Makalah Blok 5

9
Kejang Pada Otot Betis Fransiskus Rendy Mahasiswa fakultas kedokteran 2010 Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Pendahuluan Bentuk tubuh kita sangat dipengaruhi oleh tulang-tulang yang tersusun rapi. Selama hidup, semua anggota tubuh diatur oleh saraf dan digerakkan oleh otot. Otot atau daging da keseharian kita adalah jaringan yang terdapat dalam tubuh kita dengan kontraksi sebagai tu Otot yang menempel pada tulang bernama otot lurik atau otot rangka. Salah satu kelainan pa adalah kejang otot. Otot Otot merupakan kelompok jaringan terbesar dalam tubuh, dan membentuk sekitar separuh berat Otot terdiri dari 3 jenis : otot rangka, otot polos, dan otot jantung. Sekitar !" dari be dan 3#" pada $anita terdiri dari otot rangka, sementara sekitar %!" dari berat tubuh lainn polos dan otot jantung. Otot &ugas utama dari otot adalah berkontraksi. 'alaupun se(ara fungsional berbeda, ketiga jenis ototdapatdiklasifikasikan dalam beberapa (ara sesuai dengan karakteristik umum mereka. )ertama, otot digolongkan sebagai seran lintang *otot rangka dan polos *otot polos+, bergantung pada apakah dapat ditemukan pita atau garis gelap teran ganti saat otot dilihat di ba$ah mikroskop (ahaya. edua, otot digolongkan seba voulnter *otot rangka+ dan involunter *otot jantung dan otot polos+, bergantung pada apakah dipersarafi oleh s somati( dan berada di ba$ah pengaruh kesadaran atau oleh sistem saraf otonom dan tidak ber ba$ah (ontrol kesadaran. %,#, &iga perbedaan tipe otot-otot tersebut adalah: %. Otot rangka: - elekat pada tulang. - emberii bentuk postur dan menggerakkan tubuh. - Berkontraksi di ba$ah kesadaran #. Otot jantung: - ontraksi hanya pada jantung. - Berkontraksi di luar kesadaran. 3. Otot polos: - Berada pada pembuluh darah dan organ-organ berongga. - engatur pembuluh darah. - Bekerja di luar kesadaran. / : %!#!%!%01 2 3 n(3k444.skellington5hotmail.(om

description

muskuloskeletal

Transcript of Makalah Blok 5

Kejang Pada Otot Betis

Fransiskus Rendy

Mahasiswa fakultas kedokteran 2010Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

PendahuluanBentuk tubuh kita sangat dipengaruhi oleh tulang-tulang yang tersusun rapi. Selama manusia masih hidup, semua anggota tubuh diatur oleh saraf dan digerakkan oleh otot. Otot atau daging dalam bahasa keseharian kita adalah jaringan yang terdapat dalam tubuh kita dengan kontraksi sebagai tugas utamanya. Otot yang menempel pada tulang bernama otot lurik atau otot rangka. Salah satu kelainan pada otot adalah kejang otot.OtotOtot merupakan kelompok jaringan terbesar dalam tubuh, dan membentuk sekitar separuh berat tubuh. Otot terdiri dari 3 jenis : otot rangka, otot polos, dan otot jantung. Sekitar 40% dari berat tubuh pada pria dan 32% pada wanita terdiri dari otot rangka, sementara sekitar 10% dari berat tubuh lainnya berupa otot polos dan otot jantung. Otot Tugas utama dari otot adalah berkontraksi. Walaupun secara struktural dan fungsional berbeda, ketiga jenis otot dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara sesuai dengan karakteristik umum mereka. Pertama, otot digolongkan sebagai seran lintang (otot rangka dan jantung) dan polos (otot polos), bergantung pada apakah dapat ditemukan pita atau garis gelap terang berganti-ganti saat otot dilihat di bawah mikroskop cahaya. Kedua, otot digolongkan sebagai voulnter (otot rangka) dan involunter (otot jantung dan otot polos), bergantung pada apakah dipersarafi oleh sistem saraf somatic dan berada di bawah pengaruh kesadaran atau oleh sistem saraf otonom dan tidak berada di bawah control kesadaran.1,2,4 Tiga perbedaan tipe otot-otot tersebut adalah:1. Otot rangka: Melekat pada tulang. Memberii bentuk postur dan menggerakkan tubuh. Berkontraksi di bawah kesadaran2. Otot jantung: Kontraksi hanya pada jantung. Berkontraksi di luar kesadaran.3. Otot polos: Berada pada pembuluh darah dan organ-organ berongga. Mengatur pembuluh darah. Bekerja di luar kesadaran.NIM : 102010178 / [email protected]

