Makalah dakhil.docx

7
DAKHIL DALAM TAFSIR AL-QUR’AN Oleh: Yasser Muda Lubis Khairul Fadli Simamora Al-Qur’an adalah sumber utama dalam syariat Islam.Ia mendapat perhatian oleh yang penting penganutnya.Semua penganut ingin hidup bersama dengan tuntutan yang termaktub didalamnya.Namun, bahasa Tuhan yang begitu agung sulit difahami seutuhnya oleh penganutnya.Karenanya dibutuhkan penafsir atau penjelas untuk mempermudah memahaminya dan mengaplikasikan hukum-hukum yang ada didalamnya. Maka munculnya sebuah alat pembantu untuk memahaminya yang bernama Tafsir al-Qur’an.Dibalik keistimewahan ilmu tafsir yang dapat mempermudah manusia untuk memahami al- Qur’an dengan baik dan benar, terdapat beberapa hal yang dapat menjerumuskan pembaca pada kesalahan yang menyimpang dari syariat seperti dakhil yaitu penafsiran dengan riwayat Israiliyyat. Maka di makalah ini akan dijelaskan apa yang dimaksud dengan Dakhil?Sejarah kemunculannya? Tokoh-tokohnya? Pembagian serta dampak penafsiranya? A. Definisi ad-Dakhil Secarabahasa, kata Dakhildalambahasaarabmemilikibanyakarti. Dakhilsecaraetimologimenurutkamus al-Muhitadalah : ت ل خ د أ ة م كلل ك رب لع لام أ ك ي ف.( setiap kata yang diselipkandalambahasaarab ). 1 SedangkansecaraterminologiartiD akhiladalah: segalahal yang tidakmemilikisumberdidalam agama yang merembeskedalamTafsir al-Qur’an olehfaktor- faktortertentudisaatlalainyaummat Islam sepeninggalanNabi Muhammad saw. 2 Menurut Dr. Ibrahim Khalifahadalah م ل ر و ي س ف ت ل أ% ن م ل ق نا م اسد ق ل ى أ رأ ل ل أ ي2 ب ق% ن م% ان و ك ول أ ق مع ل أ لاف خ ي عل% ن لك ة, و ل ق ن ت بE ث و ة أ ل ق ن ت بE ث ي(penafsiran al- Qur’an yang tidakshahihatau yang shahihakantetapitidakmemenuhisyaratpenerimaanataudenganpikir an yang salah. 3 Berdasarkanpengertiandiatasmenjelaskanbahwamakna ad- Dakhiladalahsesuatu yang masukdanmenyelinapdariluar yang tidakmemilikiasalsedikitpundalamabjek yang dimasukinnya. B. Sejarah munculnya Dakhil 1 Kamus al-Muhit.jilid 3. hal.375. 2 Dr. Ibrahim Abdurrahman Khalifah, ad-Dakhil fi Tafsir, Jilid I hal. 9. 3 Ibid, hal. 10.

description

Yasser Muda Lubis

Transcript of Makalah dakhil.docx

Page 1: Makalah dakhil.docx

DAKHIL DALAM TAFSIR AL-QUR’AN

Oleh:

Yasser Muda Lubis

Khairul Fadli Simamora

Al-Qur’an adalah sumber utama dalam syariat Islam.Ia mendapat perhatian oleh

yang penting penganutnya.Semua penganut ingin hidup bersama dengan tuntutan yang

termaktub didalamnya.Namun, bahasa Tuhan yang begitu agung sulit difahami seutuhnya

oleh penganutnya.Karenanya dibutuhkan penafsir atau penjelas untuk mempermudah

memahaminya dan mengaplikasikan hukum-hukum yang ada didalamnya.

Maka munculnya sebuah alat pembantu untuk memahaminya yang bernama Tafsir

al-Qur’an.Dibalik keistimewahan ilmu tafsir yang dapat mempermudah manusia untuk

memahami al-Qur’an dengan baik dan benar, terdapat beberapa hal yang dapat

menjerumuskan pembaca pada kesalahan yang menyimpang dari syariat seperti dakhil

yaitu penafsiran dengan riwayat Israiliyyat.

