MAKALAH BIOSISTEMATIK

45
LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN CIVIK AGRO PENGUKURAN PENYAKIT VIRUS PADA TANAMAN HORTIKULTURA Dosen Pengampu: Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D Disusun oleh: 1. Icha Kurnia Wati (S831308020) 2. M. Marzuki (S8313080 3. Stevi Christiyoda (S831308069) PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

description

laporan hasil kuliah lapangan biosistematika tumbuhan

Transcript of MAKALAH BIOSISTEMATIK

Page 1: MAKALAH BIOSISTEMATIK

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN CIVIK AGRO

PENGUKURAN PENYAKIT VIRUS PADA TANAMAN

HORTIKULTURA

Dosen Pengampu: Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D

Disusun oleh:

1. Icha Kurnia Wati (S831308020)

2. M. Marzuki (S8313080

3. Stevi Christiyoda (S831308069)

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

Page 2: MAKALAH BIOSISTEMATIK

LAPORAN RESMI KUNJUNGAN LAPANGAN CIVIK AGRO

1. Judul : Pengukuran Penyakit Virus pada Tanaman

Hortikultura

2. Waktu Kunjungan : Sabtu, 24 Mei 2014

3. Tujuan:

a. Mengetahui jenis virus yang menginfeksi tanaman hortikultura

b. Mengetahui gejala yang ditimbulkan virus pada tanaman

hortikultura

c. Mengetahui bagian tanaman yang sakit dalam suatu tanaman dan

menghitung Disease Severity

d. Mengetahui proporsi tanaman yang terinfeksi virus dalam suatu

populasi tanaman dan menghitung Disease Incidence

4. Dasar Teori

Virus adalah satu set dari satu atau lebih molekul genom berupa

molekul DNA atau RNA, biasanya dibungkus oleh selubung pengaman

berupa protein selubung (coat protein) atau lipoprotein dan hanya dapat

memperbanyak diri dalam sel inang yang sesuai dengan memanfaatkan

metabolisme, materi, dan energi dari sel inang (Matthews 1992).

Virus dapat menginfeksi inangnya melalui luka kecil pada tanaman.

Setelah virus ini bereplikasi dan memperbanyak diri, tampaklah gejala-

gejala penyakit pada tanaman seperti daun menguning, pertumbuhan

terganggu, timbul bercak-bercak pada daun dan lainnya. 

Tanaman yang terserang virus menunjukkan adanya perubahan

bentuk atau morfologi tanaman dan nekrosis (kerusakan jaringan. Keadaan

fisiologis tanaman juga terganggu seperti berkurangnya kegiatan

fotosintesa, kecepatan respirasi bertambah, terjadinya akumulasi senyawa

nitrogen seperti senyawa amida, dan penurunan akti-vitas zat pengatur

Page 3: MAKALAH BIOSISTEMATIK

pertumbuhan dan sebagainya. Gejala penyakit yang tampak terjadi pada

daun, dengan berbagai tipe gejala penyakit tergantung dari macam virus

yang menyerang dan tanaman inangnya. Gejala penyakit yang umum dari

infeksi virus ialah terhambatnya pertumbuhan yang mengakibatkan

menurunnya hasil dan tanaman lebih cepat mati. Gejala penyakit yang

ditimbulkannya dapat sangat berat atau sangat ringan,biasanya terdapat

pada daun yang masih muda sehingga tidak tampak jelas. Gejala yang

paling jelas biasanya terdapat pada daun seperti timbulnya mozaik. Tetapi

ada sejumlah virus yang dapat menimbulkan gejala penyakit pada batang,

buah, akar dan sebagainya tapi tidak terlihat pada daun.

Kebanyakan penyakit virus tanaman bersifat sistematik dan virus

yang menjadi penyebab terdapat diseluruh bagian tanaman. Gejala yang

ditimbulkannya disebut gejala sistemik. Tetapi untuk virus tertentu dan

pada tanaman tertentu, gejala serangnya bersifat lokal dengan timbulnya

gejala nekrosa(kerusakan jaringan pada bagian tanaman tertentu) ditempat

terjadinya infeksi oleh virus. Gejala semacam ini disebut gejala lesio

lokal.Gejala lain akibat terserang virus pada tanaman adalah daun

menguning, bercak bercincin atau bergaris, penghambatan pertunbuhan,

kerdil, daun menggulung, mengkerut atau berubah seperti tali sepatu,

nekrosis, percabangan berbentuk sapu dan sebagainya.

Virus, merupakan suatu organisme yang bersifat parasit obligat

yang hanya terdiri dari protein dan asam nukleat baik berupa DNA atau

RNA, namun tidak dapat melakukan metabolisme layaknya organisme

pada umumnya. Sifat parasit obligat ini membuat virus hanya dapat

memperbanyak diri apabila ia berada dalam sel inang. Berbeda dengan

patogen-patogen penyebab penyakit atau hama lain seperti cendawan atau

bakteri, virus tidak dapat menginveksi inang secara langsung, sebab ia

tidak memiliki kemampuan untuk menembus jaringan inang. Virus hanya

dapat menginveksi inang apabila ia kontak langsung dengan membran

plasma sel, sehingga virus memerlukan benda atau organisme lain yang

dapat menginjeksikannya kedalam sel inang atau biasa disebut vektor.