Gambar 1. Tipe-tipe Otot.3Otot RangkaSistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggungjawab atas gerakan tubuh. Otot-otot volunter yang melekat pada tulang, tulang rawan, ligamen, kulit, atau otot lain melalui fibrosa yang disebut tendon dan aponeuris. Fungsi utama dari otot ini adalah menggerakkan tulang. Bentuknya bermacam-macam, ada yang pipih, ada yang seperti silinder, ada yang bersirip tunggal, dan ada juga yang bersirip banyak. Dalam menjalankan fungsinya menggerakkan tulang, ada bagian yang melekat pada tulang yang diam (origo) dan ujung lain melekat pada tulang yang bergerak (insersio). Serabut-serabut otot volunter, bersama selubung sarkolema, masing-masing tergabung dalam kumparan oleh endomisium dan dibungkus oleh perimisium. Kelompok serabut tersebut (fasikulus) digabungkan oleh selubung yang lebih padat, yang disebut epimisium dan gabungan fasikulus ini membentuk otot volunter badan individu. Otot rangka berwarna merah karena mengandung myoglobin. Baik diperhatikan lebih teliti, ada otot rangka yang lebih merah, yang baik untuk gerakan cepat dan kuat (seperti berlari). Ada otot rangka yang berwarna lebih muda yang dipersiapkan untuk lebih mampu menahan beban. Semua otot memiliki suplai darah yang baik dari arteri-arteri di dekatnya. Arteriol pada perimisium memberii cabang kapiler yang berjalan dalam endomisium dan melintasi serabut-serabut. Pembuluh darah dan saraf memasuki otot bersama-sama di daerah hilum.4,5,7Otot terdiri dari:1. Serabut otot rangka. Pada gambar 2, diperlihatkan bahwa semua otot rangka dibentuk oleh sejumlah serabut yang diameternya berkisar dari 10 sampai 80 m. Masing-masing serabut ini terbuat dari rangkaian subunit yang lebih kecil, yang juga diperlihatkan pada gambar 2 tersebut. Pada sebagian besar otot rangka, masing-masing serabutnya membentang di seluruh panjang otot. Kecuali pada sekitar 2 ersen serabut, masing-masing serabut biasanya hanya dipersarafi oleh satu ujung saraf, yang terletak di dekat bagian tengah serabut.2. Sarkolema. Sarkolema adalah membrane sel dari serabut otot. Sarkolema terdiri dari membrane sel yang sebenarnya, yang disebut membrane plasma, dan sebuah lapisan luar yang terdiri dari satu lapisan tipis materi polisakarida yang mengandung sejumlah fibril kolagen tipis. Di setiap ujung serabut otot, lapisan permukaan sarkolema ini bersatu dengan serabut tendon, dan serabut-serabut tendon kemudian berkumpul menjadi berkas untuk membentuk tendon otot dan kemudian menyisip ke dalam tulang.3. Miofibril; Filamen aktin dan miosin. Setiap serabut otot mengandung beberapa ratus hingga beberapa ribu myofibril, berupa bulatan-bulatan kecil pada potongan melintang. Setiap miofibril tersusun oleh sekitar 1500 filamen miosin yang berdekatan dan 3000 filamen aktin, yang merupakan molekul protein polimer besar yang bertanggungjawab untuk kontraksi otot sesungguhnya. Filamen-filamen ini dapat dilihat dari pandangan longitudinal dengan mikrograf electron. Filamen tebal tersebut adalah miosin dan filamen tipis adalah aktin. Filamen miosin dan filamen aktin sebagian saling bertautan sehingga myofibril memiliki pita terang dan gelpa yang berselang-seling. Pita-pita terang hanya mengandung filament aktin dan disebut pita I karena bersifat isotropic terhadap cahaya dan dipolarisasikan. Pita-pita yang mengandung filamen-filamen miosin, dan ujung-ujung filamen aktin tempat pita-pita tersebut menumpang0tindih miosin, yang disebut pita A karena bersifat anisotropic terhadap cahaya yang dipolarisasikan. Penonjolan-penonjolan pada filament miosin merupakan jembatan silang. Interaksi antara jembatan silang dan filamen aktin tersebut adalah peristiwa yang menyebabkan kontraksi. Ujung-ujung filament aktin melekat pada lempeng Z. dari lempeng ini, filamen-filamen tersebut memanjang dalam dua arah untuk sling bertautan dengan filamen miosin. Lempeng Z, yang terdiri atas protein filamentosa, yang berbeda dari filamen aktin dan miosin, berjalan menyilang melewati miofibril dan juga menyilang dari satu miofibril ke miofibril lainnya, dan melekatkan miofibril satu dengan yang lain di sepanjang otot. Oleh karena itu, seluruh serabut otot mempunyai pita terang dan gelap seperti yang terdapat pada tiap-tiap miofibril. Pita-pita ini memberi corakan bergaris pada otot rangka dan otot jantung. Bagian miofibril (atau seluruh serabut otot) yang terletak antar dua lempeng Z yang berurutan disebut sarkomer. Bila serabut otot berkontraksi, panjang sarkomer kira-kira 2m. Pada ukuran panjang ini, filament aktin bertumpang tindih seluruhnya dengan filamen miosin, dan ujung filamen aktin mulai bertumpang tindih satu sama lain. Pada ukuran yang panjang ini, otot juga mampu menimbulkan kontraksi terbesarnya. Gambar 2. Struktur Otot.1Filamen miosin terdiri dari banyak molekul miosin. Molekul miosin terdiri dari enam rantai polipeptida-dua rantai berat dan empat rantai ringan. Dua rantai berat saling melilit satu sama lain untuk membentuk heliks ganda, yang disebut sebagai ekor dari molekul miosin. Salah satu ujung dari masing-masing rantai ini melipat secara bilateral ke dalam suatu struktur polupeptida globuler yang disebut kepala miosin. Jadi terdapat dua kepala bebas pada molekul miosin heliks ganda. Empat rantai ringan juga bagian dari kepala miosin, yaitu dua di setiap kepala. Rantai-rantai ini membantu mengatur fungsi kepala selama kontraksi otot.

