Makalah budidaya tanaman semusim

17

Click here to load reader

Transcript of Makalah budidaya tanaman semusim

Page 1: Makalah budidaya tanaman semusim

MAKALAH BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM

PADI PASANG SURUT

DISUSUN OLEH:

ALI HAMJAH HARAHAP

EKA AGUSTIA

ARIYANTI

JANNATUL WARDIAH

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH

TANAH GROGOT

AKADEMIK 2015

Page 2: Makalah budidaya tanaman semusim

KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah SWT, makalah dengan judul “Budidaya Padi Pasang Surut” bisa kami

selesaikan dengan baik. Makalah ini kami susun berdasarkan beberapa referensi. Dalam

penyusunan makalah ini,bahasa yang kami gunakan adalah bahasa sehari-hari yang mudah

diserap oleh pembaca.

Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit kendala yang kami hadapi. Mulai dari tempat

tinggal kami yang saling berjauhan dan waktu yang terbatas. Namun berkat kerja keras dan

kemauan diantara teman kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Doa dari kedua

orang tua kami juga sangat mendukung dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan

tugas makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya,dan dapat

memberikan informasi bagi para pembaca.

Semoga makalah ini dapat membantu nilai tambah untuk mata kuliah tanaman semusim.

Penulis

Ttd

Page 3: Makalah budidaya tanaman semusim

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Padi merupakan tanaman pangan pokok di Indonesia yang sampai sekarang belum ada

produk substitusinya. Kebutuhan akan padi sangat besar di Indonesia. Hal ini disebabkan

oleh padi sebagai makanan pokok masyarakat. Banyak varietas padi yang sudah

dikembangkan di Indonesia. Karena Indonesia memiliki kondisi iklim yang berbeda

disetiap wilayah. Kebutuhan akan beras menyebankan banyak ilmuan mengembangkan

varietas padi guna memenuhi kebutuhan akan pangan. Diantaranya adalah padi pasang

surut. Padi pasang surut ini di kembangkan untuk daerah yang tidak memiliki irigasi yang

cukup.

Berbagai ilmu terapan sudah dikembangkan guna menyempurnakan padi pasang surut.

Yaitu dengan meningkatkan IP(indeks penaman). Pada kondisi air surut atau musim

kemarau air pada lahan padi pasang surut mengalami kekeringan. Pada kondisi inilah

para ahli pertanian menggunakan teknologi pengolahan lahan dengan menyediakan

irigasi dan menahan air untuk memastikan air cukup hingga musim panen tiba dan pada

saat musim kemarau.

Makalah ini juga kami susun berdasarkan referensi dan panduan dari dosen pembimbing

mata kuliah budidaya tanaman semusim. Padi merupakan tanaman pangan semusim. Hal

ini disekarenakan siklus hidup padi hanya sekali tanaman dari biji kembali kebiji lagi.

Usia padi tergantung verietasnya, umurnya padi berusia rata-rata 120 HST.

Page 4: Makalah budidaya tanaman semusim

B. RUMUSAN MAKALAH

Makalah ini kami susun dari berbagai referensi baik dari internet maupun buku-buku

literature lainnya. Banyaknya varietas padi yang sekarang berkembang menyesuaikan

kebutuhan dan kondisi lahan. Banyak varietas baru yang bermunculan,diantaranya adalah

padi pasang surut yang akan kami bahas dalam makalah ini. Dalam penulisan makalah ini

kami menitik beratkan pembahasan :

a. Bagaimana cara membudidayakan padi pasang surut?

b. Syarat tumbuh padi pasang surut

c. Bagaimana pengolahan lahan padi pasang surut?

d. Bagaimana cara penanaman hingga panen pada budidaya padi pasang surut?

C. TUJUAN MAKALAH

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas kelompok dari dosen pembimbing mata

kuliah budidaya tanaman semusim. Adapun tujuan makalah ini adalah:

a. Mengetahui cara membudidayakan padi pasang surut.

b. Mengetahui syarat tumbuh padi pasang pusut.

c. Mengatahui cara mengelolahan padi pasang surut.

d. Mengatahui cara penanaman hingga panen padi pasang surut.