Page 4: MAKALAH BIOSISTEMATIK

Virus membawa informasi genetik yang terdapat dalam DNA atau

RNAnya yang berfungsi untuk merusak sistem kerja sel inang. Virus juga

memiliki sifat khusus dalam menginveksi inangnya sebab virus hanya

dapat menginfeksi apabila informasi genetik dalam RNA atau DNA virus

dapat dibaca oleh sel inangnya. Ada hubungan yang sangat mendalam

antara virus dan tumbuhan inangnya. Virus tumbuhan, seperti halnya virus

lainnya, hanya dapat memperbanyak diri atau diperbanyak didalam sel

inangnya. Proses perbanyakan ini sering mengacaukan fisiologi inang dan

dapat mengakibatkan penyakit. Jadi virus lalu menjadi patogen. Dalam

lingkungan alami virus dan inangnya sering mencapai keseimbangan

dengan kerusakan minimun terhadap inangn, tekanan seleksi alami

memungkinkan keduanya untuk bertahan. Pada penyakit, perbanyakan

virus menyebabkan terjadi penyimpangan yang tampak atau gejala. Gejala

individual ataus indr om (kelompok gejala) mungkin menentukan virus

penyebabnya.

5. Alat dan Bahan

a. Alat

1) Kamera

2) Alat tulis

3) Papan jalan

4) Lup

b. Bahan

1) Area tanaman hortikultura

6. Cara Kerja

a. Memilih petak area yang akan diamati

b. Mengaati tanaman hortikultura pada petak yang dipilih

c. Mengamti dengan seksama gejala yang tampak pada tanaman yang

sakit serta dibandingkan dengan tanaman sehat

Page 5: MAKALAH BIOSISTEMATIK

d. Memprediksi penyakit yang menyerang tanaman dengan melakukan

studi litratur

e. Menghitung jumlah gundkan / gludan dalam satu petak

f. Menghitung Disease incidence (DI) proporsi tanaman yang tererang

penyakit dalam satu populasi

1) Menghitung seluruh tanaman yang ada dalam satu petak

2) Menghitung tanaman yang terkena virus

Rumus :

Keterangan :

n = jumlah tanaman sakit

N = jumlah tanaman yang diamati

g. Menghitung Disease Severity (DS) proporsi area / bagan tanaman yang

sakit dalam satu tanaman

1) Memilih sampel sejumlah 3 guudan dalam petak

2) Memilih 5 tanaman dari stiap guudan yang dijadikan sampel

3) Menghitung prosentase jumlah daun yang sakit dalam satu tanaman

Rumus :

h. Hasil perhitungan DA dan DS berupa prosentase (%), sehingga dapat

diketahui seberapa parah tingkat penyerangan virus tanaman (DI) yang

menghancurkan tanaman dalam suatu populasi. Di samping itu,

proporsi tingkat keparahan dari bagian tanaman dari tanaman dapat

diketahui dengan menerapkan rumus DS di atas.

Page 6: MAKALAH BIOSISTEMATIK

7. Data Pengamatan dan Analisis Data

A. Data Pengamatan

Menghitung Disease Incidence dan Disease Severity

a. Kelompok 1

Tanaman cabai

Disease Incidence (DI):

DI = 100 %

Disease Severity (DS):

DS = 56,25%

Tanaman tomat

Disease Incidence (DI):

DI = 100 %

Disease Severity (DS):

DS = 100%

b. Kelompok 2

Tanaman cabai

Disease Incidence (DI):

DI = 100 %

Disease Severity (DS):

DS = 56,25%

Tanaman tomat

Disease Incidence (DI):

DI = 100 %

Disease Severity (DS):

Page 7: MAKALAH BIOSISTEMATIK

DS = 100%

c. Kelompok 3

Tanaman cabai

Disease Incidence (DI):

DI = 90%

Disease Severity (DS):

DS = 97,95%

Tanaman tomat

Disease Incidence (DI):

DI = 62,5%

Disease Severity (DS):

DS = 98,24%

d. Kelompok 4

Tanaman cabai

Disease Incidence (DI):

DI = 100%

Disease Severity (DS):

DS = 83,51%

Tanaman tomat

Disease Incidence (DI):

DI = 100%

Disease Severity (DS):

DS = 100%

Page 8: MAKALAH BIOSISTEMATIK

e. Kelompok 5

Tanaman cabai

Disease Incidence (DI):

DI = 100%

Disease Severity (DS):

DS = 76,1%

Tanaman tomat

Disease Incidence (DI):

DI = 100%

Disease Severity (DS):

DS = 100%%

Rata-Rata DI dalam 5 kelompok:

Tanaman Cabai

Disease Incidence (DI):

DI = 98,03%

Disease Severity (DS):

DS = 72,58%

Page 9: MAKALAH BIOSISTEMATIK

Tanaman Tomat

Disease Incidence (DI):

DI = 89,28%

Disease Severity (DS):

DS = 99.8%

Rata-rata Disease Incidence (DI) tanaman cabai dan tomat: (proporsi

tanaman yang terserang penyakit dalam suatu populasi) dalam 5

kelompok (5 gundukan tanah) adalah 100%. Hal tersebut menunjukkan

tingkat penyerangan virus pada tanaman dalam suatu populasi adalah

sangat parah.

Rata-rata Disease Severity (DS) tanaman cabai dan tomat: (proporsi

area/bagian tanaman yang sakit dalam satu tanaman) dalam 5

kelompok (5 gundukan tanah) adalah 72,8% dan 99,8%. Hal tersebut

menunjukkan tingkat penyerangan virus pada tanaman dalam suatu

populasi adalah sangat parah.