Maka di makalah ini akan dijelaskan apa yang dimaksud dengan Dakhil?Sejarah

kemunculannya? Tokoh-tokohnya? Pembagian serta dampak penafsiranya?

A. Definisi ad-Dakhil

Secarabahasa, kata Dakhildalambahasaarabmemilikibanyakarti.

Dakhilsecaraetimologimenurutkamus al-Muhitadalah : العرب كالم في أدخلت كلمة .كل

( setiap kata yang

diselipkandalambahasaarab ).1SedangkansecaraterminologiartiDakhiladalah: segalahal

yang tidakmemilikisumberdidalam agama yang merembeskedalamTafsir al-Qur’an

olehfaktor-faktortertentudisaatlalainyaummat Islam sepeninggalanNabi Muhammad

saw.2Menurut Dr. Ibrahim Khalifahadalah, نقل�ه ثبت أو نقل�ه يثبت ولم التفس�ير من نق�ل م�ا

1Kamus al-Muhit.jilid 3. hal.375.2Dr. Ibrahim Abdurrahman Khalifah, ad-Dakhil fi Tafsir, Jilid I hal. 9.

الفاسد الرأى قبيل من كان أو المعقول خالف على penafsiran al-Qur’an yang) ولكن

tidakshahihatau yang shahihakantetapitidakmemenuhisyaratpenerimaanataudenganpikiran

yang salah.3

Berdasarkanpengertiandiatasmenjelaskanbahwamakna ad-Dakhiladalahsesuatu yang

masukdanmenyelinapdariluar yang tidakmemilikiasalsedikitpundalamabjek yang

dimasukinnya.

B. Sejarah munculnya Dakhil

Infiltrasi kisah-kisah israiliyyat dalam Tafsir al-Qur’an tidak lepas dari kondisi

sosio cultural masyarakat arab pada zaman jahiliyah. Pengetahuan mereka tentang

israiliyyat telah lama masuk kedalam benak mereka sehingga tidak bisa dihindari adanya

interaksi kebudayaan Yahudi dan Nasrani dengan kebudayaan Arab.

Pada masa Rasullah saw, informasi dari kau Yahudi yang dikenal dengan Israiliyyat

tidak berkembang didalam penafsiran al-Qur’an, sebab hanya beliau satu-satunya penjelas

( Mubayyin ) berbagai masalah atau hal yang berkaitan dengan ayat-ayat al-Qur’an baik

makna atau kandungannya para sahabat langsung bertanya kepada Rasulullah saw. 4

Kendatipundemikian,

RasullullahtelahmemberisemacamlampuhijauuntukmenerimainformasidariBaniIsrail. Hal

initampakdalamhadisbeliau yang diriwayatkanlehBukharidari Abdullah bin Amrudan

riwayatBukharidariAbiHurairah.

3Ibid, hal. 10.4 Ahmad Saht Ahmad Musa, ad-Dakhil fi Tafsir, juz I, hal. 47.

Page 2: Makalah dakhil.docx

SetelahRasulwafat, tidakseorang pun yang

berhakmenjadipenjelaswahyu.DalamkondisiiniparasahabatmencarisumberdarihadisRasul.

Apabilamerekatidakmenjumpai,

merekaberijtihad.Riwayatdanahlikitabmenjadisalahsaturujukan.Hal

initerjadikarenaadapersamaanantara al-Qur’an, TauratdanInjil.Hanyasaja al-Quran

berbicaradengansingkatsementaraTauratdanInjilberbicarapanjanglebar.

