Sintesis CNT Kelompok 12
-
Upload
andini-novia-ningrum -
Category
Documents
-
view
50 -
download
13
description
Transcript of Sintesis CNT Kelompok 12
SINTESIS NANOMATERIAL CARBON NANOTUBES (CNT) MENGGUNAKAN METODE SPRAY PYROLYSIS
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Sintesis Anorganik Semester Lima
yang Diampu oleh Bapak Pardoyo, S.Si, M.Si
OLEH:
Nurmanita Rismaningsih 24030112130087Isharyanti 24030112130132Selina Shofia Kumila 24030112130134
Alfiyatur Rohmah 24030112140135
JURUSAN KIMIAFAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Sintesis Nanomaterial Carbon Nanotubes (CNT) Menggunakan Metode
Spray Pyrolysis”.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Sintesis Anorganik di Universitas
Diponegoro. Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Pardoyo, S.Si, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Sintesis
Anorganik.
2. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Sintesis Anorganik.
3. Keluarga yang selalu mendukung penyusun.
4. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan makalah “Sintesis
Nanomaterial Carbon Nanotubes (CNT) Menggunakan Metode Spray
Pyrolysis”, yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penyusunan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semarang, Desember 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................ i
Lembar Pengesahan................................................................................................... ii
Daftar isi…................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang...................................................................................................1I.2 Rumusan masalah..............................................................................................2I.3 Tujuan Penulisan................................................................................................3I.4 Manfaat Penulisan..............................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Nanomaterial.....................................................................................................4 II.2 Carbon Nanotube (CNT)..................................................................................4
II.3 Metode Spray Pyrolisis.....................................................................................5 II.4 Kegunaan CNT.................................................................................................5 II.5 Karakteristik CNT............................................................................................6
BAB III PEMBAHASANBAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nanoteknologi di dunia saat ini berkembang begitu pesat. Saat ini,
nanoteknologi merupakan bidang penelitian yang sangat diminati untuk dikaji
secara lebih mendalam. Hal ini disebabkan oleh aplikasi nanoteknologi yang
mampu merambah ke berbagai aspek, seperti bidang elektronika, material,
biologi, kimia, kedokteran, militer dan lain-lainnya telah membuat nanoteknologi
semakin popular dan menjadi trend teknologi saat ini (Subagio dkk, 2013).
Nanoteknologi merupakan teknologi rekayasa material dalam skala nanometer
(nm) atau 10-9 m atau sepersemilyar meter. Suatu material yang berukuran
nanometer akan memiliki sifat atau karakteristik yang spesial dan dinilai lebih
efektif dalam penggunaannya di berbagai bidang. Salah satu nanomaterial yang
dapat diaplikasikan diberbagai bidang adalah carbon nanotubes (CNT)
Sejak ditemukan oleh Iijima, CNT mulai menarik perhatian para peneliti
untuk mengembangkannya karena mempunyi sifat mekanik. Magnetik dan
elektronik yang unik. Karena keunikan sifat tersebut menjadikan CNT
mempunyai keunggulan dan potensi yang besar untuk diaplikasikan di berbagai
bidang diantaranya: divais nanoelektronik, penyimpan hydrogen, superkapasitor,
dan lain-lain (Noor dkk, 2008).
Beberapa metode yang sudah ada untuk mensintesis CNT diantaranya
adalah electric discharge, laser ablation, chemical vapor deposition (CVD) dan
spray pyrolysis. Pembuatan CNT dengan menggunakan metode electric discharge
dan laser ablation menghasilkan kualitas yang baik dan kemurnian yang tinggi
namun memerlukan biaya yang besar dalam proses produksinya. Metode CVD
dapat menghasilkan CNT dengan kualitas yang baik dan biaya produksi yang
murah. Prinsipnya adalah dekomposisi termal senyawa hidrokarbon dengan
bantuan katalis partikel metal. Spray pyrolysis merupakan metode pembuatan
CNT yang sederhana namun dapat menghasilkan CNT dengan kualitas yang baik,
menggunakan benzene dan ferrocene yang kemudian diinjeksikan ke dalam
tungku pemanas. Metode ini juga dapat dilakukan di laboratorium Fakultas Sains
dan Matematika Universitas Diponegoro.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah:1. Bagaimana karakteristik CNT?2. Bagaimana langkah kerja sintesis CNT dengan menggunakan metode
Spray Pyrolysis?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk merancang metode kerja untuk mensintesis nanomaterial CNT dengan menggunakan spray pyrolysis.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah menjadi studi pustaka mengenai sintesis nanomaterial CNT menggunakan metode spray pyrolysis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nanomaterial
Nanomaterial adalah bidang ilmu material dengan pendekatan berbasis
nanoteknologi. Nanoteknologi adalah pembuatan dan penggunaan materi atau
devais pada ukuran sangat kecil. Materi atau devais ini berukuran antara (1–
100) nanometer. Satu nm sama dengan satu-per-milyar meter (0.000000001
m), yang berarti 50.000 lebih kecil dari ukuran rambut manusia. Ukuran (1–
100) nm ini disebut juga dengan skala nano (nanoscale). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa nanomaterial itu adalah bahan atau material yg berukuran
sangat kecil (skala nano) yaitu 1-100 nm.