Page 10: MAKALAH BIOSISTEMATIK

Data Gambar Gejala yang Muncul

Tanaman Cabai

Gambar daun yang memiiiki gejala terserang virus

Gambar daun yang tidak terserang virus

Tanaman Tomat

Page 11: MAKALAH BIOSISTEMATIK

Gambar daun yang memiiiki gejala terserang virus

B. Analisis Data

Berdasarkan perhitungan DI dan DS di lapangan diketahui bahwa

hampir 100% daun dan tanaman cabai/tomat terserang virus. Virus

merupakan salah satu penyebab penyakit yang menyerang hampir

sebagian besar tumbuhan, baik tumbuhan liar, budidaya atau bahkan

gulma. Serangan virus terhadap tumbuhan akan menunjukkan gejala

kerusakan pada jaringan tumbuhan tersebut. Bentuk gejala ni dapat

teramati secara kasat mata tanpa harus menggunakan alat bantu seperti

mikroskop dan alat optik lainnya. Untuk itu disini akan diamati bentuk

gejala serangan virus terhadap tanaman.

Virus yang menyerang tanaman cabai adalah TMV, TEV, TRV,

CMV, TRSV, CTV dan PVY. Virus merupakan penyakit yang sangat

berpotensi menimbulkan kegagalan terutama pada musim kemarau. Gejala

serangan umumnya ditandai dengan pertumbuhan tanaman yang

mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan.

Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit

ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau

penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi menjadi penular virus

diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia

dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian

maupun tangan terutama pada saat pemangkasan. Beberapa upaya

penanganan virus antara lain : membersihkan gulma (karena gulma

berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular

Page 12: MAKALAH BIOSISTEMATIK

virus, memusnahkan tanaman yang sudah terserang, kebersihan alat dan

memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat

melakukan penanganan terhadap tanaman. Berdasarkan kunjungan

lapangan di Civik Agro kelompok kami mengidentifikasi gejala penyakit

yang disebabkan oleh virus, yaitu:

TANAMAN CABAI

1.Penyakit Kuning

Salah satu OPT yang perlu diwaspadai adalah penyakit Virus

Kuning. Penyakit ini sangat merugikan, Penyakit tanaman cabe berupa

virus kuning atau Bule sangat mengganggu. Penyakit ini disebabkan oleh

serangga yang disebut Besmisia tabaci atau kutu kebul. Serangan virus

kuning bisa berakibat pada penurunan produksi cabe bahkan

kecenderungan gagal panen. Secara kasat mata gejala serangan penyakit

Virus Kuning mudah dikenali dengan ciri-ciri: Terjadi klorosis pada anak

tulang daun dari daun muda dan menyebar keseluruh bagian tanaman,

hingga tampak tanaman menguning, Daun mengeriting ke atas, menebal

dengan ukuran yang mengecil. Pertumbuhan terhambat atau kerdil. Infeksi

virus pada awal pertumbuhan tanaman menyebabkan tanaman menjadi

kerdil dan tidak menghasilkan bunga dan buah. Gejala kuning dapat dilihat

dari kejauhan.

Page 13: MAKALAH BIOSISTEMATIK

Gambar Gejala Kuning Pada Tanaman Cabai

Sedangkan gejala pada tanaman tomat adalah berupa tepi daun

menguning atau pucat dan melekuk ke atas seperti mangkok (cupping),

daun mengeras, daun mengecil dan tumbuh tegak, tanaman menjadi kerdil

apabila terinfeksi virus sejak awal pertumbuhan. Gemini virus termasuk

dalam kelompok virus tanaman dengan genom berupa DNA utas tunggal,

berbentuk ikosahedral, dan terselubung dalam virion ikosahedral kembar

(geminate) (Harrison 1985). Anggota kelompok Gemini virus dibedakan

berdasarkan tanaman inang, serangga vektor, dan struktur genomnya.

Anggota geminivirus yang ditularkan olehserangga vektor B. tabaci

umumnya dijumpai di daerah tropika dan subtropika yang dapat

mendukung perkembangan serangga vektor dengan baik.

Penyakit kuning cabai di Indonesia disebabkan oleh virus dari

kelompok/Genus Begomovirus (singkatan dari: Bean golden mosaic

virus), Famili Geminiviridae. Geminivirus dicirikan dengan bentuk

partikel kembar berpasangan (geminate) dengan ukuran sekitar 30 x 20

nm. Di Cuba, penyakit kuning pada cabai disebakan oleh Tomato yellow

leaf curl virus (TYLCV).

Virus ditularkan oleh kutu putih atau kutu kebul (Bemisia tabaci)

secara persisten yang berarti selama hidupnya virus terkandung di dalam

tubuh kutu tersebut. Virus tidak ditularkan lewat biji dan juga tidak

ditularkan lewat kontak langsung antar tanaman. 

Page 14: MAKALAH BIOSISTEMATIK

Serangan virus ini pada tanaman cabai menunjukkan gejala bercak

kuning di atas permukaan daun, dan perlahan-lahan bercak itu meluas

hingga seluruh permukaan daun menguning. Bentuk daun menjadi lebih

kecil dari ukuran daun normal, melengkung dan kaku. Pada serangan yang

berat, hamparan cabai bisa berubah warna menjadi kuning, lalu daun akan

rontok. Bila kita perhatikan tanaman yang terserang virus ini maka di

bawah permukaan daun akan di terlihat kutu berwarna putih/kutu kebul

(Besimia tabaci Genn.) yang di duga sebagai vektor (pembawa) penyebar

virus. Melihat gejala di atas dan adanya kutu kebul, ada dugaan bahwa

penyakit kuning keriting tersebut di sebabkan oleh geminivirus.

Gambar Kuning Keriting Pada Tanaman Cabai

Cara pengendalian

Jika tanaman sudah terserang virus kuning maka satu-satunya cara

yaitu dilakukan dengan cara dicabut dan dibakar atau dibuang pada tempat

yang jauh dari pemukiman tanaman cabai.

