Makalah CNT

download Makalah CNT

of 23

Transcript of Makalah CNT

  • 8/11/2019 Makalah CNT

    1/23

    CARBON NANOTUBE (CNT)

    Oleh :

    Muhammad Agung S (1210703020)

    Fakultas Sains dan Teknologi

    UIN Sunan Gunung Djati Bandung

    2013

  • 8/11/2019 Makalah CNT

    2/23

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sains dan teknologi pada abad yang akan datang dipastikan akan terfokus secara serius

    pada pengembangan material baru, yakni material cerdas atau smart/intelegent materials.

    Material disebut sebagai material cerdas jika mempunyai satu atau beberapa sifat yang dapat

    berubah secara terkontrol oleh stimulus atau rangsangan dari luar. Sifat-sifat penting dari

    material tersebut antara lain berhubungan dengan bentuk, dimensi, sifat listrik, sifat megnetik,

    sifat optis dan konformasi. Sementara itu penyebab perubahan sifat sifat atau stimulus tersebut

    antara lain : suhu, kelembaban, pH, medan listrik, medan magnet, dan tekanan mekanis.

    Dalam beberapa perspektif, material cerdas merupakan jawaban atas masalah-masalah

    kontemporer. Dengan terbatasnya sumberdaya (resources), material cerdas diharapkan dapat

    meningkatkan keberlanjutan (sustainability) dari suatu barang melalui perbaikan efesiensi,

    kinerja, dan performanya.

    Beberapa jenis material cerdas diantaranya : material piezoelektrik, Shape Memory Alloy

    (SMA), electrochromic material, smart gel, magnetostrictive material, Rheological material,

    Photodinamyc material, dan Carbon nanotube khusus jenis material ini akan dibahas lebih

    mendalam dalam karya ilmiah ini[1]

    .

    Gambar: Struktur tiga dimensi Carbon nanotube

    Kesadaran terhadap ilmu dan teknologi nano di dunia akademik dan industri dimulai

    dengan pandangan inspiratif dan visioner oleh ilmuwan fisika dan penemuan alat-alat

    karakterisasi, dan bahan berskala nano. Pada tahun 1981, dua peneliti IBM, Gerg K Binnig dan

    http://andrycalongurukimia.files.wordpress.com/2011/05/capture.png
  • 8/11/2019 Makalah CNT

    3/23

    Heinrich Rohrer (pemenang nobel Fisika th 1986) menemukan scanning Tunneling Microscope

    (STM) yang memungkinkan pengamatan topografi permukaan dengan format atom-demi- atom.

    Pada akhirnya penemuan bahan C60 buckminsterfullerene oleh H.W. Kroto[2]

    . Dan karbon

    nanotube (CNT) oleh Sumio Ijima semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akademik,

    industri, dan pemerintahan untuk lebih serius mengembangkan ilmu dan teknologi nano[3]

    .

    2 Permasalahan

    Beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini diantaranya :

    1. Metode Pembuatan Carbon nanotube?

    2. Karakterisasi CNT?

    3. Pemanfaatan dan Potensi CNT?

    3 Tujuan

    Melalui penyusunan karya ilmiah dengan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan

    melakukan survei terhadap dokumen-dokumen sekunder (tulisan ilmiah, laporan resmi, dan

    halaman website) untuk mendeskripsikan secara umum ilmu dan teknologi nano terutama

    Carbon nanotube (CNT)dilihat dari aspek definisi, ruang lingkup, pembuatan, karakterisasi dan

    potensinya diharapkan mampu mencapai tujuannya dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu

    memberikan pengenalan kepada pembaca perihal ilmu dan teknologi nano, terutama Carbon

    nanotube.

    4 Manfaat

    Penyusunan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa informasi

    tentang perkembangan ilmu pengetahuan terutama dibidang kimia material dan diharapkan juga

    mampu menjadi bahan rujukan dan referensi terutama bagi mahasiswa dalam proses

    pembelajaran.

  • 8/11/2019 Makalah CNT

    4/23

    TINJAUAN PUSTAKA

    1 Defenisi Ilmu Nano Teknologi Nano dan Carbon nanotube(CNT)

    Ilmu nano adalah studi fenomena dan manipulasi bahan pada skala atom, molekul dan

    makro molekul, dimana sifat-sifat bahan sangat berbeda dibandingkan bahan tersebut pada skala

    yang lebih besar[2,4]

    . Teknologi nano dapat didefenisikan sebagai bidang-bidang teknologi

    dimana dimensi dan toleransi pada skala nano memainkan peranan penting , teknologi nano

    meliputi pencitraan, pemodelan, pengukuran,fabrikasi dan manipulasi sesuatu pada skala nano .

    Secara umum terdapat 3 kriteria produk nano : (a) Dapat dibeli oleh konsumen, (2) Diidentifikasi

    oleh manufaktur atau sumber lain, (c) Klaim terhadap produk nano kelihatan layak.

    Pada tahun 1985, Richard E Smalley, Robert F Curl, Jr (keduanya dari Rice University,

    Houston, Amerika Serikat), dan Sir Harold W Kroto (dari University of Sussex, Brighton,

    Inggris) menemukan struktur karbon murni yang tersusun atas 60 atom karbon (C60)[5]

    .

    Penemuan ini cukup menarik mengingat selama ini hanya ada dua bentuk unsur karbon murni

    yang dikenal: grafit dan intan. Struktur C60 tersebut di beri nama buckminsterfullerene atau

    disebut juga bucky ball. Nama ini dipilih karena strukturnya menyerupai bangunan berkubah

    seperti bola yang dirancang oleh seorang arsitek Amerika Serikat, R Buckminster Fuller untuk

    World Exhibition 1967 di Montreal, Kanada[5]

    . Penemuan yang dipublikasikan dalam jurnal

    Nature pada tanggal 14 November 1985 ini mengantarkan mereka memperoleh hadiah Nobel

    Kimia pada tahun 1996. Dalam perkembangan berikutnya, molekul C60ini lebih dikenal dengan

    nama fullerene dan digunakan pula untuk untuk menamai molekul-molekul serupa yang

    ditemukan sesudahnya, seperti C70, C74, dan C82[6]

    . Penemuan fullerene ini kemudian memicu

    ditemukannya material baru bernama carbon nanotube (CNT). Struktur CNT mirip dengan

    fullerene. Bedanya, atom-atom karbon pada fullerene membentuk struktur seperti bola,

    sedangkan CNT berbentuk silinder yang tiap ujungnya ditutup oleh atom-atom karbon yang

    berbentuk setengah struktur fullerene[6]

    . Struktur CNT pertama kali ditemukan oleh Sumio

    Iijima dari NEC Laboratories di Jepang [3,6].