Secara umum dapat disimpulkan sifat dari nanomaterial yang berkaitan
dengan atom permukaan adalah sebagai berikut:
1. Nanomaterial memiliki luas permukaan yang besar serta jumlah atom
dipermukaan yang besar.
2. Memiliki energi permukaan dan tegangan permukaan yang tinggi.
3. Permukaan dari partikel kristalin dengan ukuran nano cenderung
membentuk faset (permukaan yang tergosok rata)
4. Bidang faset cenderung tersusun dari bidang yang paling rapat.
5. Permukaan bersifat sangat reaktif dan mudah teroksidasi.
6. Perhatian perlu diberikan ketika menyimpan logam partikel nano
karena bisa terjadi ledakan.
2.2 Carbon Nanotubes (CNT)
Carbon nanotube (CNT) adalah sebuah bentuk kristal baru dari gugus
karbon, yang tersusun dari beberapa atom karbon berbentuk pipa dengan
diameter beberapa nanometer.
Sifat lain dari CNT adalah material ini memiliki nilai modulus Young
dan kekuatan meregang yang tinggi. Kedua sifat mekanik ini menyebabkan
CNT merupakan material yang sangat keras dan kuat tetapi mudah
dibengkokkan. Sebuah eksperimen dari Stanford University bahkan
melaporkan bahwa CNT mampu dibengkokkan sampai 1.200 dan
dikembalikan ke bentuk semula tanpa kerusakan sedikitpun. Sifat mekanik ini
akan membuat penghantar listrik yang dibuat dari bahan CNT akan memiliki
kelenturan yang tinggi, yang memungkinkan fleksibilitas dalam
pemakaiannya akan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jenis penghantar
tegangan tinggi yang ada saat ini (Yuliarto, 2003).
Gambar: Struktur tiga dimensi Carbon nanotube
2.3 Metode Spray Pyrolysis
Beberapa metode dikembangkan untuk menghasilkan nanotube karbon
dengan kualitas yang unggul di antaranya electric arc discharge, laser
ablation, dan catalytic chemical vapour deposition (CCVD). Aplikasi CNT
dalam Industri memerlukan produksi CNT dalam skala besar sehingga sangat
diharapkan CNT dapat diproduksi dengan biaya murah. Pembuatan CNT
dengan menggunakan metode arc discharge dan laser ablation menghasilkan
kualitas yang baik dan kemurnian yang tinggi namun memerlukan biaya yang
besar dalam proses produksinya sehingga tidak efektif untuk diproduksi
dalam jumlah besar dalam skala industri. Dari hasil beberapa penelitian,
dilaporkan bahwa pembuatan CNT dengan menggunakan metode CCVD
dapat menghasilkan nanotube karbon dengan kualitas yang baik dan biaya
produksi yang murah. Prinsip penumbuhan nanotube karbon dengan metode
CCVD adalah dekomposisi termal senyawa hidrokarbon dengan bantuan
katalis partikel metal (Noor dkk, 2009).
Spray pyrolysis merupakan salah satu tipe dalam metode CCVD dimana
sumber karbon dalam bentuk hidrokarbon cair berperan sebagai pelarut
katalis yang kemudian larutan tersebut diinjeksikan ke dalam tungku
pemanas. Spray pyrolysis merupakan metode yang sederhana dalam
menghasilkan CNT dengan kualitas yang baik, biaya produksi yang murah,
dan dapat diproduksi dalam skala besar (Noor dkk, 2009).