Padamasasahabatinilahmulaiberkembangdantumbuhbesar.Hanyasajadalammenerimariwa

yatdariahlikitadilakukandenganketat.Merekahanyamembatasikisah-kisahdalam al-Qur’an

secara global dannabisendiritidakmenjelaskannya.5

Padamasathabi’in, penukilandariahlikitabsemakinmeluasdancerita-

ceritaisrailiyyatsemakinberkembang.Sumberceritainiadalah orang-orang yang masuk

Islam darikalanganahlikitab yang jumlahnyacukupbanyakdanditunjangolehkeinginan

yang sangatkuatdari orang-orang untukmendengarkisah-kisah yang ajaibdarimereka.Dan

padamasainipulakbanyakhadis-hadispalsu, kedustaandankebohongan yang

disandarkankepadarasultersebar.6

C.Tokoh-tokoh Dakhil pada Tafsir7

Menurut al-Qattan, kebanyakan riwayat yang disebut Israiliyat itu dihubungkan kepada empat nama yang terkenal yaitu: Abdulah ibn Salam, Ka’ab al-Akhbar, Wahab ibn Munabbih, dan Abd al-Malik ibn Abd Aziz ibn Juraij8. Berikut ini akan dikemukakan identitas keempat tokoh dan penilaian ahli hadis tentang ‘adalah mereka :

Abdullah ibn Salam

Abu Yusuf Abdulah Ibn Salam Ibn Harits al-Israil al-Anshari. Semula ia bernama “al- Hashin” lalu diubah oleh Rasulullah menjadi Abdullah ketika ia menyatakan keislamannya sesaat sesudah Rasulullah tiba di Madinah dalam peristiwa hijrah. Dia termasuk di antara para sahabat yang diberi kabar gembira masuk surga oleh Rasulullah.Ada dua ayat al-Quran yang diturunkan berkenaan dengan dirinya.9Dalam

5Ibid Hal. 51.6 Ibid. Hal 52.7Tokoh-tokoh dakhil cukup banyak, disini cuma dipaparkan empat saja.8 Ahmad Amin, Dhuha al-Islam, (Mesir: Mathba’ahLajnah at-Ta’lif waal-Nasr,1952), Jilid II, hlm. 310.9Yaitu: Suratar-Ra’du ayat: 43dan suratal-Ahqaf ayat: 10.

perjuangan menegakkan Islam, dia termasuk mujahid di Perang Badar dan ikut menyaksikan penyerahan Bait Al-Maqdis ke tangan kaum Muslimin bersama Umar ibn Khathab.Dia meninggal di Madinah pada tahun 43 H.

Sebagai seorang sahabat Rasulullah, Abdullah Ibn Salam juga banyak meriwayatkan hadis dari beliau. Hadis-hadis tersebut diriwayatkan darinya oleh kedua putranya yaitu Yusuf dan Muhammad, ‘Auf Ibn Malik, Abu Hurairah, Abu Bardah Ibn Musa, ‘Atha Ibnu Yasar, dan lain-lain. Imam Al-Bukhari juga memasukkan beberapa buah hadis yang diriwayatkannya dan Rasulullah dalam Jami’ Shahihnya.

Dan segi ‘adalahnya, kalangan ahli hadis dan tafsir tidak ada yang meragukan. Ketinggian ilmu pengetahuannya diakui sebagai seorang yang paling ‘alim di kalangan bangsa Yahudi pada masa sebelum masuk Islam dan sesudah masuk Islam.Kitab-kitab tafsir banyak memuat riwayat-riwayat yang disandarkan kepadanya, di antaranya Tafsir ath-Thabari. Meskipun demikian, dimungkinkan pula bahwa di antara riwayat tersebut ada yang tidak mempunyai sanad yang benar kepadanya.

Ka’ab al-Akhbar

Abu Ishaq Ka’ab Ibn Mani al-Himyari. Kemudian beliau terkenal dengan gelar Ka’ab al-Akhbar, karena kedalaman ilmu pengetahuannya.Ia masuk Islam pada masa pemerintahan Khalifah Umar Ibn Khathab, lalu berpindah ke Madinah, ikut dalam penyerbuan Islam ke Syam, dan akhirnya pindah ke sana pada masa pemerintahan Khalifah Utsman ibnu Affan, sampai meninggal pada tahun 32 H.Dan segi kedalaman ilmunya, beberapa orang sahabat seperti Abu Darda dan Mu’awiyah mengakuinya.Malah menurut Abdullah ibn Zubair, dia mempunyai semacam prediksi yang tepat.Di samping itu, sekalipun telah masuk Islam, beliau masih tetap membaca dan mempelajari Taurat dan sumber-sumber Ahli Kitab lainnya. Hadis-hadisnya banyak diriwayatkan oleh Mu’awiyah, Abu Hurairah, ibnu Abbas, Atha bin Rabah, dan lain-lain.

