Makalah Case Kelompok Wulandari
description
Transcript of Makalah Case Kelompok Wulandari
MAKALAH KASUS KELOMPOK
Oleh :
Khoirul Ahmada Putra 1110103000042
Annissa Kallista 1110103000002
Deasy Rahmi Apsari 1110103000069
Pembimbing :
dr. W.D. Wulandari, Sp. KJ
KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRI RS.Dr. H. MARZOEKI MAHDI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
No. Rekam Medis : 31.62.89
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 05 Juli 1973
Umur : 42 Tahun
Agama : Islam
Suku bangsa /Negara : Sunda/ Indonesia
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan : Tidak bekerja
Tanggal Masuk RS : 6 Desember 2015
Masuk Bangsal Kresna : 6 November 2015
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan di IGD RS Marzoeki Mahdi pada 6 Desember 2015 secara
autoanamnesis dan aloanamnesis dengan ibu pasien.
A. Keluhan Utama
Pasien sering berbicara dan tertawa sendiri sejak 1 bulan lalu.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Aloanamnesis: Menurut keluarga pasien sejak 1 bulan yang lalu pasien mulai
berbicara sendiri, tampak murung, dan tertawa sendiri. Pasien juga sesekali
mengamuk jika pasien merasa terancam. Keluarga tidak tahu ada masalah pribadi atau
tidak. Menurut keluarga pasien, pasien pernah dirawat di RS Magelang tapi tidak
yakin kapan, kira- kira lebih dari 2 tahun yang lalu, obat yang diberikan juga keluarga
pasien tidak terlalu yakin.. Tidak ada riwayat kecelakaan atau penggunaan napza.
Makan dapat mandiri, namun pasien susah mandi dan beraktifitas.
Autoanamnesis: Pasien sering mendengar suara-suara yang berbicara, namun pasien
tidak dapat mengerti maksud dari suara-suara tersebut, pasien juga tidak yakinsuara
2
itu perempuan atau laki-laki, namun pasien percaya akan adanya suara tersebut.
Pasien menyangkal pernah melihat bayangan-bayangan. Pasien juga menyan gkal jika
ia sedang mengalami gangguan dan menyangkal bahwa ia pernah ke RS sebelumnya
karena gangguan ini.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat Psikiatri Sebelumnya
dua tahun yang lalu sempat mengalami gejala yang sama dan sudah dirawat di RS
Magelang
2. Riwayat Penyakit Medis Lainnya
Tidak terdapat riwayat penyakit medis pada sebelumnya. Pasien tidak ada riwayat
kecelakaan ataupun jatuh dan luka cedera di daerah kepala.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Menurut keluarga pasien, pasien tidak pernah mengonsumsi NAPZA sebelumnya.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1) Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien dilahirkan dalam kondisi kandungan cukup bulan, menurut ibu pasien, selama
kehamilan tidak ada infeksi. Proses kelahiran normal dan langsung menangis. Pasien
anak keempat dari delapan bersaudara.
2. Riwayat masa Kanak Akhir (pubertas dan remaja)
a. Hubungan sosial
Pasien bergaul dengan beberapa teman mainnya, hubungan antar saudara
dikatakan keluarga pasien cukup sering terjadi perselisihan.
b. Riwayat sekolah
Pendidikan terakhir pasien adalah SMA kelas dua, setelah itu bekerja sebentar dan
kemudian menanggur.
c. Perkembangan kognitif dan motorik
Pasien dapat membaca, menulis dan menjawab pertanyaan hitungan dasar.
d. Problem emosi atau fisik khusus remaja
3
Pasien tidak memiliki peristiwa emosi khusus dan tidak pernah terlibat
perkelahian.
e. Riwayat psikoseksual
Keluarga pasien tidak mengetahui apakah pasien memiliki kekasih saat usia
remaja.
f. Latar belakang agama
Pasien beragama Islam dan menjalankan sholat 5 waktu sewaktu pasien sehat.
