Makalah Blok 8

43
Struktur dan Mekanisme Kerja Pembuluh Balik Fahala Lamboi Sihaloho(102013424) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat, 11470 Email : [email protected] ABSTRAK Jantung adalah organ utama yang fungsional. Semua jaringan tubuh secara konstan bergantung pada aliran darah yang dihasilkan oleh jantung dengan cara berkontraksi atau berdenyut. Jantung mendorong darah melintasi pembuluh darah untuk disalurkan ke jaringan dalam jumlah yang memadai, baik tubuh dalam keadaan istirahat atau sedang melakukan kegiatan berat. System sirkulasi pada tubuh manusia dibagi menjadi dua macam yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal. System sirkulasi utama pada sirkulasi dari ventrikel kiri, darah dipompa melalui arteri dan arteriol menuju kapiler, tempat terjadinya keseimbangan dengan cairan intersitium, darah di kapiler bermuara ke vena melalui venule dan akhirnya kembali ke atrium kanan. Dari atrium kanan, darah mengalir ke ventrikel kanan yang akan memompa darah melalui pembuluh darah di paru-paru, ke atrium kiri kemudian ventrikel kiri. Dalam proses tersebut juga diperlukan peranan enzim – enzim pada jantung, juga terdapat beberapa peranan dalam mekanisme aliran darah berupa epitel, vena, kapiler dan lain – lain. Kata kunci: jantung, vena, arteriol ABSTRACT

description

Makalah blok 8 ukrida

Transcript of Makalah Blok 8

Struktur dan Mekanisme Kerja Pembuluh Balik Fahala Lamboi Sihaloho(102013424)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat, 11470Email : [email protected]

ABSTRAK

Jantung adalah organ utama yang fungsional. Semua jaringan tubuh secara konstan bergantung pada aliran darah yang dihasilkan oleh jantung dengan cara berkontraksi atau berdenyut. Jantung mendorong darah melintasi pembuluh darah untuk disalurkan ke jaringan dalam jumlah yang memadai, baik tubuh dalam keadaan istirahat atau sedang melakukan kegiatan berat. System sirkulasi pada tubuh manusia dibagi menjadi dua macam yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal. System sirkulasi utama pada sirkulasi dari ventrikel kiri, darah dipompa melalui arteri dan arteriol menuju kapiler, tempat terjadinya keseimbangan dengan cairan intersitium, darah di kapiler bermuara ke vena melalui venule dan akhirnya kembali ke atrium kanan. Dari atrium kanan, darah mengalir ke ventrikel kanan yang akan memompa darah melalui pembuluh darah di paru-paru, ke atrium kiri kemudian ventrikel kiri. Dalam proses tersebut juga diperlukan peranan enzim enzim pada jantung, juga terdapat beberapa peranan dalam mekanisme aliran darah berupa epitel, vena, kapiler dan lain lain.Kata kunci: jantung, vena, arteriolABSTRACT

The heart is the main organ that is functional. All body tissues are constantly dependent on blood flow produced by the heart by way of contract or pulsed. Heart pushes blood veins to be distributed across the network in sufficient quantity, either the body in a state of rest or doing strenuous activity. Circulatory system in the human body is divided into two kinds, namely the systemic circulation and pulmonary circulation. The main circulation system on the circulation of the left ventricle, blood is pumped through the arteries and arterioles to the capillaries, where the balance with intersitium fluid, blood empties into the vein through a capillary venules and finally back to the right atrium. From the right atrium, the blood flows into the right ventricle to pump blood through the blood vessels in the lungs, the left atrium to the left ventricle then. In the process also takes the role of enzymes - enzymes in the heart, there are also some role in the mechanism of blood flow in the form of epithelium, veins, capillaries, and others.Keywords: heart, veins, arterioles

PendahuluanJantung adalah suatu organ yang merupakan bagian dari suatu system adalah tubuh manusia yang ikut berperan dalam mekanismeuntuk mempertahankan homeostatis. Sistem yang dimaksud adalah system yang dimaksud adalah system kardiovaskular. Sistem kardiovaskular dikenal juga sebagai system antung pembuluh darah.Manusia membutuhkan zat-zat essensial seperti nutrisi serta O2 untuk dapat tetap hidup, dan nutrisi serta O2 tersebut harus didapatkan oleh semua bagian tubuh manusia. Manusia memiliki system yang tersebar hampir di seluruh semua bagian tubuhnya, System sirkulasi adalah system pengangkut yang menyalurkan O2 dan berbagai zat yang diabsorbsi saluran cerna ke jaringan, serta membawa kembali CO2 ke paru dan hasil metabolisme lainnya ke ginjal. System sirkulasi pada tubuh manusia dibagi menjadi dua macam yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal. System sirkulasi juga berperan dalam pengaturan suhu tubuh dan mendistribusi hormone serta berbagai zat lain yang mengatur fungsi sel. Sistem sirkulasi yang berperan dalam proses homeostasis dengan berfungsi sebagai system transportasi tubuh terdiri dari jantung, pembuluh darah dan darah, semuanya saling berkesinambungan sehingga jika terjadi kerusakan salah satu dari bagian tersebut maka akan mengakibatkan gangguan-gangguan pada tubuh.

Struktur Makroskopik Vaskularisasi Ektermitas InferiorEkstermitas inferior terbagi menjadi regio glutealis, femoralis, cruralis, dan pedis. Fungsi utama dari ektremitas inferior adalah untuk menyangga berat tubuh ketika berdiri, dan untuk menggerakkan tubuh melintasi ruang. Suplai vaskuler bagi sendi coxae didominasi melalui cabang-cabang arteria obturatoria, arteria circumflexa femoris medialis dan arteria circumflexa femoris lateralis, arteria glutea superior dan arteria glutea inferior serta arteria perforans pertama dari arteria profunda femoris. Cabang articularis pembuluh-pembuluh darah ini membentuk anyaman disekitar sendi. Vaskularisasi ekstremitas inferior dapat dilihat pada gambar dibawah ini.1