Page 5: Makalah budidaya tanaman semusim

BAB II

PEMBAHASAN

A. PADI PASANG SURUT

Budidaya padi di lahan pasang surut memerlukan teknologi dan sarana produksi yang spesifik

karena kondisi lahan dan lingkungan tumbuhnya tidak sama dengan sawah irigasi. Lahan pasang

surut berbeda dengan lahan irigasi atau lahan kering yang sudah dikenal masyarakat.

Perbedaanya menyangkut kesuburan tanah, ketersediaan air dan teknik pengelolaannya.

Pengelolaan tanah dan air ini merupakan kunci keberhasilan usaha tani di lahan pasang surut.

Dengan upaya yang sungguh-sungguh lahan pasang surut ini dapat bermanfaat bagi petani dan

masyarakat luas.

Beberapa kendala ditemui di lahan pasang surut seperti kendala fisik (rendahnya kesuburan

tanah, pH tanah dan adanya zat beracun Fe dan Al), kendala biologi (hama dan penyakit) dan

kendala sosial ekonomi (keterbatasan modal dan tenaga kerja). Dengan melihat kendala yang

ada, maka dalam penerapannya memerlukan tindakan yang spesifik agar dapat memberikan hasil

yang optimal.

Adapun tujuan dari pengelolaan lahan adalah untuk mengatur pemanfaatan sumber daya lahan

secara optimal, mendapatkan hasil maksimal dan mempertahankan kelestarian sumber daya

lahan itu sendiri.

Produksi padi di wilayah pasang surut masih rendah. Hal ini dikarenakan intensitas penanaman

baru satu kali per tahun. Peningkatan intensitas tanam menghadapi kendala kurangnya tenaga

kerja dan periode budidaya yang pendek. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan ini

adalah dengan menerapkan system budidaya ratoon. Budidaya ratoon adalah budidaya padi

dengan memanfaatkan tanaman yang dipotong setelah panen untuk tumbuh kembali dan dapat

dipanen yang kedua kali. Budidaya padi ratoon memiliki beberapa keuntungan seperti

penghematan input produksi, tidak memerlukan pengolahan lahan, tidak perlu penanaman

kembali, waktu produksi 40% lebih singkat dari tanaman utama dan produksi bisa mencapai 50%

dari tanaman utama. Tetapi system budidaya seperti ini masih jarang diterapkan oleh petani

Page 6: Makalah budidaya tanaman semusim

karena masih terdapat beberapa kendala seperti belum adanya genotype yang adaptive untuk

budidaya ratoon, produksi yang rendah, permasalahan hama, penyakit dan gulma. Untuk itu

perlu dilakukan penelitian yang simultan untuk merakit paket teknologi budidaya ratoon, dimulai

dari seleksi varietas, perlakuan pemupukan, perlakuan phytohormone, sampai paket teknologi

pengendalian hama penyakit dan gulma. Perlakuan pemupukan dan phytohormone diarahkan

untuk memanipulasi pertumbuhan tanaman utama sehingga memiliki asimilat yang tinggi setelah

tanaman utama dipanen. Karena asimilat ini yang berperan utama dalam menentukan hasil.

Selanjutnya asimilat tersebut dipacu untuk ditranslokasikan secara maksimal ke bulir. Paket

teknologi ini juga akan dievaluasi dari sisi sosial ekonomi. Secara bersamaan, dilakukan juga

penelitian untuk merakit varietas padi untuk budidaya ratoon yang adaptive di lahan pasang

surut. Seleksi akan menggunakan karakter-karater penting padi ratoon sehingga seleksi menjadi

efisien dan efektif. Perakitan ini juga akan menggunakan teknik kultur polen yang dapat

menghasilkan tanaman yang homozygote. Dengan teknik ini maka proses prakitan varietas dapat

dipersingkat. Pada tahun ketiga paket teknologi yang sudah teruji akan didiseminasikan ke

pengguna. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan produksi padi pasang surut sebesar

50%, meningkatkan intensitas penggunaan lahan sebesar 100% dan menghemat penggunaan

input produksi dan waktu sebesar 40%.

Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam budi daya padi di lahan pasang surut beberapa hal

sangat penting untuk diperhatikan dan sangat dianjurkan yaitu :

B. KOMPONEN TEKNOLOGI PTT

Komponen PTT yang sangat direkomendasikan dalam budidaya padi di lahan pasang surut

meliputi :

a. Komponen utama ; terdiri dari varietas unggul yang sesuai dengan karakteristik lahan,

lingkungan setempat, rasa nasi dan sesuai dengan permintaan pasar, benih bermutu dan berlabel,

penggunaan pupuk organik, pengaturan populasi tanaman (legowo) 2 :1 atau 4 : 1, pemupukan

berdasarkan status hara P dan K dengan PUTS/PUTR dan urea berdasarkan BWD, pengendalian

hama dan penyakit secara terpadu serta tata air mikro.

Page 7: Makalah budidaya tanaman semusim

b. Komponen pilihan ; terdiri dari pengolahan lahan sesuai lahan, penanaman bibit muda (< 21

HSS), tanam 1 – 3 batang/lubang, penyiangan gulma serta panen dan gabah segera dirontok.

C. PENYIAPAN LAHAN

Lahan pasang surut lebih beragam dibanding lahan sawah irigasi oleh karena itu penyiapan

lahannya juga berbeda. Penyiapan lahan bisa dilakukan dengan TOT (tanpa olah tanah) dan

traktor.

Penyiapan lahan dengan tanpa olah tanah (TOT) dapat dilakukan pada lahan gambut atau lahan

sulfat masam yang memiliki lapisan pirit 0 – 30 cm dari permukaan tanah. Sedangkan penyiapan

lahan dengan traktor dapat dilakukan pada lahan-lahan potensial yang memiliki lapisan pirit atau

beracun lebih dari 30 cm dari pemukaan tanah.

D. VARIETAS UNGGUL

Varietas unggul merupakan salah satu komponen yang nyata dalam meningkatkan produksi

tanaman dan dapat diadopsi dengan cepat oleh petani. Banyak varieatas unggul lahan pasang

surut yang telah dikeluarkan oleh badan litbang pertanian sehingga petani dapat memilih benih

yang disukai dan sesuai dengan kondisi setempat.

E. BENIH BERMUTU

Penggunaan benih bermutu sangat dianjurkan karena akan menghasilkan bibit yang sehat dan

akar yang banyak, perkecambahan dan pertumbuhan yang seragam, saat bibit dipindah tanam

lebih cepat tumbuh dan akan menghasilkan produksi tinggi.

Untuk memperoleh benih yang baik dapat dilakukan dengan merendam pada air larutan garam 2

– 3 % atau larutan Za dengan perbandingan 20 gram Za/liter air. Dapat juga menggunakan garam

dengan indikator telur yang semula berada di dasar air setelah diberi garam telur terangkat ke

permukaan. Benih yang digunakan hanya benih yang tenggelam dan yang mengapung dibuang.

Setelah diangkat benih perlu dibilas dengan air agar garam tercuci.

Page 8: Makalah budidaya tanaman semusim

Pada daerah yang sering terserang penggerek batang dianjurkan melakukan perlakuan benih

menggunakan pestisida berbahan aktif fipronil.

Benih bermutu ditandai dengan sertifikat/label, memiliki daya tumbuh >90 % dan tidak

tercampur dengan jenis padi atau biji tanaman lain.

F. PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK

Bahan organik bermanfaat untuk memperbaiki kesuburan, kimia dan biologi tanah. Bahan ini dapat berupa kotoran hewan (pupuk kandang), sisa tanaman, pupuk hijau dan kompos sebanyak 5 ton/ha.