Pasien bukan penganut aliran tertentu, pasien tidak ikut perkumpulan tertentu.
3. Riwayat Masa Dewasa.
a. Riwayat pekerjaan
Pasien sebelumnya pernah bekerja menjadi pengusaha sablon kemudian pasien
menghentikan usahanya karena usahanya tidak menghasilkan uang, setelah itu
pasien menganggur sampai sekarang.
b. Aktivitas sosial
Pasien keluar rumah untuk berkumpul bersama teman-temannya, pasien saat ini
tidak bekerja.
c. Riwayat kehidupan beragama
Pasien dan keluarganya beragama Islam. Menurut keterangan keluarga pasien,
pasien masih menjalankan shalat lima waktu saat sebelum pasien sakit.
d. Riwayat pelanggaran hukum
Menurut pengakuan keluarga pasien tidak pernah terlibat dalam proses pengadilan
yang berkaitan dengan hukum.
E. Riwayat Keluarga
Sejak lahir pasien diasuh oleh ibu dan ayahnya. Pasien anak keempat dari delapan
bersaudara. Pasien tinggal dengan kedua orang tua dan semua saudara kandungnya. Di
keluarga pasien tidak ada yang menderita gangguan jiwa.
4
Genogram keluarga pasien:
F. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien saat ini masih tinggal bersama orang tua dan saudara-saudaranya. Pasien
pernah bekerja di usaha sablon namun tidak menghasilkan uang dan kemudian
pasien menganggur hingga saat ini.
G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya dan Kehidupan
1. Impian: tidak ditanyakan.
2. Sistem nilai: pasien tidak tahu dirinya memilki gangguan kejiwaan.
3. Dorongan kehendak: Pasien ingin memukul ayahnya agar penyakitnya sembuh.
Pasien juga mengatakan ingin pulang.
4. Hal yang menjadi sumber kemarahan atau frustasi dan yang membuat bahagia
atau senang: pasien takut dijadikan tumbal oleh ayahnya.
5. Persepsi lingkungan terhadap dirinya:
Pasien merasakan dirinya dikelilingi oleh makhluk halus yang terus mengganggu
dan membisiki pasien bahwa dirinya adalah korban tumbal yang diberikan oleh
ayahnya.
III. STATUS MENTAL
5
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan Umum
Pasien seorang laki-laki, berusia 23 tahun, berpenampilan fisik sesuai dengan usianya.
Habitus atletikus. Kulit sawo matang. Rambut berwarna hitam. Kebersihan dan
kerapihan diri cukup baik. Pada bahu kiri pasien terapat tattoo bermotif abstrak
berwarna biru dan merah.
2. Kesadaran
a. Kesadaran neurologis/biologis:
Compos mentis
b. Kesadaran psikologis:
Terganggu
c. Kesadaran sosial:
Terganggu
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotorik
Pasien duduk tenang saat diwawancara namun saat menunggu obat dan tindakan
pasien tampak gelisah dan berjalan mondar mandir ingin pulang.
4. Pembicaraan
Volume suara cukup. Pembicaraan pasien cukup spontan. Saat diwawancarai pasien
menjawab setiap pertanyaan yang diajukan pemeriksa, namun sering kali pasien diam
dan melamun.