Gambar 1. Arteri-Arteri Ekstremitas Bawah Sisi Kanan Ventral

Gambar 2. Arteri-Arteri Ekstremitas Bawah Sisi Kanan Dorsal

Gambar 3. Vena-Vena Ekstremitas Bawah

Arteria utama yang meyuplai ekstremitas inferior adalah arteria femoralis yang merupkan lanjutan arteria iliaca externa di abdomen. Arteria iliaca externa berubah menjadi arteria femoralis ketika pembuluh darah tersebut lewat dibawah ligamentum inguinale untuk memasuki trigonumm femorale pada aspectus anterior regio femoralis. Cabang-cabang tersebut menyuplai sebagian besar regio femoralis dan seluruh regio crralis dan pedis.1 Arteria glutea superior dan arteria glutea inferior berasal dari cavitas pelvis sebagai cabang-cabang arteria iliaca interna dan menyuplai regio glutealis. Arteria glutea superior meninggalkan pelvis melalui foramen ischiadicum mejuas di atas musculus piriformis dan arteria glutea inferior meninggalkan pelvis melalui foramen yang sama, tetapi dibawah musculus piriformis. Arteria obturatoria juga merupakan abang arteria iliaca interna pada cavitas pelvis dan berjalan melalui canalis obturatorius untuk memasuki dan menyuplai kompartemen medialis regio femoralis. Cabang-cabang arteria femralis, arteria glutea inferior, arteria glutea superior, dan arteria obturatoria, bersama dengan cabang-cabang dari arteria pudenda interna perineum, saling berhubungan untuk membentuk anyaman anastomosis pada regio femoralis bagian atas dan regio glutealis. Dengan adanya saluran anastomosis tersebut memungkinkan tersedianya sirkulasi kolateral apabila salah satu pembuluh darah terganggu.1Venae yang melakukan drainase ekstremitas inferior adalah kelompok venae superficiales dan venae profundae. Venae profundae umumnya mengikuti arteriae (femoralis, glutea superior, glutea inferior dan obturatoria). Vena profunda utama yang melakukan drainase ekstremitas adalah vena femoralis. Vena femoralis menjadi vena iliaca externa ketika lewat dibawah ligamentum inguinale untuk memasuki abdomen. Venae superficialis terletak di jaringan ikat subcutaneus dan saling berhubungan dan akhirnya bermuara ke dalam venae profundae. Venae superficialis membentuk dua saluran utama yaitu vena saphena magna dan vena saphena parva yang berasal dari arcus venosus dorsalis pedis.1 Vena saphena magna berasal dari sisi medial arcus venosus dorsalis pedis dan kemudia berjalan naik di sisi medial regio cruralis, genus, dan regio femoralis untuk berhubungan dengan vena femoralis tepat di inferior ligamentum inguinale. Vena saphena parva berasal dari sisi lateral arcus venosus dorsalis pedia, berjalan naik di permukaan posterior regio cruralis dan kemudian menembus fascia dalam untuk bergabung dengan vena poplitea di posterior terhadap genus, di proximal genus, vena poplitea akan menjadi vena femoralis.1Arteria glutea inferior berawal dari truncus anterior arteria iliaca interna didalam cavitas pelvis. Arteria glutea inferior meninggalkan cavitas pelvis melalui foramen ischiadicum majus di inferior dari musculus piriformis. Arteria glutea inferior menyuplai musculi di dekatnya dan berjalan turun melalui regio glutealis dan menuju regio femoralis posterior untuk menyuplai struktur-struktur di dekatnya dan beranastomosis dengan cabang-cabang perforantes arteria femoralis. Arteria glutea inferior juga menyuplai sebuah cabang menuju nervus ischiadicus (arteria comitans nervi isciadici).1Arteria glutea superior berawal dari truncus posterior arteria interna di dalam cavitas pelvis. Arteria glutea superior meninggalkan cavitas pelvis melalui foramen ischiadicum majus diatas musculus piriformis. Pada glutealis, arteria glutea superior terbagi menjadi sebuah ramus superficialis dan sebuah ramus profundus. Ramus superficialis berjalan pada permukaan dalam musculus gluteus maximus. Ramus profundus berjalan diantara musculus gluteus medius dan musculus gluteus minimus. Selain untuk musculi di dekatnya, arteria glutea superior berkontribusi utnuk menyuplai sendi coxae. Cabang-cabang arteria glutea superior juga beranastomosis dengan arteria circumflexa femoris lateralis dan arteria cirumflexa femoris medialis dari arteria pforunda femoris pada regio femoralis dan dengan arteria glutea inferior.1Vena glutea inferior dan vena glutea superior mengikuti arteria glutea inferior dan superior menuju pelvis untuk bergabung dengan pelxus venosus di dalam pelvis. Ke arah perifer, venae beranastomosis dengan venae glutea superficialis, yang akhirnya bermuara ke anterior menuju vena femoralis.1Arteria femoralis merupakan lanjutan arteria iliaca externa dan berawal ketika arteria iliaca externa lewat di bawah ligamentum inguinale untuk memasuki trigonum femorale pada aspectus anterior regio femoralis dibagian atas. Arteria femoralis berjalan secara verticalis melalui trigonum femorale dan kemudian berjalan menurunni regio femoralis pada canalis adductorius. Arteria femoralis meninggalkan canalis dengan melalui hiatus adductorius pada musculus adductor magnus dan menjadi arteria poplitea dibelakang genus. Suatu kelompok empat cabang kecil yaitu arteria epigastrica superficialis, arteria circumflexa iliaca superficialis, arteria pudenda externa superficialis, dan arteria pudenda externa profundus. Berasal dari arteria femoralis di dalam trigonum femorale dan menyuplai daerah kulit pada regio femoralis bagian atas, abdomen bagian bawah, dan perineum.1Cabang terbesar arteria femoralis pada regio femoralis adalah arteria profunda femoris, yang berasal dari sisi lateral arteria femoralis didalam trigonum femorale dan merupakan sumber suplai darah utama untuk regio femoralis. Arteria profunda femoris segera melewati ke posterior diantara musculi pectineus dan adductor longus dan kemudian diantara musculi adductor longus dan adductor brevis, kemudian berjalan ke inferior diantara adductor longs dan adductor magnus, akhirnya menembus adductor magnus untuk berhubungan dengan cabang-cabang arteria poplitea dibekang genus. Arteria profunda femoris memiliki cabang-cabang arteria circumflexa femoris lateralis dan medialis dan tiga arteriae perforantes.1 Arteria circumflexa femoris lateralis berasal di bagian proximal dari sisi lateral arteria profunda femoris, namun dapat langsung berasal dari arteria femoralis. Arteria circumflexa femoris lateralis berjalan di sebelah dalam dai sartorius dan rectus femoris dan terbagi menjadi tiga cabang terminal yaitu satu pembulu darah (ramus ascendens) berjalan naik ke lateral di sebelah dalam dari musculus tensor fascia latae dan berhubungan dengan cabang arteria circumflexa femoris medialis untuk membentuk suatu saluran, yang melingkari collum osssis femoris dan menyuplai collum dan caput ossis femoris.1Satu pembuluh darah (ramus descendens) berjalan turun disebelah dalam dari rectus femoris, menembus musculus vastus lateralis dan berhubungan dengan cabang dari arteria poplitea di dekat genus. Dan satu pembuluh (ramus transversus) berjalan ke arah lateral untuk menembus vastus lateralis dan kemudian melingkar di sekitas corpus osssis femoris bagian proximal untuk beranastomosis dengan cabang-cabang dari arteria circumflexa femoris medialis, arteria glutea inferior dan arteria perforantes pertama untuk membentuk anastomosis cruciatum di sekitar pelvis.1 Arteri circumflexa femoris medialis berasal di bagian proximal dari aspectus posteromedialis arteria profunda femoris, namun dapat berasal dari arteria femoralis. Arteria circumflexa femoris medialis berjalan ke medial di sekitar corpus osssis femoris, pertama-tama di atanara musculi pectineus dan iliopsoas dan kemudian diantara musculi obturator externus dan adductor brevis. Di dekat tepi adductor brevis, pembuluh darah tersebut mengeluarkan sebuah cabang kecil, yang memasuki sendi coxae melalui incisura acetabuli dan beranastomosis dengan ramus acetabuli arteria obturatoria. Batang utama arteria circumflexa femoris medialis berjalan diatas tepu superior dari adductor magnus dan terbagi menjadi dua cabang utama di sebelah dalam dari musculus quadratus femoris.1 Satu cabang berjalan naik menuju fossa trochanterica dan berhubungan dengan cabang-cabang arteria glutealis dan arteria circumfelxa femoris lateralis. Cabang yang lainnya berjalan ke lateral untuk berpartisipasi dengan cabang-cabang arterua circumflexa femoris lateralis, arteria glutea inferior, dan arteria perforantes pertama dalam membentuk suatu jalinan anastomosis pembuluh-pembuluh darah di sekitar pelvis. Tiga arteri perforantes bercabang dari arteria profunda femoris ketik arteria profunda femoris berjakan turun di aterior terhadap musculus adductor brevis, cabang pertama berpangkal di atas musculus, cabang kedua berpangkal di anterior musculus, dan cabang ketiga berpangkal di bawah musculus. Ketiganya menembus adductor magnus di dekat perlekatannya pada linea aspera untuk memasuki dan menyuplai kompartemen posterior regio femorais. Disini, pembuluh-pembuluh darah tersebut memiliki ramus ascendens dan ramus descendens, yang saling berhubungan untuk membentuk saluran longitudinal, yang berpartisipasi diatas untuk membentuk suatu jalinan anastomosis pembuluh-pembuluh darah di sekitar pelvis dan ke inferior beranastomosis dengan cabang-cabang arteria poplitea di belakang genus.1Arteria obturatoria berasal sebagai cabang arteria iliaca interna didalam cavitas pelvis dan memasuki kompartemen medialis regio femoralis melalui cabalis obturatorius. Ketika arteria obturatoria berjalan melalui canalis, arteria ini bercabang dua menjadi sebuah ramus anterior dan sebuah ramus posterior, yang bersama-sama membentuk suatu saluran yang mengelilingi tepi membrana obturatoria dan terletak di dalam tempat lekat musculus obturator externus. Pembuluh-pembuluh darah yang berasal dari ramus anterior dan ramus posterior menyuplai musculi di dekatnya dan beranastomosis dengan arteria