Makalah Blok 14

14
Osteoarthritis Leni Putu Gantiasih 10.2012.276 A6 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510 [email protected] Pendahuluan Osteoarthritis adalah penyakit sendi degeneratif yang mengenai kartilago sendi.Terjadinya penyakit ini dipengaruhi oleh genetik, usia, metabolisme, dan gerakan-gerakan pada sendi. OA pada lutut sering terjadi karena lutut merupakan sendi penyangga berat tubuh yang utama.Impairmen yang sering timbul pada OA antara lain nyeri yang sering muncul karena stress mekanik atau aktivitas di lutut yang berlebihan, nyeri waktu istirahat pada OA stadium lanjut, stiffness sendi, keterbatasan luas gerak sendi, kelemahan otot (terutama otot quadrisep), gangguan proprioseptif dan keseimbangan, serta gangguan aktivitas sehari-hari. Latihan merupakan bagian penting dalam manajemen pasien dengan OA lutut. Tujuan program latihan pada pasien OA adalah mengurangi impairmen dan memperbaiki fungsi, melindungi sendi dari kerusakan lebih lanjut, serta mencegah disabilitas. 1

description

14

Transcript of Makalah Blok 14

OsteoarthritisLeni Putu Gantiasih10.2012.276A6Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat [email protected]

Pendahuluan

Osteoarthritis adalah penyakit sendi degeneratif yang mengenai kartilago sendi.Terjadinya penyakit ini dipengaruhi oleh genetik, usia, metabolisme, dan gerakan-gerakan pada sendi. OA pada lutut sering terjadi karena lutut merupakan sendi penyangga berat tubuh yang utama.Impairmen yang sering timbul pada OA antara lain nyeriyang sering muncul karena stress mekanik atau aktivitas di lutut yang berlebihan,nyeri waktu istirahat pada OA stadium lanjut, stiffness sendi, keterbatasan luas gerak sendi, kelemahan otot (terutama otot quadrisep), gangguan proprioseptif dan keseimbangan, serta gangguan aktivitas sehari-hari. Latihan merupakan bagian penting dalam manajemen pasien dengan OA lutut. Tujuan program latihan pada pasien OA adalah mengurangiimpairmen dan memperbaiki fungsi, melindungi sendi dari kerusakan lebih lanjut, serta mencegah disabilitas.

Isi

Skenario 1Seorang perempuan berusia 60 tahun, datang berobat ke poliklinik Penyakit Dalam RS dengan alasan nyeri lutut kanan dan kiri sejak 2 tahun yang lalu. Nyeri pada lutut terutama bertambah saat berjalan, menekuk kaki, bangun dari duduk yang lama. Pasien mengatakan saat bangun tidur lututnya sering terasa kaku sekitar 30 menit dan sering berbunyi kretek-kretek.

AnamnesisAnamnesis merupakan kumpulan informasi subjektif yang diperoleh dari apa yang dipaparkan oleh pasien terkait dengan keluhan utama yang menyebabkan pasien mengadakan kunjungan ke dokter. Anamnesis diperoleh dari komunikasi aktif antara dokter dan pasien atau keluarga pasien. Anamnesis yang baik untuk seorang dewasa mencakupi data klinik yang ingin didapat guna menegakkan diagnosis penyakit pasien. Data klinik yang ingin didapat oleh dokter dalam anamnesis diantaranya adalah keluhan utama beserta waktunya, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu yang pernah diderita atau trauma dan kecelakaan, riwayat keluarga apakah ada yang sakit seperti ini atau penyakit tertentu, riwayat sosial, ekonomi, dan budaya yang berkaitan dengan problem medis, riwayat lingkungan tempat tinggal dan bekerja dan untuk pasien wanita, perlu ditanya tentang riwayat perkawinan, persalinannya, menstruasi terakhir, dan riwayat keluarga berencana.1

Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisikataupemeriksaan klinisadalah sebuah proses yang dilakukan seorang ahli medis atau dokter dengan memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit.2 Hasil pemeriksaan fisik akan dicatat dalamrekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan penatalaksanaan pada pasien. Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir padaanggota gerak. Pemeriksaan fisik yang umum dilakukan adalah melihat tanda-tanda vitalataupemeriksaan suhu,denyutdan tekanan darah. Setelah itu dilanjutkan dengan pemeriksaanorganutama yang diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan.Pada kasus di atas, pemeriksaan fisik yang harus dilakukan adalah pemeriksaan fisik umum terutama kondisi kesadaran pasien, derajad kesakitan, tanda-tanda vital, dan pemeriksaan lokal pada lututnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menginspeksi atau mengamati, meraba dan melakukan percobaan gerakan adalah apakah ada rubor atau kemerahan, kolor atau panas, tumor atau bengkak, dolor atau nyeri saat ditekan, fungtio laesa atau susah gerak, deformitas atau perubahan bentuk, serta adakah fluktasi cairan. Berdasarkan kasus diatas diketahui bahwa pasien memiliki kesadaran penuh atau compos mentis dengan tekanan darah 130/80 mmHg, tekanan nadi 88 kali, respiratory rate 20 kali, suhu 36,4C. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien dalam keadaan normal.Pada pasien OA akan ditemukan hambatan gerak yang biasanya bertambah berat dengan semakin beratnya penyakit, sampai sendi hanya dapat digoyangkan dan terjadi kontraktur.3 Hambatan gerak dapat konsentris atau seluruh arah gerakan, maupun eksentris atau salah satu arah gerakan saja. Lalu ada juga krepitasi yang awalnya berupa perasaan akan adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau dokter yang memeriksa, gejala ini timbul mungkin karena gesekan kedua permukaan tulang sendi pada saat sendi digerakkan atau secara pasif dimanipulasi. Selain itu terdapat pembengkakan sendi yang seringkali asimetris dan tanda-tanda peradangan seperti nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan, ada juga perubahan bentuk atau deformitas sendi yang permanen. Dan ciri khas lain pada penderita OA adalah perubahan gaya berjalan yang disebabkan karena nyeri yang dirasakan.4

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang yaitu suatu pemeriksaan medis yang dilakukan atas indikasi medis tertentu guna memperoleh keterangan-keterangan yang lebih lengkap. Tujuan pemeriksaan ini adalah diagnostik dan terapeutik. Diagnostik dimaksud untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit sedangkan terapeutik yaitu untuk pengobatan penyakit tertentu.Berdasarkan skenario diatas ada beberapa pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan, yaitu foto rontgen, pemeriksaan lab seperti cek darah rutin, asam urat, dan imunologi untuk rematoid factor. Pada rontgen akan nampak penyempitan celah sendi yang sering kali asimetris (lebih berat pada bagian yang menanggung berat badan), peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral, terdapat kista tulang, adanya osteofit pada pinggir sendi, dan perubahan struktur anatomi sendi. Jika dibandingkan pemeriksaan radiografis atau rontgen, hasil pemeriksaan laboratorium pada OA biaanya tidak banyak berguna. Darah tepi (hemoglobin, leukosit, laju endap darah) dalam batas-batas normal, pemeriksaan imunologi (ANA, faktor reumatoid dan komplemen) juga normal.5 Pada OA yang disertai peradangan mungkin didapatkan penurunan viskositas, pleositosis ringan sampai sedang, peningkatan ringan sel peradangan (