G. PERSEMAIAN

Jika tanpa olah tanah persemaian dapat dilakukan dengan persemaian kering dimana benih

langsung disemai tanpa direndam dulu. Setelah disemai tutupi dengan tanah halus atau abu

sekam.

Jika tanah diolah persemaian dapat dilakukan dengan persemaian basah. Buat bedengan

berlumpur di sawah dengan lebar 1 – 1,2 meter dan panjangnya 10 – 20 meter, tambahkan bahan

organik atau sekam sebanyak 2 kg per meter persegi. Persemaian dipagar plastik untuk

mencegah serangan hama tikus, selain itu persemaian dipupuk urea 20 – 40 gram/meter persegi.

H. PENANAMAN

Pelaksanaan penanaman dilakukan dengan menggunakan bibit muda (< 21 HSS) karena dengan

bibit muda akan memiliki kelebihan dimana bibit akan cepat pulih kembali karena adaptasi

lingkungannya relatif tinggi, akar akan lebih kuat dan dalam, tanaman akan menghasilkan

anakan lebih banyak, tanaman lebih tahan rebah dan kekeringan serta lebih efektif dalam

pemanfaatan hara.

Page 9: Makalah budidaya tanaman semusim

Tanam 1 – 3 batang perlubang agar tidak terjadi kompetensi yang tinggi dalam pemanfaatan hara

antar bibit dalam satu rumpun. Pada lahan pasang surut dengan tipe luapan A dan pada wilayah

endemik keong mas disarankan tidak menggunakan bibit muda.

Lakukan pengaturan populasi tanaman dengan sistem jajar legowo. Sistem ini merupakan salah

satu cara untuk meningkatkan populasi tanaman dan cukup efektif untuk mengurangi keong mas

dan tikus. Jajar legowo adalah pengosongan satu baris tanaman setiap dua baris (legowo 2 : 1)

atau empat baris (legowo 4 : 1) dan tanaman dalam barisan dirapatkan.

Sistem tanam jajar legowo memiliki keuntungan dimana semua barisan rumpun tanaman berada

pada sisi pinggir yang biasanya memberikan hasil lebih tinggi (efek tanaman pinggir),

pengendalian hama, penyakit dan gulma menjadi lebih mudah dilakukan, menyediakan ruang

kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpul keong, menekan tingkat keracunan besi dan

penggunaan pupuk lebih berdaya guna.

I. PEMUPUKAN

Pemupukan urea dilakukan dengan bantuan Bagan Warna Daun (BWD) sedangkan pemupukan

P dan K berdasarkan peta status hara P dan K atau hasil analisa tanah dengan menggunakan

perangkat uji tanah sawah (PUTS) atau perangkat uji tanah rawa (PUTR).

Pemupukan urea pertama pada umur 7 – 10 hari setelah tanam (HST) dengan dosis 50 – 70

kg/ha. Pemupukan urea susulan dilakukan dengan bantuan BWD yang didasarkan pada

kebutuhan riil tanaman yaitu 10 hari setelah pemupukan dasar dan diulang setiap 10 hari sekali

sampai umur 40 HST atau interval waktu yaitu pada umur 25 – 28 HST dan 38 – 42 HST.

Pemupukan Sp 36 dan KCl diberikan bersamaan dengan pemupukan urea pertama seluruhnya

kecuali jika dosis pupuk K 100 kg/ha atau lebih dapat diberikan dua kali yaitu setengah bagian

bersamaan dengan pemupukan urea pertama dan setengah bagian lagi pada umur 40 HST.

Metode diatas sudah melewati kajian yang dilakukan di lahan sawah pasang surut wilayah

Kalimantan Barat dengan menggunakan benih varietas unggul inpara 1, 2 dan 3. Produksi yang

dapat dicapai 5 – 6 ton/ha. Kesimpulannya bahwa dengan pengelolaan tanah, air dan pengunaan

Page 10: Makalah budidaya tanaman semusim

varietas unggul yang tepat maka usaha tani di lahan pasang surut dapat memberikan hasil

produksi yang optimal.