Cara Pencegahan:

Pertama, penggunaan benih yang sehat dan pembuatan persemaian

yang baik sehingga tanaman mampu tumbuh dan berkembang secara lebih

baik dan secara fisiologis mempunyai ketahanan yang lebih baik terhadap

gangguan OPT. Kedua, pemanfaatan kelambu untuk menutup persemaian

(pengerondongan persemaian). Kelambu terbuat dari kain sifon yang

dipasang dengan baik dan rapi sehingga tidak dapat ditembus dan

Page 15: MAKALAH BIOSISTEMATIK

dimasuki oleh vektor kutu kebul (Bemisia tabaci). Hal ini dimaksudkan

untuk menghindari penularan virus sejak dini.

Ketiga, penyiapan lahan tanam dengan baik. Keempat, penanaman

tanaman pagar (penghalang) di sekeliling petak pertanaman cabai, untuk

menghambat infestasi serangga vektor (yang berarti menghindari

penularan virus). Terdapat beberapa jenis tanaman pagar yang dapat

digunakan antara lain tanaman jagung dan orok–orok. Tanaman pagar

jagung ditanam sebanyak 6 baris kurang lebih 2–3 minggu sebelum tanam

cabai dengan jarak tanam yang rapat 15–20 cm. Apabila tanaman jagung

yang digunakan, dilakukan beberapa baris tanam dengan selang waktu

tanam satu minggu.

Kelima, sanitasi lingkungan berupa pembersihan dan pemusnahan

tanaman inang dan tanaman yang telah menunjukkan gejala serangan.

Keenam, pemasangan likat kuning (perangkap serangga berwarna kuning

yang sudah diberi perekat). Likat kuning dipasang di areal pertanaman

dengan tiang pancang setinggi + 50 cm (sedikit di atas tajuk tanaman)

sebanyak 40 buah/hektar.

Ketujuh, pemanfaatan PGPR (Plant Growth Promoting

Rhyzobacteria) yaitu merendam benih yang akan disemai dengan larutan

PGPR selama 6–12 jam dengan konsentrasi larutan 20 ml/liter air.

Pemanfaatan PGPR dapat juga dilakukan dengan cara dilakukan

penyiraman larutan PGPR setiap satu minggu sekali. Kedelapan, apabila

dimungkinkan dapat disemprotkan larutan cairan daun bayam duri atau

daun bunga pagoda atau daun nimba untuk menginduksi ketahanan

tanaman.

2.Penyakit Keriting

Gejala-gejala tanaman yang terkena pnyakit keriting antara lain :

a. Tulang-tulang daun menguning, atau terjadi jalur kuning sepanjang

tulang daun.

b. Daun menjadi belang hijau muda dan hijau tua.

Page 16: MAKALAH BIOSISTEMATIK

c. Daun menjadi lebih kecil, sempit daripada biasanya dan keriput.

d. Jika terserang saat tumbuhan masih muda, maka tanaman terhambat

pertumbuhannya dan kerdil

Gambar tanaman yang terkena penyakit keriting

Penyebabnya adalah CMV (Cucumber Mosaic Virus). Vektornya

berupa Aphid dan Thrips. Aphid memiliki mulut berupa alat tusuk dan

hisap. Pada saat ia berada di permukaan daun, Aphid akan menghisap zat-

zat dari daun, sehingga otomatis dia akan bisa menularkan penyakit (virus)

dan memperbanyak diri dalam tanaman tersebut. Sedangkan Thrips

bekerja dengan menusuk klorofil (zat hijau daun) yang sangat diperlukan

dalam proses pembuatan zat makanan bagi tumbuhan. Akibatnya, daun

menjadi pucat dan tidak dapat memasok kebutuhan organ lain.

Keriting daun cabe yang disebabkan oleh virus. Virus pada tanaman cabe

biasanya disebarkan oleh hama vektor myzus dan bemisia (kutu kebul).

Jika virus menyerang pada tanaman cabe akan memberikan gejala yang

bermacam-macam sesuai denga jenis virusnya. Salah satu gejala yang

akibatkan oleh virus tanaman cabe adalah adanya daun tanaman cabe yang

menggulung atau kita sebut keriting. Keriting daun yang disebabkan oleh

virus dapat dibedakan dengan penyebab lain karena virus ini akan

menyebabkan sebagian besar daun cabe menggulung. Hal ini berbeda

dengan gejala yang diakibatkan oleh trips maupun tungau yang akan

menggulung tanaman cabe hanya daun bagian ujung saja.

Page 17: MAKALAH BIOSISTEMATIK

Klasifikasi

Kingdom  : Virus

Divisi : Virus RNA

Kelas : Virus RNA

Ordo : Bromoviridas

Genus : Cucumovirus

Spesies : Cucumber mosaic virus

( Anonymous4, 2012 )

Gambar Cucumber Mosaic Virus Dilihat Dengan TEM

Hama keriting daun pada tanaman cabe. Sebenarnya ada beberapa

penyebab yang mengakibatkan daun tanaman cabe menjadi keriting.

Supaya kita mengetahui cara mengendalikan hama yang menyebabkan

gejala keriting daun cabe tersebut pasti harus didasari oleh pengetahuan

tentang penyebab keriting daun cabe tersebut.

a. Keriting daun cabe yang disebabkan oleh trips. Gejala keriting pada

daun tanaman cabe sebagian besar disebabkan oleh hama trips. Gejala

yang ditimbulkan oleh trips pada daun cabe adalah adanya daun yang

Page 18: MAKALAH BIOSISTEMATIK

keriting dengan bentuk lekukan yang menggulung ke atas. Biasanya

serangan trips diikuti dengan gejala rontoknya bunga cabe. Pada

permukaan daun bagian atas biasanya juga terdapat lapisan mengkilap

seperti perak. Hama tanaman ini sangat mudah dilihat kasat mata pada

bunga-bunga tanaman cabe dan didalam gulungan daun cabe, berbentuk

kecil memanjang seperti semut hitam dengan warna ada yang hitam dan

hijau. Binatang ini bisa bergerak cepat dan mudah meloncat.