    Berdasarkan jumlah dindingnya, CNT secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua

    macam, yaitu CNT berdinding tunggal (single-walledCNT atau SWNT) dan CNT berdinding

    banyak (multi-walledCNT atau MWNT). Sifat-sifat CNT yang luar biasa itu kemudian dapat

    diturunkan secara spesifik dengan menganalisis lembaran penyusun dinding tersebut, yaitu

  • 8/11/2019 Makalah CNT

    5/23

    graphene (grafit berbentuk lembaran) yang digulung menjadi silinder.Ada banyak cara untuk

    menggulung lembaran graphene menjadi sebuah CNT, persis seperti ketika kita ingin

    menggulung selembar kertas. Arah dari penggulungan lembaran tersebut akan menentukan arah

    ikatan heksagonal pada CNT, yang kemudian sangat menentukan sifat listrik CNT dengan

    geometri tersebut. Untuk mengkarakterisasi sebuah CNT dengan geometri tertentu, diberikan

    parameter bilangan bulat (n, m), yang disebut dengan vektor chiral. Panjang dari vektor chiral

    ini akan menjadi keliling CNT, yaitu bagian panah vektor harus bertemu dengan bagian ekornya

    ketika diputar menjadi lingkaran[7]

    .

    Silinder yang dibentuk dikarakterisasi berdasarkan diameter dan sudut kiralnya (chiral

    angle), atau oleh nilai indeks (n,m) (Gambar 3). Struktur CNT bernilai indeks (n,0) disebut

    struktur zigzag. Jika nilai indeksnya (n,n), strukturnya disebut struktur armchair. Struktur-

    struktur lainnya disebut struktur intermediate (antarazigzag dan armchair) [8].

    2. Karakteristik dan Langkah pembentukan CNT

    Sifat elektrik, molekul, dan struktur karbon nanotube ditentukan struktur satu

    dimensinya. Beberapa sifat penting karbon nanotubeadalah[7,9]

    :

    a. Reaktifitas kimia

    http://andrycalongurukimia.files.wordpress.com/2011/05/capturex.pnghttp://andrycalongurukimia.files.wordpress.com/2011/05/capture1.pnghttp://andrycalongurukimia.files.wordpress.com/2011/05/capturex.pnghttp://andrycalongurukimia.files.wordpress.com/2011/05/capture1.png
  • 8/11/2019 Makalah CNT

    6/23

    Reaktifitas kimia CNT akan meningkat sebanding dengan kenaikan arah

    kurvatur permukaan karbon nanotube. Oleh karena itu, reaktifitas kimia pada bagian

    dinding karbon nanotube yang akan sangat begitu berbeda sekali

    dengan bagian ujungnya. Diameter karbon nanotube yang lebih kecil akan

    meningkatkan reaktivitas.

    b. Sifat listrik dan Konduktivitas elektrik

    Karbon nanotube dengan diameter yang lebih

    kecil dapat menjadi semi konduktor atau menjadi metalik tergantung pada vektor

    khiral. Perbedaan konduktifitas ini disebabkan oleh struktur molekul.

    Berdasarkan teori zat padat, para fisikawan berhasil memperoleh fakta bahwa

    CNT memiliki kelakuan listrik yang ganda, yaitu sebagai logam atau semikonduktor.

    Jika (nm)/3 merupakan bilangan bulat, maka CNT bersifat logam, sedangkan jika (n

    m)/3 bukan bilangan bulat, maka CNT bersifat semikonduktor. Menarik sekali karena

    ternyata kemampuan hantaran listrik CNT, apakah sebagai logam atau semikonduktor,

    hanya bergantung pada geometrinya.

    Gambar : Geometri CNT

    Keunikan sifat listrik CNT pada dasarnya merupakan turunan sifat dari struktur

    elektronik yang tidak biasa dari graphene dengan ikatan karbon sp2. Graphenememiliki

    keadaan yang mampu menghantarkan listrik dengan tingkat energi yang ada di

    perbatasan struktur elektronik. Keadaan ini biasa disebut zero bandgap semiconductor

    http://andrycalongurukimia.files.wordpress.com/2011/05/capture2.png
  • 8/11/2019 Makalah CNT

    7/23

    atau semimetal karena bersifat logam (konduktor) pada arah tertentu dan semikonduktor

    pada arah lainnya.

    c. Kekuatan mekanik

    Karbon nanotube mempunyai modulus Youns yang sangat

    besar pada arah aksialnya. Nanotube menjadi sangat fleksibel karena

    yang panjang. Karbon nanotube sangat potensial untuk aplikasi ukurannya material

    komposit sesuai dengan kebutuhan.

    Langkah-langkah pembentukan CNT tidak diketahui secara pasti. Mekanisme

    pertumbuhan masih menjadi subyek kontroversi dan lebih dari satu mekanisme yang

    berjalan selama pembantukann CNT. Salah satu mekanisme menyebutkan bahwa CNT

    terbentuk dalam 3 langkah (Laurent dkk,1998). Pertama sebuah percusor pembentuk

    CNT dan fullerenes C2terbentuk pada permukaan partikel katalis logam. Partikel

    karbida metastabil ini kemudian membentuk karbon batang secara cepat. Selanjutnya

    terjadi pembentukan dinding CNT secara perlahan.

    Proses pertumbuhan karbon nanotube telah banyak dipelajari baik untuk SWNT (Lee,

    dkk., 1997 dan Murakami, dkk., 2004) dan MWNT (Kwon, 1997) Kondisi secara

    tepat tergantung pada teknik yang digunakan dalam pembantukan CNT. Namun

    pertumbuhan secara umum sama untuk semua teknik.