glutea inferior dan arteria circumflexa femoris medialis. Selain itu, sebuah ramus actebularis berasal dari ramjus posterior, memasuki sendi coxae melalui incisura acetabuli dan berkontribusi menyuplai caputn ossis femoris.1Vena pada regio femoralis terdiri dati venae superficialis dan venae profundae. Umumnya venae profundae mengikuti arterianya dan memiliki nama serupa. Venae superficiales terletak pada fascia superficialis, saling berhubungan dengan venae profundae, dan umumnya tidak menyertai arteriae. Venae suprficialis terbesar pada regio femoralis adalah vena saphena magna. Vena saphena magna berasal dari arcus venosus pada aspectus dorsalis pedis dan berjalan naik di sepanjang sisi medial ekstremitas inferior menuju regio femoralis bagian proximal. Di sini vena saphena magna berjalan melalui hiatus saphenus pada fasvia profundus, yang membungkus regio femoralis anterior untuk berhubungan dengan vena femoralis di dalam trigonum femorale.1 Suplai vaskuler untuk sendi genus di dominasi oleh ramus descendens dan ramus genicularis dari arteria femoralis, arteria poplitea dan arteria circumflexa femoris lateralis pada regio femoralis dan ramus atau arteria circumfelxus fibularis dan ramus reccurens dari arteria tibialis anterior pada regio cruralis. Pembuluh-pembuluh darah tersebut membentuk suatu jalinan anastomosis di sekitar sendi.1Arteria poplitea merupakan suplai darah utama untuk regio cruralis dan pedis dan memasuki kompartemen posterior regio cruralis melalui fossa poplitea di belakang genus. Arteria poplitea berjalan menuju kompartemen posterior regio glutea cruralis diantara musculus gatrocnemius dan musculus popliteus. Ketika berlanjut ke arah inferior arteria poplitea berjalan dibawah arcus tendineus yang terbentuk di antara caput fibulare dan caput tibiale musculus soleus (arcus tendineus musculi solei) dan memasuki daerah profundus kompartemen posterior regio cruralis yang dengan segera arteria poplitea terbagi menjadi arteria tibialis anterior dan arteria tibialis posterior.1Terdapat dua arteriae surales yang besar, satu pada tiap sisi, merupakan cabang dari arteria poplitea untuk menyuplai musculus gastrocnemius, musculus soleus, dan musculus plantaris. Selain itu, arteria poplitea mengeluarkan cabang-cabang yang berkontribusi pada jalinan collaterale pembuluh-pembuluh darah di sekitar sendi genus/rete articulare genus. Arteria tibialis anterior berjalan ke arah depan melalui apertura di bagian atas membrana interossea cruris dan memasuki dan menyuplai kompartemen anterior regio cruralis. Arteria tibialis anterior berlanjut ke arah inferior menuju regio dorsalis pedis.1Arteria tibialis posterior menyuplai kompartemen posterior dan lateralis regio cruralis dan berlanjut menuju regio plantaris pedis. Arteria tibialis posterior berjalan turun melalui daerah profundus kompartemen posterior regio cruralis pada permukaan superficialis musculus tibialis posterior dan musculus flexor digitorum longus. Arteria tibialis posterior berjalan melalui canalis tarsi dibelakang malleolus medialis dan menuju regio plantaris pedis. Pada regio cruralis, arteria tibialis posterior menyuplai musculi dan tulang di dekatnya dan memiliki dua cabang utama, arteria circumflexa fibularis (ramus circumflexus fibularis) dan arteria fibularis/peronea.1Arteria circumflexa fibularis berjalan ke arah lateral melalui musculus soleus dan disekitar collum fibulae untuk berhubungan dengan jalinan anastomosis pembuluh-pembuluh darah yang memiliki genus. Arteria fibularis berjalan sejajar dengan arah arteria tibialis, namun berjalan turun di sepanjang sisi lateral kompartemen posterior berdekatan dengan crista medialis pada fascies posterior fibula, yang memisahkan perlekatan musculus tibialis posterior dan musculus flexor hallucis longus. Arteria fibularis menyuplai musculi dan tulang di dekatnya pada kompartemen posterior regio cruralis dan juga memiliki cabang-cabang yang berjalan ke arah lateral melalui septum intermusculare cruris untuk menyuplai musculi fibulares pada kompartemen lateralis regio cruralis. Sebuah raus perforans yang berasal dari arteria fibularis bagian distal pada regio cruralis berjalan ke arah anterior melalui apertura inferior pada membrana interossea cruris untuk beranastomosis dengan sebuah cabang arteria tibialis posterior. 1Arteria fibularis berjalan di belakang perlekatan antara ujung-ujung distal tibia dan fibula dan berakhir pada suatu jalinan pembuluh-pembuluh darah diatas permukaan lateral calcaneus. Dan umumnya venae profundae pada kompartemen posterior menyertai arteriae. Pada kompartemen lateralis regio cruralis tidak ada arteria utama yang berjalan secara verticalis melalui kompartemen lateralis regio cruralis. Kompartemen lateralis disuplai oleh cabang-cabang (terutama dari arteria fibularis pada kompartemen posterior regio cruralis) yang menembus ke dalam kompartemen lateralis. Begitu juga dengan venae profundanya menyertai arteriaenya.1 Suplai darah bagi pedi adalah oleh cabang-cabang arteria tibialis posterior dan arteria dorsalis pedis (arteria regio dorsalis pedis). Arteria tibialis posterior memasuki pedis melalui canalis tarsi pada sisi medial regiones talocruralis dan di posterior dari malleolus medialis. Disini arteria tibialis posterior terbelah dua menjadi arteria plantaris medialis yang kecil dan arteria plantaris lateralis yang lebih besar. 1Arteria plantaris lateralis berjalan ke arah anterolateral di dalam regio plantaris pedis, pertama-tama berada di sebelah dalam dari ujung proximal musculus abductor hallucis, kemudian diantara musculus quadratus plantae dan musculus flexor digitorum brevis. Arteria plantaris lateralis mencapai batas metatarsalis V dan arteria tersebut terletak pada alur diatara musculus flexor digitorum brevis dan musculus abductor digiti minimi. Dari sini, arteria plantaris lateralis melengkung ke arah medial untuk membentuk arcus plantaris profundus, yang menyilang bagian dalam bidang regio plantaris pada basis metatarsales dan musculi interossei. 1Diantara basis metatarsales I dan II, arcus plantaris profundus bergabung dengan cabang terminal (arteria plantaris profundus) arteria dorsalis pedis, yang memasuki regio plantaris pedis dari sisi dorsum pedis. Cabang-cabang utama arcus plantaris profundus meliputi sebuah ramus digitalis menuju sisi lateral digitus minimus, empat arteria metatarsalis plantaris, yang mengeluarkan rami digitales menuju sisi-sisi yang berdampingan digiti pedis I-V dan sisi medial hallux dan tiga arteria perforans, yang berjalan diatara basis metatarsalis II-V untuk beranastomosis dengan pembuluh-pembuluh darah pada aspectus dorsalis pedis.1 Arteria plantaris medialis berjalan di dalam regio plantaris pedis dengan melintas abductor hallucis. Ateria plantaris medialis mengeluarkan sebuah ramus profundus menuju musculi di dekatnya dan kemudian berjalan ke depan pada alur di antara musculus abductor hallucis dan musculus flexor digiotrum brevis. Arteria plantais medialis berakhir dengan bergabung menuju ramus digitalis arcus plantaris profundus, yang menyuplai sisi medial hallux. Di dekat basis metatarsalis I, arteria plantaris medialis mengeluarkan cabang ramus superficialis, yang terbagi menjadi tiga pembuluh darah yang berjalan di superficial dari musculus flexor digitorum brevis, untuk bergabung dengan arteriae metatarsales plantares arcus plantaris profundus. 1Arteria dorsalis pedis merupakan kelanjutan arteria tibialis anterior dan berawal ketika arteria tibialis anterior melintasi sendi talocruralis. Arteria dorsalis pedis berjalan ke arah anterior di atas aspectus dorsalis tulang talus, naviculare, dan cuneiforme intermedium, dan kemudian berjalan ke arah inferior, sebagai arteria plantaris profundus, di antara kedua caput musculus interosseus dorsalis I untuk bergabung dengan arcus plantaris profundus pada regio plantaris pedis. 1Cabang-cabang arteria dorsalis pedis meliputi rami tarsalis lateralis dan rami tarsalis medialis, arteria arcuata dan ateria metatarsalis dorsalis I. Arteriae tarsalis berjalan ke arah medial dan lateral melintasi ruang tarsi, menyuplai struktur-struktur di dekatnya dan beranastomosis dengan suatu jalinan pembuluh darah yang terbentuk di sekitar regiones talocruralis. Arteria arcuata berjalan ke arah lateral melintasi aspectus dorsalis tulang metatarsi di dekat basis metatarsal dan mengeluarkan tiga arteriae metatarsalis dorsalis, yang menyuplai arteriae digitales dorsales menuju sisi-sisi yang berdapingan digitus II-V, dan sebuah arteria digitalis dorsalis yang menyuplai sisi laterali digitus V. 1Arteria metatarsalis dorsalis I (cabang terakhir arteria dorsalis pedis sebelum arteria dorsalis pedis berlanjut sebagai arteria plantaris profundus di dalam regio plantaris pedis) menyuplai rami digitales dorsales menuju sisi-sisi yang berdampingan hallux dan digitus secundus. Arteria metatarsales dorsales berhubungan dengan rami perforantes dari arcus plantaris profundus dan cabang-cabang serupa dari arteriae metatarsalis plantaris. 1Terdapat jalinan venae superficiales dan venae profundae yang saling berhubungan pada pedis. Venae profundae menyertai arterianya. Venae superficiales bermuara ke dalam arcus venosus dorsalis pedis, diatas metatarsi. Vena saphena magna berasal dari sisi medial arcus dan berjalan di anterior dari malleolus medialis dan menuju sisi medial regio cruralis. Vena saphena parva berasal dari sisi lateral arcus dan berjalan di posterior dari malleolus lateralis dan menuju sisi belakang regio cruralis. Sistem Limfatik pada ekstremitas inferior terdapat Nnll. Popliteae, Nnll. Sub-inguinales superficiales yang terdiri dari tractur verticalis dan tractus horizontalus. Tractus horizontalus terdiri dari pars lateralis dan medialis. Yang terakhir adalah Nl. Inguinalis profundus.1