5. Sikap Terhadap Pemeriksa : Cukup kooperatif.
B. Alam Perasa
1. Afek : Datar
2. Mood : Hipotim
3. Keserasian : Serasi antara pembicaraan dengan ekspreksi wajah
C. Fungsi Intelektual
6
1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan:
- Taraf Pendidikan : SMA
- Pengetahuan Umum : Cukup baik (pasien dapat menyebutkan siapa nama
presiden sekarang)
- Kecerdasan : Cukup baik (pasien dapat menjawab beberapa
pertanyaan perhitungan sederhana)
2. Daya konsentrasi : Kurang baik (pasien tidak faham mengurangi 100 dengan 5
secara berurut)
3. Orientasi :
- Daya Orientasi Waktu : Kurang Baik (pasien dapat menyebutkan sekarang
siang atau malam, dapat mengidentifikasi tahun, namun tidak dapat dapat
mengidentifikasi bulan dan tanggal)
- Daya Orientasi Tempat : Baik (pasien mengetahui dirinya berada di Rumah
Sakit Marzoeki Mahdi dan berada di kota Bogor dan jauh dari rumahnya)
- Daya Orientasi Personal : Baik (Pasien mengetahui siapa yang memeriksanya).
4. Daya ingat:
- Daya Ingat Jangka Panjang : cukup baik (pasien ingat masa sekolah SMA, SMP
namun tidak ingat masa SD)
- Daya Ingat Jangka Pendek : Baik (Pasien ingat hari ini makan berapa kali dan
lauk makan apa saja)
- Daya Ingat Sesaat : Baik (Pasien mampu mengingat nama pemeriksa
setelah beberapa menit)
5. Pikiran Abstrak : Terganggu (Saat wawancara, pasien tidak dapat mengartikan
peribahasa ada gula ada semut dan tong kosong nyaring bunyinya, jawaban pasien:
bingung kemudian terdiam).
6. Kemampuan Menolong Diri : Baik (Pasien mandi dan makan sendiri)
7
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi Auditorik : Ada (suara makhluk halus yang mengatakan dirinya adalah
tumbal dari ayahnya)
Halusinasi Visual : Ada (makhluk halus yang menggoda pasien)
Halusinasi Taktil : Tidak ada
Halusinasi Olfaktoris : Tidak ada
Halusinasi Gustatoris : Tidak ada
Halusinasi Somatik : Tidak ada
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
E. Pikiran
1. Proses / Arus Pikir
- Produktivitas :Tidak spontan, lambat.
- Kontinuitas Pikiran : Inkoheren.
- Hendaya Berbahasa : Tidak ada
- Asosiasi longgar : Ada.
- Flight of idea : Tidak ada.
2. Isi Pikir
- Waham aneh (bizzare delusion) : Tidak ada.
- Waham kejar/persekutorik : Ada. Pasien merasa diikuti dan digoda oleh makhluk
halus yang mengatakan kepada pasien bahwa pasien
adalah tumbal.
- Waham kebesaran : Tidak ada
- Waham pengendalian : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls : Baik
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial
8
Baik (ketika diberi pertanyaan mengenai apakah marah-marah pada orang tua itu baik
atau tidak, pasien menjawab hal tersebut tidak baik).
2. Uji daya nilai
Terganggu (pasien bingun saat ditanya apa yang akan dilakukan dia melihat dompet
di jalan).
3. Penilaian realita
Terganggu (terganggu karena ditemukan adanya halusinasi auditorik, visual, dan
waham kejar).