Filamen miosin dibentuk oleh 200 atau lebih molekul miosin tunggal. Bagian ekor dari molekul miosin terikat bersama untuk membentuk bagian badan dari filamen, sementara banyak kepala dari molekul menggantung keluar pada bagian samping badan. Sebagian dari badan di setiap moekul misoin juga menggantung ke samping bersama dengan kepala, sehingga menyediakan suatu lengan yang memanjang kepala keluar dari badan. Bagian lengan dan kepala yang menonjol bersama-sama disebut jembatan silang. Kepala miosin dapat berfungsi seperti enzim ATPase.Filamen aktin terdiri dari tiga komponen : aktin, tropomiosin, dan troponin. Kerangka filamen aktin adalah suatu molekul protein F-aktin untai ganda, yang dilukiskan oleh dua untai berwarna terang. Kedua untai membelit dalam suatu heliks dengan cara yang sama seperti molekul miosin. Setiap untai heliks F-aktin ganda terdiri atas molekul G-aktin terpolimerisasi. Pada setiap molekul G-aktin melekat pada satu molekul ADP. Bagian aktif pada kedua untai F-aktin dari heliks ganda diatur bergantian, membentuk satu tempat aktif di seluruh filamen aktin. Molekul-molekul tropomiosin terbungkus secara spiral mengelilingi sisi heliks F-aktin. Pada stadium istirahat, molekul tropomiosin terletak pada ujung atas tempat yang aktif dari untai aktin, sehingga tidak dapat terjadi penarikkan antara filamen aktin dan miosin untuk menimbulkan kontraksi. Molekul troponin diduga untuk melekatkan tropomiosin pada aktin. Afinitas troponin yang kuat terhadap ion-ion kalsium diduga mencetuskan proses kontraksi.Sebuah sel otot rangka, yang dikenal sebagai serat otot, berukuran relatif besar, memanjang, dan berbentuk seperti silinder dengan garis tengah berukuran dari 10 sampai 100 mikrometer (1 = sepersejuta meter) dan panjang sampai 750.000 , atau 2,5 kaki. Sebuah otot rangka terdiri dari sejumlah serat otot yang terletak sejajar satu sama lain dan disatukan oleh jaringan ikat. Serat-serat tersebut menjulur di seluruh panjang otot. Selama perkembangan masa mudigah, serat-serat otot rangka yang besar dibentuk melalui fusi banyak sel kecil; dengan demikian, salah satu ciri menonjol adalah adanya banyak nukleus di sebuah sel otot. Gambaran lain adalah banyaknya mitokondria, organel penghasil energi, seperti yang dapat diduga karena tingginya kebutuhan energi suatu jaringan seaktif otot rangka. Ciri struktural yang paling menonjol pada serat otot rangka adalah ada banyak miofibril. Unsur-unsur kontraktil khusus ini, yang membentuk 80% dari volume serat otot, adalah unsur intrasel berbentuk silindris dengan garis tengah 1m yang terentang ke seluruh panjang serat otot. Setiap miofibril terdiri dari susunan teratur unsur-unsur sitoskeleton yang sangat terorganisir filamen tebal dan tipis. Filamen tebal, yang bergaris tengah 12 sampai 18 nm dan panjang 1,6 m, adalah susunan khusus dari protein miosin, sedangkan filamen tipis, yang bergaris tengah 5 sampai 8 nm dan panjang 1,0 m, keduanya terutama dibentuk oleh protein aktin. Protein-protein ini juga ditemukan di semua sel lain dalam tubuh tetapi dengan susunan yang kurang terorganisasi. Tingkat-tingkat organisasi pada sebuah otot rangka dapat diringkas sebagai berikut :Otot utuhOtot seratMiofibrilFilamen tebal dan tipisMiosin dan aktin