  • 8/11/2019 Makalah CNT

    8/23

    PEMBAHASAN

    1 Beberapa Teknik Pembuatan/sintesis CNT

    CNT dapat diperoleh dari 3 teknik yaitu [7] :

    A. Pancaran elektroda

    Dilakukan dengan melewatkan uap di antara dua elektroda karbon yang umumnya

    menghasilkan CNT impuritas yang tinggi (Takikawa, dkk., 2006).

    B. Teknik pencahayaan laser (laser ablation)

    Dapat menghasilkan karbon nanotube yang bersih namun mahal (Guo, dkk., 1995).

    C. Chemical Vapour Deposition (CVD)

    Metode ini merupakan metode yang paling mudah dilakukan, namun impuritas yang

    dihasilkan cukup rendah. Impuritas dapat diminimalkan dengan proses purifikasi karbon

    nanotube. Metode dilakukan dengan mengalirkan sumber karbon

    dalam fase gas melalui suatu sumber energi seperti sebuah plasma atau koil pemanas untuk

    mentransfer energi ke molekul karbon. Secara umum gas yang digunakan adalah metana, CO,

    dan asetilena. Selain itu fullerene dapat juga digunakan sebagai sumber karbon

    (Maruyama,dkk., 2003). Sumber energi digunakan untuk mengcrack

    http://andrycalongurukimia.files.wordpress.com/2011/05/capture4.pnghttp://andrycalongurukimia.files.wordpress.com/2011/05/capture3.pnghttp://andrycalongurukimia.files.wordpress.com/2011/05/capture4.pnghttp://andrycalongurukimia.files.wordpress.com/2011/05/capture3.png
  • 8/11/2019 Makalah CNT

    9/23

    molekul karbon menjadi atom karbon reaktif. Karbon mendifusi ke substrat yang telah panas

    dan tertempel dengan sebuah katalis. Katalis biasanya adalah logam transisi baris pertama

    seperti Ni, Fe, atau Co. Beberapa peneliti menggunakan campuran katalis

    Co/Mo (Kitiyanan, dkk., 2000 dan Resasco, dkk., 2004), Co/MgO (Flahaut, dkk., 2000),

    Fe/Mo (Zheng, dkk., 2002). Karbon nanotube akan terbentuk jika parameter- paremeter

    proses tetap terjaga. Sedangkan Menurut penelitian yang dilakukan Deck, dkk Pada metode

    yangberbasis CVD,maka CNT biasanya ditumbuhkan dari bahan dasar berbentuk gas yang

    mengandung karbon seperti CH4, C2H2maupun FeCO5. Namun demikian bahan-bahan tersebut

    bersifat toksik sehingga sangat berbahaya jika terjadi kebocoran gas dari substrat tersebut (Deck,

    2005).

    Keterangan Gambar :

    1. Reaktor katalis,furnace

    2. Etanol

    3.

    Gas Ar/H2

    4. Flow meter

    5. Vakum gauge

    6. Pendingin

    7. Pompa Vakum

    Sintesis karbon nanotube CVD umumnya terbagi menjadi dua tahap, yaitu preparasi

    katalis dan sintesis nanotube sesungguhnya. Katalis disiapkan dengan memercikkan logamtransisi ke dalam substrat. Selanjutnya dengan proses penggoresan senyawa kimia atau proses

    thermal annealing menyebabkan pembentukkan inti partikel katalis. Temperatur sintesis

    CNT dengan proses CVD umumnya 650 9000C dengan yield sekitar 30 %. Metode CVD

    ini pun ada beragam lagi macamnya, misalnya thermalCVD dan plasmaCVD. Dengan teknik

    http://andrycalongurukimia.files.wordpress.com/2011/05/capture5.png
  • 8/11/2019 Makalah CNT

    10/23

    ini dapat dihasilkan beberapa perangkat elektronik secara langsung, misalnya transistor efek

    medan (field effect transistor)

    D. Spray-pyrolysis

    Penggunaan metode spray-pyrolysis untuk sintesis CNT sudah

    banyak dilakukan dalam penelitian sebelumnya, seperti yang dilaporkan oleh Kamalakaran

    (2000), sintesis dilakukan dengan menggunakan sumber karbon berupa benzena, xylena,

    toluena, cyclohexanae, cyclohexanone, n-hexane, n-heptane, n-octane dan n-

    phentane. Sedangkan katalis yang bisa digunakan adalah metallocene (ferrocene,

    cobaltocene, dan niclelocene) namun hasilnya menunjukkan bahwa diameter hasil sintesis

    yang didapatkan masih cukup besar yaitu di atas 100

    nm. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana mengembangkan metode spray-pyrolysis

    pada temperatur 900oC dengan variasi komposisi ferrocene-benzena supaya menghasilkan CNT

    yang berdiameter lebih kecil dan jumlah yang maksimal.

    Sintesis dengan menggunakan metode ini dilakukan pada temperatur 900oC dengan

    menggunakan aliran rata-rata gas argon sebesar 500 liter/jam sebagai gas yang

    membersihkan pengotor (oksigen) dangan variasi komposisi ferrocene-benzena masing-

    masing sebesar 0,03 g/ml, 0,06 g/ml dan 0,09 g/ml. Namun hasil sintesis yang didapatkan dirasa

    masih terlalu sedikit yaitu 1,53 gram, 2,16 gram dan 2,45 gram untuk masing-

    masing komposisi. (Abdullah M., et al., 2004)

    2. Metode Karakterisasi CNT

    Prediksi teoretik ini dapat dibuktikan kebenarannya melalui sejumlah

    eksperimen. Metode pengukuran langsung yang dapat dilakukan diantaranya adalah[7,10,11,12]

    :

    2.1 Scanning tunneli ng microscopy(STM)

    Tujuan yang ingin dicapai oleh pengukuran dengan metode ini adalah untuk

    mendapatkan gambaran struktur atom CNT dan menyelidiki struktur elektroniknya (Odom dkk,

    1998).