Struktur Makroskopik Jantung Struktur makroskopik jantung yaitu mulai dari bentuk hingga persarafan dan pendarahannya, secara umum dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.

Gambar 4. Struktur Makroskopik jantungJantung terletak pada mediastinum bersama pericardium, pembuluh-pembuluh darah baik yang besar maupun kecil serta beberapa saraf. Pertama kita akan membahas tentan pericardium yaitu suatu saccus fibroserosum yang mengelilingi cor dan radix pembuluh-pembuluh-pembuluh darah besar. Pericardium ini terdiri dari 2 komponen yaitu pericardium fibrosum dan pericardium serosum.1 Pericardium fibrosum adalah jaringan ikat padat lapis bagian luar yang membatasi mediastinum medium yang bentuknya seperti kerucut dengan basis yang melekat ke centrum tendineum diafragma dan daerah kecil berotot disisi kiri diafragma dan apexnya bersinambungan dengan tunika adventitia pembuluh-pembuluh darah besar. Di bagian anteriornya melekat dengan permukaan posterior sternum oleh ligamentum sternopericardiaca, melalui pelekatan ini cor akan tetap berada di posisinya pada cavitas thoracis. Nervus phrenicus melewati pericardium fibrosum serta mempersarafi struktur ini.1Pericardium serosum dikelompokkan lagi menjadi 2 yaitu, lamina parietal yang melapisi permukaan dalam fibrosum dan lamina visceral yang melekat pada jantung dan membentuk pelapis luarnya. Ruangan sempit yang terdapat diantara 2 lamina pericardium serosum ini berisi sedikit cairan yang memungkinkan gerakan jantung tidak terhambat, disebut cavitas pericardii. Kedua lamina ini berlanjut hingga radix pembuluh-pembuluh darah besar, dimana ada refleksi yang mengelilingi pembuluh vena besar dan mengelilingi arteri besar, aorta ascendens, dan truncus pulmonalis. Refleksi yang mengelilingi vena ini berbentuk huruf J berada di bagian posterior dari atrium sinistrum adalah sinus obliquus pericardii. Kemudian sinus transversus pericardii, yang terletak di bagian posterior aorta ascendens dan trunkus pulmonalis yang berfungsi untuk memisahkan arteri dan vena terutama pada saat pembedahan.1Pericardium ini disuplai oleh arteri yang merupakan cabang-cabang dari arteriae thoracica interna, pericardiophrenica, muskulophrenica, phrenica inferior, dan aorta thoracica. Sedangkan vena untuk pericardium memasuki sistem vena azygos, vena thoracica interna, dan vena phrenica superior. Untuk persarafan pericardium berasal dari nervus vagus, truncus sympaticus, dan nervi phrenici.1Sekarang akan dibahas mengenai jantung dimana bentuk dan orientasinya sperti piramida terbalik yang berdiri di atas satu sisinya. Pada gambar 2 dibawah ini memperlihatkan orientasi, facies dan margo dari jantung. Jantung kita memiliki basis dan apex, basis jantung menghadap ke posterior terdiri dari atrium kiri, sebagian kecil atrium kanan, dan bagian proximal vena besar. Dengan demikian, basis jantung terfiksasi pada bagian posterior dinding pericardium berhadapan dengan corpus vertebrae T5-T8 atau ketika berdiri T4-T9. Sedangkan apex jantung terletak di bagian inferolateral ventrikulus kiri dan berada di posterior dari spatium interkostal 5 sebelah kiri.1Facies anterior jantung terdiri atas ventrikulus kanan, sebagian atrium kanan, dan sebagian ventrikulus kiri. Jantung pada posisi anatomis berada diatas facies diaphragmatica yang terdiri atas ventrikulus kiri dan sebagian kecil ventrikulus kanan yang terpisah oleh sulcus interventrikularis posterior. Facies pulmonalis kiri menghadap pulmo kiri, lebar dan cembung, terdiri dari ventrikel kiri dan sebagian kecil atrium kiri. Sedangkan facies pulmonalis kanan menghadap pulmo kanan, lebar dan cembung, terdiri dari atrium kanan.1Terdapat pemisah internum yang membagi jantung menjadi 4 ruangan (2 atrium dan 2 ventrikel)dan membentuk cekungan externum disebut sulcus. Sulcus coronarius mengelilingi jantung, memisahkan atrium dan ventrikel. Sulcus ini berisi arteri koronari kanan, vena cordis parva, sinus coronarius, dan ramus circumflexa ateri koronaria sinistra. Lalu, sulcus interventrikularis ada dua yaitu bagian anterior dan posterior, yang memisahkan dua ventrikel. Sulcus interventrikularis anterior berada diantara ventrikel kanan dan ventrikel kiri dan terdapat arteri interventrikularis anterior serta vena cordis magna yang berjalan di dalamnya. Sedangkan, sulcus interventrikularis posterior pada facies diaphragmatica berisi arteri interventrikularis posterior dan vena cordis media.1Trunkus pulmonalis berada di dalam cavitas pericardialis, tertutup lamina visceral pericardium serosum dan terbungkus di dalam sarung bersama dengan aorta ascendens. Truncus pulmonalis kemudian terbagi menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri. Arteri pulmonalis kanan ini melewati posterior aorta ascendens dan vena cava superior yang kemudia masuk ke pulmo kanan. Sedangkan, arteri pulmonalis kiri ini melewati inferior arcus aorta dan anterior aorta ascendens untuk memasuki pulmo kiri. Asal aorta ascendens adalah basis ventrikel kiri yang berlanjut sampai setinggi kartilago costalis 2 berubah sama menjadi arcus aorta, kemudian turun kebawah berubah nama menjadi aorta descendens. Aorta asdendens memiliki 3 cabang utama yaitu arteri subclavia kiri, arteri brachiocephalica, dan arteri carotis communis.1Secara fungsional, jantung terdiri atas 2 pompa yang terpisah oleh suatu sekat, dimana pompa kanan menerima darah deoksigenasi dari tubuh dan mengirimnya ke paru-paru sedangkan pompa kiri menerima darah dari teroksigenasi dari paru-paru dan mengirimnya ke seluruh tubuh. Setiap pompa terdiri atas atrium dan ventrikel yang terpisah oleh suatu katup/valva. Atrium yang berdinding tipis menerima darah yang datang ke jantung, sedangkan ventrikel yang relatif berdinding tebal memompa darah ke luar jantung. Septum interventrikulare, anteratriale, atrioventriculare memisahkan keempat ruangan jantung.1Atrium kanan pada posisi anatomisnya membentuk batas kanan jantung dan bagian kanan facies anterior cordis. Ruang ini berfungsi menerima darah yang beredar dari seluruh tubuh melalui vena cava superior, vena cava inferior, dan sinus coronarius. Atrium kanan ini terdiri dari dua bangunan yaitu, dalam atrium dan luar atrium. Pada bagian luar atrium terdapat sulcus terminalis cordis, sulcus yang terletak antara vena cava superior dan vena cava inferior, dimana dibentuk atau ditandai oleh adanya krista terminalis. Selain itu juga terdapat auricula dextra (kuping jantung). Bagian dalam atrium kanan terdiri dari ostium vena cava superior, ostium vena cava inferior, ostium sinus coronarii, musculi pectinati, dan fossa ovalis. Adanya septum interatriale yang memisahkan atrium kanan dan kiri, struktur ini menghadap ke depan dan kanan karena atrium kiri terletak di bagian posterior.1Ventrikel kanan pada posisi anatomisnya membentuk sebagian besar facies anterior cordis dan membentuk sebagian pars diaphragmatica. Dinding bagian aliran masuk ventrikel kanan memiliki banyak pars muskularisyang strukturnya tak beraturan disebut trabecula canae. Struktur ini melekat secara keseluruhan di dinding ventrikulus membentuk rigi yang hanya melekat diujungnya. Trabecula canae hanya salah satu ujungnya yang melekat di dinding ventrikel sedangkan ujung lainnya menjadi tempat pelekatan pita fibrosa disebut corda tendinea, yang menghubungkan tepi katup serta diantaranya terdapat musculi papilares. Septum interventrikulare merupakan struktur yang memisahkan ventrikel kanan dan kiri.1Atrium kiri membentuk sebagian besar facies posterior jantung, terbentuk berasal dari dua struktur. Bagian posteriornya merupakan bagian yang menerima aliran masuk darah dari 4 vena pulmonalis dan bagian ini memiliki dinding halus. Sedangkan bagian anterior bersinambungan dengan auricula sinistra. Bagian ini berisi musculi pectinati dimana tidak terdapat struktur jelas yang memisahkan.1Ventrikel kiri terletak di anterior atrium kiri dan membentuk facies anterior, diaphragmatica, pulmonalis kiri jantung, dan apex jantung. Ruangan ini berbentuk kerucut, lebih panjang dari ventrikel kanan dan memiliki lapisan miokardium paling tebal. Pada ventrikel kiri juga terdapat trabecula canae yang menyambungkan cordan tendinae dan musculi papilaris.1Pada jantung ada terdapat tiga katup atau valva, yaitu katup trikuspidalis, bikuspidalis, dan semilunar. Katup trikuspidalis terdiri dari tiga buah daun katup yang dinamakan cupis anterior, posterior dan septalis yang berdasarkan posisi relatif cupis di ventrikel kanan. Katup bikuspidalis atau disebut juga katup mitral karena hanya memiliki dua cupis yaitu cupis anterior dan posterior. Kedua katup ini terletak diantara atrium dan ventrikel yang nantinya saat kontraksi untuk mengalirkan darah dari atrium ke ventrikel akan terdorong ke atas bersamaan dengan aliran darah. Ketika darah sudah memasuki ventrikel seolah dia akan bergerak kembali ke atrium tetapi karena adanya corda tendinae dan musculi papilaris ini lah yang menyebabkan kedua katup ini menutup. Katup semilunar merupakan katup yang memiliki 3 cupis dan cupisnya berbentuk seperti setengah bulan, dimana terdapat dua yaitu katup trunci pulmonalis dan katup aorta. Katup trunci pulmonalis ini 3 cupisnya dinamai cupis sinistra, cupis dextra, dan cupis anterior. Katup aorta ini juga memiliki 3 cupis dengan tepi bebas yang menghadap ke atas , ke dalam lumen aorta ascendens.1Jantung sendiri memiliki pendarahannya sendiri menggunakan sirkulasi koroner.Sirkulasi ini berfungsi untuk memperdarahi dinding jantung.Arteri koroner dextra dan sinistra merupakan cabang aorta tepat diatas katup semilunar aorta.Arteri ini terletak diatas sulcus coronarius. Cabang utama dari arteri coronaria sinistra adalah arteri interventrikular anterior yang mensuplai darah ke bagian anterior ventrikel kanan dan kiri serta membentuk satu cabang, arteri marginalis sinistra, yang mensuplai darah ke ventrikel kiri, serta arteri sircumflexa yang mensuplai darah ke atrium kiri dan ventrikel kiri. Di sisi posterior, arteri circumflexae ini beranastomosis dengan arteri coronaria dextra. Cabang utama dari arteri coronaria dextra adalah arteri interventrikular posterior yang mensuplai darah untuk kedua dinding ventrikel, dan arteri marginalis kanan yang mensuplai darah untuk atrium kanan dan ventrikel kanan.1 Untuk pembuluh baliknya, semua vena jantung akan bermuara di sinus coronaria yang kemudian bermuara ke atrium kanan. Sinus coronarius menerima 4 cabang utama yaitu vena cordis magna, media, parva, dan posterior. Vena cordis magna dimulai dari apex cordis dan naik di sulcus interventrikularis anterior. Vena cordis media dimulai dekat apex cordis dan naik di sulcus interventrikularis posterior menuju sinus coronarius. Vena cordis parva dimulai di bagian anterior bawah sulcus coronarius, di antara atrium dextrum dan ventrikel dextrum. Yang terakhir, vena cordis posterior terletak di facies posterior ventrikulus kiri.1Divisi otonom sistem saraf perifer langsung bertanggung jawab untuk meregulasi detak jantung, kekuatan setiap kontraksi, dan luaran jantung. Selain itu terdapat cabang-cabang dari sistem sympathicum dan parasympathicum yang berkontribusi membentuk plexus cardiacus. Dimana plexus ini terdiri dari pars superficialis, inferior dari arcus aortae dan diantara arcus aortae dan trunkus pulmonalis, dan pars profundus, di antara arcus aortae dan bifurcatio trachea.1 Persarafan parasympathicum ini akan mempengaruhi stimulasi yang menurunkan detak jantung, menurunkan kekuatan kontraksi, dan mengkontriksi arteri coronaria. Serabut-serabut parasympathicum preganglioners mencapai jantung sebagai rami cardiaci dan nervus vagus dextra dan sinistra. Persarafan sympathicum melakukan stimulasi dengan meningkatkan detak jantung dan meningkatkan kekuatan kontraksi. Serabut-serabut sympathicum mencapai plexus cardiacus melalui nervi cardiaci dari truncus sympaticus.1Struktur Mikroskopik JantungSeperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jantung memiliki 4 ruangan yang terdiri dari dua atrium dan dua ventrikel. Atrium merupakan ruangan yang menerima darah yang masuk ke jantung, sedangkan ventrikel merupakan ruang yang memompakan darah keluar meninggalkan jantung. Oleh karena itu, dinding dinding ventrikel lebih tebal dari pada dinding atrium,. Meskipun begitu baik atrium maupun ventrikel mempunyai sifat umum yang sama terdiri dari tiga lapisan yaitu, epikardium, miokardium, dan endokardium. Epikardium merupakan laisan paling luar dan dilapisi oleh selapis gepeng yang disebelah dalamnyaada jaringan fibroelastis. Lapisan paling dalam dari epikardium terdiri atas jaringan lemak yang terdapat saraf dan pembuluh koronaria didalamnya bisa dilihat pada gambar 3 berikut.2