(sebuah organ)(sebuah sel)(struktur intrasel)(unsur sitoskeleton khusus)(protein)

Kontraksi OtotTonus otot adalah derajat rendah tegangan otot pada setiap waktu. Tonus itu tidak menghasilkan pemendekan otot. Dipertahankan oleh hantaran saraf neuron pada motoneuron; hanya sejumlah kecil unit ini bekerja pada suatu waktu, unit tertentu berubah-ubah sehingga dapat mencegah kelelahan. Derajat tonus diperlukan untuk bekerja melawan gravitasi, untuk mempertahankan posisi tegak, dan untuk mempertahankan kepala pada bahu.Otot rangka disebut otot seran lintang karena di bawah mikroskop memang terlihat mempunyai garis melintang berwarna gelap dan terang yang tersusun teratur. Otot terlibat dalam setiap gerakan dengan kerja yang melawan atau berbalikkan. Kelompok-kelompok yang terlibat adalah:1. Penggerak utama: merupakan otot yang terutama terlibat dalam membuat gerakan.2. Antagonis: merupakan otot dengan aksi berlawanan dengan penggerak utama. Dengan berelaksasi secara progresif ketika penggerak utama berkontraksi, mereka membantu mengontrol aksi dan mencegah reaksi berlebihan.3. Otot fiksasi: dengan meningkatkan tegangan (mis. meningkatkan aksi lebih banyak motor neuron) sendi-sendi fiksasi yang harus difiksasi bila sebuah aksi akan dilaksanakan dengan benar.Misalnya, dalam fleksi lengan bawah Biseps dan brachoradialis di bagian depan lengan adalah penggerak utama. Triseps pada bagian belakang lengan adalah antagonis. Otot bagian depan dan bawah bahu adalah otot fiksasi yang memfiksasi bahu sehingga sendi bahu tidak bergerak.Pada saat otot memendek, bagian yang berwarna gelap akan saling mendekat. Pergeseran ini menentukan derajat pemendekkan otot yang diinginkan dan dimungkinkan bila ada energi yang tersedia. Energi itu diperoleh sebagai pemecahan ATP menjadi ADP dan AMP. ATP sendiri itu diperoleh dari glukosa atau karbohidrat. Semakin banyak otot serabut yang dirangsang, semakin kuat kontraksi otot tersebut. Pada dua orang laki-laki yang berukuran badan setara ukuran otot itu kurang lebih sama, tetapi kebiasaan melatih otot memungkinkan salah seorang di antaranya mampu mengaktifkan lebih banyak serabut otot sehingga mempunyai otot yang relatif lebih kuat. Kontraksi otot dapat diperiksa dengan menggunakan elektromiografi (EMG). Karena kekuatan kontraksi otot ditentukan oleh banyaknya rangsangan yang dapat mengaktifkan, dalam keadaan darurat yang disertai ketakutan yang sangat seseorang akan mampu mengaktifkan saraf dan serabut otot secara maksimal. Pada situasi demikian tidak jarang orang tanpa sadar menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Pusat saraf penggerak otot terdapat di sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Untuk otot lengan pusat itu terdapat di daerah leher dan untuk tungkai di daerah peralihan punggung-pinggang. Jika seseorang ingin menggerakan tungkainya, keinginan itu disalurkan oleh otak ke sumsum tulang belakang, dan selanjutnya sumsum tulang belakang akan mengatur kontraksi. Otak yang mengatur keinginan tersebut dalam mengirimkan pesan ke sumsum tulang belakang dipengaruhi juga oleh otak kecil dan pusat-pusat lain di otak. Oleh karena itu, selain disusun oleh sumsum tulang belakang kontraksi otot dipengaruhi juga oleh pengaturan otak kecil dan pusat lain (basal ganglia).2, 4-6Mekanisme umum kontraksi otot : Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya pada serabut otot. Di setiap ujuang, saraf menyekresi substansi neurotransmitter, yaitu asetilkolin, dalam jumlah sedikit. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serabut otot untuk membuka banyak kanal bergerbang asetilkolin melalui moekul-molekul protein yang terapung dalam membran. Terbukanya kanal bergerbang aetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk berdifusi ke bagian dalam membrane serabut otot. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu potensial aksi pada membran. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serabut otot dengan cara sama seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membran serabut saraf. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran otot, dan banyak aliran listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Di sini, potensial aksi menyebabkan retikulumsarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion Ca2+, yang telah tersimpan dalam retikulumsarkoplasmik ini. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin, yang menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain (sliding), dan menghasilkan proses kontraksi. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam retikulumsarkoplasma oleh pompa membran Ca2+, dan ion-ion ini tetap disimpan dalam retikulum sampai potensial aksi otot yang baru dating lagi; pengeluaran ion kalsiom dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.Pada saat relaksasi, ujung-ujung filamen aktin yang memanjang dari dua lempeng Z yang berurutan sedikit saling tumpang tindih satu sama lain. Sebaliknya, pada keadaan kontraksi, filamen aktin ini telah tertarik ke dalam di antara filamen miosin, sehingga ujung-ujungnya sekarang saling tumpang tindih satu sama lain dengan pemanjangan yang maksimal. Jadi kontraksi otot terjadi tersebut mekanisme pergeseran filamen (sliding). Filamen-filamen aktin bergeser ke dalam filamen-filamen miosin disebabkan oleh kekuatan yang dibentuk oleh interaksi jembatan silang dari filamen miosin dengan filamen aktin. Pada keadaan istirahat, kekuatan ini tidak aktif, tetapi bila sebuah potensial aksi berjalan di sepanjang membrane serabut otot, hal ini akan menyebabkan retikulumsarkoplasma melepaskan ion Ca2+ dalam jumlah besar, yang dengan cepat mengelilingi miofibril. Ion-ion Ca2+ ini kemudian mengaktifkan kekuatan di antara filamen aktin miosin, dan mulai terjadi kontraksi. Tetapi energi juga diperlukan untuk berlangsungnya proses kontraksi. Energi itu berasal dari ikatan berenergi tinggi pada molekul ATP, yang diuraikan menjadi adenisin difosfat (ADP) untuk membebaskan energi.Bila sebuah otot berkontraksi, timbul suatu kerja dan energi diperlukan. Sejumlah besar ATP dipecah membentuk ADP selama proses kontraksi; semakin besar jumlah kerja yang dilakukan oleh otot, semkin besar jumlah ATP yang dipecahkan, yang disebut efek Fenn: Sebelum kontraksi mulai terjadi, kepala jematan silang berikatan dengan ATP. Aktivitas ATPase dari kepala miosin segera memecah ATP tetapi menyebabkan hasil pemecahan, ADP dan ion fosfat, terikat pada kepala. Pada keadaan ini, bentuk kepala memanjang secara tegak lurus kea rah filamen aktin tetapi masih belum melekat pada aktin. Bila kompleks troponin-tropomiosin berikatan dengan ion-ion Ca2+, bagian aktif pada filamen aktin menjadi tersingkap, dan kepala miosin kemudian berikatan dengan bagian ini. Ikatan antara kepala jembatan silang dan bagian aktif filamen aktin menyebabkan perubahan bentuk kepala, yaitu kepala menekuk ke arah lengan jembatan silang. Kedudukan ini memberiikan power stroke untuk menarik filamen aktin. Energi yang mengaktifkan power stroke adalah energi yang disimpan, seperti senjata terkokang oleh perubahan bentuk kepala bila molekul ATP