Makalah Bromatometri
description
Transcript of Makalah Bromatometri
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Bromatometri
Bromatometri merupakan salah satu metode oksidimetri dengan dasar
reaksi dari ion bromat (BrO3). Oksidasi potensiometri yang relatif tinggi dari
sistem ini menunjukkan bahwa kalium bromat adalah oksidator kuat. Hanya saja
kecepatan reaksinya tidak cukup tinggi. Untuk menaikkan kecepatan ini titrasi
dilakukan dalam keadaan panas dan dalam lingkungan asam kuat. Adanya
sedikit kelebihan kalium bromat dalam larutan akan menyebabkan ion bromida
bereaksi dengan ion bromat, dan bromin yang dibebaskan akan merubah larutan
menjadi warna kuning pucat, warna ini sangat lemah sehingga tidak mudah untuk
menetapkan titik akhir. Bromin yang dibebaskan ini tidak stabil, karena
mempunyai tekanan uap yang tinggi dan mudah menguap, karena itu penetapan
harus dilakukan pada suhu terendah mungkin, serta labu yang dipakai untuk
titrasi harus ditutup.
Metode bromatometri ini terutama digunakan untuk menetapkan
senyawa-senyawa organik aromatis dengan membentuk tribrom substitusi.
Metode ini dapat juga digunakan untuk menetapkan senyawa arsen dan stibium
dalam bentuk trivalent walaupun tercampur dengan stanum valensi empat.
Pada percobaan misalnya digunakan bedak rodeca sebanyak 0,5 gram
dan asam salisilat sebanyak 40 mg. Kedua sampel tersebut dikerjakan sendiri-
sendiri. Sampel kemudian dilarutkan dengan kalium bromat sebanyak 15 ml
sebagai oksidatornya. Selanjutnya, larutan ditambahkan dengan asam klorida
pekat kira-kira sebanyak 3 pipet. Penambahan asam klorida pekat bertujuan
untuk memberikan suasana asam agar bromin dapat terbebas. Ketika asam
klorida pekat ditambahkan, maka brom akan dibebaskan. Setelah dicampur,
larutan tersebut kemudian ditutup kurang lebih selama 3 menit. Hal tersebut
ditujukan agar penguapan brom dapat dihindarkan. Setelah waktu penutupan
cukup, larutan ditambahkan larutan kalium iodida sebanyak 5 ml dan dilanjutkan
dengan penambahan kloroform sebanyak 5 ml. Penambahan kalium iodida
bertujuan untuk mengubah brom menjadi iodium sesuai dengan reaksi:
Br2 + 2KI → I2 + 2KBr
Sementara itu, penambahan kloroform bertujuan untuk melarutkan endapan
yang terjadi. Iodium yang terbentuk inilah yang selanjutnya akan dititrasi dengan
baku natrium tiosulfat.
Setelah dilakukan titrasi, maka dapat diperoleh volume natrium tiosulfat
yang digunakan hingga tercapainya titik akhir titrasi. Pada sampel bedak rodeca,
digunakan baku natrium tiosulfat sebanyak 10 ml, sedangkan pada sampel asam
salisilat, digunakan baku natrium tiosulfat sebanyak 4 ml. Titik akhir titrasi dapat
diketahui dengan adanya perubahan warna sebagai tanda berakhirnya titrasi,
dan dalam praktikum yang dilakukan terjadi perubahan warna dari kuning
menjadi hijau. Perubahan warna ini dapat terjadi dengan menambahkan
indikator. Indikator yang biasa digunakan dalam percobaan bromatometri atau
dalam titrasi tidak langsung adalah indikator kanji. Indikator amilum dipakai untuk
titrasi redoks yang melibatkan iodine. Amilum dengan iodine membentuk
senyawa kompleks amilum-iodin yang bewarna biru tua. Pembentukan warna ini
sangat sensitive dan terjadi walaupun I2 yang ditambahkan dalam jumlah yang
sangat sedikit.