Gambar Thrips parvispinus

Thrips parvispinus merupakan hama utama tanaman cabai.

Serangan hama thrips ditandai dengan adanya bercak-bercak keperakan

pada daun tanaman cabai. Hama ini lebih suka mengisap cairan daun

muda sehingga menyebabkan daun tanaman cabai mengeriting,

akhirnya tanaman menjadi kerdil. Hama thrips berkembangbiak secara

partenogenesis (tak kawin) sehingga populasinya berkembang sangat

cepat. Selain bersifat polifag, hama thrips juga merupakan serangga

vektor penular berbagai macam virus tanaman. Pengendalian hama ini

dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin,

tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau

lamdasihalotrin dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada

kemasan.

Hama Thrips Secara Umum

Page 19: MAKALAH BIOSISTEMATIK

Hama thrips sangat mudah ditemukan di areal pertanaman. Bentuk

tubuhnya langsing dengan panjang 1-2 mm, berwarna hitam dengan

bintik-bintik atau garis merah. Telur thrips berbentuk oval. Telur

menetas menjadi nimfa, tidak bisa terbang dan hanya meloncat-loncat.

Thrips muda (nimfa) biasanya berwarna agak keputihan, kekuningan,

hingga kemerahan. Serangga dewasa (imago) berwarna kuning pucat,

coklat atau hitam. Thrips akan berubah warna menjadi lebih gelap pada

suhu rendah. serangga betina memiliki dua pasang sayap kecil dan

terdapat rambut berumbai di bagian samping tubuhnya, sedangkan

serangga jantannya tidak bersayap. Thrips memiliki mulut asimetris

yang berfungsi untuk menusuk dan menghisap tanaman, terutama pada

bagian daun muda, kuncup atau tunas, bunga, dan buah muda. Masing-

masing tanaman memiliki ketahanan yang berbeda terhadap spesies

thrips, tergantung pada ketebalan epidermisnya.

Bagian tanaman yang dihisap cairannya akan menampakkan bercak

berwarna putih keperakan yang selanjutnya bercak berubah warna

menjadi kecoklatan. Pada serangan parah, daun tanaman tampak

menggulung dan mengeriting. Kebanyakan spesies thrips mengeluarkan

embun madu yang berpotensi mengundang datangnya serangan

cendawan jelaga.

Pada kelembaban udara 70% dan suhu 27-32°C thrips berkembang

biak sangat cepat karena pada kondisi demikian akan memicu produksi

homon seks sehingga terjadi perkawinan masal, selain thrips itu sendiri

mampu bereproduksi secara partenogenesis. Saat musim kemarau,

jumlah populasi meningkat dan akan berkurang bila terjadi hujan lebat.

Tekanan air hujan yang besar mampu menghanyutkan thrips.

Penyebaran hama thrips dari satu tanaman ke tanaman lain berlangsung

sangat cepat dengan bantuan angin maupun manusia.

b. Keriting daun cabe yang disebabkan oleh tungau. Tungau menyerang

tanaman cabe dengan memberikan gejala yang khas, yaitu daun yang

terserang akan melengkung ke bawah dengan rapih. Serangan tungau

Page 20: MAKALAH BIOSISTEMATIK

biasanya terjadi pada daun yang ketiga sampai kebawah. Jika daun yang

menggulung dibuka dan diperhatikan secara teliti maka permukaan

daun bagian bawah akan terdapat binatang yang sangat lembut sekali

(selembut tepung) yang bergerak secara perlahan-lahan. Warna tungau

pada permukaan daun biasanya hijau muda.

(Tetranychus cinnabarinus)

(Polyphagotarsonemus lotus)

c. Keriting daun cabe yang disebabkan oleh virus. Virus pada tanaman

cabe biasanya disebarkan oleh hama vektor myzus dan bemisia (kutu

kebul). Jika virus menyerang pada tanaman cabe akan memberikan

gejala yang bermacam-macam sesuai denga jenis virusnya. Salah satu

gejala yang akibatkan oleh virus tanaman cabe adalah adanya daun

tanaman cabe yang menggulung atau kita sebut keriting. Keriting daun

yang disebabkan oleh virus dapat dibedakan dengan penyebab lain

karena virus ini akan menyebabkan sebagian besar daun cabe

menggulung. Hal ini berbeda dengan gejala yang diakibatkan oleh trips

Page 21: MAKALAH BIOSISTEMATIK

maupun tungau yang akan menggulung tanaman cabe hanya daun

bagian ujung saja. Gejala keriting daun oleh Virus kadang-kadang juga

dikuti oleh kerdilnya tanaman dan berubahnya warna daun.

Kutu daun (Myzus persiceae) Kutu Kebul (Bemisia tabaci)

Setelah kita mengetahui beberapa penyebab keriting daun cabe

tentunya ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah dan

mengendalikan hama penyebab keriting tersebut:

a. Sanitasi lingkungan dengan membersihkan gulma dilahan maupun

disekitar lahan

b. Gunakan mulsa plastik hitam perak

c. Jarak tanam jangan terlalu rapat

d. Kalau memungkinkan gunakan sprinkel untuk menyiram tanaman

e. Untuk keriting daun cabe yang disebabkan oleh virus cegah dengan

mengendalikan vektornya

f. Gunakan insektisida yang tepat sasaran. Untuk trips, myzus dan bemisia

gunakan insektisida berbahan aktif abamektin, karbosulfan, fipronil,

imidakloprid. Untuk tungau gunakan akarisida seperti samite, mitac dan

mesurol.