H. Tilikan: Derajat I (Pasien mengatakan pasien tidak mengalami gangguan jiwa)
I. Taraf Dapat Dipercaya: dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tidak tampak sakit
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4M6V5
Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Napas : 20 kali/menit
Suhu : 36.40C
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, ptosis -/-, lagoftalmus -/-,
hematom periorbita -/-, oedema palpebra-/-
Mulut : Mukosa basah, sianosis(-), lidah kotor(-), oral hygene baik, karies (-)
THT
Telinga : Normotia, nyeri tekan tragus -/-, nyeri tarik -/-, nyeri tekan
retroaurikular -/-, sikatriks (-)
Hidung :Deviasi septum(-), saddle nose (-), hump nose (-),sekret (-) ,
rhinorrea(-)
Tenggorok : Faring hiperemis (-), T2-T2, uvula di tengah, refleks muntah (+)
9
Leher : Trakea teraba di tengah,pembesaran tiroid (-),nyeri tekan (-),
massa(-), JVP 5 -2 cm H2O, pembesaran KGB (-), pulsasi a.karotis
equal kanan/kiri
Jantung : Ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis tidak teraba, hematom (-)
Batas jantung kanan : ICS V garis sternalis kanan
Batas jantung kiri : ICS V garis midklavicula kiri
Batas pinggang : ICS II garis parasternalis kiri
Auskultasi : S1S2 normal, reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru : Simetris saat statis dan dinamis, ekspansi dada normal, vocal
fremitus simetris kanan-kiri, perkusi sonor di seluruh lapang paru,
vesikular +/+ , ronkhi -/-, wheezing -/-
Punggung : Columna vertebralis lurus di tengah, skoliosis (-),lordosis (-),
kifosis(-), gibbus (-), krepitasi (-)
Abdomen : Supel, tidak membuncit, massa (-), spider nevy (-), NE (-),
NT (-),NL (-), H/L tidak teraba, perkusi timpani, BU (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, edema-/-, CTR< 2s, turgor cukup,sianosis -/-
Pada lengan kiri atas terdapat tattoo bermotif abstrak berwarna merah
dan biru.
Kulit : Warna sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)
Status Neurologis
GCS : 15 (E4, M6, V5)
Kaku kuduk : (-)
Pupil :Bulat, isokhor, RCL +/+, RCTL +/+
Nervus kranialis : Normal
Motorik : Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-), spasme (-), tidak ada
gangguan keseimbangan dan koordinasi
Sensorik : Gangguan sensibilitas (-)
Refleks fisiologis : Normal
Refleks patologis : (-)
Gejala ekstrapiramidal : (-)
Gaya berjalan dan postur tubuh : Baik
Stabilitas postur tubuh : Baik
10
Tremor kedua tangan : (-)
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Tn. M, laki-laki berusia 43 tahun sejak 1 bulan yang lalu pasien mulai berbicara
sendiri, tampak murung, dan tertawa sendiri. Pasien juga sesekali mengamuk jika
pasien merasa terancam. Keluarga tidak tahu ada masalah pribadi atau tidak. Menurut
keluarga pasien, pasien pernah dirawat di RS Magelang tapi tidak yakin kapan, kira-
kira lebih dari 2 tahun yang lalu, obat yang diberikan juga keluarga pasien tidak
terlalu yakin.. Tidak ada riwayat kecelakaan atau penggunaan napza. Makan dapat
mandiri, namun pasien susah mandi dan beraktifitas. Pasien sering mendengar suara-
suara yang berbicara, namun pasien tidak dapat mengerti maksud dari suara-suara
tersebut, pasien juga tidak yakinsuara itu perempuan atau laki-laki, namun pasien
percaya akan adanya suara tersebut. Pasien menyangkal pernah melihat bayangan-
bayangan. Pasien juga menyan gkal jika ia sedang mengalami gangguan dan
menyangkal bahwa ia pernah ke RS sebelumnya karena gangguan ini.
Hasil pemeriksaan status mental menunjukan bahwa pasien berpenampilan
fisik sesuai dengan usianya. Kebersihan dan kerapihan diri cukup baik.. Pada saat
pemeriksaan pasien tampak tenang namun saat tidak diwawancara pasien tampak
gelisah. Volume suara pasien cukup. Pembicaraan pasien cukup spontan dan
kooperatif. Afek sesuai dan mood eutim. Terdapat gangguan daya nilai realita karena
terdapat halusinasi auditorik, dan waham referens. Proses fikir pasien koheren.
Hasil pemeriksaan fisik menunjukan tidak ada kelainan pada kondisi medis
umum.
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
Diagnosis Aksis I
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien tidak memiliki riwayat cedera
kepala sebelumnya, riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung ataupun tidak
langsung mempengaruhi fungsi otak juga tidak ditemukan pada pasien. Oleh karena itu,
gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.