Adapun dan segi ’adâlah, tokoh ini termasuk seorang yang kontroversi. Namun, adz-Dzahabi tidak sependapat, malah menolak segala alasan sebagian orang yang menuduh Ka’ab sebagai pendusta, malah meragukan keislamannya,10Di lain pihak, Ahmad Amin11 dan Rasyid Ridha12 menuduh Ka’ab sebagai seorang pendusta, tidak dapat diterima riwayatnya, malah berbahaya bagi Islam.

Wahab Ibn Munabbih

10Alasan adz-Zahabi: para sahabat seperti ibn Abbas dan Abu Hurairah, mustahilmerekamengambilriwayatdanseorangKa’ab yang pendusta. Muhadditsinseperti Imam Muslim jugamemasukkanbeberapahadis dariKa’abkedalamkitabShahihnya. Begitu pula yang lainnyaseperti Abu Dawud, Tirmidzi, danNasaijugamelakukanhal yang samadalamkitabSunanmereka.Ini mengindikasikan bahwa Ka’ab adalah seorang yang adil dan tsiqoh.11Ahmad Amin, Fajru al-Islam, hIm. 19812RasyidRidha, Tafsir al-Quran al-Hakim, (Mesir. Dar al-Manar, 1373), Juz I, cet. IV, hal 9—10.

Page 3: Makalah dakhil.docx

Wahab termasuk di antara tokoh ulama pada masa tabi’in. Sebagai seorang muhaddits, dia banyak meriwayatkan hadis-hadis dan Abu Hurairah, Abu Sa’id Al-Hudry, Ibn Abbas, Ibn Umar, Ibn ‘Amr Ibn Al-’Ash, Jabir, Anas dan lain-lain. Sedangkan hadis-hadisnya diriwayatkan kembali oleh kedua orang anaknya yaitu Abdullah dan Abd Al-Rahman, ‘Amr Ibn Dinar dan lain-lain. Imam Bukhari, Muslim, Nasai, Tirmidzi, dan Abu Dawud memasukkan hadis-hadis yang diriwayatkan Wahab ke dalam kitab kumpulan hadis mereka masing-masing. Dengan demikian, mereka menilainya sebagai seorang yang ‘adil dan tsiqah.Sebagaimana Ka’ab, Wahab juga mendapat sorotan tajam dan sementara ahli yang menuduhnya sebagai seorang pendusta dan berbahaya bagi Islam dengan cerita-cerita Israiliyat yang banyak dikemukakannya. Akan tetapi, adz-Dzahabi juga membela Wahab, meskipun dia juga mengakui ketokohan Wahab di bidang cerita-cerita Israiliyat.

Abd Al-Malik Ibn Abd Al-’Aziz Ibn Juraij

Abd Al-Malik Ibn Abd Aziz Ibn Juraiz Al-Amawi. Dia berasal dan bangsa Romawi yang beragama Kristen. Lahir pada tahun 80 H di Mekah dan meninggal pada tahun 150 H. Dia terbilang salah satu tokoh di Mekah dan sebagai pelopor penulisan kitab di daerah Hijaz.Sebagai seorang Muhaddits, dia banyak meriwayatkan hadis dan ayahnya, Atha Ibn Abi Rabah Zaid Abi Aslam, az-Zuhri, dan lain-lain. Sedangkan hadis-hadisnya diriwayatkan kembali oleh kedua orang anaknya yakni, Abd al-Aziz dan Muhammad, al-Auzai’ al-Laits. Kelemahannya, menurut penilaian Imam Malik, dia tidak kritis dalam mengambil riwayatnya dari seseorang, sehingga adz-Dzahabi memperingatkan para mufasirin supaya menghindari masuknya riwayat Ibn Juraij ke dalam karyanya, karena dianggap sebagai suatu karya yang lemah dan tidak mu’tamad.13