Gambar 5. Potongan Melintang dari Dinding Jantung

Lapisan kedua, miokardium merupakan lapisan terbesar pada dinding jantung. Terdiri atas berkas-berkas otot jantung yang melekat pada rangka jantung dan adanya jaringan ikat kolagen yang tebal. Endokardium membatasi atrium dn ventrikel, terdiri atas selapis gepeng endotel dan jaringan ikat fibroelastis subendotel. Endokardium ini ikut berperan dalam pembentukan katup jantung yang berfungsi mengatur arah aliran darah. Secara mikroskopik ini terlihat bahwa dinding atrium memiliki lapisan endokardium yang lebih tebal sedangkan dinding ventrikel memiliki lapisan miokardium yang lebih tebal.2Sel otot jantung mempunyai taut celah atau disebut gap junction yang memungkinkan perpindahan ion-ion dan molekul kecil dari satu sel ke sel lainnya. kemudia pada jantung terdapat sistem penghantaran impuls yang terdiri dari nodus SA, nodus AV, dan serat Purkinje. Nodus SA dari jantung membangkitkan impuls yang menimbulkan kontraksi otot-otot atrium. Nodus AV menerima impuls melalui berkas his karena adanya impuls yang menjalar di septum interventrikularis. Adanya modifikasi otot jantung membentuk serat purkinje (pada gambar 5) yang terletak pada lapisan subendokardium. Serat purkinje berfungsi mempercepat hantaran impuls ke sel otot jantung dari ventrikel yang berkontraksi untuk dipompa keluar dari jantung.2