Page 22: MAKALAH BIOSISTEMATIK

g. Ketika mengaplikasi pestisida tambahkanlah pupuk daun untuk

mempercepat pemulihan tanaman.

h. Jika merasa selalu kesulitan mengendalikan keriting daun tanaman cabe

maka hindari menanam cabe pada musim kemarau.

i. Tanaman yang menunjukkan gejala segera dicabut ( Semangun, 2000 ).

TANAMAN TOMAT

Tomat, adalah salah satu tanaman yang rentan terkena penyakit

yang diakibatkan oleh serangan virus. Karenanya virus termasuk salah satu

penyakit penting atau utama yang menyerang taaman tomat. Hampir

semua tomat yang ada saat ini belum ada yang memiliki daya tahan kuat

bila sudah terserang. Selama ini, penyakit virus yang dominan dan

seringkali menyerang tanaman tomat adalah TMV (Tobacco Mozaic

Virus). Namun, ternyata tidak hanya TMV saja yang menyerang

melainkan ada lebih dari 18 jenis virus yang kini menyerang tanaman

tomat. Bahkan mungkin jumlah itu bisa bertambah. Beberapa hasil

penelitian menunjukkan bahwa kerusakan yang ditimbulkan penyakit virus

dapat menyebabkan kehilangan produksi . Kehadiran TMV yang berat

dapat menekan produktifitas hingga 0,2 sampai 50% tergantung varietas

(Duriat,1979). Sedangkan di Jepang, mampu menekan produktifitas hingga

20 – 50% (Oshima,1979). Serangan terparah terjadi di lembah Alsace

Perancis oleh CMV yang menghancurkan sebagian pertanaman tomat yang

ada.

Seperti yang dijelas sebelumnya, virus pada tanaman tomat

dikelompokkan pada penyakit penting di berbagai negara. Neinhaus

(1981) mengungkapkan bahwa di negara tropis dan subtropis dilaporkan

ada 18 jenis virus yang menyerang. Sedangkan Kranz at al (1977)

melaporkan ada sekitar 12 jenis dengan menimbulkan gejala yang berbeda

tergantung jenis virusnya. Kasus lain terjadi di Jepang dimana menurut

Page 23: MAKALAH BIOSISTEMATIK

Oshima (1979) menyebutkan ada enam jenis virus yang sering menyerang

tanaman tomat di Jepang diantaranya : virus mosaic tembakau (TMV),

virus mosaik ketimun atau cucumber mosaic virus (CMV), virus streak

ganda atau double streak virus (DSV), virus bercak layu tomat atau

tomatto spotted wilt virus (TSWV) , virus kerupuk tomat atau leaf curl

virus (TLCV) dan virus kentang Y atau potato virus Y (PVY). Meskipun

demikian, tidak semua penyakit yang disebabkan virus tersebut dapat

dijumpai di seluruh negara baik tropik maupun sub tropik. Terkadang

serangnnya hanya pada daerah tertentu saja.

Di Indonesia serangan penyakit virus dilaporkan pertama kali oleh

Duriat dan Suyatno (1976). Hasil indentifikasinya menyimpulkan bahwa

TMV, PVY, CMV, PVX dan TRSV (tobacco ring spot virus) ditemukan

menyerang tomat. Tahun berikutnya Duriat (1977) kembali ditemukan

penyakit akibat virus yaitu TYNV (Tomato Yellow Net Virus). Sedangkan

penelitian yang berkaitan dengan virus tomat selanjutnya merupakan

konformasi dari hasil identifikasi di atas seperti mosaik pada tomat yang

disebabkan oleh CMV (Duriat dan Iriawati,1990) , virus TMV CMV dan

PVY pada sampel tomat yang dikumpulkan dari kecamatan Lembang Kab.

Bandung (Sutarya, 1989) atau gabungan PVX dan TMV yang

menyebabkan penyakit kerdil pada tomat (Sutarya,1992).

Mekanisme Virus Menyerang Tomat

Virus akan menjadi benda mati bila berada di luar jaringan hidup ,

namun virus bisa begitu stabil berada di luar inangnya sehingga dengan

mudah dapat bertahan disana. Kalau virus mulai mencapai permukaan

jaringan tumbuhan atau yang disebut dengan kontaminasi, maka partikel

virus kemudian masuk ke dalam tumbuhan melalui luka dan harus ada

yang membantu karena virus tidak mempunyai spora seperti cendawan,

flagel (cambuk getar) seperti bakteri atau bergerak seperti nematoda.

Sekali virus masuk ke dalam jaringan inangnya, maka akan mengakibatkan

perubahan fungsi. Perubahan fungsi tersebut tidak lain disebabkan oleh

Page 24: MAKALAH BIOSISTEMATIK

terhambatnya sintesa protein dan RNA tanaman inang untuk menjadi

nukleaotides, asam amino dan ribosom bebas yang dialihkan untuk

menjadi sintesa komponen pembentuk virus baru. Akibatnya secara

biologis maupun fisiologis, tanaman akan menyebabkan perkembangan

tidak secara penuh. Kerusakan yang ditimbulkan dapat berupa kekerdilan,

daun menguning, mosaik, kematian jaringan bahkan sampai kematian

tanaman. Semua itu dapat menjadi kendala produktifitas tanaman.

