adanya dua kamar di dalam

lembaga perwakilan. Penerapan model ini sudah diterapkan di berbagai

Negara dengan sifat parlemen modern. Adanya dua kamar dalam lembaga

perwakilan, mempunyai fungsi yang bermanfaat dan tidak dimiliki oleh model

satu kamar (unikameral). Saldi Isra menuliskan empat fungsi sebagai berikut:

….Lord Bryce mengatakan bahwa kamar kedua (second chamber)

mempunyai empat fungsi, yaitu: (1) revision of legislation, (2)

initiation of noncontroversial bills, (3) delaying legislation of

fundamental constitutional importance so as ‘to enable the opinion

of the nation to be adequately expressed upon it, dan (4) public

debate.

Dengan adanya kamar kedua, monopoli proses legislasi dapat dihindari dan

dapat menekan tingkat penyelewengan jabatan.

Masalah yang sering kali muncul pada model bicameral ini adalah

efisiensi proses legislasi. Karena harus melalui dua kamar, yang dapat

Page 10: Makalah Dasar-Dasar Ilmu Politik

menghambat kelancaran pembuatan undang-undang. Namun Negara-negara

yang menganut sistem ini, mulai mengatasi permasalahan ketidakefisienan

tersebut dengan berbagai cara. Salah satunya adalah membentuk komite

khusus untuk menyelesaikan perbedaan antar kamar tersebut. Jika dikelola

dengan baik, model bikameral ini dapat lebih produktif karena segala tugas

dan wewenang dapat dilakukakan oleh kedua kamar tanpa tergantung pada

salah sayu kamar saja.

Page 11: Makalah Dasar-Dasar Ilmu Politik

BAB III

KESIMPULAN

Negara sebagai konsep politik memberikan kontribusi yang besar dalam mengatur

kekuasaan negara. Hal ini dikemukakan oleh beberapa ahli, yang masing – masing

mempunyai versi atau pendapat yang berbeda. Negara mempunyai cakupan yang luas dan

menciptakan kegiatan yang luas juga. Seharusnya Negara berpihak pada negara, namun

kebanyakan berpihak pada kelompok kepentingan tertentu. Fungsi dari lembaga legislatif

yang paling penting adalah membuat dan menentukan kebijakan dan bermaksud agar

eksekutif bertindak sesuai kebijakan. Didalam lembaga legislatif terdapat fungsi kontrol yang

dapat dilakukan dalam sidang – sidang, hak bertanya dan mosi. Dalam institusi politk

terdapat model perwakilan yang menyangkut perutusan, penugasan, dan politikos.

SARAN

Negara sebagia suatu kontrol Negara diharapkan sebagi pengawas dalam sistem

politik. Dan dalam memberikan kekuasaan menjadikan lebih baik lagi, meskipun sebagai

kuasa tetap harus memperhatikan hak dan kewajiban.

Page 12: Makalah Dasar-Dasar Ilmu Politik

DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam. 2012. Dasar-dasarIlmu Politik. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Cholisin. 2012. Dasar- Dasar Ilmu Politik. Penerbit Ombak , Yogyakarta.

Huda, Ni’matul, 2007. Lembaga Negara dalam Masa Transisi Demokrasi. UII Press.

Yogyakarta.

Isra, Saldi. 2012. Pergeseran Fungsi Legislasi: Menguatnya Model Legislasi Parlementer

dalam Sistem Presidensial Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers

Rodee, Carlton Clymer; Christol, Carl Quimby; Anderson;Totton James; Green, Thomas.

2011. Pengantar Ilmu Politik. Raja Grafindo Persada, Jakarta.