D.Aspek-aspek dan Klasifikasi Dakhil dalam Tafsir

Para ulama Tafsir membagi dakhil menjadi dua jenis:

1. Dakhil bil Atsar

Tafsir al-Qur’an dengan menggunakan hadits-hadits yang sangat dhoif (lemah) atau palsu kemudian mengatasnamakan bahwa ini berasal dari Rasulullah Saw, dan para sahabatnya.

Tafsir al-Qur’an dengan menggunakan Isra’illiyaat (riwayat-riwayat yang berasal dari ahlul kitab dan umat terdahulu sebelum Islam) yang sangat bertentangan dengan apa yang terdapat di dalam al-Qur’an serta hadits-hadits yang shahih.

2. Dakhil bi ar-Ra’yi

13adz-Dzahabi, at-Tafsirwa al-Mufasirun, hal. 194—197.

Menafsirkan al-Qur’an dengan akal dan teori sesat yang mengikuti hawa nafsu jahat sang penafsir, tanpa mengindahkan syarat-syarat metodologi tafsir bi ar-ra’yi, atau dikarenakan kurangnya syarat untuk menjadi seorang mujtahid.

Dalam muqoddimah tafsir ibn Katsir, riwayat isroiliyyat diklasifikasikan menjadi tiga14:

Kisah israiliyyat yang diketahui kebenarannya karena sesuai atau tidak bertentangan dengan informasi al-Qur’an dan Sunnah shahihah, maka kisah itu benar dan bisa diterima. Diperbolehkan menggunakannya sebagai pembanding, bukan sebagai rujukan utama atau sebagai sumber hukum. Seperti kisah yang menceritakan bahwa nama teman seperjalanan nabi Musa adalah Khidir. Nama Khidir pernah disebutkan oleh Rasulallah, sebagaimana tersebut dalam Shahih Bukhari.

Kisah israiliyyat yang diketahui kebohongannya karena bertentangan dengan al-Qur’an dan Sunnah shahihah atau tidak sejalan dengan akal sehat, kisah seperti ini harus dibuang dan tidak boleh digunakan. Seperti cerita malaikat Harut dan Marut yang terlibat perbuatan dosa besar, yaitu mabuk, berzina dan membunuh.

Kisah israiliyyat yang didiamkan karena tidak dapat dipastikan statusnya benar atau dusta. Kisah seperti ini tidak boleh dibenarkan ataupun didustakan, namun boleh menceritakannya. Seperti kisah tentang bagian sapi betina yang diambil untuk dipukulkan kepada orang mati dari Bani Israil.

Ada beberapa hadis Rasulullah yang dapat dianggap dasar hukum dalam masalah ini, berikut ini akan dikemukakan tiga buah hadis yang terpenting di antaranya, yaitu:

1. Hadis riwayat Imam Bukhari 15:

بالعبرانية التوراة يقرءون الكتاب أهل كان قال عنه الله رضي هريرة أبي عنال وسلم عليه الله صلى الله رسول فقال اإلسالم ألهل بالعربية ويفسرونها

إلينا أنزل وما بالله آمنا وقولوا تكذبوهم وال الكتاب أهل تصدقوا

Abu Hurairah r.a. berkata; “Orang-orang ahlu kitab membaca Taurat dengan bahasa Ibrani dan menjelaskannya kepada orang-orang Islam dengan bahasa Arab. Melihat hal itu Rasulullah saw bersabda: Janganlah kalian mempercayai ahlu kitab dan jangan pula mendustakannya.Tetapi ucapkanlah; “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang telah diturunkan kepada kami. (Al Baqarah; 136).’