  • 8/11/2019 Makalah CNT

    11/23

    2.2. Scanning Electron M icroscopy(SEM)

    Morfology dari CNT, dimensi, dan orientasinya dapat diungkapkan/diamati dengan

    menggunakan Scaning Electron Microscopes resolusi tinggi. Lebih tepatnya dengan

    menggunakan Environmental SEM (ESEM), yang tidak membutuhkan preparasi

    sampel menggunakan conductive coating. Ionisasi parsial dari ruang gas menyebabkan muatan

    pada permukaan sampel, yang berlawanan dengan jenis muatan yang dikumpulkan oleh detektor

    gas sekunder melalui suatu efek air terjun. Secara keseluruhan hasil yag didapatkan adalah suatu

    gambaran yang diperbesar dari sampel dengan mengabaikan sifat alami sampel tersebut.

    2.3. Transmission E lectron M icroscopy (TEM)

    High Resolution Transmission Electron Microscopy ( HRTEM) adalah instrumen yang

    paling baik untuk mengungkapkan/mengamati diameter, banyaknya dinding, dan jarak antar

    dinding dari CNT berdinding tunggal (SWNT). Sebagai tambahan, gaya difraksi elektron dari

    TEM dapat membantu identifikasi sifat alami penutup bagian atas CNT, yang pada umumnya

    terdiri atas katalisator yang berupa logam . Dalam Transmission Electron Microscopy, suatu

    spesimen yang berupa lapisan tipis yang padat ( 200 nm tebal)) dibombardir dalam ruang

    vakum yang sangat fokus, berkas cahaya monoenergetic dari elektron akan menjadi energi yangcukup untuk energi yang cukup untuk menyebarkan secara terus menerus melewati

    spesimen. Satu rangkaian lensa yang elektromagnetis kemudian memperbesar sinyal elektron

    yag dipancarkan oleh spesimen tersebut. Elektron yang dipancarkan inilah yang selanjutnya

    digunakan untuk mengamati pola difraksi spesimen.. Informasi ini digunakan untuk menentukan

    struktur atom dari material sampel. Elektron yang dipancarkan membentuk gambaran yang

    http://andrycalongurukimia.files.wordpress.com/2011/05/capture6.png
  • 8/11/2019 Makalah CNT

    12/23

    merupakan bagian kecil dari sampel yang berisi perbedaan, yang berkaitan dengan mekanisme

    penyebaran elektron dan selanjutnya dihubungkan dengan interaksi antara elektron dan unsur

    yang atomis dari sampel.

    2.4. Raman Spectroscopy

    Spektroskopi Raman sangat berhubungan erat dengan spektroskopi Infrared (IR), yang

    menyimpan semua data pergerakan vibrasi, rentangan, dan pembengkokan molekul. Tetapi,

    Raman bergerak sedikit berbeda dengan IR, sehingga menjadi lebih baik di dalam pemakaiannya

    dari pada IR. Spektroskopi Raman diambil dari nama Chandrasekhara Venkata Raman yang

    pertama kali menjelaskan mengenai feeble fluorescence (yang kemudian dikenal dengan nama

    efek Raman) pada tahun 1928 yang kemudian memenangkan nobel dalam bidang fisika pada

    tahun 1930. Efek Raman ini sangat lemah dan menjadi kenyataan setelah ditemukan teknik laser

    40 tahun kemudian. Cahaya sinar laser tidak sama dengan cahaya yang datang dari matahari atau

    dari bola lampu, karena cahaya laser seluruhnya mempunyai satu panjang gelombang. Oleh

    karena itu, jika cahaya mengenai objek, seluruh cahaya akan di hamburkan balik oleh objek

    tersebut, dimana panjang gelombang cahaya yang datang sama dengan yang dipancarkan balik.

    Tidak hanya itu saja, gelombang cahayanya berjajar rapih dengan arah yang sama (polarisasi),

    seperti lasagna. Dengan demikian laser dapat meletakkan banyak foton pada spot yang kecil.

    Ada banyak foton yang menumbuk sampel, satu dalam sejuta, meningkatkan sinyal sehingga

    menjadi cukup kuat untuk dideteksi. Karena seluruh foton mempunyai panjang gelombang yang

    sama, maka semua akan berinteraksi dengan cara yang sama pada molekul yang jenisnya sama,

    sehingga memperkuat efek yang terjadi. Sistem modular Raman yang biasa digunakan adalah

    HoloLab 532 (Kaiser Optical System Inc.). Sinar eksitasi yang digunakan berasal harmonik ke-

    dua dari Laser YAG berkekuatan 35 mW pada panjang gelombang 532 nm. Sistem modular

    Raman menyerap kembali cahaya pendaran balik. Cahaya eksitasi dan pendaran (scattering)

    ditransmisikan balik melalui kabel optik yang sama. Sistem modular Raman terdiri dari (1) notch

    filter yang efektif memotong cahaya scattering Raleigh, (2) transmission holographic grating, (3)

    charge coupled device (CCD) detector yang mencakup Raman shift dari 100 ke 4,400 cm-1.

    Resolusi dari Holo Lab 532 adalah 5 cm-1.

  • 8/11/2019 Makalah CNT

    13/23

    Gambar: Skema sel spektroskopi Raman bertemperatur tinggi.

    Gambar :Foto sel Raman bertemperatur tinggi.

    Probe head dari sistem modular Raman diletakkan persis tetapi tidak bersinggungan

    dengan bagian lengan penghubung ke sel, sehingga jika sel dipanaskan lengan tersebut hanya

    menjadi hangat. Probe tersebut sangat rentan terhadap panas, sehingga kontak langsung dengan

    sel Raman atau dengan lengan harus dihindari. Cahaya eksitasi pada panjang gelombang 532 nm

    diemisikan paralel dengan berkas melalui probe head dengan diameter 5 mm dan difokuskan ke

    bagian tengah dari sel sampel melalui lensa kuarsa. Untuk mendapatkan sinyal yang terbaik,

    pengumpulan hamburan cahaya dilakukan sebesar mungkin dengan mengatur fokus yang paling

    baik. Selain dapat digunakan untuk mempelajari struktur molekul serta sifat dinamikanya Raman

    Spectroscopy juga dikembangkan untuk dapat mempelajari reaksi beberapa senyawa organik dan

    inorganik di dalam air. Tetapi, spektrofotometri Raman sangat membutuhkan sistim optik yang

    mempunyai presisi atau keakuratan yang tinggi, sebab pendaran cahaya dari Raman yang sangat

    lemah dikarenakan besarnya kontribusi cahaya fluoresens.

    http://andrycalongurukimia.files.wordpress.com/2011/05/capture8.pnghttp://andrycalongurukimia.files.wordpress.com/2011/05/capture7.pnghttp://andrycalongurukimia.files.wordpress.com/2011/05/capture8.pnghttp://andrycalongurukimia.files.wordpress.com/2011/05/capture7.png
  • 8/11/2019 Makalah CNT

    14/23

    3 Aplikasi CNT

    1.CNT dengan doping nitrogen untuk sel bahan bakar yang murah.