Gambar 6. Serat Purkinje pada Ventrikel Jantung

Jenis Jenis dan Struktur Pembuluh DarahSistem sirkulasi darah terdiri dari peredaran darah pulmonal yang menyalurkan darah dari jantung menuju paru-paru dan dari paru-paru menuju jantung. Sedangkan peredarah darah sistemik menyalurkan darah ke seluruh tubuh organ/jaringan tubuh dan dari seluruh tubuh ke jantung. Sistem sirkulasi berfungsi untuk mendistribusikan O2, zat makanan, hormon serta enzim ke jaringan dan mengumpulkan CO2 serta limbah metabolisme lain dari jaringan untuk disalurkan ke organ eksretorius. Dan juga sebagai tempat pertukatan zat dari dan ke jaringan.2Susunan umum pembuluh darah terdiri dari Tunika Intima yang terdiri dari endotel yang tersusun dari epitel selapis gepeng dan subendotel yang terdiri dari jaringan ikat areolar, Tunika Media yang terdiri dari jumlah jaringan ikat yang padat bervariasi dan otot polos dan Tunika Adventitia yag terdiri dari jaringan ikat, serat saraf, pembuluh limfe dan vasa vasorum. Batas antara Tunika Intima dan Tunika Media adalah Tunika Elastika Interna. Sedangkan batas antara Tunika Media dan Tunika Adventitia adalah Tunika Elastika Eksterna. Macam-macam pembuluh darah seperti arteri dan vena dapat dilihat pada gambar dibawah ini.2

Pada sel endotel antara sel yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan junctional complexes. Sel ini mensekresi faktor-faktor yang mencegah pembekuan darah dan mensekresi faktor-faktor yang memelihara tonus otot polos pembuluh darah. Jenis-jenis pembuluh darah terdiri dari arteri, arteriol, kapiler, venula, vena kecil dan vena besar. Arteri terdiri dari 3 tipe yaitu arteri besar ata elastik, arteri medium atau muskular dan arteri kecil atau arteriol, susunan lapisannya sama seperti pembuluh pada umumnya. 2Arteri tipe besar atau elastis fungsinya untuk menyalutkan darah, meredam tekanan yang disebabkan sistol jantung, menjaga agar aliran darah berjalan mulus/ tidak terhentak-hentak yang disebut conducting arteries. Contohnya adalah arteri subklavia dan arteri carotis komunis. Diameternya lebih dari 1 cm, dan tebal dindingnya 2mm. Arteri elastik yang terdiri dari tunika adventitia terdapat jaringan ikat dan fibroblas, lebih tipis dari pada tunika media, beberapa serat elastin dan terdapat vasa vasorum di tunika adventitianya sampai pada tunika media. Pada tunika intimanya terdapat endotel dengan lamina basalis, subendotlnya terdiri dari jaringan ikat kolagen, elastin, otot polos dan terdapat juga lamina elastika interna. Pada tunika medianya terdapat lapisan yang lebih tebal, serat elastin, kolagen dan sel-sel otot polos, juga beberapa fibroblas. 2Arteri sedang yaitu arteri tipe muskular fungsinya adalah untuk membagi darah ke organ yang membutuhkannya yang dikenal sebagai distributing arteries. Tunika elastika interna dan eksterna tampak jelas, terutama interna. Diameternya 0,5 mm- 1 cm, rata-rata tebal dindingnya 1 mm. Contohnya arteri brakhialis dan arteri femoralis. Arteri muskular terdiri dari tunika intima yang terdiri dari lapisan endotel dengan laimna basalis, subendotelnya terdiri dari sedikit jaringan ikat, dan terdapat lamina elastika interna. Tunika media terdiri dari otot polos sirkular, kolagen, beberapa serat elastin, juga terdapat lamina elastika eksterna. Tunika adventitianya tebal dan lapisan jaringan ikat kira-kira sama dengan tebal tunika medianya, kandungan kolagen yang tinggi dengan fibroblas, dan serat elastik terkonsentrasi di lamina elastika eksterna. 2Arteri kecil atau arteriol yang berfungsi untuk mendistribusikan darah ke jaringan organ-organ dalam dan mengontrol aliran darah ke dalam kapiler. Tunika elastika interna pada arteriol besar tapi tidak terdapat pada arteriol kecil. Tidak terdapat tunika elastika eksternanya, diameternya 50-300 um. Rata-rata tebal dindingnya 20 um. Arteri kecil dan arteriol mempunyai 1-2 lapis otot polos pada tunika media. Arteri kecil mempunyai sampai 8 lapis otot polos pada tunika media. Arteri kecil mempunyai lamina elastika interna, tunika adventitia tipis dan kurang berkembang. Arteriol merupakan kunci yang mengontrol jumlah aliran darah.2 Metarteriol merupakan arteriol yang ukurannya paling kecil, otot polosnya tunggal, satu dengan yang lainnya ada jarak, fungsinya sebagai sfingter untuk mengatur darah ke kapiler. Kapiler darah mempunyai fungsi sebagai tempat pertukaran zat. Dinding selapis endotel atau hanya tunika intima. Diameternya 8-12 um, lebih besar sedikit dari pada eritrosit, lumen kapiler hanya dapat dilalui oleh 1 eritrosit saja. Sel endotel menonjol ke dalam lumen dan sel perisit menonjol keluar lumen. Terdapat 3 jenis kapiler darah yaitu kapiler tipe viseral yang berpori atau bertingkap atau berjendela yaitu fenesterated capillary terdapat di pankreas, usus, kelenjar endokrin, dan ginjal. Yang kedua adalah tipe muskular atau kapiler sempura atau utuh yaitu continous capillary terdapat pada otot polos, jaringan saraf dan jaringan ikat. Yang ketiga adalah sinusoid atau discontinous capillary strukturnya berongga terdapat di hepar atau lifer. 2Vena berfungsi membawa darah dengan tekanan rendah kembali ke jantung. Tipe vena terdapat vena besar, sedang dan kecil. Mempunyai tunika intima, media dan adventitia. Dinding vena lebih tipis daripada dinding arteri. Beberapa vena mempunyai katup untuk mencegah aliran darah kembali atau balik. Umumnya vena berjalan mendampingi arteri. Dinding vena lebih tipis, lebih lunak dan kurang elastis dari pada arteri. Batas antara tun ika intima, media dan adventitianya tidak sejelas arteri. Unsur jaringan ikatnya lebih mencolok, unsur otot polos dan elastinnya tidak. Vena umumnya dilengkapi dengan katup yang merupakan lipatan intima dan tengahnya diperkuat oleh jaringan ikat. Biasanya di vena sedang, terutama di tungkai. Fungsi dari katup vena adalah mengatasi gaya berat sehingga darah tidak dapat mengalir kembali ke arah arteri, sebagai pompa dan mencegah agar kekuatan kontraksi otot rangka tidak menimbulkan tekanan balik pada kapiler darah.2Venula berfungsi sebagai pertukaran zat antara jaringan. Diameter 15-20 um lebih lebar dari pada kapiler. Dindingnya terdiri dari 1 lapis sel endotel (mirip dengan kapiler darah). Permeabilitas dinding sangat tinggi. Diameter venula makin lama makin besar yaitu vena kecil, sel otot polos mula-mula selapis kemudian lapisan otot polos bertambah banyak mengelilingi endotel. Vena sedang memiliki diameter 1-2 mm. Tunika intimanya selapis sel endotel, kadang-kadang ada jaringan ikat dibawahnya. Tunika media jauh lebih tipis dari pada arteri sedang, serat kolagen lebih menonjol dari pada serat otot polos. Tunika adventitianya lebih tebal dari pada tunika medianya, terdapat jaringan ikat dan beberapa otot polos. 2Vena besar contohnya adalah vena kava, tunika intimanya sama seperti vena sedang, tunika medianya kurang sempurna perkembangannya, kadang tidak ada. Bila ada, struktur histologis mirip dengan vena sedang. Tunika adventitianya beberapa kali lebih tebal dari pada tunika medianya, terdiri atas jaringan ikat dengan serat kolagen tersusun longitudinal, terdapat berkas otot polos yang sangat mencolok dan tersusun longitudinal. 2Arteri sedang khusus contohnya adalah arteri koronaria yang mempunyai dinding lebih tebal dari pada arteri lainnya, tunika media tebal dan terbagi atas 2 lapisan (luar dan dalam). Dan arteri umbilikalis yaitu tunika elastika interna tidak ada. Tunika medianya juga terdiri dari 2 lapis otot polos (dalam dan luar). Vena-vena khusus yaitu vena yang tidak mempunyai otot polos, tidak ada tunika media. Misalnya vena-vena sereberal dan meninges, sinus duramater, piamater medula spinalis. Vena retina, tulang, vena trabekularis limpa, jaringan erektil penis dan bagian maternal plasenta. Vena dengan otot polos tebal adalah vena umbilikalis. 2Ketika kelebihan jaringan, yang tidak memasuki sistem balik vena di tingkat jala-jala kapiler, dapat masuk ke dalam kapiler limfe, yang merupakan pembuluh buntu berdinding tipis dari sistem aliran limfe. Aliran selanjutnta melalui rangkaian nodus limfatikus dan pembuluh limfe yang lebih besar, cairan itu disebut cairan limfe, memasuki sistem sirkulasi darah di pangkal leher..2