2. Hadis riwayat Imam Bukhari:

14Ibn Katsir al-Qurasyi al-Dimasyqi, Tafsir ibn Katsir, jilidI (Beirut: Dar al-Fikr, 1407 H/ 1986 M), hal. 515 Shohih Bukhori No. 4125

Page 4: Makalah dakhil.docx

ولو عني بلغوا وسلم عليه الله صلى الله رسول قال قال عمرو بن الله عبد عنمن مقعده فليتبوأ متعمدا علي كذب ومن حرج وال إسرائيل بني عن وحدثوا آية

النار

Abdullah bin Umar berkata, Rasulullah, saw bersabda: "Sampaikanlah yang datang dariku walaupun satu ayat, dan ceritakan (apa yang kamu dengar) dari Bani Israil dan hal itu tidak ada salahnya. Barang siapa yang berdusta ayatku, maka siap-siaplah untuk menempati tempatnya di neraka".

3. Hadis riwayat Imam Ahmad :

أحمد عEنD: ١٤٦٢٣مسند FدDال Eج Hم نEا EرEب IخEأ FمIي EشHه دLثEنEا Eح Eال Eق Dان EمIعMالن HنIب HجIي Eر Hس دLثEنEا Eح

DهLالل DدIبEع DنIب DرDاب Eج IنEع PيDبIع Lالش Dل IهEأ DضIعEب IنDم HهEاب Eص

Eأ RابEتDكDب EمLل EسEو DهIيEلEع HهLالل لLى Eص LيDبLالن تEىE أ DابLطEخIال EنIب Eر EمHع Lن

Eأ EنIاب يEا ا Eيه Dف EونHكPو EهEت Hم

Eأ Eال Eق Eف EبDضEغ Eف EمLل EسEو DهIيEلEع HهLالل لLى Eص MيDبLالن HهE أ Eر Eق Eف DبHتHكIال

Rء Iي Eش IنEع IمHوهHلEأ IسEت Eال YةLي DقEن Eاء EضIيEب ا EهDب IمHكHتIئ Dج Iد EقEل DهDدEيDب ي Dس IفEن الLذDي Eو DابLطEخIال

LنEأ IوEل DهDدEيDب ي Dس IفEن الLذDي Eو DهDب وا HقPد EصHت Eف RلDاطEبDب IوE أ DهDب تHكEذPبHوا Eف ق[ EحDب IمHوك HرDب IخHي Eف

يEتLبDعEنDي IنEأ LالDإ HهEع DسEو ا Eم يا Eح EانEك EمLل EسEو DهIيEلEع HهLالل لLى Eص ى EوسHم

.....dari Jabir bin Abdullah 'Umar bin khatab menemui Nabi Shallallahu'alaihiwasallam dengan membawa tulisan yang dia dapatkan dari Ahli Kitab. Nabi Shallallahu'alaihiwasallam terus membacanya dan marah seraya bersabda: "Bukankah isinya hanya orang-orang yang bodoh Wahai Ibnu Khottob?. Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, saya datang kepada kalian dengan membawa cahaya yang terang. Janganlah kalian bertanya kepada mereka tentang sesuatu! Bagaimana jika mereka mengabari kalian kebenaran lalu kalian mendustakannya atau mereka (menyampaikan) kebatilan lalu kalian membenarkannya?. Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya Musa alaihissalam hidup maka tidak ada jalan lain selain dia mengikutiku."

E.Dampak dakhil dalam penafsiran al-Qur’an :

Pada generasi para shahabat, Isro’iliyat ini merupakan salah satu rujukan dalam menafsirkan al-Qur’an. Hanya saja mereka beranggapan bahwa hal tersebut merupakan suatu kebolehan saja dan bukan keharusan. Tetapi pada masa Tabi’in, penafsiran Al-Qur’an dengan Isro’iliyat ini menjadi sesuatu yang sangat penting, hal tersebut disebabkan semakin banyaknya Ahlul kitab yang masuk Islam dan kecenderungan manusia untuk mengetahui segala hal (khusunya tentang kisah-kisah umat terdahulu) yang diringkas dalam al-Qur’an secara panjang lebar. Dan keinginan tersebut hanya dapat dipenuhi dengan mendengar kisah-kisah tersebut dari orang-orang Yahudi dan Nashroni. Lambat laun pengaruh Isro’iliyat itu sangat besar dalam penafsiran al-Qur’an sehingga hampir semua kitab Tafsir memuatnya.