Beberapa keuntungan menggunakan proses spray pyrolysis adalah tidak
perlunya substrat katalis maupun gas hidrogen sebagai pembawa (carrier),
suhu pirolisis yang relatif rendah, tidak perlu pemvakuman sehingga
merupakan metode yang sederhana untuk diterapkan. Meskipun metode ini
lebih sederhana dibandingkan dengan metode CVD maupun laser ablation,
namun demikian diprediksi dapat digunakan untuk memproduksi material
CNT dalam skala yang besa alam bentuk serbuk. Material CNT dalam bentuk
serbuk dapat dijadikan sebagai material komposit yang mempunyai sifat lebih
ringan, konduktivitas listrik yang tinggi maupun modulus elastisitas sampai
orde TPa dibandingkan material lainnya (seperti, aluminium, tembaga, emas,
maupun silikon karbida). Dengan sifat-sifat yang dimiliki tersebut, maka
material CNT ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan (Subagio dkk,
2007).
2.4 Kegunaan CNT
Pada saat ini material carbon nanotubes (CNT) telah banyak
diaplikasikan untuk berbagai keperluan,misalnya untuk membuat divais
elektronik seperti transistor CNT- FET, biosensor, superkapasitor, baterai
atau penyimpan energi, maupun sebagai elektroda pada sistem elektrokimia
untuk desalinasi. Studi mengenai carbon nanotubes (CNT) telah berkembang
dengan cepat sebagai bagian dari riset nanoteknologi dewasa ini. Material ini
diketahui mempunyai sifat-sifat elektronik dan mekanik yang unik, dimana
tersusun dari unsur karbon (C) yang keberadaanya di alam diketahui sangat
melimpah dan diharapkan bisa menjadi material yang memiliki banyak
aplikasi (Subagio dkk, 2007).
Selain itu, kegunaan CNT yaitu CNT dengan doping nitrogen untuk sel
bahan bakar yang murah, sebagai baterai kertas, memori nonvolatile
berbasis CNT dengan lapisan oksida–nitrida–oksida sebagai charge trap.
2.5 Karakteristik CNT
a) Reaktivitas kimia
Reaktivitas kimia karbon nanotube akan meningkat sebanding
dengan hasil kenaikan arah kurvatur permukaan karbon nanotube. Oleh
karena itu, reaktifitas kimia pada bagian dinding karbon nanotube akan
sangat berbeda dengan bagian ujungnya. Diameter karbon nanotube yang
lebih kecil akan meningkatkan reaktivitas.
b) Sifat listrik dan konduktivitas elektrik
Karbon nanotube dengan diameter yang lebih kecil dapat menjadi
semi konduktor atau menjadi metalik tergantung pada vektor khiral.
Perbedaan konduktifitas ini disebabkan oleh struktur molekul.
Berdasarkan teori zat padat, para fisikawan berhasil memperoleh
fakta bahwa CNT memiliki kelakuan listrik yang “ganda”, yaitu sebagai
logam atau semikonduktor. Jika (n–m)/3 merupakan bilangan bulat, maka
CNT bersifat logam, sedangkan jika (n–m)/3 bukan bilangan bulat, maka
CNT bersifat semikonduktor. Menarik sekali karena ternyata kemampuan
hantaran listrik CNT, apakah sebagai logam atau semikonduktor, hanya
bergantung pada geometrinya.
Keunikan sifat listrik CNT pada dasarnya merupakan ‘turunan’
sifat dari struktur elektronik yang tidak biasa dari graphene dengan ikatan
karbon sp2. Graphene memiliki keadaan yang mampu menghantarkan
listrik dengan tingkat energi yang ada di perbatasan struktur elektronik.
Keadaan ini biasa disebut zero bandgap semiconductor atau semimetal
karena bersifat logam (konduktor) pada arah tertentu dan semikonduktor
pada arah lainnya.
Gambar : Geometri CNT
c) Kekuatan mekanik
Karbon nanotube mempunyai modulus Young yang sangat besar
pada arah aksialnya. Nanotube menjadi sangat fleksibel karena ukurannya
yang panjang. Karbon nanotube sangat potensial untuk aplikasi material
komposit sesuai dengan kebutuhan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Sintesis Nanomaterial Carbon Nanotubes (CNT) Menggunakan Metode Spray
Pyrolysis
Sintesis CNT dengan menggunakan metode spray pyrolysis membutuhkan
alat dan bahan sebagai berikut:
Alat :
Sistem spray pyrolysis
Sistem reflux yang digunakan untuk proses pemurnian CNT
Bahan:
ferrocene
Benzene
Larutan HNO3
Prosedur sintesis CNT menggunakan metode spray pyrolysis dilakukan
dengan menggunakan sistem reactor spray pyrolysis yang ditampilkan pada
gambar:
Sistem spray pyrolysis Sistem reflux
Gambar 1. Sistem reaktor spray pyrolysis yang digunakan dalam eksperimen.