Sistem Peredaran DarahSistem kardiovaskuler mendistribusikan darah ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah (sirkulasi darah). Sirkulasi darah terbagi menjadi 2 bagian yaitu1. sirkulasi sistemik (Sistem peredaran darah besar)2. Sirkulasi pulmonal ( Sistem peredaran kecil).3

Sirkulasi pulmonal atau disebut juga sistem peredaran darah kecil adalah sirkulasi darah antara jantung dan paru-paru.Darah dari jantung (ventrikel kanan) dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.Darah ini banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa metabolisme untuk dibuang melalui paru-paru ke atmosfer. Selanjutnya darah akan teroksigenasi pada kapiler paru dan kembali ke jantung (atrium kiri) melalui vena pulmonalis.Sirkulasi sistemik atau peredaran darah besar adalah sirkulasi darah dari jantung (ventrikel kiri) ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru). Darah dari ventrikel kiri dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta, kemudian aorta bercabang-cabang menjadi arteri-arteri yang lebih kecil yang tersebar ke seluruh tubuh. Selanjutnya darah dikembalikan ke jantung (atrium kanan) melalui vena cava.Sirkulasi darah antara jantung dan seluruh tubuh berjalan satu arah. Darah dari ventrikel kanan dialirkan ke paru-paru kemudian kembali ke jantung dan diedarkan ke seluruh tubuh dari ventrikel kiri melalui aorta. Aorta akan bercabang-cabang menjadi arteri, arteriola dan kapiler. Selanjutnya dikembalikan ke jantung melalui vena (pembuluh balik).4

Vena dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Balik Vena Vena memiliki jari-jari besar sehingga resistensinya terhadap aliran darah rendah. Selain itu karena luas potongan melintang total sistem vena secara bertahap berkurang seiring dengan menyatunya vena-vena kecil menjadi pembuluh darah yang semakin besar tapi semakin sedikit, aliran darah menjadi lebih cepat ketika mendekati jantung. Selain berfungsi sebagai saluran beresistensi rendah untuk mengembalikan darah dari jaringan ke jantung, vena sistemik juga berfungsi sebagai reservoir darah. Karena kapasitas penyimpannya, vena sering disebut pembuluh darah penyimpan. Vena memiliki dinding yang jauh lebih tipis dan lebih sedikit otot polos dibandingkan dengan arteri. Juga, berbeda dari arteri, vena memiliki elastisitas yang rendah karena jaringan ikat vena lebih banyak mengandung serat kolagen daripada elastin. Otot polos vena tidak banyak memiliki tonus miogenik. Karena sifat-sifat tersebut, vena sangat mudah teregang dan tidak banyak memperlihatkan recoil elastik. Kapasitas vena merupakan volume darah yang dapat ditampung oleh vena yang bergangtung kepada daya regang (distensibilitas) dinding vena (seberapa banyak pembuluh darah ini dapat diregangkan untuk menampung darah) dan pengaruh tekanan eksternal yang memeras vena. Istilah aliran balik vena merujuk kepada volume darah yang masuk ke masing-masing atrium per menit dari vena. Terdapat faktor-faktor yang dapat meningkatkan aliran balik vena yaitu vasokontriksi vena yang dipicu oleh saraf simpatis, aktivitas otot rangka, efek katup vena, aktivitas pernafasan, dan efek penghisapan oleh jantung. Sebagian dari faktor sekunder ini mempengaruhi aliran balik vena dengan mempengaruhi gradien tekanan antara vena dan jantung.4Stimulasi simpatis menyebabkan vasokontriksi vena, yang secara moderat meningkatkan tekanan vena yang akan meningkatkan gradien tekanan untuk mendorong lebih banyak darah yang tersimpan di vena ke dalam atrium kanan sehingga aliran balik vena meningkat dengan mengurangi kapasitas vena. Dengan berkurangnya kapasitas vena, maka lebih sedikit darah yang mengalir dari kapiler tetap berada divena, karena berlanjut mengalir ke jantung yang menyebabkan peningkatan curah jantung karena bertambahnya volume diastolik akhir. Perlu diketahui perbedaan akibat dari vasokontriksi di arteriol dan vena. Vasokontriksi arteriol segera mengurangi aliran melalui pembuluh ini karena meningkatnya resistensi (darah yang masuk dan mengalir melalui arteriol yang menyempit menjadi lebih sedikit), sementara vasokontriksi vena segera meningkatkan aliran melalui pembuluh ini karena berkurangnya kapasitas vena (penyempitan vena memeras keluar lebih banyak darah yang sudah ada divena, meningkatkan aliran darah melalui pembuluh ini).4Efek aktivitas otot rangka pada aliran balik vena. Banyak vena besar di ekstremitas terletak di antara otot-otot rangka sehingga kontraksi otot menekan vena. Kompresi vena eksternal ini mengurangi kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena, sehingga memeras cairan di vena agar mengalir ke jantung. Efek pompa ini yang dikenal sebagai pompa otot rangka, adalah salah satu cara pengembalian darah tambahan dari vena ke jantung selama berolah raga. Meningkatnya aktivitas otot mendorong lebih banyak darah keluar vena dan masuk ke jantung. Meningkatnya aktivitas simpatis dan vasokontriksi vena yang ditimbulkannya pada saat berolah raga, semakin meningkatkan aliran balik vena. Pompa otot rangka juga melawan efek gravitasi pada sistem vena. 4Melawan efek gravitasi pada sistem vena. Ketika seseorang berbaring, gaya gravitasi berlaku seragam sehingga tidak perlu dipertimbangkan. Namun ketika berdiri, efek gravitasi tidaklah seragam. Selain tekanan biasa akibat kontraksi jantung, pembuluh-pembuluh yang berada dibawah jantung mengalami tekanan dari berat kolom darah yang terbentang dari jantung ke ketinggian pembuluh yang bersangkutan. Terdapat dua konsekuensi penting peningkatan tekanan ini. Pertama, vena-vena yang dapat teregang akan melebar akibat meningkatnya tekanan hidrostatik sehingga kapasitasnya bertambah. Meskipun mendapat efek gravitasi yang sama namun arteri tidak terlalu mudah teregang dan tidak mengembang seperti vena. Banyak darah yang masuk dari kapiler cenderung berkumpul di vena-vena tungkai bawah yang mengembang dan tidak kembali ke jantung. Karena aliran balik vena berkurang maka curah jantung menurun dan volume sirkulasi efektif menciut. Kedua, peningkatan mencolok tekanan darah kapiler yang terjadi karena efek gravitasi menyebabkan banyak cairan keluar dari anyaman kapiler di ekstremitas bawah, menimbulkan edema lokal (yaitu kaki dan pergelangan kaki membengkak). Dalam keadaan normal terdapat dua mekanisme kompensasi yang melawan efek gravitasi ini. Pertama, penurunan tekanan arteri rerata yang terjadi ketika seseorang berpindah dari posisi berbaring menjadi tegak memicu vasokonstriksi vena melalui saraf simpatis yang mendorong maju sebagian dari darah yang menumpuk. Kedua, pompa otot rangka menginterupsi kolom darah dengan mengosongkan secara total segmen-segmen tertentu vena sehingga bagian tertentu dari suatu vena tidak mengalami beban dari seluruh kolom vena dari jantung ke bagian vena tersebut. 4Secara vasokontriksi vena tidak dapat mengompensasi secara lengkap efek gravitasi tanpa aktivitas otot rangka. Karenanya, ketika seseorang berdiri diam untuk waktu lama maka aliran darah ke otak berkurang karena berkurangnya volume sirkulasi efektif, meskipun terjadi refleks untuk mempertahankan tekanan arteri rerata. Berkurangnya aliran darah ke otak dapat menyebabkan pingsan, yang mengembalikan orang tersebut ke posisi horizontal, sehingga menghilangkan efek gravitasi pada sistem vaskular dan memulihkan sirkulasi efektif.4Efek katup vena pada aliran balik vena. Vasokontriksi vena dan kompresi vena eksternal mendorong darah menuju jantung. Darah hanya dapat terdorong maju karena vena-vena besar dilengkapi oleh katup-katup satu arah yang berjarak 2 sampai 4 cm satu sama lain; katup ini memungkinkan darah mengalir maju menuju jantung tapi menghambatnya menglir balik ke jaringan. Katup-katup vena ini juga berperan melawan efek gravitasi pada posisi tegak dengan membantu meminimalkan aliran balik darah yang cenderung terjadi ketika seseorag berdiri dan secara temporer menunjang bagian-bagian dari kolom darah ketika otot rangka melemas.4Efek aktivitas pernafasan pada aliran balik vena. Akibat aktivitas bernapas, tekanan di dalam rongga dada rata-rata 5 mm Hg lebih rendah daripada tekanan atmosfer. Dalam mengembalikan darah ke jantung dari bagian-bagian bawah tubuh, sistem vena berjalan melewati rongga dada, tempat pembuluh ini mendapat tekanan subatmosfer tersebut. Karena sistem vena di tungkai dan abdomen mendapat tekanan atmosfer normal maka terbentuk gradien tekanan eksternal antara vena-vena bawah (pada tekanan atmosfer) dan vena-vena dada (5 mm Hg lebih rendah daripada tekanan atmosfer). Perbedaan tekanan ini memeras darah dari vena-vena bawah ke vena-vena dada, meningkatkan aliran balik vena. Mekanisme fasilitasi aliran balik vena ini disebut pompa respirasi, karena terjadi akibat aktivitas bernapas. Peningkatan aktivitas bernapas serta efek pompa otot rangka dan vasokontriksi vena meningkatkan aliran balik vena sewaktu olahraga.4Efek penghisapan jantung pada aliran balik vena. Tingkat pengisian jantung tidak semata-mata bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi vena. Jantung juga berperan dalam proses pengisian dirinya. Selama kontraksi ventrikel, katup AV tertarik ke bawah, memperbesar rongga atrium. Akibatnya tekanan atrium secara transien turun di bawah 0 mm Hg sehingga gradien tekanan vena terhadap atrium meningkat dan aliran balik vena bertambah. Selain itu, ekspansi cepat rongga ventrikel selama relaksasi ventrikel menciptakan tekanan negatif sesaat di ventrikel sehingga darah tersedot dari atrium dan vena; jadi, tekanan negatif di ventrikel meningkatkan gradien tekanan vena terhadap atrium dan terhadap ventrikel sehingga aliran baik vena semakin meningkat. Karena itu, jantung berfungsi sebagai pompa hisap untuk mempermudah pengisian jantung.4