Percobaan yang telah dilakukan ini merupakan salah satu jenis dari titrasi
tidak langsung, sebab larutan tidak dapat langsung dititrasi dengan natrium
tiosulfat. Titrasi dapat dilakukan dengan adanya brom berlebih. Adanya brom
tidak langsung dititrasi dengan natrium tiosulfat dikarenakan perbedaan
potensialnya yang sangat besar, akibatnya jika brom langsung dititrasi dengan
natrium tiosulfat maka yang dihasilkan tidak hanya tetraionat (S4O62-) tetapi juga
sulfat (SO42-) bahkan mungkin sulfida yang berupa endapan kuning.
2.2. SKEMA TITRASI
BROMATOMETRI
A.isoniazid
Timbang bahan 10 mg
Larutkan bahan 10 ml air suling.
Ditambah KI 10% b\v.
Tambah kBrO3 5ml sebagai oksidator.
Diamkan di tempat gelap selama 5
menit.
Ditambahkan 2 ml HCL pekat.
Tambah kBr 5 gram.
Selesai
Dititrasi dengan natrium trosianat hingga kuning dan
sampai tak berwarna
B. NA-salsila
tTimbang bahan 30 mg
Larutkan bahan 10 ml air.
Titrasi dengan natriun
triosionat hingga
berwarna kuning
kemudian tidak berwarna.
Ditambah 30ml KBr dan 5ml HCL pekat
Ditambah 5ml kloroform.
Ditambah 10 ml KI 10% b\v. kemudian kocok.
Diamkan di tempat gelap selama 5 menit.
Selesai
C.
BAB III
Asetanilid
Timbang bahan 30 mg
Larutkan bahan 20 ml air.
Titrasi dengan natriun
triosionat hingga
berwarna kuning
kemudian tidak berwarna.
Ditambahkan 5 ml HCL 0,04 N, dipanaskan
sampai 10 menit
Ditambah 15 ml KI 10% b\v.
Ditambahkan 0,1 g KBr, 10 ml KbrO3
Selesai
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.1.1. Bromatometri merupakan salah satu metode oksidimetri dengan dasar
reaksi dari ion bromat (BrO3). Oksidasi potensiometri yang relatif tinggi dari
sistem ini menunjukkan bahwa kalium bromat adalah oksidator kuat. Hanya saja
kecepatan reaksinya tidak cukup tinggi. Untuk menaikkan kecepatan ini titrasi
dilakukan dalam keadaan panas dan dalam lingkungan asam kuat. Adanya
sedikit kelebihan kalium bromat dalam larutan akan menyebabkan ion bromida
bereaksi dengan ion bromat, dan bromin yang dibebaskan akan merubah larutan
menjadi warna kuning pucat, warna ini sangat lemah sehingga tidak mudah untuk
menetapkan titik akhir. Bromin yang dibebaskan ini tidak stabil, karena
mempunyai tekanan uap yang tinggi dan mudah menguap, karena itu penetapan
harus dilakukan pada suhu terendah mungkin, serta labu yang dipakai untuk
titrasi harus ditutup.
3.2. Saran
3.2.1. Bagi para mahasiswa agar dapat memahami titrasi dengan cara
bromatometri.
3.2.2. Kepada para dosen agar dapat membimbing para mahasiswa untuk
lebih dapat memahami prosedur dan tata cara analisis dengan cara
bromatometri, misalnya dengan mengadakan praktikum
DAFTAR PUSTAKA
1. Wunas, J., Said, S., (1986), “Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif”< UNHAS,
Makassar, 122-123
2. Underwood, A.L., day, RA., (1993), “Analisa Kimia Kuantitatif”, Edisi VI, Alih
Bahasa : S. Iis, Erlangga, Surabaya, 302-304
3. Dirjen POM, (1994), “Farmakope Indonesia”, edisi IV, Depatemen Kesehatan
RI., Jakarta, 649
4. http://punyaastrid.blogspot.com/2011/07/laporan-titrasi-bromatometri.html