Reaktor terdiri dari tungku pemanas dengan panjang 39 cm yang dilengkapi
dengan lapisan keramik dengan diameter 6,5 cm, pipa stainless steel dengan
panjang 143 cm dan lebar 2 cm. Alat suntik digunakan sebagai pembuat droplet
dengan kapasitas 10 ml. Dalam penumbuhan serbuk nanotube karbon, benzene
(C6H6, BR-0220 TEDIA) digunakan sebagai sumber karbon dan ferrocene
(Fe(C5H5)2) dengan kemurnian 98% Aldrich) sebagai katalis. Benzene dipilih
sebagai sumber karbon karena memiliki struktur hexagonal sehingga
memungkinkan nanotube karbon mudah terbentuk. Sedangkan ferrocene dipilih
sebagai katalis karena bersifat mudah larut dalam senyawa hidrokarbon.
Eksperimen dilakukan dengan memvariasikan massa ferrocene dalam 10 ml
benzene pada temperatur 850 °C.
Larutan benzene -ferrocene disemprotkan ke dalam pipa pemanas dengan
menggunakan alat suntik tanpa bantuan gas pembawa pada saat temperatur telah
mencapai 850 °C. Diharapkan larutan terperangkap di daerah panas. Oleh karena
itu posisi pipa diatur sedemikian rupa sehingga droplet jatuh di tempat yang
diharapkan. Lebar pipa yang hanya memiliki diameter 2 cm menyisakan celah
yang cukup lebar dari lapisan keramik pemanas. Untuk itu digunakan lapisan
isolator yang bertujuan untuk menahan panas agar tidak merambat ke sisi pipa di
luar tungku pemanas sehingga terjadi pemanasan optimal di dalam pipa. Setelah
larutan disemprotkan kemudian temperatur diturunkan hingga mencapai
temperatur ruang.
Hasil serbuk yang didapat kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan
SEM (Scanning electron Microscope) (JEOL JSM-6360 LA) dan EDX (Energy
Dispersive X-Ray) analysis.
Hal ini menunjukkan bahwa pemberian sedikit massa ferrocene
menyebabkan tidak terbentuknya nanotube karbon. Serbuk nanotube karbon
dengan diameter 40-90 nm diperoleh dengan penambahan ferrocene dengan massa
0,6 gram dalam 10 ml benzene. Diketahui bahwa partikel katalis memiliki peranan
penting dalam penumbuhan nanotube karbon. Ukuran partikel katalis sangat
berpengaruh pada diameter nanotube karbon yang terbentuk dimana diameter
nanotube karbon yang terbentuk semakin membesar seiring dengan penambahan
konsentrasi ferrocene. Dari gambar terlihat bahwa semakin besar massa ferrocene
yang ditambahkan pada 10 ml benzene, semakin besar pula diameter nanotube
karbon yang terbentuk hingga mencapai di atas 100 nm. Hasil yang didapat
menegaskan bahwa atom Fe dalam ferrocene adalah kunci yang memegang
peranan penting dalam proses pembentukan nanotube karbon.
Dalam pembentukan nanotube karbon, katalis memiliki peranan penting di
antaranya mengkatalisasi proses dehidrogenasi molekul benzene sehingga
menghasilkan ikatan heksagonal yang terdiri dari atom C. Ferrocene dengan
sifatnya sebagai katalis diketahui dapat menambah jumlah nanotube karbon yang
terbentuk. Selain itu ferrocene larut dalam senyawa non polar sehingga
menjadikan ferrocene sebagai kandidat utama katalis dalam pembentukan
nanotube karbon. Ferrocene akan terdekomposisi menjadi nanopartikel Fe dimana
akan berperan sebagai awal mula membentuk struktur tubular pada nanotube
karbon.
Dalam metode spray pyrolysis, nanotube karbon terbentuk dengan adanya
proses dekomposisi senyawa hidrokarbon sebagai sumber karbon dengan bantuan
metal transisi sebagai katalis. Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang
paling sering digunakan sebagai sumber karbon dalam pembuatan nanotube
karbon. Benzene dengan struktur kimia berbentuk heksagonal menjadikan
senyawa ini menjadi senyawa yang sering digunakan dalam membuat nanotube
karbon dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon lainnya. Kumpulan heksagon -
heksagon ini nantinya akan membentuk lembaran grafit yang kemudian tergulung
membentuk nanotube karbon.
Beberapa peneliti telah memodelkan mekanisme penumbuhan nanotube
karbon meskipun demikian mekanisme penumbuhan nanotube karbon masih
belum dapat dipahami secara mendalam meskipun sudah banyak kemajuan dalam
penelitian nanotube karbon.