Biokimia DarahSecara struktur kimiawi umum, darah terdiri atas heme dan globin. Darah mampu mengikat oksigen karena memiliki ion Fe dalam gugus hemenya. Kemampuan Fe mengikat oksigen ini dilakukan pada regio histidin pada asam amino yang dibentuk oleh darah itu sendiri. Globin terdiri dari 4 rantai polipeptida setiap globin mengandung 4 heme. Karena di gugus heme mengandung empat heme yang masing masing mengikat Fe, maka dapat mengikat empat gugus oksigen dalam 1 hemoglobin.Gugus prostetik merupakan tempat melekatnya dua atau lebih senyawa ketika senyawa itu diuraikan dan digunakan ketika enzimnya memiliki logam dan gugus prostetik merupakan titik api untuk menentukan reaksi yang akan dilakukan. Porphyrin adalah gugus prostetik dari heme. Porphyrin tidak hanya terdapat di hemoglobin tetapi juga terdapat di klorofil tumbuhan. Hal yang membedakan porphyrin yang melekat di klorofil dengan porphyrin yang ada di heme adalah logam yang diikatnya. Pada hemoglobin porphyrin mengandung Fe2+ sedangkan pada klorofil mengandung Mg2+.Porfirin adalah senyawa siklik yang dibentuk oleh ikatan empat cincin pirol melalui jembatan metin (-HC=). 8 Sifat khas Porphirin adalah pembentukan kompleks ion logam yang terikat atom nitrogen di cincin pirol.8 Didalam sel hidup, heme disintesis dari dua bahan awal yaitu suksinil-KoA dan asam amino glisin. Produk reaksi gabungan antara suksinil-KoA dan glisin adalah -amino--ketoadipat, yang cepat didekarboksilasi untuk membentuk -aminolevulinat (ALA). Rangkaian reaksi ini dikatalisis oleh enzim ALA sintase yang merupakan enzim kunci sebagai penentu kecepatan biosintesis porphyrin di hepar manusia.8Struktur dan fungsi sel darah merah sangatlah sederhana dan terutama tersusun atas larutan pekat hemoglobin yang dikelilingi oleh suatu membran. Pembentukan sel darah merah diatur oleh eritropoietin, sementara pembentukan sel darah putih diatur oleh faktor pertumbuhan lain misalnya granulocyte dan granulocyte0macrophage colony stimulating factor. Sel darah merah mengendung enzim sitosol, misalnya superoksida dismutase, katalase dan glutation peroksidase untuk membersihkan oksidan kuat (ROS) yang dihasilkan sewaktu metabolisme.

KesimpulanBerdasarkan pembahasan diatas mengenai skenario yang dibahas yaitu tentara yang melakukan terjun payung pingsan karena terjadi aliran darahnya tidak lancar menumpuk di vena. Sehingga kompensasi yang harus dilakukan adalah memperlancar aliran darahnya kembali. Sistem sirkulasi memiliki berbagai komponen yaitu dimulai dari jantung yang memompakan darah ke seluruh tubuh yang dibantu oleh komponen-komponen di dalamnya, komponen tersebut harus terintegrasi satu sama lain agar dapat berjalan dengan baik.Daftar Pustaka1. Drake RL. Greys Basic Anatomi. Singapore: Elsevier; 2012.h.93-114, 278-377.2. Leslie PG. Atlas berwarna histologi. Edisi 5. Tangerang Selatan: Binarupa Aksara; 2012.h.185-2013. Ganong WF. Buku ajar Fisiologi Kedokteran. Ed-22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.hal.533-70.4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke ke sistem. Ed-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011.hal.390-420,372-5, 334-6.5. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical Physiology. 11th ed. Pennsylvania: Elseviers Saunders; 2006.p.763-7.6. Silverthorn DU. Human Physiology an integrated approach. 5th ed. San Fransisco: Pearson Benjamin Cummings; 2010.p.480-520.7. Gray HH, Dawkins KD, Morgan JM, Simpson IA. Lectures note: Kardiologi. Ed-4. Jakarta: Penerbit Erlangga;2005.hal.137-12.8. Murray K, Granner K, Rodwell W. Biokimia Harper. Edisi ke-27. Jakarta : Penerbi Buku Kedokteran EGC. 2013.