telah dipecahkan sebelumnya. Begitu kepala jembatan saling menekuk, keadaan ini menyebabkan pelepasan ADP dan ion fosfat yang sebelumnya melekat kepada kepala. Di tempat pelepasan ADP, terikat molekul ATP yang baru ini kemudian menyebabkan terlepasnya kepala dari aktin. Setelah kepala terpisah dari aktin, molekul ATP yang baru dipecah untuk memulai siklus baru, yang menimbulkan suatu power stroke yang baru. Artinya, energi sekali lagi mengokang kepala kembalike kedudukan tegak lurusnya dan siap untuk memulai siklus power stroke yang baru. Bila kepala yang terkokang (disertai dengan energi simpananya yang berasal dari pemecahan ATP) berikatan dengan bagian aktif yang baru pada filamen aktin, kepala menjadi tidak terkokang dan sekali lagi menyediakan power stroke.1,2,8Mekanisme kontraksi otot rangkaSetiap motoneuron yang meninggalkan medulla spinalis akan mempersarafi beragam serabut otot, dan jumlahnya bergantung pada jenis otot. Semua serabut otot yang dipersarafi oleh satu serabut saraf disebut unit motorik. Pada umumnya, otot-otot kecil yang bereaksi dengan cepat dan yang pengaturannya harus tepat mempunyai lebih banyak serabut saraf untuk serabut otot yang lebih sedikat jumlahnya. Sebaliknya, otot besar yang tidak memerlukan pengaturan halus, seperti otot soleus, mungkin mempunyai beberapa ratus serabut otot dalam satu unit motorik. Serabut-serabut otot dalam setiap unit motorik tidak seluruhnya terkumpul bersama-sama dalam satu otot tetapi menumpang tindih unit motorik lain dalam suatu berkas mikro yang terdiri dari 3 sampai 15 serabut. Pertautan inimenyebabkan unti motorik yang terpisah akan berkontraksi untuk membatu unit yang lain dan bukan secara keseluruhan sebagai sekmen tersendiri. Kontraksi otot pada kekuatan yang berbeda-beda disebut juga sumasi kekuatan. Sumasi berarti penjumlahan setiap kontraksi kedutan otot untuk meningkatkan intensitas keseluruhan kontraksi otot. Sumasi terjadi dalam dua cara : (1) dengan meningkatkan jumlah unit motorik yang berkontraksi secara bersama-sama, yang disebut sumasi serabut multiple, dan (2) dengan meningkatkan frekuensi kontraksi, yang disebut sumasi frekuensi dan dapat menimbulkan tetanisasi.Bila sebuah otot mulai berkontraksi sesudah lama beristirahat, kekuatan kontraksi permulaanya mungkin hanya separuh kekuatan 10 sampai 50 kedutan otot sesudahnya. Artinya kekuatan kontraksi meningkat hingga garis mendatar (plateau), suatu fenomena yang disebut treppe. Diduga penyebab utama dari treppe ini adalah peningkatan ion Ca2+ dalam sitosol akibat pelepasan ion yang semakin banyak dari reticulum seroplasma pada setiap potensial aksi otot yang berurutan, dan kegagalan sarkoplasma untuk menangkap kembali ion-ion ini dengan segera.1BetisBetis atau tungkai bawah lutut terdapat tulang dan otot sebagai penyusunnya. Fibula adalah tulang yang menyusun tungkai bawah bagian betis, dan tulang tersebut dilapisi oleh dua otot yaitu : M. soleum dan M. Gastocnemeus. Gastocnemeus keluar sebagai dua tendon, satu dari tiap caput femoris. Soleum muncul dari tibia, tidak menyilang sendi lutut, sehingga tidak mempengaruhi gerakannya. Keuda otot bersatu di bawah untuk membentuk tendon umum yang kuat, tendo calcaneus, dimana mereka diinsersi ke dalam calcaneum. Ketika serat berjalan ke bawah mereka bergabung dengan serat M. soleum dan kedua otot berjalan sebagai tendo Archilles, yang berinsersi pada bagian belakang malleolus medialis memasuki telapak kaki dan berinsersi pada os tarsal dan pada jari-jari. Gastrocnemeus dan soleum adalah fleksor plantar yang