Varietas padi lahan pasang surut yang memiliki rasa pulen diantaranya inpara 2, lambur dan

mendawak.

J. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Hama-hama penting di lahan rawa, antara lain:

Hama tikus, penggerek batang, orong-orong perlu diwaspadai. Pengendalian dapat dilakukan

apabila hama telah merusak tanaman melebihi batas ambang ekonomis. Penyakit yang

diwaspadai? adalah penyakit blas, penggunaan varietas tahan dan pemupukan berimbang sebagai

upaya pengendalian penyakit blas ini.

Tikus : tindakan yang perlu dilakukan: sanitasi lingkungan, gropyokan massal, fumigasi,?

umpan beracun (rodentisida), pagar plastik dan dengan musuh alami: anjing, burung hantu dan

elang.

Orong-orong: pemberian umpan dari sekam? dicampur insektisida, penggunaan insektisida

berbahan aktif karbufuran atau fipronil

Pengendalian gulma

Areal tanam padi yang telah ditumbuhi gulma dengan penutupan > 25% sudah perlu

dikendalikan. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan cara menyiang dengan tangan atau

meng-gunakan alat penyiang gulma seperti landak atau gasrok (Gambar 4), atau menggunakan

herbisida berbahan aktif 2,4-D amina, al Panadin-24, DMA-6, Lindomil dosis 1,5-2,0 l/ha atau

jenis herbisida lainnya.

Page 11: Makalah budidaya tanaman semusim

K. PENYIANGAN

Lakukan penyiangan gulma pertama kali kurang dari 21 hari setelah tanam (HST) dan setelah itu

dilihat dari banyaknya gulma. Penyiangan dapat dilakukan secara mekanis misalnya

menggunakan mesin penyiang (power weeder) bila kondisi memungkinkan atau secara manual

dengan tangan. Bila kurang tenaga kerja dapat digunakan herbisida sesuai anjuran.

L. PANEN

Tanaman dipanen jika sebagian besar gabah (90 – 95%) telah bernas dan berwarna kuning. 

Panen dianjurkan menggunakan arit bergerigi untuk menggantikan ani-ani agar lebih cepat.  Jika

tenaga kerja terbatas maka panen juga dapat dilakukan menggunakan mesin panen (mower).  Jika

menanam varietas Inpara-3 sebaiknya jangan dipanen dengan mower karena gabahnya mudah

rontok.  Setelah dipanen segera secepatnya dilakukan perontokan menggunakan gebod,

pampung, atau power thresher untuk menghindari gabah menjadi hitam.

Page 12: Makalah budidaya tanaman semusim

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengelolaan tanah dan air ini merupakan kunci keberhasilan usaha tani di lahan pasang surut.

Dengan upaya yang sungguh-sungguh lahan pasang surut ini dapat bermanfaat bagi petani

dan masyarakat luas.

B. SARAN

Peningkatan intensitas tanam menghadapi kendala kurangnya tenaga kerja dan periode

budidaya yang pendek. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan

menerapkan system budidaya ratoon. Budidaya ratoon adalah budidaya padi dengan

memanfaatkan tanaman yang dipotong setelah panen untuk tumbuh kembali dan dapat

dipanen yang kedua kali. Budidaya padi ratoon memiliki beberapa keuntungan seperti

penghematan input produksi, tidak memerlukan pengolahan lahan, tidak perlu penanaman

kembali, waktu produksi 40% lebih singkat dari tanaman utama dan produksi bisa mencapai

50% dari tanaman utama.

Page 13: Makalah budidaya tanaman semusim

DAFTAR PUSTAKA

MS.purwono,budidaya 8 jenis tanaman pangan unggul,penebar swadaya,Depok:2007

www.wikipedia.com

https://sekarmadjapahit.wordpress.com/.../budidaya- padi-di-lahan - pasang ...

kalbar.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com...