    CNT yang didoping dengan nitrogen memiliki potensi untuk menggantikan katalis platina

    yang mahal yang biasa digunakan untuk mereduksi oksigen didalam sel bahan bakar, menurut

    para peneliti di Ohio (Science2009, 323,760). Penemuan ini dapat menurunkan harga dari sel

    bahan bakar, yang merupakan teknologi menjanjikan namun memiliki masalah dalam

    pengaplikasiannya terutama dalam skala besar seperti pada kendaraan bermotor karena harga

    katalis yang mahal disamping segi ketahanannya.

    Nanotube yang didoping terbuat dari karbon berwarna kuning yang didoping dengan

    nitrogen warna biru yang mampu menggantikan katalis platina dalam fuel cells. Sebuah tim

    dipimpin olehLiming Dai dari the University of Dayton menemukan bahwa sekumpulan karbon

    nanotube yg tersusun vertikal, yang sebagian atom karbon digantikan dengan nitrogen dapat

    mereduksi oksigen dalamlarutan alkali lebih baik dibandingkan katalis platina yang telah lama

    dipakai dalam teknologi sel bahan bakar sejak 1960an. Lebih dari itu, nanotube tidak

    terpengaruh oleh racun katalis berupa karbon monoksida yang terbukti mendeaktivasi katalis

    platina.

    Gambar:Nanotube yang didoping terbuat dari karbon

    berwarna kuning yang didoping dengan nitrogen warna

    biru yang mampu menggantikan katalis platina dalam fuel cells.

    Menurut Dai, penyebab utama dari aktifitas tinggi oleh nanotube berdoping nitrogenkarena kemampuan menerima elektron dari atom nitrogen yang akan menghasilkan muatan

    positif pada atom karbon disebelahnya. Muatan ini menarik elektron dari anoda dan mendorong

    reaksi reduksi oksigen. Menurut Dai Pengungkapan peran baru dari nitrogen doping pada

    penelitian ini sangat penting dan dapat diaplikasikan untuk mengembangkan berbagai katalis

    pereduksi oksigen berbahan non logam yang efisien diluar aplikasinya dalam fuel cells

    http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/nitrogen/http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/oksigen/http://academic.udayton.edu/LimingDai/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/cairan_dan_larutan/larutan/http://andrycalongurukimia.files.wordpress.com/2011/05/capture9.pnghttp://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/cairan_dan_larutan/larutan/http://academic.udayton.edu/LimingDai/http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/oksigen/http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/nitrogen/
  • 8/11/2019 Makalah CNT

    15/23

    Sementara itu seorang professor teknik kimia dari the University of California Yushan

    Yan, berpendapat penemuan ini dapat memiliki efek yang mendasar terhadap upaya

    komersialisasi teknologi sel bahan bakar, selain itu hasil ini dapat lebih berdampak nyata jika tim

    Dai dapat menunjukkan hasil percobaan dalam media asam, dimana platina lebih diperlukan

    dalam suasana tersebut, dibandingkan dengan media basa, dimana tidak ada logam lain yang

    lebih efektif daripada platina pada suasana asam. Namun mengetahui bahwa platina bisa

    digantikan dengan katalis nonlogam baru ini sudah merupakan kemajuan yang luar biasa[13]

    .

    2. Sebagai baterai kertas

    Baterai kertas adalah baterai hasil rekayasa yang menggunakan kertas-lembaran tipis

    selulosa (merupakan unsur utama dari kertas biasa) yang disisipi dengan blok CNT. [96]

    Nanotube bertindak sebagai elektroda sehingga memungkinkan perangkat penyimpanan

    menghantarkan listrik. Baterai dapat berfungsi sebagai baterai lithium-ion dan supercapacitor

    karena mampu memberikan output daya yang lebih stabil dibandingkan dengan baterai

    konvensional, serta semburan energi yang lebih tinggi, selain itu baterai konvensional secara

    umum berisi sejumlah komponen, berbeda halnya dengan baterai kertas CNT yang mampu

    mengintegrasikan seluruh komponen baterai dalam struktur tunggal hal ini membuatnya lebih

    hemat energi.

    3. Memori Nonvolatile Berbasis CNT dengan Lapisan OksidaNitridaOksida sebagai

    Charge Trap

    CNT-field-effect transistor (CNTFET) dapat digunakan untuk membuat memori

    nonvolatile dengan kerapatan sangat tinggi [14]. CNT digunakan sebagai channel berukuran

    nano, sedangkan lapisan SiO2Si3N4SiO2(ONO) digunakan sebagai node penyimpan muatan

    (charge node). Struktur perangkat memori ini ditampilkan pada Gambar 12. Muatan disimpan

    pada lapisan ONO. Muatan yang disimpan akan meningkatkan treshold voltagesebesar 60 mV

    (a quantized increment of 60 mV). Hal ini menunjukkan bahwa ONO memiliki trap

    dengan keadaan energi terkuasikuantisasi (quasiquantized energy state). Keadaan ini

    berhubungan dengan medan listrik kuat terlokalisasi (localized high electric field) pada CNT

    channel[5]

    http://www.engr.ucr.edu/~yushan/http://www.engr.ucr.edu/~yushan/http://www.engr.ucr.edu/~yushan/http://www.engr.ucr.edu/~yushan/
  • 8/11/2019 Makalah CNT

    16/23

    4. Penemuan Terbaru dan Perkembangan CNT saat ini

    Penemuan dan perkembangan CNT saat ini telah sampai pada tahap yang memuaskan

    sebagai contoh :

    4.1. Perkembangan CNT dalam Bidang Elektronika dan Kelistrikan

    International Business Machines Corp. (IBM) telah menemukan sebuah terobosan dalam

    teknologi transistor, yang suatu hari nanti bisa dikembangkan menjadi chip dengan ukuran lebih

    kecil serta berkecepatan lebih tinggi daripada chip yang ada saat ini. Terobosan yang dimaksud

    adalah keberhasilan para peneliti di IBM dalam membuat susunan transistor, yang pertama kali

    menggunakan carbon nanotubes atau silinder karbon berukuran nano. Carbon nanotubes adalah

    struktur atom-atom karbon berbentuk silinder yang 50.000 kali lebih tipis dibanding diameter

    sehelai rambut. Mereka juga telah menemukan cara untuk membentuk nanotubes tersebut

    menjadi transistor, yang berukuran 500 kali lebih kecil dibanding transistor berbahan silikon

    yang ada saat ini. Hanya saja sampai saat ini mereka masih mencari cara untuk bisa

    memproduksinya secara massal.