Dari keterangan keluarga pasien, pasien tidak mengonsumsi obat-obatan terlarang dan
tidak ada penyakit. Keterangan juga hanya berasal dari keluarga pasien sedangkan tidak
11
adanya barang bukti, hasil pemeriksaan laboratorium darah dan urin yang dapat
menguatkan diagnosis. Oleh karena itu diagnosis F1 dapat disingkirkan.
Diagnosis lebih diberatkan pada F20.0 yaitu skizofrenia paranoid. Dari hasil
anamnesis ditemukan adanya halusinasi auditorik yang membuat pasien takut serta
waham referens yang merasa bahwa banyak orang yang membicarakan pasien, dan
pasien merasa terancam sehingga pasien susah mengendalikan emosinya dan mengamuk.
Diagnosis aksis II
Berdasarkan hasil anamnesis tidak didapati ciri kepribadian spesifik pada pasien,
sehingga diagnosis aksis II tertunda (R46.8).
Diagnosis aksis III
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, tidak ditemukan ada kelainan pada
kondisi medis umum sehingga tidak ada diagnosis pada aksis III.
Diagnosis aksis IV
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, ditemukan adanya masalah pada
psikososial dan lingkungan.
Diagnosis aksis V
Berdasarkan skala Global Assesment of Functioning (GAF) dalam satu tahun terakhir
atau the highest level past year (HLPY) didapatkan nilai 70 (beberapa gejala ringan
dan menetap, disabilitas dalam beberapa fungsi, secara umum masih baik). Skala
GAF pada saat pemeriksaan (current) didapatkan nilai 80 (Gejala minimal, berfungsi
baik, cukup puas, tidak lebih dari masalahharian biasa).
Skala GAF :
GAF HLPY : 70
Fungsi Pekerjaan :Pasien dapat melakukan pekerjaan rumah ringan
seperti menyapu, mencuci piring, mengepel lantai
Fungsi sosial/keluarga :Terdapat hendaya dalam bersosial (bergaul)
Fungsi perawatan diri : Baik
VII. PENATALAKSANAAN
Psikofarmaka :
Bertujuan untuk mengurangi gejala psikotik, menstabilkan mood, dan menangani
depresi pada pasien.
12
1. Clozapine 3 x 50 mg
Antipsikotik atipikal. Digunakan biasanya untuk menangnani skizofrenia,
menurunkan resiko bunuh diri pada pasien. Initial dose 3 x 12,5mg
maintenance dose:3 x 25 mg – 50 mg dosis maksimal 300-400mg.
2. Carbamazepin 2 x 200 mg
Golongan mood stabilizer yang dapat digunakan sebagai anti mania.
Psikoterapi :
- Psikoterapi suportif dengan memberikan pasien kesempatan untuk
menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien bahwa ia sanggup
menghadapi masalah yang ada.
- Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur walaupun pasien
terlihat sudah sehat dan sudah tidak ada gejala.
- Memberikan informasi bagaimana cara mengatasi bila muncul halusinasi dan
waham.
Sosioterapi :
- Memberi nasehat kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan pasien
dan selalu memberi dukungan kepada pasien, mengikut sertakan pasien
dalam kegiatan RSJ Marzoeki Mahdi agar dapat berinteraksi dengan baik,
juga pendalaman agama sesuai dengan kepercayaannya
- Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke RSJ Marzoeki Mahdi
yang terdekat dan mengambil obat secara teratur.
PROGNOSIS
Ad vitam : Ad bonam
Ad fungtionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
A. Faktor yang memperingan :
Tidak terdapat faktor herediter
Adanya dukungan keluarga
Gejala atau tanda neurologis (-)
13
B. Faktor yang memperberat :
Pasien tidak memiliki pasangan hidup
Awitan dimulai sebelum usia 30 tahun
Pasien tidak memiliki pekerjaan saat ini
Adanya riwayat penggunaan obat-obatan sebelumnya
C. Penyakit Penyerta
Tidak ada
14