Masuknya israiliyyaat ini memalingkan perhatian umat Islam dalam mengkaji soal-soal keilmuan Islam. Dengan larutnya umat Islam ke dalam keasyikan menikmati kisah-kisah israiliyyaat, mereka tidak lagi antusias memikirkan hal-hal makro, seperti sibuk

dengan nama dan anjing Ashabul Kahfi, jenis kayu dari tongkat nabi Musa as, nama binatang yang ikut serta dalam perahu nabi Nuh as dan sebagainya, dimana perincian itu tidak dinamakan dalam al-Qur'an karena memang tidak bermanfaat. Sekiranya bermanfaat al-Qur'an tentu menjelaskannya.

Dr. Jum`ah Ali, menyebutkan beberapa dampak itu dalam bukunya ad-Dakhil baina ad-Dirasah al-Manhajiah wan namuzaj at-Tatbiqiyah:

Memberikan kesan buruk pada non muslim dan ilmuan Barat bahwa agama Islam tak lain adalah ajaran khurafat dan dongeng seperti kitab taurat yang tidak logis, yang membuatnya menjauh dari Islam.

Memecah belah ummat Islam, menyandarkan sifat kepada Allah yang tidak sesuai dengan keEsaan-Nya dan mengambarkan nabi Allah yang sangat bertentangan dengan sifat kemaksuman mereka.

Mengurangi ketsiqohan ummat Islam terhadap sahabat Nabi yang banyak disandarkan padanya periwayatan israiliyyat, seperti Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Abdullah ibn Amru ibn Ash, dan Abdullah ibn Salam ibn Harits.

Sedangkan menurut DR. Muhammad Husain al-Dzahabi, israiliyat memiliki beberapa dampak negatif terhadap khazanah tafsir al-Qur’an 16:

Dapat merusak akidah kaum Muslimin karena ia mengandung unsur penyerupaan keadaan Allah, peniadaan ishmah para Nabi dan Rasul dari dosa, serta mengandung tuduhan buruk yang tidak pantas bagi seorang nabi.

Merusak citra islam, karena seolah-olah islam itu agama yang penuh dengan khurafat dan mitos yang tidak ada sumbernya.

Menghilangkan kepercayaan kepada ulama salaf, baik di kalangan sahabat maupun tabi’in

Memalingkan manusia dari maksud dan tujuan yang terkandung dalam ayat-ayat al-Qur’an

DAFTAR PUSTAKA

Abu Firakh, Muhammad Ahmad Ibrahim, ad-Dakhil fi at-Tafsir al-Thobary fi al-Isro’..

Sa’id, Yusuf Mahmud Abu ‘Aziz, al-Isroiliyyat wa al-Maudhu’at fi kutubi at-Tafasir Qodiman wa Haditsan, Kairo, Maktabah Taufiqiyyah.

Ahmad Amin, Dhuha al-Islam, (Mesir: Mathba’ah Lajnah at-Ta’lif wa al-Nasr,1952).

-----------------, Fajru al-Islam, (Mesir: Mathba’ah Lajnah at-Ta’lif wa al-Nasr).

16MuhammadHusainaz-Dzahabi, hal. 165

Page 5: Makalah dakhil.docx

Rasyid Ridha, Tafsir al-Quran al-Hakim, (Mesir. Dar al-Manar, 1373), cet. IV.

adz-Dzahabi, at-Tafsir wa al-Mufasirun.

al-Dimasyqi,Ibn Katsir al-Qurasyi, Tafsir ibn Katsir,Beirut: Dar al-Fikr, 1986 M.

Ahmad, saht ahmad musa ,ad-Dakhil fi tafsir,Kairo:Daar al-Bayan.

Ibrahim, adurrahman khalifah, ad-Dakhil fi tafsir,Kairo: Daar al-Bayan.

Fairuzzabaadi , kamus al-Muhit, Kairo,Dar al-Suruq.