    Selain itu peneliti di IBM juga mengaku menemukan cara menumpuk transistor

    nanotube, sehingga hanya berukuran 1,4 nanometer atau sekecil deretan 10 atom. Rangkaian ini

    merupakan langkah awal pembuatan chip berbahan karbon. Telah sejak lama para peneliti di

    seluruh dunia mencari bahan dan proses baru untuk membuat chip komputer. Hal itu terjadi

    karena menurut perkiraan mereka, dalam satu atau dua dekade mendatang, chip berbahan silikon

    tidak dapat dibuat lebih kecil lagi. Mereka berharap menemukan suatu bahan yang dapat

    digunakan untuk membuat piranti-piranti elektronik berukuran lebih kecil, dengan konsumsi

    energi rendah dan menghasilkan panas yang sedikit.

    Alasan lain mengapa IBM meneliti bahan ini adalah karena bahan itu merupakan

    penghantar listrik yang baik, sehingga bisa menjadi kawat yang bagus. Bahan ini dapat

    meneruskan aliran listrik dalam jumlah yang besar per unit area, sekaligus mengalirkan lebih

    banyak elektron dalam tiap penampangnya, dibanding penghantar. Bila bahan itu digulung

    menjadi struktur yang lurus, maka dia dapat dijadikan kawat penghantar, namun bila struktur itu

    bergelombang atau bersimpul, maka nanotubes akan menjadi semikonduktor. Semikonduktor

    seperti ini menghantarkan listrik dalam jumlah cukup, sehingga kita bisa mematikan atau

    menghidupkan alirannya dengan medan listrik yang terjadi. Sistem inilah yang nantinya bisa

    digunakan dalam teknologi transistor masa depan. Pihak IBM berharap mulai dapat

  • 8/11/2019 Makalah CNT

    17/23

    menggunakan bahan ini untuk produk-produknya dalam tiga tahun mendatang. CNT yang

    dibentuk dengan material berpori akan memiliki permukaan yang sangat luas, yang

    memungkinkan terjadinya akses elektrokimia pada susunan pori-pori CNT dapat berlangsung

    dengan sangat baik. Model yang saat ini sedang dikembangkan adalah apa yang disebut dengan

    superkapasitor yang memiliki kapasitas raksasa dibandingkan dengan kapasitor yang dibuat dari

    elektroda biasa. Kemampuan kapasitas yang sangat besar dapat terjadi mengingat besarnya

    kapasitas suatu kapasitor berbanding terbalik dengan jarak pemisah dua elektroda yang

    digunakan, serta sebanding dengan luas permukaan pemisah itu. Denga menggunakan CNT,

    maka jarak pemisah yang berorde nanometer akan jauh lebih kecil dari pemisah yang selama ini

    dipakai. Jarak yang sangat kecil itu ditambah dengan permukaan yang sangat luas dari CNT,

    akan menghasilkan kemampuan kapasitas yang sangat besar dibandingkan dengan kapasitor

    yang saat ini ada. Model pemisah elektroda dari bahan CNT ini dapat menghasilkan injeksi

    muatan yang sangat besar dengan hanya memberikan tegangan beberapa volt saja.

    Superkapasitor CNT ini diharapkan dapat menghasilkan kendaraan listrik yang sangat efisien

    sebagai alternatif pengganti kendaraan berbahan bakar minyak. Kemampuan injeksi

    superkapasitor CNT seperti di atas juga akan menghasilkan elektroda dengan kemampuan

    ekspansi dan kontraksi yang tinggi, yang diharapkan bisa menghasilkan robot yang lebih lincah

    dari yang ada saat ini.

    Perkembangan lainnya yang lebih mengesankan dari CNT adalah aplikasi CNT sebagai

    alat penghasil emisi medan elektron yang banyak digunakan pada TV atau monitor layar datar,

    lampu, tabung gas bermuatan, Sinar X serta pembangkit gelombang mikro. Inilah aplikasi CNT

    pada alat elektronik yang paling banyak menarik perhatian kalangan peneliti nano-elektronik dan

    juga kalangan industri. Tidak mengherankan jika 45 persen hasil penelitian tentang aplikasi CNT

    yang telah dipatenkan berkisar tentang emisi elektron ini.

    CNT memiliki kemampuan yang sangat baik sebagai penghasil medan elektron

    dikarenakan jika sebuah tegangan diberikan di antara permukaan lapisan CNT dan sebuah anoda,

    maka akan menghasilkan medan lokal yang tinggi sebagai akibat dari sangat kecilnya radius

    tabung CNT. Pada layar datar, medan elektronik yang dihasilkan ini mampu mengarahkan

    pancaran elektron ke arah anoda di mana fosfor kemudian menghasilkan warna. CNT cukup

    menjanjikan untuk menggantikan model emisi elektron yang sekarang ada mengingat

    pembuatannya relatif lebih mudah, yakni hanya dengan menggunakan screen printingdan bisa

  • 8/11/2019 Makalah CNT

    18/23

    dikerjakan pada tekanan yang relatif rendah. Layar datar yang dibuat dari CNT sudah dapat

    beroperasi hanya dengan energi listrik yang rendah, resolusi gambar yang tinggi, lebih jelas,

    memiliki sudut pandang yang lebar, serta temperatur operasi yang lebih fleksibel. Perusahaan

    Korea, Samsung, bahkan telah memamerkan beberapa prototipe dari TV layar datar yang

    dikembangkan dari CNT ini. Beberapa perusahaan elektronika menargetkan untuk meluncurkan

    monitor layar datar dari CNT tidak lebih dari tahun 2005.