Dalam spray pyrolysis, larutan benzene-ferrocene masuk ke dalam tungku
pemanas dalam fasa cair berupa droplet kemudian berubah menjadi fasa uap
karena adanya proses pemanasan di dalam tungku. Selama larutan benzene-
ferrocene dipanaskan di dalam tungku, molekul-molekul ferrocene dan benzene
akan putus secara termal kemudian akan terjadi beberapa reaksi diantaranya
dehidrogenasi, kondensasi cincin benzene dan cyclopentadiene, pembukaan cincin
benzene dan cyclopentadiene, agglomerasi atom Fe satu sama lain yang kemudian
membentuk cluster yang ukurannya dapat bertambah selama proses penumbuhan.
Ion Fe+2 akan tereduksi menjadi logam Fe dimana akan mengkatalisasi proses
dehidrogenasi benzene. Molekul-molekul benzene yang terdehidrogenasi tersebut
akan berikatan dengan molekul benzene terdehidrogenasi lainnya membentuk
lapisan grafit di permukaan cluster yang kemudian cluster akan bergerak
membentuk formasi silinder dan berakhir di ujung silinder sampai diameter
silinder yang terbentuk sama dengan dimeter cluster. Kondisi ini berlangsung
pada fasa uap. Ketika temperatur diturunkan terjadilah perubahan fasa menjadi
padat dalam bentuk nanotube karbon. Mekanisme penumbuhan nanotube karbon
tersebut ditunjukkan pada gambar.
Gambar . Mekanisme pembentukan CNT
Material CNT hasil sintesis dengan metode spray pyrolysis selanjutnya
dimurnikan menggunakan larutan HNO3 dengan dua metode, yaitu dicuci biasa
dan direflux. Pencucian biasa dilakukan dengan pengambilan 0,1 gram CNT,
kemudian dimasukkan ke dalam 25 ml larutan HNO3 dengan konsentrasi divariasi
25, 45 dan 65% di dalam gelas beker dan dilakukan pengadukan. Selanjutnya
didiamkan selama 30 menit.
Hasil pencucian disaring dengan kertas saring dan residunya dikeringkan
di dalam oven dengan temperatur 120°C selama 1 jam. Pencucian dengan reflux
dilakukan dengan 50 mL larutan HNO3 selama 4 jam pada temperatur 100°C.
Konsentrasi larutan HNO3 yang digunakan adalah 25, 45 dan 65%. Variasi
konsentrasi asam nitrat untuk mengoksidasi Fe pada CNT dilakukan, karena kerja
oksidasi asam nitrat bergantung pada konsentrasinya. Hasil refluks kemudian
disaring dan residunya dicuci menggunakan akuades sampai PH netral. CNT hasil
pemurnian kemudian dikeringkan di dalam oven dengan temperatur 120°C selama
semalam. Hasil pemurnian masing-masing metode selanjutnya dianalisis
menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Energy Dispersive X-
Ray Spectroscopy (EDS).
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Nanomaterial adalah bidang ilmu material dengan pendekatan
berbasis nanoteknologi. Nanoteknologi adalah teknologi untuk
merekayasa material dalam skala nanometer atau 10-9 m atau satu-
per-semilyar meter (0.000000001 m), yang berarti 50.000 lebih
kecil dari ukuran rambut manusia
2. Sintesis CNT dengan metode Spray Pyrolysis dilakukan dengan
menggunakan bahan Benzene sebagai hidrokarbon pembentuk
CNT dan Ferrocene sebagai katalis pada sistem reactor spray
pyrolysis dengan suhu 850°C.
3. Pemurnian hasil CNT dilakukan dengan larutan HNO3 pada sistem
refluks
B. Saran
1. Sintesis CNT dengan metode spray pyrolisis perlu dilakukan sesuai
prosedur kerja agar CNT memiliki kemurnian yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mikrajuddin. 2006. Pengantar Nanosains. Institut Teknologi Bandung Press. Bandung.
Noor, Fatimah A., Lizi L. Zaenufar, Yulkifli, Mikrajuddin Abdullah, Sukirno, dan Khairurrijal. 2008. Kajian Pembuatan Nanotube Karbon dengan Menggunakan Metode Spray Pyrolysis. Jurnal Nanosains & Nanoteknologi. Institut Teknologi Bandung.
Subagio, Agus, Pardoyo, Priyono, Rike Yudianti, Khasan Rowi, M. Imam Taufiq. 2013. Pemurnian Carbon Nanotubes menggunakan Larutan HNO3 dengan Metode Pencucian Biasa dan Reflux. Jurnal Fisika Indonesia No: 49, Vol XVII.