Penyakit-penyakit virus ini mungkin dapat dikacaukan dengan

abnormalitas genetik, gangguan fisiologi seperti kekurangan zat hara dan

keracunan oleh serangga. Namun demikian, penyakit virus tersebutselalu

dapat menular pada tanaman lain sebagai akibat kemampuannya

membelah diri dan memencar dari sel satu ke sel yang lain. Dari tumbuhan

satu kepada tumbuhan lain. Akibatnya dapat terjadi endemi yang kadang

kadang dapat menyebabkan kerusakan yang luas dan kerugian ekonomi

yang cukup besar. Sejauh ini penyebaran virus pada tanaman lain masih

terus dikembangkan dan diupayakan dicari solusinya. Beberapa penularan

virus yang umum adalah melalui : mekanik, kontak, tali putri, bagian

perkembangbiakan vegetatif, biji dan serbuk sari, serangga, dan tungau,

organmisme penghuni tanah serta alat-alat pertanian.

Gejala Serangan

Cukup banyak ciri /gejala yang menunjukkan suatu tanaman

terserang virus. Gejala serangan virus itu sendiri sangat tergantung pada

jenis virus yang menyerang, kultivar tanaman inang, dan keadaan

lingkungan. Secara umum gejala tanaman tomat yang terserang virus

adalah sebagai berikut:

1.Mosaik

   Mosaik ini ditandai dengan warna belang pencampuran lebih dari

satu warna. Mosaik pada daun biasanya berupa daun hijau yang tidak

merata karena dibeberapa bagian tercampur warna pucat atau kekuning-

kuningan yang menyebar seperti percikan. Sedangkan Lucas (1996) dalam

Page 25: MAKALAH BIOSISTEMATIK

kamus istilah patologi tanaman mengungkapkan bahwa Mosaik adalah

gejala daun yang memperlihatkan banyak daerah kecil berubah warna,

yang kontras dengan warna asalnya dan cenderung berupa lingkaran terang

seperti cincin. Pola bagian hijau yang bersiku kontras dengan warna

kuning; daerah yang dikelilingi cincin klorotik yang memberikan mosaik

kuning di atas warna hijau. Bila daerah warna yang berbeda menyatu, akan

menghasilkan gejala belang. TMV dan CMV merupakan contoh penyakit

yang memiliki gejala sperti ini.

2. Nekrosis

Nekrosis yaitu kematian jaringan yang bisa terjadi pada urat daun,

pada batang berupa garis-garis coklat, berupa bercak pada daun dan buah

serta kematian pada titik tumbuh.

3. Klorosis : warna pucat, baik pucat yang menyeluruh ataupun hanya

berupa bercak saja. Vein clearing yaitu warna pucat pada urat daun

sehingga urat daun kelihatan transparan, mengkilat diantara warna daun

yang hijau.

4. Rugose : permukaan daun tidak rata disebabkan karena pertumbuha urat

daun tidak sebanding dengan pertumbuhan helaian daun, sehingga daun

akan terlihat tidak rata dengan permukaan yang benjol-benjol.

Di lapangan penyebab adalanya gejala virtus ini lebih kompleks,

ada kalanya menyimpang, bisa lebih parah sampai tanaman menjadi mati.

Penyebab penyakit akibat virus bisa beragam bisa saja disebabkan oleh

satu jenis virus saja , bisa juga disebabkan oleh gabungan beberapa jenis

virus.

Langkah Pencegahan

Virus tidaklah seperti jamur atau nematoda yang bisa tersebar kemana –

mana oleh angin maupun air. Pergerakan virus ini hanya bisa terjadi bila

ada yang membawa, baik itu organisme hidup seperti vektor atau

pembawa lainnya, bagian dari tanaman yang terserang maupun manusia

Page 26: MAKALAH BIOSISTEMATIK

atau alat yang digunakan sewaktu memelihara tanaman. Cara

mengendalikan virus erat kaitannya dengan mengenali sifat-sifat virus

yang meliputi : bagaimana cara penyebaran dan penularannya, dan

bagaimana perbanyakan tanaman tersebut. Ada juga pengendalian virus ini

dengan menggunakan virus tular udara yang dibawa serangga untuk virus-

virus tular tanah. Beberapa cara untuk mengendalikan virus tomat ini

antara lain dapat dilakukan dengan:

1. Tanaman perangkap

Virus-virus tomat kebanyakan ditularkan melalui serangga.

Keaktifan serangga ini menjadi faktor utama dalam penyebaran penyakit

akibat virus. Penggunaan insektisida untuk mengendalikan vektor adalah

cara pintas yang sering dianjurkan.. Akan tetapi cara ini bukan satu-

satunya cara yang harus dilakukan , melainkan dapat menggunakan cara

lain yaitu : penggunaan tanaman perangkap.

Aphid sebagai serangga pembawa virus, biasanya menyukai warna

kuning cerah, penggunaan tanaman yang berwarna cerah sedikit banyak

dapat menarik aphid dan serangga lainnnya. Pada waktu hinggap afid akan

menusuk-nusukkan stiletnya untuk mengetahui apakah ia sudah

mendapatkan inang yang benar untuk makan disitu. Selama aphid

menusuk-nusuk, virus non persisten yang ada pada stiletnya akan tercuci.

Sehingga virus tersebut tidak akan tersebar pada tanaman tomat. Adapun

tanaman yang dapat menjadi penarik (atraktan) bagi serangga tersebut

adalah tanaman kubis-kubisan, jagung, serta bunga matahari.