    Perkembangan lain yang tidak kalah penting adalah penggunaan CNT pada divais

    elektronik berskala nano yang sangat menjanjikan untuk terwujudnya impian memperkecil

    ukuran chip dan prosesor. Sebuah penelitian dari Osaka University di Jepang telah mampu

    membuat transistor dari CNT yang memiliki kecepatan lebih tinggi dibandingkan dengan silikon

    transistor.

    4.2. Perkembangan CNT dalam bidang Material katalis dan reaksi kimia

    Memasukkan partikel logam berukuran nano kedalamkarbon nanotubes akan mengubah

    sifat redoks dari partikel dan dapat meningkatkan efektifitasnya sebagai katalis, menurut sebuah

    penelitian baru (J. Am. Chem. Soc., DOI: 10.1021/ja8008192). Investigasi ini bertujuan utama

    untuk mengembangkan prosedur baru dalam mengubah -ubah sifat elektronik dari partikel

    berukuran nano yang dapat diaplikasikan dalam bidang katalisis, sensor gas dan peralatan

    magnetis

    CNTbisa dikatakan serupa dengan karbon aktif yang digunakan secara komersial sebagai

    penyangga katalis, namun karbon nanotubes memiliki sifat elektronik yang unik yang

    menjadikannya penyangga katalis yang lebih baik dari karbon aktif untuk reaksi-reaksi tertentu.

    Para peneliti secara khusus sangat tertarik dengan efek yang ditimbulkan dari penempelan

    partikel katalis pada permukaan dalam tabung, yang selama ini penelitian sebelumnya hanya

    mampu menempelkan partikel logam dipermukaan luar.

    Saat ini Xinhe Bao, Xiulian Pan, Wei Chen, dan Zhongli Fan di Dalian Institute of

    Chemical Physics, China, telah memperlihatkan metode fase larutan yang dibantu dengan

    ultrasonication secara selektif mampu mendeposit partikel nano besi oksida kedalam karbon

    nanotubes. Partikel ini merupakan prekrusor sebagai katalis dalam sintesa Fischer-Tropsch (FT),

    sebuah metode untuk membuat bahan bakar sintetik dari campuran CO dan hydrogen.

    http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/karbon/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/cairan_dan_larutan/larutan/http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/cairan_dan_larutan/larutan/http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/karbon/
  • 8/11/2019 Makalah CNT

    19/23

    Tim peneliti tersebut menemukan bukti bahwa partikel yang terperangkap lebih sensitif terhadap

    reduksi kimia daripada partikel yang menempel di permukaan luar nanotubes. Secara khusus,

    mereka melaporkan dengan dimasukkannya partikel besi oksida ke dalam nanotubes akan

    meningkatkan rasio antara besi karbida dengan besi oksida sebesar dua kali lipat di permukaan

    katalis ketika terjadi reaksi. Konsentrasi tinggi dari besi karbida ini dipercaya sangat

    berpengaruh dalam reaksi .

    Gambar : Tiga jenis karbon nanotube berdasarkan susunan atom karbon di dindingnya

    Dalam test FT sintesis tersebut, mereka juga mengamati konsentrasi hidrokarbon yang

    terbentuk dengan rantai karbon lebih atau sama dengan lima rantai. Mereka mendapati

    peningkatan produksi hidrokarbon rantai panjang enam kali lebih besar dengan menggunakan

    katalis karbon nanotubes yang diisi di dalamnya dengan partikel besi oksida dibandingkan

    dengan nanotubes yang dilekati partikel besi oksida diluarnya.

    Untuk menghindari hambatan difusi pereaktan masuk mendekati permukaan katalis yang

    berada didalam tabung, para peneliti mensiasatinya dengan memotong-motong tabung menjadi

    potongan yang lebih pendek. Ditambah lagi bahwa reaksi berjalan lebih baik dengan

    memasukkan partikel katalis kedalam tabung juga telah membuktikan bahwa difusi bukanlah

    menjadi halangan yang serius.

    5. Prospek CNT pada masa mendatang dan Hambatan yang Muncul

    Meskipun prototipe aplikasi CNT tersebut berhasil dibuat, tetapi perkembangan

    realisasinya dalam jumlah besar bisa dikatakan sangat lamban. Masalah utamanya berada pada

    tahapan fabrikasi. Sebagai contoh, diameter silinder (CNT) pada proses sintesis memang sudah

    http://andrycalongurukimia.files.wordpress.com/2011/05/capture0.png
  • 8/11/2019 Makalah CNT

    20/23

    dapat dikontrol dengan baik, tapi tidak dengan vektor chiral-nya. Akibatnya, CNT-CNT yang

    dihasilkan akan bercampur antara yang bersifat logam dengan semikonduktor dan keadaan ini

    tentu tidak baik untuk aplikasi selanjutnya.

    Pada proses CVD, posisi dari tempat tumbuhnya CNT dapat dikontrol dengan membuat

    pola bahan katalis, tetapi jumlah CNT dan orientasinya relatif terhadap substrat masih belum

    terdefinisikan. Selain itu, temperatur yang terlalu tinggi untuk CVD konvensional (hingga 1000

    oC) membuat proses penumbuhan CNT tidak cocok dengan proses standar silikon yang masih

    menjadi bahan utama perangkat elektronik saat ini. Sebagai pendekatan alternatif, yaitu deposisi

    CNT pada substrat setelah fase penumbuhan, dapat menghindarkan permasalahan temperatur

    tinggi, tetapi justru muncul masalah baru pada penentuan posisi penumbuhan dan juga geometri

    CNT.

    Beberapa usaha kembali dicoba untuk mengatasi masalah ini, misalnya dengan

    menggunakan medan listrik untuk memandu CNT pada posisi tertentu selama penumbuhan dan

    deposisi (Zhang dkk, 2001), dengan perlakuan modifikasi permukaan (Liu dkk, 1999), atau

    seperti yang dilakukan di Fisika ITB dengan CVD plasma berfrekuensi tinggi (Sukirno dkk,

    2006). Meskipun perkembangan teknologi CNT begitu cepat, sebagaimana diuraikan di atas,

    permasalahan untuk memproduksi secara massal masih menjadi kendala di kalangan industri.