kuat, membantu mempertahankan keseimbangan, dan merupakan kekuatan utama saat berjalan, berlari, dan melompat. Gastrocnemeus juga fleksor dan penstabil lutut. Suatu keadaan yang mengganggu walaupun tak membahayakan adalah cramp (kram) pada otot. Cramp adalah suatu keadaan dimana terjadi kontraksi otot yang kuat tanpa dikehendaki. Kram otot dapat menjadi sangat sakit sekali dan menyebabkan otot tidak dapat digerakkan untuk sementara waktu. Keadaan ini bisa terjadi pada saat seseorang tidur, kedinginan sewaktu berenang, atau melakukan olahraga tanpa pemanasan. Kadang-kadang gerakan ringan dapat menjadi penyebab dari kram. Sebagian orang cenderung terjadi kram otot karena penggunaan otot yang berlebihan. Meskipun penyebab dari kram otot masih belum diketahui, beberapa peneliti mengungkapkan bahwa kurang cukup dari peregangan otot dan kelelahan otot dapat menyebabkan mekanisme kontraksi otot yang abnormal. Faktor lain yang mungkin terlibat adalah buruknya kondisi latihan atau bekerja pada suhu yang panas sekali, dehidrasi, kekurangan garam dan mineral-mineral (elektolit). Kekurangan dari mineral dapat menyebabkan kejang otot. Karena otot terdiri dari serabut-serabut yang berkontraksi dan menghasilkan gerakan, sebuah program rutin dari peregangan panjang serabut-serabut otot dapat berkontraksi dan lebih kuat pada saat melakukan aktivitas. Untuk mencegah kram pada betis, dapat dilakukan dengan peregangan otot betis. Dalam posisis berdiri dengan kedua kaki menghadap ke depan angkat kaki setinggi pantat, ulangi dengan kaki sebelahnya. Otot yang kram dapat berasa sakit jika disentuh dan kram dapat berlangsung beberapa detik sampai 15 menit atau bisa terjadi lebih dari beberapa kali. Pertolongan pertama untuk otot kram adalah: Berhenti melakukan aktivitas apa saja yang dapat menyebabkan kram. Pelan-pelan regangkan dan urut otot yang kram, tetap tahan posisi meregang sampai kram-nya berhenti. Lakukan pemanasan untuk mengencangkan otot.4-6KesimpulanSeluruh anggota tubuh kita digerakkan oleh otot, khususnya otot rangka. Otot terdiri dari jaringan otot yang dikendalikan di bawah kesadaran otak kita. Fungsi otot yang paling utama adalah berkontraksi. Pada saat kontraksi, bagian dalam struktur otot mengeluarkan banyak ion-ion, mineral, dan beberapa enzim. Terkadang otot dapat berkontraksi diluar kendali, hal ini sering disebut sebagai kram. Kram adalah kontraksi yang terlalu berlebih di luar kendali, sehingga terasa sangat sakit pada saat ingin digerakkan karena otot sedang berkontraksi sangat maksimal pada saat tersebut.

Daftar Pustaka1. Guyton A C, Hall J E. Textbook of medical Physiology. Ed 11. 2008. Singapore : Elsevier. p. 74-86.2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 2. 2001. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. hal 213-32, 253.3. Shahid Moh, Nunhuck A. Physiology. 2008. Toronto : Mosby Elsevier. p. 55-70.4. Wibowo D S. Anatomi tubuh manusia. 2001. Jakarta : Grasindo. hal. 38-41, 44.5. Watson R. Anatomy and Physiology for nurses. Ed 2. 1995. Philladelphia : Bailliere Tindall. p. 193-8, 223-6.6. Gibson J. Fisiologi dan Anatomi modern untuk perawat. edit : Sugiarto B. 2003. Oxford : Blackwell Science Ltd. hal. 75-9, 91-3.7. Murray R K, Bender D A, Botham K M, Kennely P J, Rodwell W J, Weil P A. Harpers illustrated biochemistry : chapter 49 muscle & the cytoskeleton. 28th ed. US : The McGraw-Hill. 2009.8. Barret K E, Barman S M, Boitano S, Brooks H L. Ganongs review of medical physicology : chapter 5 excitable tissue: muscle. 23rd ed. US : The McGraw-Hill. 2010.