2. Sanitasi dan eradikasi sumber infeksi

Kebersihan kebun saat persiapan dan selama pertanaman sangat

membantu mengurangi sumber infeksi virus. Gulma berdaun lebar

diyakini sering menjadi inang dari virus ini dan harus dibersihkan. Begitu

pula tanaman tomat yang sudah menunjukkan terkena serangan jangan

dibiarkan tumbuh namun harus dibuang secepatnya dan diganti dengan

tanaman yang sehat. Tanaman tomat bisanya dilakukan pemangkasan,

untuk itulah perlu dilakukan secara hati-hati dalam memilih cabang

Page 27: MAKALAH BIOSISTEMATIK

utamanya agar diperhatikan sisa-sisa pemangkasan tadi. Kemudian

usahakan petani ataupun buruh tidak membawa rokok ataupun bekas

rokok pada areal tanaman tomat karena rokok ini dapat menularkan virus

mosaik tembakau yang mudah menular secara kontak

3. Penggunaan benih yang sehat

Tomat yang sudah terserang virus sulit sekali disembuhkan.

Walaupun saat ini hanya tiga jenis virus utama yang menyerang

pertanaman tomat namun ketiganya sangat penting karena dapat tertular

melalui biji. Penelitian yang berkaitan dengan virus yang terbawa pada

benih yang dilakukan Sutarya dan Purwati (1992) menungungkapkan

bahwa ternyata dari 41 varietas tomat yang diuji, sebanyak 13

mengandung virus ToMV. Meskipun virus-virus lain tidak menular

melalui biji, namun bila tanamannya terserang sebelum berbuah maka

cairan buah tomatnya akan mengandung virus. Hal ini bisa menular pada

kulit yang pada akhirnya kemungkinan tertularnya benih di persemaian

tersebut bisa terjadi. Maka dalam hal ini pemilihan benih sehat dan unggul

merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam mencegah timbulnya

penyakit virus tersebut.

Proteksi silang.

Saat ini belum ada obat untuk menangani penyakit yang diakibatkan virus.

Karena itu pengendalian yang dilakukan dalam membasmi penyakit akibat

virus ini lebih ditujukan pada upaya pencegahan. Proteksi silang untuk

imunisasi tanaman adalah upaya yang umum dilakukan pada tomat untuk

mencegah infeksi virus yang lebih ganas. Pemberian imunisasi pada tomat

dengan memberikan strain virus yang telah dilemahkan diharapkan

mampu berfungsi sebagai sparing partner yang nantinya akan memiliki

kemampuan untuk menolak virus yang sama dengan serangan lebih ganas.

Adapun pengaruh pemberian strain virus yang diberikan pada tanaman

Page 28: MAKALAH BIOSISTEMATIK

tomat tidak akan terlalu merugikan disebabkan gejala yang diakibatkannya

pun tidak terlalu parah sehingga produksinya tidak banyak berkurang.

j. Kesimpulan

1. Berdasarkan perhitungan DI dan DS di Civik Agro hampir 100 % daun

dan tanaman cabai/tomat terserang virus.

2. Penyakit yang menyerang tanaman cabai di Civik Agro:

a. Penyakit kuning

Terjadi klorosis pada anak tulang daun dari daun muda dan

menyebar keseluruh bagian tanaman, hingga tampak tanaman

menguning, Daun mengeriting ke atas, menebal dengan ukuran

yang mengecil. Pertumbuhan terhambat atau kerdil. Infeksi virus

pada awal pertumbuhan tanaman menyebabkan tanaman menjadi

kerdil dan tidak menghasilkan bunga dan buah

b. Penyakit keriting

Gejala

1) Tulang-tulang daun menguning, atau terjadi jalur kuning

sepanjang tulang daun.

2) Daun menjadi belang hijau muda dan hijau tua.

3) Daun menjadi lebih kecil, sempit daripada biasanya dan

keriput.

4) Jika terserang saat tumbuhan masih muda, maka tanaman

terhambat pertumbuhannya dan kerdil

3. Penyakit yang menyerang tanaman tomat di Civic Agro:

a. Mosaic

b. Nekrosis

c. Klorosis

Page 29: MAKALAH BIOSISTEMATIK

d. Rugose

DAFTAR PUSTAKA

 

Anonymous1, 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/cabai. Diakses pada 27 Mei 2014

Anonymous2, 2012. http://www.plantamor.com/index.php?plant=271. Diakses

pada 27 Mei 2014

Anonymous3. 2011. http://en.wikipedia.org/wiki/ cercospora capsici. Diakses

pada 27 Mei 2014

Semangun, Haryono. 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di

Indonesia. UGM Press : Yogyakarta.

Suhardi. 1980. Hama dan penyakit tanaman sayuran di daerah transmigrasi

Lampung.  Hortikultura no. 10 : 289-291.

Suhardi. 1988. Laporan Survey Hama dan Penyakit serta Penggunaan Pestisida

pada Sayuran Dataran Rendah di indonesia. Kerjasama Proyek ATA-395 dan

Balai Penel. Hortik., Lembang.

Suranto. 2014. Modul Mata Kuliah Lapangan Biosistematik. Yogyakarta

Walker, J. C.. 1952. Disease of Vegetable Crops. McGraw Hill Book Co., New

York, 592

Page 30: MAKALAH BIOSISTEMATIK

LAMPIRAN FOTO DATA PENGAMATAN

Tanaman Cabai

Gambar daun yang memiiiki gejala terserang virus

Page 31: MAKALAH BIOSISTEMATIK

Gambar daun yang tidak terserang virus

Page 32: MAKALAH BIOSISTEMATIK

Tanaman Tomat

Gambar daun yang memiiiki gejala terserang virus