    Industri pembuat CNT yang cukup terkenal, yaitu Carbon Nanotechnologies Inc (CNI) yang

    didirikan oleh peraih nobel Rick Smalley, saat ini hanya mampu memproduksi 1 kilogram per-

    harinya. CNI menargetkan untuk memproduksi 450 kilogram dalam sehari pada tahun 2005,

    yang diharapkan akan mampu menurunkan harga jual. Perusahaan lainnya, Showa Denko KK di

    Kawasaki, Jepang, saat ini hanya mampu memproduksi sebanyak 4-5 kilogram CNT per hari.

    Dengan demikian, satu-satunya masalah yang menghambat CNT untuk segera diterapkan

    secara massal dalam dunia elektronik adalah proses pembuatannya. Meskipun sudah banyak

    http://andrycalongurukimia.files.wordpress.com/2011/05/capturebj.png
  • 8/11/2019 Makalah CNT

    21/23

    mimpi dan juga teori untuk membuat sebuah rangkaian elektronika yang murni CNT, tetapi

    selama proses fabrikasinya tidak berkembang maka keunggulan CNT hanya dapat terwujud

    dalam skala laboratorium, bukan untuk kebutuhan sehari-hari secara massal. Namun kita juga

    harus tetap optimis bahwa dengan perkembangan teknologi yang demikian pesatnya saat ini,

    mudah-mudahan suatu saat nanti CNT benar-benar dapat direalisasikan penggunaannya secara

    massal bagi kehidupan manusia.

  • 8/11/2019 Makalah CNT

    22/23

    KESIMPULAN

    Carbon nanotube (CNT ) adalah satu rantai atom karbon yang berikatan secara

    heksagonal berbentuk silinder tabung yang berdiameter 1-2 nanometer. Silinder tabung CNT ini

    memiliki panjang beberapa puluh mikrometer dengan ujung- ujungnya memiliki tutup seperti

    layaknya pil obat.

    CNT merupakan bahan seperti fiber namun memiliki kemampuan yang jauh lebih unggul

    karena memiliki sifat-sifat yang sangat menakjubkan, yaitu :

    1. Konduktivitas listrik lebih tinggi daripada tembaga

    2. Konduktivitas panas lebih tinggi daripda berlian

    3. Daya tahan terhadap temperatur tinggi

    4.

    Lebih ringan daripada aluminium

    5. Sifat elektronik dapat diatur (superkonduktor, semikonduktor dan insulator)

    6. Modulus young dan kekuiatan regang yang tinggi

    7. Keras, kuat tetapi mudah dibengkokkan

    8. Mempunyai fleksibilitas yang tinggi

    Penggunaan material CNT pada produksi alat-alat elektronik mengundang sangat banyak

    perhatian. CNT selain merupakan material yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan

    material lain juga memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga sangat efektif dan efisien untuk

    digunakan. Selain itu, CNT merupakan material yang sangat kuat dan memiliki usia operasi yang

    jauh lebih lama serta tidak mudah rusak karena berbenturan dengan material yang ingin

    dideteksi. Jadi, Carbon Nanotube merupakan material masa depan yang sangat potensial sebagai

    salah satu alternatif nanomaterial yang ada saat ini.

  • 8/11/2019 Makalah CNT

    23/23

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Kuwat Triyana. 2007, Penelitian dan perkembangan Smart Material dan Aplikasinya.

    Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Gajah Mada.

    2. H.W. Kroto. et al. 1985, C60-Buckiminsterfullerene, Nature, 318 (6042), 162-163.

    3. S. Iijima. 1991,Helical microtubules of graphitic carbon, Nature, 354 (6348), 56-58.

    4. Anonim. 2004, Nanoscience and nanotechnologies: Opportunities and uncertainties,

    5. Kusumadewi Anggraeni,Perangkat Memori Berbasis Carbon Nanotube: 2010

    6. Hill J.W dan Petrucci R.H.2002, General Chemistry : An Integrated Approach.3 rd Edition.

    New Jersey : Prentice Hall

    7. Nur Adrian, Paryanto, Jumari Arif, Dyartanti Endah Retno. 2007, Sintesis Karbon Nanotube

    dari Etanol Dengan Metode Chemical Vapor Deposition.Gema teknikNo.2/Tahun X Juli.

    8. Mintmire, JW; Dunlap, BI; White, CT (3 Februari 1992). Are Fullerene Tubules

    Metallic?.Physical Review Letters68 (5): 631634.

    9. T. W. Odom, H. Jin-Lin, P. Kim, C.M. Lieber,Atomic structure and electronic properties of

    single-walled carbon nanotubes, Nature, 391, 62-4.

    10.A Xiaolei Liu. 2006,A Dissertation Present : Synthesis, Devices and Applications of

    Carbon Nanotubes. Faculty of The Graduate School University of Southern California.

    11.V. Shanov, Yeo-Heung Yun , M. J. Schulz. 2006, Synthesis and Characterization of

    Carbon nanotube Materials (Review). Journal of the University of Chemical Technology

    and Metallurgy, 41, 4, 2006, 377-390

    12.Natiq Shouny Arief. 2008, Pengaruh Komposisi Ferrocene-Benzena pada Sintesis Carbon

    Nanotube dengan Metode Spray Pyrolysis.

    13.Purnomo Wahyu Chandra.2009, Karbon nanotube dengan doping nitrogen untuk sel bahan

    bakar yang murah. Diambil tanggal 30 Maret 2010 darihttp://www.Chemistry.org

    14.Yulianto Akhmad, Ahmad Ridwan T. Nugraha. 2009, Dari Sebatang Karbon..Diambil

    tanggal 28 Maret 2010 darihttp://1

    15.(Padang 2009 : Makalah Karbon nanotube Oleh: Andry Nurta Suhadi, Pembimbing :

    Dr.Syukri. Jurusan kimia UNIVERSITAS ANDALAS)

    16.http://andrycalongurukimia.wordpress.com/2011/05/07/karbon-nanotube-cnt_pembuatan-

    aplikasi-dan-perkembangannya/

    http://www/http://0.0.0.1/http://0.0.0.1/http://www/